tugas

4
Penularan / Transmisi AIDS Penularan AIDS dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu : a. Secara Kontak Seksual 1. Ano-Genital Cara hubungan seksual ini merupakan perilaku seksual dengan resiko tertinggi bagi penularan HIV, khususnya bagi kaum mitra seksual yang pasif menerima ejakulasi semen dari pengidap HIV. 2. Ora-Genital Cara hubungan ini merupakan tingkat resiko kedua, termasuk menelan semen dari mitra seksual pengidap HIV. 3. Genito-Genital / Heteroseksual Penularan secara heteroseksual ini merupakan tingkat penularan ketiga, hubungan suami istri yang mengidap HIV, resiko penularannya, berbeda-beda antara satu peneliti dengan peneliti lainnya. b. Secara Non seksual Penularan secara non seksual ini dapat terjadi melalui : 1. Transmisi Parental

description

tugas

Transcript of tugas

Page 1: tugas

Penularan / Transmisi AIDS

Penularan AIDS dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu :

a. Secara Kontak Seksual

1. Ano-Genital

Cara hubungan seksual ini merupakan perilaku seksual dengan resiko tertinggi bagi

penularan HIV, khususnya bagi kaum mitra seksual yang pasif menerima ejakulasi

semen dari pengidap HIV.

2. Ora-Genital

Cara hubungan ini merupakan tingkat resiko kedua, termasuk menelan semen dari

mitra seksual pengidap HIV.

3. Genito-Genital / Heteroseksual

Penularan secara heteroseksual ini merupakan tingkat penularan ketiga, hubungan

suami istri yang mengidap HIV, resiko penularannya, berbeda-beda antara satu

peneliti dengan peneliti lainnya.

b. Secara Non seksual

Penularan secara non seksual ini dapat terjadi melalui :

1. Transmisi Parental

Penggunaan jarum dan alat tusuk lain (alat tindik, tatto) yang telah terkontaminasi,

terutama pada penyalahgunaan narkotik dengan mempergunakan jarum suntik yang

telah tercemar secara bersama-sama. Penularan parental lainnya, melalui transfusi

darah atau pemakai produk dari donor dengan HIV positif, mengandung resiko yang

sangat tinggi.

2. Transmisi Transplasental

Page 2: tugas

Transmisi ini adalah penularan dari ibu yang mengandung HIV positif ke anak,

mempunyai resiko sebesar 50%. Disamping cara penularan yang telah disebutkan di

atas ada transmisi yang belum terbukti, antara lain:

1. ASI

2. Saliva/Air liur

3. Air mata

4. Hubungan sosial dengan orang serumah

5. Gigitan serangga

Walaupun cara-cara transmisi di atas belum terbukti, akan tetapi karena prevalensi HIV telah

demikian tinginya di Amerika Serikat, maka tetap dianjurkan :

1. Ibu yang mengidap supaya tidak menyusui bayinya.

2. Mengurangi kontaminasi saliva pada alat seduditasi pada saat berciuman dan pada

anak-anak yang mengidap HIV yang menderita gangguan jiwa dan sering digigit

serangga.

3. bagi dokter ahli mata dianjurkan untuk lebih berhati-hati berhubungan dengan air mata

pengidap HIV.

4. Sarung tangan harus dipakai selama kontak dengan darah atau cairan tubuh lain seperti

urin, feses, atau muntahan.

5. Jika tangan terluka harus segera ditutup dengan kain pembalut.

6. Tangan harus segera dicuci segera jika berkontak dengan darah langsung, berbagi pisau

cukur dan sikat gigi harus dihindari.

7. jarum dan instrumen tajam lainnya harus digunakan ketika diperlukan secara medis dan

ditangani sesuai dengan rekkomendasi pengaturan perawatan kesehatan.

Page 3: tugas

8. CDC memastikan bahwa semua pekerja layanan makanan mengikuti standar dan

praktik kebersihan pribadi yang baik dan sanitasi yang terjamin. Centers for Disease

Control and Prevention melakukan tindakan pencegahan rutin bagi semua pekerja

jasa seperti penata rambut, tukang cukur, ahli kosmetik, dan terapi pijat. Instrumen

yang menembus

Risiko penularan HIV secara teoritis ada jika terdapat luka jaringan atau terkelupas

jaringan tubuh bersentuhan dengan darah orang yang terinfeksi atau cairan tubuh

menular lainnya. ( Zulkifli, 2004; HIV and it’s transmission 1999)

Sumber:

Zulkifli.2004. AIDS. Sumatera Utara (diakses library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-zulkifli4.pdf) diakses 18 April 2016

the Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 1999. HIV and it’s transmission. www.cdc.gov/ hiv /law/ pdf / Hiv tranmsmision. pdf diakses 18 April 2016