TUGAS 3 ISD
-
Upload
anggi-danun-saputro -
Category
Documents
-
view
252 -
download
0
Transcript of TUGAS 3 ISD
UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2013-2014
Nama : Anggi Danun Saputro
NPM : 1A113145
Kelas : 4KA36
TUGAS 3
ILMU SOSIAL DASAR
Anggi Danun Saputro 1A113145 Page 1
1. Permasalahan Pertumbuhan Penduduk Di Indonesia
Pada umumnya, masalah yang dialami negara berkembang seperti kita adalah masalah
pertumbuhan penduduk yang berlebih. Pertumuhan penduduk yang tidak terkendali tentu akan
menimbulkan banyak pengaruh dlam kehidupan. Akibat yang ditimbulkan tentu akan
mengganggu dan menimbulkan masalah di berbagai bidang.
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung
sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit"
untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu
mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai
pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang dihitung berdasarkan jumlah kelahiran dari
wanita usia subur dalam kurun 10 tahun terakhir ternyata tidak menurun. Mengacu data Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) 2012, laju pertumbuhan penduduk mencapai 1,5%,
jauh dari angka ideal yang semestinya di bawah 1%.
Indonesia memiliki jumlah penduduk yang terus meningkat setiap tahun. Sensus
penduduk yang diadakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan rata – rata pertambahan
jumlah penduduk 4,3 juta per tahun (2008 – 2011). Sebuah angka yang sangat besar ketika kita
membandingkan dengan Mexico (luas wilayah hampir sama dengan Indonesia) dengan
pertambahan penduduk 1,4 juta setiap tahunnya (2008 – 2011). Perhatikan Tabel. 1! Apakah
pertambahan jumlah penduduk tersebut bermanfaat baik untuk negara kita?
Pada tahun 2011, negara kita memiliki 23687 (ribu) penduduk dengan usia 0 – 4 tahun.
Angka ini meningkat sekitar 4,45% dari 22678 (ribu) pada tahun 2010. Usia 60 tahun ke atas
Anggi Danun Saputro 1A113145 Page 2
berada pada angka 18801 (ribu) pada tahun 2011 dan 18043 (ribu) pada tahun 2010 atau
meningkat sekitar 4,2% (Data lengkap pada Tabel. 2). Dari angka ini bisa kita simpulkan bahwa
tingkat kelahiran di Indonesia lebih besar dari tingkat kematian.
Fakta yang lain yang perlu diketahui adalah pengangguran. Pada Tabel. 3, angka
pengangguran pada tahun 2011 adalah 7,7 juta atau sekitar 3,15% dari total penduduk. Setengah
menganggur berada pada angka 13,52 juta atau sekitar 5,54% dari total penduduk. Lalu
dimanakah posisi sahabat muda sekarang? Menganggur atau setengah menganggur? Pertanyaan
ini akan terjawab pada sensus penduduk tahun depan.
Lalu bagaimana persentase penduduk Indonesia menurut tingkat pendidikan tertinggi?
Pada tahun 2011, 20,56 juta (8,42%) penduduk indonesia tidak pernah sekolah, 28,84 juta
(11,82%) lulus SD, 18,87 juta (7,73%) lulus SLTP dan 23,68 juta (9,7%) lulus SMTA. Kita
Anggi Danun Saputro 1A113145 Page 3
cukup berbangga hati dengan angka 8,05 juta (3,3%) penduduk Indonesia telah masuk/lulus
perkuliahan. Perhatikan Tabel. 4!
Memang 10 tahun lalu, lewat program Keluarga Berencana (KB) sudah ada upaya
menekan rata-rata jumlah anak yang lahir dengan mengurangi ratarata kelahiran usia wanita
subur 15–29 tahun atau total fertility rate (TFR) pada berkurang dari 2,6 menjadi 2,1. Sayang,
cita-cita tersebut pupus, karena pada tahun 2013 angka TFR masih pada kisaran 2,6. Angka ini
tidak bergerak sejak 10 tahun yang lalu.
Nah, pada tahun 2014 tinggal tersisa beberapa bulan lagi, artinya hampir mustahil target
2,1 tersebut bisa tercapai. Sekadar memberi gambaran, jika saja target TFR 2,1 tercapai maka
bisa disebut ratarata satu keluarga mempunyai dua anak. Angka dua anak adalah target ideal
program KB. Namun kalau TFR mandek pada kisaran 2,6, saya anggap keluargakeluarga
Indonesia masih punya tiga anak.
Padahal, tingginya TFR berkorelasi dengan angka kematian ibu (AKI) hamil atau
melahirkan. Data SDKI kembali menyebutkan, AKI di Indonesia mencapai 359 orang per
100.000 kelahiran. Ini tertinggi dibandingkan dengan negaranegara ASEAN lainnya. Di
Vietnam, angka AKI cuma 50 orang per 100.000 kelahiran. Atas kondisi ini, saya menyebut
dinamika kependudukan di Indonesia sudah “lampu merah”.
Bayangkan, dengan angka jumlah penduduk Indonesia yang saat ini mencapai sebesar
240 juta. Jika trennya masih seperti ini, diperkirakan pada 2030 jumlah penduduk kita mencapai
340-400 juta. Tidak hanya masalah kesehatan, di masa mendatang pastinya ledakan penduduk
yang tidak wajar akan menciptakan berbagai persoalan pelik seperti, krisis pangan, keterbatasan
lahan tempat tinggal, kerusakan lingkungan, tingginya angka kriminalitas.
Kekhawatiran ini wajar, karena saat ini saja kita masih diterpa persoalan kenaikan harga
cabai, bawang, daging sapi, daging ayam, dan sembako lainnya. Tingginya tingkat konsumsi
semakin sulit teratasi ketika jumlah penduduk melambung, sedangkan ketersediaan pangan
sangat terbatas. Lalu, apa yang menjadi persoalan kampanye KB selama ini? Permasalahan
Anggi Danun Saputro 1A113145 Page 4
pertama adalah, luas wilayah Indonesia yang secara geografis terbentang dari satu pulau ke pulau
yang lain.
Kedua, penerapan kebijakan otonomi daerah, karena masing-masing kepala daerah punya
arah yang berbeda dengan program KB. Sarana-prasarana penunjang pemakaian KB, seperti
klinik kesehatan, menjadi tidak optimal. Timpangnya pendapatan satu daerah dengan daerah
yang lain jelas membuat pembangunan sarana kesehatan juga terhadang. Belum lagi ketersediaan
tenaga dokter atau bidan. Di daerah makmur bisa jadi akan memiliki banyak klinik, dokter, dan
bidan.
Kondisi sebaliknya terjadi di daerah minus. Padahal, klinik-klinik inilah yang menjadi
ujung tombak sosialisasi agar masyarakat disiplin memakai alat-alat KB. Selain itu, ada kendala
banyak peraturan daerah (perda) yang masih mencantumkan setiap pelayanan alat kontrasepsi
dipungut biaya. Ini tidak bisa diubah kecuali perdanya diubah. Padahal, kita semua berharap
semua pelayanan alat kontrasepsi ini gratis, toh ini membantu program nasional.
Masalah seputar otonomi daerah tersebut, ditambah dengan tingginya angka drop out
(DO) atau putus pemakaian kontrasepsi. Sebagai gambaran angka DO untuk produk kontrasepsi
berjenis injeksi saja hingga mencapai 40%, padahal kami berharap hanya 20%. Tingginya angka
DO tersebut juga berkorelasidengankondisi infrastruktur kesehatan di daerah. Kalau jarak antara
klinik dengan rumah warga terlalu jauh, jelas tingkat kedisiplinan penggunaan alat kontrasepsi
akan menurun. Biaya ber-KB menjadi tidak ekonomis.
Cara Mengatasi Permasalahan Pertumbuhan Penduduk Di Indonesia
Mencegah perkawinan diusia dini / muda yakni 25 tahun kebawah salah satu solusi yang
dapat mengatasi permasalahan pertumbuhan penduduk di Indonesia. Perkawinan diusia muda
jelas menyebabkan permasalahan kependudukan diusia muda, karena wanita muda memiliki
kesempatan jangka waktu yang panjang untuk dapat hamil dan melahirkan, berbeda dengan
seorang wanita melangsungkan perkawinan yang usianya 25 tahun keatas maka kesempatan
untuk hamil dan melahirkan akan semakin pendek.
Mengatur jarak kelahiran juga salah satu solusi yang tepat untuk mengurangi jumlah
penduduk yang terus bertambah dengan melakukan KB (keluarga berencana) bagi para wanita,
adakalahnya untuk jarak kelahiran sebaiknya dibatasi minimal 2 tahun untuk melahirkan kembali
bagi seorang wanita. Sebaiknya juga untuk setiap keluarga hanya memiliki 2 anak saja, karena 2
anak saja sudah cukup, karena menurut pandangangan beberapa orang banyak anak banyak
rezeki itu sangat tidak benar justru akan menambah beban hidup keluarga dan Negara.
Untuk kepentingan perencanaan program pembangunan data merupakan hal yang sangat
vital. Salah satu hal yang perlu dilakukan untuk mendapatkan data registrasi vital yang akurat
sehingga bisa dimanfaatkan dalam perencanaan program pembangunan yang tepat guna dan
berhasil guna, masyarakat diharapkan mempunyai kesadaran tertib administrasi kependudukan,
artinya melaporkan setiap kejadian vital (kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk) kepada
Anggi Danun Saputro 1A113145 Page 5
petugas. Perlu kerjasama yang dikembangkan oleh petugas terkait dengan tertib adminstrasi,
masyarakat perlu difasilitasi dalam membiasakan diri melaporkan kejadian vital, seperti untuk
pembuatan akta kelahiran. Bidan atau siapapun yang menolong persalinan harus berupaya
memberi bantuan masyarakat untuk mendapatkan akte kelahiran anaknya. Begitu tenaga
kesehatan menolong persalinan mungkin bisa langsung membantu masyarakat untuk melaporkan
persalinannya melalui surat keterangan lahir kepada petugas kelurahan untuk selanjutnya
diproses di Kecamatan dan Kantor Catatan Sipil.
Program KB Untuk Mengatai Ledakan Penduduk
Keluarga Berencana atau yang biasa disingkat KB
adalah salah satu program yang digalakkan pemerintah
untuk menekan laju pertumbuhan penduduk Indonesia.
Hal ini disebabkan jumlah penduduk Indonesia
menduduki posisi nomor empat terbanyak di
dunia. Jika tidak dikendalikan, maka ledakan penduduk
ini akan menjadi sebuah masalah sosial yang bisa
mengganggu pembangunan bangsa.
Program Keluarga Berencana ini merupakan sebuah
program yang berada di bawah pengawasan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.
Lembaga inilah mengelola dan mengatur pelaksanaan program Keluarga Berencana bagi
masyarakat Indonesia.
Salah satunya dengan mengkampanyekan program Keluarga Berencana atau KB.
Masyarakat diajak untuk mengikuti program KB, agar jumlah keluarga bisa dikendalikan.
Program ini dimaksudkan untuk membatasi jumlah anak yang dimiliki oleh sebuah keluarga.
Kalau bisa dalam keluarga hanya memiliki dua anak saja.
Pemerintah juga meniupkan anggapan kepada masyarakat Macam-macam alat KB diperkenalkan
dan masyarakat diberikan keleluasaan untuk memilih alat kontrasepsi mana yang sesuai dengan
pilihan mereka.
Beberapa macam alat kontrasepsi dalam program keluarga berencana ini di antaranya
adalah pil KB, Spiral, vasektomi, suntik, IUD dan juga Kondom. Sasaran penggunaan alat KB
ini adalah para pasangan muda dan ibu yang baru melahirkan. Kepada mereka, program keluarga
dikenalkan sejak dini dengan harapan mereka bisa ikut mensukseskan program tersebut.
Dengan jargon yang telah berubah dari “dua anak cukup” menjadi
“dua lebih baik”, program keluarga berencana ini kembali dipromosikan kepada
masyarakat. Presiden soeharto yang pada masa pemerintahan dinilai telah berhasil menjalankan
program ini, ingin dicontoh oleh pemerintah sekarang dalam mengatasi masalah ledakan
penduduk di Indonesia.
Anggi Danun Saputro 1A113145 Page 6
Program Generasi Berencana (Genre)
Pemerintah meluncurkan program Genre atau
generasi berencana sebagai salah satu cara mengurangi
jumlah penduduk di Indonesia. Tujuannya untuk
mengurangi ledakan jumlah penduduk yang terlalu cepat
karena pernikahan yang belum matang. Ini juga akan
berdampak ke ekonomi penduduk Indonesia karena
pernikahan terlalu dini rawan akan perceraian.
Program Genre adalah salah satu program BKKBN dalam
mengajak remaja Indonesia untuk mulai merancang hidupnya sendiri mulai dari usia pernikahan,
usia siap untuk hamil serta mengatur jarak kehamilan dan jumlah anak. Program ini juga
mempunyai tujuan untuk mengenalkan remaja bahaya akan seks bebas, narkoba serta kesehatan
reproduksi.
Selain program pengurangan jumlah penduduk di atas pemerintah juga melakukan
program penyeimbangan jumlah penduduk melalui program migrasi dan juga transmigrasi. Dan
dengan penekanan jumlah penduduk di Indonesia, Indonesia bisa mengatasi kekurangan bahan
pangan sejak dini dan memikirkan solusi untuk menekan jumlah penduduk di Indonesia dengan
cara lain. Itu adalah dua cara mengurangi jumlah penduduk di Indonesia yang dilakukan
pemerintah, semoga generasi muda sadar akan masa depan mereka ketika mempunyai anak
banyak.
Masalah Persebaran Penduduk Yang Tidak Merata
Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk
penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara, apakah
penduduk tersebut tersebar merata atau tidak. Kepadatan
penduduk erat kaitannya dengan kemampuan wilayah dalam
mendukung kehidupan penduduknya. Daya dukung
lingkungan dari berbagai daerah di Indonesia tidak sama.
Daya dukung lingkungan pulau Jawa lebih tinggi
dibandingkan dengan pulau-pulau lain, sehingga setiap satuan
luas di Pulau Jawa dapat mendukung kehidupan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan, misalnya di Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Sumatra. Kemampuan suatu
wilayah dalam mendukung kehidupan itu ada batasnya. Jadi, meskipun di Jawa daya dukung
lingkungannya tinggi, namun juga perlu diingat batas kemampuan wilayah ter sebut dalam mendukung
kehidupan. Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau, provinsi,
Anggi Danun Saputro 1A113145 Page 7
kabupaten, maupun perkotaan dan perdesaan.Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan
pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan pemukiman dan industri.
Sebaliknya, banyak lahan di Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya
manusia. Sebagian besar tanah dipulau jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan
demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi
peningkatan keamanan negara. Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya tingkat migrasi ke pulau Jawa,
antara lain karena pulau Jawa:
a. Sebagai pusat pemerintahan.
b. Sebagian besar tanahnya merupakan tanah vulkanis yang subur.
c. Merupakan pusat kegiatan ekonomi dan industri sehingga banyak tersedia lapangan kerja.
d. Tersedia berbagai jenjang dan jenis pendidikan.
e. Memiliki sarana komunikasi yang baik dan lancar.
Persebaran yang tidak merata berpengaruh terhadap lingkungan hidup. Daerah-daerah
yang padat penduduknya terjadi eksploitasi sumber alam secara berlebihan sehingga
terganggulah keseimbangan alam. Sebagai contoh adalah hutan yang terus menyusut karena
ditebang untuk dijadikan lahan pertanian maupun pemukiman. Daya dukung lingkungan dari
berbagai daerah di Indonesia tidak sama. Daya dukung lingkungan pulau Jawa lebih
tinggidibandingkan dengan pulau-pulau lain, sehingga setiap satuan luas di Pulau Jawadapat
mendukung kehidupan yang lebih tinggi dibandingkan dengan, misalnya di Kalimantan, Papua,
Sulawesi, dan Sumatra. Kemampuan suatu wilayah dalam mendukung kehidupan itu ada
batasnya. Apabila kemampuan wilayah dalam mendukung lingkungan terlampau dapat berakibat
pada terjadinya tekanan-tekanan penduduk. Jadi, meskipun di Jawa daya dukung lingkungannya
tinggi, namun juga perlu diingat batas kemampuan wilayah tersebut dalam mendukung
kehidupan. Faktor penyebab persebaran penduduk yang tidak merata antara lain:
Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya
tidak disenangi sebagai tempat tinggal.
Kesuburan tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, karena dapat
dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.
Topografi atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat
tinggal di daerah datar.
Perhubungan atau transportasi.
Ketersediaan lapangan pekerjaan.
Solusi Mengatasi Masalah Persebaran Penduduk Yang Tidak Merata
Salah satu upaya mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata ialah melakukan
pemerataan pembangunan baik diwilayah Indonesia timur, tengah maupun barat akan
mengurangi jumlah penduduk yang memilih untuk mengadu nasib ke pulau Jawa. Jika
pembangunan di daerah-daerah sudah hampir sama dengan di pusat, maka penduduk tidak perlu
Anggi Danun Saputro 1A113145 Page 8
keluar dari daerahnya. Pada akhirnya, mereka bisa ikut serta membangun daerahnya masing-
masing. Dan hal ini akan berdampak pada pembangunan secara nasional.
Cara lainnya dengan menciptakan lapangan kerja di daerah agar tidak menjadikan pulau
Jawa sebagai satu-satunya pusat industri di Indonesia. Dengan kata lain, pabrik-pabrik besar
tidak hanya dibangun di Jawa, tapi diseluruh pulau besar di Indonesia secara merata. Dengan
begitu, penduduk tidak perlu pergi ke Jawa untuk mencari pekerjaan karena didaerahnya sudah
terdapat lapangan kerja yang bisa menampung mereka atau membangun suatu lapangan pekerja
bagi yang pendatang dari daerah lain yang berurbanisasi karena orang yang merantoh dari daerah
lain pasti dia belum tahu apa yang bisa di kerja disana ,apakah disana hanya numpang sama
teman kosnya atau hanya bisa menunggu kiriman dari keluarganya, maka dalam hal ini
pemerintah harus bertindak dalam menghadapi masalah tersebut karena kenapa persebaran
penduduk yang tidak merata yang tidak diatasi maka berdampak bagi pengangguran dan
menurunnya perekonomian Indonesia.
Dengan mengadakan program transmigrasi memindahkan penduduk dari wilayah yang
sudah padat penduduk ke tempat yang lebih sedikit penduduknya seperti Kalimantan, Sulawesi
dan papua agar persebaran penduduk di Indonesia merata dan tidak padat hanya di pulau jawa.
2. Definisi Migrasi
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari
tempat yang satu ke tempat yang lain dengan tujuan untuk
menetap. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi
internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang
melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga
migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk
yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja. igrasi
merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas
penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk
ada yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun
internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas penduduk
permanen disebut migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat
lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.
Dalam teori terdapat berbagai pendapat dari para ahli , yaitu:
Menurut Knox & Pinc (2000) zamam modern perubahan migrasi yaitu meningkatnya
jumlah penduduk dari suatu daerah, meningkatnya kepadatan penduduk dan dalam waktu
yang sama meningkatkan juga perbedaan dan stratafikasi sosial penduduk.
Anggi Danun Saputro 1A113145 Page 9
Menurut Vago (1999) melalui teori ini perubahan sosial berkait rapat dengan perubahan
dimensi diperingkat lokal, wilayah dan global yang di dukung dengan perubahan
tenologi. Ruang lingkup evoluasi perubahan sosial termasuklah dalam aspek perubahan
manusia, stratifikasi sosial, pendidikan dan ekonomi. Dampak kepada evoluasi perubahan
sosial itu ia memberi kesan kepada corak, struktur dan organisasi sosial masyarakat. Ini
bemakna kesan proses urbanisasi tadi membentuk identitas baru masyarakat secara
evoluasi sama ada dalam jangka masa pendek atau jangka masa panjang.
Menurut E.G.Ravenstein (2001) arus dan arus balik, artinya setiap arus migrasi utama
menimbulkan arus balik penggantiannya perbedaan antara desa dan kota mengenai
kecenderungan melakukan imigrasi. Wanita melakukan migrasi pada jarak dekat
dibandingkan pria .Teknologi dan Imigrasi, artinya bahwa teknologi menyebabkan
migrasi meningkat motif ekonomi merupakan dorongan utama orang melakukan migrasi.
Macam – Macam Migrasi
Migrasi Internasional
Migrasi Internasional adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain.
Migrasi ini dapat dibedakan atas tiga macam yaitu:
1. Imigrasi
Imigrasi yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan
menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran.
2. Emigrasi
Emigrasi yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang
melakukan emigrasi disebut emigran.
3. Remigrasi
Remigrasi adalah kembalinya penduduk ke negara asal setelah beberapa lama berada
di negara orang lain.
Migrasi Nasional atau Internal
Migrasi Nasonal adalah perpindahan penduduk di dalam satu negara. Migrasi ini terdiri atas
beberapa jenis, yaitu:
1. Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan menetap.
Faktor yang menyebabkan terjadinya urbanisasi yaitu: ingin mencari pekerjaan,
karena di kota lebih banyak lapangan kerja dan upahnya tinggi, ingin mencari
pengalaman di kota, ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan
sebagainya.
2. Transmigrasi
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau
yang jarang penduduknya di dalam wilayah Indonesia. Transmigrasi pertama kali
Anggi Danun Saputro 1A113145 Page 10
dilakukan di Indonesia pada tahun 1905 oleh pemerintah Belanda yang dikenal
dengan nama kolonisasi.
3. Ruralisasi
Ruralisasi adalah perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan menetap.
Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi.
Faktor – Faktor Penyebab Migrasi
1. Faktor Geografis / Keadaan Alam
Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan pada daerah asal sehingga menyebabkan
migrasi ke daerah yang memiliki sumber-sumber kehidupan yang lebih memadai, seperti
menurunnya daya dukung lingkungan, menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu
yang bahan bakunya makin susah diperoleh. Contohnya : waktu terjadinya kekeringan di
daerah NTT yang menyebabkan kelaparan dan kurangnya sumber air bersih yang
kebanyakan dari para penduduk setempat mengalami berbagai penyakit, sehingga mereka
mencari sumber air yang lebih memadai, seperti daerah di pulau Jawa.
2. Faktor Kestabilan Politik
Adanya tekanan-tekanan pada bidang politik yang melanggar hak asasi penduduk di daerah
asal. Contohnya : Kerusuhan dan demonstrasi besar-besaran pada era orde baru yang
menuntut lengsernya kepempimpinan pemerintahan Soeharto sehingga menyebabkan
kurangnya rasa aman bagi para penduduk setempat khususnya penduduk keturunan bangsa
oriental berelokasi atau migrasi ke daerah yang lebih aman seperti di daerah Jawa Barat.
3. Faktor Keagamaan
Adanya tekanan-tekanan pada bidang agama. Contoh : sekitar tahun 2000-an terjadinya
pembantaian umat muslim di Poso oleh agama lain yang tidak diketahui dengan pasti
penyebab terjadinya pembantaian tersebut, untuk menghindarinya para umat muslim
melakukan migrasi ke pulau Jawa.
4. Faktor Kebudayaan
Adanya tekanan pada perbedaan suku. Karena tidak adanya rasa saling menghormati dan
menghargai perbedaan kebudayaan antar suku maka mengakibatkan perselisihan antar
suku yang kemudian menyebabkan terpecahnya integrasi sosial diantara dua suku.
Contonya : Perselisihan antara suku Dayak (Kalimantan) dengan suku Madura (Madura)
yang mengakibatkan disintegrasi dan banyak penduduk setempat yang menjadi korban
akibat perselisihan antarsuku tersebut yang pada akhirnya para penduduk rela
meninggalkan daerah asalnya demi keselamatan dan keamanan dirinya dan keluarga.
5. Faktor Pendidikan & Perkawinan
Alasan pendidikan dan perkawinan. Sama halnya dengan lapangan pekerjaan, pendidikan
dan perkawinan juga memegang peranan penting sebagai faktor penyebab terjadinya
migrasi. Contohnya : Dalam bidang pendidikan, kurangnya pendidikan di daerah terpencil
Anggi Danun Saputro 1A113145 Page 11
yang sulit dijangkau menyebabkan sebagian orangtua menyekolahkan anaknya di kota
besar yang tingkat dan fasilitas pendidikannya lebih maju dan memadai, dengan harapan
anaknya mendapatkan masa depan yang lebih cerah. Sedangkan dalam faktor perkawinan,
ada anggapan bahwa seorang istri yang memiliki suami dari luar daerah harus ikut tinggal
bersama dengan suami di daerah asal suaminya.
6. Faktor Bencana Alam
Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim kemarau panjang
atau adanya wabah penyakit. Contohnya : Musibah Lumpur Lapindo yang terjadi di
Sidoarjdo, Jawa Tengah mengakibatkan korban musibah tersebut rela meninggalkan rumah
di kampung mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.
Selain itu migrasi juga bisa disebakna karen konflik.Terjadinya migrasi (perpindahan)
penduduk dari sebuah tempat atau negara ke tempat lain dari waktu ke waktu terus mangalami
perubahan. Perubahan migrasi tidak hanya dipengaruhi demograsi saja, namun cukup kompleks
mulai dari ekonomi, politik, konflik sampai perubahan iklim.
Menurut Rainer Munz (Ahli Demografi) yang saat ini menjadbat sebagai Head Of
Research and Development At Erste Bank di Wina Austria dalam diskusi PSKK di UGM,
menjelaskan tentang Global Migration Pattern. “Meskipun tidak langsung, tapi faktor perubahan
iklim juga mempengaruhi terjadinya migrasi suatu bangsa”. Munz mencontohkan abad 20
melanda beberapa negara yang terjadi konflik seperti India, Bangladesh, Israel, Palestina, hingga
Cina dan Taiwan. Sementara di akhir abad 20, konflik etnik melanda Bosnia, Sudan, Kongo dan
lain-lain. Munz menilai karakteristik migrasi dunia saat ini menunjukkan sebuah tren seperti
populasi yang menua, maupun turunnya tingkat fertility (kelahiran). “memang tidak merata,
seperti Indonesia dan India tingkat fertilitynya masih tetap naik”, ujarnya.
Dalam diskusi tersebut Munz menyinggung tentang adanya perbedaan kebijakan migrasi di
AS dan Eropa. Di AS lebih terbuka soal migrasi. Berbeda dengan Eropa yang cenderung lebih
ketat memberlakukan kebijakan migrasi. Ini disebabkan karena masyarakat “pribumi” Eropa
menilai migrasi hanya akan membebani keuangan negara.Hampir sama yang terjadi di Arab
yang juga cukup ketat menerapkan imigrasi ini. Satu hal yang menarik yang diungkapkan munz
misalnya India yang banyak mengirimkan pekerja migran ke luar negeri, bahkan mengubah
kewarganegaraan.
Anggi Danun Saputro 1A113145 Page 12
3.HAM ( Hak Asasi Manusia )
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada
diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada
ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang
terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan
instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh.
Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali
dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini.
HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum
reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup
bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap
orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Dalam hal ini
penulis merasa tertarik untuk membuat makalah tentang HAM. Maka dengan ini penulis
mengambil judul “Hak Asasi Manusia”.
Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang
bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga, dan
dilindungi. hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga keselamatan
eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan
dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi
Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu, pemeritah
(Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer), dan negara.
Sejalan dengan amanat Konstitusi, Indonesia berpandangan bahwa pemajuan dan
perlindungan HAM harus didasarkan pada prinsip bahwa hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan hak pembangunan merupakan satu kesatuanyang tidak dapat di pisahkan, baik
dalam penerapan, pemantauan, maupun dalam pelaksanaannya. Sesuai dengan pasal 1 (3), pasal
55, dan 56 Piagam PBB upaya pemajuan dan perlindungan HAM harus dilakukan melalui sutu
konsep kerja sama internasional yang berdasarkan pada prinsip saling menghormati,
kesederajatan, dan hubungan antar negaraserta hukum internasional yang berlaku.
Program penegakan hukum dan HAM meliputi pemberantasan korupsi, antitrorisme, serta
pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya. Oleh sebab itu, penegakan hukum
dan HAM harus dilakukan secara tegas, tidak diskriminatif dan konsisten.
Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Hak
asasi manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputar hak asasi
manusia yaitu Komnas HAM. Kasus pelanggaran ham di Indonesia memang masih banyak yang
belum terselesaikan / tuntas sehingga diharapkan perkembangan dunia ham di Indonesia dapat
terwujud ke arah yang lebih baik. Salah satu tokoh ham di Indonesia adalah Munir yang tewas
dibunuh di atas pesawat udara saat menuju Belanda dari Indonesia.
Anggi Danun Saputro 1A113145 Page 13
Contoh Kasus Pelanggaran HAM Tragedi Trisakti Silam
Salah satu kasus pelanggaran HAM terbesar di
Indonesia adalah kasus Trisakti. Tragedi Trisakti
adalah peristiwa penembakan, pada 12 Mei 1998,
terhadap mahasiswa pada saat demonstrasi menuntut
Soeharto turun dari jabatannya. Kejadian ini
menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti di
Jakarta, Indonesia serta puluhan lainnya luka.
Peristiwa Trisakti ini berkaitan erat dengan gerakan
reformasi pada tahun 1998 lalu. Berawal dari
keinginan mahasiswa untuk menggulingkan
pemerintahan Presiden Soeharto yang memang terbukti melakukan praktek KKN (Korupsi,
Kolusi, Nepotisme), maka terjadilah demonstrasi besar-besaran di seluruh Indonesia. Bentrokan
fisik antara para mahasiswa dengan aparat kepolisian pun tidak terhindarkan lagi. Bentrokan
pada 12 Mei 1998 pun menewaskan 4 mahasiswa dari Universitas Trisakti akibat tembakan
peluru dari pihak aparat.
Inilah sekilas dari apa yang telah terjadi 12 Mei 1998 di Jakarta yang mewakili apa yang
terjadi di Indonesia. Tragedi Trisakti sangat terkenal, disini para mahasiswa menjadi korban akan
rezim Soeharto. Dalam penertiban aksi unjuk rasa ini ternyata para aparat keamanan tidak
melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan. Penemuan 4 mayat sebagai korban aksi ini
memecah emosi mahasiswa dan masyarakat. Aparat keamanan melanggar hak asasi dari para
mahasiswa.
Pelanggaran hak asasi yang tejadi yaitu para pemerintah dan para aparat keamanan
merebut hak mereka untuk beraspirasi, menyuarakan pendapat mereka. Para mahasiswa itu
menuntut agar Soeharto, yang saat itu menjabat sebagai Presiden RI, turun dari jabatannya.
Mengapa? Ternyata Soeharto menjalankan pemerintahannya secara diktator, hak-hak masyarakat
tidak diakui, krisis moneter yang menjadi akibat dari perbuatannya, dan masih banyak keburukan
ain dari pemerintahannya.
Sepanjang malam tanggal 12 Mei 1998 hingga pagi hari, masyarakat mengamuk dan
melakukan perusakan di daerah Grogol dan terus menyebar hingga ke seluruh kota Jakarta.
Mereka kecewa dengan tindakan aparat yang menembak mati mahasiswa. Jakarta geger dan
mencekam.
Anggi Danun Saputro 1A113145 Page 14
Komentar
Menurut saya pada zaman pemerintahan soeharto pemerintahaanya cendrung tertutup
tidak menerima aspirasi dan saran dari warga negaranya padahal mereka sebagai warga Negara
mempunyai hak sebagai warga negara untuk mengemukakan pendapat pada pemerintahan untuk
menyalurkan aspirasi secara umum. Hak keempat mahasiswa untuk memperoleh pendidikan
yang layak juga telah diambil bersama dengan hak hidup mereka. Suatu kekejian yang dilakukan
oleh pemrintah melalui aparat keamanan yang ada saat itu. Mahasiswa yang saat itu hanya ingin
menyuarakan aspirasi mereka akan apa yang terjadi di negara mereka dan menyampaikan apa
yang menjadi keinginan mereka dan bangsa Indonesia ternyata harus mendapat tindakan
“penertiban” dari aparat keamanan. Kekerasan yang terjadi menjadi suatu keprihatinan bangsa,
kekecewaan rakyat terhadap respon dan tindakan pemerintah. Katanya Indonesia adalah Negara
yang adil dan merdeka, namun apa yang terjadi? Saat generasi mudanya ingin mengkritisi
negaranya sendiri ternyata mereka dicegah, dipukul, disiksa, kampus mereka dilempari gas air
mata, peluru karet ditembakkan, dan tewasnya empat generasi muda bangsa. Mereka rela
berkorban hanya untuk membela warga Negara untuk mendapatkan hak yang lebih baik, berkat
kegigihan mereka presiden soeharto lengser juga dari kepemimpinanya pada masannya.
Sebenarnya kasus tragedy trisakti dapat dicegah tanpa adanya konflik yang mendalam
jika dari pemerintahnya sendiri menerima aspirasi dari rakyat dan tidak menolak dengan cara
kekerasan. Untuk apa DPR dan MPR dibentuk jika pada masa Soeharto tidak menerima aspirasi
dari rakyat malah mereka yang sedang beraspirasi ditembak oleh penembak jitu bayaran
pemerintahan soeharto.
Untuk itu kita tak boleh lupa bahwa reformasi yang kita tuai saat ini masih “berlumur
darah para pejuang reformasi” yang oleh kekuasaan dan penguasa kini dan disini nyaris di
lupakan. Kita tak akan pernah menjadi bangsa yang besar kalau kita alpa dan lupa dengan
sejarah.
Anggi Danun Saputro 1A113145 Page 15
Daftar Pustaka
http://nasional.sindonews.com/read/2013/09/26/18/787552/pertumbuhan-penduduk-sudah-
lampu-merah
http://bps.go.id.html
http://www.anneahira.com
http://rafkind.blogspot.com/2013/05/persebaran-penduduk-di-indonesia.html
http://ihwanudinsuryajaya.blogspot.com/2012/09/isd-pengertian-migrasi-macam-macam.html
http://carlz185fr.wordpress.com/2013/04/24/jenis-jenis-migrasi/
http://therebellgraduate.blogspot.com/2013/01/faktor-penyebab-migrasi.html
http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-macam-dan-jenis-hak-asasi-manusia-ham-yang-
berlaku-umum-global-pelajaran-ilmu-ppkn-pmp-indonesia.html