Tugas 3, Drosophila
-
Upload
aliqoatirabbani -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
description
Transcript of Tugas 3, Drosophila
![Page 1: Tugas 3, Drosophila](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081816/563db7ad550346aa9a8cedbf/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA
PREPARASI MEDIA DAN SIKLUS HIDUP DROSOPHILA
Disusun Oleh:
Azimah Liqo’ati Rabbani
200110140171
Kelas : B
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2015
![Page 2: Tugas 3, Drosophila](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081816/563db7ad550346aa9a8cedbf/html5/thumbnails/2.jpg)
I
PENDAHULUAN
Lalat Buah (Drosophila melanogaster) mungkin bagi kebanyakan orang
merupakan hewan yang mengganggu dan menjijikan apalagi hewan ini sering kali
menjadi musuh bagi para penjual buah-buahan maupun penjual minuman “jus”.
Kehadirannya akan membuat para pembeli enggan membeli buah atau jus bila
tempat menyimpan buah-buahan ataupun sisa buah yang busuk atau kulit buah
yang dibuang di tempat sampah banyak dikerumuni oleh lalat ini. Namun siapa
sangka, lalat buah di tangan orang biologi terutama bagi orang yang
berkecimpung dalam bidang genetika justru lalat buah menjadi “hewan
primadona”. Lalat ini memegang peranan yang penting dalam beberapa pengujian
genetika, seperti dalam pengujian Hipotesis Mendel. Drosophila melanogaster
dipilih sebagai objek percobaan karena sangat mudah berkembangbiak (hanya
memerlukan waktu dua minggu untuk menyelesaikan seluruh daur
kehidupannya), mudah pemeliharaannya, serta memiliki banyak variasi fenotipe
yang relatif mudah diamati.
Drosophila melanogaster akan kawin setelah berumur 8 jam. Dengan
demikian, hewan betina sudah dapat bertelur keesokan harinya. Seekor
Drosophila melanogaster betina sanggup menghasilkan sekitar 50-75 butir telur
sehari atau sekitar 400-500 telur dalam 10 hari. Telur tersebut berwarna putih
susu, berbentuk bulat panjang berukuran sekitar 0,5 mm2.
Ciri umum dari Drosophila melanogaster, antara lain : memiliki mata
majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwarna merah, memiliki warna tubuh
kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang,
berukuran kecil antara 3-5 mm (jantan dan betina memiliki ukuran yang berbeda),
urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat
dengan tubuhnya, sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12
percabangan.
![Page 3: Tugas 3, Drosophila](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081816/563db7ad550346aa9a8cedbf/html5/thumbnails/3.jpg)
Lalat buah dan Artrophoda lainnya mempunyai tiga bagian tubuh utama,
yaitu; kepala, thoraks, dan abdomen. seperti hewan simetris bilateral lainnya,
Drosophila sp. ini mempunyai poros anterior dan posterior (kepala-ekor) dan
poros dorsoventral (punggung-perut). Pada Drosophila sp, determinan sitoplasmik
yang sudah ada di dalam telur memberi informasi posisional untuk penempatan
kedua poros ini bahkan sebelum fertilisasi. Setelah fertilisasi, informasi dengan
benar dan akhirnya akan memicu struktur yang khas dari setiap segmen.
Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu
dari telur – larva instar I – larva instar II – larva instar III – pupa – imago. Fase
perkembangan dari telur Drosophila melanogaster dapat dilihat lebih jelas pada
gambar di bawah ini.
Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari
dua periode. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi
sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu
kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk
makan. Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut
perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa,
dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada
perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa.
Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya
diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua
![Page 4: Tugas 3, Drosophila](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081816/563db7ad550346aa9a8cedbf/html5/thumbnails/4.jpg)
setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina
meletakkan 50- 7 Siklus hidup, 75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500
buah dalam 10 hari. Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput
vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat
(Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion
mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut.
Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing,
dan menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Selama periode
pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas
sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan
jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva
(instar ketiga) makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir,
larva instar ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang
kering dan berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila,
destruksi sel-sel larva terjadi pada prose pergantian kulit (molting) yang
berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva instar 1 8 Siklus
hidup, ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari
pupa ke imago.
Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika
terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung
baik. Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada
kertas tissue dalam botol. Dan disini larva akan melekatkan diri pada tempat
kering dengan cairan seperti lem yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan
kemudian membentuk pupa11 . Saat larva Drosophila membentuk cangkang
pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala
dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan
kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan
kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak
aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa .
![Page 5: Tugas 3, Drosophila](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081816/563db7ad550346aa9a8cedbf/html5/thumbnails/5.jpg)
Dalam pemeliharaan drosophila perlu dilaksanakan dengan tidak
mengabaikan beberapa ketentuan, antara lain: botol media harus steril dari jamur
dan semiparasit (tungau). Media yang telah lama digunakan dan sangat
memuaskan adalah yang telah diramu menurut B. Spassky dari Universitas
Columbia. Bahan yang diperlukan dalam penyedia pakan drosophila adalah
karbohidrat dengan sedikit ragi. Drosophila yang dewasa dan larva akan
mengkonsumsi keduanya baik ragi, protein, dan pakan media, oleh karena itu
untuk memberikan kesempatan pertumbuhan yang baik bagi larva, diperlukan
permukaan yang luas bagi tumbuhnya ragi.
Tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara penyiapan media
biakan drosophila dan mengetahui siklus hidup drosophila dan lama generasi
interval.
![Page 6: Tugas 3, Drosophila](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081816/563db7ad550346aa9a8cedbf/html5/thumbnails/6.jpg)
II
MATERIAL DAN METODA
2.1 Material
Media yang di gunakan terdiri dari :
Bahan :
- Air
- Tepung Beras
- Gula Merah
- Garam Dapur
- Ragi
- Drosophila Melanogaster
Alat - Alat yang Digunakan :
- Botol media
- Tissue
Proses pembuatannya dengan mendidihkan semua bahan tersebut
di atas selama 5 menit, sampai didapat media mengental. Setelah
didinginkan dituangkan ke dalam botol media yang telah disiapkan, tempel
tabel, diberi satu tetes larutan ragi, dan dibubuhkan kertas tissue sebagai
tempat bertelur dan meletakan Drosophila melanogaster yang baru dibius
dengan eter, kemudian ditutup dengan busa.
2.2 Metoda
Metoda yang digunakan pada praktikum kali ini adalah Metoda
observasi dimana praktikum secara langsung mengamati setiap detail
perubahan yang terjadi pada obyek penelitian yaitu Drosophila
melanogaster hingga waktu yang telah ditentukan.
![Page 7: Tugas 3, Drosophila](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081816/563db7ad550346aa9a8cedbf/html5/thumbnails/7.jpg)
III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan Kronologi Pertumbuhan Droshopila
No Tanggal pengamatan
Lama pertumbuhan (dalam hari)
PHASE PERTUMBUHAN
1. 15 September 2015 0 Bertelur2. 16 September 2015 1 Embryo3. 18 September 2015 4 Menetas dari telur (Fisrt Instar)4. 19 September 2015 5 Ulat bentuk awal (Second
Instar)5. 20 September 2015 6 Ulat bentuk akhir (Third Instar)6. 22 September 2015 8 Formasi kepompong7. 23 September 2015 9 Kepompong awal (Fourth
Instar)8. 24 September 2015 10 Kepompong : Pembentukan
kepala, sayap, dan kaki-kaki9. 26 September 2015 12 Pigmentasi dari mata
kepompong10. 28 September 2015 14 Sesaat keluar dari kepompong
dengan sayap yang lengkap11. 29 September 2015 15 Pertumbuhan sayap berhenti
menuju bentuk dewasa
NO Tanggal Jumlah Drosophila Keterangan1. 15 September 2015 10 Drosophila awal dimasukkan2. 12 Oktober 2015 315 Setelah dibiakan (hasil akhir)
3.2 Pembahasan
Pegamatan ini dimulai pada tanggal 15 September dengan meletakkan lalat
buah sebanyak 10 ekor secara acak (tanpa diketahui jenis kelaminnya) pada
media. Pada percobaan siklus hidup Drosophila melanogaster dapat terlihat
dengan jelas penampakan fisiknya fisiknya yaitu siklus hidup yang cukup
pendek, jumlah anakan yang cukup banyak (terlihat dari perbandingan jumlah
anakan dan parental), pemberian kondisi tidak perlu steril, dan membutuhkan
media yang sederhana yaitu pisang yang telah dihaluskan.
Perkembangan pertama yang diamati adalah telur. Menurut literature, ciri-
ciri dari telur adalah berukuran ± 0.5 mm, berwarna putih, pada ujung
![Page 8: Tugas 3, Drosophila](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081816/563db7ad550346aa9a8cedbf/html5/thumbnails/8.jpg)
anteriornya terdapat dua tangkai kecil menyerupai sendok yang berfungsi agar
telur tidak tenggelam, biasanya terdapat pada permukaan media. Setelah
beberapa jam ditemukan benda-benda putih kecil dengan ukuran sekitar 0.5
mm yang menempel pada dinding botol dan penulis menyimpulkan sebagai
telur. Pengamatan dilanjutkan lagi hingga mulai muncul larva instar 1 kira-kira
24 jam dari munculnya telur.
Dalam literature, dikatakan bahwa larva instar 1 berbentuk lonjong pipih,
berwarna putih bening, berukuran ± 1 mm, bersegmen, berbentuk dan bergerak
seperti cacing, belum memiliki spirakel anterior. Larva instar 1 memiliki ciri
yang hampir sama dengan yang ada pada literature yaitu bentuknya lonjong
dengan ukuran ± 1 mm, berwarna putih, bergerak seperti cacing namun tidak
lincah. Perubahan berikutnya adalah dari larva instar 1 menjadi larva instar 2
terjadi kira-kira 48 jam kemudian. Jika dilihat dari bentuk, larva instar 2
memiliki bentuk yang hampir sama dengan larva instar 1. Perbedaan larva
instar 1 dan larva instar 2 terletak pada ukurannya yang lebih besar, adanya
tanda kehitaman di mulut, dan pergerakan yang semakin aktif. 12 jam
berikutnya, ukuran larva makin bertambah besar dan fase larva instar 3 mulai
muncul. Larva instar 3 memiliki ukuran yang lebih besar, sekitar 3-5 mm,
dibanding larva instar 1 dan 2. Pergerakan larva instar 3 sangatlah aktif baik di
permukaan maupun di dinding botol. Ciri lain yang membedakan adalah tanda
kehitaman pada mulut, menurut literature adalah gigi, semakin jelas terlihat.
Tahap setelah larva instar 3 adalah prepupa. Prepupa berbentuk lonjong
dan terlihat lebih pendek jika dibandingkan dengan larva instar 3, berwarna
putih-putih bening, letaknya pada dinding, dan terbentuk setelah larva instar 3
bergerak ke atas (dinding botol) dan tidak aktif lagi. Fase berikutnya adalah
pupa. Perubahan prepupa menuju pupa sekitar 14 jam. Jika dilihat dari
ukurannya, pupa memiliki ukuran yang sama dengan prepupa. Perbedaan yang
paling terlihat adalah dari warnanya, pupa memiliki warna coklat. Baik fase
prepupa dan pupa merupakan fase tidak aktif.
Fase yang paling akhir adalah imago. Fase imago ini terjadi kurang lebih
pada hari keenam. Ciri dari imago hampir menyerupai ciri-ciri umum lalat
![Page 9: Tugas 3, Drosophila](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081816/563db7ad550346aa9a8cedbf/html5/thumbnails/9.jpg)
buah dewasa (parental). Perbedaan yang terdapat antara imago dengan lalat
buah dewasa adalah dari ukurannya yang lebih kecil dan warna imago yang
masih keabu-abuan14. Menurut literature, metamorphosis sempurna yang
terjadi pada lalat buah akan memakan waktu antara 8 – 15 hari. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan seperti temperature, pemberian intensitas
cahaya, dan media. Perkembangan lalat buah dari telur hingga imago pada
suhu 28oC hanya akan memakan waktu 7 hari. Selain itu, dalam literature
dikatakan bahwa Drosophila melanogaster menyukai tempat yang remang-
remang namun pada fase bertelur membutuhkan kondisi gelap.
IV
KESIMPULAN DAN SARAN
![Page 10: Tugas 3, Drosophila](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081816/563db7ad550346aa9a8cedbf/html5/thumbnails/10.jpg)
4.1 Kesimpulan
Bahan yang diperlukan dalam penyedia pakan drosophila adalah
karbohidrat dengan sedikit ragi. Proses pembuatannya dengan
mendidihkan air, tepung beras, gula merah, garam dapur dan ragi selama 5
menit, sampai didapat media mengental. Setelah dingin dituangkan ke
dalam botol media, lalu diberikan satu tetes larutan ragi, dan dibubuhkan
kertas tissue sebagai tempat bertelur dan melekatkan drosophila yang baru
dibius dengan ether, kemudian ditutup dengan busa.
Waktu siklus hidup dhrosophila akan memakan waktu antara 8 –
15 hari. Hal ini sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan seperti
temperature, pemberian intensitas cahaya, dan media. drosophila
mengalami metamorphosis sempurna dengan tahapan-tahapannya diawali
oleh telur – larva instar 1 – larva instar 2 – larva instar 3 – prepupa – pupa
– imago.
4.2 Saran
Semua praktikan harus lebih mendalami ilmu dasar yang
mendukung praktikum ini, agar hasil pengamatan yang didapatkan sesuai
dengan teori yang telah dipelajari.
DAFTAR PUSTAKA
![Page 11: Tugas 3, Drosophila](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081816/563db7ad550346aa9a8cedbf/html5/thumbnails/11.jpg)
Bandiati, Sri Komar Prajoga. 2005. Genetika Ternak. Lestari Network: Bandung
Standsfield, W.D. 1969. Theory and Problem of Genetics. Schaum’s Online
Series in Science. Mc. Grawhill Company, New York.
Triana, Silvia. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsenterasi Formaldehida
Terhadap Perkembangan Larva Drosophila. Bandung: Jurusan
Biologi. Universitas Padjadjaran.
Triplehorn Borror.J.D, 1992. Pengenalan Pengajaran Serangga. Universitas
Gadjah Mada Press: Yogyakarta.
Yatim Wildan, 1996. Genetika. Bandung : Penerbit Tarsito.