TUGAS 3
-
Upload
bintang-dewi -
Category
Documents
-
view
227 -
download
3
description
Transcript of TUGAS 3
Tugas 3
Analisisa Estetika Jembatan Terbangun
(Jembatan Suramadu)
Oleh :
Sucipta Bintang Pradnya Dewi
1204105035
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana
2015
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkatNyalah penulis dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Analisisa Estetika
Jembatan Terbangun (Jembatan Suramadu)”. Dalam paper ini penulis mencoba untuk
memaparkan mengenai bagamana peristiwa dan penyebab runtuhnya Jembatan
Mahakam II, Tenggarong, Kutai Kartanegra, Kalimantan Timur, sebagai kewajiban untuk
menyelesaikan tugas dalam mata kuliah Struktur Jembatan. Dan pada bagian akhirnya penulis
akan mencoba untuk menyimpulkannya.
Seperti kata pepatah “tak ada gading yang t ak r e t ak” maka demik i an j uga
dengan pape r i n i yang t ak l upu t da r i ke sa l ah maupun kekurangan. Oleh karena
itu penulis terlebih dahulu meminta maaf terhadap segala kekurangandan kesilapan baik
dalam penulisan maupun penggunaan kata-kata dalam paper ini. Terimakasih.
Bukit Jimbaran, September 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan ................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................11.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................11.3 Tujuan...........................................................................................................................11.4 Metode Penulisan..........................................................................................................1
Bab II Pembahasan ...............................................................................................................2
2.1 Jembatan Suramadu...................................................................................................2
2.2 Pengertian Estetika ....................................................................................................2
2.3 Tolak Ukur Dalam Estetika Perencanaan Jembatan..................................................3
2.4 Kualitas Perencanaan Estetika Jembatan...................................................................4
Bab III Penutup......................................................................................................................183.1 Kesimpulan ............................................................................................................183.2 Saran.......................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangJembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan adalah menghubungkan rute / lintasan transportasi yang terpisah baik oleh sungai, rawa, danau, selat, saluran, jalan raya, jalan kereta api, dan perlintasan lainnya. Pada mulanya jembatan hanya dipakai untuk menghubungkan dua tempat terpisah dengan jarak yang relatif pendek. Seiring dengan perkembangannya, jembatan dapat dipakai untuk menghubungkan tempat terpisah pada jarak yang berjauhan bahkan sampai menyeberangi laut. Dengan semakin meningkatnya teknologi dan fasilitas pendukung seperti komputer, bentangan bukan merupakan kendala lagi.Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, jembatan didesain tidak hanya untuk memenuhi aspek struktural saja tetapi juga memenuhi aspek-aspek keindahan atau estetika. Pada masa sekarang ini telah banyak jembatan-jembatan di luar negeri yang mampu menjadi trade mark wilayah. Dari segi estetika, jembatan tersebut sangat indah dan menarik.Jembatan Nasional Suramadu adalah jembatan yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya timur Kamal), Indonesia. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge).Jembatan ini diresmikan awal pembangunannya oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003 dan diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009.
1.2 Rumusan MasalahBagaimana kualitas perencanaan estetika jembatan terbangun?
1.3 Tujuan PenulisanUntuk mengetahui kualitas perencanaan estetika jembatan terbangun.
1.4 Metode PenulisanDalam pengumpulan data-data dalam penulisan tugas ini penulis menggunakan studi kepustakaan dengan merujuk kepada artikel, internet, dan berita – berita media yang relevan, karena keterbatasan dalam mencari data-data yang original.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.5 Jembatan Suramadu
Jembatan Nasional Suramadu adalah jembatan yang melintasi Selat Madura,
menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya
timur Kamal), Indonesia. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan
terpanjang di Indonesia saat ini. Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu
jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan
utama (main bridge).
Jembatan ini diresmikan awal pembangunannya oleh Presiden Megawati
Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003 dan diresmikan pembukaannya oleh Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009. Pembangunan jembatan ini ditujukan
untuk mempercepat pembangunan di Pulau Madura, meliputi bidang infrastruktur dan
ekonomi di Madura, yang relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur.
Perkiraan biaya pembangunan jembatan ini adalah 4,5 triliun rupiah.
Pembuatan jembatan ini dilakukan dari tiga sisi, baik sisi Bangkalan maupun
sisi Surabaya. Sementara itu, secara bersamaan juga dilakukan pembangunan bentang
tengah yang terdiri dari main bridge dan approach bridge
2.6 Pengertian Estetika
Kata estetika berasal dari kata Yunani aesthesis yang berarti perasaan, selera
perasaan atau taste. Dalam prosesnya Munro mengatakan bahwa estetika adalah cara
merespon terhadap stimuli, terutama lewat persepsi indera, tetapi juga dikaitkan
dengan proses kejiwaan, seperti asosiasi, pemahaman, imajinasi, dan emosi. Ilmu
estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan
keindahan, mempelajari semua aspek dari apa yang kita sebut keindahan.
Teorikus Seni dan Desain dewasa ini cenderung untuk menggunakan istilah
estetika sebagai suatu kegiatan pengamatan yang tidak terpisah dari pengalaman Seni
dan Desain. Kemudian istilah estetika berkembang menjadi keindahan, yaitu usaha
untuk mendapatkan suatu pengertian yang umum tentang karya yang indah, penilaian
kita terhadapnya dan motif yang mebdasari tindakan yang menciptakannya. Estetika
adalah hal yang mempelajari kualitas keindahan dari obyek, maupun daya impuls dan
pengalaman estetik pencipta dan pengamatannya.
2
Estetika dalam kontek penciptaan menurut John Hosper merupakan bagian
dari filsafat yang berkaitan dengan proses penciptaan karya yang indah. Dari
pengertian ini, bila dipahami bahwa estetika adalah ilmu yang mempelajari
kualitas estetik suatu benda atau karya dan daya impuls serta pengalaman estetik
pencipta maupun penghayat terhadap benda atau karya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa estetika adalah hal-
hal yang mempelajari keindahan yang berasal dari obyek maupun keindahan yang
berasal dari subyek (pengamatan / pencipta). Keindahan yang berasal dari subyek
penciptanya berkaitan dengan proses kreatif dan fisolofisnya. Pengertian estetika
terus berkembang sesuai dengan peradaban, konsepsi hidup manusia, keadaan dan
jamannya, seperti pandangan estetik dari sudut ekomoni yang berkonsepsi kecil itu
indah, efisien itu indah, murah itu indah, dan sebagainya.
2.7 Tolak Ukur Dalam Estetika Perencanaan Jembatan
Jembatan harus berfungsi tidak saja sebagai jalan, tetapi struktur dan bentuknya
juga harus selaras dan meningkatkan nilai lingkungan sekitarnya. Meskipun terdapat
perbedaan pandangan estetika dalam teknik jembatan, Svensson (1998) menyarankan:
a. Pilih sistem struktur yang bersih dan sederhana seperti balok, rangka, pelengkung
atau struktur gantung; jembatan harus terlihat terpercaya dan stabil.
b. Terapkan proporsi tiga dimensional yang indah, antar elemen struktural atau
panjang dan ukuran pintu masuk jembatan
c. Satukan semua garis pinggir struktur, yang menentukan tampilannya. Kekurangan
salah satu bagian tersebut akan dapat menyebabkan kekacauan, kebimbangan dan
perasaan ragu-ragu.
d. Transisi dari bentuk garis lurus ke garis lengkung akan membentuk parabola.
e. Perpaduan yang sesuai antara struktur dan lingkungannya akan menjadi lansekap
kota. Sangat perlu skala struktur dibandingkan skala lingkungan sekitarnya.
f. Pemilihan material akan sangat berpengaruh pada estetika
g. Kesederhanaan dan pembatasan pada bentuk struktural asli sangat penting.
h. Tampilan yang menyenangkan dapat lebih ditingkatkan dengan pemakaian warna.
i. Ruang di atas jembatan sebaiknya dibentuk menjadi semacam jalan yang dapat
berkesan dan membuat pengendara merasa nyaman.
3
j. Strukturnya harus direncanakan sedemikian rupa sehingga aliran gaya dapat
diamati dengan jelas.
k. Pencahayaan yang cukup akan dapat meningkatkan tampilan jembatan pada malam
hari.
2.8 Kualitas Perencanaan Estetika Jembatan
Karena sulitnya memberikan penilaian yang tepat terhadap sebuah tipe jembatan,
maka ada batasan-batasan atau kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah
jembatan. Banyak perpaduan yang harus dicakup oleh tipe jembatan disamping dari
segi konstruksi dan ekonomi. Menurut Watson, Hurd dan burke (dalam Burker and
Puckett, 1997) Beberapa hal yang tercakup di dalam kualitas perencanaan estetika
jembatan antara lain :
a. Fungsi
Desain jembatan merupakan sebuah kombinasi kreasi seni, ilmu alam, dan
teknologi. Desain konseptual merupakan langkah awal yang harus di ambil
perancang untuk mewujudkan dan menggambarkan jembatan untuk menentukan
fungsi dasar dan tampilan, sebelum dianalisa secara teoritis dan membuat detail-
detail desain. Proses desain termasuk pertimbangan faktor-faktor penting seperti
pemilihan sistem jembatan, material, proporsi, dimensi, pondasi, estetika dan
lingkungan sekitarnya. Perencanaan jembatan secara prinsip dimaksudkan untuk
mendapatkan fungsi tertentu yang optimal. Proyek jembatan diawali dengan
perencanaan kondisi yang mendasar. Untuk mendapatkan tujuan yang spesifik,
jembatan memiliki beberapa arah yang berbeda-beda; lurus, miring atau tidak
simetris, dan melengkung horisontal seperti terlihat pada Gambar 9.4. Jembatan
lurus mudah di rencanakan dan dibangun tetapi memerlukan bentang yang
panjang. Jembatan miring atau jembatan lengkung umumnya diperlukan untuk
jalan raya jalur cepat (expressway) atau jalan kereta api yang memerlukan garis
jalan harus tetap lurus atau melengkung ke atas, sering memerlukan desain yang
lebih sulit. Lebar jembatan tergantung pada keperluan lalu lintasnya. Untuk
jembatan layang, lebarnya ditentukan oleh lebar jalur lalu lintas dan lebar jalur
pejalan kaki, dan seringkali disamakan dengan lebar jalannya.
4
b. Proporsi
Proporsi adalah perbanadingan adalah suatu perbandingan yang tepat
dapat digambarkan dengan perhitungan matetatika dan aturan-aturan yang tepat
terhadap bahan dan bentuk yang digunakan pada jembatan sehingga sesuai
dengan estetika keindahan tempat yang yang akan dibuat jembatan.
Pemilihan bentuk jembatan dapat berdasarkan proporsi jembatan
jembatan dapat diklasifikasika menjadi dua yaitu klasifikasi berdasarkan
superstruktur dan klasifikasi struktur yang digunakan adalah sebagai berikut :
I. Klasifikasi material superstruktur
Menurut material superstrukturnya jembatan diklasifikasikan atas:
Jembatan baja Jembatan yang menggunakan berbagai macam
komponen dan sistem struktur baja: deck, girder, rangka batang,
pelengkung, penahan dan penggantung kabel.
Jembatan beton .Jembatan yang beton bertulang dan beton prategang
Jembatan kayu. Jembatan dengan bahan kayu untuk bentang yang
relatif pendek.
Jembatan Metal alloy. Jembatan yang menggunakan bahan metal alloy
seperti alluminium alloy dan stainless steel.
Jembatan komposit. Jembatan dengan bahan komposit komposit fiber
dan plastic.
Jembatan batu. Jembatan yang terbuat dari bahan batu; di masa lampau
batu merupakan bahan yang umum digunakan untuk jembatan
pelengkung.
II. Klasifikasi berdasarkan sistem struktur yang digunakan
jembatan I–Girder. Gelagar utama terdiri dari plat girder atau rolled-I.
Penampang I efektif menahan beban tekuk dan geser.
Jembatan gelagar kotak (box girder). Gelagar utama terdiri dari satu
atau beberapa balok kotak baja fabrikasi dan dibangun dari beton,
sehingga mampu menahan lendutan, geser dan torsi secara efektif.
Jembatan Balok T (T-Beam). Sejumlah Balok T dari beton bertulang
diletakkan bersebelahan untuk mendukung beban hidup.
5
Jembatan Gelagar Komposit. Plat lantai beton dihubungkan dengan
girder atau gelagar baja yang bekerja sama mendukung beban sebagai
satu kesatuan balok. Gelagar baja terutama menahan tarik sedangkan
plat beton menahan momen lendutan.
Jembatan gelagar grillage (grillage girder). Gelagar utama
dihubungkan secara melintang dengan balok lantai membentuk pola
grid dan akan menyalurkan beban bersama-sama.
Jembatan Dek Othotropic, jembatan ini terdiri dari Dek dari plat dek
baja dan rusuk/rib pengaku.
Jembatan Rangka Batang (Truss). Elemen-elemen berbentuk batang
disusun dengan pola dasar menerus dalam struktur segitiga kaku.
Elemen-elemen tersebut dihubungkan dengan sambungan pada
ujungnya. Setiap bagian menahan beban axial juga tekan dan tarik.
Gambar 9.2. menunjukkan Jembatan truss Warren dengan elemen
vertikal yang disebut ”through bridge”, plat dek diletakkan melintasi
bagian bawah jembatan.
Jembatan Pelengkung (arch). Pelengkung merupakan struktur busur
vertikal yang mampu menahan beban tegangan axial.
Jembatan Kabel Tarik (Cable stayed). Gelagar digantung oleh kabel
berkekuatan tinggi dari satu atau lebih menara. Desain ini lebih sesuai
untuk jembatan jarak panjang.
Jembatan Gantung. Gelagar digantung oleh penggantung vertikal atau
mendekati vertikal yang kemudian digantungkan pada kabel
penggantung utama yang melewati menara dari tumpuan satu ke
tumpuan lainnya. Beban diteruskan melalui gaya tarik kabel. Desain
ini sesuai dengan jembatan dengan bentang yang terpanjang.
c. Harmoni
Dalam hal ini harmoni dapat diartikan bahwa tiap elemen penyusun
sebuah jembatan haruslah terdapat kesesuaian satu dengan yang lain, terlebih dari
lingkungan alam sekitarnya. Baik warna maupun bentuk konstruksi yang dipilih
harus mengindahkan lingkungan sekitar didmana jembatan tersebut akan
dibangun. Oleh karena itu perencana tidak boleh meremehkan factor lingkungan
dalam perecanaan sebuah jembatan. Selain karena harmoni dari factor warna dan
6
bentuk juga diperhatikan terhadap kondisi lingkungan sekitar yaitu berdasarkan
pendukungnya.
d. Keteraturan dan ritme
Perencanaan suatu jembatan hendaknya juga memperhatikan segi bentuk
struktur jembatan tersebut. Jangan sampai bentuk yang akan dibangun sama
dengan jenbatan-jembatan lain yang sudah ada, karena hal ini akan membosankan
bagi orang yang melihatnya. Salah satu caranya adalah dengan memilih
alternative bentuk jembatan yang memenuhi kaidah-kaidah estetika.
e. Kontras dan tekstur
f. Arah pencahayaan dan efek bayangan
Analisa masing-masing aspek dalam kualitas perencanaan estetika pada
Jembatan Suramadu adalah dipaparkan sebagai berikut :
a. Fungsi
Pembangunan Jembatan Suramadu ini ditujukan untuk mempercepat
pembangunan di Pulau Madura, meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi di
Madura, yang relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur.
Meskipun tujuan utama jembatan ini dibangun yaitu untuk mempercepat
pembangunan di Pulau Madura baik dibidang infrastruktur maupun ekonomi,
namun jembatn ini juga menjadi salah satu tujuan wisata favorit baik warga
sekitar ataupun para traveller yang sengaja datang dari luar kota untuk melihat
secara langsung indah dan gagahnya Jembatan Suramadu ini. Pemandangan di
Jembatan Suramadu ini memang cukup menarik. Di siang hari saat Anda melintas
melalui jembatan ini, Anda bisa memandang Selat Madura dari atas jembatan.
Jembatan dapat dikatakan mempunyai fungsi keseimbangan (balancing)
sistem transportasi, karena jembatan akan menjadi pengontrol volume dan berat
lalu lintas yang dapat dilayani oleh sistem transportasi. Bila lebar jembatan
kurang menampung jumlah jalur yang diperlukan oleh lalu lintas, jembatan akan
menghambat laju lalu lintas.
Jembatan Suramadu memiliki panjang total 5438 m, dengan lebar 30 m,
dan tinggi 146 m. yang dapat mengangkut 8 lajur transportasi. Lebar jembatan
masih dapat menampung laju transportasi yang melintas sehari-harinya.
7
b. Proporsi
Jembatan Suramadu pada dasarnya merupakan gabungan dari 3 jenis jembatan
dengan panjang keseluruhan sepanjang 5.438 meter dengan lebar kurang lebih 30
meter. Jembatan ini menyediakan 4 lajur 2 arah selebar 3,5 meter dengan 2 lajur
darurat selebar 2,75 meter. Jembatan ini juga menyediakan lajur khusus bagi
pengendara sepeda motor disetiap sisi luar jembatan.
I. Jalan layang
Jalan layang atau Causeway dibangun untuk menghubungkan konstruksi
jembatan dengan jalan darat melalui perairan dangkal di kedua sisi. Jalan
layang ini terdiri dari 36 bentang sepanjang 1.458 meter pada sisi
Surabaya dan 45 bentang sepanjang 1.818 meter pada sisi Madura.
Gambar 1 Rencana Awal Jalan Layang
Sumber : diproses.blogspot.com
Gambar 2 Struktur Jalan Layang
Sumber : diproses.blogspot.com
8
Jalan layang ini menggunakan konstruksi penyangga PCI dengan
panjang 40 meter tiap bentang yang disangga pondasi pipa baja
berdiameter 60 cm.
II. Jembatan Penghubung
Jembatan penghubung atau approach bridge menghubungkan jembatan
utama dengan jalan layang. Jembatan terdiri dari 2 bagian dengan panjang
masing-masing 672 meter.
Gambar 3 Struktur Jalan Penghubung
Sumber : diproses.blogspot.com
Jembatan ini menggunakan konstruksi penyangga beton kotak sepanjang
80 meter tiap bentang dengan 7 bentang tiap sisi yang ditopang pondasi
penopang berdiameter 180 cm.
III. Jembatan Utama
Jembatan utama atau main bridge terdiri dari 3 bagian yaitu 2
bentang samping sepanjang 192 meter dan 1 bentang utama sepanjang
434 meter.
9
Gambar 4 Struktur Jembatan Utama
Sumber : diproses.blogspot.com
Gambar 5 Struktur Konstruksi dengan Cable Stayed Jembatan Utama
Sumber : diproses.blogspot.com
Jembatan utama menggunakan konstruksi cable stayed yang
ditopang oleh menara kembar setinggi 140 meter. Lantai jembatan
menggunakan konstruksi komposit setebal 2,4 meter.
Untuk mengakomodasi pelayaran kapal laut yang melintasi Selat
Madura, jembatan ini memberikan ruang bebas setinggi 35 meter dari
permukaan laut.
10
Gambar 6 Pembangunan Konstruksi Jalan Layang
Sumber : diproses.blogspot.com
11
Gambar 7 Pembangunan Konstruksi Jembatan Suramadu
Sumber : diproses.blogspot.com
12
Gambar 8 Pembangunan Konstruksi Jembatan Suramadu
Sumber : diproses.blogspot.com
13
Gambar 9 Kondisi Jembatan Saat Ini
Sumber : diproses.blogspot.com
14
Gambar 10 Kondisi Jembatan Saat Ini
Sumber : diproses.blogspot.com
c. Pencahayaan
Jembatan Suramadu mempunyai nilai estetika yang berbeda-beda ketika kita lihat
di pagi, siang, sore atau malam hari. Ketika kita lihat di malam hari, jembatan ini
memberikan kesan tersendiri bagi yang melihatnya. Jembatan ini dihiasi dengan
lampu-lampu jalanan yang berwarna-warni, sehingga menyenangkan hati orang
yang melihatnya. Suasana romantis yang diciptakan oleh lampu-lampu yang
dipancarkannya pada malam hari, membuat masyarakat yang melewati jembatan
ini menjadi tenang dan damai.
15
Gambar 11 Kondisi Jembatan Suramadu Malam Hari
Sumber : www.youtube.com
Namun, sesuai pemberitaan belakangan ini, perhatian Pemerintah Daerah
Propinsi Jawa Timur, khususnya Kota Surabaya sangat kurang terhadap jembatan
yang seharusnya kita pelihara sebaik mungkin. Lampu-lampu di jalan sepanjang
jembatan ini mati, dan bahkan di tengahnya, atau jembatan utama mati total,
sehingga pengendara kendaraan bermotor yang melewati jembatan ini kurang
dapat menikmati suasana yang dimunculkan oleh Suramadu.
Sebenarnya, masalah utamanya adalah soal keselamatan, ketika lampu
jalan layang dan jembatannya padam, otomatis pengendara harus lebih berhati-
hati dan waspada dengan lampu kendaraan mereka masing- masing.
Seharusnya, Pemerintah Daerah cepat tanggap terhadap masalah ini.
Lampu jalanan mati. Mungkin ini memang masalah yang sangat sepele dibanding
masalah-masalah Pemerintahan yang lainnya. Namun sayangnya, maslah ini
adalah “masalah yang konkret”, di mana mata semua manusia yang normal bisa
melihatnya.
16
Gambar 11 Kondisi Jembatan Suramadu Malam Hari Tanpa Lampu
Sumber : www.youtube.com
17
BAB III
PENUTUP
3.1 KesimpulanKualitas perencanaan estetika jembatan antara lain :a. Proporsi
b. Fungsi
c. Harmoni
d. Keteraturan dan ritme
e. Kontras dan tekstur
f. Arah pencahayaan dan efek bayangan
3.2 SaranSaran yang dapat penulis berikan untuk meningkatkan nilai estetika khususnya di Jembatan Suramadu adalah adanya pemeliharaan secara rutin dan pengecekan smasalah keadaan lampu penerangan pada malam hari, karena tidak hanya faktor estetika saja yang dipengaruhi oleh hal tersebut, tetapi fator keamanan pengguna jembatan juga dapat berkurang apabila penerangan di Jembatan tersebut kurang.
18