TUGAS 3

28
Tugas 3 Analisisa Estetika Jembatan Terbangun (Jembatan Suramadu) Oleh : Sucipta Bintang Pradnya Dewi 1204105035 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana i

description

tugas 3

Transcript of TUGAS 3

Page 1: TUGAS 3

Tugas 3

Analisisa Estetika Jembatan Terbangun

(Jembatan Suramadu)

Oleh :

Sucipta Bintang Pradnya Dewi

1204105035

Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik

Universitas Udayana

2015

i

Page 2: TUGAS 3

KATA PENGANTAR 

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkatNyalah penulis dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Analisisa Estetika

Jembatan Terbangun (Jembatan Suramadu)”. Dalam paper ini penulis mencoba untuk

memaparkan mengenai bagamana peristiwa dan penyebab runtuhnya Jembatan

Mahakam II, Tenggarong, Kutai Kartanegra, Kalimantan Timur, sebagai kewajiban untuk

menyelesaikan tugas dalam mata kuliah Struktur Jembatan. Dan pada bagian akhirnya penulis

akan mencoba untuk menyimpulkannya.

Seperti kata pepatah “tak ada gading yang t ak r e t ak” maka demik i an j uga

dengan pape r i n i yang t ak l upu t da r i ke sa l ah maupun kekurangan. Oleh karena

itu penulis terlebih dahulu meminta maaf terhadap segala kekurangandan kesilapan baik

dalam penulisan maupun penggunaan kata-kata dalam paper ini. Terimakasih.

Bukit Jimbaran, September 2015

Penulis

ii

Page 3: TUGAS 3

DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................................................i

Kata Pengantar.......................................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan ................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................11.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................11.3 Tujuan...........................................................................................................................11.4 Metode Penulisan..........................................................................................................1

Bab II Pembahasan ...............................................................................................................2

2.1 Jembatan Suramadu...................................................................................................2

2.2 Pengertian Estetika ....................................................................................................2

2.3 Tolak Ukur Dalam Estetika Perencanaan Jembatan..................................................3

2.4 Kualitas Perencanaan Estetika Jembatan...................................................................4

Bab III Penutup......................................................................................................................183.1 Kesimpulan ............................................................................................................183.2 Saran.......................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 4: TUGAS 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangJembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan adalah menghubungkan rute / lintasan transportasi yang terpisah baik oleh sungai, rawa, danau, selat, saluran, jalan raya, jalan kereta api, dan perlintasan lainnya. Pada mulanya jembatan hanya dipakai untuk menghubungkan dua tempat terpisah dengan jarak yang relatif pendek. Seiring dengan perkembangannya, jembatan dapat dipakai untuk menghubungkan tempat terpisah pada jarak yang berjauhan bahkan sampai menyeberangi laut. Dengan semakin meningkatnya teknologi dan fasilitas pendukung seperti komputer, bentangan bukan merupakan kendala lagi.Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, jembatan didesain tidak hanya untuk memenuhi aspek struktural saja tetapi juga memenuhi aspek-aspek keindahan atau estetika. Pada masa sekarang ini telah banyak jembatan-jembatan di luar negeri yang mampu menjadi trade mark wilayah. Dari segi estetika, jembatan tersebut sangat indah dan menarik.Jembatan Nasional Suramadu adalah jembatan yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya timur Kamal), Indonesia. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge).Jembatan ini diresmikan awal pembangunannya oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003 dan diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009.

1.2 Rumusan MasalahBagaimana kualitas perencanaan estetika jembatan terbangun?

1.3 Tujuan PenulisanUntuk mengetahui kualitas perencanaan estetika jembatan terbangun.

1.4 Metode PenulisanDalam pengumpulan data-data dalam penulisan tugas ini penulis menggunakan studi kepustakaan dengan merujuk kepada artikel, internet, dan berita – berita media yang relevan, karena keterbatasan dalam mencari data-data yang original.

1

Page 5: TUGAS 3

BAB II

PEMBAHASAN

2.5 Jembatan Suramadu

Jembatan Nasional Suramadu adalah jembatan yang melintasi Selat Madura,

menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya

timur Kamal), Indonesia. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan

terpanjang di Indonesia saat ini. Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu

jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan

utama (main bridge).

Jembatan ini diresmikan awal pembangunannya oleh Presiden Megawati

Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003 dan diresmikan pembukaannya oleh Presiden

Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009. Pembangunan jembatan ini ditujukan

untuk mempercepat pembangunan di Pulau Madura, meliputi bidang infrastruktur dan

ekonomi di Madura, yang relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur.

Perkiraan biaya pembangunan jembatan ini adalah 4,5 triliun rupiah.

Pembuatan jembatan ini dilakukan dari tiga sisi, baik sisi Bangkalan maupun

sisi Surabaya. Sementara itu, secara bersamaan juga dilakukan pembangunan bentang

tengah yang terdiri dari main bridge dan approach bridge

2.6 Pengertian Estetika

Kata estetika berasal dari kata Yunani aesthesis yang berarti perasaan, selera

perasaan atau taste. Dalam prosesnya Munro mengatakan bahwa estetika adalah cara

merespon terhadap stimuli, terutama lewat persepsi indera, tetapi juga dikaitkan

dengan proses kejiwaan, seperti asosiasi, pemahaman, imajinasi, dan emosi. Ilmu

estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan

keindahan, mempelajari semua aspek dari apa yang kita sebut keindahan.

Teorikus Seni dan Desain dewasa ini cenderung untuk menggunakan istilah

estetika sebagai suatu kegiatan pengamatan yang tidak terpisah dari pengalaman Seni

dan Desain. Kemudian istilah estetika berkembang menjadi keindahan, yaitu usaha

untuk mendapatkan suatu pengertian yang umum tentang karya yang indah, penilaian

kita terhadapnya dan motif yang mebdasari tindakan yang menciptakannya. Estetika

adalah hal yang mempelajari kualitas keindahan dari obyek, maupun daya impuls dan

pengalaman estetik pencipta dan pengamatannya.

2

Page 6: TUGAS 3

Estetika dalam kontek penciptaan menurut John Hosper merupakan bagian

dari filsafat yang berkaitan dengan proses penciptaan karya yang indah. Dari

pengertian ini, bila dipahami bahwa estetika adalah ilmu yang mempelajari

kualitas estetik suatu benda atau karya dan daya impuls serta pengalaman estetik

pencipta maupun penghayat terhadap benda atau karya.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa estetika adalah hal-

hal yang mempelajari keindahan yang berasal dari obyek maupun keindahan yang

berasal dari subyek (pengamatan / pencipta). Keindahan yang berasal dari subyek

penciptanya berkaitan dengan proses kreatif dan fisolofisnya. Pengertian estetika

terus berkembang sesuai dengan peradaban, konsepsi hidup manusia, keadaan dan

jamannya, seperti pandangan estetik dari sudut ekomoni yang berkonsepsi kecil itu

indah, efisien itu indah, murah itu indah, dan sebagainya. 

2.7 Tolak Ukur Dalam Estetika Perencanaan Jembatan

Jembatan harus berfungsi tidak saja sebagai jalan, tetapi struktur dan bentuknya

juga harus selaras dan meningkatkan nilai lingkungan sekitarnya. Meskipun terdapat

perbedaan pandangan estetika dalam teknik jembatan, Svensson (1998) menyarankan:

a. Pilih sistem struktur yang bersih dan sederhana seperti balok, rangka, pelengkung

atau struktur gantung; jembatan harus terlihat terpercaya dan stabil.

b. Terapkan proporsi tiga dimensional yang indah, antar elemen struktural atau

panjang dan ukuran pintu masuk jembatan

c. Satukan semua garis pinggir struktur, yang menentukan tampilannya. Kekurangan

salah satu bagian tersebut akan dapat menyebabkan kekacauan, kebimbangan dan

perasaan ragu-ragu.

d. Transisi dari bentuk garis lurus ke garis lengkung akan membentuk parabola.

e. Perpaduan yang sesuai antara struktur dan lingkungannya akan menjadi lansekap

kota. Sangat perlu skala struktur dibandingkan skala lingkungan sekitarnya.

f. Pemilihan material akan sangat berpengaruh pada estetika

g. Kesederhanaan dan pembatasan pada bentuk struktural asli sangat penting.

h. Tampilan yang menyenangkan dapat lebih ditingkatkan dengan pemakaian warna.

i. Ruang di atas jembatan sebaiknya dibentuk menjadi semacam jalan yang dapat

berkesan dan membuat pengendara merasa nyaman.

3

Page 7: TUGAS 3

j. Strukturnya harus direncanakan sedemikian rupa sehingga aliran gaya dapat

diamati dengan jelas.

k. Pencahayaan yang cukup akan dapat meningkatkan tampilan jembatan pada malam

hari.

2.8 Kualitas Perencanaan Estetika Jembatan

Karena sulitnya memberikan penilaian yang tepat terhadap sebuah tipe jembatan,

maka ada batasan-batasan atau kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah

jembatan. Banyak perpaduan yang harus dicakup oleh tipe jembatan disamping dari

segi konstruksi dan ekonomi. Menurut Watson, Hurd dan burke (dalam Burker and

Puckett, 1997) Beberapa hal yang tercakup di dalam kualitas perencanaan estetika

jembatan antara lain :

a. Fungsi

Desain jembatan merupakan sebuah kombinasi kreasi seni, ilmu alam, dan

teknologi. Desain konseptual merupakan langkah awal yang harus di ambil

perancang untuk mewujudkan dan menggambarkan jembatan untuk menentukan

fungsi dasar dan tampilan, sebelum dianalisa secara teoritis dan membuat detail-

detail desain. Proses desain termasuk pertimbangan faktor-faktor penting seperti

pemilihan sistem jembatan, material, proporsi, dimensi, pondasi, estetika dan

lingkungan sekitarnya. Perencanaan jembatan secara prinsip dimaksudkan untuk

mendapatkan fungsi tertentu yang optimal. Proyek jembatan diawali dengan

perencanaan kondisi yang mendasar. Untuk mendapatkan tujuan yang spesifik,

jembatan memiliki beberapa arah yang berbeda-beda; lurus, miring atau tidak

simetris, dan melengkung horisontal seperti terlihat pada Gambar 9.4. Jembatan

lurus mudah di rencanakan dan dibangun tetapi memerlukan bentang yang

panjang. Jembatan miring atau jembatan lengkung umumnya diperlukan untuk

jalan raya jalur cepat (expressway) atau jalan kereta api yang memerlukan garis

jalan harus tetap lurus atau melengkung ke atas, sering memerlukan desain yang

lebih sulit. Lebar jembatan tergantung pada keperluan lalu lintasnya. Untuk

jembatan layang, lebarnya ditentukan oleh lebar jalur lalu lintas dan lebar jalur

pejalan kaki, dan seringkali disamakan dengan lebar jalannya.

4

Page 8: TUGAS 3

b.      Proporsi

Proporsi adalah perbanadingan adalah suatu perbandingan yang tepat

dapat digambarkan dengan perhitungan matetatika dan aturan-aturan yang tepat

terhadap bahan dan bentuk yang digunakan pada jembatan sehingga sesuai

dengan estetika keindahan tempat yang yang akan dibuat jembatan.

Pemilihan bentuk jembatan dapat berdasarkan proporsi jembatan

jembatan dapat diklasifikasika menjadi dua yaitu klasifikasi berdasarkan

superstruktur dan klasifikasi struktur yang digunakan adalah sebagai berikut :

I. Klasifikasi material superstruktur

Menurut material superstrukturnya jembatan diklasifikasikan atas:

Jembatan baja Jembatan yang menggunakan berbagai macam

komponen dan sistem struktur baja: deck, girder, rangka batang,

pelengkung, penahan dan penggantung kabel.

Jembatan beton .Jembatan yang beton bertulang dan beton prategang

Jembatan kayu. Jembatan dengan bahan kayu untuk bentang yang

relatif pendek.

Jembatan Metal alloy. Jembatan yang menggunakan bahan metal alloy

seperti alluminium alloy dan stainless steel.

Jembatan komposit. Jembatan dengan bahan komposit komposit fiber

dan plastic.

Jembatan batu. Jembatan yang terbuat dari bahan batu; di masa lampau

batu merupakan bahan yang umum digunakan untuk jembatan

pelengkung.

II. Klasifikasi berdasarkan sistem struktur yang digunakan

jembatan I–Girder. Gelagar utama terdiri dari plat girder atau rolled-I.

Penampang I efektif menahan beban tekuk dan geser.

Jembatan gelagar kotak (box girder). Gelagar utama terdiri dari satu

atau beberapa balok kotak baja fabrikasi dan dibangun dari beton,

sehingga mampu menahan lendutan, geser dan torsi secara efektif.

Jembatan Balok T (T-Beam). Sejumlah Balok T dari beton bertulang

diletakkan bersebelahan untuk mendukung beban hidup.

5

Page 9: TUGAS 3

Jembatan Gelagar Komposit. Plat lantai beton dihubungkan dengan

girder atau gelagar baja yang bekerja sama mendukung beban sebagai

satu kesatuan balok. Gelagar baja terutama menahan tarik sedangkan

plat beton menahan momen lendutan.

Jembatan gelagar grillage (grillage girder). Gelagar utama

dihubungkan secara melintang dengan balok lantai membentuk pola

grid dan akan menyalurkan beban bersama-sama.

Jembatan Dek Othotropic, jembatan ini terdiri dari Dek dari plat dek

baja dan rusuk/rib pengaku.

Jembatan Rangka Batang (Truss). Elemen-elemen berbentuk batang

disusun dengan pola dasar menerus dalam struktur segitiga kaku.

Elemen-elemen tersebut dihubungkan dengan sambungan pada

ujungnya. Setiap bagian menahan beban axial juga tekan dan tarik.

Gambar 9.2. menunjukkan Jembatan truss Warren dengan elemen

vertikal yang disebut ”through bridge”, plat dek diletakkan melintasi

bagian bawah jembatan.

Jembatan Pelengkung (arch). Pelengkung merupakan struktur busur

vertikal yang mampu menahan beban tegangan axial.

Jembatan Kabel Tarik (Cable stayed). Gelagar digantung oleh kabel

berkekuatan tinggi dari satu atau lebih menara. Desain ini lebih sesuai

untuk jembatan jarak panjang.

Jembatan Gantung. Gelagar digantung oleh penggantung vertikal atau

mendekati vertikal yang kemudian digantungkan pada kabel

penggantung utama yang melewati menara dari tumpuan satu ke

tumpuan lainnya. Beban diteruskan melalui gaya tarik kabel. Desain

ini sesuai dengan jembatan dengan bentang yang terpanjang.

c.       Harmoni

Dalam hal ini harmoni dapat diartikan bahwa tiap elemen penyusun

sebuah jembatan haruslah terdapat kesesuaian satu dengan yang lain, terlebih dari

lingkungan alam sekitarnya. Baik warna maupun bentuk konstruksi yang dipilih

harus mengindahkan lingkungan sekitar didmana jembatan tersebut akan

dibangun. Oleh karena itu perencana tidak boleh meremehkan factor lingkungan

dalam perecanaan sebuah jembatan. Selain karena harmoni dari factor warna dan

6

Page 10: TUGAS 3

bentuk juga diperhatikan terhadap kondisi lingkungan sekitar yaitu berdasarkan

pendukungnya.

d.      Keteraturan dan ritme

Perencanaan suatu jembatan hendaknya juga memperhatikan segi bentuk

struktur jembatan tersebut. Jangan sampai bentuk yang akan dibangun sama

dengan jenbatan-jembatan lain yang sudah ada, karena hal ini akan membosankan

bagi orang yang melihatnya. Salah satu caranya adalah dengan memilih

alternative bentuk jembatan yang memenuhi kaidah-kaidah estetika.

e.       Kontras dan tekstur

f.       Arah pencahayaan dan efek bayangan

Analisa masing-masing aspek dalam kualitas perencanaan estetika pada

Jembatan Suramadu adalah dipaparkan sebagai berikut :

a. Fungsi

Pembangunan Jembatan Suramadu ini ditujukan untuk mempercepat

pembangunan di Pulau Madura, meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi di

Madura, yang relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur.

Meskipun tujuan utama jembatan ini dibangun yaitu untuk mempercepat

pembangunan di Pulau Madura baik dibidang infrastruktur maupun ekonomi,

namun jembatn ini juga menjadi salah satu tujuan wisata favorit baik warga

sekitar ataupun para traveller yang sengaja datang dari luar kota untuk melihat

secara langsung indah dan gagahnya Jembatan Suramadu ini. Pemandangan di

Jembatan Suramadu ini memang cukup menarik. Di siang hari saat Anda melintas

melalui jembatan ini, Anda bisa memandang Selat Madura dari atas jembatan.

Jembatan dapat dikatakan mempunyai fungsi keseimbangan (balancing)

sistem transportasi, karena jembatan akan menjadi pengontrol volume dan berat

lalu lintas yang dapat dilayani oleh sistem transportasi. Bila lebar jembatan

kurang menampung jumlah jalur yang diperlukan oleh lalu lintas, jembatan akan

menghambat laju lalu lintas.

Jembatan Suramadu memiliki panjang total 5438 m, dengan lebar 30 m,

dan tinggi 146 m. yang dapat mengangkut 8 lajur transportasi. Lebar jembatan

masih dapat menampung laju transportasi yang melintas sehari-harinya.

7

Page 11: TUGAS 3

b. Proporsi

Jembatan Suramadu pada dasarnya merupakan gabungan dari 3 jenis jembatan

dengan panjang keseluruhan sepanjang 5.438 meter dengan lebar kurang lebih 30

meter. Jembatan ini menyediakan 4 lajur 2 arah selebar 3,5 meter dengan 2 lajur

darurat selebar 2,75 meter. Jembatan ini juga menyediakan lajur khusus bagi

pengendara sepeda motor disetiap sisi luar jembatan.

I. Jalan layang

Jalan layang atau Causeway dibangun untuk menghubungkan konstruksi

jembatan dengan jalan darat melalui perairan dangkal di kedua sisi. Jalan

layang ini terdiri dari 36 bentang sepanjang 1.458 meter pada sisi

Surabaya dan 45 bentang sepanjang 1.818 meter pada sisi Madura.

Gambar 1 Rencana Awal Jalan Layang

Sumber : diproses.blogspot.com

Gambar 2 Struktur Jalan Layang

Sumber : diproses.blogspot.com

8

Page 12: TUGAS 3

Jalan layang ini menggunakan konstruksi penyangga PCI dengan

panjang 40 meter tiap bentang yang disangga pondasi pipa baja

berdiameter 60 cm.

II. Jembatan Penghubung

Jembatan penghubung atau approach bridge menghubungkan jembatan

utama dengan jalan layang. Jembatan terdiri dari 2 bagian dengan panjang

masing-masing 672 meter.

Gambar 3 Struktur Jalan Penghubung

Sumber : diproses.blogspot.com

Jembatan ini menggunakan konstruksi penyangga beton kotak sepanjang

80 meter tiap bentang dengan 7 bentang tiap sisi yang ditopang pondasi

penopang berdiameter 180 cm.

III. Jembatan Utama

Jembatan utama atau main bridge terdiri dari 3 bagian yaitu 2

bentang samping sepanjang 192 meter dan 1 bentang utama sepanjang

434 meter.

9

Page 13: TUGAS 3

Gambar 4 Struktur Jembatan Utama

Sumber : diproses.blogspot.com

Gambar 5 Struktur Konstruksi dengan Cable Stayed Jembatan Utama

Sumber : diproses.blogspot.com

Jembatan utama menggunakan konstruksi cable stayed yang

ditopang oleh menara kembar setinggi 140 meter. Lantai jembatan

menggunakan konstruksi komposit setebal 2,4 meter.

Untuk mengakomodasi pelayaran kapal laut yang melintasi Selat

Madura, jembatan ini memberikan ruang bebas setinggi 35 meter dari

permukaan laut.

10

Page 14: TUGAS 3

Gambar 6 Pembangunan Konstruksi Jalan Layang

Sumber : diproses.blogspot.com

11

Page 15: TUGAS 3

Gambar 7 Pembangunan Konstruksi Jembatan Suramadu

Sumber : diproses.blogspot.com

12

Page 16: TUGAS 3

Gambar 8 Pembangunan Konstruksi Jembatan Suramadu

Sumber : diproses.blogspot.com

13

Page 17: TUGAS 3

Gambar 9 Kondisi Jembatan Saat Ini

Sumber : diproses.blogspot.com

14

Page 18: TUGAS 3

Gambar 10 Kondisi Jembatan Saat Ini

Sumber : diproses.blogspot.com

c. Pencahayaan

Jembatan Suramadu mempunyai nilai estetika yang berbeda-beda ketika kita lihat

di pagi, siang, sore atau malam hari. Ketika kita lihat di malam hari, jembatan ini

memberikan kesan tersendiri bagi yang melihatnya. Jembatan ini dihiasi dengan

lampu-lampu jalanan yang berwarna-warni, sehingga menyenangkan hati orang

yang melihatnya. Suasana romantis yang diciptakan oleh lampu-lampu yang

dipancarkannya pada malam hari, membuat masyarakat yang melewati jembatan

ini menjadi tenang dan damai.

15

Page 19: TUGAS 3

Gambar 11 Kondisi Jembatan Suramadu Malam Hari

Sumber : www.youtube.com

Namun, sesuai pemberitaan belakangan ini, perhatian Pemerintah Daerah

Propinsi Jawa Timur, khususnya Kota Surabaya sangat kurang terhadap jembatan

yang seharusnya kita pelihara sebaik mungkin. Lampu-lampu di jalan sepanjang

jembatan ini mati, dan bahkan di tengahnya, atau jembatan utama mati total,

sehingga pengendara kendaraan bermotor yang melewati jembatan ini kurang

dapat menikmati suasana yang dimunculkan oleh Suramadu.

Sebenarnya, masalah utamanya adalah soal keselamatan, ketika lampu

jalan layang dan jembatannya padam, otomatis pengendara harus lebih berhati-

hati dan waspada dengan lampu kendaraan mereka masing- masing.

Seharusnya, Pemerintah Daerah cepat tanggap terhadap masalah ini.

Lampu jalanan mati. Mungkin ini memang masalah yang sangat sepele dibanding

masalah-masalah Pemerintahan yang lainnya. Namun sayangnya, maslah ini

adalah “masalah yang konkret”, di mana mata semua manusia yang normal bisa

melihatnya.

16

Page 20: TUGAS 3

Gambar 11 Kondisi Jembatan Suramadu Malam Hari Tanpa Lampu

Sumber : www.youtube.com

17

Page 21: TUGAS 3

BAB III

PENUTUP

3.1 KesimpulanKualitas perencanaan estetika jembatan antara lain :a.  Proporsi

b. Fungsi

c. Harmoni

d.      Keteraturan dan ritme

e.       Kontras dan tekstur

f.       Arah pencahayaan dan efek bayangan

3.2 SaranSaran yang dapat penulis berikan untuk meningkatkan nilai estetika khususnya di Jembatan Suramadu adalah adanya pemeliharaan secara rutin dan pengecekan smasalah keadaan lampu penerangan pada malam hari, karena tidak hanya faktor estetika saja yang dipengaruhi oleh hal tersebut, tetapi fator keamanan pengguna jembatan juga dapat berkurang apabila penerangan di Jembatan tersebut kurang.

18