tugas 2 mr.dk (subgrade).doc

10
1. Bagaimana kita menentukan bahwa tanah dasar yang digunakan itu sudah baik atau belum? Jawab : Untuk menentukan bahwa tanah dasar yang kita gunakan itu sudah baik atau belum, kita dapat mengacu kepada pedoman atau standarisasi yang berlaku di Indonesia, diantaranya: a) Menurut Pedoman Perancangan Tebal Perkerasan Lentur, tanah dasar yang baik adalah: Memiliki nilai CBR sebesar 6% yang mewakili pada suatu titik pengujian dengan kedalaman 100 cm. Bebas dari pengaruh air tanah, dengan ketinggian tidak kurang dari 60 cm dari level permukaan tanah dasar. b) Menurut Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2010 (revisi 2) Divisi 3, tanah dasar yang baik adalah: Tidak memiliki tanah ekspansif (tanah labil), apabila memiliki tanah ekspansif, maka tanah tersebut harus dibuang sampai kedalaman 1 meter di bawah elevasi permukaan tanah dasar rencana. Tanah tidak memiliki nilai plastisitas yang tinggi, mengacu kepada SNI-03-6797-2002. Bila penggunaan tanah yang berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut hanya boleh digunakan hanya pada bagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tanah yang tidak memiliki sifat kembang susut yang tinggi dan sangat tinggi dalam klasifikasi Van Der

Transcript of tugas 2 mr.dk (subgrade).doc

1. Bagaimana kita menentukan bahwa tanah dasar yang digunakan itu sudah baik atau belum?Jawab : Untuk menentukan bahwa tanah dasar yang kita gunakan itu sudah baik atau belum, kita dapat mengacu kepada pedoman atau standarisasi yang berlaku di Indonesia, diantaranya:a) Menurut Pedoman Perancangan Tebal Perkerasan Lentur, tanah dasar yang baik adalah: Memiliki nilai CBR sebesar 6% yang mewakili pada suatu titik pengujian dengan kedalaman 100 cm. Bebas dari pengaruh air tanah, dengan ketinggian tidak kurang dari 60 cm dari level permukaan tanah dasar.

b) Menurut Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2010 (revisi 2) Divisi 3, tanah dasar yang baik adalah:

Tidak memiliki tanah ekspansif (tanah labil), apabila memiliki tanah ekspansif, maka tanah tersebut harus dibuang sampai kedalaman 1 meter di bawah elevasi permukaan tanah dasar rencana. Tanah tidak memiliki nilai plastisitas yang tinggi, mengacu kepada SNI-03-6797-2002. Bila penggunaan tanah yang berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut hanya boleh digunakan hanya pada bagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tanah yang tidak memiliki sifat kembang susut yang tinggi dan sangat tinggi dalam klasifikasi Van Der Merwe, dengan ciri-ciri adanya retak memanhang sejajar tepi perkerasan jalan.2. Bagaimana memperhitungkan karakteristik tanah dasar dalam pemeliharaan jalan?Jawab :

Rencana pemeliharaan jalan terdiri atas:

a. Pemeliharaan Jalan dengan perkerasan.

Pemeliharaan jalan dengan perkerasan merupakan pemeliharaan jalan berlapis perkerasan agregat permukaan yang berikat seperti antara lain dengan aspal, semen.

b. Jalan dengan tanpa perkerasan.

Pemeliharaan jalan tanpa perkerasan merupakan Pemeliharaan jalan terhadap tanah dasar yakni pemeliharaan terhadap kerikil/tanah yang dipadatkan sesuai rencana sebagai tanah dasar (subgrade).

Penanganan pemeliharaan jalan tanpa perkerasan mencakup kelancaran sistem drainase badan jalan dan saluran air, ketepatan dalam pemilihan jenis material permukaan, pekerjaan pembentukan kembali permukaan, serta pembersihan dan pengendalian tumbuhan agar kondisi badan jalan tetap stabil (Sesuai dengan Permen PU No 13/PRT/M 2011 pasal 6.)3. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembangunan tanah dasar agar dipastikan kualitasnya baik?

Jawab : Tanah dasar dapat terdiri berbagai macam jenis tanah. Ada tiga kondisi yang akan ditemui dilapangan untuk persiapan tanah dasar yaitu: Kondisi tanah asli Tanah dasar yang berasal dari timbunan

Tanah dasar yang berasal dari hasil galian

Faktor-faktor tanah dasar dalam konstruksi jalan meliputi beberapa aspek yaitu

Nilai CBRNilai CBR (California Bearing Ratio), berguna untuk menilai kekuatan tanah dasar yang dikompaksi di laboratorium yang akan digunakan dalam perancangan perkerasan. Hasil percobaan dinyatakan dalam nilai CBR (dalam %)Tabel Nilai CBR Terhadap Daya Dukung TanahDAYA DUKUNG TANAHCBR (%)

AMAT BAIK> 24

BAIK8 s/d 24

SEDANG5 s/d 8

JELEK3 s/d 5

SANGAT JELEK2 s/d 3

TANAH DASAR LUNAK< 2

(sumber:Pedoman pekerjaan tanah dasar, Departemen Pekerjaan Umum) Potensi kembang susut (swelling Potential)Adalah persentase pengembangan dibawah tekanan 6.9 Kpa (1 Psi) pada contoh tanah yang dibebani secara terkekang pada arah lateral, dengan contoh tanah yang dikeringkan pada kadar optimum sehingga mencapai berat volume kering maksimumnya. Sifat mengalirkan air (drainase)Adalah kemampuan tanah mengalirkan dan mengatuskan kelebihan air yang berada dalam tanah maupun pada permukaan tanah. Tingkat kepadatanTingkat kepadatan tanah diukur dengan berat volume kering tanah yang dipadatkan. Sehingga nilai dari berat volume kering tanah ini yang nantinya dihubungkan dengan nilai beban eksisting maksium yang dapat ditahan4. Pengaruh faktor desain dalam keberhasilan pembangunan jalan?Faktor desain terhadap keberhasilan pembangunan jalan sangatlah penting. kualitas desain yang kurang baik merupakan faktor utama yang menyebabkan kualitas jalan menjadi kurang baik dan juga menyebabkan proses konstruksi jadi tidak efisien. Dimana jika terjadi kesalahan dalam proses desain akan menimbulkan banyak masalah, seperti kemacetan yang akan terjadi jika kita salah dalam memperhitungkan volume lalu lintas yang dapat ditampung jalan tersebut. Dan juga jika terdapat kesalahan dalam perancangan geometrik jalan maka dapat meningkatkan kecelakaan yang terjadi pada jalan tersebut5. Buatlah 5 pertanyaan dengan jawabannya, mengacu pada manual 2013, pedoman 2002, dan spesifikasi 2010 divisi 3 !a) Bagaimana perlakuan yang diterapkan untuk tanah timbunan sebagai timbunan baru pada lereng dengan kelandaian lereng lebih dari 10 %?

Jawaban:

Bilamana timbunan akan dibangun di atas permukaan tanah dengan kelandaian lereng lebih dari 10%, ditempatkan sebagan timbunan baru, maka lereng lama akan dipotong (digali) sampai tanah yang keras dan bertanga dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan peralatan pemadat dapat beroperasi. Tangga-tangga tersebut tidak boleh meiliki kelandaian lebih dari 4% dan harus dibuatkan sedemikian dengan jarak vertical tidak lebih dari 30 cm untuk kelandaian yang kurang dari 15% dan tidak lebih dari 60 cm untuk kelandaian yang sama atau lebih besar dari 15 %.

b) Sebutkan kriteria desain yang harus dipenuhi untuk struktur perkerasan baru menurut Manual Desain Perkerasan Jalan Bina Marga tahun 2013.

Jawaban:

Menurut Manual Desain Perkerasan Jalan Bina Marga tahun 2013, kriteria desain yang perlu dipenuhi untuk struktur perkerasan baru adalah:

Menjamin tercapainya tingkat layanan jalan sepanjang umur pelayanan jalan. Merupakan life cycle cost yang minimum, Mempertimbangkan kemudahan saat pelaksanaan dan pemeliharaan, Menggunakan material yang efisien dan memanfaatkan material local semaksimum mungkin, Mempertimbangkan faktor keselamatan pengguna jalan, Mempertimbangkan kelestarian lingkungan.

c) Apakan yang dimaksud dengan tanah ekspansif? Jelaskan pula persyaratan tambahan untuk desain pondasi jalan diatas tanah ekspansif !

Jawaban:

Tanah ekspansif didefinisikan sebagai tanah dengan Potensi Pengembangan (Potential Swell) melebihi 5%. Persyaratan tambahan untuk desain pondasi jalan diatas tanah ekspansif (prosedur AE pada Chart Desain 2) adalah sebagai berikut :

Lapis penutup diatas lapisan ekspansif yang mempunyai Potensi Pengembangan (Potential Swell) melebihi 5% harus diberi lapisan penopang minimum. Potensi Pengembangan (Potential Swell) didefinisikan sebagai pengembangan yang diukur dalam metode uji CBR (SNI No 03-1774-1989 pada kadar air optimum dan 100% Kepadatan Kering Maksimum). Bagian atas dari lapis penopang atau lapis timbunan pilihan harus memiliki permeabilitas rendah atau seharusnya merupakan lapis distabilisasi. Variasi kadar air tanah dasar harus diminimasi. Pilihannya termasuk pemberian penutup (seal) untuk bahu jalan, drainase permukaan diperkeras, pemasangan drainase pemutus (cut off drains) atau penghalang aliran yang memadai. Drainase bawah permukaan digunakan jika penggunaannya menghasilkan pengurangan variasi kadar air

d) Sebutkan toleransi dimensi untuk timbunan tanah !

Jawaban: Toleransi untuk dimensi timbunan adalah:

Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm atau lebih rendah 3cm dari yang ditentukan atau disetujui.

Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.

Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi kebih dari 10 cm dari garis profil yang ditentukan.

Timbunan selain dari Lapisan penopang diatas tanah lunak tidak boleh dihampar dalam laoisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.

e) Mengapa pada Manual Desain Bina Marga Tahun 2013 diasumikan untuk umur rencana pondasi jalan untuk semua perkerasan baru maupun pelebaran digunakan minimum 40 tahun? Jelaskan!

Jawaban:

Umur rencana pondasi jalan untuk semua perkerasan baru maupun pelebaran digunakan minimum 40 tahun karena :

Pondasi jalan tidak dapat ditingkatkan selama umur pelayanannya kecuali dengan rekonstruksi total;

Keretakan dini akan terjadi pada perkerasan kaku pada tanah lunak yang pondasi-nya didesain lemah (under design);

Perkerasan lentur dengan desain pondasi lemah (under design), umumnya selama umur rencana akan membutuhkan perkuatan dengan lapisan aspal struktural, yang berarti biayanya menjadi kurang efektif bila dibandingkan dengan pondasi jalan yang didesain dengan umur rencana lebih panjang.6. Hitunglah nilai ITP, jika diketahui:

a) N : 10 juta Esal

b) Zr : -1,282 (Pr: 90%)

c) So : 0.35

d) PSI: PSIo PSIt : 4.0-2.5 : 2e) Mr : 50 MpaDari data yang diketahui, maka dengan menggunakan pendekatan rumus di bawah ini

dapat diketahui nilai Indek Tebal Perkerasan adalah = 12.66 Cm7. Gambarkan kurva (IP Log N) berdasarkan data no 6.Dengan menggunakan rumus diatas, maka dapat diketahui untuk beberapa kondisi nilai IP dan Log N sehingga bisa dibuat kedalam sebuah kurva, berdasarkan nilai PSI (IP0 dan IPt) maka dapat ditentukan nilai Log N sebagai berikut:

Tabel Nilai (IP-Log N)

Nilai IP0Nilai IPtLog N

42.57.000

436.648

43.56.049

Gambar Kurva (Ip-Log N)Dari gambar kurva diatas maka nilai IP akan berkurang seiring dengan penambahan beban yang di tanggung oleh perkerasan yang sesuai dengan prediksi lalu lintas yang direncanakan, kurva tersebut merupakan kurva rencana normal perencanaan tebal perkerasan tanpa adanya beban overload diluar rencana.Awal Operasi