Tugas 2 Analisis Pemasaran

download Tugas 2 Analisis Pemasaran

of 9

description

KKKLKNMNM

Transcript of Tugas 2 Analisis Pemasaran

Kuesioner Produk EMPING !!!1. Apakah anda mengenal dan familiar dengan makanan emping ?

AnswerYATIDAK

Jumlah100

Prosentase100 %0

2. Apakah anda pernah mengkonsumsi emping ?

AnswerYATIDAK

Jumlah100

Prosentase100 %0

3. Seberapa sering anda mengkonsumsi emping?

AnswerSERINGJARANGTIDAK

Jumlah190

Prosentase10%90 %0

4. Rasa varian emping yang pernah anda konsumsi ?

AnswerGurihManisGurih & Manis

Jumlah622

Prosentase60 %20 %20 %

5. Dimanakah anda biasa membeli emping ?

AnswerTokoPKLWarung

Jumlah442

Prosentase40 %40 %20 %

6. Bagaimana cara anda memperoleh / mengkonsumsi emping ?

AnswerMembuatMembeliDiberi

Jumlah145

Prosentase10 %40 %50 %

7. Berapa banyak emping yang biasa anda dapatkan / beli ?

Answer1 Kg kgDLL

Jumlah307

Prosentase30 %0 %70 %

8. Media promosi Emping seperti apakah yang pernah anda ketahui ?

AnswerRecommendedPamfletIklan

Jumlah901

Prosentase90 %0 %10 %

9. Apa yang menjadikan pertimbangan anda sehingga ragu dalam membeli emping ?

AnswerPenyakitRasaHarga

Jumlah622

Prosentase60 %20 %20 %

10. Merek / brand produk Emping apa yang pernah anda kenal ?

AnswerNo merkBrand

Jumlah91

Prosentase90 %10 %

ANALISA KUESIONERBerdasarkan hasil riset melalui kuesioner yang dilakukan kepada 10 responden yang terplih secara acak, maka dapat diperoleh sejumlah informasi pada uraian paragraf dibawah ini. Melalui pertanyaan Apakah anda mengenal dan familiar dengan makanan emping ? diperoleh jawaban bahwa sebagian besar masyarakat sudah mengenal dan familiar dengan produk emping. Peryataan tersebut didukung dengan sebuah data riset penelitian yang mengatakan bahwa 10 dari 10 responden mengatakan familiar dan sudah mengenal produk emping. Jumlah responden pada riset pemasaran dapat dikatakan tidak mencapai 30 responden sebagai syarat tercapainya distribusi normal, meskipun begitu dengan 10 responden yang ada dapat dipastikan informasi yang dihasilkan sifatnya valid, ditambah lagi 10 responden terpilih tidak berasal dari satu asal daerah yang sama. Informasi ini telah memperkuat keyakinan kami akan keberhasilan dari penjualan produk emping di pasaran, karena sebagian masyrakat sudah mengenal dan familiar dengan produk emping meskipun hal tersebut juga menjadi motivasi kami untuk menghasilkan kualitas emping yang lebih baik dari produk kompetitor.Informasi lain yang diperoleh yaitu 100 % responden menyatakan pernah mengkonsumsi emping dan 90 % dari responden tersebut menyatakan jarang mengkonsumsi emping dan 10 % menyatakan sering mengkonsumsi emping. Melihat kondisi kekinian yang ada dapat dikatakan bahwa dibutuhkan suatu positiong dan cita rasa yang kuat dalam memproduksi maupun memasarkan produk emping. Melalui brand dan image yang tercipta pada benak konsumen yang diimplementasikan melalui kualitas rasa emping diharapkan intensitas konsumsi konsumen akan meningkat. Melalui informasi tersebut dapat diperoleh informasi atau indikasi yang mengharuskan kami mempunyai taktik jitu dalam menciptakan branding image produk emping melalui promosi bahkan jargon yang tepat.Melalui sudut pandang cita rasa emping, riset pemasaran yang dilakukan memberikan informasi bahwa sebesar (60% ) rasa gurih merupakan rasa yang digemari konsumen. selain itu sebanyak 20 % konsumen juga melakukan pembelian emping dengan kombinasi antara rasa gurih dan asin. Oleh karenanya, kami merencanakan dan akan sedikit berfokus dalam menciptakan rasa emping yang gurih. Namun, melihat hegemoni rasa gurih yang mendominasi kami berencana pula akan melakukan riset dan pengembangan untuk menghasilkan trobosan varian rasa emping baru yang masih belum dijangkau atau diketahui kompetitor. Keberhasilan lahirnya varian baru akan mempermudah kami membentuk brand dan postioning di benak konsumen.Penjualan produk emping kami akan ditujukan ke beberapa toko makanan ringan maupun melalui para PKL. 80 % responden yang ada mengetahui dan membeli emping di kedua tempat tersebut dan 20 % sisanya pada warung. Melihat hasil riset tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penjualan produk emping tidak dapat dipisahkan dari 2 cara tersebut yaitu penjualaan di toko dan PKL.

Melalui riset pemasaran yang dilakukan dapat diketahui kecenderungan hanya 10 % responden yang mengatakan bahwa membuat emping sendiri, 40 % membeli dan 50 % diberi orang lain. Selain itu 70 % dari responden mengatakan tidak mengetahui bobot emping yang diporoleh / beli dan 30 % responden yang lain biasa membeli emping untuk kisaran 1 kg emping. Melihat hal tersebut maka kemasan produk untuk penjualan emping perlu dirancang tersendiri. Kondisi kekinian yang ada mendorong intuisi kelompok kami untuk mengkemas penjualan emping dengan kemasan yang proposional atau dengan kata lain tidak terlalu besar maupun kecil. Sehingga kedepannya produk emping kami dapat dikemas dengan flexibel sehingga memungkinkan untuk dibawa kemana saja dan mudah untuk diberi untuk siapa saja.

Perancangan produk emping yang dikemas secara flexibel dan proposional akan mempermudah produk emping kami kedepannya mudah untuk direkommendasikan antar konsumen satu dengan konsumen yang lainnya. Hal ini karena media promosi yang sangat mempengaruhi konsumen emping dalam pembelian emping ialah melalui rekommendasi dari konsumen lain. Peryataan tersebut telah teruji melalui riset pemasaran yaitu sebesar 90 % responden yang mengatakan hal tersebut.

Beberapa hal lain yang dapat menghambat penjualan produk emping ialah adanya stigma bahwa emping adalah penyebab penyakit asam urat. Stigma tersebut senada dengan hasil pada riset pemasaran yaitu sebesar 60 % responden yang mengatakan hal tersebut. Sedangkan masing- masing 20 % responden mempertimbangkan rasa dan harga. Oleh karenanya, dibutuhkan riset mendalam untuk menentukan dan menciptakan cita rasa emping yang tidak berefeksamping pada asam urat. Meskipun prosentase pengaruh harga hanya sebesar 20 % tapi apabila kita mengolah kondiisi tersebut dengan prinsip pareto 20/80 maka dengan penetapan harga yang ekonomis diahrapkan akan mempengaruhi minat konsumen untuk tetap membeli emping. tentunya penentuan harga tidak terlepas dari biaya produksi, distribusi dan material yang digunakan.

Fenomena menarik dapat diketahui pada riset pemasaran yang telah dilakukan yaitu bahwa 90 % responden mengatakan tidak mengetahui brand ternama produk emping kompetitor. Oleh karenanya dapat ditarik kesimpulan meskipun penjualan emping cukup banyak, namun belum satupun dari kompetitor berhasil meciptakan brand image/ positioning dibenak konsumen.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa pada riset pemasaran yang telah dilakukan maka dapt diperoleh kesimpulan yaitu sebagai berikut :

a. Sebesar 100 % sudah familiar dan pernah merasakan produk emping

b. Sebesar 90 % responden mengatakan jarang dalam mengkonsumsi emping

c. Rasa gurih merupakan varian rasa yang paling dominan yang digemari konsumen

d. Produk emping biasa dipasarkan dengan cara PKL dan penjualan di toko snack.

e. Sebesar 40 % konsumen cenderung membeli emping dan sebesar 50 % responden berrpotensi membagikan emping yang dimilikinya.

f. Tidak ada takaran pasti dalam membeli emping

g. Media promosi yang paling efetif dalam penjualan emping ialah melalui rekomendasi dari antar konsumen

h. Lebih dari 50 % konsumen batal membeli emping demi mempertimbangkan kesehatan

i. Produk emping yang telah ada belum berhasil menciptakan positioning dibenak konsumen.

RekomendasiBerdasarkan hasil analisa pada riset pemasaran yang telah dilakukan maka dapat dilakukan sejumlah rekomendasi yaitu sebagai berikut :

a. Produk emping yang hendak diproduksi sebaiknya perlu dilakukan riset mendalam mengenai komposisi yang tepat untuk memperkecil kemungkinan terjangkit penyakit tertentu.

b. Penentuan harga jual emping hendaknya harus diracang dengan harga ekonomis

c. Kemasan produk emping harus bersifat flexibel untuk dibawa kemana saja dan dengan prosentase isi yang tepat.

d. Aktivitas benchmarking merupakan suatu keharusan untuk dilaksanakan sebagai data riset.

e. Strategi promosi dan perancangan kemasan produk harus dirumuskan secara detail dan mendalam guna membentuk positioning produk.

PORTOFOLIO

ANALISIS PEMASARAN

DisusunOleh :

ANGGOTA KELOMPOK

TUWUH WAHYU PRASAJA(D 600 120 002)

EKO DWI M

(D 600 120 007)

RAHMATTULLAH

(D 600 120 016)BURHANUDIN

(D 600 120 023)

TATAG KERISWANTO

(D 600 120 024)

ACHMAD GUNAWAN

(D 600 120 025)

AGUNG RAHMADI

(D 600 120 027)

M. HANNAS AULIAN

(D 600 120 031)

NIO KHOIRUN

(D600 120 068)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015COVER SHEET

ANALISIS PEMSARAN

KELOMPOK:

ANGGOTA KELOMPOK:

Dengan ini kami menyatakan bahwa pengerjaan Tugas Analisis Pemasaran ini kami buat dengan sendiri dan tidak melakukan tindakan PLAGIARISM. Secara tidak langsung dapat dipastikan bahwa hasil yang ada pada tugas ini adalah wujud dari tanggung jawab dan dedikai yang kami tujukan kepada anda selaku bapak / ibu dosen pengampu. Oleh karenanya, sekiranya tugas ini dapat di apresiasi dan memperoleh hasil yang layak dan memuaskan. Amin15 Maret 2015

Tim

DOKUMENTASI

Gambar 1.1 Penyebaran Kuesioner

Gambar 1.2 Penyebaran Kuesioner