Tugas 2

16
TUGAS 2A 21070113130120 Quality Guru Oleh: Nurana Maharani Putri Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro Semarang Email: [email protected] ABSTRAK Kualitas telah menjadi isu kritis dalam persaingan modern dewasa ini, dan hal itu telah menjadi beban tugas bagi para manajer menengah. Mutu merupakan konsep yang terus mengalam perkembangan dalam pemaknaanya, dalam tataran abstrak kualitas telah didefinisikan oleh dua pakar penting bidang kualitas yaitu Joseph Juran dan Edward Deming selain itu juga ada Crosby, Shigeo Shingo, Kaoru Ishikawa dan Genichi Taguchi dalam peningkatan mutu pendidikan. Pokok-pokok pikiran dari tokoh-tokoh kualitas tersebut diketahui bahwa terdapat kesamaan pikiran dari pakar-pakar kualitas dan mengetahui perbandingan akan kualitas. PENDAHULUAN Pengertian Mutu adalah ability yang dimiliki oleh suatu produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhyan atua harapan kepuasaan (satisfaction) pelanggan (customers) yang dalam pendidikan dikelompok menjadi dua yakni internal customer dan eksternal customer . Di Indonesia mutu awalnya hanya dipakai untuk dunia industri yakni terkait produk yang dihasilkan apakah sesuai dengan selera pasar dan keinginan stakeholder. Sedangkan di dalam dunia pendidikan penggunaan mutu di Indonesia baru digunakan dan diatur dalam Peraturan Pemerintah No 19/2005, pasal 91. Bagi setiap institusi, mutu adalah agenda utama dan meningkatkan mutu merupakan tugas yang paling penting. Kualitas telah menjadi isu kritis dalam persaingan modern dewasa ini, dan hal itu telah menjadi beban tugas bagi para manajer menengah. Mutu

description

tugas

Transcript of Tugas 2

Page 1: Tugas 2

TUGAS 2A21070113130120

Quality GuruOleh: Nurana Maharani Putri

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro Semarang

Email: [email protected]

ABSTRAK

Kualitas telah menjadi isu kritis dalam persaingan modern dewasa ini, dan hal itu

telah menjadi beban tugas bagi para manajer menengah. Mutu merupakan konsep yang

terus mengalam perkembangan dalam pemaknaanya, dalam tataran abstrak kualitas

telah didefinisikan oleh dua pakar penting bidang kualitas yaitu Joseph Juran dan

Edward Deming selain itu juga ada Crosby, Shigeo Shingo, Kaoru Ishikawa dan

Genichi Taguchi dalam peningkatan mutu pendidikan. Pokok-pokok pikiran dari tokoh-

tokoh kualitas tersebut diketahui bahwa terdapat kesamaan pikiran dari pakar-pakar

kualitas dan mengetahui perbandingan akan kualitas.

PENDAHULUANPengertian Mutu adalah ability yang dimiliki oleh suatu produk atau jasa yang

dapat memenuhi kebutuhyan atua harapan kepuasaan (satisfaction) pelanggan (customers) yang dalam pendidikan dikelompok menjadi dua yakni internal customer daneksternal customer. Di Indonesia mutu awalnya hanya dipakai untuk dunia industri yakni terkait produk yang dihasilkan apakah sesuai dengan selera pasar dan keinginan stakeholder. Sedangkan di dalam dunia pendidikan penggunaan mutu di Indonesia baru digunakan dan diatur dalam Peraturan Pemerintah No 19/2005, pasal 91. Bagi setiap institusi, mutu adalah agenda utama dan meningkatkan mutu merupakan tugas yang paling penting. Kualitas telah menjadi isu kritis dalam persaingan modern dewasa ini, dan hal itu telah menjadi beban tugas bagi para manajer menengah. Mutu merupakan konsep yang terus mengalam perkembangan dalam pemaknaanya, dalam tataran abstrak kualitas telah didefinisikan oleh dua pakar penting bidang kualitas yaitu Joseph Juran dan Edward Deming selain itu juga ada Crosby, Shigeo Shingo, Kaoru Ishikawa dan Genichi Taguchi dalam peningkatan mutu pendidikan.

KAJIAN LITERATUR2.1. WATLER A. STEWARD

Walter Shewhart Andrew  dikenal sebagai bapak pengendalian kualitas secara statistik (statistical process control

Shewhart memperkenalkan terminologi variasi penyebab umum (common-cause variation) dan variasi penyebab khusus (special-cause variation) dan kemudian memperkenalkan peta kendali (control chart) sebagai alat untuk membedakan antara

Page 2: Tugas 2

TUGAS 2A21070113130120

kedua jenis variasi ini. Shewhart menekankan pentingnya mengupayakan proses berada dalam kondisi terkendali secara statistik (statisically in control), di mana hanya ada variasi penyebab umum (common-cause variation), agar kita dapat memprediksi output dan untuk mengendalikan proses secara lebih efisien.

Shewhart merumuskan gagasan statistik atas interval toleransi (tolerance interval) dan mengusulkan dua aturan presentasi data:

Data tidak memiliki arti jika terpisah dari konteks mereka. Data mengandung sinyal dan noise. Ia juga mengembangkan Shewhart Cycle yang menggabungkan pemikiran

manajemen kreatif dengan analisis statistik.Siklus ini berisi empat langkah terus menerus: Plan, Do, Check dan Act. Langkah-langkah ini (biasa disebut sebagai siklus PDCA) pada akhirnya mengarah pada peningkatan kualitas keseluruhan.

2.2. DR. W. EDWARD DEMING Kontribusi awal Deming adalah mengembangkan dan meningkatkan metode-

metode statistic Shewhart. Metode-metode statistic Shewhart dan Demin, sekarang dikenal dengan Statistical Process Control (SPC) yang dikombinasi dengan wawasan hubungan gerakan relasi manusia yang disosialisasikan dengan Mayo dan koleganya. Banyak yang menanggap bahwa Deming adalah bapak dari gerakan total quality management.

Deming menganjurkan penggunaan SPC (yang dikembangkan pertama kali oleh Shewart) agar perusahaan dapat membedakan penyebab sistematik dan penyebab khusus dalam menangani kualitas.  Ia berkeyakinan bahwa perbedaan atau variasi merupakan suatu fakta yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan industry. Kontribuski utama yang membuatnya terkenal adalah Deming Cycle, Deming Fourteen Points, dan Seven Deadly Disease.Siklus Deming (Deming Cycle)

Siklus Deming ini dikembangkan untuk menghubungkan antara produksi suatu produk dengan kebutuhan pelanggan, dan memfokuskan sumber daya semua departemen (riset, desain, produksi, pemasaran) dalam suatu usaha kerja sama untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Tahapan-tahapan siklus Deming terdiri dari :1. Mengadakan riset konsumen dan menggunakannya dalam perencanaan (plan).2. Menghasilkan produksi (do).3. Memeriksa produk apakah telah dihasilkan sesuai dengan rencana (check)4.  Memasarkan produk tersebut (act).5. Menganalisis bagaimana produk tersebut diterima di pasar dalam hal kualitas,

biaya dan kreteria lainnya (analyze).

Page 3: Tugas 2

TUGAS 2A21070113130120

Deming melihat bahwa masalah mutu terletak pada masalah manajemen. Masalah utama dalam dunia industry adalah kegagalan manajemen senior dalam menyusun perencanaan ke depan. 14 point Deming yang termasyur merupakan kombinasi filsafat baru tentang mutu dan seruap terhadap manajemen untuk merubah pendekatannya. Adapun 14 point tersebut merupakan ringkasan dari keseluruhan pandangan Deming terhadap apa yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan untuk melakukan transisi positif dari bisnis sebagaimana biasanya sehingga menjadi bisnis berkualitas tingkat dunia.Berikut ini adalah ringkasan dari 14 point Deming.1. Menciptakan kepastian tujuan perbaikan produk dan jasa2. Mengadopsi filosofi baru dimana cacat tidak bisa diterima3. Berhenti tergantung pada inspeksi massal4. Berhenti melaksanakan bisnis atas dasar harga saja5. Tetap dan kontinyu memperbaiki sistem produksi dan jasa6. Melembagakan metode pelatihan kerja modern7. Melembagakan kepemimpinan8. Menghilangkan rintangan antar departemen9. Hilangkan ketakutan10. Hilangkan/kurangi tujuan-tujuan jumlah pada pekerja11. Hilangkan manajemen berdasarkan sasaran12. Hilangkan rintangan yang merendahkan pekerja jam-jaman13. Melembagakan program pendidikan dan pelatihan yang cermat14. Menciptakan struktur dalam manajemen puncak yang dapat melaksanakantrasformasi seperti dalam poin-poin di atas.

2.3. JOSEPH M. JURAN Juran mendefisinikan kualitas sebagai cocok/sesuai untuk digunakan (fitness for

use), yang mengandung pengertian bahwa suatu produk atau jasa harus dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh para pemakainya. Pengertian cocok untuk digunakan ini mengandung 5 dimensi utama yakni kualitas desain, kualitas kesesuaian, ketersediaan, keamanan dan field use. Kontribusi Juran yang paling terkenal antara lain Juran’s Three Basic Steps to Progress, Juran’s Ten Step Quality Improvement, The Pareto Principle, dan The Juran Trilogy. Selain itu, Juran juga mengembangkan konsep Managing Business Process Quality, yang merupakan suatu teknik ntuk melaksanakan penyempurnaan kualitas secara fungsional silang (cross-functional).Juran’s Three Basic Step to Progress

Menurut Juran, tiga langkah dasar ini merupakan langkah yang harus diambil perusahaan bila mereka ingin mencapai kualitas tingkat dunia. Ketiga langkah tersebut terdiri dari;

Page 4: Tugas 2

TUGAS 2A21070113130120

1. Mencapai perbaikan terstruktur atas dasar kesinambungan yang dikombinasikan dengan dedikasi dan keadaan yang mendesak.

2. Mengadakan program pelatihan secara luas.3. Membentuk komitmen dan kepemimpinan pada tingkat manajemen yang lebih

tinggi.Juran’s Ten Steps to quality ImprovementSepuluh langkah untuk memperbaiki kualitas manurut Juran meliputi;

1. Membentuk kesadaran terhadap kebutuhan akan perbaikan dan peluang untuk melakukan perbaikan.

2. Menetapkan tujuan perbaikan3. Mengorganisasikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.4. Menyediakan pelatihan.5. Melaksanakan proyek-proyek yang ditujukan untuk pemecahan masalah.6. Melaporkan perkembangan7. Memberikan penghargaan8. Mengkomunikasi hasil-hasil.9. Menyimpan dan mempertahankan hasil yang dicapai.10. Memelihara momentum dengan melakukan perbaikan dalam sistem regular

perusahaan.The Pareto PrincipleJuran juga menerapkan prinsip yang dikemukakan oleh Vilfredo Pareto ke dalam manajemen. Prinsip ini kadang kalah disebut pula kaidah 80/20 yang bunyinya “80% of the trouble comes from 20% of the problems”. Menurut prinsip ini, organisasi harus memusatkan energy pada penyisihan sumber masalah yang sedikit tetapi vital (vital few sources) yang menyebabkan sebagaian besar masalah. The Juran Trilogy The Juran Tilogy merupakan ringkasan dari tiga fungi yang utama. Pandangan Juran terhadap fungsi-fungsi ini dijelaskan sebagai berikut;Perencanaan kualitas; Perencanaan kualitas meliputi pengembangan produk, sistem,  dan proses yang dibutuhkan untuk memenuhi atau melampaui harapan pelanggan. Langkah-langkah yang dibutuhkan itu adalah ;

1. Menentukan siapa yang menjadi pelanggan2.  Mengindentifikasi kebutuhan para pelanggan3. Mengembangkan produk dengan keistimewaan yang dapat memenuhi kebutuhan

pelanggan.4. Mengembangkan sistem dan proses yang memungkinkan organisasi untuk

menghasilkan keistimewaan tersebut.5.  Menyebarkan rencana kepada level operasional.

2.4. PHILIP B. CROSBY

Page 5: Tugas 2

TUGAS 2A21070113130120

Produk tanpa cacat (zero defects) adalah kondisi ideal yang selalu didambakan, baik oleh pembuat barang (produk dan atau jasa) maupun pelanggan atau konsumen yang memakainya. Ungkapan “zero defects” and “right first time” dipromosikan pertama kali oleh seorang tokoh manajemen kualitas Philip Crosby, awal tahun 1970-an. Philip Crosby menggambarkan “empat hal yang mutak pada manajemen kualitas” yang lebih dikenal dengan The Four Absolutes of Quality Management yang antara lain menekankan: Kualitas digambarkan sebagai kesesuaian dengan persyaratan, bukan sebagai “kebaikan” atau “kerapihan”.

Sistem untuk membangun kualitas adalah pencegahan bukan penilaian. Standar performa harus zero defect (nol defect). Pengukuran dari mutu adalah price (harga) ketidaksesuaian bukan indeks.

Tidak hanya sampai di situ, Philip Crosby dengan sangat jelas dan sistematis memberikan metode pelaksanaannya yang dikenal dengan “Empat belas tahapan program perbaikan kualitas”.Tokoh manajemen kualitas kelahiran Virginia tahun 1926 ini memperkenalkan tahapan proses perbaikan kualitas sebagai berikut:

1. Komitmen manajemen dengan penekanan pada pencegahan defect (cacat).2. Tim perbaikan kualitas menyusun anggota tim dari setiap departemen atau

fungsi beserta semua perangkat yang diperlukan.3. Lakukan pengukuran kualitas untuk memantau/memonitor status dan aktivitas

perbaikan.4. Biaya evaluasi kualitas oleh alat pengontrol untuk figur yang akurat.5. Kesadaran kualitas dengan mengomunikasikan biaya/ongkos kualitas.6. Tindakan korektif untuk menanamkan suatu kebiasaan mengidentifikasi segala

permasalahan dan memperbaikinya.7. Adanya satu komite atau panitia khusus untuk mendukung ”zero defects”.8. Melatih para penyelia/supervisor sedemikian sehingga semua para manajer dapat

memahami program tersebut dan mampu menjelaskannya.9. Laksanakan dan sosialisasilkan suatu “hari tanpa defect”.10. Menentukan sasaran/target tim yang spesifik dan terukur.11. Mendorong komunikasi karyawan dengan manajemen mengenai rintangan dan

tantangan dalam membangun kualitas.12. Memperkenalkan pencapaian prestasi.13. Dewan kualitas dari para profesional kualitas memimpin informasi status dan

gagasan kualitas.14. Melakukannya lagi, peningkatan kualitas terus menerus tanpa akhir.

2.5. ARMAND V. FEIGENBAUM

Page 6: Tugas 2

TUGAS 2A21070113130120

Armand Vallin Feigenbaum (lahir 1922) adalah seorang ahli kontrol kualitas Amerika dan pengusaha. Dia merancang konsep Total Quality Control, kemudian dikenal sebagai Total Quality Management (TQM).

Kontribusi dalam badan kualitas pengetahuan meliputi:• "Total sistem quality control yang efektif untuk mengintegrasikan

pengembangan kualitas, pemeliharaan kualitas, dan upaya peningkatan kualitas dari berbagai kelompok dalam suatu organisasi sehingga memungkinkan produksi dan layanan di tingkat yang paling ekonomis yang memungkinkan kepuasan pelanggan penuh."

• Konsep "tersembunyi" pabrik-ide yang begitu banyak pekerjaan tambahan dilakukan dalam mengoreksi kesalahan yang ada secara efektif tanaman tersembunyi dalam setiap pabrik.

• Akuntabilitas untuk kualitas: Karena kualitas adalah tugas semua orang, mungkin menjadi siapa pun pekerjaan-ide bahwa kualitas harus dikelola secara aktif akan dan memiliki visibilitas di tingkat tertinggi dari manajemen.

• Konsep biaya kualitas

2.6. KAORU ISHIKAWA Kaoru Ishikawa, ilmuwan yang banyak menyumbangkan pemikiran di bidang

manajemen kualitas ini lahir pada tahun 1915 di Tokyo, Jepang. Beliau merupakan tokoh kualitas yang telah memperkenalkan user friendly control, Fishbone cause and effect diagram, emphasised the ‘internal customer’ kepada dunia. Ishikawa juga yang pertama memperkenalkan 7 (seven) quality tools: control chart, run chart, histogram, scatter diagram, pareto chart, and flowchart yang sering juga disebut dengan “7 alat pengendali mutu/kualitas” (quality control seven tools).

Diagram Fishbone dari Ishikawa menjadi satu tool yang sangat populer dan dipakai di seluruh penjuru dunia dalam mengidentifikasi faktor penyebab problem/masalah. Alasannya sederhana. Fishbone diagram tergolong praktis, dan memandu setiap tim untuk terus berpikir menemukan penyebab utama suatu permasalahan. Disebut juga “ Grafik Tulang Ikan”, yaitu diagram yang menunjukkan sebab akibat yang berguna untuk mencari atau menganalisa sebab-sebab timbulnya masalah sehingga memudahkan cara mengatasinya.

Penggunaan Analisis Sebab Akibat :- Untuk mengenal penyebab yang penting- Untuk memahami semua akibat dan penyebab- Untuk membandingkan prosedur kerja- Untuk menemukan pemecahan yang tepat- Untuk memecahkan hal apa yang harus diilakukan- Untuk mengembangakan proses

Page 7: Tugas 2

TUGAS 2A21070113130120

2.7. SHIGEO SHINGO Mutu menjadi sangat penting bagi suatu produk (baca: barang atau jasa).

Perusahaan selalu berusaha untuk dapat mencapai kualitas proses yang sempurna tanpa adanya barang/produk yang rusak (zero defect). Walaupun dalam prakteknya, mencapai zero defect bukanlah pekerjaan mudah. Produk yang inovatif dengan desain kreatif, harga (price) yang kompetitif, jaringan penjualan yang luas, harus diimbangi juga dengan kualitas produk yang handal. Membangun kualitas di setiap proses (built in quality), merupakan salah satu upaya yang sangat efektif dalam mencapai kualitas produk yang unggul

Poka yoke merupakan istilah Bahasa Jepang, namun sudah sangat populer di seluruh dunia khususnya di kalangan industri manufaktur yang nota bene sangat terkait dengan proses dan pengendalian/kontrol kualitas. Poka yoke adalah alat atau sistem yang mampu mendeteksi kondisi produk atau proses yang tidak normal.

Ketika terjadi penyimpangan/kesalahan, Poka yoke akan mendeteksi, “memperingatkan” telah terjadinya penyimpangan tersebut. Berkembang dari semangat kaizen (continuous improvement/perbaikan terus menerus), kualitas harus terus ditingkatkan. Kesalahan akibat faktor kealfaan/kelalaian manusia (human error factor) harus terus ditekan. Semua pekerja dituntut untuk berpikir kreatif bagaimana cara mengendalikan kualitas pada setiap proses dengan sederhana, efektif, dan tentu dengan biaya murah.

Konsep poka yoke diperkenalkan oleh Shigeo Shingo pada Toyota Production System-TPS. Ini sesuai dengan prinsip Toyota yang secara terus menerus melakukan perbaikan (improvement) dan meningkatkan kualitas/mutu produknya. Kualitas harus dibangun dalam proses, bukan melalui pengerjaan ulang (rework).

Penerapan konsep poka yoke dalam kehidupan sehari-hari pun ternyata sangat banyak ditemukan. Kesalahan pemasangan akan dideteksi dan pemakai seolah “diingatkan” kalau telah terdapat kekeliruan/pemasangan yang tidak tepat atau terbalik.

2.8. GENICHI TAGUCHI Dr Genichi Taguchi dikenal dengan ‘Metode Taguchi” yang pada tahun 1949

melahirkan metode baru dalam bidang teknik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas produk dan proses serta dapat menekan biaya dan resources seminimal mungkin. Taguchi Methods adalah sebuah metode statistic yang dikembangkan oleh Genichi Taguchi untuk meningkatkan kualitas dari hasil produk manufaktur, engineering, biotechnology, marketing, dan advertising.  

Defenisi kualitas menurut Taguhchi adalah kerugian yang diterima oleh masyarakat sejak produk tersebut dikirimkan. Filosofi Taguchi terhadap kualitas dari tiga buah konsep yaitu;1. Kualitas harus didesain ke dalam produk dan bukan sekadar memeriksanya2. Kualitas terbaik dicapai dengan meminumkan deviasi dari target

Page 8: Tugas 2

TUGAS 2A21070113130120

3. Produk harus didesain sehingga robust terhadap factor lingkungan yang tidak dapat dikontrol.

4. Biaya kualitas harus diukur sebagai fungsi deviasi dari standar tertentu dan kerugian harus diukur pada seluruh sistem.Taguchi Methods melibatkan reduksi variasi dari proses melalui desain robust dari

eksperiment. Tujuan utama dari metode ini adalah memproduksi produk yang high quality dengan cost yang sangat rendah. Taguchi mengembangkan sebuah metode untuk mendesain eksperimen agar dapat menginvestigasi seberapa besar pengaruh dari parameter yang berbeda terhada mean (rata-rata) dan varians dari karakteristik performance proses yang menentukan seberapa baik proses tersebut berfungsi. Desain eksperimental yang diperkenalkan oleh Taguchi ini melibatkan orthogonal arrays untuk mengornanisasi parameter-parameter yang memberikan efek pada proses dan tingkatan yang perlu diberi variasii.

Langkah umum dalam Taguchi Methods adalah sebagai berikut;1. Menentukan tujuan dan proses atau lebih khususnya lagi target value untuk

pengukuran performance dari suatu proses.2. Menentukan parameter desain yang memberikan efekt terhadap proses3. Membuat orthogonal arrays untuk mendesain parameter yang mengindikasikan

jumlah dan kondisi dari masing-masing eksperiment4.  Menghubungkan eksperiment yang diindikasi pada array yang sudah selesai untuk

mengumpulkan dana pada efek dari pengukuran performansi.5. Melengkapi data analysis untuk menentukan efek dari berbagai parameter berbeda

dari pengukuran perfomansi.Taguchi Methods paling baik digunakan ketika ada intermediate number of variable

(3 sampai 50) interaksi yang kecil antar variable yang memberikan kontribusi signifikan.

PEMBAHASANDidunia terdapat banyak tokoh guru kualitas dimana setiap tokoh memiliki kosep

masing-masing namun tetap saling berkaitan. Dari pandangan tokoh-tokoh kualitas pokok pikiran mereka semuanya bisa dijadikan acuan untuk peningkatan pendidikan yang lebih baik untuk kedepannya :

No.

Deming Juran Crosby Shigeo Shingo Kaoru Ishikawa Genichi Taguchi

1. Defenisi Kualitas

Suatu tingkat yang dapat diprediksi dari keseragamanan dan ketergantungan pada biaya yang rendah dan sesuai dengan pasar

Kemampuan untuk digunakan (fitness for use)

Sesuai dengan persyaratan

Penerapan metode berstandar perusahaan akuntansi, control, dan proses pengukuran

Mengembangkan, merancang, memproduksi, memberi jasa produk yang bermutu yang paling ekonomi, paling berguna, dan selalu memuaskan konsumen.

Kerugian yang diterima masyarkat sejak produk tersebut dikirim.

2. Tingkat Bertanggungjawab Kurang dari 20 Bertanggungjaw Manajer Manajer sangat Lebih

Page 9: Tugas 2

TUGAS 2A21070113130120

Tanggungjawab Manajemen Senior

94 persen atas masalah kualitas.

persen masalah kualitas karena pekerja

ab untukkualitas melakukan investasi lebih banyak

berpengaruh terhadap kualitas produksi.

berperan aktif

3. Standar prestasi/motivasi

Kualitas memiliki banyak skala, sehingga perlu digunakan statistic untuk mengukur prestasi pada semua bidang, kerusakan nol sangat penting

Menghindari kampanye untuk melakukan pekerjaan yang sempurna

Kerusakan nol (zero defects)

Biaya manajemen siklus hidup produk

Inisiatif untuk pencapaian kualitas harus berkesinambungan dan berasal dari organisasi secara keseluruhan.

Kualitas harus didesain bukan sekadar memeriksa

4. Pendekatan umum

Mengurangi keanekaragaman dengan perbaikan berkesinambungan dan menghentikan inspeksi massa

Pendekatan manajemen umum terhadap kualias, khususnya unsure manusia

Pencegahan, bukanlah inspeksi

Siklus hidup produk merupakan waktu keberadaan produk dari konsep hingga menjadi produk

Kepuasan pelanggan dan pelayanan yang memuaskan.

Kepuasaan pelanggan dimulai dari pengiriman

5. Struktur 14 Butir untuk manajemen

10 langkah perbaikan kualitas

14 langkah perbaikan kualitas

5 Prinsip Lean Accounting

Diagram Fish Born Tiga Konsep terhadap Kualitas

6, Pengendalian Proses statistic (statistical process control)

Metode statistic untuk pengendalian kualitas harus digunakan

Merekomendasi SPC akan teteapi memperingatkan bahwa SPC dapat mengakibatkan Total Driven Approach

Menolak tingkat kualitas yang dapat diterima secara statistic

- Menyelesaikan masalah sampai ke akar-akarnya.

-

7. Basis perbaikan Secara terus menerus mengurangi penyimpangan, menghilangkan tujuan tanpa metode

Pendekatan kelompok proyek-proyek menetapkan tujuan

Suatu proses bukanlah suatu program, tujuan perbaikan.

Kalkulasi biaya keseluruhan hidup juga meningkatkan kemampuan untuk membuat keputusan.

Pendekatan secara mendalam

Sejak awal pengiriman

8. Kerjasama tim Partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan dan memecahkan kendala antar departemen

Pendekatan tim dan gugus kendali mutu

Kelompok perbaikan kualitas dan dewan kualitas

- Kerjasama tim sangat penting baik di tingkat individu maupaun top manajemen

-

9. Biaya Kualitas Tidak ada optimum perbaikan terus menerus

Quality is not free, trerdapat suatu optimum

Cost of nonconformance quality is free.

- - Menekan biaya dan resources seminimal mungkin.

10. Pembelian dan barang yang diterima

Inspeksi terlalu terlambat, menggunakan tingkat kualitas yang dapat diterima

Masalah pembelian merupakan hal yang rumit sehingga diperlukan survai formal

Nyataman persyatan; pemasok adalah perluasan

Lebih nyaman Lebih terpantau karena sejak awal dikirim

11. Penilaian pemasok

Tidak, kritikal dari kebanyakan system

Ya, akan tetapi membantu pemasuk memperbaiki

- - -

12. Hanya satu Ya Tidak, dpat - - -

Page 10: Tugas 2

TUGAS 2A21070113130120

sourcing of supply

diabaikan untuk meningkatkan daya saing.

KESIMPULAN

Pokok-pokok pikiran dari tokoh-tokoh kualitas yang telah dibahas dapat diketahui

bahwa terdapat kesamaan pikiran dari pakar-pakar kualitas dan mengetahui

perbandingan akan kualitas.

Misalnya dari defenisi kualitas, Deming mengatakan suatu tingkat yang dapat

diprediksi dari keberagaman dan ketergantungan pada biaya yang rendah dan sesuai

dengan pasar. Sedangkan Juran menyatakan, kemampuan untuk digunakan (fitness for

use), sementara Crosby menegaskan, kualitas harus sesuai dengan persyaratan.

Sedangkan Shigeo Shingo menyatakan kualitas bersandar perusahaan akuntansi,

kontrol, dan proses pengukuran. Kaoru Ishikawa lebih kepada mendefinisikan kendali

mutu sebagai berikut , “Melaksanakan kendali mutu adalah mengembangkan,

merancang, memproduksi dan memberikan jasa produk bermutu yang paling ekonomis,

paling berguna, dan selalu memuaskan bagi konsumen”. Berdasarkan definisi ini

kendali mutu selalu berorientasi kepada kepuasan pelanggan dan dalam hal pendidikan

berarti pelayanan yang dapat memuaskan para peserta didik. Ishikawa  percaya  bahwa

inisiatif  untuk  mencapai peningkatan kualitas yang berkesinambungan haruslah berasal

dari organisasi secara keseluruhan. Sementara Defenisi kualitas menurut Taguhchi

adalah kerugian yang diterima oleh masyarakat sejak produk tersebut dikirimkan

DAFTAR PUSTAKAOakland, JS (1989), Total Quality Management, London: Heinemann Professional Publhising Ltd, pp.291-292

Page 11: Tugas 2

TUGAS 2A21070113130120