TUGAS 1.doc

30
TUGAS 1 1. Kemampuan Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan (ability). Secara umum, menurut Robbins menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: Kemampuan Intelektual Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental, berpikir, menalar dan memecahkan masalah. Kemampuan Fisik Kemampuan fisik adalah kemampuan tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan dan karakteristik serupa. 2. Motivasi Faktor motivasi juga mempengaruhi seseorang dalam melakukan sesuatu kegiatan. Dalam hal ini motivasi Arde N. Fransen dan Maslow mengemukan sebagai berikut Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan dengan usaha yang baru Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran Adanya ganjaran untuk hukuman Adanya kebutuhan untuk mendapatkan kehormatan dari masyarakat

Transcript of TUGAS 1.doc

Page 1: TUGAS 1.doc

TUGAS 1

1. Kemampuan

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan (ability). Secara umum,

menurut Robbins menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

Kemampuan Intelektual 

Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan

berbagai aktivitas mental, berpikir, menalar dan memecahkan masalah.

Kemampuan Fisik

Kemampuan fisik adalah kemampuan tugas-tugas yang menuntut stamina,

keterampilan, kekuatan dan karakteristik serupa.

2. Motivasi

Faktor motivasi juga mempengaruhi seseorang  dalam  melakukan  sesuatu kegiatan.

Dalam hal ini motivasi Arde N. Fransen dan Maslow mengemukan sebagai berikut

Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan dengan usaha yang baru

Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran

Adanya ganjaran untuk hukuman

Adanya kebutuhan untuk mendapatkan kehormatan dari masyarakat

Adanya kebutuhan kecintaan

Adanya keinginan yang harus tercapai

3. Perhatian

a. Pengertian Perhatian

Dalam istilah psikologi, perhatian diartikan sebagai suatu reaksi yang dilakukan oleh

organisme dan kesadaran seseorang. Perhatian adalah merupakan pemusatan atau konsentrasi

dari seluruh aktivitet individu yang ditujukan kepada suatu obyek atau kepada sekumpulan

obyek-obyek. Perhatian juga adalah merupakan penyeleksian terhadap stimuli yang ditermia

oleh individu yang bersangkutan.

Menurut Dr. Aryan Ardhana, perhatian adalah suatu kegiatan jiwa. Perhatian dapat

didefinisikan sebagai proses pemusatan phase-phase atau unsur-unsur pengalaman dan

mengabaikan yang lainnya.

Page 2: TUGAS 1.doc

Sedang menurut Drs. Dakir, perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran dalam

pemusatannya kepada barang sesuatu baik di dalam maupun di luar diri kita.

B. Macam-Macam Perhatian

Ada beberapa macam perhatian, diantaranya ialah :

Kalau kita lihat dari derajatnya, maka akan terdapat perhatian yang tinggi dan

perhatian yang rendah. Rentetan derajat perhatian itu mempunyai perbedaan yang

kualitatif. Orang yang melakukan perhatian yang tinggi kadang-kadang sampai

melupakan waktu dan keadaan sekelilingnya.

Kalau kita lihat dari cara timbulnya, maka akan terdapat perhatian yang spontan dan

perhatian yang spontan dan perhatian yang refleksip. Dikatakan perhatian yang

spontan apabila timbulnya itu dengan sendirinya. Sedang perhatian refkeksip kalau

timbulnya dengan disengaja juga disertai dengan kemauan yang kuat.

Kalau kita lihat dari sikap batin kita, maka akan terdapat perhatian yang memusat dan

perhatian yang merata. Perhatian yang pertama kalau ditujukan kepada sesuatu objek,

misalnya seorang yang sedang belajar, seorang penyelidik, seorang yang sedang

mengintai dan sebagainya. Sedang kepada perhatian jenis kedua kalau ditujukan

kepada beberapa objek bersama-sama, misalnya seorang sopir yang sedang

menjalankan mobilnya, seorang dalang yang sedang menjalankan tugasnya dan

sebagainya.

Kalau kita lihat dari tabahnya, ada perhatian yang luas dan ada perhatian yang sempit.

Perhatian luas pada banyak hal sama dengan perhatian yang merata, sedang perhatian

yang sempit kalau hanya tertuju pada objek-objek yang tertentu juga terbatas.

Kalau kita lihat dari sifatnya, ada perhatian yang statis dan ada perhatian yang

dinamis. Orang berperhatian tetap, kalau dalam waktu yang lama berturut-turut dapat

melakukan suatu tugas dengan perhatian yang kuat. Sedangkan perhatian yang

dinamis kalau pemusatannya itu berubah-ubah atau selalu berganti objek.

Pehatian habitual yaitu perhatian yang menunjukkan pada kecenderungan individu

untuk memperhatikan kekuatan merangsang jenis tertentu dalam setiap keadaan

lingkungan dengan meninggalkan perangsang-perangsang lainnya

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perhatian

Perhatian dapat dipengaruhi oleh factor-faktor tertentu. Faktor-faktor ini dapat berupa

faktor obyektif dan subyektif. Yang dimaksud dengan faktor obyektif adalah sifat daripada

Page 3: TUGAS 1.doc

obyek atau benda-benda yang menarik perhatian kita terlepas dari kemauan dan pengalaman

kita. Sedang faktor subyektif adalah faktor-faktor berhubungan dengan keadaan, kondisi diri

pribadi, sikap dan batin tertentu yang memperhatikan obyek tersebut.

Yang termasuk dalam faktor-faktor obyektif.

Perangsang yang berubah-ubah menarik perhatian kita.

Perangsang yang luar biasa menarik perhatian kita.

Perangsang yang luar biasa menarik perhatian kita.

Perangsang yang tiba-tiba menarik perhatian kita.

Benda-benda yang mempunyai bentuk tertentu akan lebih menarik perhatian kita

daripada benda-benda yang bentuknya tidak tertentu.

Benda-benda yang berhubungan dengan kebutuhan dasar kita biasanya menarik

perhatian itu.

Yang termasuk dalam faktor-faktor subyektif antara lain :

Pekerjaan yang sedang kita laksanakan menentukan perhatian.

Keinginan menentukan perhatian.

Minat (interest) menentukan perhatian.

Perasaan menentukan perhatian.

Mode menentukan perhatian.

Keadaan yang dibayang-bayangkan mengarahkan perhatian kepada segala sesuatu

yang ada hubungannya dengan keadaan itu.

Kebiasaan menentukan perhatian.

4. Persepsi

Menurut kamus lengkap psikologi, persepsi adalah: (1) Proses mengetahui

atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera, (2) Kesadaran dari

proses-proses organis, (3) (Titchener) satu kelompok penginderaan dengan

penambahan arti-arti yang berasal dari pengalaman di masa lalu, (4) variabel yang

menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari kemampuan organisasi untuk

melakukan perbedaan diantara perangsang-perangsang, (5) kesadaran intuitif

mengenai kebenaran langsung atau keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu

(Chaplin, 2006:358).

Menurut Leavit (dalam Sobur, 2003:445) persepsi dalam arti sempit adalah

penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas

Page 4: TUGAS 1.doc

persepsi adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang

atau mengartikan sesuatu.

Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses yang menggabungkan dan

mengorganisir data-data indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian

rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita

sendiri (Shaleh, 2009:110).

Menurut Wittig (1977:76) persepsi adalah proses menginterpretasikan stimulus

oleh seseorang (perception is the process by which a person interprets sensory

stimuli). Persepsi muncul dari beberapa bagian pengalaman sebelumnya.

Definisi persepsi yang diberikan oleh Desiderato (dalam Rakhmat, 1996:51)

adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh

dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan

makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Hubungan dengan persepsi sudah

jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna

informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi,

motivasi, dan memori.

Persepsi dalam pengertian psikologi menurut Sarwono (2002:94) adalah

proses pencarian informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi

tersebut adalah penginderaan (penglihatan, pendengaran, peraba dan sebagainya).

Sebaliknya, alat untuk memahaminya adalah kesadaran atau kognisi.

Menurut Moskowitz dan Ogel (dalam Walgito, 2003:54) persepsi merupakan

proses yang integrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan

demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan proses pengorganisasian,

penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu

sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated

dalam diri individu.

Persepsi menurut Fielman (1999:126) adalah proses konstruktif yang mana

kita menerima stimulus yang ada dan berusaha memahami situasi (Perception a

contructive process by which we go beyond the stimuli that are presented to us and

attempt to construct a meaningful situation). Sedangkan menurut Morgan (1987:107)

persepsi mengacu pada cara kerja, suara, rasa, selera, atau bau.  Dengan kata lain,

persepsi dapat didefinisikan apa pun yang dialami oleh seseorang (perception refers

to the way the work, sound, feel, tastes, or smell. In other works, perception can be

defined as what ever is experienced by a person).

Page 5: TUGAS 1.doc

Persepsi adalah proses pengolahan informasi dari lingkungan yang berupa

stimulus, `yang diterima melalui alat indera dan diteruskan ke otak untuk diseleksi,

diorganisasikan sehingga menimbulkan penafsiran atau penginterpretasian yang

berupa penilaian dari penginderaan atau pengalaman sebelumnya. Persepsi

merupakan hasil interaksi antara dunia luar individu (lingkungan) dengan pengalaman

individu yang sudah diinternalisasi dengan sistem sensorik alat indera sebagai

penghubung, dan dinterpretasikan oleh sistem syaraf di otak.

5. Ingatan

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ingatan

Faktor-faktor yang mempengaruhi ingatan diantaranya yaitu :

1) Ingatan jangka pendek (STM)

Ingatan yang disimpan di dalam STM berlangsung kurang dari 30 detik. Jika

disajikan secara serial maka jumlah aitem yang dapat disimpan dalam STM adalah

antara 2 sampai 5 aitem. Secara umum STM memiliki kapasitas mengingat objek

berkisar 7 aitem, atau antara 5 sampai dengan 9 aitem. Informasi yang disimpan

dalam STM biasanya berupa kode auditori (bunyi), tetapi dapat pula menggunakan

kode semantik dan visual.

2) Efek posisi serial (the serial position effect)

Sejumlah informasi (aitem atau objek) yang disajikan secara berurutan akan

mempengaruhi ingatan seseorang. Aitem-aitem atau objek-objek yang berada pada

posisi atau urutan bagian awal (depan) dan juga akhir (belakang) akan cenderung

diingat lebih baik daripada aitem-aitem atau objek-objek yang berada pada urutan di

tengah. Karena informasi atau aitem-atem yang terletak di bagian awal akan lebih

dulu memasuki ingatan jangka pendek, sehingga memungkinkan dilakukan

pengulangan di dalam pikiran secara memadai untuk kemudian dipindahkan ke dalam

ingatan jangka panjang. Bagi informasi yang terletak diurutan tengah, ketika

memasuki ingatan jangka pendek bersamaan waktunya dengan proses pengulangan

informasi di bagian depan, sehingga hanya sedikit kapasitas bagi pengulangan

kembali informasi yang terletak di tengah. Dengan demikian informasi yang terletak

di tengah urutan belum sampai dipindahkan ke ingatan jangka panjang. Sementara itu,

informasi yang terletak di bagian akhir cenderung diingat lebih baik, sebab

informasinya masih berada pada ingatan jangka pendek pada waktu di-recall.

3) Ingatan jangka panjang (STM)

Page 6: TUGAS 1.doc

Ingatan jangka panjang ini meliputi proses penyimpanan informasi yang bersifat

lebih permanen (berlangsung lebih lama dari beberapa menit sampai waktu yang tidak

terbatas). Selain itu, informasi akan disimpan dalam bentuk maknanya atau semantik.

4) Keahlian (expertise)

Keahlian dalam suatu bidang memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap

ingatan seseorang. Orang akan dapat mengingat bahan dan informasi baru dengan

baik apabila ia memiliki latarbelakang pengetahuan yang cukup baik di bidang

tersebut. Hal ini terjadi karena latar belakang pengetahuan keahlian seseorang dapat

menjadi isyarat mental (mental cues). Isyarat mental ini merupakan bagian dari

susunan pengetahuan yang sudah dipelajari secara teliti dan diorganisasikan dengan

baik. Isyarat mental dapat menimbulkan gambaran yang jelas mengenai suatu objek di

dalam mental atau pikiran seseorang. Selain itu, isyarat mental juga memiliki sifat

yang lebih menonjol, sehingga tidak mudah dikacaukan oleh informasi yang lain.

5) Pemberian kode khusus (encoding specificity)

Prinsip pemberian kode khusus ialah seseorang akan mudah mengingat kembali

suatu peristiwa yang terjadi hanya jika sesuai dengan bekas yang ditemukan di dalam

ingatannya. Dengan kata lain, orang akan mengingat kembali informasi dengan lebih

baik jika situasinya sama dengan situasi pada waktu ia melakukan proses pemberian

kode sebelumnya. Suatu informasi yang disimpan dalam bentuk makna atau semantik

akan diingat kembali lebih efektif apabila tugas yang diminta juga berbentuk makna,

dan bukan intonasinya.

6) Emosi atau afek

Aktivitas mengingat juga dipengaruhi oleh keadaan emosi seseorang. Pertama,

dalam mengingat kata-kata maka orang cenderung mengingat lebih baik pada kata-

kata yang menyenangkan daripada kata-kata yang menyedihkan. Fenomena ini

disebut Pollyanna principles, yaitu satuan informasi yang secara emosi menyenangkan

biasanya diproses lebih efisien dan tepat daripada informasi yang mengandung

kesedihan. Kedua, kesamaan suasana hati (mood congruence), yaitu ingatan menjadi

lebih baik jika bahan yang dipelajari sama dengan suasana hati yang berlangsung pada

saat ini. Ketiga, ketergantungan dengan suasana hati (state dependence).

Ketergantungan ini terjadi apabila seseorang mengingat informasi lebih baik dalam

suasana hati sekarang yang sesuai dengan suasana hati pada saat bahan itu pertama

kali dipelajari atau diterima.

7) Very-long-term memory (VLTM)

Page 7: TUGAS 1.doc

VLTM adalah ingatan yang berlangsung lebih dari tiga bulan lamanya. Jenis

ingatan ini sebenarnya merupakan perluasan dari jenis ingatan jangka pendek dan

ingatan jangka panjang. Khusus ingatan jangka panjang dapat berlangsung dari satu

menit sampai dengan seumur hidup. Pemikiran ini terlalu luas, sehingga sebagian ahli

psikologi mencoba memahami informasi yang disimpan di dalam ingatan untuk

jangka waktu yang sangat panjang. Sebab, perbedaan interval waktu (satu hari, satu

minggu, satu bulan, satu tahun, dan puluhan tahun) akan mempengaruhi ketepatan

mengingat kembali.

8) Stres

Elizabeth Loftus berpendapat bahwa perasaan cemas dapat mempersempit fokus

perhatian seseorang sehingga berbagai petunjuk penting yang menuntun memori

menjadi hilang. Ketika perasaan cemas sudah membuat kita kehilangan petunjuk-

petunjuk yang berguna, kita akan semakin sulit untuk menyimpan memori ataupun

mengingat kembali apa yang telah tersimpan dalam memori.

9) Kondisi fisik yang lelah

Kondisi fisik yang lelah juga sangat mempengaruhi daya serap informasi yang

masuk, dengan demikian secara langsung mempengaruhi kemampuan mengingat.

Para ahli mengetahui bahwa pikiran dan tubuh saling mempengaruhi satu sama lain.

Kondisi fisik yang lelah bisa disebabkan oleh waktu istirahat yang kurang atau jam

belajar yang terlalu panjang.

d. Teknik Memory

Teknik memori adalah teknik memasukkan segala informasi yang kita peroleh ke

dalam otak sesuai dengan cara kerja otak. Pada dasarnya otak sangat menyukai

dengan hal-hal seperti, sesuatu yang tidak masuk akal dan berlebihan, penuh warna,

multi sensori atau melibatkan seluruh panca indera, menggunakan asosiasi, imajinasi,

humor, simbol dan lain sebagainya. Semakin kita bisa menggunakan hal-hal tersebut,

semakin maksimal pula kemampuan mengingat kita. Adapun beberapa teknik

memori, diantaranya yaitu:

1) Teknik Asosiasi

Teknik asosiasi atau cantolan adalah bagaimana cara kita mengasosiasikan

pelbagai hal dalam memori kita. Kita dapat menggunakan asosiasi sederhana untuk

mengingat potongan-potongan informasi. Selain itu, teknik ini juga untuk

mengajarkan daftar informasi yang panjang, terutama saat kita ingin mengingat

informasi dengan urutan tertentu.

Page 8: TUGAS 1.doc

3) Sistem Mata Rantai

Sistem mata rantai adalah suatu sistem penggunaan mnemonics yang paling dasar

yang menghubungkan antara item satu dengan yang lain secara berurutan. Metode ini

juga disebut dengan metode cerita, sebab dengan cerita ada item-item yang

dihubungkan secara berurutan baik dari depan maupun dari belakang dan akan mudah

diingat.

3) Sistem Pegword (kata kunci)

Sistem peg adalah suatu sistem yang terdiri dari sejumlah kata-kata benda konkrit

yang telah dihafal sebelumnya dan dihubungkan dengan nomor atau huruf abjad.

Misalnya, sistem peg yang dikembangkan oleh Henry Herdson yang menggambarkan

satu objek dengan satu nomor. Huruf 1=lilin (gambar lilin berdiri), 2=angsa, dan lain

sebagainya.

4) Sistem Loci atau Lokasi

Dengan metode ini, kita bisa mengasosiasikan informasi yang ingin kita ingat

dengan lokasi tertentu. Kita dapat mengingat informasi dengan mudah jika kita

meletakkannya di tempat tertentu.

e. Lupa (forgetting)

Pada dasarnya lupa dapat terjadi pada informasi yang disimpan didalam ingatan

seseorang. Fenomena lupa merupakan kegagalan seseorang dalam mengingat kembali

informasi yang sudah tersimpan. Kenneth menjelaskan bahwa pada dasarnya lupa

tidak terjadi dengan sendirinya, namun ada penyebabnya. Beberapa penyebab lupa,

diantaranya yaitu:

1) Keusangan, karena ingatan terhadap sesuatu tidak pernah dipekai lagi.

2) Represi (penekanan ke dalam), yaitu penekanan secara sadar terhadap peristiwa

yang tidak menyenangkan.

3) Distorsi secara sistematis, yaitu mengubah memori kita tentang berbagai hal

agar sesuai dengan apa yang kita inginkan (interest).

4) Interferensi, yaitu apa saja yang terjadi selama jangka waktu tersebut karena

hasil belajar atau informasi lain yang masuk. Proses lupa yang terjadi pada ingatan

jangka panjang merupakan akibat dari tidak adanya cara untuk mencapai informasi itu

dan bukan karena tidak adanya informasi itu sendiri. Maka, ingatan yang lemah dapat

dapat mencerminkan kegagalan pengingatan kembali dan bukan merupakan

kegagalan penyimpanan informasi. Dalam ingatan jangka pendek, di mana lupa

Page 9: TUGAS 1.doc

merupakan akibat dari kelebihan kapasitas penyimpanan. Para ahli mengajukan tiga

teori mengenai lupa, yaitu:

(a) Decay Theory (teori kerusakan)

Teori ini beranggapan bahwa lupa dapat terjadi karena informasi yang pernah

disimpan di dalam ingatan tidak pernah atau jarang digunakan, sehingga mengalami

kerusakan atau hilang dnegan sendirinya

(b) Interference Theory (teori interferensi atau terhalang)

Teori ini mendasarkan pada pandangan psikologi asosiasi. Dimana suatu asosiasi

dibentuk antara stimulus tertentu dengan respon tertentu pula. Asosiasi atau hubungan

ini tetap berlangsung di dalam ingatan, sepanjang tidak ada informasi lain yang

mengganggu atau menghalanginya. Interferensi dibagi menjadi dua yaitu retroactive

iinhibition dan proactive inhibition. retroactive iinhibition terjadi apabila materi atau

informasi yang baru menghalangi seseorang untuk mengingat informasi lama.

Sedangkan proactive inhibition yaitu apabila materi atau informasi yang lama

menghalangi seseorang untuk mengingat informasi baru.

(c) Cue-dependent Forgetting Theory (teori ketergantungan pada isyarat)

Teori ini berpandangan bahwa pada dasarnya lupa terjadi bukan disebabkan oleh

kerusakan informasi di dalam ingatan atau terhalang oleh informasi yang lain,

melainkan disebabkan oleh terlalu jauhnya letak informasi yang akan diingat kembali

oleh seseorang.

f. Cara Mengukur Memori

Ada tiga cara untuk mengukur sampai berapa banyak seseorang dapat mengingat

kembali informasi yang telah disimpan, antara lain:

1. Dengan cara memintanya untuk menceritakan apa saja yang diingatnya (recall).

2. Kita dapat memintanya untuk menyebutkan item-item yang diingatnya dari

sekelompok item-item (recognition).

3. Kita dapat juga mencoba untuk mengetahui mudah tidaknya ia mempelajari

materi tersebut untuk kedua kalinya (relearning).

g. Cara Meningkatkan Kinerja Ingatan Secara garis besar daya mengingat atau

kapasitas ingatan setiap orang dapat ditingkatkan, paling sedikit penggunaannya dapat

dioptimalkan melalui latihan-latihan dan strategi-strategi tertentu. Adapun strategi dan

teknik untuk membantu meningkatkan kinerja ingatan seseorang diantaranya yaitu:

1) Imajeri Visual

Page 10: TUGAS 1.doc

Imajeri visual yaitu gambaran mengenai sesuatu di dalam pikiran. Misalnya,

mengingat kata kerbau, maka orang dapat membayangkan di dalam pikirannya

mengenai gambar kerbau di buku atau seekor kerbau berada ditengah sawah. Dengan

mengingat suatu peristiwa, orang dapat melakukannya dengan membayangkan

kembali peristiwa itu di dalam pikirannya.

2) Organisasi

Mengorganisasikan informasi sehingga membentuk suatu tatanan atau pola

tertentu, misalnya berupa serial atau hirarki. Organisasi serial dapat dipergunakan

ketika seseorang harus mengingat banyak kejadian. Ia dapat menyusun secara urutan

kejadian-kejadian itu sesuai dengan waktu kejadian, dari yang sudah lama sampai

yang baru terjadi, atau sebaliknya.

4) Mediasi

Menggunakan mediasi atau perantara. Cara ini dilakukan dengan menambahkan

kata-kata atau gambar-gambar di dalam materi yang akan diingat. Misalnya kata

cerdas, agar lebih mudah mengingat artinya maka seseorang dapat menambahkan kata

tersebut dengan solusi cerdas atau orang cerdas. Selain itu, mediasi juga dapat

dilakukan dengan membuat singkatan.

5) Simbol

Mengganti simbol terhadap objek yang ingin diingat, misalnya mengganti simbol

huruf dengan angka atau sebaliknya.

REFERENSI

Bimo Walgito. 1990. Pengantar Psikologi Umum. Edisi Revisi, Cetakan ke 2.

Jogjakarta. Penerbit Andi OFFSET.

6. Lupa

Lupa merupakan peristiwa tidak dapat memproduksi tanggapan-tanggapan

atau situasi gejala dimana informasi yang telah disimpan tidak dapat ditemukan

kembali untuk digunakan.

Daya ingatan kita tidaklah sempurna. Banyak hal-hal yang pernah diketahui,

tidak dapat diingat kembali, atau dilupakan. Ada empat cara untuk menerangkan

proses lupa. Keempatnya tidak saling bertentangan, melainkan saling mengisi :

1. Apa yang telah kita ingat, disimpan dalam bagian tertentu diotak. Kalau materi

yang harus diingat itu tidak pernah digunakan, maka karena proses metabolisme

Page 11: TUGAS 1.doc

otak, lambat laun jejak materi itu akan terhapus dari otak dan kita tak dapat

mengingatnya kembali. Jadi, karena tidak digunakan, materi itu lenyap sendiri.

2. Mungkin pula materi itu tidak lenyap begitu saja, melainkan mengalami

perubahan-perubahan secara sistematis, mengikuti prinsi-prisip sebagai berikut :

a. Penghalusan : Materi berubah bentuknya kearah bentuk yang lebih simetris,

lebih halus dan kurang tajam, sehingga bentuknya asli tidak diingat lagi.

b. Penegasan : Bagian-bagian yang paling menyolok dari suatu hal adalah yang

paling mengesankan, dan  karena itu dalam ingatan bagian-bagian ini

dipertegas, sehingga yang diingat hanya bagian-bagian yang menyolok ini dan

bentuk keseluruan tidak begitu diingat. Misalnya, kita melihat seseorang

dengan hidung mancung. Karena terkesan oleh hidungnya, maka dalam

mengingat orang itu kita hanya ingat akan hidungnya, sedangkan bagaimana

wajah orang itu sebenarnya tidak kita ingat lagi.

c. Asimilasi : Bentuk yang mirip botol, misalnya, akan kita ingat sebagai botol,

sekalipun bentuk itu bukan botol sama sekali. Dengan demikian kita hanya

ingat akan sebuah botol, tetapi tidak ingat bentuk yang asli. Perubahan materi

disini disebabkan karena kita cenderung untuk mencari bentuk yang ideal dan

lebih sempurna.

3. Kalau kita mempelajari hal yang baru, mungkin hal-hal yang sudah kita ingat,

tidak dapat kita ingat lagi. Misalnya, seorang anak menghafal nama kota-kota

dijawa barat. Setelah itu ia mengahafal nama kota-kota dijawa tengah. Pada waktu

ia sudah menghafal materi kedua, materi pertama sudah lupa lagi. Dengan

perkataan lain, materi kedua menghambat dapat diingatnya materi pertama.

Hambatan seperti ini disebut hambatan retroaktif. Sebaliknya, mungkin pula

materi yang baru kita pelajari tidak dapat masuk dalam ingatan, karena terhambat

oleh adanya materi lain yang sudah terlebih dahulu dipelajari. Hambatan seperti

ini disebut hambatan proaktif.

4. Ada kalanya kita melupakan sesuatu. Hal ini disebut represi. Peristiwa-peristiwa

yang mengerikan, menakutkan, penuh dosa, menjijikan dan sebagainya, pendek

kata semua hal yang tidak dapat diterima oleh hati nurani akan kita lupakan

dengan sengaja (sekalipun proses lupa yang sengaja ini kadang-kadang tidak kita

sadari, terjadi diluar alam kesadaran kita). Pada bentuknya yang ekstrim represi

dapat menyebabkan amnesia, yaitu lupa akan namanya sendiri, akan alamatnya

sendiri, akan orang tua, akan anak-istri dan akan semua hal yang bersangkut-paut

Page 12: TUGAS 1.doc

dengan dirinya sendiri. Amnesia ini dapat ditolong atau disembuhkan melalui

suatu peristiwa yang begitu dramatisnya sehingga menimbulkan kejutan kejiwaan

pada penderita.

Faktor-faktor penyebab lupa dalam belajar dan kiat   mengatasinya

a. Faktor-faktor penyebab lupa

Pertama, lupa dapat terjadi karena sebab gangguan konflik antara item-item

informasi atau materi yang ada dalam system memori siswa. Dalam interference

theory (teori mengenai gangguan), gangguan konflik ini terbagi menjadi dua,

yaitu: 1) practice interference; 2) retroactive interference (Reber 1988; Best

1989; Anderson 1990)

Kedua, lupa dapat terjadi pada seorang siswa karena sebab adanya tekanan

terhadap item yang telah ada baik sengaja maupun tidak. Penekanan ini terjadi

karena beberapa sebab, yaitu:

1) Karena item informasi (berupa pengetahuan, tanggapan, kesan, dan

sebagainya) yang diterima siswa kurang menyenangkan, sehingga ia dengan

sengaja menekannya hingga ke alam ketidaksadaran

2) Karena item informasi yang baru secara otomatis menekan item informasi

yang telah ada, jadi sama dengan fenomena retroactive

3) Karena item informasi yang akan direproduksi (diingat kembali) itu tertekan

ke alam bawah sadar dengan sendirinya lantaran tidak pernah dipergunakan

Ketiga, lupa dapat terjadi karena sebab perubahan sikap dan minat siswa terhadap

proses dan situasi belajar tertentu. Jadi, meskipun seorang siswa telah mengikuti

proses belajar-mengajar dengan tekun dan serius, tetapi karena sesuatu hal sikap

dan minat siswa tersebut menjadi sebaliknya (seperti karena ketidaksenangan

terhadp guru) maka materi pelajaran itu akan mudah terlupakan.

Keempat, menurut law of disuse (Hilgard & Bower 1975), lupa dapat terjadi

karena sebab materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunaakan atau

dihafalkan siswa. Menurut asumsi sebagian ahli, materi yang diperlakukan

demikian akan masuk ke alam bawah sadar atau mungkin juga bercampur aduk

dengan materi pelajaran baru.

Kelima, lupa tentu saja dapat terjadi karena sebab perubahan urat syaraf otak.

Seorang siswa yang terserang penyakit tertentu seperti keracunan, kecanduan

Page 13: TUGAS 1.doc

alkohol, dan geger otak akan kehilangan ingatan atau item-item informasi yang

ada dalam memori permanennya.

b. Kiat mengurangi lupa dalam belajar

Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah dengan cara meningkatkan daya ingat akal

siswa. Banyak ragam kiat yang dapat dicoba siswa dalam meningkatkan daya

ingatannya, antara lain menurut Barlow (1985), Reber (1988), dan Anderson (1990),

adalah sebagai berikut:

Over learning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihi batas

penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu. Over learning terjadi apabila

respons atau reaksi tertentu muncul setelah siswa melakukan pembelajaran

atas respon tersebut dengan cara di luar kebiasaan. Banyak contoh yang dapat

dipakai untuk over learning, antara lain pembacaan teks Pancasila pada setiap

hari Senin memungkinkan ingatan siswa terhadap teks Pancasila lebih kuat.

Extra study time (tambahan waktu belajar) ialah upaya penambahan alokasi

waktu belajar atau penambahan frekuensi aktivitas belajar. Penambahan

alokasi waktu belajar materi tertentu berarti siswa menambah jam belajar,

misalnya dari satu jam menjadi dua jam waktu belajar. Penambahan frekuensi

belajar berarti siswa meningkatkan kekerapan belajar materi tertentu, misalnya

dari sekali sehari menjadi dua kali sehari. Kiat ini dipandang cukup strategis

karena dapat melindungi memori dari kelupaan.

Mnemonic device (muslihat memori) yang sering juga hanya disebut

mnemonic itu berarti kiat khusus yang dijadikan “alat pengait” mental untuk

memasukkan item-item informasi ke dalam sistem akal siswa.

Clustering (pengelompokkan) ialah menata ulang item-item materi menjadi

kelompok-kelompok kecil yang dianggap lebih logis dalam arti bahwa item-

item tersebut memiliki signifikansi dan lafal yang sama atau sangat mirip.

Penataan ini direkayasa sedemikian rupa dalam bentuk daftar-daftar item

materi sehingga mudah untuk dihafalkan.

7. Retensi (daya ingat)

Page 14: TUGAS 1.doc

Retensi merupakan suatu fase-fase informasi baru yang di peroleh harus

dipindahkan dari memori jangka pendek ke mmori jangka panjang dan dapat terjadi

melalui pengulangan kembali untuk praktek dan elaborasi

Daya ingat (retensi) yang baik merupakan kebutuhan setiap siswa untuk

belajar optimal. Ini karena hasil belajar siswa di sekolah diukur berdasarkan

penguasaan siswa atas materi pelajaran, yang prosesnya tidak terlepas dari kegiatan

mengingat (kemampuan menggunakan daya ingat). Maka dengan daya ingat yang

baik, siswa akan dapat belajar dengan mudah dan mencapai hasil optimal. Namun,

tidak setiap siswa memiliki daya ingat yang baik. Dalam setiap kelas, misalnya, pasti

ada siswa yang memiliki daya ingat baik dan ada pula yang memiliki daya ingat

buruk. Hal ini sesuai pendapat Kapadia (2003) yang menyatakan bahwa beberapa

orang memiliki daya ingat yang baik dan yang lainnya berdaya ingat buruk (Admin,

2009).

Proses pembelajaran di kelas akan berlangsung lancar bila seluruh siswa

memiliki daya ingat yang baik. Tetapi ketika sebagian besar siswa memiliki daya

ingat buruk ditandai dengan kesulitan siswa dalam mengingat materi pelajaran

tentunya akan timbul masalah karena proses pembelajaran menjadi lamban.

Lambannya proses pembelajaran akan berdampak tidak tercapainya target yang

ditentukan. Atau kalau target tercapai, daya serapnya justru tidak tercapai. Jika ini

terjadi, berarti pembelajaran tidak berhasil (Admin, 2009).

Untungnya, daya ingat itu dapat diperbaiki. Ini sesuai pendapat Stine (2003)

bahwa orang yang memiliki ingatan tajam (daya ingat baik) tidak dilahirkan tetapi

diciptakan. Melalui teknik yang tepat, orang dapat mendayagunakan daya ingat

sehingga memperoleh yang terbaik darinya, memproses dan mengakses informasi

dengan mudah. Untuk memudahkan pemahaman tentang pendayagunaan daya ingat,

kita perlu mengetahui cara kerjanya. Menurut Kapadia, cara kerja daya ingat mirip

dengan cara kerja perekam. Dia mengibaratkan daya ingat sebagai tape recorder.

Tombol “play” diwakili indera (peraba, perasa, pembau, penglihat, pendengar).

Tombol perekam diwakili benak (pemusatan pikiran). Putar ulang diwakili kemauan,

dan listrik diwakili energi lingkungan.

Rendahnya daya ingat siswa terhadap meteri pelajaran merupakan salah satu masalah

yang sering dihadapi guru. Retensi sebagai bagian dari ingatan memegang peranan

penting agar dapat terjadi perubahan yang relatif permanan dalam tingkah laku

sebagai hasil dari pengalaman, yaitu proses belajar. Tanpa adanya retensi, proses

Page 15: TUGAS 1.doc

belajar tidak mungkin terjadi, begitu pula sebaliknya. Retensi siswa dapat

ditingkatkan dengan cara melibatkan mereka secara aktif

dalam proses pembelajaran. Peran aktif siswa dalam belajar dapat bervariasi mulai

dari yang paling minimal hingga maksimal (Aryanti,. et all, 2007).

8. Transfer

a. Proses belajar

Proses belajar, kesungguhan motivasi belajar, dan kadar konsentrasi terhadap

terhadap pelajaran. Siswa diharapkan bersungguh-sungguh dalam mengolah materi

pelajaran, dan ini juga tergantung dari motivasi belajar dan sejauhmana kadar

konsentrasinya.  Maka, siswa yang kurang melibatkan diri dalam proses belajar,

kurang cermat dalam dalam persepsi dan kurang mendalam dalam mengolah materi

pelajaran, tidak diharapkan akan mengadakan transfer belaJar. Semua ini berkaitan

dengan tata cara belajar atau tekhnik-tekhnik studi, apakah efisien dan efektif. Maka

makin tata cara belajar itu, makin meningkat pula kemungkinan siswa akan

mengadakan transfer belajar.

b. Hasil belajar

Hasil studi yang dipindahkan atau dialihkan itu dapat berupa pengetahuan

(informasi verbal), kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, ketrampilan

motorik dan sikap.Hasil belajar yang lama dapat memudahkan untuk menerima

stimulus yang baru. Jadi baik atau tidaknya, sedikit atau banyaknya hasil belajar yang

diperoleh sebelumnya dapat mempengaruhi transfer belajar atau proses belajar

selanjutnya.

c. Bahan/materi bidang-bidang studi

Bahan atau materi dalam bidang studi, metode atau prosedur kerja yang diikuti

dan sikap dibutuhkan dalam bidang studi. Transfer belajar mengendalikan adanya

kesamaan, maka kesamaan  antara daerah/bidang studi atau antara bidang studi dan

kehidupan sehari-hari itu, secara nyata harus ada. Adanya kesamaan juga meliputi

taraf intelegensi, minat, dan perhatian.

d. Faktor-faktor subyektifitas dipihak siswa

Page 16: TUGAS 1.doc

Faktor-faktor subyektif siswa, antara lain taraf intelegensi (kemampuan

belajar), minat, motivasi  dan perhatian.

Misalnya, Siswa yang memiliki motivasi intrinsik, yang merasa senang dalam

belajar di sekolah dan yang mampu mengolah dengan baik dan secara mendalam,

akan jauh lebih siap untuk mengadakan transfer belajar, dibandingkan dengan siswa

yang kurang bermotivasi, kurang berperasaan senang dan kurang mampu mengolah

dengan baik.

e. Sikap dan usaha guru

Kesadaran dan usaha dari guru untuk mendampingi siswa dalam mengadakan

transfer belajar.  Sikap guru yang menyadari, bahwa tanggungjawab nya tidak hanya

terbatas paa bidang studi tertentu, tetapi juga mencakup usaha jujur untuk membentuk

kepribadian siswa secara kesluruhan, dalam perkembangan intelektual, efektif (sikap)

dan sosial.

9. Kondisi belajar

Kondisi belajar merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi proses dan

hasil belajar. Kondisi belajar yang baik akan mempengaruhi proses dan hasil belajar

yang baik, begitu pula sebaliknya.

Sedangkan menurut Gagne dalam bukunya “Condition of learning” (1977)

menyatakan bahwa “Kondisi belajar adalah suatu situasi belajar (learning situation)

yang dapat menghasilkan perubahan perilaku (performance) pada seseorang setelah ia

ditempatkan pada situasi tersebut”.

Gagne membagi kondisi belajar atas dua, yaitu:

a. Kondisi internal (internal condition) adalah kemampuan yang telah ada pada diri

individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru yang dihasilkan oleh

seperangkat proses transformasi.

b. Kondisi Eksternal (eksternal condition) adalah situasi perangsang di luar diri si

belajar.

Kondisi belajar yang diperlukan untuk belajar berbeda-beda untuk setiap

kasus. Begitu pula dengan jenis kemampuan belajar yang berbeda akan

membutuhkan kemampuan belajar sebelumnya yang berbeda dan kondisi

eksternal yang berbeda pula.

Kondisi Belajar Untuk Berbagai Jenis Belajar

Page 17: TUGAS 1.doc

Gagne (dalam Richey, 2000) menyatakan bahwa dibutuhkan belajar yang

efektif untuk berbagai jenis/ kategori kemampuan belajar. Kondisi belajar dibagi

atas lima kategori belajar sebagai berikut:

1.      Keterampilan intelektual (Intellectual Skill): kondisi belajar yang dibutuhkan

adalah pengambilan kembali keterampilan keterampilan bawahan (yang

sebelumnya), pembimbing dengan kata-kata atau alat lainnya, pendemonstrasian

penerapan oleh siswa dengan diberikan balikan, pemberian review.

2.      Informasi verbal (Verbal Information): kondisi belajar yang dibutuhkan

adalah pengambilan kembali konteks dari informasi yang bermakna, kinerja

(performance) dari pengetahuan baru yang konstruktsi, balikan

3.      Stategi kognitif (Cognitive Strategy/problem solving): kondisi belajar yang

dibutuhkan adalah pengambilan kembali aturan-aturan dan konsep-konsep yang

relevan, penyajian situasi masalah baru yang berhasil, pendemonstrasian solusi

oleh siswa.

4.      Sikap (Attitude): kondisi belajar yang dibutuhkan adalah pengambilan

kembali informasi dan keterampilan intelektual yang relevan dengan tindakan

pribadi yang diharapkan. Pembentukan atau pengingatan kembali model manusia

yang dihormati, penguatan tindakan pribadi dengan pengalaman langsung yang

berhasil maupun yang dialami oleh orang lain dengan mengamati orang yang

dihormati.

5.      Keterampilan motorik (Motor Skill): kondisi belajar yang dibutuhkan

adalah pengambilan kembali rangkaian unsur motorik, pembentukan atau

pengingatan kembali kebiasaan-kebiasaan yang dilaksanakan, pelatiahn

keterampilan-keterampilan keseluruahn, balikan yang tepat.

10. Tujuan Belajar

Diantara beberapa tujuan belajar adalah sebagai berikut: (Sadirman, 2008:28)

Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan pengetahuan dan 

kemampuan  berfikir  sebagai  yang  tidak  bisa  dipisahkan.  Dengan  kata lain  tidak 

dapat  mengembangkan  kemampuan  berfikir  tanpa  bahan pengetahuan,  sebaliknya 

kemampuan  berfikir  akan  memperkaya pengetahuan.  Tujuan  ialah  yang  memiliki 

kecenderungan  lebih  besar perkembanganya  di  dalam  kegiatan  belajar.  Dalam 

hal  ini  peran  guru sebagai pengajar lebih menonjol.

Page 18: TUGAS 1.doc

1. Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman  konsep  atau  merumuskan  konsep,  juga  memerlukan

suatu keterampilan. Keterampilan itu memang dapat di didik, yaitu dengan

banyak melatih kemampuan.

2. Pembentukan sikap

Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik,

guru  harus  lebih  bijak  dan  hati-hati  dalam  pendekatanya. Untuk  ini

dibutuhkan kecakapan mengarahkan motivasi dan berfikir dengan tidak lupa

menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Faktor-faktor  yang  mempengaruhi  belajar  anak  dapat  dibagi  menjadi dua yaitu :

(Slamet, 1996:34)

1. Faktor yang berasal dari diri anak

Faktor fisiologi yaitu faktor yang meliputi jasmani anak. Apakah anak sehat, tidak

sehat (sakit)

2. Faktor psychology yaitu faktor yang  meliputi rohani yang mendorong aktivitas 

belajar  anak.  Hal  ini  berpengaruh   pada  :  taraf   intelegensi, motivasi belajar,

sosial ekonomi, sosial budaya dan lain-lain.

Faktor yang berasal dari luar diri anak

1. Faktor non sosial yang meliputi keadaan udara; waktu (pagi; siang dan sore),

tempat dan alat-alat yang dipakai dalam pembelajaran.

2. Faktor sosial yang meliputi pendidik, metode pengajaran.

11. Umpan Balik

Dengan adanya umpan balik mahasiswa/siswa dapat mengerti sejauh mana

penampilan mereka dibandingkan dengan tujuan belajar yang harus dicapai. Umpan

balik member informasi tentang keberhasilan. Mahasiswa/siswa perlu diikutsertakan

dalam prosedur pemberian umpan balik, misalnya dengan jalan memonitor diri

sendiri, menilai diri sendiri, dan menentukan tujuan-tujuan belajarnya secara

individual.

Worell&Stilwell (1981) memberi saran bagaimana dosen/guru dapat

memanipulasi umpan balik untuk memperlancar proses belajar mengajar, yaitu :

Page 19: TUGAS 1.doc

a. Dosen/guru harus yakin kemampuan awal yang dutuhkan sudah dimiliki

oleh mahasiswa/siswa sebelum memulai tugas barunya.

b. Umpan alik perlu diberikan secara teratur, jangan ditangguhkan

c. Bila mungkin member kesempatan kepada mahasiswa/siswa untuk

mengontrol umpan balik yang diberikan

d. Dosen/guru member komentar yang bersifat memperbaiki

e. Sedapat mungkin dihindari sarkasme

f. Mahasiswa/siswa harus diberi dorongan untuk berusaha memperbaiki

kesalahan

g. Dosen/guru memberi umpan balik verbal yang dapat memberikan insentif

h. Dosen/guru member umpan bali yang dapat membangkitkan motivasi.