Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

15
1 LAPORAN SUR VEY PERSAMPAHAN MANDIRI MATA KULIAH : PERENCANAAN SISTEM PERSAMPAHAN RININTA TRIANANDA NOOR (25714301) PROGRAM STUDI PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR AIR BERSIH DAN SANITASI FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG 2015

description

Paper ini mengenai alur persampahan yang berada di Kecamatan Jatinangor.

Transcript of Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

Page 1: Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

7/18/2019 Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-pias-rininta-triananda-noor-25714301-5692238ca4e6c 1/15

1

LAPORAN SURVEY

PERSAMPAHAN

MANDIRI 

MATA KULIAH : PERENCANAAN SISTEM PERSAMPAHAN 

RININTA

TRIANANDA NOOR

(25714301)

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR AIR BERSIH DAN SANITASI

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BANDUNG

2015

Page 2: Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

7/18/2019 Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-pias-rininta-triananda-noor-25714301-5692238ca4e6c 2/15

BAB I

PENDAHULUAN

A. 

Latar BelakangSetiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia, pasti selalu menimbulkan suatu dampak

terhadap lingkungan sekitarnya. Dampak yang dihasilkan dapat bersifat positif maupun

negatif. Salah satu dampak yang menjadi buah hasil dari aktivitas manusia adalah sampah.

Sampah merupakan sisa aktivitas manusia yang bersifat padat. Sampah akan selalu mengikuti

trend dari pertumbuhan penduduk dan taraf hidup dari suatu masyarakat. Sampah akan selalu

memberikan dampak positif maupun negatif jika dilihat dari bagaimana sampah tersebut

diolah dan dikelola. Sampah akan bernilai positif jika penanganan yang dilakukan tepat,

tetapi jika penanganan pengolelolaan sampah yang tidak baik maka sampah akan menjadi

dampak yang negatif bagi lingkungan sekitar yang ada.

Untuk mengamati penanganan sampah, dapat dilihat mulai dari pengelolaan sampah yang

ada di lingkungan tempat tinggal sekitar. Hal ini dikarenakan lingkungan tersebut sangat

akrab terhadap kehidupan sehari-hari kita dan merupakan sub terkecil dari suatu penanganan

sampah. Lingkungan sekitar juga memberikan gambaran mengenai kebiasaan suatu

masyarakat terhadap sampah. Dari hal terkecil ini juga akan terlihat bagaimana suatumasyarakat dapat mengelola sampahnya. Jika pengelolaan sampah yang dilakukan oleh

masyarakat sudah benar, maka akan terlihat dari bagaimana kondisi lingkungan dari wilayah

tersebut. Sampah yang telah dikelola dengan baik, maka akan terlihat suatu kondisi

lingkungan yang bersih dan sehat.

Untuk itulah, dalam memahami kebiasaan suatu masyarakat dalam menangani sampah tugas

survey ini dilakukan. Survey persampahan ini dilakukan dengan harapan bahwa mengenal,

mengetahui dan memahami mengenai bagaimana pengelolaan sampah yang dilakukan oleh

masyarakat di lingkungan sekitar tempat tinggal. Sehingga kedepannya akan diketahui apa

 permasalahan mendasar dari pengelolaan sampah yang ada di lingkungan tersebut dan

nantinya dapat memberikan masukan atau saran yang bersifat memberikan solusi terhadap

 permasalahan tersebut.

Page 3: Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

7/18/2019 Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-pias-rininta-triananda-noor-25714301-5692238ca4e6c 3/15

 

B.  Tujuan Pelaksanaan

Kegiatan survey ini memiliki tujuan, sebagai berikut:

a.  Untuk mengetahui kebiasaan masyarakat dalam menangani sampah

 b.  Untuk mengetahui cara pengelolaan sampah yang dilakukan

c.  Untuk mengetahui peran serta sektor informal yang ada dalam menangani sampah

C. 

Manfaat Pelaksanaan

Pelaksaan survey sampah ini memberikan manfaat, sebagai berikut:

a.  Memberikan wawasan baru mengenai penanganan sampah yang ada di lingkungan

sekitar tempat tinggal

 b. 

Memberikan pengetahuan mengenai cara pengelolaan sampah yang berada di wilayah

lain

c.  Dapat menjadi suatu pembelajaran langsung mengenai komponen-komponen yang

terlibat dalam melakukan penanganan sampah di lingkungan sekitar tempat tinggal.

D. 

Ruang Lingkup

Survey ini dilakukan di sekitar wilayah Jl. GKPN Kecamatan Jatinangor. Pengamatan yang

dilakukan terbatas pada bagaimana penanganan sampah yang dilakukan oleh masyarakat,

cara pengangkutan sampah yang ada, dan peran sektor informal terhadap sampah di

lingkungan tersebut.

E.  Waktu Pelaksanaan Survey

Survey dilaksanakan di mulai dari tanggal 02 –  07 September 2015. Pengamatan dilakukan

mulai pagi dan sore hari, yaitu jam 07.00 - 09.00 WIB dan 17.00 WIB.

Page 4: Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

7/18/2019 Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-pias-rininta-triananda-noor-25714301-5692238ca4e6c 4/15

BAB II

PEMBAHASAN

A. 

Gambaran Umum Lokasi SurveyLokasi pengamatan yang dilakukan ini terletak di Jl. GKPN, yang masih berada di wilayah

Kecamatan Jatinangor. Secara umum, penanganan sampah yang ada di wilayah Kecamatan

Jatinangor memiliki permasalahan. Kecamatan Jatinangor yang merupakan termasuk kedalam

wilayah pendidikan, dimana terdapat beberapa institut dan universitas pendidikan terkemuka

 berdiri di wilayah ini, seperti IPDN, IKOPIN, ITB, dan Universitas Padjadjaran. Akibatnya

sebagian besar aktivitas di wilayah ini merupakan rumah makan dan kos-kosan. Karena pesatnya

 perkembangan kos-kosan dan rumah makan maka terjadi penambahan dalam volume sampah

yang dihasilkan. Penambahan volume sampah ini tidak disamakan dengan fasilitas pengelolaan

sampah yang ada, seperti TPS maupun pengangkutan sampah di lingkungan sekitar. Akibatnya

masyarakat yang cenderung untuk hanya menumpuk sampah di depan rumah saja ataupun

menjadikan sudut-sudut jalan sebagai “TPS” dadakan.

Gambar 1. Kondisi Tumpukan Sampah di Kecamatan Jatinangor

Page 5: Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

7/18/2019 Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-pias-rininta-triananda-noor-25714301-5692238ca4e6c 5/15

Hal ini menimbulkan suatu permasalahan baru mengenai estetika lingkungan dari daerah kecil

ini. Pemandangan ini memberikan kesan akan kotor dan tidak sehat dari suatu lingkungan tempat

tinggal.

Terdapat bagian terkecil dari wilayah Kecamatan Jatinangor yang merupakan suatu wilayah

dimana terdapat banyak kos-kosan bagi mahasiswa/i dan adapula perkampungan masyarakat,

yaitu JL. GKPN. Jl. GKPN yang berada tepat diseberang IKOPIN, merupakan suatu wilayah

yang padat penduduk dan mayoritas aktivitas yang ada di wilayah ini adalah kos-kosan dan

rumah makan untuk mahasiswa/i yang tinggal di sekitar wilayah tersebut. Berdasarkan hal

tersebut, maka akan diketahui sebagian besar sampah yang dihasilkan berupa organik (sisa

makanan) dan bahan-bahan plastik.

Gambar 2. Kondisi Lingkungan Jl. GKPN Jatinangor

Kondisi eksisting penanganan sampah yang dilakukan oleh masyarakat wilayah tersebut adalah

sampah yang ada belum dilakukan pemilahan dan hanya ditumpuk saja di depan rumah atau

dipinggir jalan.

Page 6: Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

7/18/2019 Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-pias-rininta-triananda-noor-25714301-5692238ca4e6c 6/15

 

Gambar 3. Salah Satu Pengelolaan Sampah Yang Ada

Akibatnya kondisi estetika lingkungan yang ada menurun, karena adanya sampah yang

 berserakan dan bahkan ada yang masuk ke dalam drainase sehingga membuat daerah ini menjadi

terlihat agak kotor dan tidak sehat.

Gambar 4. Kondisi Lingkungan yang Menurun

Berdasarkan pengamatan yang ada, disepanjang Jl. GKPN ini belum ada TPS yang dibangun

untuk menjadi tempat pembuangan sampah sementara bagi masyarakat sekitar sebelum diangkut

dan di buang oleh petugas sampah yang ada. Sehingga penanganan sampah yang ada di wilayah

Jl. GKPN ini masih belum baik.

Page 7: Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

7/18/2019 Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-pias-rininta-triananda-noor-25714301-5692238ca4e6c 7/15

B.  Pengelolaan Sampah Yang Ada

Dikarenakan sebagian besar bangunan di wilayah ini merupakan kos-kosan, maka pengelolaan

sampah dimulai dari kamar-kamar anak kos yang berada di kosan tersebut. Pada dasarnya setiap

kamar kos memiliki tempat sampah tersendiri dan setiap pagi hari sampah dari tempat kos

tersebut akan diambil oleh pengelola kos dan kemudian akan dikumpulkan di tempat sampah

utama di halaman depan kosan. Biaya pengelolaan sampah yang ada di kosan tersebut biasanya

sudah dimasukkan kedalam harga sewa kamar kos tersebut.

Gambar 5. Salah Satu Tong Sampah yang Ada di Rumah Kos-Kosan

Setelah di kumpulkan di tempat sampah utama di halaman depan kosan, sampah tersebut akan

diangkut oleh petugas pengangkut sampah. Sampah tersebut diangkut 1 kali/hari dengan iuran

yang dikeluarkan oleh pengelola kosan adalah Rp 50.000  –   150.000,-/rumah/bulan. Petugas

sampah ini merupakan petuga pribadi yang tidak dibawah pengelolaan RT, sehingga ketika

sampah tersebut diangkut, sampah tersebut akan ditumpuk di tempat tinggal petugas pengangkut

sampah tersebut. Disana sampah tersebut akan dipilah berdasarkan sampah plastik, sampah

kertas, dan sampah botol kaca yang nantinya akan dijual lagi kepada pemulung. Sisa dari sampah

yang ada akan dibakar oleh petugas tersebut.

Page 8: Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

7/18/2019 Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-pias-rininta-triananda-noor-25714301-5692238ca4e6c 8/15

 

Gambar 6. Lokasi Pembakaran Sampah

Selain petugas pengangkut sampah pribadi, ternyata terdapat pula petugas pengangkut sampah

yang disediakan oleh pihak kecamatan. Tetapi petugas pengangkut sampah ini hanya melayani

 beberapa rumah, yaitu sekitar 5-10 rumah yang ada di sekitar Jl. GKPN. Petugas pengangkut

sampah ini akan mengangkut sampah dan membuang sampah ke truk sampah yang akan lewat.

Truk sampah ini disediakan oleh BLH Kabupaten Sumedang. Truk sampah ini biasanya akan

mengangkut sampah 1 minggu sekali. Hal ini dikarenakan armada truk sampah yang disediakan

terbatas. Truk sampah ini akan membuang sampah ke TPA Cibeureum di Kabupaten Sumedang.

Gambar 7. Truk Sampah Pengangkut Kabupaten Sumedang

Selain dengan menggunakan petugas pengangkut sampah, ternyata adapula masyarakat yang

mengelola sampahnya sendiri. Meskipun persentase masyarakat tersebut kecil, tetapi terdapat

 beberapa masyarakat yang membakar sampahnya sendiri dan kemudian dibuang ke tanah

tanaman atau pepohonan disekitar rumahnya. Hal ini dikarenakan, masyarakat merasa hal

Page 9: Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

7/18/2019 Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-pias-rininta-triananda-noor-25714301-5692238ca4e6c 9/15

tersebut merupakan penanganan sampah yang cepat dan rata-rata masyarakat merasa tidak suka

 jika ada sampah yang menumpuk di depan rumah mereka. Alasan mereka tidak mau

menggunakan petugas pengangkut sampah, dikarenakan terkadang petugas sampah tidak setiap

hari mengangkut sehingga sampah mereka tertumpuk.

Berdasarkan proses pengelolaan sampah yang ada, maka terdapat 3 alur proses pengelolaan

sampah yang ada di wilayah Jl. GKPN tersebut, yaitu:

Diagram Alir 1. Alur Pengangkutan Sampah Oleh Petugas Pengangkut (Pribadi)

Diagram Alir 2. Alur Pengangkutan Sampah Oleh Petugas Pengangkut (Kecamatan)

Diagram Alir 3. Alur Penanganan Sampah oleh Masyarakat

C.  Sektor Informal yang Terlibat

Pada dasarnya terdapat beberapa sektor informal yang terlibat dalam menangani sampah yang

ada di Jl. GKPN ini, yaitu petugas pengangkut sampah pribadi dan pemulung. Sektor informal

ini membantu dalam mereduksi sampah yang ada.

Sampah

Rumah

Diangkut

Petugas

Pengangkut

(pribadi)

Dipilah Dibakar

Sampah

Rumah

Petugas

Pengangkut

(Kecamatan)

Truk SampahTPA

Cibeureum

Sampah Rumah Dibakar

Page 10: Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

7/18/2019 Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-pias-rininta-triananda-noor-25714301-5692238ca4e6c 10/15

a.  Petugas Pengangkut Sampah

Petugas pengangkut sampah ini dikenal dengan sebutan “Abah”, karena usia beliau yang

telah tua yaitu 70 tahun. Profesi ini telah beliau lakukan selama ±20 tahun. Beliau masih

melakukan profesi ini dikarenakan beliau masih ingin mencari aktivitas yang bermanfaat,

walaupun sebenarnya anak-anak beliau telah melarang.

Gambar 8. Pengangkut Sampah “Abah” 

Dalam mengangkut sampah, beliau bekerja dari jam 07.00-17.00, dimana terdapat 3 kali

shift waktu yaitu pagi hari (07.00-09.00), siang hari (13.00-15.00), dan sore hari (16.00-

17.00). Wilayah angkut beliau adalah sepanjang Jl. GKPN dengan jumlah pelanggan adalah

5-6 rumah. Penghasilan beliau adalah Rp 50.000-150.000,-/rumah/bulan. Sebenarnya dalam

 penghasilan bulanan ini, beliau tidak ada memberikan tarif hanya berdasarkan pada

 pemberian yang dilakukan oleh pelanggan, tetapi pada umumnya pelanggan beliau memberi

disekitar tersebut.

Dalam melaksanakan profesinya, beliau ditemani oleh istri. Pembagian tugas yang dilakukan

adalah Abah bertugas untuk mengangkut sampah sedangkan sang istri akan memilah

sampah yang diangkut. Sampah yang dipilah adalah sampah plastik, kertas, karton, dan

 botol-botol kaca yang masih memiliki nilai jual. Sampah yang dipilah tersebut akan dijual

kepada pemulung yang ada. Harga jual yang digunakan untuk menjual sampah-sampah

tersebut adalah:

Page 11: Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

7/18/2019 Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-pias-rininta-triananda-noor-25714301-5692238ca4e6c 11/15

Tabel 1. Harga Jual Sampah

No Jenis Sampah Harga

1 Plastik Rp150,-/kg

2 Karton Rp 1000,-/kg

3 Kertas Putih Rp 800,-/kg

4 Botol Kaca Rp 800,-/kg

Sumber : Wawancara (2015)

Gambar 9. Kondisi Penumpukan dan Pemilahan oleh “Abah” 

 b.  Pemulung Sampah

Pada dasarnya, banyak pemulung yang berkeliaran di sekitar Jl. GKPN ini. Ada sekitar 3-5

orang dan biasanya terlihat banyak pada pagi hari dan sore hari. Jam kerja rata-rata

 pemulung tersebut adalah dari jam 7.00 –  17.00 dan dilakukan setiap hari. Wilayah kerjanya

memang hanya di sepanjang Jl. GKPN. Keberadaan pemulung ini memberikan dampak

social dan ekonomi tersendiri. Dampak sosial yang dirasakan adalah pemulung memberikan

kontribusi dalam mengurangi volume sampah yang ada dan membantu dalam hal pemilahan

sampah walaupun pemilahan yang dilakukan hanya sampah-sampah tertentu, tetapi hal itu

telah membantu dalam membantu mereduksi volume sampah yang akan diangkut oleh

 petugas pengangkut sampah. Akibatnya sampah yang akan menumpuk jadi berkurang dan

 beberapa sampah plastik yang mungkin terbuang ke drainase atau jalanan menjadi

terangkatkan sehingga lingkungan yang ada menjadi lebih bersih. Sedangkan untuk dampak

ekonomi yang dirasakan adalah membantu dalam menambah penghasilan dari para

 pemulung dan memudahkan pekerjaan dari pemulung tersebut dalam mencari sampah bekas.

Page 12: Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

7/18/2019 Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-pias-rininta-triananda-noor-25714301-5692238ca4e6c 12/15

Selain itu juga, dapat menjadi tambahan uang masuk bagi pengelola kosa maupun anak kos

yang mengumpulkan sampah-sampah bekas dan menjualnya kepada pemulung.

Berdasarkan observasi yang dilakukan terdapat 2 jenis pemulung yang ada, yaitu:

-  Pemulung 1

Pemulung ini mengambil barang-barang bekas seperti plastik, kertas putih, buku, dan

karton. Pada jenis pemulung ini, barang-barang bekas dikumpulkan dengan

menggunakan karung plastik dan menggunakan gerobak. Kemudian barang-barang

 bekas tersebut dikumpulkan di Bandar kecil yang terletak di wilayah Cileunyi. Di

Bandar kecil ini, sampah-sampah tersebut dikelompokkan kembali kemudian di kirim ke

Sumedang. Penghasilan yang diterima oleh pemulung ini adalah Rp 50.000/bulan tanpa

melihat kiloan barang yang didapatnya. Penghasilan ini diberikan kepada pemulung di

Bandar kecil tersebut.

Gambar 10. Pemulung 1

Setelah dari bandar kecil, sampah yang telah dikelompokkan tersebut dikirim ke bandar

 besar yang ada di Sumedang. Disini sampah tersebut, diolah kembali. Terdapat beberapa

 bentuk sampah daur ulang yang dihasilkan, seperti:

a.  Sampah plastik menjadi ember/baskom

 b.  Sampah kertas/karton menjadi kertas/karton daur ulang.

Page 13: Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

7/18/2019 Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-pias-rininta-triananda-noor-25714301-5692238ca4e6c 13/15

Alur kerja Pemulung tersebut adalah:

Diagram Alir 4. Pemulung 1

-  Pemulung 2

Pada jenis pemulung ini, agak sedikit berbeda dari jenis pemulung 1. Barang-barang

 bekas yang diambil sama dengan pemulung 1 tetapi pada pemulung ini menggunakan

gerobak yang telah dibuat sendiri. Pemulung ini bernama Bapak Abdur Rohman.

Penghasilan yang didapat oleh beliau adalah Rp 10.000  –   20.000,-/hari. Penghasilan

yang didapat sangat tergantung dari kiloan sampah yang didapat. Sampah bekas yang

didapat, kemudian di setor kepada pengumpul yang terletak di Desa Cipacing. Di

 pengumpul ini, sampah langsung diolah atau didaur ulang. Daur ulang yang dilakukan

antara lain, adalah:

a.  Sampah plastik digiling kemudian di buat kembali menjadi benang polyester, benang

layang-layang, dan tali rafia

 b.  Sampah kertas atau karton akan dilebur dan kemudian dibuat kembali menjadi kertas

atau karton.

Gambar 11. Bapak Abdur Rohman yang Berprofesi Sebagai Pemulung

Pemulung Bandar Kecil Bandar Besar

Page 14: Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

7/18/2019 Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-pias-rininta-triananda-noor-25714301-5692238ca4e6c 14/15

 

Sampah bekas yang di jual kepada pengumpul memiliki harga jual yang telah ditetapkan

oleh pengumpul. Harga jual ini pada dasarnya sama dengan harga jual yang diberikan

kepada petugas pengangkut sampah diatas, yaitu:

Tabel 2 Harga Jual Sampah

No Jenis Sampah Harga

1 Plastik Rp150,-/kg

2 Karton Rp 1000,-/kg

3 Kertas Putih Rp 800,-/kg

Sumber : Wawancara (2015)

Gambar 12. Salah Satu Pengumpul Sampah Bekas yang Ada di Sekitar Jatinangor

Terdapat kendala yang dirasakan oleh jenis pemulung ini, yaitu dimana pendapatan

mereka dalam mengambil sampah bekas berkurang. Hal ini disebabkan karena adanya

 pengangkutan sampah yang dilakukan oleh pihak kecamatan, sehingga yang biasanya

tumpukan sampah menjadi banyak, kini menjadi sedikit dan pastinya volume sampah

 bekas yang mereka ambil menjadi berkurang. Hal ini yang menyebabkan mereka menjadi

susah untuk mengumpulkan sampah bekas kembali.

Alur Kerja Pemulung ini adalah sebagai berikut:

Diagram Alir 5. Pemulung 2

PemulungPengumpul

(Cipacing)

Page 15: Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

7/18/2019 Tugas 1 Pias Rininta Triananda Noor 25714301

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-pias-rininta-triananda-noor-25714301-5692238ca4e6c 15/15

BAB III

PENUTUP

A. 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa halyang berkaitan tentang pengelolaan sampah di sekitar wilayah Jl. GKPN, yaitu:

1.  Berdasarkan kebiasaan masyarakat yang ada, masyarakat sudah menyadari tentang

 pengelolaan terhadap sampah yang ada walaupun kesadaran itu masih dalam tahap yang

awal dimana masyarakat hanya mampu untuk mengumpulkan dan menumpuk sampah di

depan rumah atau di tong sampah yang mereka buat sendiri. Meskipun masih terdapat

 beberapa masyarakat yang masih menangani sampah sendiri tetapi dengan cara yang

tidak aman dan sehat seperti membakar di halaman rumah.

2.  Pengelolaan sampah yang dilakukan menggunakan 3 jenis sistem pengelolaan. Ada

 pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini pihak kecamatan dan

kabupaten yang sesuai dengan prosedur yang ada. Adapula yang dikelola melalui bantuan

orang lain tetapi secara pribadi dengan cara diangkut kemudian dibakar. Dan adapula

yang dikelola mandiri dengan cara dibakar dihalaman rumah sendiri.

3.  Peran serta sektor informal dalam menangani sampah di wilayah tersebut sangatlah

membantu dalam mengurangi timbunan sampah yang ada. Dari sisi social, membantu

dalam memilah sampah dan mengurangi volume sampah yang akan diangkut. Dari sisi

ekonomi, mata pencaharian ini mampu membantu dalam hal menambah penghasilan

untuk kehidupan sehari-hari mereka.

B.  Saran

Berdasarkan pengamatan yang ada, maka terdapat saran yang mampu untuk memperbaiki sistem

 pengelolaan sampah yang ada di wilayah tersebut sehingga menjadi lebih baik, yaitu:

Sebaiknya pemerintah lebih memberikan peran sertanya dalam menyediakan sarana dan prasarana pendukung dalam hal ini mengenai persampahan sehingga tidak adanya lagi timbunan

sampah yang ada di sudut-sudut jalan dan pengangkutan sampah sepenuhnya dapat dibuang ke

TPA bukan dibakar. Selain itu, perlu adanya sosialisasi lebih kepada masyarakat yang ada

mengenai penanganan sampah yang baik dan benar, sehingga masyarakat mengetahui dan

memahami mengenai bahayanya jika mengelola sampah dengan cara di bakar.