Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

24
1 Teknologi Produksi Kapal KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT berkat karunia dan rahmat- Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun dalam rangka untuk melengkapi tugas mata Kuliah Teknologi Produksi Kapal di Jurusan Teknik Perkapalan FTK ITS. Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Ir. Soejitno dan Sri Rejeki W. P, ST., MT. selaku dosen yang telah membimbing kami dan pihak - pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih terdapat kekurangan- kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu kami menerima segala bentuk kritik dan saran yang dapat membangun agar dapat menjadi bahan evaluasi dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat digunakan sebagai bahan referensi oleh pembaca. Surabaya, 16 Oktober 2014 Penulis

Transcript of Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

Page 1: Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

1 Teknologi Produksi Kapal

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT berkat karunia dan rahmat-

Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun dalam rangka untuk

melengkapi tugas mata Kuliah Teknologi Produksi Kapal di Jurusan Teknik Perkapalan

FTK ITS.

Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Ir. Soejitno dan Sri Rejeki W. P,

ST., MT. selaku dosen yang telah membimbing kami dan pihak - pihak lain yang telah

membantu dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih terdapat kekurangan-

kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu kami menerima segala bentuk kritik

dan saran yang dapat membangun agar dapat menjadi bahan evaluasi dalam pembuatan

makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat

digunakan sebagai bahan referensi oleh pembaca.

Surabaya, 16 Oktober 2014

Penulis

Page 2: Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

2 Teknologi Produksi Kapal

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................1

BAB I..................................................................................................................................3

PENDAHULUAN................................................................................................................3

1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................................3

1.2 TUJUAN........................................................................................................................4

BAB II ................................................................................................................................5

PEMBAHASAN ..................................................................................................................5

2.1 FRAME ERECTING SISTEM (SISTEM GADING-GADING) ..........................................5

2.2 BLOCK ASSEMBLING SYSTEM (SISTEM BLOCK)...................................................... 12

LAMPIRAN GAMBAR MANUAL PROYEKSI AMERIKA ............................................... 21

Page 3: Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

3 Teknologi Produksi Kapal

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Secara umum metode atau cara dalam proses pembangunan kapal baru terdiri dari

dua cara yaitu cara pertama dengan sistem gading-gading atau sistem kerangka terpisah

(Frame Erecting System) dan yang kedua dengan sistem block (Block Assambly System)

Frame Erecting System pada umumnya digunakan untuk pembangunan kapal kayu.

Pembangunan kapal dengan menggunakan sistem ini dapat dikatakan pembangunan kapal dengan

sistem kuno yang dulunya sistem ini memang umum digunakan sebelum tahun 1950 dikarenakan

dalam proses pembuatan kapal tersebut tidak menggunakan peralatan-peralatan yang modern.

Akan tetapi di era yang sekarang ini masih terdapat sebagian galangan kecil yang masih

menerapkan pembangunan kapal dengan menggunakan sistem ini.

Di era yang sekarang ini, umumnya dalam membangun suatu kapal menerapkan

block assembling system. Sejarah diterapkannya sistem ini yakni dahulu pada masa

perang dunia II, pembangunan kapal baru sangat dibutuhkan secepat mungkin, akhirnya

tercipta suatu inovasi bahwasannya untuk membangun suatu kapal bisa dengan cara

penggabungan suatu blok-blok yang nantinya akan dilas untuk penggabungannya. Pada

sistem ini juga menggunakan teknik-teknik pengelasan yang baru. Konstruksi lambung

dibagi kedalam banyak bagian, tergantung pada kapasitas kran yang ada di suatu galangan

tersebut, yang mana satu bagian tersebut biasa disebut dengan block, unit, atau sub-

assembly. Dan pada setiap pembangunan masing-masing blok tersebut tidak saling

bergantungan, artinya pembangunan setiap blok itu dapat dilakukan secara independent

atau terpisah. Block-block yang telah selesai dibuat tersebut nantinya akan diposisikan ke

building berth dan kemudian dilas antara yang satu dengan yang lainnya. Proses

penggabungan tiap blok ini dimulai dengan bagian alas (bottom), kemudian bagian sisi,

dan yang terakhir adalah konstruksi geladak. Dalam pengerjaan perlengkapan kapal bisa

dilaksanakan setelah penyelesaian konstruksi badan kapal, akan tetapi untuk dapat

mempercepat proses pembuatan kapal maka proses perlengkapan kapal itu dapat

dilakukan pada saat pembangunan blok itu sendiri.

Dalam makalah ini kami akan menjelaskan bagaimana setiap proses dari dua

metode tersebut berlangsung dan disertai dengan gambar konstruksi baik dari pandangan

depan, atas dan samping untuk memudahkan pembaca dalam memahaminya.

Page 4: Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

4 Teknologi Produksi Kapal

1.2 TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Menjelaskan proses pembuatan kapal dengan Frame Erecting System dan

Block Assambly System

2. Membuat gambar konstruksi beserta penjelasannya dari setiap proses

pembuatan kapal.

Page 5: Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

5 Teknologi Produksi Kapal

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 FRAME ERECTING SISTEM (SISTEM GADING-GADING)

1. Keel lying

Lunas adalah pondasi dari struktur kapal. Lunas memiliki dua jenis, yakni lunas

batang dan lunas pelat. Lunas batang biasanya digunakan untuk kapal-kapal yang terbuat

dari kayu sedangkan lunas pelat biasanya digunakan untuk kapal baja. Peletakan lunas

merupakan awal dari proses konstruksi pembangunan kapal, yang biasanya diupacarakan

karena merupakan hari kelahiran kapal. Biasanya untuk kapal kayu diawali dengan

pembuatan rangka lunas kapal. Sedangkan untuk baja pelaksanaan peletakan lunas kapal

ditandai dengan pengelasan pertama.Umur kapal dihitung sejak tanggal peletakan lunas

(keel laying) yang dilakukan di galangan kapal (shipyard).

Gambar 1 (Keel Laying)

Page 6: Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

6 Teknologi Produksi Kapal

2. Fabrication of bottom shell plating

Gambar 2 (Fabrication of Bottom Shell Plating)

Penyusunan pelat alas dari kapal setelah peletakan lunas dilakukan dimana

penyusunan pelat alas tersebut harus menjaga alighment penyusunannya karena bottom

shell plating nantinya akan menjadi dasar dari kapal tersebut. Bottom shell plating itu

merupakan hal yang penting dalam sebuah konstruksi badan kapal, karena fungs inya

yakni secara efektif menghalangi masuknya air laut, mengatasi tegangan yang dihasilkan

dari tekanan tegak lurus air ke pelat kulit, mengatasi stress bending yang diakibatkan oleh

adanya terusan air laut. Konstruksi dasar harus memenuhi persyaratan klasifikas i.

Konstruksi dasar harus mampu menahan beban yang bekerja pada bagian dasar atau alas,

sehingga ketika kapal beroperasi tidak timbul momen bending yang terjadi pada pelat

kulit dasar.

3. Construction of double bottom

Gambar 3 ( Construction of Double Bottom)

Konstruksi dari double bottom dibagi menjadi dua, yakni ada konstruksi secara

melintang dan konstruksi memanjang. Struktur konstruksi alas ganda pada sistem

3

Page 7: Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

7 Teknologi Produksi Kapal

konstruksi melintang yakni pada bagian melintang terdapat wrang-wrang atau floors,

yang mana wrang tersebut adalah pelat yang dipasang melintang pada alas kapal sebagai

tumpuan pelat alas dan pelat alas dalam. Untuk mempermudah penyusunan muatan dan

juga pembuatannya, maka floor dibuat mendatar pada sisi atasnya. Jenis wrang atau floor

itu sendiri terbagi menjadi tiga yakni plate floor, open floor, dan watertight floor. Untuk

mendapatkan kekuatan memanjangnya maka dipasang pembujur sebagai tumpuan wrang-

wrang tersebut. Pembujur tersebut adalah penumpu tengah (centre girder) dan penumpu

samping (side girder). Untuk konstruksi alas ganda dengan sistem konstruksi memanjang,

kerangka alas gandanya terdiri atas penumpu tengah, penumpu samping, pembujur alas,

dan pembujur alas dalam. Peletakan wrang tidak boleh melebihi lima kali jarak gading.

Pemasangan wrang pelat harus membentuk cincin kekuatan konstruksi yang

berkesinambungan dengan balok besar dan gading besar.

4. Frame Erection from Stern to Stern

Gambar 4 ( Frame Erection from Stern to Stern )

Penggabungan gading dari buritan sampai ke haluan dimana gading - gading

tersebut nantinya kan dihubungkan dengan pelat sisi dari badan kapal . Selain gading

biasa yang menyusun badan kapal, ada gading tipe spesial yakni intermediate frame, web

frame, deep frame, open frame, dan intercostal frame.

5. Fitting of Side Shell Plating to Frames

Gambar 5 ( Fitting of Side Shell Plating to Frames )

4

1

Page 8: Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

8 Teknologi Produksi Kapal

Pelat-pelat yang disambung menjadi lajur yang terdapat pada bagian badan kapal

ini disebut dengan ship shell. Setelah tahap awal pembangunan kapal yang dimulai dari

pembangunan double bottom, tahap selanjutnya adalah pemasangan gading-gad ing

beserta braketnya. Jika proses pengerjaan ini selesai maka dimulailah tahap peletakkan

pelat kulit pada gading ditiap sisi kapal sehingga nantinya akan mulai terbentuk badan

kapal.

6. Fabrication of Deck Construction Including Pillar Erection

Gambar 6 ( Fabrication of Deck Construction Including Pillar Erection)

Setelah konstruksi dasar dan konstruksi sisi kapal selesai di bangun,maka

pembangunan geladak dari kapal bisa dilakukan. Bagian dari bagian paling atas geladak

menerus dinamakan dengan main deck atau geladak cuaca. Konstruksi dari geladak ada

dua macam yaitu konstruksi melintang dan konstruksi memanjang. Pada bagian geladak

terdapat beberapa macam penguatan-penguatan yaitu berupa balok geladak, braket, balok

besar, dan kantilever. Penguatan-penguatan tersebut disusun berdasarkan jenis dari

konstruksi yang digunakan. Terkadang konstruksi geladak yang terpotong oleh bukaan

pada bagian geladak seperti lubang palkah, maka konstruksi pada bagian tersebut harus

diperkuat, bisa juga dengan menggunakan kantilever atau menggunakan pilar yang

menghubungkan alas dalam dan geladak, kekuatan pilar-pilar tersebut ditentukan oleh

antara lain jumlah pilar dalam satu deret lebar kapal, jarak antar pilar, panjang dari pillar,

tipe dari geladaknya, dan berat total muatan diatas pilar. Biasanya terdapat sekat yang

membatasi antara ruang yang satu dengan ruang yang lainnya. Sekat itu sendiri terbagi

menjadi tiga tipe yakni watertight bulkhead, oil-tight bulkhead, dan ordinary bulkhead.

Biasanya untuk watertight bulkhead setidaknya ada tiga atau empat buah yang terpasang

dalam suatu kapal. Jika kamar mesin ditengah, sekat terdiri dari dua sekat membatasi

kamar mesin, yakni after peak bulkhead dan collision bulkhead.

Page 9: Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

9 Teknologi Produksi Kapal

7. Fitting of Superstructure and Deck House

Gambar 7 ( Fitting of Superstructure and Deck House)

Setelah konstruksi geladak selesai dibangun, tahap selanjutnya adalah

pembangunan bangunan atas kapal dan rumah geladak. Bangunan atas kapal itu dapat

meliputi forecastle (bangunan atas pada haluan kapal), poop (bangunan atas pada buritan

kapal), dan jembatan. Yang dinamakan forecastle adalah bangunan atas kapal yang

mempunyai lebar selebar kapal pada posisi itu atau minimum 0.96 dari lebar kapal pada

posisi itu (B’), kalau kurang dari 0.96 B’ maka disebut rumah geladak. Bagian paling

penting pada bangunan atas di area midship adalah struktur memanjangnya yang mana

akan berkonstribusi langsung pada konstruksi kekuatannya. Bagian-bagian itu adalah

bridge deck, pelat sisi, dan bagian-bagian penguat memanjang kapal. Konstruksi dari

rumah geladak tidak difungsikan sebagai kekuatan utama kapal, karena rumah geladak

hanya terkena tegangan local (local stresses).

8. Launching

Gambar 8 (Launching)

Peluncuran kapal ada dua yakni dengan sistem end launching dan side launching.

Pada saat peluncuran untuk end launching, sumbu memanjang kapal yang terletak tegak

5

Page 10: Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

10 Teknologi Produksi Kapal

lurus garis pantai dan biasanya kapal diluncurkan dengan buritan terlebih dahulu. Untuk

peluncuran side launching, sumbu memanjang kapal sejajar dengan garis pantai.

Pada umumnya pembangunan suatu kapal dilakukan di darat, diatas seperangkat

balok lunas (keelblocks). Yang mana balok-balok lunas ini, dapat dipasang pada suatu

landasan beton permanen (building berth), atau dapat juga di tanah yang telah diperkuat.

Ketika kapal akan diluncurkan, dipasanglah peralatan luncur pada building berth tadi.

Setelah peralatan peluncuran siap, berat kapal dipindahkan dari balok-balok lunas ke

sepatu luncur dan landasan luncur, sedang ujung darat kapal masih dalam keadaan terikat.

Kemudian ikatan ujung ini segera dipotong atau dilepas dan kapal akan meluncur karena

beratnya sendiri sampai terapung di air. Pada tahap peluncuran ini biasanya dilakukan

dengan upacara.

9. Installation of Machinaries

Gambar 9 ( Instalation of Machinaries)

Tahap selanjutanya adalah pemasangan mesin-mesin pada kapal. Pada tahap ini

mesin dihubungkan dengan komponen-komponen lain yang mendukung operasional

kapal yang sebelumnya mesin induk dan mesin bantu sudah terpasang didalam kapal

sebelum kapal tersebut diluncurkan.

6

Page 11: Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

11 Teknologi Produksi Kapal

10. Outfitting of Pipings, Electric Cables, etc

Gambar 10 ( Outfitting of Pipings Electric Cables, etc)

Setelah tahap-tahap diatas selesai maka hal yang dilakukan selanjutnya adalah

melengkapi peralatan-peralatan kapal, seperti perlengkapan pipa, kabel-kabel elektrik,

pemasangan peralatan mesin jangkar, dan lain sebagainya.

11. Sea Trial

Gambar 11 (Sea Trial)

Tahap ini dilakukan untuk mendemonstrasikan performance dan kecukupan kapal

yang tidak bisa dilaksanakan di galangan. Tes-tes yang dilaksanakan pada tahap ini

meliputi speed-power standardization test, economy power test, full power endurance

test, ahead stering and maneuverability test, quick reversal astern and head reach, astern

stering test, quick reversal ahead and stern reach, anchor windlass test, distilling plant

test, dan callibration of navigation equipment.

7

4

1

Page 12: Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

12 Teknologi Produksi Kapal

12. Delivery

Gambar 12 ( Delivery )

Setelah kapal menjalani serangkaian tes yg dilakukan oleh kru, surveyor dan

pihak-pihak yang terkait lainnya. Jika pengujian tersebut telah memenuhi persyaratan

yang berlaku maka kapal akan diserahkan dari pihak galangan ke ship owner. Serah

terima kapal dilakukan ditempat sesuai yang ditetapkan dalam kontrak. Serah terima

dilaksanakan sesuai rencana dalam jadwal pelaksanaan pekerjaan (time schedule) dan

direncanakan tidak lebih dari 450 hari kalender. Mobilisasi kapal ke tempat serah terima

menjadi tanggung jawab pihak galangan. Dan juga dalam penyerahan ini biasa dilakukan

dengan upacara.

2.2 BLOCK ASSEMBLING SYSTEM (SISTEM BLOCK)

1. Sistem Control Assembly

Untuk dapat merefleksikan cara-cara dan metode kontol akurasi dimensi pada tiap

metode assembly, berikut ini sebagai awal contoh metode assembly :

A. Metode panel and parts assembly

secara berurut tahap-tahap pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

a. Pemasangan dan penyambungan pelat-pelat

b. Marking and cutting

c. Pemasangan pembujur dan pelintang

d. Tacking dan pengelasan pembujur dan pelintang

Dengan gambarnya sebagai berikut :

8

4

1

Page 13: Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

13 Teknologi Produksi Kapal

Gambar 13 ( Sistem Control Assembly )

B. Metode pro-fitting longitudinals assembly

dengan urutan sebagai berikut :

a. Pemasangan dan penyambungan pelat-pelat

b. Marking and cutting

c. Pembujur longitudinal

d. Pemasangan, tacking, dan pengelasan pelintang

Dengan gambarnya sebagai berikut :

Gambar 14 ( Pro-fitting Longitudinal Assembly )

C. Metode egg box framing assembly

secara berurut dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Pemasangan dan penyambungan pelat-pelat

b. Marking and cutting

c. Pemasangan, tacking, dan pengelasan framing (pembujur dan pelintang)

d. Pemasangan, tacking, dan pengelasan framed assembly diatas

Page 14: Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

14 Teknologi Produksi Kapal

Dengan gambarnya sebagai berikut :

Gambar 15 ( Egg Box Framing Assembly )

Dan sebagai saran kontrol pada saat pelaksanaan pekerjaan assembly, digunakan

peralatan bantu untuk mengurangi terjadinya penyimpangan dimensi akibat proses-proses

kerja assembly yang telah disebutkan diatas.

Umumnya jenis peralatan bantu kerja sebagai saran kontrol tersebut adalah sebagai

berikut :

a) Face alignment pieces, untuk meyakinkan kelurusan/kedataran

permukaan sambungan pelat.

b) Wandal pieces, digunakan untuk menarik/mendekatkan sisi sambungan

pelat panel (block).

c) Portal pieces (penekan), digunakan untuk memasang pembujur dan

pelintang dengan baik dan tepat sesuai dengan ketentuan.

d) Run-off tab, digunakan dengan memasangnya pada kedua ujung

pengelasan butt join untuk mencegah penyimpangan dimensi akibat

pengelasan pada bagian ujung-ujung.

e) Strong-back (penahan), digunakan untuk mencegah terjadinya

penyimpangan dimensi akibat deformasi pengelasan.

9

4

1

Page 15: Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

15 Teknologi Produksi Kapal

Berbagai macam bentuk konstruksi yang umumnya dibangun dalam tahap assembly :

a) Flat blocks

Merupakan block dengan konstruksi sederhana yang umumnya terletak di daerah pararel

middle body badan kapal. Konstruksi ini terdiri dari pelat datar besar, pembujur,

pelintang, dan girders. Dalam konstruksi flat blocks, kemungkinan adanya bagian

konstruksi lengkung juga ada, seperti halnya pelat bilga, block deck kamar mesin dan

sebagainya.

Gambar 16 ( Flat Block )

b) Curved blocks

Merupakan konstruksi assembly dengan bentukan lengkung dan bagian-

bagiannya sama dengan konstruksi flat blocks, yaitu pelat lengkung besar,

pembujur, pelintang, dan girders. Dasar bentuk lengkungnya adalah bentuk

lengkung pelatnya yang diperkuat oleh pembujur dan pelintang dengan bentuk

lengkungannya mengikuti bentuk lengkung pelat.

Gambar 17 ( Curve Block )

10

Page 16: Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

16 Teknologi Produksi Kapal

c) Grand assembly blocks

Konstruksi ini merupakan gabungan block-block, baik antar flat block

maupun antar curved block ataupun gabungan antara keduanya. Dalam konstruksi

ini terdapat jenis-jenis konstruksi gabungan block tersebut yang umumnya terdiri

dari, L type dan U type. Penyebutan atas jenis-jenis konstruksi diatas merupakan

refleksi atas bentuk-bentuk konstruksi yang dihasilkan dari penggabungan block

tersebut.

Gambar 18 ( Grand Assembly Block )

2. Tahap sub assembly

Gambar 19 ( Sub Assembly )

Pada tahap sub assembly terdapat kegiatan pekerjaan antara lain yakni fitting,

welding, marking akhir, dan finishing. Maka pelaksanaan pemeriksaan mutunya

dilakukan pada tiap tahapan tersebut. Dan yang lebih mendapat perhatian disini adalah

tahap pelaksanaan fitting karena merupakan pekerjaan penentu untuk tahap selanjutnya

sesuai dengan posisi members, dimana bila terjadi kesalahan perbaikan yang harus

dilaksanakan memerlukan waktu dan biaya operasi yang cukup besar.

11

Page 17: Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

17 Teknologi Produksi Kapal

Pekerjaan pengelasan di bengkel sub assembly akan dapat mengurangi jumlah

pekerjaan pengelasan di bengkel assembly. Pemeriksaan hasil pekerjaan di bengkel sub

assembly dilakukan oleh bengkel dan Dalmut Divisi. Sebagai pegangan dalam

pemeriksaan adalah working drawing, material list dan standar yang telah ditentukan.

3. Tahap assembly

Gambar 19 ( Tahap Assembly )

Tahap ini merupakan tahap perakitan blok/seksi yang berasal dari sub assembly dan

bengkel fabrikasi. Pada tahap assembly ini pemeriksaan yang dilakukan adalah

pemeriksaan struktural, pemeriksaan hasil pengelasan, dan pemeriksaan deformasi.

Sebagai pedoman dalam melakukan pemeriksaan adalah gambar kerja, material list, dan

standar yang ditentukan. Pemeriksaan dalam tahap ini dilakukan oleh bengkel, Dalmut

Divisi, Quality Control & Assurance serta badan klasifikasi.

4. Tahap Fabrikasi

Pada tahap fabrikasi dimana merupakan suatu proses pembuatan bagian badan

kapal yang terdiri dari tiga tahapan proses yaitu marking, cutting, dan bending.

Pengawasan kualitas pada tahap fabrikasi merupakan tahap awal dari kegiatan

pengawasan mutu hasil produksi pada tahap selanjutnya. Ruang lingkup pengendalian

mutu pada tahap ini meliputi, identifikasi material, pemeriksaan penandaan, pemeriksaan

pemotongan, dan pemeriksaan pembentukan.

a) Identifikasi material

Identifikasi material adalah usaha/tindakan pemeriksaan yang akan

dipakai, dimana disesuaikan dengan charge no, klasifikasi, dimensi pelat, dan

12

Page 18: Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

18 Teknologi Produksi Kapal

profil. Demikian juga dengan kondisi permukaan material seperti pitting, flaking,

laminasi, dll. Selanjutnya hasil pemeriksaan dicatat, dalam suatu laporan

pemeriksaan (check sheet) sekaligus perbaikannya. Pemeriksaan dilakukan

bersama-sama dengan Kabeng dan Dalmut Divisi. Material pelat dan profil yang

akan dilakukan pemeriksaan oleh QC/A. Selanjutnya QC/A mengundang

klasifikasi untuk melakukan pemeriksaan material. Pemeriksaan kondisi

permukaan material ini meliputi cacat-cacat yang terjadi pada permukaan pelat

seperti pitting, flanking, profil yang bengkok atau lengkung.

b) Penandaan

Ini adalah proses penandaan pada permukaan pelat yang akan mengalami

pengerjaan sepanjang ketentuan tanda kerjanya. Sehingga secara umum proses

marking ini dapat dimasukkan sebagai pelaksanaan pemindahan dimensi-dimens i

untuk ukuran-ukuran dari gambar kerja yang berasal dari mudflot. Pemindahan

dimensi dan ukuran dilakukan seakurat mungkin karena kesalahan dari marking

tidak hanya menyebabkan ditolaknya pemakaian material akan tetapi juga akan

menambah material yang terbuang. Pemeriksaan penandaan dilakukan oleh

bengkel dan Dalmut Divisi Niaga. Semua penandaan yang ada pada material

diperiksa dengan didasarkan pada marking list table, cutting plan, material list,

mal tamplate, dan mal film. Disamping memeriksa tanda-tanda pada material ,

juga dilakukan pemeriksaan ukuran yang ada di material dengan menggunakan

ukur meteran, penggaris, dan lain-lain untuk bentuk teratur, sedang untuk bentuk

yang tidak teratur memakai mal atau mal film.

c) Pemotongan

Untuk proses cutting ini diberikan suatu standar pekerjaan dimana

ditujukan untuk memberikan kestabilan akan standar mutu pekerjaan serta

mengurangi terjadinya pekerjaan tambahan akibat penyimpangan dimensi cutting.

Oleh karena itu, maka para pelaksana diharusakan melakukan pemeriksaan atas

hasil-hasil pekerjaan sesuai standar yang digunakan. Dari hasil pemotongan yang

dilakukan pelaksana, selanjutnya dilakukan pemeriksaan oleh bengkel dan

Dalmut Divisi, dimana semua ukuran elemen dan kondisi material yang telah

dipotong diperiksa dengan membandingkan ketentuan standar yang ada. Proses

pengerjaan cutting banyak dipengaruhi beberapa hal yang berhubungan dengan

proses pemotongan itu sendiri., dimana hal ini akan menyebabkan berubahnya

dimensi material serta kondisi material akibat pemotongan (cacat-cacat). Hal-hal

yang mempengaruhi antara lain kerf, notch, kekasaran permukaan, kecepatan

potong terlalu rendah, panas awal tidal cukup, panas awal berlebihan, kecepatan

pemotongan berubah-ubah, kecepatan pemotongan terlalu tinggi, posisi nozzle

terlalu tinggi.

13

Page 19: Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

19 Teknologi Produksi Kapal

d) Pembentukan

Material profil yang telah dipotong dan diperiksa oleh Kabeng dan Dalmut

Divisi kemudian diadakan pembandingan/pembentukan sesuai dengan gambar

kerja, dalam hal ini material yang tidak membutuhkan bentuk lengkung seperti

bulkhead, floor dan lain-lain langsung menuju proses selanjutnya. Pengecekan

atau pemeriksaan hasil pembentukan yang mana setelah melewati pembentukan

dengan proses dingin atau panas (fairing) berpedoman pada mal kayu atau mal

film yang telah diberi tanda untuk pedoman pemeriksaan, dimana ketelitian

ukuran tetap diadakan pemeriksaan oleh karena adanya penyusutan material.

Setiap jenis pelat atau profil mempunyai tingkat penyusutan yang berbeda-beda

dengan spesifikasi atau sifat-sifat material tersebut. Pengecekan atau pemeriksaan

hasil pembentukan dilakukan oleh bengkel dan Dalmut Divisi untuk intern

bengkel dan selanjutnya oleh surveyor QC/A untuk sistem informasi standar serta

untuk persiapan pemeriksaan surveyor classs-owner. Hasil pemeriksaan

dimasukkan kedalam laporan pemeriksaan yang memuat hasil pekerjaan baik atau

ada penyimpangan ukuran maupun adanya kesalahan pembentukan dan bila ada

kesalahan maka diadakan perbaikan atau ganti baru sesuai dari Dalmut Divisi.

14

Page 20: Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

20 Teknologi Produksi Kapal

Daftar Pustaka

Diktat Teori Bangunan Kapal II

Ir. Murdijanto, “Motor Penggerak Kapal dan Mesin Bantu”. M. Eng.2005.ITS

Ir. Rooij G.De, “Practical shipbuilding”, MRINA.1961. The Nederlands:

Koninklijke Drukkerij Van de Garde N. V., Zaltbommel

Ir. Soejitno, “Ship Production”

Page 21: Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

21 Teknologi Produksi Kapal

LAMPIRAN GAMBAR MANUAL DAN

AUTOCAD PROYEKSI AMERIKA

16

Page 22: Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

22 Teknologi Produksi Kapal

PENJELASAN GAMBAR

I. Keel laying

Keel laying adalah proses awal dalam pembangunan kapal, dimana ini merupakan

pertama kali tahap pembangunan kapal yakni berupa peletakkan lunas. Dimana lunas ini

menjadi dasar dalam konstruksi kapal. Ada dua jenis bentuk keel yang umum digunakan

yakni bar keel dan plat keel. Bar keel merupakan lunas yang berbentuk batang, biasanya

digunakan untuk kapal kayu, sedangkan untuk plat keel biasanya digunakan untuk kapal

yang terbuat dari material baja. Keel yang digunakan dalam pembangunan kapal ini harus

memenuhi persyaratan konstruksi dan kekuatannya.

II. Assembly of Bottom Shell Plating

Setelah keel laying berhasil dilakukan, maka tahap berikutnya dilanjutkan pada

pemasangan pelat alas. Pada pemasangan pelat alas ini tidak main-main, harus

memperhatikan ketepatan dari penyambungan pelat satu dengan pelat yang lain, proses

pengelasan yang sesempurna mungkin untuk menghindari kebocoran akibat pengelasan

yang menimbulkan lubang pada bagian alas, ataupun pengelasannya belum sempurna

sehingga tidak kuat menahan beban yang besar, serta kelurusan dari pemasangan pelat

alas yang perlu diperhatikan pula.

III. Completion of Bottom Shell Plating

Pada tahap ini, struktur yang menyusun dasar kapal sudah dapat terlihat bentuknya

dengan pemasangan keel, pelat alas serta dilengkapi juga dengan lajur pelat bilga. Lajur

pelat bilga memiliki bentuk seperempat lingkaran.

IV. Fitting of Double Bottom Members

Tahap ini, merupakan tahap pemasangan konstruksi penyusun alas dalam, berupa

pemasangan penguat-penguat alas dalam yaitu antara lain berupa solid floor dan girder

(penumpu). Girder terbagi menjadi dua yakni center girder (penumpu tengah) dan side

girder (penumpu sisi). Tebal dari masing-masing penguat tersebut harus memenuhi beban

maksimal yang bekerja pada alas dalam. Ada dua konstruksi yang dapat diaplikas ikan

pada konstruksi alas, yakni berupa konstruksi melintang dan konstruksi memanjang. Pada

konstruksi memanjang penegarnya berupa bottom transverse, pembujur alas, center

girder dan side girder. Sedangkan pada konstruksi melintang penegarnya berupa floor,

center girder dan side girder. Tinggi dari double bottom minimal adalah 600 mm.

17

Page 23: Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

23 Teknologi Produksi Kapal

V. Assembly of Inner Bottom Plating

Setelah konstruksi penguatan alas dalam terpasang, maka tahap berikutnya yaitu

pemasangan pelat alas dalam, tebal dari pelat alas dalam harus memenuhi perhitungan

beban maksimal yang bekerja pada alas dalam sesuai dalam perhitungan BKI volume II.

VI. Completion of Double Bottom

Pada tahap ini, proses pemasangan pelat alas dalam disempurnakan sehingga

seluruh bagian dari alas dalam sudah terpasangi oleh pelat. Setelah seluruh pelat terpasang

barulah dapat dilakukan pemasangan konstruksi sisi dan nantinya dilanjutkan dengan

pemasangan konstruksi geladak.

VII. Fitting of Side Frames

Pada tahap ini, dilakukan pemasangan gading – gading yang memperkuat

konstruksi sisi kapal. Pada umumnya konstruksi ini terdapat sistem penguatan berupa

gading biasa, gading besar, pelintang sisi pembujur sisi dan senta sisi. Penggunaan

penguatan – penguatan tersebut tidak digunakan seluruhnya akan tetapi didasarkan pada

jenis konstruksi yang digunakan pada lambung kapal. Jika konstruksi memanjang maka

menggunakan pembujur sisi, pelintang sisi dan senta sisi. Jika menggunakan konstruksi

melintang maka menggunakan gading, gading besar, dan senta sisi. Pemasangan gading-

gading pada konstruksi melintang kapal akan diperkuat oleh braket yang dipasang pada

sisi atas dan sisi bawah gading. Pada proses ini, harus diperhatikan pula bagaimana

hubungan dari konstruksi yang membentuk cincin kekuatan, yaitu antar wrang pelat,

gading besar, dan balok besar. Apakah ketiganya terbentuk dengan saling terhubung

ataukah malah sebaliknya.

VIII. Completion of Frame Erection

Pada tahap ini, keseluruhan gading harus terpasang pada konstruksi kapal yang

nantinya akan dilanjutkan pada pemasangan pelat sisi kapal.

IX. Assembly of Shell Plating

Setelah seluruh gading telah terpasang, maka gading-gading tersebut akan

dihubungkan oleh pelat, dimana pelat tersebut merupakan badan kapal. Pelat yang

terpasang pada bagian sisi kapal harus memenuhi beban maksimal yang bekerja pada sisi

kapal (Ps) sesuai dengan perhitungan beban peraturan BKI volume II

X. Fitting of Deck Beams, Girders, and Hold Pillars

Pada tahap ini dilakukan pemasangan konstruksi yang menyusun geladak kapal,

konstruksi tersebut diantaranya berupa balok geladak, girder, pilar, kantilever, strong

beam, pembujur geladak dan pelintang geladak. Jika konstruksi yang menyusun geladak

18

Page 24: Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

24 Teknologi Produksi Kapal

berupa konstruksi melintang maka penegarnya terdiri dari balok geladak, balok besar,

kantilever (untuk lubang palkah) atau bisa juga menggunakan penguatan pilar, dan

penumpu geladak (side girder dan center girder). Jika konstruksi yang menyusun geladak

berupa konstruksi memanjang maka penegarnya terdiri dari deck transverse, pembujur

geladak, dan penumpu geladak. Konstruksi yang direncanakan harus sekuat dan seefisien

dalam menyusun geladak.

XI. Fitting of Deck Plating

Setelah konstruksi geladak terpasang pada kapal, tahap selanjutnya yaitu

pemasangan pelat geladak. Tebal pelat geladak yang dipilih harus memnuhi beban

maksimal yang bekerja pada geladak (Pd) berdasarkan perhitungan beban geladak sesuai

peraturan BKI volume II.

XII. Completion of Cargo Hold

Tahap ini merupkan proses penyempurnaan dari konstruksi yang menyusun badan

kapal pada bagian ruang muat, sehingga berdasarkan gambar terdapat lubang palkah yang

digunakan sebagai akses loading-unloading muatan.