Tuberkulosis Primer Adalah Infeksi Bakteru TB Daru Penderita Yang Belum Mempunyai Reaksi Spesifik...

3
Tuberkulosis primer adalah infeksi bakteru TB daru penderita yang belum mempunyai reaksi spesifik terhadap bakteri TB. Bila bakteri TB terhirup dari udara melalui saluran pernafasan dan mencapai alveoli atau bagian terminal saluran pernafasan, maka bakteri akan ditangkap dan dihancurkan oleh makrofag yang berada di alveoli. Jika pada proses ini bakteri ditangkap oleh makrofag yang lemah maka bakteri akan berkembang biak dalamtubuh makrofag yang lemah itu dan menghancurkan makrofag. Dari proses ini dihasilkan bahan kemotoksik yang menarik monosit dari aliran darah membentuk tuberkel. Sebelum menghancurkan bakteri, makrofag harus diaktifkan terlebih dahulu oleh limfokin yang dihasilkan limfoit T. Bakteri TB menyebar melalui saluran pernafasan ke kelenjar getah bening regional (hilus) membentuk epiteloid granuloma. Granuloma mengalami nekrosis sentral sebagai akibat timbulnya hipersensitivitas seluler terhadap bakteri TB. Hal ini terjadi sekitar 2-4 minggu dan akan terlihat pada tes tuberkulin. Hipersensitivitas terlihat sebagai akumulasi lokal dari limfosit dan makrofag.

description

tuberkulosis primer

Transcript of Tuberkulosis Primer Adalah Infeksi Bakteru TB Daru Penderita Yang Belum Mempunyai Reaksi Spesifik...

Tuberkulosis primer adalah infeksi bakteru TB daru penderita yang belum mempunyai reaksi spesifik terhadap bakteri TB. Bila bakteri TB terhirup dari udara melalui saluran pernafasan dan mencapai alveoli atau bagian terminal saluran pernafasan, maka bakteri akan ditangkap dan dihancurkan oleh makrofag yang berada di alveoli. Jika pada proses ini bakteri ditangkap oleh makrofag yang lemah maka bakteri akan berkembang biak dalamtubuh makrofag yang lemah itu dan menghancurkan makrofag. Dari proses ini dihasilkan bahan kemotoksik yang menarik monosit dari aliran darah membentuk tuberkel. Sebelum menghancurkan bakteri, makrofag harus diaktifkan terlebih dahulu oleh limfokin yang dihasilkan limfoit T.Bakteri TB menyebar melalui saluran pernafasan ke kelenjar getah bening regional (hilus) membentuk epiteloid granuloma. Granuloma mengalami nekrosis sentral sebagai akibat timbulnya hipersensitivitas seluler terhadap bakteri TB. Hal ini terjadi sekitar 2-4 minggu dan akan terlihat pada tes tuberkulin. Hipersensitivitas terlihat sebagai akumulasi lokal dari limfosit dan makrofag.Bakteri TB yang berada di alveolus akan membentuk fokus lokal (fokus Ghon), sedankan fokus inisial bersama-sama dengan limfadenopati bertempat di hilus disebut juga TB orimer. Fokus primer paru biasanya bersifat unilateral dengan subpleura terletak di atas atau di bawah fisura interlobaris, atau di bagian basla dari lobus unferior. Bakteri menyebar lebih lanjut melalui saluran limfe atau aliran darah dan akan tersangkut pada berbagai organ. Jadi TB primer merupakan infeksi yang bersifat sistemis.Tuberkulosis sekunderSetelah terjadi resolusi dari infeksi primer, sejumlah kecil bakteri TB masih hidup dalam keadaan dorman di jaringan parut. Sebanyak 90% di antaranya tidak mengalami kekambuhan. Reaktivasi penyakit TB (TB pascaprimer/TB sekunder) terjadi bila daya tahan tubuh menurun, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan pada penderita diabetes melitus serta penderita AIDS.Berbeda dengan TB primer, pada TB sekunder kelenjar limfe regional dan organ lainnya jarang terkena, lesi lebih terbatas dan terlokalisasi. Reaksi imunologis terjadi denganadanya pembentukan granuloma, mirip dengan yang terjadi pada TB primer. Tetapi, nekrosis jaringan lebih menolok dan menghasilkan lesi kaseosa yang luas dan disebut tuberkuloma. Protease yang dikeluarkan oleh makrofag aktif akan menyebabkan perlunakan bahan kaseosa. Secara umum, dapat dikatakan bahwa terbentuknya kavitas dan manifestasi lainyya dari TB sekunder adlaah akibat dari reaksi nekrotik yang dikenal sebagai hipersensitivitas seluler.