TUBERKULOSIS PARU

24
TUBERKULOSIS PARU 1. PENGERTIAN Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. TBC terutama menyerang paru-paru sebagai tempat infeksi primer. Selain itu, TBC dapat juga dapat menyerang kulit, kelenjar limfe, tulang dan selaput otak. 2. DIAGNOSIS TB paru sering menimbulkan gejala klinis yang dapat dibagi menjadi 2 yaitu gejala respiratorik dan gejala sistemik. Gejala respiratorik seperti batuk, batuk darah, sesak napas, nyeri dada. Sedangkan gejala sistemik seperti demam, keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan, malaise. Pada awal perkembangan penyakit sangat sulit menemukan kelainan pada pemeriksaan fisik. Kelainan yang dijumpai tergantung dari organ yang terlibat. Kelainan paru pada umumnya terletak di daerah lobus superior terutama di daerah apeks dan segmen posterior. Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai antara lain suara napas bronkial, amforik, suara napas melemah, ronki basah, tanda- tanda penarikan paru, diafragma dan mediastinum.

description

:)

Transcript of TUBERKULOSIS PARU

Page 1: TUBERKULOSIS PARU

TUBERKULOSIS PARU

1. PENGERTIAN

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri

Mycobacterium Tuberculosis. TBC terutama menyerang paru-paru sebagai

tempat infeksi primer. Selain itu, TBC dapat juga dapat menyerang kulit,

kelenjar limfe, tulang dan selaput otak.

2. DIAGNOSIS

TB paru sering menimbulkan gejala klinis yang dapat dibagi

menjadi 2 yaitu gejala respiratorik dan gejala sistemik. Gejala respiratorik

seperti batuk, batuk darah, sesak napas, nyeri dada. Sedangkan gejala

sistemik seperti demam, keringat malam, anoreksia, penurunan berat

badan, malaise.

Pada awal perkembangan penyakit sangat sulit menemukan

kelainan pada pemeriksaan fisik. Kelainan yang dijumpai tergantung dari

organ yang terlibat. Kelainan paru pada umumnya terletak di daerah lobus

superior terutama di daerah apeks dan segmen posterior. Pada pemeriksaan

fisik dapat dijumpai antara lain suara napas bronkial, amforik, suara napas

melemah, ronki basah, tanda-tanda penarikan paru, diafragma dan

mediastinum.

Untuk yang diduga menderita TB paru, diperiksa 3 spesimen dahak

dalam waktu 2 hari yaitu sewaktu pagi sewaktu (SPS).

3. DIAGNOSIS BANDING

- Pneumonia

- Jamur paru

- Tumor paru

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan bakteriologis

Pemeriksaan bakteriologis untuk menemukan kuman TB mempunyai

arti yang sangat pemting dalam menegakkan diagnosis. Bahan untuk

pemriksaan bakteriologis ini dapat berasal dari dahak, cairan pleura,

Page 2: TUBERKULOSIS PARU

bilasan bronkus, cairan serebrospinal, bilasan lambung, bilasan

bronkoalveolar, urin, feses, dan jaringan biopsi.

b. Pemeriksaan radiologis

Pemeriksaan rutin adalah foto thoraks PA. Gambaran radiologis yang

ditemukan dapat berupa:

- Bayangan lesi dilapangan atas paru atau segmen apikal lobus

bawah

- Bayangan berawan atau bercak

- Adanya kavitas tunggal atau ganda

- Bayangan bercak millier

- Bayangan efusi pleura, umumnya unilateral

- Destroyed lobe atau destroyed lung

- Kalsifikasi

c. Pemeriksaan khusus

- BACTEC : dengan metode radiometrik, dimana CO2 yang

dihasilkan dari metabolisme asam lemak M. Tuberculosis dideteksi

growth index nya.

- Polymerase chain reaction (PCR) dengan cara mendeteksi DNA

dari M. Tuberculosis.

- Pemeriksaan serologi : ELISA, ICT, Mycodot.

d. Pemeriksaan lainnya

Seperti analisa cairan pleura dan histopatologi jaringan, pemeriksaan

darah dimana LED biasanya meningkat, tetapi tidak dapat digunakan

sebagai indikator yang spesifik pada TB.

5. PENATALAKSANAAN

a. Istirahat

b. Nutrisi

c. OAT :

- Kategori I

Penderita baru, sputum BTA (+)

Kelainan paru yang luas, thoraks foto (+), sputum BTA (-)

Page 3: TUBERKULOSIS PARU

TB extra paru berat.

Obat yang diberikan :

2HRZE / 4 HR

2HRZE / 4H3 R3

2HRZE / SHE

- Kategori II

Penderita kambuh, penderita gagal, penderita lalai dengan

pengobatan. obat yang diberikan :

HRZES / 1 HRZE / 5H3R3E3

2HRZES / 1HRZE / 5 HRE

- Kategori III

Sputum BTA (-), radiologi (+) ringan, pemderita TB ekstra paru

ringan (lymphadenitis TB). Obat yang diberikan :

HRZ / 4H3R3

2HRZ / 4HR

2HRZ / 6HE

- Kategori IV

Penderita TB kronis. Obat : INH seumur hidup.

6. KOMPLIKASI

Atelektasis, hemoptisis, pneumotoraks, fibrosis, bronkiektasis, gagal

napas, pleuritis, efusi pleura, perikarditis, peritonitis, TB kelenjar limfe,

kor pulmonal.

7. PROGNOSIS

Dubia, tergantung beratnya penyakit, kepatuhan pasien meminum obat,

dan status imun.

Page 4: TUBERKULOSIS PARU

ABSES PARU

1. PENGERTIAN

Abses paru merupakan suatu rongga berisi nanah di paru-paru yang

diliputi oleh jaringan yang meradang dan disebabkan oleh adanya infeksi.

2. ETIOLOGI

Abses paru biasanya disebabkan oleh bakteri yang normalnya

terdapat di mulut atau tenggorokan, tetapi terhirup masuk (teraspirasi) ke

dalam paru-paru dan menimbulkan infeksi. Seringkali bakteri berasal dari

adanya penyakit periodontal (jaringan di sekitar gigi) pada penderita.

Namun, tubuh memiliki sistem pertahanan (misalnya batuk) untuk

mencegah masuknya bakteri ke dalam paru-paru.

Infeksi biasanya terjadi pada :

- orang yang berada dalam keadaan tidak sadar atau sangat

mengantuk karena pengaruh obat penenang, obat bius atau

penyalahgunaan alkohol .

- penderita penyakit sistem saraf

Jika bakteri yang masuk ke paru-paru tidak dapat dimusnahkan

oleh tubuh, maka akan terjadi pneumonia aspirasi dan kemudian

menyebabkan nekrosis (kematian jaringan), yang berakhir dengan

pembentukan abses.

Pada orang-orang dengan fungsi kekebalan tubuh yang buruk,

abses paru bisa disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak terdapat di

paru-paru, misalnya jamur atau Mycobacterium tuberculosis (organisme

yang menyebabkan TBC).

Sumbatan pada jalan nafas juga bisa menyebabkan terbentuknya

abses. Jika percabangan bronkus tersumbat oleh tumor atau benda asing,

maka bisa terjadi akumulasi sekret (mukus) dari saluran nafas di belakang

sumbatan. Bakteri terkadang masuk ke dalam akumulasi sekret ini.

Adanya sumbatan mencegah sekret dibatukkan keluar, sehingga bisa

terjadi infeksi dan kemudian terbentuk abses.

Page 5: TUBERKULOSIS PARU

Pada kasus yang lebih jarang, abses terbentuk akibat adanya

bekuan darah yang terinfeksi (emboli septik) atau bakteri yang masuk

melalui aliran darah (bakteremia) ke dalam paru-paru dari tempat lain di

tubuh yang terinfeksi.

Biasanya hanya terbentuk satu abses paru sebagai akibat dari

aspirasi atau sumbatan jalan nafas. Jika abses paru yang terbentuk lebih

dari satu, biasanya abses-abses ini berada pada paru-paru yang sama.

Namun, jika infeksi masuk ke paru-paru melalui aliran darah, maka bisa

terbentuk banyak abses yang tersebar di kedua paru. Kondisi ini paling

sering terjadi pada orang-orang yang menyuntikkan obat-obat terlarang

menggunakan jarum yang kotor atau tidak steril.

Pada akhirnya, sebagian besar abses paru akan pecah ke dalam

jalan nafas, sehingga menghasilkan dahak yang banyak. Abses yang pecah

meninggalkan rongga di paru-paru yang terisi oleh cairan dan udara.

Rongga ini bisa menjadi bagian yang tidak aktif pada jaringan paru, atau

mungkin juga perlu diangkat melalui pembedahan.

Terkadang abses paru pecah ke dalam rongga pleura, yaitu ruangan

yang terdapat di antara paru-paru dan dinding dada, sehingga ruang

tersebut terisi oleh nanah (empiema). Pada kasus yang sangat jarang, bisa

terjadi perdarahan akibat abses yang menghancurkan dinding pembuluh

darah.

Pada sebagian besar kasus, penyebabnya adalah bakteri anaerob.

Yang paling sering adalah Peptostreptococcus, Bacteroides,

Fusobacterium dan microaerophilic streptococci.

Organisme lain yang terkadang bisa menyebabkan abses paru

antara lain :

- Staphylococcus aureus

- Streptococcus pyogenes

- Streptococcus pneumoniae

- Klebsiella pneumoniae

- Haemophilus influenzae

Page 6: TUBERKULOSIS PARU

- spesies Actinomyces dan Nocardia

- Basil gram negatif

Penyebab non-bakteri yang juga bisa menyebabkan abses paru,

terutama pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang buruk,

diantaranya:

- Parasit (Paragonimus, Entamoeba)

- Jamur (Aspergillus, Cryptococcus, Histoplasma, Blastomyces,

Coccidioides)

3. FAKTOR RESIKO

a. Aspirasi sekret orofaring

b. Penyakit gigi dan gusi

c. Obstruksi jalan napas

d. Bronkiektasis

e. Infark paru

f. Fibrosis kistik

g. Sindrom disfungsi silia

h. Sekuester paru

i. Gangguan imuniti/sindrom defisiensi imuniti

j. Pneumonia emboli

4. GAMBARAN KLINIS

Gejala biasanya muncul secara perlahan. Namun, tergantung dari

penyebabnya, gejala juga bisa muncul secara tiba-tiba. Pada awalnya

gejala yang muncul menyerupai gejala pneumonia, misalnya :

- kelelahan

- hilang nafsu makan

- berat badan menurun

- berkeringat

- demam

- batuk berdahak

Page 7: TUBERKULOSIS PARU

Dahaknya bisa mengandung darah dan seringkali berbau busuk,

karena bakteri dari mulut atau tenggorokan cenderung

menghasilkan bau busuk.

Penderita juga bisa merasakan nyeri dada saat bernafas, terutama

jika telah terjadi peradangan pada pleura.

5. DIAGNOSIS

a. Keluhan pokok

- Terdapat riwayat aspirasi

- Demam sampai 3 minggu disertai menggigil

- Batuk produktif, berbau busuk, purulent, kuning kehijauan atau

hemoptisis massive.

- dispneu

- nyeri dada

- merasa lemah

- berat badan menurun

b. Tanda penting

- Higiene mulut buruk

- Tampak sianosis

- Clubbing finger/toes (jari tabuh)

- Redup pada daerah abses

- Tanda-tanda lain seperti pneumoni

- Takikardi

- Takipnu

c. Pemeriksaan penunjang

Rontgen dada hampir selalu bisa menunjukkan adanya abses paru.

Abses paru tampak sebagai rongga dengan bentuk yang tidak beraturan

dan di dalamnya tampak adanya udara dan cairan. Abses paru yang

disebabkan oleh aspirasi paling sering terjadi pada segmen belakang

paru lobus atas atau segmen atas paru lobus bawah.

Namun, abses paru yang tampak pada foto rontgen dada terkadang

mirip dengan kondisi lainnya, misalnya kanker, sarkoidosis, atau

Page 8: TUBERKULOSIS PARU

granulomatosis Wegener. Terkadang, abses hanya bisa ditemukan

dengan pemeriksaan CT scan dada.

Biakan dahak dari paru-paru bisa membantu menentukan

organisme penyebab terjadinya abses.

Bronkoskopi seringkali dilakukan jika abses paru diduga terjadi

akibat adanya sumbatan saluran nafas oleh tumor atau benda asing.

6. DIAGNOSIS BANDING

a. Karsinoma paru dengan kavitas

b. TB paru

c. Infeksi jamur (aspergilosis)

7. PENATALAKSANAAN

a. Pemberian antibiotik

b. Drainase

Drainase dilakukan untuk menyedot sekresi bronkus yang kental

dengan menggunakan bronkoskopi.

c. Operasi

Operasi dilakukan untuk abses yang besar

8. KOMPLIKASI

Komplikasi yang paling sering terjadi adalah empiema dengan atau tanpa

fistel bronkopleura. Pecahnya abses mengakibatkan tumpahnya pus

kedalam saluran napas mengakibatkan penyebaran infeksi lebih luas dan

bahkan dapat berakibat asfiksia.

9. PROGNOSIS

Sebagian besar penderita umumnya bisa sembuh. Namun, terapi

cenderung tidak berhasil pada orang-orang yang lemah atau memiliki

gangguan sistem kekebalan tubuh, kanker paru, atau abses paru yang

sangat besar.

Page 9: TUBERKULOSIS PARU

I. Identitas Pasien

Nama : M. Saing dg Serang

Jenis kelamin : laki-laki

Umur : 81 tahun

Alamat : Br. Bilalang

Pekerjaan : -

Agama : islam

Tanggal masuk :

Tanggal keluar :

II. Anamnesis

Keluhan Utama : Sesak napas

Anamnesis terpimpin :

Sesak napas dialami sejak ± 5 hari yang lalu sebelum masuk rumah

sakit. Disertai dengan batuk lama dan berlendir warna hijau, nafsu

makan menurun, badan kurus, berat badan turun drastis dalam 2 bulan

terakhir, susah tidur, jantung berdebar-debar, BAB biasa dan BAK

lancar, perokok berat.

III. Pemeriksaan Fisik

Status Present

- Berat badan : -

- Tinggi badan : -

- Kesadaran : composmentis

Tanda Vital

- Tensi : 120/80 mmHg

- Pernapasan : 28x/menit

- Nadi : 88x/menit

- Suhu : 36ºC

Kepala

- Ekspresi : hypotim

Page 10: TUBERKULOSIS PARU

- Simetris : kiri-kanan

- Deformitas : -

- Rambut : hitam

- Mata : eksoptalmus/enoptalmus (-)

Konjungtiva normal

Sklera tidak ikterik

Pupil isokor kiri-kanan

- Telinga : pendengaran normal, bentuk simetris

- Hidung : bentuk normal, perdarahan (-)

- Mulut : bibir kering, tidak sianosis, gusi tidak

berdarah

Leher

Bentuk normal, deviasi trakhea (-), tidak ada pembesaran KGB, DVS

R-2, ikut gerakan menelan.

Dada

- Inspeksi : simetris kiri-kanan

Iktus cordis tidak tamapak

- Palpasi : fremitus lemah kiri-kanan

Ictus cordis tidak teraba

Tidak nyeri tekan

- Perkusi :

Paru kiri : redup bagian basal, setinggi ICS VI

Paru kanan : redup bagian basal, setinggi ICS VI

Batas paru hepar: ICS VI dextra

Batas paru belakang kanan : setinggi vertebra

thorakal X

Batas paru belakang kiri : setinggi vertebra

thorakal XI

Page 11: TUBERKULOSIS PARU

Batas jantung kanan : linea sternalis dextra

Batas jantung kiri : linea medioclavicularis

sinistra

- Auskultasi : pernapasan vesikuler, ronkhi +/+,

wheezing -/-, bunyi jantung I & II murni reguler.

Abdomen

- Inspeksi : datar, mengikuti gerakan pernapasan

- Palpasi : nyeri tekan (-), hati dan lien tidak

teraba.

- Perkusi : tympani

- Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal.

Genitalia

Tidak diperiksa

Punggung/vertebra

Bentuk normal, massa (-), nyeri tekan (-), gerakan bebas

Ekstremitas

Edema tungkai (+), tanda-tanda perdarahan (-)

IV. Pemeriksaan Penunjang

- Pemeriksaan laboratorium

GDS : 121 mg/dl ureum : 36 mg/dl

SGPT : 17 µl kreatinin : 0,6 mg/dl

SGOT : 20 µl

- Pemeriksaan radiologi

Foto thorax :

TB paru duplex lama aktif + abses formation di right upper

lobe

Efusi pleura basal bilateral

Page 12: TUBERKULOSIS PARU

V. Resume

Seorang laki-laki usia 81 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan

sesak napas yang dialami sejak ± 5 hari sebelum masuk rumah sakit.

Disertai dengan batuk berlendir warna hijau yang sudah lama, nafsu

makan menurun, badan kurus, berat badan turun drastis dalam ± 2

bulan terakhir, susah tidur, jantung berdebar-debar, BAB biasa, BAK

lancar, riwayat merokok lama. Pemeriksaan fisik didapatkan Rh +/+,

vocal fremitus melemah kiri-kanan, TD 120/80 mmHg, N 88x/menit, P

28x/menit, S 36ºC. Hasil foto thorax : TB paru duplex lama aktif +

abses formation di right upper lobe dan efusi pleura basal bilateral.

Diagnosa Sementara

TB paru + abses paru

Diagnosa Banding

PPOK, tumor paru

VI. Penatalaksanaan

- IVFD RL 20 tpm

- Rifampicin 450 mg 1x1

- INH 300 mg/ vit B6 1x1

- Etambutol 750 mg 1x1

- Pyrazinamid 500 mg 2x1

- Metronidazole /12 jam

- Dexamethasone 1amp/8jam/IV

- Curcuma 3x1

Prognosis : dubia

LAMPIRAN FOLLOW UP

Page 13: TUBERKULOSIS PARU

FOLLOW UP 1

28 november 2013

S : sesak napas sejak ± 5 hari yang lalu

Batuk lama berlendir warna hijau

Demam (-), mual (-), muntah (-)

Nafsu makan menurun

Berat badan turun drastis

Susah tidur

BAB biasa, BAK lancar

Perokok berat

O : KU lemah

Udem kedua tungkai (pitting edema)

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi : 88x/menit

Pernapasan : 28x/menit

Suhu : 36ºC

A : tirah baring

Medikamentosa :

- IVFD RL 20 tpm

- RHEZ

- Ranitidin amp / 12jam

- Cefotaxime 1g/12 jam

Page 14: TUBERKULOSIS PARU

- Dexamethasone 1gr/8jam

- Curcuma 3x1 tablet

- DMP 3x1

FOLLOW UP 2

29 november 2013

S : sesak berkurang

Batuk berlendir warna hijau

Nafsu makan menurun

BAB belum sejak kemarin, BAK lancar

O : Tekanan Darah : 130/70 mmHg

Nadi : 80x/menit

Pernapasan : 24x/menit

Suhu : 36ºC

A : tirah baring

Medikamentosa :

- IVFD RL 20 tpm

- RHEZ

- Ranitidin amp / 12jam

- Fosmycin /12 jam

- Dexamethasone 1gr/8jam

- Recuster 3x1

Page 15: TUBERKULOSIS PARU

FOLLOW UP 3

30 november 2013

S : sesak (+)

Nyeri dada (+)

Batuk berlendir warna hijau

Nafsu makan menurun

BAB baik, BAK lancar

O : Tekanan Darah : 120/90 mmHg

Nadi : 86x/menit

Pernapasan : 28x/menit

Suhu : 36ºC

A : tirah baring

Medikamentosa :

- IVFD RL 20 tpm

- RHEZ

- Ranitidin amp / 12jam

- Fosmycin /12 jam

- Dexamethasone 1gr/8jam

- Salbutamol 3x1 tablet

FOLLOW UP 4

1 desember 2013

S : sesak (+)

Page 16: TUBERKULOSIS PARU

Nyeri dada (+)

Batuk berlendir

Nafsu makan menurun

BAB biasa, BAK lancar

O : Tekanan Darah : 130/70 mmHg

Nadi : 82x/menit

Pernapasan : 24x/menit

Suhu : 36,5ºC

A : tirah baring

Medikamentosa :

- IVFD RL 20 tpm

- RHEZ

- Ranitidin amp / 12jam

- Fosmycin /12 jam

- Dexamethasone 1gr/8jam

- Salbutamol 3x1 tablet

FOLLOW UP 5

2 desember 2013

S : sesak (+)

Batuk (-)

Nafsu makan menurun

Susah tidur

BAB biasa, BAK lancar

Page 17: TUBERKULOSIS PARU

O : Tekanan Darah : 120/100 mmHg

Nadi : 88x/menit

Pernapasan : 20x/menit

Suhu : 36ºC

A : tirah baring

Medikamentosa :

- IVFD RL 20 tpm

- Rifampicin 450mg 1x1

- Etambutol 750mg 1x1

- INH 300mg 1x1

- Vit B6 1x1

- Pyrazinamide 500mg 2x1

- Curcuma 3x1 tablet

Page 18: TUBERKULOSIS PARU

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonymous. Diagnosis dan Penatalaksanaan Pada Tuberkulosis Paru

(TB Paru). Available at

http://www.infokedokteran.com/info-obat/diagnosis-dan-

penatalaksanaan-pada-tuberkulosis-paru-tb-paru.html accessed

december 14th 2013

2. Anonymous. TB Paru. Available at

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29530/4/Chapter

%20II.pdf accessed december 14th 2013

3. Mustari Z dkk. Panduan Praktik Klinik Ilmu Penyakit Dalam. 2013

4. Anonymous. Abses Paru. Available at

http://medicastore.com/penyakit/145/Abses_Paru.html accessed

december 14 th 2013

5. Anonymous. Diagnosis dan Penatalaksanaan Pada Abses Paru.

Available at http://www.infokedokteran.com/info-obat/diagnosis-dan-

penatalaksanaan-pada-abses-paru.html accessed december 14 th 2013

6. Anonymous. Abses Paru. Available at

http://ocw.usu.ac.id/course/download/111-RESPIRATORY-

SYSTEM/rts_146_slide_abses_paru.pdf accessed december 14th 2013