Tuberkulosis

13
Tuberkulosisadalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang menyebar dari orang ke orang melalui udara. Terkadang bakteri TB menjadi resisten terhadap OAT (obat anti) TB. Ini berarti bahwa obat tidak bisa lagi membunuh bakteri tersebut. Apa sih TB Resisten Obat? TB resisten obat adalah penyakit TB yang disebabkan mycobacterium tuberculosis yang sudah mengalami kekebalan terhadap OAT. Artinya, obat tersebut tak lagi dapat membunuh kuman penyebab penyakitnya .TB MDR resisten terhadap 2 OAT paling poten INH dan Rifampisin secara bersamaan atau disertai resisten pula terhadap OAT lini pertama lainnya yaitu, etambutol, streptomisin, pirazinamid. Mengapa ini bisa terjadi? Ceritanya begini, TB resisten bisa terjadi akibat pengobatan TB yang tidak tepat atau tidak standar. Misalnya akibat pasien tidak meminum obat dengan disiplin atau menghentikan pengobatan sebelum saatnya. Bisa

description

Tuberkulosisi disebabkan oleh mycobacterium tuberculosa.

Transcript of Tuberkulosis

Tuberkulosisadalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang menyebar dari orang ke orang melalui udara. Terkadang bakteri TB menjadi resisten terhadap OAT (obat anti) TB. Ini berarti bahwa obat tidak bisa lagi membunuh bakteri tersebut.Apa sih TB Resisten Obat?

TB resisten obat adalah penyakit TB yang disebabkan mycobacterium tuberculosis yang sudah mengalami kekebalan terhadap OAT. Artinya, obat tersebut tak lagi dapat membunuh kuman penyebab penyakitnya .TB MDR resisten terhadap 2 OAT paling poten INH dan Rifampisin secara bersamaan atau disertai resisten pula terhadap OAT lini pertama lainnya yaitu, etambutol, streptomisin, pirazinamid.Mengapa ini bisa terjadi? Ceritanya begini, TB resisten bisa terjadi akibat pengobatan TB yang tidak tepat atau tidak standar. Misalnya akibat pasien tidak meminum obat dengan disiplin atau menghentikan pengobatan sebelum saatnya. Bisa pula akibat petugas kesehatan memberikan obat kurang tepat, misalnya paduannya, dosis dan lama pengobatan.Ada TB MDR ada pula TB XDR, apa lagi ini?Extensively drug-resistant tuberculosis TB( TB-XDR ) yang resistan terhadap obat secara luas adalah jenis langka TB MDR yang resisten terhadap isoniazid dan rifampisin , ditambah fluorokuinolon apapun dan setidaknya salah satu dari tiga injeksi obat lini kedua ( yaitu , amikasin , kanamisin , atau kapreomisin ) .Karena XDR TB resistan terhadap obat TB yang paling ampuh, pilihan yang tersisa adalah pengobatan yang jauh kurang efektif. XDR TB menjadi perhatian khusus bagi orang-orang dengan infeksi HIV atau kondisi lain yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.Penyebab dan PenularannyaLalu, Apa Penyebabnya? Terlambatnya diagnosis dan isolasi. Penggunaan paduan obat yang tidak tepat, misalnya saja: pengobatan awal yang tidak adekwat, pengobatan yang tidak lengkap,modifikasi obat yang tidak tepat, penambahan satu obat pada kegagalan pengobatan,penggunaan kemoprofilaksis yang tidak tepat, Kurang patuh dan pengobatan tidak lengkap Gagal mengisolasi penderita MDR TB Pelaksanaan DOTS yang kurang baik Kurangnya pengetahuan tentang TB Obat kurang berkualitasPenularannya sama dengan TB pada umumnya, pasien TB MDR/XDR dapat menularkan kuman resisten terhadap orang lain. TB MDR menular melalui udara dari satu orang ke orang lain. Bakteri kebal obat ini dimasukkan ke udara ketika orang dengan penyakit TBC paru-paru atau tenggorokan batuk, bersin , berbicara , atau bernyanyi . Orang-orang terdekat dapat menghirup bakteri ini dan menjadi terinfeksi .Risikonya apa jika terkena?Jika seseorang terlanjur terkena TB resisten, apa sajakah risikonya?Yang, jelas, karena kumannya sudah menjadi sangat kuat dan superbandel, pengobatan menjadi lebih lama. Tak cukup waktu enam bulan, namun mesti 18-24 bulan. Ini tentu bukan waktu yang singkat ya. Makanya pasien TB khususnya TB resisten membutuhkan support yang luar biasa dari sekitarnya.Lalu, Obat untuk membasmi si superbandel ini juga lebih mahal. Kurang lebih 100 kali lipat biaya pengobatan TB biasa. Pengobatan lebih sulit, paduannya lebih rumit, jumlah obat lebih banyak. Dan, efek samping pengobatan menjadi lebih berat.Siapa Yang Berisiko ?Semua orang memiliki risiko TB resisten obat, namun ini lebih sering terjadi pada: Penderita TB yang tidak melakukan pengobatan secara teratur sesuai anjuran petugas Sakit TB yang berulang Berasal dari daerah yg mempunyai bebant TB resisten obat, yang tinggi Kontak erat dengan Penderita TB MDRBagaimana mencegah?Sejatinya, pencegahan ini adalah upaya utama dalam pengendalian TB resisten obat. Cara terpenting untuk mencegah penyebaran TB yang resisten terhadap obat adalah dengan mengkonsumsi semua obat TB persis seperti yang dianjurkan oleh petugas kesehatan . Tidak boleh ada dosis dilewatkan, pengobatan tidak boleh dihentikan lebih awal .Pasien atau PMO (Pengawas Minum Obat) harus segera memberitahukan dokter atau petugas kesehatan jika terjadi efek samping pengobatan, atau jika mereka mengalami kesulitan meminum obat. Dengan demikian dapat dijamin pengobatan dapat berkesinambungan.Fasilitas pelayanan kesehatan dapat membantu mencegah TB yang resistan terhadap obat dengan cepat mendiagnosa kasus , mengikuti pedoman pengobatan yang dianjurkan , memonitor respons pasien terhadap pengobatan , dan memastikan terapi selesai atau pasien telah sembuh sempurna sebelum benar-benar menghentikan pengobatan.Cara lain untuk mencegah mendapatkan TB yang resistan terhadap obat adalah dengan cara menghindari paparan pasien TB yang resisten terhadap obat yang dikenal di tempat-tempat tertutup atau ramai seperti rumah sakit, penjara, atau tempat penampungan tunawisma.Adakah Harapan Sembuh?Jawabannya mantap: ADA! Peluang kesembuhan pengobatan TB MDR berkisar 60-70 persen, Memang sih, masih lebih rendah dari TB biasa yang bisa mencapai di atas 90 persen. kesembuhan TB XDR juga tak setinggi TB MDR.Secara global, angka kesembuhan TB XDR adalah 40-50 persen, tergantung seberapa berat penyakitnya, status kekebalan tubuh, serta berapa banyak obat antituberkulosis lini pertama dan kedua yang sudah tak bisa lagi digunakan. Di Indonesia, angka yang ada sekarang, kesembuhannya mencapai sekitar 60 persen. Dan angka ini bukan tak mungkin masih dapat ditingkatkan kan?

Lalu bagaimana TB MDR diobati? Pasien tuberkulosis yang disebabkan kuman resisten obat (khususnya MDR) seharusnya diobati dengan paduan obat khusus yang mengandung obat anti tuberkulosis lini kedua.Paling tidak harus digunakan empat obat yg masih efektif dan pengobatan harus diberikan paling sedikit 18 bulan. Dan harus dipastikan kepatuhan pasien terhadap pengobatan.Dimana bisa mengobati TB MDR?Di Indonesia sudah tersedia Rumah Sakit rujukan pengobatan TB Resisten yang sudah relatif menjangkau hampir semua daerah. Berikut ini daftar beberapa Rumah Sakit di beberapa kota di Indonesia yang merupakan RS rujukan pengobatan TB MDR.1. Sumatera UtaraRS Adam Malik2. Sumatera BaratRS Achmad Muchtar3. RiauRS Arifin Achmad4. Bangka BelitungaRS Depati Hamzah, Pangkal Pinang5. DKI JakartaRS Persahabatan6. Jawa BaratRSUD Hasan Sadikin, Bandung7. Jawa TengahRS Moewardi, Surakarta8. YogyakartaRS dr Sardjito9. Jawa Timur,RS dr Sutomo, Surabaya10. Jawa TimurRS Syaiful Anwar, Malang11. BaliRS Sanglah12. Sulawesi SelatanRSUD Labuang Baji, Makassar13. PapuaRSUD Dok II JayapuraApa Yang Bisa Kita Lakukan?Upaya pencegahan dan pengobatan terhadap TB Resisten mutlak harus didukung semua komponen masyarakat. Bukan hanya pasien dan keluarganya atau pemerintah dengan berbagai program pengendalian TB nya.Kita semua dapat berkontribusi positif lho, didalamnya. Apa saja yang bisa kita lakukan untuk mencegah dan mengatasi TB, khususnya TB Resisten? Jika menemukan seseorang, teman, tetangga atau kerabat menunjukkan gejala TB, segera anjurkan untuk mendapatkan pemeriksaan di fasilitas kesehatan terdekat. Deteksi dini terhadap kasus TB adalah salah satu kunci keberhasilan pengendalian TB. Saat mengetahui ada orang yang sudah terdiagnosa TB di sekitar kita, berikan dukungan, berikan semangat agar dia dapat berobat hingga benar-benar sembuh dan kuman tak sampai menjadi kuman resisten Kuman TB ada dimana-mana, tetapi saat kekebalan tubuh kita baik, ia tak mampu membuat kita sakit. Maka, jaga pola hidup secara keseluruhan: pola makan yang baik, cukup istirahat, manajemen stres, olah raga dan selalu berpikir positif. Keseluruhan faktor tersebut dapat mendukung tubuh kita untuk mencapai kekebalan tubuh yang optimal. Jangan lupakan faktor lingkungan, ingat kuman TB tak mampu bertahan dalam lingkungan berlimpah sinar matahari. Maka upayakan rumah dan lingkungan kita mendapatkan cukup sinar matahari. Sebarkan informasi! Informasi yang benar dan proporsional tentang TB masih sangat dibutuhkan di masyarakat kita. Walau kita bukan seseorang berlatar medis, kita bisa kok ikut mensosislisasikan informasi-informasi penting tentang TB, misalnya lewat :o Pertemuan PKK atau pengajian Ibu-ibu di lingkungan kitao Share link-link yang mengandung informasi tentang TB disosmed, misalnya link yang ada di bawaho Menulis tentang TB di media massao Lomba blog ini juga salah satu upaya berkontribusi dalammenginformasikan TB seluas-luasnya, Lho!Nah, teman sampai di sini bisa kita simpulkan, bahwa TB Resisten memang tantangan yang sangat berarti dalam dunia kesehatan khususnya dalam pengendalian TB, tak hanya di Indonesia namun pula secara internasional. Namun, nyatanya peluang kesembuhan masih cukup terbuka. Upaya pencegahan pun dapat dilakukan. Dan, dengan perkembangan dunia medis juga political will dari pemerintah, rasanya pencegahan TB Resisten serta peluang kesembuhan pasien TB Resisten masih sangat memungkinkan untuk ditingkatkan. Yuk kita semua berkontribusi positif Referensi:www,ppti.info/2010/07/mekanisme-dan-diagnosis-multidrug,htmlwww,tbindonesia.or.idwww,stoptbindonesia.orgwww,depkes.go.idwww,pppl.kemkes.go.idwww,cdc.govwww,who.orgNawas, Arifin. PENATALAKSANAAN TB MDR, DAN STRATEGI DOTS PLUS, Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi,FKUI-RSUP Persahabatan Jakarta

TB MDRMANAJEMEN TERPADU PENGENDALIAN TB RESISTAN OBAT (MTPTRO)Beban permasalahan TB resistan obat, TB MDR, danTB XDR Di tingkat global, Indonesia berada diperingkat 8 dari 27 negara dengan beban TB MDR terbanyak di dunia denganperkiraan pasien TB MDR di Indonesia sebesar 6900, yaitu 1,9% dari kasus baru dan 12% dari kasus pengobatan ulang. Diperkirakan kasus TB MDR sebanyak 5.900 kasus yang berasal dari TB Paru baru dan 1.000 kasus dari TB Paru pengobatan ulang (WHO global report 2013). Hasil DRS(Drug Resistance Survey) di Jawa Tengah yang dilaksanakan pada 2006 menunjukkan bahwa 1,8% TB MDR ditemukan pada TB kasusbaru dan 17,1%ditemukan pada kasus TB yang pernahmendapatkanpengobatansedangkanhasil DRS di JawaTimurpadatahun 2009 menunjukkan bahwa 2% TB MDR ditemukan pada TB kasus baru dan 9,7% ditemukan pada kasus TB yang pernahmendapatkanpengobatan. Pengobatan yang tidak standar terhadap pasien yang diduga TB Resistan Obat atau TB MDR yang dilakukan di rumah sakit, B/BKPM, klinik swasta, praktisi swasta, dan fasyankes lainnya semakin memperparah situasi resistansi kuman TB.Definisi TB resistan obat, TB MDR dan TB XDR TB resistan Obat adalah TB yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang telah mengalami kekebalan terhadap OAT. Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) atau TB MDR adalah TB resistan Obat terhadap minimal 2 (dua) obat anti TB yang paling poten yaitu INH dan Rifampisin secara bersama sama atau disertai resisten terhadap obat anti TB lini pertama lainnya seperti etambutol, streptomisin dan pirazinamid. Extensively Drug Resistant Tuberculosis atau XDR TB adalah TB MDR disertai dengan kekebalan terhadap obat anti TB lini kedua yaitu golongan fluorokuinolon dan setidaknya satu obat anti TB lini kedua suntikan seperti kanamisin, amikasin atau kapreomisin.PenularanTB ResistanObat, TB MDR dan TB XDR?Penularan kuman TB resistan obat, TB MDR maupun TB XDR adalah sama seperti penularan kuman TB yang tidak resistan obat pada umumnya. Orang yang tertular (terinfeksi) kuman TB Resistanobat, TB MDR atau TB XDR dapatberkembangmenjadi sakit TBdanakanmengalamisakit TB MDR dikarenakan yang ada di dalam tubuh pasien tersebut adalah kuman TB MDR. Pasien TB MDR dapat menularkan kuman TB yang resistan obat kepada masyarakat disekitarnya.Bagaimana kuman TB dapat menjadi resistan?Resistan terhadap obat anti TB dapat terjadi pemberian obat yang tidak tepat yaitu pasien tidak menyelesaikan pengobatan yang diberikan, petugas kesehatan memberikan pengobatan yang tidak tepat baik paduan, dosis, lama pengobatan dan kualitas obat,demikian pula adanya kendala suplaiobat yang tidak selalu tersedia.Siapa yang mempunyai risiko terkena TB Resistan obat, TB MDR dan TB XDR?TB Resistan obat dapat mengenai siapa saja, akan tetapi biasanya terjadi pada orang yang: Tidak menelan obat TB secara teratur atau seperti yang disarankan oleh petugas kesehatan Sakit TB berulang serta mempunyai riwayat mendapatkan pengobatan TB sebelumnya Datang dari wilayah yang mempunyai beban TB Resistan obat yang tinggi Kontak erat dengan seseorang yang sakit TB Resistan Obat, TB MDR, atau TB XDR.Diagnosis TBResistanObat, TB MDR dan TB XDRDiagnosis TB Resistan obat, TB MDR dan TB XDR dilakukan dengan menggunakan tes cepat dengan metode PCR (Xpert MTB/RIF), pemeriksaan biakan serta uji kepekaan kuman terhadap obat TB (Drugs Sensitivity Test/DST).Pengobatan TB Resistan Obat, TB MDR dan TB XDRPengobatan TB Resistan Obat, TB MDR, dan TB XDR lebih sulit jika dibandingkan dengan pengobatan kuman TB yang masih sensitif. Angka keberhasilan pengobatan tergantung kepada seberapa cepat kasus TB resistan obat ini teridentifikasi dan ketersediaan pengobatan yang efektif. TB resitan obat dan TB MDR dapat disembuhkan, meskipun membutuhkan waktu sekitar 18-24 bulan. Harga obat TB lini kedua jauh lebih mahal ( 100 kali lipat dibandingkan pengobatan TB biasa) dan penanganannya lebih sulit. Selain paduan pengobatannya yang rumit, jumlah obatnya lebih banyak dan efek samping yang disebabkan juga lebih berat.Pengobatan TB XDR lebih sulit lagi karena kuman TB telah kebal terhadap OAT lini pertama maupun lini kedua sehingga pilihan paduan OAT TB XDR sangat terbatas. Meskipun demikian di beberapa negara yang banyak ditemukan pasien TB XDR melaporkan keberhasilan pengobatan sebesar 50-60 % tergantung dari seberapa berat penyakitnya, status imunitas pasien serta berapa banyak OAT lini pertama dan kedua yang sudah tidak dapat lagi digunakan karena kuman TB telah kebal.Bagaimana mencegah terjadinya TB resistan obat, TB MDR dan TB XDR? Kunci pencegahan TB MDR adalah dengan mendiagnosis secara dini setiap terduga TB resistan obat dan dilanjutkan dengan pengobatan dengan OAT lini kedua sesuai standar. Pengobatannya harus dipantau kepatuhan dan ketuntasannya, serta harus dilaporkan kedalam system surveilans. Pengobatan TB dengan tatalaksana yang tidak standar baik dalam hal paduan, lama dan cara pemberian pengobatan dapat menjadi factor pencetus untuk meningkatnya jumlah kasus TB resistan obat dan TB MDR. Penggunaan obat anti TB lini kedua (missal siprofloksasin, ofloksasin, levofloksasin, kanamisin dll) secara sembarangan dapat dapat memicu munculnya TB XDR. Untuk mencegah penularan kuman TB MDR, pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat harus dilakukan disetiap fasyankes yang memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien TB Resistan obat, TB MDR/ XDR, termasuk juga menjaga lingkungan tempat tinggal pasien TB Resistan obat, TB MDR/ XDR.Manajemen Terpadu Pengendalian TB Resistan Obat (MTPTRO) atau Programmatic Management of Drug Resistant TB (PMDT) MTPTRO adalah kegiatan yang bertujuan untuk menangani pasien TB resistan obat, TB MDR, dan TB XDR. Strategi kegiatan ini didasarkan pada 5 komponen DOTS yaitu : Komitmen politis berkesinambungan untuk meningkatkan sumberdaya manusia dan sumberdaya keuangan dalam penanganan TB MDR. Diagnosis berkualitas melalui tes cepat dengan metode PCR (Xpert MTB/RIF), pemeriksaanbiakan dan uji kepekaan obat (DST) yang terjamin mutunya untuk deteksi kasus pada orang yang diduga (suspek) TB Resistan obat. Pengawasan menelan obat secara langsung menggunakan paduan OAT lini kedua. Ketersediaan OAT lini kedua secara berkesinambungan. Sistem pencatatan dan pelaporan yang memastikan penilaian terhadap hasil keluaran setiap pasien dan penilaian terhadap program DOTS secara keseluruhan. DuatujuanutamaMTPTRO adalah; Mencegah terjadinya kasus TB Reistan obat melalui pelayanan DOTS yang bermutu Melaksanakan manajemen kasus TB Resistan Obat secara terstandarisasi Komponenutamadalam MTPTRO: Diagnosis dengan menggunakan kultur dan uji kepekaan obat di laboratorium yang tersertifikasi oleh Laboratorium Supranasional; Pengobatan TB Resistan Obat (TB MDR) yang terstandarisasi yang dilakukan oleh Tim Ahli Klinis di RS Rujukan TB MDR; Pelayanan di fasilitas layanan rawat jalan penuh, kecuali jika kondisi klinis pasien memburuk dan terdapat keputusan tim ahli klinis untuk dirawat inap; dan Pengawasan menelan obat secara langsung setiap hari oleh petugas kesehatan. MTPTRO memerlukan dukungan dan keterlibatan aktif dari para pemangku kepentingan di berbagai tingkatan mulai dari tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pelayanan TB Resistan obat (TB MDR) adalah pelayanan berbasis rujukan dengan penguatan pada pengendalian infeksi. Mengenai hal tersebut telah dikeluarkan SE dirjen PP dan PL nomor PM.01.06/III.1/1755/2012 tanggal 18 Oktober 2012 mengenai Alur rujukan Pasien TB MDR dan Alur rujukan suspek TB MDR/ rujukan sputum untuk diagnosis TB MDR diutamakan untuk Provinsi yang belum mempunyai RS rujukan TB MDR (borderless approach). Secara bertahap, diharapkan pada 2014 seluruh penduduk Indonesia mempunyai akses terhadap pelayanan PMDT.1. Sampai dengan tahun 2013 terdapat 13 RS Rujukan TB MDR di 12 Provinsi yaitu RS Persahabatan Jakarta, RS dr. Soetomo dan, RS. dr. Syaiful Anwar Jatim, RS. dr. Moewardi Jateng, RSUD Labuang Baji Sulsel, RS Hasan Sadikin Jabar, RS Adam Malik Sumut, RS Sanglah Bali, RS dr. Sardjito Yogyakarta, RSUD Jayapura Papua, RSUD Depati Hamzah Babel, RSUD Arifin Ahmad Riau, dan RSU Ahmad Mohtar Sumbar2. Sampai dengan bulan November 2013, telah terjaring 1947 pasien terkonfirmasi TB resistan obat dan TB MDR dari 7310 suspek TB MDR yang diperiksa, dimana1.496 diantaranya sudah menjalani pengobatan. Angka keberhasilan pengobatan pada pasien TB MDR sekitar 66%.3. Sampai akhir tahun 2013, terdapat 7 laboratorium yang tersertifikasi untuk pemeriksaan DST OAT lini pertama yaitu Lab. Mikrobiologi FK-UI, Lab. Mikrobiologi RS. Persahabatan, BBLK Surabaya, BLK Provinsi Jawa Barat, Laboratorium NHCR-UNHAS Makassar, BLK Semarang, dan BLK Jayapura. 5 laboratorium diantaranya juga sudah tersertifikasi untuk pemeriksaan DST OAT lini kedua, kecuali BLK Semarang dan BLK Jayapura yang baru tersertifikasi untuk pemeriksaan DST lini pertama saja.4. Pemantauan pasien TB MDR dilakukan dengan pemeriksaan biakan (kultur) di laboratorium yang sudah teruji mutunya diketujuh lab tersebut diatas dan di 2 lab lainnya yaitu Laboratorium Mikrobiologi FK-UGM dan RS. Adam Malik5. Penegakan diagnosis TB Resistan obat khususnya Resistan Rifampisin dilakukan dengan menggunakan tes cepat dengan Xpert MTB/RIF. Selain dapat mempercepat diagnosis pasien TB Resistan Obat, Xpert MTB Rif juga digunakan untuk mempercepat diagnosis TB pada pasien dengan HIV Positif. Hinggatahun 2013, pemeriksaantescepatXpert MTB Rif dapatdiakses di 17 laboratorium yaitu Laboratorium Mikrobiologi FK-UI, RS Persahabatan, RS Hasan Sadikin,RSdr. Moewardi, RS dr.Soetomo, RS Saiful Anwar, BLK Provinsi Jawa Barat, BBLK Surabaya, RS Adam Malik, FK-UGM, RS Sanglah, RS Labuang Baji, NHCR-UNHAS Makassar, RS Kariadi, RSUD Cilacap, RS Pengayoman Cipinang dan BLK Provinsi Papua. Pada tahun 2014 direncanakan setiap provinsi akan mempunyai akses tes cepat dengan Xpert MTB/RIF