tubektomi
-
Upload
rusdan-djalil -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
description
Transcript of tubektomi
Kontrasepsi Steril ( Tubektomi )
A. Pendahuluan
Kontrasepsi steril berupa tubektomi kurap menjadi momok bagi wanita. Kabarnya wanita
yang tubektomi akan menjalani resiko disfungsi seksusal. Wanita yang telah menjalani sterilisasi
untuk mencegah kehamilan, tidak memiliki resiko disfungsi seksual. Menurut sebuah studi baru yang
okezone lansir dari Health 24.
Para peneliti menemukan fakta bahwa partisipasi wanita yang telah menjalankan prosedur
tubektomi menunjukkan resiko rendah terhadap masalah-masalah seksual tertentu, bahkan mereka
cenderung lebih bahagia dengan kehidupan seks daripada wanita lain.
B. Topik Pembahasan
- Pengertian
Kata Tubektomi berasal dari Tuba dan Eksomi, Tuba berarti saluran telur wanita dan Eksomi
berarti membuang/mengangkat. Namun sekarang definisi ini tidak di perluas dengan pengertian
sterilisasi tuba.
Tubektomi adalah metode kontrasepsi permanen dimana saluran tuba diblokir sehingga pada
telur tidak bisa msauk ke dalam rahim.
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang
perempuan secara permanen.
Tuba fallopi adalah saluran sepanjang sekitar 10 cm yang menghubungkan ovarium dengan
uterus. Pada saat ovulasi, sel telur dikeluarkan dari ovarium dan bergerak menuju uterus. Bila ada
sperma di tuba fallopi, ovum akan terbuahi dan menjadi embrio yan kemudian melekat pada uterus.
- Cara Tubektomi
Tubektomi dapat dibagi atas beberapa bagian antara lain saat operasi, cara mencapai tuba dan
cara penutupan tuba.
- Saat operasi
Tubektomi dapat dilakukan pasca keguguran, pasca persalinan dan masa interval sesudah
keguguran tubektomi dapat langsung dilakukan.
Tubektomi pasca persalinan sebaiknya dilakukan dalam 24 jam atau selambat-selambatnya 48
jam setelah persalinan.
- Cara mencapai tuba
Cara-cara dilakukan di Indonesia saat ini tidak dengan laparotomi dan laparotomi mini dan
laparoskopi.
a. Laparotomi
Cara mencapai tuba melalui laparotomi biasanya terutama pada masa pasca kehamilan.
Tubektomi juga dilakukan bersamaan dengan bedah sesar, dimana kehamilan selanjutnya
tidak diinginkan lagi sebaiknya setiap laparotomi harus dijadikan kesempatan untuk
menawarkan tubektomi
b. Laparotomi mini
Laparotomi khusus untuk tubektomi ini paling mudah dilakukan 1-2 hari pasca
persalinan. Apabila tubektomi dilakukan 3-5 hari pasca persalinan, maka dapat dilakukan
insisi mediana karena uterus dan tuba telah berinvoluasi.
c. Laparoskopi
Pasien diposisikan dalam sikap litotomi. Komplikasi yang mungkin terjadi pada
tubektomi laparoskopi ialah pendarahan mesosalping atau perlukaan.
- Cara penutupan tuba
Cara tubektomi yang dapat dilakukan ialah cara pomeroy, kroener. Pemasangan cincin falope,
elektro koagulasi disertai pemutusan tuba.
a. Cara Pomeroy
Tuba dijepit kira-kira pertengahannya, kemudian diangkat sampai melipat. Dasar lipatan
diikat, kemudian dipotong diatas ikatan.
b. Cara Kroner.
Fimbria dijepit bagian tuba proksimal dari jepitan diikat bagian tuba distal dari jepitan di
potong ( fimbriektomi ).
c. Pemasangan cincin falope
Cincin falope terbuat dari silikon, bagian ismus tuba ditarik dan cincin dipasang pada
bagian tuba.
d. Elektro koagulasi dan penutupan tuba.
Cara ini banyak dikerjakan pada tubektomi laparoskopi dengan memasukkan grasping
forceps melalui laparoskopi.
- Indikasi Tubektomi
a. Usia lebih 25 tahun dengan empat anak hidup
b. Usia lebih 30 tahun dengan tiga anak hidup
c. Usia lebih 35 tahun dengan dua anak hidup
d. Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya
e. Pada kehamilan akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius
f. Pasca persalinan
g. Pasca keguguran
h. Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini
- Kontra Indikasi
a. Hamil
b. Pendarahan vaginal yang belum terjelaskan
c. Tidak boleh menjalani proses pembedahan
d. Kurang pasti mengenai keinginan mempunyai anak lagi
e. Belum memberikan persetujuan tertulis
f. Laparoskopi juga tidak boleh dilakukan pada pasien dengan penyakit jantung dan paru yang
berat
- Cara kerja tubektomi perjalanan sel telur terhambat karena saluran sel telur tertutup.
- Keuntungan menggunakan tubektomi
Dapat mencegah kehamilan
Sangat efektif
Tidak ada efek samping
Tidak mempengaruhi proses menyusui
Permanen dan Efektif
- Keterbatasan
Klien dapat menyesal dikemudian hari
Harus dipertimbangkan sifat permanen
Resiko komplikasi kecil meningkat apabila digunakan anestesi umum
Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS
- Saran kepada klien
Jagalah operasi tetap kering hingga pembalut di lepaskan mulai lagi aktifitas normal
secara bertahap . Sebaiknya kembali beraktifitas dalam waktu 7 hari setelah
pembedahan
Hindari hubungan intim hingga merasa cukup nyaman setelah mulai kembali
melakukan hubungan intim, hentikanlah bila ada perasaan kurang nyaman
Hindari mengangkat benda-benda berat dan bekerja keras selama 1 minggu
Jadwalkan sebuah kunjungan pemeriksaan secara rutin antara 7 sampai 14 hari
setelah pembedahan
DAFTAR PUSTAKA
1. Ari Sulistyawati S.Si.T, M.Kes. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : 2013
2. BKKBN, Panduan upaya peningkatan peserta kontrasepsi mantap. Jakarta : 2004
3. Dyah Noviawati Setya Arum, S.Si.T dan Suriyatini S.Si.T. Panduan lengkap pelayanan KB
terkini. Yogyakarta : 2011
4. Hartanto, Harafi, dr. KB dan kontrasepsi, pustaka Sinar Harapan. Jakarta : 2004
5. Koes Irianto, pelayanan keluarga berencana dua anak cukup. Bandung : 2004
Dosen : DR.dr.Arifin Seweng. MPHMata Kuliah : KESEHATAN REPRODUKSI
“TUBECTOMY”
Oleh :
SITTI SAIDAH
(014090026)
PROGRAM PASCA SARJANA
MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TAMALATEA
MAKASSAR
2015