New iirepository.uinjambi.ac.id/291/1/SPM 141892 KIKI MARDIANTI... · 2019. 8. 15. · vasektomi...

66
i

Transcript of New iirepository.uinjambi.ac.id/291/1/SPM 141892 KIKI MARDIANTI... · 2019. 8. 15. · vasektomi...

i

ii

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi “Pandangan Hukum Islam tentang Motivasi Masyarakat Desa Simpang Sungai Duren dalam

Menggubakan Vasektomi dan Tubektomi sebagai Program Keluarga Berencana (KB)” telah diujikan pada

Sidang Munaqasah Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Syarifuddin Jambi pada tanggal 9 November

2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Pada

Program Studi Ilmu Pemerintahan.

MOTTO

لل ا ياأ يها الذيه آمىىا اتقىا الل و لتىظر وفس ام قدمت لغدو اتقىا

إن الل خبير بما تعملىن

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan

hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya

untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah

maha mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan”.1

1QS. Al-Hasyr (59): 18

vi

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Pandangan Hukum Islam Tentang Motivasi Masyarakat Desa

Simpang Sungai Duren Dalam Menggunakan Vasektomi dan Tubektomi sebagai

program keluarga berencana (KB). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui motivasi masyarakat yang menggunakan metode vasektomi dan

tubektomi sebagai program keluarga berencana (KB), untuk mengetahui

pandangan Hukum Islam mengenai motivasi masyarakat menggunakan KB

vasektomi dan tubektomi. Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan

dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan diperoleh hasil dan

kesimpulan sebagai berikut: pertama, kontrasepsi mantap merupakan salah satu

metode kontrasepsi yang dilakukan dengan cara mengikat atau memotong saluran

telur (tubektomi) dan saluran sperma (vasektomi), dengan cara ini proses

reproduksi dan kehamilan akan terhindar untuk selamanya. Kedua, yaitu

vasektomi dan tubektomi dipahami sebagai kb yang terbaik karena hematnya

biaya dan waktu, dan tidak ada efek samping seperti metode kb pil, suntik, IUD,

dan spiral yang bisa menyebabkan kegemukan, flek diwajah, perubahan hormon

dan vasektomi dan tubektomi dianggap paling ampuh untuk mecegah kehamilan.

Ketiga, yaitu kurangnya pemahaman Agama terkait dengan hukum penggunaan

vasektomi dan tubektomi dan kurangnya pemahaman bahwa KB itu mengatur

jarak kelahiran bukan untuk mencegah kehamilan selamanya, sehingga alasan-

alasan yang disampaikan oleh pengguna sangat bertentangan dengan Al-Quran.

Kecuali jika didalam keadaan darurat seperti seorang wanita mempunyai riwayat

sakit hipertensi yang mengharuskan untuk melakukan tubektomi, karena jika

terjadi kehamilan akan membahayakan nyawa wanita tersebut.

vii

PERSEMBAHAN

Saya persembahkan hasil karya tulisan ku ini untuk :

1. Kedua orang tua ku ayahanda Mulyadi Harahap dan ibu tercinta

Yulianti yang selalu mendo’akan ku selalu. Dan tidak pernah berhenti

memberi motivasi kehidupan yang baik dalam diriku, terima kasih telah

memperjuangkan pendidikanku ayah, ibu yang aku sayangi selalu.

2. Kepada adik adik ku Aditya Pramulya Harahap, Yogi Trimulya

Harahap, Natasya harahap dan Dinda Lestari Harahap yang tercinta,

yang membuat ku selalu bersemangat dan memberi senyum dan tawa

setiap hari-hariku.

3. Sahabat-sahabatku dan teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu-

persatu terima kasih atas semangat yang kalian berikan semoga apa-apa

yang di citakan kita semua akan dikabulkan Allah SWT.

viii

KATA PENGANTAR

لله الر حمه الر حيم ا بسم

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang mana dalam

penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu, tidaklupa pula

iringan shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi

Muhammad saw.

Skripsi ini diberi judul “Pandangan Hukum Islam Tentang Motivasi

Masyarakat Desa Simpang Sungai Duren Dalam Menggunakan Vasektomi Dan

Tubektomi Sebagai Program Keluarga Berencana (KB) ”

Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit

hambatan dari rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data

maupun dalam penyelesaiannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,

terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas

penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut

membantu penyelesaian skripsi ini, terutama kepada Yang Terhormat:

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA Rektor UIN Sulthan Thaha Syaifuddin

Jambi.

2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag Dekan FakultasSyari’ah UIN Sulthan Thaha

Syaifuddin jambi.

3. Bapak H. Hermanto Harun, Lc. M.HI., Ph.D selaku Wakil Dekan Fakultas

Syariah bidang akademik dan kelembagaan.

4. Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag., M.HI selaku Wakil Dekan Fakultas Syariah

bidang Administrasi Umum, Perencanaan Keuangan.

ix

5. Ibu Dr. Yuliatin, S.Ag., M.HI, selaku Wakil Dekan Fakultas Syariah bidang

Kemahasiswaan dan Kerja Sama.

6. Bapak Al-Husni S.Ag., M.HI selaku Ketua Jurusan Perbandingan Mazhab

Fakultas Syariah UIN STS Jambi dan sekaligus Pembimbing II yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

7. Bapak Yudi Armansyah, M.Hum, selaku Serketaris Jurusan Perbandingan

Mazhab Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

8. Bapak Dr. Fuad Rahman, S.Ag., M.Ag, selaku Pembimbing I yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

9. Bapak dan ibu dosen, asisten dosen, dan seluruh karyawan/karyawati

Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

10. Semua pihak yang terlibat dalam penyusun skripsi ini, baik langsung

maupun tidak langsung.

Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat

memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT.

kita memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafannya.

Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

LEMBARAN PERNYATAAN .......................................................................... ii

NOTA DINAS ...................................................................................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................................... iv

MOTTO ............................................................................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

DAFTAR ISTILAH ........................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 7

C. Batasan Masalah ............................................................................ 7

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian .................................................. 8

E. Kerangka teori ............................................................................... 9

F. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 11

G. Sistematika Penulisan .................................................................... 13

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian.................................................................... 14

B. Jenis Dan Sumber Data ................................................................. 14

C. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................... 17

D. Teknik Analisis Data ..................................................................... 19

E. Jadwal Penelitian ........................................................................... 20

xi

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Desa ...............................................................................21

B. Letak Geografis Desa Simpang Sungai Duren ...........................22

C. Struktur Pemerintahan ................................................................24

D. Keadaan Penduduk Desa Simpang Sungai Duren ......................28

E. Keadaan Sosial Desa Simpang Sungai Duren ............................30

F. Keadaan Ekonomi Desa Simpang Sungai Duren........................31

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Motivasi Masyarakat Pengguna KB

Vasektomi Dan Tubektomi.........................................................34

B. Pandangan Hukum Islam Terhadap Motivasi

Masyarakat Menggunakan Vasektomi Dan Tubektomi

Sebagai Program KB .................................................................38

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................57

B. Saran-saran .............................................................................58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURICULUM VITAE

xii

DAFTAR SINGKATAN

BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

KB : Keluarga Berencana

MUI : Majelis Ulama Indonesia

PASUTRI : Pasangan Suami Isteri

PUS : Pasangan Usia Subur

WHO : World Health Organitation

MOP : Medis Operasi Pria

MOW : Medis Operasi Wanita

KONTAP : Kontrasepsi Mantap

UIN : Universitas Islam Negeri

xiii

BAB I

PENDAHULUAN.

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim, pada saat

ini mengalami pertumbuhan populasi yang tidak terkendali, yang akan

menyebabkan kepadatan penduduk dan mengakibatkan penduduk Indonesia

harus menghadapi tantangan-tantangan seperti masalah sosio ekonomi,

pengangguran, pendidikan, persaingan kerja, kriminalitas dan prostitusi

yang merupakan dampak dari semakin padatnya penduduk Indonesia.1

Oleh

karena itu pemerintah Indonesia memberikan alternative untuk mengurangi

kepadatan penduduk dan dampaknya yaitu dengan diadakannya program

keluarga berencana (KB) oleh badan kependudukan dan keluarga berencana

nasional (BKKBN) Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang

bertugas melaksanakan tugas pemerintahan dibidang keluarga berencana

dan keluarga sejahtera.

Keluarga Berencana (KB) adalah gerakan untuk membentuk

keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran, dapat

dianggap sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran

sedemikian rupa untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga untuk

mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera, sedangkan dalam artian

khusus, keluarga berencana dalam kehidupan sehari-hari dapat dipahami

hlm.308

1 Husen Syahatah, Ekonomi Rumah Tangga Muslim, Gema Insani, Jakarta: 1998,

1

2

sebagai aktivitas individual untuk mencegah kehamilan dengan berbagai

cara dan sarana, oleh karena pemahaman KB dalam artian khusus tersebut

banyak pula masyarakat yang kurang paham bahkan menyalahgunakan KB

bahkan dalam pandangan berbagai ulama mengenai keluarga berencana ini

sampai saat ini masih mengalami perdebatan, dimana kontroversi ini

berhubungan dengan persoalan apakah KB diperbolehkan atau dilarang.

Sebagian besar ulama di Indonesia memperbolehkan program ini

untuk dijalankan namun tetap saja ada beberapa program KB yang hingga

saat ini masih diharamkan, yaitu penggunaan KB dengan metode vasektomi

dan tubektomi yang sering disebut dengan kontrasepsi mantap.

Kontrasepsi mantap merupakan salah satu metode kontrasepsi yang

dilakukan dengan cara mengikat atau memotong saluran telur pada

perempuan (tubektomi), dan mengikat atau memotong saluran sperma pada

laki-laki (vasektomi), dengan cara ini proses reproduksi tidak akan terjadi

dan kehamilan akan terhindar untuk selamanya. Karena sifatnya yang

permanen, kontrasepsi ini hanya diperkenankan bagi pasangan yang telah

mantap memutuskan untuk tidak memiliki anak lagi, kontrasepsi ini

dijalankan dengan melakukan operasi kecil pada organ reproduksi yang

terbagi menjadi dua yaitu tubektomi dan vasektomi.

Menurut Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam, Kamis

(5/7/2012), pada tahun 1979 MUI menetapkan bahwa vasektomi dan

tubektomi haram karena merupakan suatu bentuk usaha pemandulan,

sedangkan pemandulan dilarang oleh islam.

3

Pada tahun 1983, pada forum Musyawarah Nasional tentang

kependudukan, kesehatan dan pembangunan, tanggal 17–30 Oktober 1983,

MUI kembali menegaskan keharaman vasektomi dan tubektomi

menguatkan fatwa tahun 1979. Dalam keputusannya, hanya karena alasan

darurat vasektomi dan tubektomi bisa dibolehkan seperti terancamnya jiwa

si janin apabila mengandung atau melahirkan.2

Lalu pada bulan Januari 2009 dilaksanakan forum ijtima‟ ulama

komisi fatwa MUI ketiga di Padang Panjang Sumatera Barat. Menjelang

pelaksanaan forum tersebut, Pemerintah Departemen Kesehatan RI dan

BKKBN berusaha mendekati dan memohon agar MUI merevisi hukum

vasektomi dari haram menjadi mubah atau tidak haram. Hal itu dilakukan

Pemerintah mengingat pentingnya vasektomi sebagai salah satu metode KB

pria yang paling efektif dan minim resiko dibanding metode KB wanita atau

kontrasepsi lain.

Kemudian, pada tahun 2012 dalam sidang komisi fatwa di Cipasung

(Tasikmalaya), hal tersebut dibahas kembali karena BKKBN dan Kemenkes

meminta fatwa terkait masalah ini disertai penjelasan dari ahli urologi.

dalam penjelasan ahli urologi, definisi vasektomi dan tubektomi adalah

memotong dan mengikat. Sementara dalam penjelasan tertulis di halaman

BKKBN, bahwa salah satu kelemahan vasektomi dan tubektomi adalah

tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin punya anak lagi.3

Hasil

2Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonseia, Jakarta : Ditjen

BPIH Departemen Agama RI, 2010, hlm. 299. 3

http://www.fimadani.com/hukum-vasektomi-dalam -pandangan-islam/download 25

Januari 2018 pukul 20:30

4

sidang komisi fatwa di Cipasung, Tasikmalaya, itu akhirnya memutuskan,

vasektomi hukumnya haram. Namun ada sejumlah perkecualian, yakni :

1. Untuk tujuan yang tidak menyalahi syariat

2. Tidak menimbulkan kemandulan permanen

3. Ada jaminan dapat dilakukan rekanalisasi yang dapat mengembalikan

fungsi reproduksi seperti semula.

4. Tidak menimbulkan bahaya bagi yang bersangkutan.

5. Tidak dimasukkan dalam program dan metode kontrasepsi mantap

Selain metode vasektomi dan tubektomi, Program Keluarga

Berencana (KB) mempunyai metode yang lain seperti metode kalender, pil,

suntik, IUD dan implant yang tidak harus menjalani operasi pemotongan

pada organ reproduksi seperti metode vasektomi dan tubektomi yang

bertentangan dengan Hukum Islam karena dengan metode itu bisa

menyebabkan kemandulan yang permanen dan merubah ciptaan Allah SWT

karena harus memotong dan mematikan fungsi salah satu organ reproduksi.

Seperti firman Allah SWT dalam Surah An-Nisa: 119 :

و لضل هن و له ي هن و لهش هن فليبتكي رآاى ا ل عبم و لهش هن فليغيشى للك ل

وه يتخز الشيطبى وليب هي ودى ل فمذ لسش لسشا ب هبي ب

Artinya : “Dan pasti akan kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-angan kosong pada mereka, dan akan kusuruh mereka memotong telinga-telinga binatan ternak, (lalu mereka benar- benar memotongnya), dan akan aku suruh mereka mengubah ciptaan Allah, (lalu mereka benar-benar mengubahnya). Barang siapa menjadikan setan sebagai pelindung Allah, maka sungguh, dia menderita kerugian yang nyata.”.

4

4 An-Nisa (4): 119

5

Seperti yang terjadi di Desa Simpang Sungai Duren, Kecamatan

Jaluko (Jambi Luar Kota), Kabupaten Muaro Jambi banyak masyarakat

setempat yang memilih mengunakan KB vasektomi dan tubektomi dari pada

KB yang lainnya, menjadi tanda tanya apa motivasi mereka mengunakan

KB vasektomi dan tubektomi yang bertentangan dengan aturan Hukum

Islam, dan kenapa masih banyak masyarakat setempat yang mengunakan

KB tersebut, sementara masih banyak metode KB lain nya, yang tidak harus

memotong dan mematikan salah satu fungsi organ reproduksi manusia, apa

alasan dan motivasi masyarakat menggunakan KB dengan metode tersebut.

Peranan motivasi disini sangatlah penting karena dengan mengetahui

motivasi masyarakat setempat kita dapat mengetahui, menganalisis dan

mengetahui bagaimana pandangan hukum Islam mengenai motivasi

masyarakat yang menggunakan KB vasektomi dan tubektomi Terkait

dengan KB metode vasektomi dan tubektomi yang memotong salah satu

organ reproduksi dan sangat jelas dilarang oleh Allah SWT.

Keluarga Berencana (family planing) merupakan salah satu

persoalan yang sudah lama menjadi agenda pembicaraan dalam Islam,

khususnya berkaitan dengan fiqh dan hak-hak perempuan, karena salah satu

tujuan perkawinan dalam Islam adalah mencapai kebahagiaan dan

mengembangkan keturunan (dzuriyat) dan tercapainya keluarga sakinah

mawaddah dan warrahmah.5Selain itu para ulama pun berbeda pendapat

dalam menanggapi hal ini, ada yang mengatakan haram dan ada juga yang

5Nine Surtiretna, Bimbingan seks suami istri: pandangan islam dan medis, cet VIII,

Bandung: Rosdakarya:2001, hlm.5

6

mengatakan halal dalam penggunaan KB, dan ada beberapa metode KB

yang tidak sesuai dengan syariat Islam seperti vasektomi dan tubektomi.

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk

melihat lebih dalam dengan mengkaji dalam suatu tulisan ilmiah dengan

judul :

“ Pandangan Hukum Islam Tentang Motivasi Masyarakat Desa

Simpang Sungai Duren Dalam Menggunakan Vasektomi Dan

Tubektomi Sebagai Program Keluarga Berencana (KB).

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan diatas, maka pokok permasalahan

dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Apa yang memotivasi masyarakat menggunakan KB vasektomi dan

tubektomi ?

2. Bagaimana pandangan Hukum Islam terhadap motivasi masyarakat

yang menggunakan vasektomi dan tubektomi.

C. Batasan Masalah

Dengan adanya suatu permasalahan diatas, maka untuk memberikan

arah yang lebih jelas dalam penelitian ini, maka penulis perlu membatasi

adanya masalah-masalah yang akan dibahas, sehingga tidak keluar dari

topik permasalahan yaitu pandangan hukum islam mengenai motivasi

masyarakat menggunakan KB vasektomi dan tubektomi yang hukum

penggunaanya adalah haram.

7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka peneliti menentukan

tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa yang memotivasi masyarakat menggunakan KB

vasektomi dan tubektomi.

2. Untuk mengetahui pandangan Hukum Islam terhadap motivasi

masyarakat menggunakan KB vasektomi dan tubektomi.

Sedangkan manfaat penelitian dari penelitian ini secara praktis dan

teori, adapun secara praktis ialah sebagai wadah untuk para mahasiswa dan

praktisi hukum yang ingin mengembangkan dan mewujudkan dinamisasi

Hukum Islam dalam konteks keilmuan khususnya pada persoalan KB

vasektomi dan tubektomi menurut Hukum Islam. Demikian juga secara teori

penelitian ini dapat memperkaya wacana keislaman dalam bidang hukum

yang berkaitan dengan topik yag dibahas diatas, dengan hasil yang diperoleh

diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah referensi dan sumbangan

konseptual bagi jurusan Perbandingan Mazhab Fakultas Syari‟ ah UIN

SULTHAN THAHA SAIFFUDDIN JAMBI.

E. Kerangka Teori

Kerangka teori digunakan untuk memberi gambaran atas batasan-

batasan tentang teori yang akan dipakai sebagai landasan penelitian yang

dilakukan.

8

1. Vasektomi dan Tubektomi

Dalam kamus kedokteran Dorland, vasektomi (vas, ektomi)

artinya pengangkatan bedah duktus (vas) deferens, atau sebagian

darinya, dilakukan bersama dengan prostaktektomi, atau untuk

menimbukan infertilitas.6

Vasektomi adalah istilah dalam ilmu bedah

yang terbentuk dari dua kata yaitu vas dan ektomi. Vas atau deferensia

artinya saluran benih yaitu saluran yang menyalurkan sel benih jantan

(spermatozoa) keluar dari buah zakar (testis) yaitu tempat sel benih itu

diproduksi menuju kantung mani (vesikulamenalis) sebagai tempat

penampungan sel benih jantan sebelum dipancarkan keluar pada saat

puncak senggama (ejakulasi). Ektomi atau Ektomia artinya pemotongan

sebagian. Jadi vasektomi artinya adalah pemotongan sebagian (0,5-1

cm) saluran benih sehingga terdapat jarak antara ujung saluran benih

bagian sisi testis dan saluran benih bagian sisi lainnya yang tersisa dan

pada masing-masing ujung kedua ujung saluran yang tersisa tersebut

dilakukan pengikatan sehingga saluran menjadi buntu atau tersumbat.7

Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi merupakan suatu

metode kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman,

sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasi singkat dan tidak

memerlukan anestasi umum. Vasektomi merupakan satu dari beberapa

pilihan penggunaan alat kontrasepsi bagi program Keluarga Berencana

6 Tim Penerjemah EGC, Kamus Kedokteran Dorland Dorlands Ilustrated Medical

Dictionary, edisi 31. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007, hlm.2365 7

http://diyoyen.blog.friendster.com/28/11

9

(KB) yang dilaksanakan oleh BKKBN dalam upaya menekan laju

pertumbuhan penduduk Indonesia.

Tubektomi adalah setiap tindakan yang dilakukan pada kedua

saluran telur wanita yang mengakibatkan orang yang bersangkutan

tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Kontrasepsi ini digunakan

untuk jangka panjang, walaupun kadang-kadang masih dapat

dipulihkan kembali seperti semula. 8

2. Motivasi

Motivasi merupakan sebuah dorongan atau alasan yang

mendasari semangat dalam melakkan sesuatu, hal-hal yang

menimbulkan suatu dorongan. Perilaku manusia pada hakekatnya

adalah berorientasi pada tujuan dengan kata lain bahwa perilaku

seseorang itu pada umumnya dirangsang oleh keinginan untuk

mencapai beberapa tujuan. Sedangkan menurut Adair motivasi adalah

apa yang membuat orang nelakukan sesuatu, tetapi arti yang lebih

penting dari kata ini adalah bahwa motivasi adalah apa yang membuat

orang benar-benar berusaha dan mengeluarkan energi demi apa yang

mereka lakukan. 9

Motivasi, kadang-kadang istilah ini dipakai silih

berganti dengan istilah-istilah lainnya seperti misalnya kebutuhan,

keinginan, dorongan, semangat, impuls atau niat.

8

Nina Siti Mulyani dan Mega Rinawati, Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi,

Jogjakarta: Nuha Medika; 2013: hlm. 119. 9

Adair, Jhon, Pemimpin yang berpusat pada tindakan, Jakarta: Binarupa Aksara:2007

hlm, 192

10

Niat secara istilah adalah keinginan seseorang untuk

mengerjakan sesuatu, tempatnya di hati bukan di lisan. Menurut para

fuqaha‟ (ahli fiqh) niat memiliki dua makna yaitu, Pembeda antara

ibadah yang satu dengan lainnya. Misalnya antara shalat fardhu dengan

shalat sunah, shalat zhuhur dengan sholat ashar, puasa wajib dengan

puasa sunnah.

Pembeda antara kebiasaan dengan ibadah. Misalnya mandi

karena hendak mendinginkan badan dengan mandi karena janabat,

menahan diri dari makan untuk kesembuhan dengan menahan diri dari

makan untuk kesembuhan dengan menahan diri karena puasa. Lalu,

Meniatkan suatu amal “karena apa?” atau “karena siapa?‟ maksudnya

apakah suatu amal dikerjakan karena Allah dan karena lainnya juga atau

tidak.

3. Maqashid Syariah

Islam adalah peraturan hidup yang datang dari Allah SWT, ia

adalah pedoman hidup bagi seluruh umat manusia. Sebagai pedoman

hidup ia memiliki tujuan utama yang dapat diterima oleh seluruh umat

manusia. Tujuan diturunkannya syariat Islam adalah untuk kebaikan

seluruh umat manusia, dalam ruang lingkup ushul fiqh tujuan ini

disebut dengan maqashid syariah yaitu maksud dan tujuan

diturunkannya syariat Islam.

Secara bahasa maqashid syariah terdiri dari dua kata yaitu,

maqashid dan syariah. Maqashid berarti kesengajaan atau tujuan,

11

maqashid merupakan bentuk jama‟ dari maqashid yang berasal dari

suku kata qashada yang berarti menghendaki atau memaksudkan.

Maqashid berarti hal-hal yang dikehendaki dan dimaksudkan. Sedangkan

Syari‟ ah secara bahasa berarti jalan menuju sumber air, jalan menuju

sumber air dapat juga diartikan berjalan menuju sumber kehidupan.

Maqashid Syariah terbagi kepada 3 yaitu :

a. Syariat yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat

kebutuhan primer manusia (Maqasid Al-Dharuriyat).

b. Syariat yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat

kebutuhan sekunder manusia (Maqasid Al-Hajiyat)

c. Syariat yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat

kebutuhan pelengkap manusia (Maqasid Al-Tahsini)10

4. Maslahah Mursalah

Maslahah Mursalah adalah menetapkan hukum berdasarkan

kepentingan umum terhadap suatu persoalan yang tidak ada ketetapan

hukum nya dalam syara‟ baik secara umum maupun khusus. Maslahat

mursalah memeperhatikan kepentingan masyarakat dan atau memelihara

tijuan hukum Islam, mengambil kebaikan dan menolak kerusakan dalam

kehidupan masyarakat. Maksud dari pengambilan maslahah adalah

untuk mewujudkan manfaat, menolak kemudharatan dan menghilangkan

kesusahan bagi manusia. Oleh karena itu maslahah mursalah adalah

penetapan ketentuan hukum berdasarkan kemaslahatan (kebaikan,

10

Abdul Wahhab Khallaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2000) hlm.34

12

kepentingan) yang tidak ada ketentuannya dari syara‟ . Baik ketentuan

umum maupun ketentuan hukum.11

F. Tinjauan Pustaka

Dalam tinjauan pustaka ini, dari beberapa skripsi yang penulis baca,

banyak pendapat yang harus diperhatikan dan menjadi perbandingan

selanjutnya, penulis melakukan peninjauan terkait banyak kajian-kajian dan

penelitian yang berbentuk skripsi yang membahas tentang KB vasektomi

dan tubektomi, akhirnya penulis menemukan menemukan beberapa skripsi

yang membahas tentang KB vasektomi dan tubektomi yaitu :

Pertama, Skripsi karya Ahmad Mubarok dengan judul “ Tinjauan

Hukum Islam Terhadap Sterilisasi Bagi Suami Istri Pengidap HIV/AIDS”.

Skripsi ini dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (2009).

Dalam skripsi ini membahas tentang hal pengembangan keturunan yan g

lemah dan serta kekurangan, baik lemah jasmani, rohani, sandang pangan,

pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Sterilisasi bagi suami istri pengidap

HIV/AIDS menurut hukum Islam adalah boleh, mengingat HIV/AIDS

merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya bagi jiwa seseorang

dan anak keturunan.12

Kedua, Skripsi karya Yoseva dengan judul ”VASEKTOMI DAN

TUBEKTOMI (Studi Atas Relevansi Pendapat Berbagai Dokter

11 Rahmi Hidayati, Dinamika Hukum Islam Dalam Lintasan Sejarah, Jakarta Selatan:

Gaung Persada Group Press: 2013, hlm. 38 12

Skripsi Ahmad Mubarok, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sterilisasi Bagi Suami Istri

Pengidap HIV/AIDS, Universitas Sunan Kalijaga, Yp\ogyakarta: 2009

13

Geneacologie Di RSUD H. Abdul manaf Kota Jambi)”. Skripsi ini dari

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi (2014). Dalam

skripsi ini lebih menekankan dan lebih menerangkan penggunaan vasektomi

dan tubektomi menurut pendapat beberapa dokter di RSUD H. Abdul manaf

Kota Jambi.

Dari deskripsi di atas berbeda dengan penulis, bahwa masalah yang

akan penulis bahas adalah mengenai “ ANALISIS HUKUM ISLAM

TENTANG VASEKTOMI DAN TUBEKTOMI (Studi Kasus Motivasi

Warga Desa Simp.Sei Duren Dalam Menggunakan Vasektomi dan

Tubektomi Sebagai Program Keluarga Berencana)”. Pada penulisan skripsi

ini akan lebih membahas tentang bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap

penggunaan KB vasektomi dan tubektomi dan mencari status hukum apa

yang memotivasi masyarakat menggunakan KB vasektomi dan tubektomii,

padahal resiko dari KB tersebut adalah kemandulan permanen dan masih

banyak KB dengan metode lain yang tidak mengharuskan memotong salah

satu fungsi organ reproduksi manusia, padahal Islam memerintahkan kita

mempunyai keturunan (anak), dan kita tahu bahwa Nabi SAW mencintai

umatnya mempunyai banyak anak, dengan demikian maka Islam

menganjurkan umatnya mempunyai banyak anak dengan maksud dan tujuan

yang suci mengikuti syariat rabbull‟ alamin diantaranya yang terpenting

adalah memperbanyak umat Nabi SAW. Dalam hal ini sepengetahuan

penulis belum ada yang membahasnya dalam bentuk karya ilmiyah.

G. Sistematika Penulisan.

14

Penelitian ini dilakukan melalui langkah-langkah sistematis dan

terarah supaya mendapatkan hasil penelitian yang optimal, yang dituangkan

dalam beberapa bab sebagai berikut :

BAB I sebagai pendahuluan yang memuat latar belakang masalah,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,

kerangka teori, tinjauan pustaka, dan metode penelitian.

BAB II berisi gambaran umum tentang keluarga berencana (KB)

yang akan memaparkan tentang sejarah KB, pengertian KB, pengertian

vasektomi dan tubektomi, manfaat vasektomi dan tubektomi, serta efek

yang akan ditimbulkan dari vasektomi dan tubektomi.

BAB III, Membahas gambaran umum lokasi penelitian di Desa

Simpang. Sungai Duren, Kecamatan Jaluko, Kabupaten Muaro Jambi

sebagai berikut: Sejarah terbentuknya Desa Simpang Sungai Duren,

keadaan/letak geografis, situasi desa, jumlah penduduk dan keadaan

penduduk Desa Simpang Sungai Duren.

BAB IV dalam bab ini peneliti akan menjelaskan pandangan Hukum

Islam tentang motivasi masyarakat Desa Simp. Sungai duren memilih

menggunakan KB vasektomi dan tubektomi.

BAB V merupakan penutup skripsi yang didalamnya berisi

kesimpulan dari pembahasan sebelumnya dan saran-saran, serta ucapan

penutup.

15

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan dan

sasaran dalam penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field

research). Pendekatan penelitian yang akan digunakan adalah pendekatan kualitatif

deskriptif. Menurut Soerjono Soekanto, penelitian deskriptif adalah penelitian yang

bermaksud memberikan data seteliti mungkin tentang manusia, keadaan, atau gejala-

gejala lainnya.1 Kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat

diamati. Sedangkan menurut Bodgan dan Tylor metode penelitian kualitatif itu

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.2Analisis data

dilakukan melalui studi lapangan dengan melakukan wawancara mendalam dengan

responden yang dipilih, dalam hal ini, data deskriptif diperoleh penjelasan apa

motivasi masyarakat menggunakan vasektomi dan tubektomi sebagai program KB

(KeluargaBerencana), Dan pandangan Hukum Islam mengenai motivasi masyarakat

tersebut.

B. Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang disajikan dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Data Primer

Data primer merupakan data pokok yang diperlukan dalam

penelitian, yang diperoleh secara langsung dari sumbernya ataupun dari

lokasi objek penelitan, atau keseluruhan data hasil penelitian yang di

peroleh di lapangan, data primer tidak diperoleh melalui sumber perantara

1Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, hlm. 10.

2Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2013

16

atau pihak kedua dan seterusnya. Data primer disini adalah merupakan

data pokok yang diperoleh melalui hasil wawancara yang dilakukan

dengan masyarakat di Desa Simp. Sei Duren Kabupaten Muaro Jambi.

Untuk diperoleh penjelasan apa yang memotivasi masyarakat

menggunakan vasektomi dan tubektomi sebagai program KB.

b. Data Sekunder

Adapun data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang

diperoleh secara tidak langsung atau melalui sumber perantara. Data ini di

peroleh dengan cara mengutip dari sumber lain, sehingga tidak bersifat

authentik, karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga dan

seterusnya.3 Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah

buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan yang bersifat menunjang

sumber primer dan tulisan-tulisan lain dalam bentuk makalah-makalah,

artikel, literatur, Dan berbagai tulisan-tulisan yang relevan dengan

penyelesaian penulisan skripsi ini, yang diperoleh dengan melakukan

serangkaian kegiatan membaca, mengkutip, mencatat dan menelaah yang

berkaitan dengan penelitian.

2. Sumber Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data

primer adalah yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti. Untuk

kesempurnaan informasi diupayakan sumber nash-nash al-Qur’an dan Hadits Nabi

saw. Dan buku-buku lain yang berkaitan dengan pembahasan ini serta diperoleh

dari hasil wawancara di Desa Simpang Sungai Duren,Kecamatan Jaluko (Jambi

Luar Kota), KabupatenMuaro Jambi. Sedangkan data sekunder adalah data

pelengkap atau sebagai pendukung yang berkaitan dengan pembahasan yang

bersifat menunjang sumber primer dan tulisan-tulisan lain dalam bentuk makalah-

3 Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, Muaro Jambi: Syariah Press dan Fakultas Syariah IAIN

STS Jambi, 2014

17

makalah, artikel, literatur, buku-buku ilmiah, koran dan juga sumber internet yang

berkaitan dengan penelitian.Dan berbagai tulisan-tulisan yang relevan dengan

penyelesaian penulisan skripsi ini, yang diperoleh dengan melakukan serangkaian

kegiatan membaca, mengkutip, mencatat dan menelaah yang berkaitan dengan

penelitian.

C. Instrument Pengumpulan Data

Adapun instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah :

1. Observasi

Observasi adalah metode pengamatan terhadap objek yang akan diteliti

untuk mendapatkan data dan fakta-fakta yang ada hubungannya dengan

penelitian yang ada. Melalui metode observasi ini penulis akan mendapatkan

data dan sumber dari persoalan yang ada selama observasi berlangsung. Metode

observasi ini digunakan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi nyata pada

masyarakat akan motivasi mereka menggunakan KB vasektomi dan tubektomi.

2. Wawancara

Wawancara adalah instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data

mentah dari informan, sehingga dapat ditemukan data baru yang tidak terdapat

dalam dokumen. Data mentah ini adalah data utama dalam penelitian ini, yang

diperoleh peneliti secara langsung dari informan yang bermanfaat untuk

menjawab persoalan penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah yang

mengetahui dengan pasti persoalan yang terjadi. Oleh karena itu, informan

dalam penelitian ini adalah ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) Kabupaten

Muaro Jambi. Wawancara ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data

pandangan ulama yang mendukung data-data, dari hasil wawancara kepada

masyarakat pengguna vasektomi dan tubektomi. Untuk mendapatkan data yang

tepat dan terperinci, maka pertanyaan dalam wawancara dibuat secara

terstruktur, yaitu pertanyaan telah disusun terlebih dahulu oleh peneliti sebelum

18

proses wawancara dilaksanakan. Tetapi ketika proses wawancara berlangsung

apabila diperlukan, maka akan dibuat pertanyaan tambahan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan

dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan

sumber-sumber informasi khusus, sesuatu yang tertulis atau tercatat yang dapat

dipakai sebagai bukti atau keterangan seperti naskah, catatan, dan sebagainya.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan tiga teknik yaitu

mereduksi data yang diperoleh dari hasil wawancara. Data-data wawancara yang

telah direkam kemudian ditranskipkan dengan tujuan memudahkan peneliti memilah

data-data yang sesuai untuk dianalisis. Data-data yang telah ditranskipkan ini,

kemudian disajikan dengan cara dipisahkan dan dipetakan data-data yang serupa ke

dalam bagian-bagian tertentu yang telah diberi tanda. Langkah selanjutnya adalah

membuat rangkuman inti dari setiap aspek yang akan diteliti. Langkah terakhir

adalah membuat kesimpulan sementara dari data-data yang terkumpul, sehingga

dapat diambil langkah-langkah awal untuk penelitian lanjutan dan mengecek kembali

data-data asli yang telah diperoleh.

E. Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan sesuai dengan izin riset yang dikeluarkan oleh pihak

kampus nantinya. Adapun rencana jadwal kegiatan dapat dilihat dari tabel berikut :

No

Kegiatan

Bulan

Juli Agustus

Septembe

r

Oktober Novembe

r

Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

19

1 Pengajuan judul x

2 Bimbingan

proposal

X

3 Seminar X

4 Perbaikan proposal x

5 Surat izin riset x

6 Pengumpulan data x

7 Verifikasi dan

analisis data

x

8 Konsultasi

pembimbing

x

9 Penulisan laporan X

10 Bimbingan dan

perbaikan

x

20

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

DESA SIMPANG SUNGAI DUREN KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA

KABUPATEN MUARO JAMBI

A. Sejarah Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro

Jambi

Pada tahun 1983 tadinya Desa Simpang Sungai Duren bergabung dengan

Desa Induk yaitu Desa Sungai Duren, setelah pemekaran Desa menjadi dua Desa

yaitu Desa Simpang Sungai Duren. Pada waktu itu, sebagai kepala Desa Sungai

Duren adalah Datuk Bujang Asmuni, setelah menjabat menjadi kepala Desa

diadakanlah pemilihan untuk Di Desa Simpang Sungai Duren yang dimenang kan

oleh Bapak Aba Jaya Sanjaya setelah memangku jabatan selama 1 Periode dan

dilanjutkan dengan pemilihan kepala Desa pada waktu itu, calon hanya satu/kotak

kosong, setelah perhitungan suara dinyatakan dimenangkan oleh kotak kosong,

kemudian dari pada itu, diadakan pembentukan panitia pemilihan Kepala Desa

Simpang Sungai Duren dengan calon sebanyak 3 orang. Yang dimenangkan oleh

Datuk Kepala Desa Simpang Sungai Duren adalah Datuk Udin Manap. Beliau

menjabat selama 2 periode dari tahun 1986-1996 dengan berakhirnya masa jabatan

beliau diadakan panitia pemilihan (PILKADES) yang pada waktu itu calon kepala

Desa sebanyak 4 orang yang dimenangkan oleh Datuk Sukarto.

Kemudian dari pada itu, setelah dimenangkan oleh beliau, belum sempat

dilantik, beliau sudah sakit, hampir kira-kira satu bulan setengah beliau meninggal

dunia. Pada waktu itu dijabat oleh PJS dari kantorkecamatan Jambi Luar Kota yaitu,

Bapak Erman Staf Kasih Pemerintahan selama tiga bulan beliau menjabat Desa

Simpang Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota diadakan pembentukan panitia

PILKADES Desa Simpang Sungai Duren dengan calon sebanyak 4 orang.

PILKADES ini dimenangkan oleh Datuk Ahmad Tarmizi. Menjabat sebagai Kepala

Desa Simpang Sungai Duren Priode 2008-2016. Sebelum diadakan Pilkades Untuk

21

Mengisi Kekosongan Jabatan Kepala Desa, dijabat oleh PJS dari kantor kecamatan

Jambi Luar Kota yaitu, Bapak H.Isah Staf Kasih Pemerintahan selama Tujuh bulan

beliau menjabat Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota

Kemudian setelah itu diadakan pembentukan panitia pemilihan Kepala Desa

Simpang Sungai Duren dengan calon sebanyak 5 orang. Yang dimenangkan oleh

Datuk Kepala Desa Simpang Sungai Duren adalah Datuk Mulyadi menjabat sebagai

Kepala DesaSimpang Sungai Duren Priode 2016-2022.

B. Letak Geografis Desa Simpang Sungai Duren.

Secara geografis Desa Simpang Sungai Duren terletak dibagian Barat

Kabupaten Muaro Jambi dengan luas wilayah lebih kurang 635 Ha, dengan batas-

batas :

Sebelah Utara : Desa Sungai Duren

Sebelah Selatan : Desa Kelurahan Pijoan

Sebelah Barat : Desa MuaroPijoan

Sebelah Timur : Desa Mendalo Indah

Wilayah Desa Simpang Sungai Duren dengan jumlah dusun 3 dan memiliki

13 RT, terdiri dari :

a) Lahan pemukiman : 27,96 ha

b) Perkantoran : 0,42 ha

c) Pemakaman :0,63 ha

d) Lapangan bola : 1,07 ha

e) Pertanian : 25 ha

f) Lain-lain :

Keadaan Topografi Desa Simpang Sungai Duren dilihat secara umum

merupakan daerah dataran. Yang beriklim sebagaimana desa-desa lain di Kabupaten

Muaro Jambi dan mempunyai iklim kemarau, panca robah dan penghujan, hal

22

tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam pertanian yang ada di

Desa Simpang Sungai Duren.

Dengan mata pencaharian penduduk desa Simpang Sungai Duren adalah

a. Petani : 416 KK

b. Nelayan : -

c. Peternak : 9 KK

d. Pedagang : 98 KK

e. Pengusaha : 7 KK

f. PNS : 29 KK

g. PegawaiSwasta : 61 KK

h. Seniman : -

C. Struktur Pemerintahan Serta Visi dan Misi

1. Visi, Misi Dan Program Kerja Desa Simpang Sungai Duren.

a. Visi

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan

masa depan yang diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa.

Penyusunan Visi Desa Simpang Sungai Duren ini dilakukan dengan

pendekatan partisipatif, melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan di

Desa Simpang Sungai Duren seperti pemerintah Desa, BPD, Tokoh

Masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda serta lembaga masyarakat desa

dan masyarakat desa pada umumnya. Pertimbangan kondisi eksternal di

desa seperti satuan kerja wilayah pembangunan di Kecamatan Jambi Luar

Kota mempunyai titik berat sektor infrastruktur. Maka berdasarkan

pertimbangan diatas Visi Desa Simpang Sungai Duren adalah :

“TERTIB ADMINISTRASI, PELAYANAN PRIMA,

NYAMAN, AMAN DAN BERLINGKUNGAN ASRI”

Visi pembangunan desa Simpang Sungai Duren tersebut

mengandung makna bahwa pemerintah desa bersama masyarakat

23

berkeinginan dalam enam tahun kedepan kehidupan desa Simpang

Sungai Duren akan lebih baik dan sejahtera baik lahir maupun batin.

Untuk mencapai kehidupan yang sejahtera itu diperlukan adanya

pelayanan pemerintah desa yang baik( dekrasi, transparan dan

berkepedulian). Selain itu demi mencapai kesejahteraan maka diperlukan

sumber daya manusia yang berkualitas (sehat, cerdas dan produktif),

namun tidak kalah pentingnya dari semua itu pelestarian fungsi

lingkungan sebagai upaya menjaga kualitas sumber daya alam harus

dilakukan.

b. Misi

Selain Penyusunan Visi juga telah ditetapkan misi-misi yang

memuat sesuatu pernyataan yang harus dilaksanakan oleh Desa agar

tercapainya visi desa tersebut. Visi berada di atas Misi.Pernyataan Visi

kemudian dijabarkan ke dalam misi agar dapat di

opesionalkan/dikerjakan. Sebagaimana penyusunan Visi, misipun dalam

penyusunannya menggunakan pendekatan partisipatif dan pertimbangan

potensi dan kebutuhan Desa Simpang Sungai Duren, sebagaimana proses

yang dilakukan maka misi Desa Simpang Sungai Duren adalah :

1. Melakukan pendataan ulang tentang batas Desa Simpang Sungai

Duren dengan desa-desa lain.

2. Memberdayakan dan membangun sungai yang mengalir ditengah-

tengah desa menjadi sarana yang permanen sehingga dapat

dimanfaatkan untuk perkembangan ekonomi dan kesehatan

masyarakat Desa Simpang Sungai Duren.

3. Menggali sumber-sumber dana yang dapat menunjang PAD Desa

Simpang Sungai Duren sehingga tercapainya dana sharing untuk

menunjang dana ADD.

24

4. Melakukan pendataan terhadap sarana jalan yang rusak untuk

yang belum tersentuh pembangunan jalan secara permanen

dengan cara memberdayakan dana yang ada atau mengajukannya

kepada pemerintah terkait secara bertahap.

5. Dalam upaya membentuk lingkungan yang asri dan nyaman maka

kepala desa akan berusaha mengajukan kepada PLN penerangan

lampu jalan, yang berada dalam RT-rt di Desa Simpang Sungai

Duren.

6. Memberikan pelayanan prima terhadap urusan-urusan

masyarakat, dengan membentuk tim kerja yang solid.

7. Meningkatkan kinerja perangkat desa dengan melakukan rapat

bulanan untuk mengevaluasi ketercapaian program dan mencari

solusi setiap permasalahan yang terja di dalam masyarakat.

8. Mendata masyarakat yang belum memiliki sertifikat tanah untuk

diajukan kepada pemerintah melalui program prona.

9. Melakukan kerjasama dengan pihak sekolah yang berada dalam

lingkungan Desa Simpang Sungai Duren, memberikan data yang

akurat jumlah siswa yang kurang mampu untuk diajukan oleh

pihak sekolah dan mendapatkan bantuan siswa miskin (BSM).

10. Melengkapi sarana dan prasarana yang dimiliki desa sehingga

dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

11. Melakukan sosialisasi pada tiap kesempatan kepada masyarakat

dalam memberdayakan adat istiadat jambi.

12. Melakukan kerjasama dengan ketua-ketua RT dan menggalakkan

pengajian anak-anak selepas shalat maghrib pada mesjid/langgar

setempat.

25

13. Melakukan kerjasama dengan petugas syara’ dalam membentuk

remaja mesjid, yang orientasinya meramaikan dan memakmurkan

masjid sebagai tempat ibadah.

14. Melakukan kerjasama dengan tokoh-tokoh pemuda dalam upaya

meningkatkan kinerja karang taruna.

15. Menghidupkan kembali kelompok-kelompok tani yang ada di

lingkungan Desa Simpang Sungai Duren serta membantu mereka

dalam meningkatkan kinerja.

16. Melakukan pendataan dan penertiban serta memperjelas status

mahasiswa kos yang berada di setiap RT dalam lingkungan Desa

Simpang Sungai Duren.

17. Melakukan rapat dengan para ketua Rt, BPD serta pihak-pihak

yang terkait secara rutin, dalam upaya mengatasi permasalahan

sampah yang kian meresahkan, mengganggu pemandangan dan

kesehatan.

D. Keadaan Penduduk Desa Simpang Sungai Duren.

1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Desa Simpang Sungai Duren adalah 5322 Jiwa dengan

jumlah Kepala Keluarga 2132 KK.

Laki-Laki Perempuan Jumlah Total

2713 Jiwa 2609 Jiwa 5322 Jiwa

a. Pertumbuhan Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Desa Simpang Sungai Duren cenderung menurun

karena tingkat penduduk yang pindah cukup besar dari pada penduduk yang

datang. dengan tingkat pertumbuhan 1,25%

b. KepadatandanPersebaranPenduduk

26

Persebaran penduduk di Desa Simpang Sungai Duren relatif merata,

secara absolut jumlah penduduk padaBBB tiap-tiap Rukun Tetangga (RT)

terlihat relatif berimbang, namun karena luas wilayah masing-masing RT

berbeda maka tingkat kepadatan penduduknya terlihat beda pada tahun 2014.

Berdasarkan struktur umur, penduduk Desa Simpang Sungai Duren

tergolong penduduk usia muda. Indikasi ini tergambar dari rasio penduduk usia

kelompok umur 0 -5 merupakan yang terbanyak jumlahnya yakni 740 jiwa.

Kemudian disusul kelompok umur 6 -10 yaitu 556 jiwa. Rasio jenis kelamin

penduduk Desa Simpang Sungai Durenmenunjukkan bahwa penduduk

perempuan relatif lebih sedikit dibandingkan laki-laki

Tabel Struktur

Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin pada setiap RT

di Desa Simpang Sungai Duren tahun 2016

No Kelompok Umur 2016

Jumlah

1 0 – 5 740

2 6 – 10 556

3 11 – 15 450

4 16 – 20 520

5 21 – 25 550

6 26 – 30 380

7 31 – 35 335

8 36 – 40 250

9 41 – 45 275

10 46 – 50 300

11 51 – 60 300

12 61 – 70 250

13 70– 80 200

14 80 keatas 116

Jumlah

27

E. Keadaan Sosial Desa Simpang Sungai Duren.

1. Sumber Daya Manusia

Sasaran akhir dari setiap pembangunan bermuara pada peningkatan kualitas sumber

daya manusia (SDM). SDM merupakan subyek dan sekaligus obyek pembangunan,

mencakup seluruh siklus kehidupan manusia, sejak kandungan hingga akhir hayat.

Oleh karena itu pembangunan kualitas manusia harus menjadi perhatian penting.

Pada saat ini SDM di Desa Simpang Sungai Duren cukup baik dibandingkan pada masa -

masa sebelumnya.

2. 2. Pendidikan.

Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat kesejahteraan

pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya. Dengan tingkat

pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan. Tingkat

kecakapan juga akan mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan. Dan

pada gilirannya mendorong munculnya lapangan pekerjaan baru. Dengan

sendirinya akan membantu program pemerintah untuk pembukaan lapangan kerja

baru guna mengatasi pengangguran. Pendidikan biasanya akan dapat

mempertajam sistimatika pikir atau pola pikir individu, selain itu mudah

menerima informasi yang lebih maju. Dibawah ini tabel yang menunjukan tingkat

rata-rata pendidikan warga desa Simpang Sungai Duren.

28

Tabel : Jumlah Penduduk Bedasarkan Tingkat Pendidikan

Desa Simpang Sungai Duren Tahun 2015 – 2016

No Keterangan

2013

2016

1 Tamat SD 1583

2 Tamat SMP 1025

3 Tamat SMA 935

4 Tamat

Universitas/PT

600

5 Tidak tamat SD 150

6 Buta Huruf 20

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa di Simpang

Sungai Duren kebanyakan penduduk adalah adalah warga yang

mempunyai SDM yang berpendidikan yang merupakan aset sumber daya

manusia yang perlu di kembangkan.

3. Kesehatan.

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Desa Simpang Sungai Duren

antara lain dapat dilihat dari status kesehatan, serta pola penyakit. Status

kesehatan masyarakat antara lain dapat dinilai melalui berbagai indikator

kesehatan seperti meningkatnya usia harapan hidup, menurunnya angka kematian

bayi, angka dan status anak gizi buruk. Untuk sarana posyandu sebanyak 1 unit

dengan 1 orang bidan desa.

4. Kehidupan Beragama

Penduduk Desa Simpang Sungai Duren95% memeluk agama Islam.

Dalam kehidupan beragama kesadaran melaksanakan ibadah keagamaan

khususnya agama Islam sangat berkembang dengan baik.

5. Pemberdayaan Perempuan Dan Anak.

29

Wanita dan anak merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan

pembangunan dan keberhasilan pembangunan Desa Simpang Sungai Duren.

Wanita dan anak dari komposisi penduduk desa Simpang Sungai Duren, pada

tahun 2015 jumlah penduduk wanita mencapai 2609 jiwa atau sekitar 50 % dari

total penduduk berjumlah 5322 jiwa,

Masih tertinggalnya peran perempuan dan kualitas hidup perempuan dan

anak di berbagai bidang pembangunan antara lain ditandai belum optimalnya

partisipasi kaum perempuan dan pemuda dalam pembangunan, hal itu terlihat dari

prestasi pemuda dalam bidang seni budaya dan olah raga masih sangat kurang

maksimal.

6. Budaya

Masyarakat Desa Simpang Sungai Duren masih menjaga dan menjunjung

tinggi budaya dan adat istiadat yang diwarisi oleh para leluhur, hal ini terbukti

berlakunya tatanan budaya serta kearipan lokal pada setiap prosesi pernikahan,

khitanan, panen raya serta prosesi cuci kampung jika salah seorang dari warga

masyarakat melanggar ketentuan hukum adat. Lembaga yang paling berperan

dalam melestarikan dan menjaga tatanan adat istiadat dan budaya lokal ini adalah

Lembaga Adat Desa Simpang Sungai Duren (LAD).

7. Politik

Proses reformasi yang bergulir sejak tahun 1997 telah memberikan

peluang untuk membangun demokrasi secara lebih nyata menuju arah proses

konsolidasi demokrasi. Lebih lanjut format politik ini terumuskan juga

berdasarkan UU Nomor 31 tahun 2002 tentang Partai Politik. UU Nomor 12

Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum, UU Nomor 22 Tahun 2003 tentang

Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD, serta UU Nomor 23 Tahun

2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.

30

Kemajuan demokrasi telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk

menggunakan hak demokrasinya antara lain dibuktikan dengan adanya

peningkatan partisipasi masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dalam

proses pemilihan umum.

F. Keadaan Ekonomi Desa Simpang Sungai Duren

Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Desa Simpang Sungai Duren secara

umum juga mengalami peningkatan, hal ini dinilai dari bertambahnya jumlah

penduduk yang memiliki usaha atau pekerjaan walaupun jenis pendapatan tersebut

pada umumnya belum dapat dipastikan bersumber dari hasil usaha yang dilakukan

bisa juga diperoleh dari pinjaman modal usaha dari pemerintah, seperti dana SPP dari

program PNPM , atau Instansi lainnya. Komoditas andalan terbesar yang dihasilkan

dari desa Simpang Sungai Duren adalah perkebunan sawit, ini dikarenakan 75 % dari

luas wilayah desa Simpang Sungai Duren adalah perkebunan sawit. Hal ini

disebabkan memang dari asal transmigrasi masyarakat memang telah mendapatkan

bantuan perkenunan kelapa sawit. Untuk industri dan peternakan sebagai usaha

ekonomi di desa Simpang Sungai Duren dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Ternak besar

Sapi : 50 ekor

Kerbau : ekor

b. Ternak kecil

Kambing : 80 Ekor

Domba :

c. Unggas

Ayam : 3630 ekor

Itik : 358 ekor

Penyu : -

d. Jenis Industri rumah tangga

Kue : 15 Tempat

Keripik pisang : 13 Tempat

Mebel : 10 Tempat

Kerupuk : 16 Tempat

31

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Motivasi Masyarakat Pengguna KB Vasektomi Dan Tubektomi.

Sebagaimana telah dibicarakan pada bab sebelumnya, bahwa

vasektomi dan tubektomi merupakan suatu cara yang dilakukan untuk

melakukan sebuah tindakan mencegah kehamilan melalui pemotongan dan

atau mengikat saluran sperma (pada pria) dan saluran vas deferen (pada

wanita). Vasektomi dan tubektomi dipandang sebuah cara yang efektif untuk

mencegah kehamilan.

MUI telah menetapkan bahwa vasektomi dan tubektomi hukum nya

adalah “haram”. Sebab ini lah yang menjadi tanya apa yang memotivasi

mereka menggunakan KB vasektomi dan tubektomi yang bertentangan

dengan aturan hukum Islam, sementara masih banyak metode KB lainnya

yang tidak harus memotong dan mematikan salah satu fungsi organ

reproduksi manusia.

Peranan motivasi disini sangatlah penting karena dengan mengetahui

motivasi masyarakat setempat kita dapat mengetahui, menganalisis, dan

mencari hukum nya terkait dengan KB metode vasektomi dan tubektomi yang

sangat jelas dilarang dan bertentangan dengan aturan hukum Islam.

Motivasi adalah sebuah dorongan atau alasan yang mendasari

semangat dalam melakukan sesuatu, hal-hal yang menimbulkan suatu

dorongan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah berorientasi pada tujuan,

dengan kata lain bahwa perilaku seseorang itu pada umumnya dirangsang

32

oleh keinginan untuk mencapai beberapa tujuan. Motivasi, kadang-kadang

istilah ini dipakai silih berganti dengan istilah-istilah lainnya seperti misalnya

kebutuhan, keinginan, dorongan, semangat atau impuls.20

Hasil wawancara bersama pengguna KB vasektomi dan tubektomi

mengenai motivasi mereka adalah :

1. Wawancara bersama ibu Suhartini, 38 tahun, mengatakan bahwa.

“Tubektomi adalah KB permanen yang tidak ada efek samping. Pil,

suntik, IUD dan spiral masih ada efek samping, di awal pernikahan pun

saya dan suami sudah membicarakan bahwa untuk mempunyai 2 anak

cukup, melihat keluarga kami yg lain seperti kesusahan dalam

mengurus dan membiayai 4 anak mereka. Dan karena biaya kehidupan sekarang mahal belum lagi upah kerja pekerjaan kami sangat kecil ”

16

2. Wawancara bersama ibu Hamidah, 42 tahun, mengatakan bahwa.

“Tubektomi lebih hemat. Memang biaya awal besar, tapi tidak membuat ibu ibu harus mengeluarkan biaya lagi tiap bulan dan tidak harus kembali ke klinik lagi di setiap bulan nya”.

17

3. Wawancara bersama ibu eli yanawati, 31 tahun, mengatakan bahwa.

“Pil, suntik,IUD masih ada efek samping nya yaitu, kegemukan, flek di wajah, dan perubahan hormon seperti yang dikatakan oleh bidan, dan itu benar ketika saya masih menggunakan pil saya mengalami kegemukan dan flek di wajah, dan ketika saya beralih menggunakan tubektomi berangsur-angsur berat badan saya turun dan flek diwajah memudar”.

18

4. Wawancara bersama ibu Marwiyah, 40 tahun, mengatakan bahwa.

“cukup mempunyai 2 anak seperti yang digerakan oleh BKKBN, belum

lagi memikirkan biaya hidup untuk kedepannya, saya dan suami telah

bekerja dan gaji kami pun sulit untuk keperluan sehari-hari nya, seperti

yang di jelaskan pada penyuluhan bahwa 2 anak itu cukup untuk

20

Thoha, Miftah, Perilaku Organisasi: Konsep dasar dan aplikasinya, Jakarta: Raja

Grafindo Persada: 2004 hlm. 206 16

Suhartini, Wawancara 2 Oktober 2018 17

Hamidah, Wawancara 2 Oktober 2018 18

Eli Yanawati, Wawancara 2 Oktober 2018

33

mengatasi permasalahan ekonomi di saat ini dan di masa yang akan datang.”.

19

5. Wawancara bersama ibu Okta, 45 Tahun, mengatakan bahwa.

“Tubektomi lebih aman karena jika saya hamil lagi akan membahayakan diri saya sendiri dan calon bayi, karena saya mempunyai riwayat Hipertensi. Jika menggunakan kb yang lainnya ditakutkan masih bisa hamil dan bisa pengaruhi kesehatan saya”

20

6. Wawancara bersama ibu fatimah, 37 tahun , mengatakan bahwa.

“tidak mengetahui hukum penggunaan tubektomi, jika mengetahui sebelumnya, mungkin kemarin tidak menggunakan tubektomi. Setelah mendengar bahwa bisa disambung lagi, kemungkinan saya akan menyambung lagi dan tidak menggunakan kb tubektomi yang hukum

nya adalah haram.21

7. Wawancara bersama ibu Bidan Desa Simpang Sungai Duren,

mengatakan bahwa :

“Kemungkinan laki-laki memilih menggunakan KB vasektomi karena

tidak ada gangguan, selain vasektomi ada juga menggunakan kondom.

Diantara dampak negatif yang ditimbulkan terhadap program KB

vasektomi dan tubektomi yang berujung pada pembatasan keturunan adalah :

1. Pelanggaran terhadap syari‟ at Islam, Karena program

pembatasan kelahiran telah dijadikan program global dunia, maka terdapat

penyebaran alat-alat kontrasepsi yang membludak dan kemudahan untuk

mendapatkannya memancing masyarakat untuk tidak mau dibebani

tanggung jawab keturunan.

19 Marwiyah, Wawancara 3 Oktober 2018

20 Okta, Wawancara, 3 Oktober 2018

21 Fatimah, Wawancara, 3 Oktober 2018

34

2. Timbulnya keinginan untuk menggunakan alat-alat kontrasepsi untuk

merealisasikan keinginan yang salah, tidak ingin mempunyai anak karena

faktor ekonomi dan (perzinaan) dengan aman dan Timbulnya penyakit

menular seperti penyakit kelamin dan AIDS karena perzinaan merajalela.

3. Terputusnya regenerasi yang mengakibatkan minimnya tenaga kerja

produktif dan melemahnya dakwah akibat kurangnya pejuang pembela

agama dan umat dan rusak nya nasab.

Pada awal paktek pelaksanaan terjadinya tubektomi dan vasektomi di

Desa Simpang Sungai Duren, Kecamatan. Jaluko, Kabupaten. Muaro Jambi

dengan menggunakan metode tersebut tidak berjalan lancar dikarenakan

pemahaman masyarakat tentang vasektomi dan tubektomi sangat minim

karena masyarakat Desa Simpang Sungai Duren lebih mengenal alat

kontrasepsi berupa pil, dan suntik. Tetapi pada awal tahun 2002 petugas dari

Puskesmas yang menangani Keluarga Beencana memberi penjelasan dengan

melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang program KB dengan

menggunakan vasektomi dan tubektomi. Sehingga pelaksanaan KB tersebut

mulai tahun 2002 ke atas sudah bisa berjalan dengan lancar, sekarang dari

tahun ke tahun tubektomi dan vasektomi mengalami perkembangan serta

perhatian pemerintah terhadap vasektomi dan tubektomi sangat besar. 22

22 Bidan evi, wawancara, 4 Oktober 2018

35

B. Pandangan Hukum Islam Terhadap Motivasi Masyarakat Menggunakan

Vasektomi Dan Tubektomi Sebagai Program KB.

Jika KB bertujuan untuk membatasi keturunan tanpa ada alasan yang

dibenarkan, maka tidak dibenarkan menurut syariat Islam. Oleh karena itu

niat untuk menggunakan alat kontrasepsi KB adalah haruslah terlebih dahulu

diluruskan. KB bukan untuk membatasi kelahiran tetapi dititik beratkan

kepada perencanaan, pengaturan dan pertanggung jawaban orang terhadap

anggota-anggota keluarganya. Dengan demikian, hukum menggunakan alat

kontrasepsi KB dibolehkan.23

Seperti yang terjadi di Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko

( Jambi Luar Kota) Kabupaten Muaro Jambi setelah melakukan wawancara

kepada para pengguna vasektomi dan tubektomi, praktek pelaksanaan

Tubektomi yang terjadi di Desa Simpang Sungai Duren telah salah diartikan

oleh para warga akibat dari kurangnya pemahaman agama dan pemahaman

tentang KB yang sebenarnya mengatur jarak kelahiran dan bukan untuk

membatasi kelahiran, pekerjaan yang dianggap sangat penting sekali,

sehingga tidak ada waktu dan biaya untuk mengurus anak. Karena dari segi

niat dan tujuannya yang memang tidak ingin memiliki keturunan disebabkan

kesibukan duniawi.

Dengan demikian motivasi pelaksanaan tubektomi dan vasektomi di

Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi

pada dasarnya adalah „haram‟ dengan beberapa sebab yaitu :

23

Maslani, Hasbiyallah, Masail Fiqhiyah Al-hadisyah, Fiqih Kontemporer,

(Bandung:Sega Arsy, 2009) hlm.63.

36

Vasektomi atau tubektomi berakibat pemandulan dalam hal ini

bertentangan dengan tujuan pokok perkawinan dalam Islam yaitu perkawinan

selain bertujuan untuk kebahagiaan dunia dan akhirat, juga untuk

mendapatkan keturunan yang sah. Dan melemahnya dakwah akibat

kurangnya pejuang pembela agama dan umat. Dan hanya Allah SWT yang

berkehendak dan mengetahui atas pemandulan itu. Berdasarkan Firman Allah

SWT di dalam Surah As-Syura ayat 50 :

أو يضوجهن ركشا ب وإ بثب و يجعل هي يشبء عميوب إه علينلذيش

Artinya : Atau dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendaki Nya), dan dia menjadikan mandul siapa yang dia kehendaki. Sesungguhnya dia Maha mengetahui

lagi Maha Kuasa.24

Dan dengan niat menggunakan tubektomi dan vasektomi untuk tidak

mempunyai anak karena faktor ekonomi, takut kemiskinan, biaya yang besar

di masa yang akan datang sama dengan larangan membunuh anak karena

takut miskin, dengan metode Qiyas karena adanya persamaan illat hukum.

berdasarkan Firman Allah SWT didalam Surah Al-Isra ayat 31 :

كبيشا ل تمتلىاوأ ل دكن لشية إهل ق حي شصلهن وإيبكن

إى لتلهن كبى لطئب

Artinya : Dan janganlah kamu membunuh anak-anak mu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.

25

24 As-Syura (42): 50

25 Al-Isra (17): 31

37

Namun apabila suami istri dalam keadaan terpaksa (darurat) seperti

terancamnya jiwa si ibu apabila ia mengandung maka hal itu dibolehkan. Hal

ini sesuai dengan Firman Allah SWT pada Surah Al-Baqarah:173 yang

menyatakan :

ل سحيوغفىس ل فوي ٱضطش غيش ببغ ل عبد فل إ ثن عليه إى ٱ

Artinya : barang siapa yang terpaksa sedang ia tidak menginginkannya dan tidak pula melampaui batas, maka tidak ada dosa bagi nya.

26

Dan berdasarkan kaidah ushul fiqh:

إ را تضاحوت الوصبلح لذم ال على ه هب وإرا تضاحوت الوفبسذ لذم ل لف ه هب

Artinya : “jika ada beberapa kemaslahatan bertabrakan, maka maslahat

yang lebih besar (lebih tinggi) harus didahulukan. Dan jika ada

beberapa mafsadah (bahaya, kerusakan) bertabrakan, maka yang

dipilih adalah mafsadah yang paling ringan”.

Al-Zarkasyi dan Al-Suyuthi mendefinisikan darurat dalam rumusan

sebagai berikut: “Darurat ialah sampainya seseorang pada batas di mana jika

ia tidak mau memakan yang dilarang, maka ia akan binasa atau mendekati

binasa, seperti orang yang terpaksa makan dan memakan sesuatu yang

dilarang di mana jika ia bertahan dalam kelaparannya atau tanpa memakai

26

Al-Baqarah (1): 173

38

sesuatu yang dimaksud ia akan mati atau hilang sebagian anggota

badannya”.27

Menurut ulama Malikiyah, darurat itu adalah khawatir akan binasanya

jiwa, baik pasti ataupun dalam perkiraan atau khawatir akan mengalami

kematian, tetapi tidak disyaratkan seseorang harus menunggu sampai datang

kematian, tetapi cukuplah dengan adanya kekhawatiran akan kebinasaan

sekalipun dalam tingkat perkiraan.

Menurut ulama Syafi‟ iyah, darurat itu adalah rasa khawatir akan

terjadinya kematian atau sakit yang menakutkan atau menjadi semakin

parahnya penyakit ataupun membuat semakin lamanya sakit atau terpisahnya

dengan rombongan seperjalanan, atau khawatir melemahnya kemampuan

berjalan atau mengendarai jika ia tidak mendapatkan yang halal untuk

dimakan, yang ada hanya yang haram, maka di kala itu ia meski makan yang

haram itu.28

Muhammad Abu Zahrah mendefinisikan darurat sebagai berikut:

“Darurat itu adalah kekhawatiran akan terancamnya hidup jika tidak

memakan yang diharamkan, atau khawatir akan musnahnya seluruh harta atau

seseorang yang sedang terancam kepentingannya yang mendasar, dan hal itu

tidak dapat dihindari kecuali dengan makan yang dilarang yang berkaitan

dengan hak orang lain.

27 Wahbah Zuhaili, Nadhariyah al-Dharurah al-Syari’iyyah, terjemah: H. Said Agil

Husain al-Munawwar dkk, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), h.71. 28

Tihami dan Sohari Sahrani, Masail Al-Fiqhiyah, (Jakarta: Diadit Media, 2007), hlm. 34

39

Dengan definisi darurat tersebut dapatlah dianalogikan bahwa

pemandulan bisa dilakukan manakala sangat mengancam kehidupan si istri

baik itu karena menyebabkan sakitnya anak maupun karena membahayakan

dirinya sendiri.29

KB secara prinsipil dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan

maksud menciptakan keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan

keturunan yang tangguh sangat sejalan dengan tujuan syari`at Islam yaitu

mewujudkan kemashlahatan bagi umatnya. Selain itu, KB juga memiliki

sejumlah manfaat yang dapat mencegah timbulnya kemudharatan. Bila dilihat

dari fungsi dan manfaat KB yang dapat melahirkan kemaslahatan dan

mencegah kemudharatan maka tidak diragukan lagi kebolehan KB dalam

Islam. Namun persoalannya kemudian adalah sejauh mana ia diperbolehkan

dan apa saja batasannya. Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa

Keluarga Berencana (KB) yang dibolehkan syari`at adalah suatu usaha

pengaturan/penjarangan kelahiran atau usaha pencegahan kehamilan

sementara atas kesepakatan suami-isteri karena situasi dan kondisi tertentu

untuk kepentingan (maslahat) keluarga.

Dengan demikian KB disini mempunyai arti sama dengan tanzim al

nasl (pengaturan keturunan). Sejauh pengertiannya adalah tanzim al nasl

(pengaturan keturunan), bukan tahdid al nasl (pembatasan keturunan) dalam

arti pemandulan (taqim) dan aborsi (isqot al-haml), maka KB tidak dilarang.

Pemandulan dan aborsi yang dilarang oleh Islam disini adalah tindakan

29

Ibid, hlm 37

40

pemandulan atau aborsi yang tidak didasari medis yang syari`i. Adapun

aborsi yang dilakukan atas dasar indikasi medis, seperti aborsi untuk

menyelamatkan jiwa ibu atau karena analisa medis melihat kelainan dalam

kehamilan, dibolehkan bahkan diharuskan. Begitu pula dengan pemandulan,

jika dilakukan dalam keadaan darurat karena alasan medis, seperti

pemandulan pada wanita yang terancam jiwanya jika ia hamil atau

melahirkan maka hukumnya mubah.

Dalam kitab-kitab fiqh klasik tidak disebutkan dalil-dalil tentang

vasektomi dan tubektomi, kebanyakan dalam kitab fiqh klasik hanya

menyebutkan dalil-dalil tentang „azl saja. Karena pada zaman Nabi alat

kontrasepsi berupa vasektomi dan tubektomi belum ada atau belum dikenal

yang ada hanya „azl. Dari hukum asalnya yaitu „azl menuju kepada hukum

vasektomi dan tubektomi tentunya sudah mengalami banyak perubahan,

berubahnya suatu hukum ijtihad itu berdasarkan kaidah-kaidah hukum Islam

yang telah disepakati oleh seluruh fuqoha‟ (ahli hukum fiqh) dan

usuliyah (ahli usul fiqh) yang diantaranya adalah sebagai berikut: “Hukum itu

berputar bersama illatnya (alasan yang menyebabkan adanya hukum)

ada atau

tidaknya”30

“Hukum-hukum itu bisa berubah karena perubahan zaman, tempat dan

waktu”.31

Selain menggunakan kaidah-kaidah ushul fiqh seperti yang telah

dikemukakan di atas sebagai pijakan untuk memperkuat argumen, penulis

30

Muchlis Usman, Kaidah-Kaidah Ushulliyah dan Fiqhiyah, ( Jakarta: Grafindo Persada

1999). hlm 192 31

Ibid, 145

41

juga menggunakan maslahah mursalah, maqasidus syari‟ ah, dan ‟ urf.

Maslahah mursalah digunakan karena masalah yang dihadapi adalah masalah

untuk kepentingan duniawi. Dalam hal ini adalah (Tubektomi) yang mana

tujuan umum dari Tubektomi adalah untuk mengatur laju pertumbuhan

penduduk.

Diharapkan dengan terkendalinya jumlah penduduk maka aspek-aspek

lain seperti pendidikan, sosial, ekonomi, lapangan pekerjaan, kesehatan, serta

keamanan akan menjadi terkendali atau stabil. Salah satu metode Keluarga

Berencana klasik yang dikenal adalah ‟ azl. Dengan demikian tujuan ‟ azl

juga termasuk salah satu dari maslahah mursalah yang mana tidak

disebutkan dalam Al-Qur‟ an secara jelas.

KB melalui media Tubektomi merupakan kemaslahatan umat karena

dengan adanya Tubektomi diharapkan masyarakat bisa hidup lebih sejahtera

karena bisa meminimalisir banyaknya anak serta kebutuhan hidup dan juga

bisa mencetak generasi yang lebih berkualitas. Dalam maqasidus syari‟ ah

mempunyai lima tujuan pokok kemaslahatan pada diri manusia yaitu:

memelihara agama, memlihara akal manusia, memelihara jiwa manusia,

memelihara harta manusia, dan memelihara keturunan manusia. Berkenaan

dengan konsep maqasidus syari‟ ah yang berhubungan dengan Keluarga

Berencana dalam hal ini adalah vasektomi dan tubektomi maka dapat ditarik

dua konsep dari maqasidus syari‟ ah yaitu tentang memelihara keturunan

dan memelihara harta. Karena dua konsep tersebut merupakan rujukan

dasar

42

untuk melakukan Keluarga Berencana dengan menggunakan metode

vasektomi dan tubektomi.

Tubektomi merupakan salah satu bentuk dari maqasidus syari‟ ah

yaitu memelihara keturunan manusia. Keturunan disini tidak harus

diartikan dengan mempunyai anak dalam jumlah yang sangat banyak

melainkan dengan mempunyai sedikit anak tetapi berkualitas, itu juga sudah

merupakan bentuk dari memelihara keturunan.

Dengan menggunakan Tubektomi sebagai metode alat kontrasepsi

selain bisa memelihara keturunan juga bisa memelihara harta, dalam artian

dapat menyeimbangkan antara pendapatan dan pengeluaran karena dengan

banyaknya anak maka kebutuhan hidup juga akan semakin meningkat dan

pengeluaran pun juga semakin bertambah sehingga harta yang dikeluarkan

pun otomatis juga akan membengkak. Ketimpangan antara pendapatan dan

pengeluaran, yang akan berdampak pada masalah-masalah lain yang

membawa madharat sangat tidak diharapkan dalam berumah tangga. Salah

satu cara untuk menekan hal tersebut adalah dengan ikut Keluarga

Berencana. ‟ Azl merupakan salah satu bentuk ‟ urf pada masa Nabi yaitu

sebagai metode kontersepsi untuk menjarangkan keturunan.

Pada masa sekarang ‟ azl sudah jarang digunakan karena sudah

banyak alat kontrasepsi yang dianggap lebih aman dan modern seperti pil,

kondom, IUD, implant, vasektomi dan tubektomi. Pemakaian alat kontrasepsi

seperti yang telah disebutkan sudah menjadi kebiasaan adat (‟ urf) di era

sekarang ini.

43

Begitu juga Tubektomi merupakan bentuk dari (‟ urf) adat kebiasaan

yang baik karena sterilisasi sudah menjadi kebiasaan atau tradisi masyarakat

Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi

untuk menekan laju pertumbuhan penduduk walaupun dari segi niatnya yang

memang tidak ingin memiliki keturunan.serta untuk mengatasi permasalahan

ekonomi keluarga yang disebabkan karena urusan atau kesibukan duniawi.

Al-Qur‟ an surat An-Nisa‟ ayat 9 menjelaskan larangan

meninggalkan keturunan yang lemah baik lemah secara fisik maupun mental.

Karena anak adalah generasi penerus yang akan meneruskan perjuangan

di masa yang akan datang. Jika anak-anak itu ditinggalkan dalam keadaan

lemah maka mereka akan menjadi umat yang mudah dibodohi oleh umat lain.

Umat Islam idealnya harus bisa menguasai semua lini agar kejayaan Islam

di masa lalu bisa kembali lagi. Untuk itu umat Islam harus mengenyam

pendidikan yang setinggi-tingginya. Sementara untuk memperoleh pendidikan

yang tinggi dibutuhkan biaya. Tanpa adanya biaya tentu mustahil untuk

mendapatkan pendidikan yang tinggi tersebut. Jika umat Islam tidak

mendapatkan pendidikan yang tinggi akhirnya mereka akan menjadi umat

yang terbelakang dan mereka akan kalah bersaing dengan umat-umat yang

lain hanya karena ketiadaan biaya.

Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dibutuhkan suatu cara untuk

mengatur jarak kelahiran anak yaitu dengan jalan ikut program Keluarga

Berencana. Surat Al-Tagabun ayat 14 dan 15 menerangkan bahwa isteri dan

anak itu bisa menjadi musuh. Maksudnya adalah kadang-kadang isteri atau

44

anak dapat menjerumuskan suami atau Ayahnya untuk melakukan perbuatan-

perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama. Oleh karena itu anak-anak dan

isteri harus diarahkan dan dibimbing supaya tidak menjadi musuh yang suatu

saat bisa menjerumuskan ke jalan yang tidak benar. Orang tua harus

memberikan perhatian yang cukup serta mampu memberikan pengaruh yang

baik bagi anak-anaknya dan mampu menepis pengaruh buruk yang mungkin

timbul dari jumlah anak yang dimiliki.

Melimpahnya harta tidak boleh sampai membuat lupa untuk beribadah

kepada Allah karena harta benda itu hanyalah titipan sekaligus merupakan

cobaan dan dapat saja suatu ketika menjadi musnah. Selain tiga surat di atas,

dalam surat Al-Hadid ayat 20 secara tegas Allah SWT memperingatkan pada

manusia bahwa dunia ini tiada lain adalah permainan yang melalaikan atau

melengahkan hati dari ingat kepada Allah SWT (beribadah kepadanya). Di

antara permainan dunia ini adalah harta dan anak.

Dunia tiada lain adalah kesenangan yang menipu oleh karena itu,

kebanggaan terhadap anak haruslah disesuaikan dengan kesanggupan

memeliharanya agar tidak membawa petaka dan tidak akan melengahkan

orang tua dari beribadah kepada Allah SWT. Kebanggaan terhadap harta

benda tidaklah abadi karena pada hakekatnya Allah-lah Yang Maha

Mempunyai segalanya. Dari ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

jika dalam sebuah keluarga, suami isteri merasa tidak sanggup menafkahi

anak dalam jumlah yang banyak maka lebih baik mereka ikut program

Keluarga Berencana dengan metode sterilisasi.

45

Dengan begitu diharapkan anak-anak mereka dapat hidup dengan

layak baik dari segi materi maupun pendidikannya. Jika pasangan suami isteri

tetap memaksakan mempunyai anak dalam jumlah yang banyak sementara

keadaan ekonomi mereka tidak mapan maka kasihan anak-anak meraka.

Anak-anak itu pasti akan terlantar, dalam artian mereka tidak akan

mendapatkan penghidupan yang layak sebagaimana mestinya serta mereka

tidak akan mendapat pendidikan yang terjamin.

Ketika wawancara dengan Bapak Zubandi Sekertaris MUI Kabupaten

Muaro Jambi, saat ditanya bagaimana pandangan anda terhadap motivasi

masyarakat Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko Kabupaten

Muaro Jambi yang menggunakan vasektomi dan tubektomi, ia mengatakan

bahwa :

“jika dilihat dari penjelasan-penjelasan hasil wawancara kepada

masyarakat, ini lebih kepada kurang nya pemahaman agama mereka

terkait dengan hukum penggunaan ini. Munginkarena kurangnya faktor

sosialisasi terkait dengan pemahaman agama itu sendiri. Juga

dikarenakan kurangnya pelajaran agama. Sehingga alasan-alasan yang

mereka sampaikan tadi bertentangan dengan Al-Quran. Dan untuk

mengatasi masyarakat untuk tidak menggunakan vasektomi dan

tubektomi itu harus dilakukan pembinaan terkait dengan ajaran-ajaran

keagamaan yang berkenaan dengan hukum syariat. Vasektomi dan

tubektomi hukum nya haram, apa pun alasannya tidak dikenakan, kecuali dibolehkan itu karena kondisi darurat”.

32

Setelah penulis mengadakan Penelitian dengan cara observasi,

dokumentasi dan interview kepada para responden pengguna vasektomi dan

tubektomi, petugas puskesmas, dalam hal ini di Desa Simpang Sungai Duren

Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi penulis menemukan data bahwa:

32 Zubandi, Wawancara, 4 Oktober 2018

46

pasangan suami isteri yang memilih menggunakan alat kontrasepsi melalui

media Tubektomi bertujuan untuk tidak memiliki keturunan. Dikarenakan

masalah pekerjaan yang membuat mereka sibuk sehingga tidak ada waktu

untuk mengurus anak.

Pemandulan yang diajarkan dalam agama Islam adalah yang sifatnya

berlaku pada waktu-waktu tertentu saja (temporer), bukan yang bersifat

selama-lamanya. Artinya alat kontrasepsi yang dipakai oleh suami atau isteri

dalam melakukan Keluarga Berencana dapat dilepaskan atau ditinggalkan

bila suatu ketika ia menghendaki anak lagi.

Dengan kemajuan teknologi kedokteran, metode kontrasepsi melalui

media Tubektomi bagi isteri saat ini berbeda dengan sebelumnya. Metode

vasektomi dan Tubektomi terbaru dapat dilakukan cukup dengan mengikat

saluran tuba palupii , tanpa dipotong, sehingga jika sewaktu-waktu pasangan

suami isteri ingin memiliki anak lagi alat itu tinggal dilepaskan saja. Cara

sterilisasi dengan memutus saluran tuba palupii hanya dapat dibenarkan

menurut hukum Islam dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan isteri

yang menurut pendapat medis kehamilannya nanti amat beresiko.

Sebagaimana disebutkan dalam qaidah ushul fiqh: ”keterpaksaan

membolehkan (seseorang membolehkan) hal yang Dilarang”.33

Untuk tidak memiliki keturunan tidak harus dengan cara demikian,

karena dari segi niatnya sudah jelas-jelas salah dan tidak dibenarkan dalam

33

Mahjuddin, Masailul Fiqhiyah., (Jakarta: Kalam Mulia, 2007), 77

47

agama, karena rejeki seorang anak telah ada sendiri. Dari beberapa dalil yang

telah disebutkan di atas serta melihat serta melihat permasalahan yang terjadi

dilapangan maka penulis bisa menarik sebuah kesimpulan bahwa Tubektomi

yang dilaksanakan di Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko

Kabupaten Muaro Jambi dengan alasan Pembatasan kelahiran tidak

diperbolehkan, karena ditinjau dari niat dan cara pelaksanaan pembatasan

kelahiran untuk memutus keturunan secara permanen.

48

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Yang membuat masyarakat di Desa Simpang Sungai Duren termotivasi

untuk menggunakan KB vasektomi dan tubektomi adalah karena faktor

ekonomi, pekerjaan yang dianggap sangat penting sekali, sehingga tidak

ada waktu dan biaya untuk mengurus anak. Selain itu karena faktor

kesehatan, seperti terancamnya jiwa seorang ibu yang sedang

mengandung dan mempunyai riwayat sakit hipertensi atau suami istri

yang mengidap penyakit HIV/AIDS.

2. Karena dari segi niat dan tujuannya yang memang tidak ingin memiliki

keturunan disebabkan kesibukan duniawi tidak diperbolehkan dan tidak

dibenarkan dalam agama, karena rejeki seorang anak telah ada sendiri.

Dari beberapa dalil yang telah disebutkan di atas serta melihat

permasalahan yang terjadi dilapangan. Namun jika karena faktor

kesehatan diperbolehkan untuk keselamatan jiwa.

49

B. Saran-saran

Setelah memperhatikan materi pembahasan dan permasalahan yang

ada dapatlah peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Kepada BKKBN atau Pemerintah, setelah adanya fatwa haram vasektomi

dan tubektomi ini sebaiknya BKKBN atau Pemerintah mencari solusi

baru atau alat kontrasepsi yang baru yang mana sesuai dengan kaidah-

kaidah dan hukum Islam, sehingga nantinya alat tersebut tidak

menimbulkan kontroversi di tengah-tengah masyarakat dan aman

digunakan dengan cara berkonsultasi terlebih dahulu kepada MUI.

2. Agar mereka yang sudah terlanjur melakukan vasektomi menyadari

kelalaiannya dan mohon ampun kepada Allah Subhanahu wata‟ ala.

3. Kepada Majelis Ulama Indonesia, agar fatwa-fatwa yang dikeluarkan

lebih disosialisasikan kepada masyarakat melalui pelatihan-pelatihan

kepada para muballigh/muballighat yang mana nantinya mereka lah yang

akan menyampaikan kepada umat/masyarakat yang para pesertanya itu

adalah para perwakilan dari masing-masing Orang Islam.

4. Agar masyarakat dari setiap tindaknya bertanya kepada ulama dan tidak

menunggu harus ulama yang terjun ke masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Nina Siti Mulyani dan Mega Rinawati, Keluarga Berencana dan Alat

Kontrasepsi, Jogjakarta : Nuha Medika, 2013

Majelis ulama Indonesia, himpunan fatwa majelis ulama indonesia, Jakarta Ditjen

BPIH Departemen Agama Republik Indonesia.

Ishaq, Metode Penelitian Hukum Dan Penulisan Skripsi, Tesis, Serta Disertasi,

Kerinci ; Press, 2015

Sudarsono, Kamus Hukum, Jakarta : Rinela Cipta, 1992

Rahmi Hidayati, Dinamika Hukum Islam Dalam Lintasan Sejarah, Jakarta :

Gaung Persada Press Group, 2013

Rasjid H. Sulaiman, Fiqh Islam, Bandung : Sinar Baru Algerindo, 2014

Skripsi Ahmad Mubarok, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sterilisasi Bagi Suami

Istri Pengidap HIV/AIDS, Sunan Kalijaga, Yogyakarta :2009

Skripsi Yoseva, VASEKTOMI DAN TUBEKTOMI (Studi Atas Relevansi Pendapat

Berbagai Dokter Geneacologie di RSUD Abdul Manaf Kota Jambi)

Nine Surtiretna, Bimbingan Seks Suani Istri : Pandangan Islam dan Medis,

Bandung : Rosdakarya, 2001

Hanafi Hartanto, Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi, Jakarta : Sinar Harapan,

1994

Ari Sulistyawati, Pelayanan Keluarga Berencana, Jakarta : Salemba Medika,

2013

Thoha Miftah, Perilaku Organisasi, Konsep DasarDan Aplikasinya, Jakarta :

Raja Grafindo Persada, 2004

Adair John, Pemimpin Yang Berpusat Pada Tindakan,Jakarta : Raja Grafindo,

2007

Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Bandung : Alfabeta.

Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah Kapita Selekta Hukum Islam, Jakarta: Haji

Masagung, 1991

MUI, Himpunan Fatwa MUI sejak 1975, Jakarta: Erlangga, 2011

M. Hamdan Rasyid, Fiqih Indonesia : Himpunan Fatwa-Fatwa Aktual, Jakarta:

Al-Mawardi Prima, 2003.

Abdul Wahab Khalaf, „Ilmu Ushulul Fiqh, cet. Ke-2 Haramain, 2004.

Muhammad Hasbi Umar, Nalar Fiqih Kontemporer, cet. Ke-1 (Jakarta : Gaung

Persada Press, 2007.

Maslani, Hasbiyallah, Masail Fiqhiyah Al-hadisyah, Fiqih Kontemporer,

Bandung:Sega Arsy, 2009.

Wahbah Zuhaili, Nadhariyah al-Dharurah al-Syari‟iyyah, terjemah: H. Said Agil

Husain al-Munawwar dkk, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997.

Tihami dan Sohari Sahrani, Masail Al-Fiqhiyah, (Jakarta: Diadit Media, 2007).

WEBSITE

https://warisananbiya.wordpress.com/2013/10/15/kitab-gratis-riyadhul-jannah-bi-takhriji-

ushulis-sunnah-lil-imam-ibnu-abi-zamanin/ no 172 dan dikases pada, 16 Januari 2018.

https://fimadani.com/hukum-vasektomi-dalam-pandangan-islam/download di akses pada,

25 Januari 2018 pukul 20:30 WIB

Kamus Besar Bahasa Indonesia https://kbbi.web.id/analisis. di akses pada, 16 Januari

2018. s

Abdul Hakim bin amir abdat, https://almanhaj.or.id/2258-islam-menganjurkan-umatnya-

untuk-mempunyai-banyaks-anak.html

https://www.bkkbn.go.id di akses pada, 16 Januari 2018

DAFTAR WAWANCARA

A. Masyarakat pengguna vasektomi dan tubektomi

1. Apa yang anda ketahui tentang KB ? Terutama metode kb vasektomi

dan tubektomi yang anda gunakan sekarang ?

2. Sudah berapa lama anda menggunakan kb vasektomi dan tubektomi ?

3. Apakah ada keluhan selama anda menggunakan kb tersebut ?

4. Apa yang membuat / motivasi anda menggunakan kb vasektomi dan

tubektomi ? padahal masih banyak metode kb yang lainnya seperti pil,

suntik dan IUD ?

5. Apa kah anda mengetahui hukum penggunaan kb vasektomi dan

tubektomi di dalam hukum Islam?

B. Ketua MUI dan Sekertaris ( Majelis Ulama Indonesia ) Kabupaten

muaro jambi.

1. Masih banyak metode lain yang tidak mengharuskan vasektomi dan

tubektomi dan sudah jelas hukum penggunan vasektomi dan tubektomi

itu haram ? bagaimana pendapat/ pandangan anda terhadap alasan /

motivasi masyarakat menggunakan kb vasektomi dan tubektomi ? dan

ada kah status hukum terkait motivasi masyarakat menggunakan kb

vasektomi dan tubektomi ?

CURICULUM VITAE

A. Identitas Diri

Nama

: Kiki Mardianti Harahap

Jenis Kelamin

Tempat & Tanggal Lahir

NIM

Alamat

05.

No. Telp/HP

Nama Ayah

Nama Ibu

: Perempuan

: Jambi 29 Maet 1996

: SPM 141892

: Simpang Sungai Duren RT 09, RW

: 082387441657/082371722658

: Mulyadi Harahap

: Yulianti.

B.

Riwayat Pendidikan.

1. Pendidikan Formal

a. SD/MI, Tahun Lulus

: SD Adhyaksa Kota Jambi.

b. SMP/MTS, Tahun Lulus : SMP Negeri 11 Kota Jambi.

c. SMA/MA, Tahun Lulus : SMA Negeri 1 Muaro Jambi.