BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Mantap : tubektomi dan vasektomi 3. KB Suntik Depo Provera a....

22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Keluarga Berencana Keluarga berencana merupakan upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (BKKBN, 2015). Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Pasangan usia subur menggunakan alat kontrasepsi untuk mengikuti program Keluarga Berencana tersebut (Affandi, 2012). Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Keluarga Berencana adalah suatu program pemerintah yang dilakukan untuk mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan dengan menggunakan alat kontrasepsi untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. 2. Kontrasepsi a. Definisi Kontrasepsi adalah usaha menghindari dan mencegah terjadinya suatu kehamilan sebagai akibat dari bertemunya sel sperma dan sel telur yang matang dan dapat mengakibatkan kehamilan. Upaya ini dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Dapat juga menggunakan berbagai macam cara, baik menggunakan hormon, alat ataupun melalui prosedur operasi. Kontrasepsi

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Mantap : tubektomi dan vasektomi 3. KB Suntik Depo Provera a....

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Mantap : tubektomi dan vasektomi 3. KB Suntik Depo Provera a. Pengertian Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg Depo Medroksiprogesteron

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis

1. Keluarga Berencana

Keluarga berencana merupakan upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia

ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan dan bantuan

sesuai dengan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

berkualitas (BKKBN, 2015).

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang

diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau

alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Pasangan usia subur

menggunakan alat kontrasepsi untuk mengikuti program Keluarga Berencana tersebut

(Affandi, 2012).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Keluarga

Berencana adalah suatu program pemerintah yang dilakukan untuk mengatur

kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan dengan menggunakan alat kontrasepsi

untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

2. Kontrasepsi

a. Definisi

Kontrasepsi adalah usaha menghindari dan mencegah terjadinya suatu

kehamilan sebagai akibat dari bertemunya sel sperma dan sel telur yang matang dan

dapat mengakibatkan kehamilan. Upaya ini dapat bersifat sementara, dapat pula

bersifat permanen. Dapat juga menggunakan berbagai macam cara, baik

menggunakan hormon, alat ataupun melalui prosedur operasi. Kontrasepsi

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Mantap : tubektomi dan vasektomi 3. KB Suntik Depo Provera a. Pengertian Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg Depo Medroksiprogesteron

merupakan sebuah alat, obat, efek atau tindakan yang dimaksudkan untuk mencegah

kehamilan. Masyarakat pada umumnya menyebut kontrasepsi dengan istilah

Keluarga Berencana atau KB (Wiknjosastro, 2009).

Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” yang artinya melawan/mencegah dan

“konsepsi” artinya pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang

mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah

terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur matang dengan sel

sperma tersebut. (BKKBN, 2015).

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut kontrasepsi merupakan salah satu

cara untuk mencegah terjadinya konsepsi antara sel sperma dan sel telur yang

matang di tuba falopii sehingga tidak terjadi kehamilan. Kontrasepsi tersebut ada

yang bersifat sementara dan permanen, dapat pula dilakukan secara alamiah,

hormon, alat maupun dengan prosedur operasi.

b. Macam-Macam Metode Kontrasepsi

Menurut Affandi (2012) macam-macam metode kontrasepsi adalah sebagai

berikut :

1) Kontrasepsi Non Hormonal : Metode Amenorea Laktasi (MAL), Metode KB

Alamiah (KBA), senggama terputus.

2) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

3) Kontrasepsi Hormonal

a) Metode Hormonal Kombinasi (Estrogen dan Progesteron) : Pil kombinasi,

suntik kombinasi

b) Metode Hormonal Progesteron Saja : Pil progestin (minipil), implan, suntikan

progestin

4) Metode Penghalang (Barrier Method) : Kondom dan diafragma

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Mantap : tubektomi dan vasektomi 3. KB Suntik Depo Provera a. Pengertian Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg Depo Medroksiprogesteron

5) Kontrasepsi Mantap : tubektomi dan vasektomi

3. KB Suntik Depo Provera

a. Pengertian

Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg Depo

Medroksiprogesteron Asetat (DMPA), yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara

disuntik intramuskular di daerah bokong (Sarwono, 2012).

Terdapat 2 jenis suntikan progestin yaitu injeksi Depo Medroksiprogesteron

Asetat (DMPA) yang diberikan dalam suntikan tunggal 150 mg secara intramuskular

setiap 12 minggu sekali dan Noristerat atau Noretindron Asetat (NET EN) yang

diberikan dalam suntikan tunggal 200 mg secara intramuscular setiap 8 minggu

sekali (Everett, 2008).

Menurut Praptiani (2012) Depo Provera merupakan kontrasepsi suntik yang

mengandung Depo Medroksiprogesteron Asetat 150 mg, yang diberikan setiap 12

minggu, tetapi intervalnya dapat diperpanjang hingga 14 minggu.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut KB suntik Depo Provera merupakan

salah satu alat kontrasepsi hormonal yang mengandung Depo Medroksiprogesteron

Asetat yang diberikan dengan cara disuntik pada daerah bokong secara

Intramuscular (IM) dan diberikan setiap 12 minggu atau 3 bulan sekali.

b. Mekanisme Kerja

Cara kerja kontrasepsi suntik Depo Provera menurut Manuaba (2010), yaitu:

1) Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum.

2) Mengentalkan lender serviks, sehingga sulit ditembus spermatozoa.

3) Menganggu suasana endometrium, sehingga tidak sempurna untuk implantasi

hasil konsepsi.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Mantap : tubektomi dan vasektomi 3. KB Suntik Depo Provera a. Pengertian Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg Depo Medroksiprogesteron

c. Efektivitas

Kontrasepsi Depo Provera menurut Sarwono (2012) memiliki efektifitas

tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikannya

dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. Menurut Everett (2008)

kontrasepsi Depo Provera memiliki efektivitas antara 99% dan 100% dalam

mencegah kehamilan. Sehingga kontrasepsi suntik Depo Provera adalah bentuk

kotrasepsi yang sangat efektif karena angka kegagalan penggunaannya lebih kecil.

Menurut beberapa pendapat tersebut kontrasepsi Depo Provera memiliki

efektifitas tinggi sekitar 99% asalkan penyuntikannya dilakukan teratur sesuai

jadwal yang telah ditentukan.

d. Keuntungan Depo Provera

Keuntungan kontrasepsi Depo Provera menurut Handayani (2010), yaitu :

1) Sangat efektif (0,3 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama penggunaan).

2) Cepat efektif (< 24 jam) jika dimulai pada hari ke 7 dari siklus haid.

3) Metoda Jangka Waktu Menengah (Intermediate-term).

4) Pemeriksaan panggul tidak diperlukan untuk memulai pemakaian.

5) Tidak menganggu hubungan seks.

6) Tidak mempengaruhi pemberian ASI.

7) Efek sampingnya sedikit.

8) Klien tidak memerlukan suplai (pasokan) bahan.

9) Bisa diberikan oleh petugas non-medis yang sudah terlatih.

10) Tidak mengandung estrogen.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Mantap : tubektomi dan vasektomi 3. KB Suntik Depo Provera a. Pengertian Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg Depo Medroksiprogesteron

e. Keterbatasan Depo Provera

Keterbatasan kontrasepsi Depo Provera menurut Affandi (2012), yaitu :

1) Sering ditemukan gangguan haid sebagai efek samping dari kontrasepsi Depo

Provera, seperti:

a) Siklus haid yang memendek atau memanjang,

b) Perdarahan yang banyak atau sedikit,

c) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting),

d) Tidak haid sama sekali.

2) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus

kembali untuk suntikan).

3) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.

4) Menimbulkan efek samping masalah berat badan.

5) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual,

hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.

6) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.

7) Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan pada organ

genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari

deponya (tempat suntikan).

8) Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.

9) Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang.

10) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,

menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas, jerawat.

f. Keadaan yang boleh menggunakan kontrasepsi suntik Depo Provera menurut

Handayani (2010) dan Affandi (2012) yaitu :

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Mantap : tubektomi dan vasektomi 3. KB Suntik Depo Provera a. Pengertian Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg Depo Medroksiprogesteron

1) Usia reproduksi.

2) Nulipara dan yang telah memiliki anak.

3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi.

4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.

5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.

6) Setelah abortus atau keguguran.

7) Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.

8) Perokok.

9) Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah

atau anemia bulan sabit.

10) Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat

tuberkulosis (rifampisin).

11) Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.

12) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

13) Anemia defisiensi besi.

14) Mendekati usia menopaus yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil

kontrasepsi kombinasi.

g. Kontraindikasi kontrasepsi suntik Depo Provera menurut Everett (2008) dan

Affandi (2012), yaitu :

1) Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran).

2) Perdarahan pervaginam yang tidak terdiagnosis.

3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorhea.

4) Kanker bergantung steroid seks, misalnya kanker payudara atau riwayat kanker

payudara.

5) Diabetes mellitus disertai komplikasi.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Mantap : tubektomi dan vasektomi 3. KB Suntik Depo Provera a. Pengertian Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg Depo Medroksiprogesteron

h. Waktu mulai menggunakan kontrasepsi suntikan Depo Provera menurut Handayani

(2010) dan Affandi (2012) yaitu :

1) Suntikan pertama diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid.

2) Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.

3) Suntikan pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat,

dengan syarat ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak

boleh melakukan hubungan seksual.

4) Penyuntikan pada ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin

mengganti dengan kontrasepsi suntikan dapat diberikan bila ibu tersebut telah

menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut

tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan tidak perlu menunggu

sampai haid berikutnya datang.

5) Keadaan apabila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin

menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain, kontrasepsi suntikan

yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang

sebelumnya.

6) Aturan penyuntikan pada ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan

ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama dapat

segera diberikan, dengan syarat ibu tersebut tidak hamil dan pemberiannya tidak

perlu menunggu haid berikutnya datang. Jika ibu disuntik setelah hari ke-7 haid,

maka ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan

hubungan seksual.

7) Keadaan pada ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal.

Suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Mantap : tubektomi dan vasektomi 3. KB Suntik Depo Provera a. Pengertian Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg Depo Medroksiprogesteron

haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid, asal saja

yakin ibu tersebut tidak hamil.

8) Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat

diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan selama 7 hari setelah

suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.

9) Pasca bersalin < 6 bulan jika menggunakan MAL

10) Pasca keguguran segera atau dalam waktu 7 hari siklus haid

i. Informasi lain yang perlu disampaikan menurut Affandi (2012) yaitu :

1) Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid

(Amenorhea). Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan sedikit sekali

mengganggu kesehatan.

2) Efek samping yang biasa ditimbulkan seperti peningkatan berat badan, sakit

kepala, dan nyeri payudara. Efek-efek samping ini jarang, tidak berbahaya, dan

cepat hilang.

3) Terlambat kembalinya kesuburan bisa saja terjadi, penjelasan ini perlu diberikan

pada ibu usia muda yang ingin menunda kehamilan, atau bagi ibu yang

merencanakan kehamilan berikutnya dalam waktu dekat.

4) Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru datang kembali

pada umumnya setelah 6 bulan. Selama tidak haid tersebut dapat saja terjadi

kehamilan. Setelah 3-6 bulan jika tidak terjadi haid, klien harus kembali ke

dokter atau tempat pelayanan kesehatan untuk dicari penyebab tidak haid

tersebut.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Mantap : tubektomi dan vasektomi 3. KB Suntik Depo Provera a. Pengertian Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg Depo Medroksiprogesteron

5) Apabila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan, suntikan

dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Dapat juga suntikan diberikan 2

minggu setelah jadwal yang ditetapkan, asal saja tidak terjadi kehamilan. Klien

tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari, atau

menggunakan metode kontrasepsi lainnya selama 7 hari. Apabila perlu dapat

juga menggunakan kontrasepsi darurat.

6) Penggunaan pada klien yang sedang menggunakan salah satu kontrasepsi

suntikan dan kemudian meminta untuk digantikan dengan kontrasepsi suntikan

yang lain, sebaiknya jangan dilakukan. Apabila terpaksa juga dilakukan,

kontrasepsi yang akan diberikan tersebut diinjeksi sesuai dengan jadwal

suntikan dari kontrasepsi hormonal yang sebelumnya.

7) Klien yang lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan, asal saja

diyakini ibu tersebut tidak hamil.

j. Peringatan bagi pemakai kontrasepsi suntik Depo Provera menurut Handayani

(2010) dan Affandi (2012), yaitu :

1) Masa haid yang tertunda setelah beberapa bulan siklus teratur, harus dipikirkan

adanya kemungkinan kehamilan

2) Nyeri perut bagian bawah yang hebat kemungkinan gejala kehamilan ektopik

terganggu

3) Perdarahan hebat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih

banyak dalam satu periode masa haid

4) Abses atau perdarahan pada tempat suntikan

5) Migraine (vaskuler), sakit kepala yang berat dan terus berulang atau pandangan

yang kabur

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Mantap : tubektomi dan vasektomi 3. KB Suntik Depo Provera a. Pengertian Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg Depo Medroksiprogesteron

Bila terjadi hal-hal yang disebutkan di atas, hubungi segera tenaga kesehatan, atau

klinik.

4. KB suntik Depo Provera dengan spotting

a. Pengertian

Depo Provera merupakan metode kontrasepsi suntik yang memiliki dua efek

samping utama yang mempengaruhi semua wanita yang menerima suntikan Depo

Provera, yaitu perubahan menstruasi dan tertundanya untuk kembali subur (Varney,

2007). Di masyarakat sering ditemukan gangguan menstruasi, seperti siklus

menstruasi sering memanjang atau memendek, perdarahan yang banyak atau sedikit,

perdarahan tidak teratur atau spotting, atau tidak terjadi menstruasi sama sekali atau

amenorche (Kurniawati, 2013).

Spotting merupakan bercak darah yang keluar dari jalan lahir (Kurniawati,

2013). Keluarnya bercak darah selama penggunaan kontrasepsi hormonal

merupakan efek samping yang sering terjadi jika ringan atau tidak terlalu

mengganggu tidak perlu diberi obat. Tetapi jika bercak darah yang terjadi tidak

dapat diatasi maka harus diselidiki kemungkinan adanya penyakit lain (Irianto,

2014).

b. Etiologi

Penyebab terjadinya spotting adalah adanya ketidakseimbangan hormon. Hal

tersebut juga dapat terjadi karena erosi porsio, pemakaian awal KB suntik 3 bulanan

dan stress (Kurniawati, 2013).

c. Keluhan Subjektif

Sebagian besar alat kontrasepsi pasti memiliki beberapa efek samping.

Begitupun KB suntik depo provera, keluhan utama yang biasa dikemukakan pasien

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Mantap : tubektomi dan vasektomi 3. KB Suntik Depo Provera a. Pengertian Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg Depo Medroksiprogesteron

akseptor KB suntik depo provera adalah keluarnya bercak-bercak darah dan

kebanyakan hal tersebut membuat ibu merasa cemas (Affandi, 2012). Hal tersebut

kadang-kadang dipakai sebagai alasan oleh wanita untuk tidak ingin melanjutkan lagi

penggunaan kontrasepsi hormonal seperti KB suntik depo provera (Baziad, 2008).

d. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk kasus KB suntik dengan spotting

salah satunya melihat ada tidaknya tanda-tanda anemia (konjungtiva pucat atau ujung

kuku yang pucat, rendahnya hematokrit atau hemoglobin). Selain melihat ada

tidaknya tanda anemia, pemeriksaan abdomen dan uterus perlu dilakukan meliputi

nyeri tekan pada perut bagian bawah, pembengkakan, dan benjolan atau massa serta

pemeriksaan anogenital meliputi luka, varises, pembengkakan, massa, dan

pengeluaran cairan. Pemeriksaan pengeluaran pervaginam dapat ditegakkan melalui

pemeriksaan inspekulo, pemeriksaan ini digunakan untuk memastikan bahwa

pengeluaran berupa darah yang sedikit-sedikit tersebut memang benar keluar melalui

jalan lahir (Affandi, 2012 ; Hidayat, 2008).

e. Patofisiologi

Penyebab terjadinya perdarahan bercak (spotting) dimulai dari disuntikkannya

depo-provera secara intramuscular di daerah bokong. Kemudian terjadi

ketidakseimbangan hormon-hormon di dalam tubuh yaitu hormon estrogen dan

progesterone. Akibat dari ketidakseimbangan hormon-hormon didalam tubuh

terjadilah pelebaran pembuluh vena kecil di endometrium. Pelebaran pembuluh vena

kecil di endometrium menyebabkan pembuluh vena menjadi rapuh, sehingga terjadi

perdarahan lokal. Perdarahan lokal yang terjadi di endometrium menyebabkan

keluarnya bercak-bercak darah. Apabila efek gestagen kurang, stabilitas stroma

berkurang, yang pada akhirnya terjadi perdarahan (Baziad, 2008).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Mantap : tubektomi dan vasektomi 3. KB Suntik Depo Provera a. Pengertian Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg Depo Medroksiprogesteron

f. Penatalaksanaan Depo Provera dengan spotting

Penatalaksanaan kontrasepsi suntik depo provera dengan efek samping

spotting yaitu dengan memperhatikan keadaan umum pasien terlebih dahulu,

kemudian menginformasikan kepada akseptor bahwa perdarahan ringan sering

dijumpai sebagai efek samping dari kontrasepsi yang digunakan, tetapi hal ini

bukanlah masalah serius, biasanya tidak memerlukan pengobatan, minta ibu untuk

menjaga asupan nutrisi dan minta ibu untuk istirahat. Apabila spotting yang terjadi

mengancam kesehatan ibu atau ibu tidak bisa menerima spotting yang terjadi,

suntikan dapat tidak dilanjutkan lagi atau pilih jenis kontrasepsi lain. Untuk

mencegah anemia perlu diberi preparat besi atau makanan yang banyak mengandung

zat besi. Sekarang sebagian besar para ahli tidak mengajurkan pemakaian rutin dari

suplemen estrogen pada kontrasepsi suntikan, karena ia akan mengurangi sebagian

keuntungan dari kontrasepsinya serta keharusan ibu untuk selalu mengingat untuk

minum tabletnya serta di samping efek samping dari estrogennya. Jadi pada

umumnya spotting tidak perlu diobati secara rutin yang terpenting adalah konseling

sebelum dan selama pemakaian kontrasepsi suntikan (Hartanto, 2010 ; Sulistyawati,

2011)

g. Prognosis

Perdarahan ringan atau spotting sering dijumpai, tetapi tidak berbahaya.

Apabila spotting terus berlanjut atau setelah tidak haid namun kemudian terjadi

perdarahan, maka perlu dicari penyebab perdarahan tersebut. Obatilah penyebab

perdarahan dengan cara yang sesuai, bila tidak ditemukan penyebab terjadinya

perdarahan, tanyakan kepada klien masih ingin melanjutkan suntikan atau tidak, jika

tidak suntikan jangan dilanjutkan lagi, dan mencari kontrasepsi jenis lain (Affandi,

2012).

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Mantap : tubektomi dan vasektomi 3. KB Suntik Depo Provera a. Pengertian Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg Depo Medroksiprogesteron

B. Teori Manajemen Kebidanan

1. Proses Manajemen Kebidanan

Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan

sebagai metoda untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori

ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan, dan tahapan yang logis untuk pengambilan

suatu keputusan yang berfokus pada klien (Kurniadewi, 2013). Proses manajemen yang

dipakai bidan mengacu pada 7 langkah Varney (2007), yang terdiri atas:

a. Langkah I. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap

Data dasar secara lengkap pada kasus KB Suntik Depo Provera dengan

spotting dapat diperoleh melalui:

1) Data Subjektif

Pada kasus KB Suntik Depo Provera dengan spotting, data subjektif yang

dikumpulkan berupa:

a) Identitas Diri

Informasi mengenai diri pasien meliputi nama, umur, agama, suku atau

bangsa, pendidikan, pekerjaan, dan alamat akseptor suntik depo provera

dengan spotting (Norma, 2013).

b) Keluhan Utama

Keluhan utama yang biasa dikemukakan pasien akseptor KB suntik depo

provera adalah keluarnya bercak-bercak darah (Affandi, 2012).

c) Riwayat Menstruasi

Pengkajian riwayat menstruasi ini meliputi umur menarche, siklus menstruasi,

lama menstruasi, jumlah darah yang keluar, jenis dan warna darah menstruasi,

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Mantap : tubektomi dan vasektomi 3. KB Suntik Depo Provera a. Pengertian Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg Depo Medroksiprogesteron

nyeri haid (dismenorhea) dan keluhan lain sewaktu menstruasi. Pengkajian ini

juga digunakan untuk mengetahui apakah ibu mengalami kelainan gangguan

reproduksi atau tidak. Informasi ini didapatkan dengan mengkaji kapan

pertama kali ibu mengalami haid, lamanya haid, siklus haid, banyaknya ganti

pembalut per hari (normalnya 2-5 kali ganti pembalut per hari), sifat darah dan

adanya rasa nyeri atau tidak pada saat menstruasi (Yulifah, 2013 ; Dwi, 2013 ;

Manuaba, 2010).

d) Riwayat Obstetri

Riwayat obstetri berisi riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu yang

meliputi jumlah kehamilan, jumlah anak hidup, jenis persalinan, keadaan masa

nifas, masalah atau kelainan lain (Hidayat, 2008).

e) Data Kesehatan

(1) Data Kesehatan Sekarang

Berhubungan dengan masalah atau alasan datang (Yulifah, 2013). Ibu

mengeluhkan mengeluarkan bercak-bercak darah yang membuatnya

terganggu (Affandi, 2012).

(2) Riwayat kesehatan yang lalu

Data yang diambil untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita

penyakit kronis atau tidak seperti penyakit jantung, hati dan stroke,

apabila ibu memiliki riwayat penyakit tersebut maka ibu memerlukan

perhatian khusus. Pada kasus ini penting untuk diketahui apakah ibu

pernah mengalami infeksi pada saluran genetalia atau mengalami

perdarahan dan mengganggu sebelum memakai alat kontrasepsi suntik

Depo Provera atau tidak (Affandi, 2012).

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Mantap : tubektomi dan vasektomi 3. KB Suntik Depo Provera a. Pengertian Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg Depo Medroksiprogesteron

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, data kesehatan sangat diperlukan

pada kasus KB suntik dengan spotting sebelum memberikan terapi, karena

untuk mendeteksi penyakit-penyakit yang menjadi kontraindikasi terhadap

penggunaan esterogen sebagai terapi dari spotting.

f) Riwayat Keluarga Berencana

Riwayat keluarga berencana meliputi jenis KB yang pernah digunakan, alasan

pemakaian, lama pemakaian, alasan berhenti, atau ganti cara, dan rencana KB

selanjutnya. Pada kasus KB suntik dengan spotting, riwayat KB diperlukan

untuk mengetahui metode kontrasepsi yang sebelumnya digunakan baik tipe

kontrasepsi, lama penggunaan kontrasepsi, jadwal kontrasepsi, efek samping

yang pernah terjadi dari kontrasepsi juga alasan penghentian kontrasepsi

sebelumnya (Varney dkk, 2007 ; Norma, 2013).

2) Data Objektif

a) Pemeriksaan Umum

Pemeriksaan umum yang dikumpulkan untuk kasus KB suntik dengan spotting

terdiri atas penilaian keadaan umum, kesadaran dan pengukuran tanda-tanda

vital meliputi tekanan darah, nadi, suhu, dan respirasi (Yulifah, 2013). Pada

akseptor KB suntik depo-provera yang paling utama adalah pemeriksaan

tekanan darah, pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan bahwa klien tidak

dalam keadaan tekanan tinggi. Penggunaan kontrasepsi hormonal yang

mengandung gestagen seperti minipil dan depo tidak meningkatkan tekanan

darah, namun pada seseorang yang sudah menderita hipertensi yaitu lebih dari

>140/90 mmHg dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah (Baziad,

2008).

b) Pemeriksaan Fisik

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Mantap : tubektomi dan vasektomi 3. KB Suntik Depo Provera a. Pengertian Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg Depo Medroksiprogesteron

Pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk kasus KB suntik dengan spotting

salah satunya melihat ada tidaknya tanda-tanda anemia (konjungtiva pucat

atau ujung kuku yang pucat, rendahnya hematokrit atau hemoglobin). Selain

melihat ada tidaknya tanda anemia, pemeriksaan abdomen dan uterus perlu

dilakukan meliputi nyeri tekan pada perut bagian bawah, pembengkakan, dan

benjolan atau massa serta pemeriksaan anogenital meliputi luka, varises,

pembengkakan, massa, dan pengeluaran cairan (Affandi, 2012 ; Hidayat, 2008

; Saiffudin, )

c) Pemeriksaan Khusus

Pada kasus suntik Depo Provera dengan spotting pemeriksaan khusus yang

dilakukan yaitu pemeriksaan inspekulo. Pemeriksaan inspekulo ini digunakan

untuk memastikan bahwa pengeluaran berupa darah yang sedikit-sedikit

tersebut memang benar keluar melalui jalan lahir (Affandi, 2012).

b. Langkah II. Interpretasi Data Dasar

Langkah kedua dilakukan dengan cara mendiagnosa masalah yang ditegakkan

berdasarkan data subyektif dan objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan (Dwi,

2013).

1) Diagnosis Kebidanan

Diagnosa yang dapat ditegakkan pada kasus ini adalah Ny.S P2A0 akseptor

KB suntik Depo Provera dengan spotting (Varney, 2009).

2) Masalah

Masalah yang terjadi pada kasus akseptor KB suntik Depo Provera dengan

spotting adalah :

a) Keluarnya bercak darah dari jalan lahir diluar siklus haid (Affandi, 2012).

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Mantap : tubektomi dan vasektomi 3. KB Suntik Depo Provera a. Pengertian Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg Depo Medroksiprogesteron

b) Ibu merasa cemas dan tidak nyaman karena adanya bercak darah yang keluar

dari jalan lahir diluar siklus haid (Affandi, 2012).

3) Kebutuhan

Kebutuhan disesuaikan dengan kebutuhan pasien saat itu (Sari, 2012).

Kebutuhan yang mungkin diperlukan pada kasus akseptor KB suntik Depo

Provera dengan spotting ini yaitu :

a) KIE agar ibu selalu menjaga kebersihan alat genitalnya (vulva hygiene) dengan

mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari atau setiap saat apabila ibu sudah

merasa tidak nyaman (Manuaba, 2010).

b) Motivasi serta informasi tentang kasus dan penatalaksanaan spotting (Manuaba,

2010).

c. Langkah III. Mengidentifikasikan Diagnosis atau Masalah Potensial dan

Mengantisipasi Penanganannya.

Diagnosis potensial yang dapat muncul pada kasus suntik Depo Provera

dengan spotting yaitu anemia apabila perdarahan terus berlanjut dan bertambah

banyak. Antisipasi penanganan yang dapat dilakukan bidan terhadap diagnosa yang

muncul yaitu melakukan observasi keadaan umum ibu, vital sign, pengeluaran

pervaginam, memberikan terapi tablet zat besi, minta ibu untuk menjaga asupan

nutrisi dan minta ibu untuk istirahat (Varney, 2007 ; Sulistyawati, 2011).

d. Langkah IV. Menetapkan Kebutuhan terhadap Tindakan Segera.

Kebutuhan untuk pasien pada kasus Ny.S P2A0 akseptor KB suntik Depo

Provera dengan spotting adalah sebelum melakukan pengobatan memastikan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Mantap : tubektomi dan vasektomi 3. KB Suntik Depo Provera a. Pengertian Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg Depo Medroksiprogesteron

terlebih dahulu apakah pengeluaran berupa darah yang sedikit-sedikit tersebut

memang benar keluar melalui jalan lahir (Affandi, 2012).

Tindakan segera pada kasus Ny.S P2A0 akseptor KB suntik Depo Provera

dengan spotting adalah kolaborasi dengan dokter SpOG untuk penatalaksanaan

komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu (Sulistyawati, 2011 ; Affandi, 2012).

e. Langkah V. Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh.

Rencana asuhan yang terpenting adalah pendidikan kesehatan, konseling dan

petunjuk untuk klien yang berkaitan dengan Depo Provera diberikan selama proses

pemilihan metode kontrasepsi ini. Konseling ini dilakukan bertujuan untuk

memastikan klien tidak menghentikan metode tersebut karena ia mengalami

perubahan menstruasi (Varney dkk, 2007).

Asuhan kebidanan yang direncanakan pada akseptor suntik Depo Provera

dengan spotting adalah sebagai berikut :

1) Berikan informasi hasil pemeriksaan fisik yang telah dilakukan pada ibu (Varney,

2007)

2) Berikan informasi pada ibu tentang keadaan yang dialaminya agar pasien

mengetahui keadaannya (Varney, 2007)

3) Berikan KIE pada ibu tentang efek samping dari alat kontrasepsi Depo Provera

yang digunakan agar pasien lebih memahami efek samping alat kontrasepsi yang

digunakan (Varney, 2007 ; Sulistyawati, 2011 ; Handayani, 2010)

4) Pastikan kembali apakah ibu akan melanjutkan suntik KB Depo Provera lagi

atau tidak (Affandi, 2012)

5) Berikan pelayanan KB suntik Depo Provera (Affandi, 2012)

6) Berikan terapi berupa tablet zat besi agar ibu tidak mengalami anemia (Hartanto,

2010 ; Sulistyawati, 2011)

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Mantap : tubektomi dan vasektomi 3. KB Suntik Depo Provera a. Pengertian Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg Depo Medroksiprogesteron

7) Rencanakan untuk kunjungan ulang pada jadwal suntik berikutnya (Varney,

2007)

8) Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan alat genitalnya (vulva hygiene) dengan

mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari atau setiap saat apabila ibu sudah

merasa tidak nyaman dan membersihkan daerah kewanitaan dari arah depan ke

belakang untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi dan komplikasi lain,dan beri

dukungan psikologis agar pasien merasa lebih tenang (Varney, 2007 ;

Sulistyawati, 2011 ; Handayani, 2010).

9) Beritahu ibu untuk banyak makan sayuran hijau, menganjurkan kepada ibu untuk

istirahat yang cukup agar tidak menjadi lemas karena adanya bercak darah yang

keluar (Affandi, 2012)

10) Motivasi ibu agar selalu memperhatikan keadaanya (Varney, 2007)

11) Dokumentasikan tindakan (Varney, 2007)

f. Langkah VI. Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman

Merupakan pelaksanaan rencana asuhan yang menyeluruh secara efisien,

efektif, dan aman. Pelaksanaannya dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau

bersama anggota tim kesehatan lainnya. Bila diputuskan bidan berkolaborasi dengan

dokter untuk menangani klien yang mengalami kompilkasi, maka keterlibatan bidan

dalam pelaksaan asuhan adalah tetap menjadi tanggung jawab bidan. Penatalaksaan

yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan

asuhan klien. Pelaksanaan asuhan dalam kasus suntik Depo Provera dengan

spotting, dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya dan dalam

pelaksanaannya dicantumkan waktu tindakan (Varney dkk, 2007 ; Dewi, 2013).

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Mantap : tubektomi dan vasektomi 3. KB Suntik Depo Provera a. Pengertian Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg Depo Medroksiprogesteron

g. Langkah VII. Evaluasi

Langkah terakhir evaluasi adalah salah satu langkah mengevaluasi keefektifan

dari asuhan yang sudah diberikan, meliputi rencana perawatan, kebutuhan, masalah

dan diagnosis. Rencana dianggap efektif jika terlaksana dan tidak efektif jika tidak

terlaksana (Varney dkk, 2007 ; Dewi, 2013).

Hasil yang diharapkan dari manajemen kebidanan pada akseptor KB suntik

Depo Provera dengan spotting adalah dapat menghentikan perdarahan bercak-

bercak (spotting) dan klien tetap dapat menggunakan KB suntik Depo Provera

(Varney, 2007 ; Sulistyawati, 2011).

C. Follow Up Catatan Perkembangan Kondisi Klien

Menurut KepMenKes RI No : 938/MenKes/SK/VII/2007 tujuh langkah

Varney disarikan menjadi empat langkah yaitu, SOAP (Subjektif, Objektif,

Assesment, dan Planning). SOAP diperoleh dari proses pemikiran penatalaksanaan

kebidanan sebagai perkembangan catatan kemajuan keadaan pasien.

S : Subjective

Data subjektif ialah catatan kualitatif dan kuantitatif dari segala sesuatu yang

berhubungan dengan masalah. Data ini mencakup perasaan, reaksi atau pengamatan

terhadap masalah. Data yang terpercaya diperoleh dari pasien sendiri dengan

melakukan wawancara langsung pada akseptor suntik depo provera tentang keluhan

adanya bercak darah keluar dari kemaluan atau keluhan lain yang dirasakan. Data ini

menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesis

sebagai langkah I Varney (Hidayat, 2008).

Dalam kasus akseptor suntik Depo Provera dengan spotting, data subjektif ini

merupakan data perkembangan dari data 7 langkah Varney diatas. Keluhan utama

akan mengarah pada perdarahan yang berupa tetesan atau perdarahan bercak sudah

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Mantap : tubektomi dan vasektomi 3. KB Suntik Depo Provera a. Pengertian Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg Depo Medroksiprogesteron

berkurang karena telah diberikan terapi sesuai penatalaksanaan KB suntik Depo

Provera dengan spotting (Affandi, 2012).

O : Objective

Data objektif didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik sebelum

atau selama pemakaian KB (Hidayat, 2008). Data objektif menggambarkan hasil

pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium, dan hasil tes diagnostik lain yang

dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney

(Varney 2007).

Pemeriksaan yang dilakukan untuk memperoleh data objektif untuk kasus KB

suntik dengan spotting yaitu pemeriksaan umum terdiri atas penilaian keadaan

umum, kesadaran, berat badan pengukuran tekanan darah (Yulifah, 2013),

pemeriksaan tekanan darah ini dilakukan untuk memastikan bahwa klien tidak dalam

keadaan hipertensi, sebab pada seseorang yang sudah menderita hipertensi yaitu

lebih dari >140/90 mmHg dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah (Baziad,

2008). Pemeriksaan inspekulo dilakukan untuk memastikan bahwa pengeluaran

berupa darah yang sedikit-sedikit tersebut memang benar keluar melalui jalan lahir

(Affandi, 2012).

A : Assesment

Assesment menggambarkan pendokumentasian data yang terkumpul kemudian

dibuat kesimpulan meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis atau masalah potensial,

serta perlu tidaknya tindakan segera sebagai langkah 2 Varney (Hidayat, 2008 ;

Varney, 2007).

Diagnosis kebidanan yang dapat ditegakkan berdasarkan data subjektif dan

objektif adalah Ny. S P2A0 akseptor KB suntik Depo Provera dengan spotting.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Mantap : tubektomi dan vasektomi 3. KB Suntik Depo Provera a. Pengertian Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg Depo Medroksiprogesteron

P : Plan

Plan mencakup penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera,

tindakan segera komprehensif yang meliputi penyuluhan, dukungan, kolaborasi,

evaluasi atau follow up dari rujukan sebagai langkah 3, 4, 5, 6 dan 7 Varney (2007).

Pada kasus suntik Depo Provera dengan spotting beberapa hal yang perlu

direncanakan menurut Sulistyawati (2011) yaitu mengobservasi keadaan umum dan

tanda-tanda vital, mengobservasi perdarahan pervaginam, menjelaskan keadaan yang

dialami oleh ibu, memotivasi ibu untuk banyak makan sayuran hijau, menganjurkan

kepada ibu untuk istirahat yang cukup dan motivasi agar tetap memakai kontrasepsi

suntik. Pemberian asuhan kebidanan yang optimal diharapkan dapat mengurangi atau

menghentikan spotting yang dialami oleh klien dan tidak terulang kembali pada

siklus berikutnya. Perencanaan tersebut kemudian dilaksanakan secara efektif dan

aman kemudian dilakukan evaluasi pada kasus KB suntik Depo Provera dengan

spotting.