Triage

22
LANGKAH PENILAIAN KORBAN/TRIAGE disusun : MB. PURBO KUNCORO

description

Triage

Transcript of Triage

Slide 1

LANGKAH PENILAIAN KORBAN/TRIAGEdisusun : MB. PURBO KUNCOROtriageDefinisi : Pengelompokan korban yg berdasarkan atas berat ringanya trauma/ penyakit serta kecepatan penanganan/ pemindahanya.Tindakan memilah-milah korban sesuai dg tk kegawatannya utk memperoleh prioritas tindakan.Menyortir dan mengklasifikasi pasien. Macam korban :1. Korban masal (multiple patient)Kejadian atau timbulnya kedaruratan yg mengakibatkan lebih dari 1 korban yg harus di kelola oleh lebih dari satu penolong, bukan akibat bencana.2. Korban bencana (MASS CASUALTY DISASTER)Kedaruratan yg memerlukan penerapan SPGDT sehari-hari dan bencana .Prinsip seleksi korban ; berdasarkan:Ancaman jiwa yg dpt mematikan (dalam ukuran menit)Dapat mati dalam ukuran jamRuda paksa ringanSudah meninggaltriageTujuan Untuk mengklasifikasikan pasien menurut keparahan kondisi menjadi darurat (Prioritas1/Emerergency/gawat darurat), mendesak(prioritas 2/urgent/gawat tidak darurat) atau tidak mendesak. (Prioritas 3/ false emrgency/tidak gawat dan tidak darurat)Untuk merawat pasien ssi keparahan/priorotasnya pada waktu yg tepat,tempat yg tepat dan tangan yg tepat terhitung mulai waktu kedatangan di IGD. Triase pasien sangat penting didalam penanganan kecelakaan besar, kasus2 pandemi ( ruang isolasi ) dan paparan bahan berbahaya (ruang dekontimanasi). Hal ini mambantu untuk menentukan prioritas penanganan dan perlindungan thd personil dan pasien dan keluarganya yg saat itu berada di IGD.

Prioritas I.Merah : Gawat darurat-merahKelompok pasien yg tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya

II.Kuning : Kelompok pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.

III.Hijau : Tidak gawat, tidak darurat IV.Hitam : MeninggalPetunjuk Triase IGD Pasien dikategori berdasarkan tiga komponen. 1. Petunjuk Riwayat Klinis ( keluhan utama dan/ mekanisme cedera)Berupa keluhan utama dari penyakit kritis @ mekanisme cedera biasanya cukup utk mengkategorikan pasien sbg prioritas tertinggi, misalnya: Kecelakaan lalu lintas dengan kecepatan tinggi Jatuh dari ketinggian > 3 meterKecelakaan mobil dimana terdapat penumpang yang tewasNyeri dada > 30 menitPenurunan kesadaranPernapasan makin lama makin sesak dsb.2. Tingkat KesadaranPerubahan kesadaran merp indikator penting keparahan penyakit/luka tanpa melihat penyebabnya. Misalnya: GCS 7, dipertimbangkan sebagai kasus darurat (A) GCS 8-14 dipertimbangkan sebagai kasus mendesak (B)

3. Pedoman Tanda Vital untuk DewasaDARURAT bila terdapat gejalaTD : sist dibawah 90 mmHg atau lebih dari 220 mmHg TD : diast lebih dari 120 mmHg Nadi: kurang dari 50 atau lebih dari 120 x/menit atau nadi yg ireguler utk dewasa dan anak.Frekwensi nafas (RR): 40oCMENDESAK TD : sistolik lebih dari 160 mmHgNadi: kurang dari 60 atau lebih dari 110 x/menit suhu: lebih dari 38.7oC namun kurang dari 40oCFR: kurang dari 10x/menit atau lebih dari 30 x/menit

Pedoman tim penolongPemimpin triage hanya melakukan:Primary surveyMenentukan prioritas penanganan dan pemindahanMenentukan pertolongan apa yg harus di berikan

Tanggung jawab tim triage :Mencegah kerusakan berlanjut/ bertambah parahMemilah-milah korbanMelindungi korban

Catatan :Dalam hal bencana, lebih baik meminta bantuan lebih drpd kurang.Utamakan pertolongan utk korban yg potensial selamat.Pikirkan kemungkinan yg plg jelek shg kt dpt mempersiapkan dg baik.Penilaian 1. Primary survey ( A B C ).Menghasilkan pr I, II dan selanjutnya.2. Scondary Survey ( Head to toe )Menghasilkan pr I, II, III selanjutnya,3. Monitoring korban atau pasien kemungkinan tjdnya perub2 pd :Jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi ( A B C ).Derajat kesadaran ( D ).TTV yg lain.4. Perubahan prioritas yg di krnkan berubahnya kondisi korban atau pasien.Prioritas Def : penentuan mn yg harus di dahulukan mengenai penanganan dan pemindahan yg mengacu tk ancaman jiwa yg timbul.Tk prioritas :1. Pr Pertama (I. Tinggi, emergency )Mengancam jiwa/ mengancam fungsi vital.Penanganan dan pemindahan bersifat segera.2. Pr Kedua ( II. Medium, Urgent )Potensial mengancam jiwa/fungsi vital bl tak tdk segera ditangani dalam waktu singkat.Penanganan dan pemindahan bersifat bersifat jgn terlambat.3. Pr Ketiga ( III. Rendah, non emergency )Perlu penanganan spt pelayanan biasa.Tak perlu segera.Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir.Prioritas dan Kode warnaPRIORITAS- I SUMBATAN JL NAFAS @ DISTRES PERNAFASANLUKA TUSUK DADAHIPOTENSI/ SHOCKPERDARAHAN PEMB NADI BESARPROBLM KEJIWAAN YG SERIUSTANGAN DAN KAKI YG TERPOTONG dgn SHOCKCOMBUSTIO Tk II, >25%COMBUSTIO Tk III, > 25%PRIORITAS- IICOMBUSTIO TK II/ TK III < 25%FRAKTUR TL BESARTR THORAX/ ABDOMENLASERASI LUASTRAUMA BOLA MATAPrioritas dan Kode warnaPRIORITAS -IIICOMBUSTIO DAN LASERASI OTOT RINGANCOMBUSTIO TK II < 20% ( KECUALI DAERAH MUKA DAN TANGAN )

PRIORITAS - OHENTI JANTUNG YG KRITISTR KEPALA YG KRITISRADIASI TINGGIStanding orders ( Intruksi tetap) Instalasi Gawat Darurat

Standing orders untuk Ruang Triase Keluhan pasien, tanda vital dan tk kesadaran dicatat perawat dlm 5 menit kedatangan. ( untuk RS dilakukan Triage cepat di dekat pintu masuk IGD tidak kurang 2 menit untuk seleksi prioritas 1 /P1 dg melihat kesadaran, pernapasan dan nadi )Dokter IGD / Residen departemen emergensi menilai kasus tidak lebih dari 10 menit dan triase kasus menjadi P1(prioritas1), P2, P3 menurut tingkat kedaruratan dan keparahan: darurat (P1), mendesak (P2), tidak mendesak (P3) (P1) kasus akan dipindahkan ke ruang resusitasi (P2) kasus akan dipindahkan ke ruang observsi (P3) kasus akan ditangani di ruang penanganan, lalu keluar rumah sakit (KRS/discharged/out patients)

6. Dalam 5 menit, Seorang spesialis departemen emergensi/dokter IGD akan menangani seluruh kasus di ruang resusitasi (kasus P1) dalam hal ini respon time IGD RS = 0 menit )7. Dalam 10 menit, seorang spesialis departemen emergensi/dokter IGD akan menagani kasus (P2)8. Spesialis/Residen departemen emergensi akan melihat semua Ibu hamil akan dilihat di ruang Obstetri. 9. Ibu hamil dengan syok, akan ditangani di ruang resusitasi (P1). spesialis departemen emergensi akan menangani kasus dalam 5 menit. 10. Seorang spesialis obstetri dan ginekologi akan melihat kasus di ruang obstetri, dengan permintaan, tidak lebih dari 30 menit. Ia akan menangani kasus di ruang resusitasi dalam 10 menit. 11. Kasus neonatal yang mendesak akan dipindahkan ke ruang resusitasi dan akan ditangani oleh residen dan spesialis departemen emergensi dalam 5 menit. Seorang ahli neonatologi akan menangani kasus dalam 10 menit. 12. Kasus neonatal yang tidak mendesak akan ditangani oleh dokter IGD di ruang observasi. Ahli neonatologi akan melihat kasus dalam 30 menit. 13. Waktu untuk konsultasi akan dicatat di log book / buku laporan kegiatan ruang IGD atau MR IGD.

Standing orders untuk Ruang Resusitasi / Prioritas 1Resusitasi pada Orang Dewasa Resusitasi ABC dimulai segera oleh dokter IGD/residen dan perawat Jalan nafas terbuka ,patency dan clear dengan kontrol tl. servikal dan tulang belakang Pernapasan dinilai dan ventilasi dimulai bila diperlukan. O2 dengan metode yang sesuai tidak lebih dari 5 menit bila ada indikasi. Sirkulasi dinilai dengan pengawasan perdarahan luar. Two wide bore IV lines harus dimulai dalam 5 menit, contoh darah (10 - 20 ml) dikirim untuk type and save dan kemudian IV line diberikan dengan RL atau saline (dua liter fast drip untuk pasien hemodinamik tidak stabil) Tanda vital dicatat dalam 10 menit Darah harus tersedia dalam 60 menit setelah permintaan Seorang spesialis departemen emergensi akan memimpin resusitasi dalam 5 menit.

ResusitasI pada NoenatusKasus neonatal kritikal akan ditangani di ruang resusitasi. Resusitasi ABC harus segera dimulai oleh residen IGD dan perawat hingga kasusnya diambil alih oleh spasialis IGD. Cegah kehilangan panas Jalan nafas terbuka Dipastikan adanya napas yang adekuat Sirkulasi di-supportResiden dan spesialis IGD akan menangani kasus dalam 5 menit. Dokter neonatologi akan diberitahu segera. Ia harus menangani kasus dalam 10 menit.

Standing orders untuk Ruang ObservasiTanda vital akan dicatat pertama kali oleh perawat dalam 5 menit lalu setiap 30 menit. Residen IGD akan akan menilai kasus tiap 30 menit dan apabila diperlukan. Spesialis IGD akan menilai kasus dalam 30 menit. Spesialis dari spesialisasi yang terkait akan melihat kasus dalam 30 menit sejak permintaan dari staf IGD. Waktu konsultais akan dicatat di logbook / MR IGD Pengobatan akan diberikan berdasarkan resep dari dokterPemeriksaan dilakukan menurut permintaan dokter. Pasien dimonitor dan dokter memberitahu kemajuan pasiennya dan hasil dari pemeriksaan yang diminta. Bila terjadi perburukan akut pada kondisi pasien dibawah observasi, pindahkan ke ruang resusitasi harus segera dipertimbangkan.

Standing orders untuk Ruang Obstetri Semua ibu hamil yang datang ke IGD akan dilihat di ruang obstetri oleh residen IGD dalam 5 menit. Semua ibu hamil dengan keluhan ginekologi akan dilihat di ruang obstetri oleh residen IGD dalam 10 menit. Tanda vital akan dicatat oleh perawat dalam 5 menit dari saat kedatangan. Pasien obstetri dan ginekologi yang kritis atau syok, akan ditangani di ruang resusitasi. Spesialis IGD akan menangani kasus dalam 5 menit. Resusitasi ABC dijalankan menurut protokol klinik. Resusitasi harus terus dilakukan selama transportasi pasien. Tanggung jawab staf IGD meluas hingga penanganan pasien diambil alih secara baik oleh dokter obgin yang bertugas. Seorang spesialis obgyn akan melihat kasus di ruang obstetric dalam permintaan staf IGD, dalam 30 menit. Ia akan menangani kasus obstetri dan ginekologi di ruang resusitasi dalam 15 menit. Waktu konsultasi akan dicatat di log book/ MR IGDPasien yang tidak memerlukan resusitasi di IGD, dapat dipindahkan langsung ke departemen/ruang obgin sesuai dengan kebijakan departemen/ruang.

Standing orders untuk ruang bedah minor Prosedur bedah minor seperti jahit luka, membalut luka, kateterisasi urin, dll. dilakukan di ruang bedah minor. Trauma multipel serius dan pasien yang tidak stabil ditangani di ruang resusitasi. Protokol pembedahan harus diikutiPersiapan sterilisasi kulit yang baikPersiapan lapangan pandang yang baikPenggunaan instrument dan jahitan yang steril Penggunaan ukuran jarum dan benang yang tepat Prosedur pengendalian infeksi harus diobservasi.Pasien tidak boleh menolak anestesi lokal bila terdapat indikasi(inform concern). Walaupun demikian, pada keadaan ini, observasi pasien secara ketat diperlukan pada prosedur ini. Posisi pasien yang tepat selama prosedur harus diawasi untuk menjaga syncope vaso-vagal.

Pengiriman pasien Transportasi aman di dalam rumah sakit Pasien harus distabikan dalam kondisi dan situasi yang mungkin.Posisi pasien harus aman selama transportasi bila dicurigai adanya cedera tulang belakang. Jumlah personel yang adekuat harus tersedia bila pertolongan dibutuhkan. Prosedur resusitasi yang terus menerus harus dipertahankan selama transportasi Pasien harus ditemani oleh seorang staf dengan tingkat kompentensi yang sesuai, sesuai dengan kondisinya. Tanggung jawab pengelolaan pasien harus diserahkan secara baik kepada departemen/ yang menerima.

Penyerahan pasien yg aman ke fasilitas lainnya Penyerahan pasien ke rumah sakit seperti halnya antara rumah sakit dan penyerahan pasien ke rumah sakit lain dilakukan sesuai rencana yg disetujui pada tingkatan regional: Indikasi, prosedur, dan komunikasi ditetapkan. Penerimaan dari rumah sakit yang dituju harus diperoleh. Stabilisasi sebelum dan selama pemindahan harus diyakinkan. Pasien ditemani oleh seorang staf tingkat yang sesuai. Rekam medis diberikan pada rumah sakit penerima. Ambulans harus dilengkapi dengan alat resusitasi yang memadai.

TERIMA KASIH