Travelwan edc November 2009

35

description

Here Travelwan for November issue

Transcript of Travelwan edc November 2009

Page 1: Travelwan edc November 2009
Page 2: Travelwan edc November 2009
Page 3: Travelwan edc November 2009

Dari Kami ................................................................... 4Tanya Redaksi ........................................................... 8

TRavel News 10Lion Air Tingkatkan Standar Keselamatan dengan RNP ..................................................................... 10Tax Refund Bagi Wisatawan Asing .......................... 10Maluku Bersiap Sebagai Tuan RumahSail Banda 2010 .............................................................. 11Bali Jadi Lokasi Syuting Julia Roberts ................... 12Pengukuhan Batik Oleh UNESCO .......................... 13

heaDliNe 14Pengembangan Pariwisata Lewat Industri Kreatif

special feaTuRe 18Sendratari Ramayana di Purawisata

TRavel TalK 22Industri Kreatif dan Pembajakan

TRaNspoRTasi 24Menjelajah Surakarta Dengan SepurKluthuk Jaladara

TRavel biz 26Geliat Industri Kreatif di Bandung

pRofil 30Wedha Abdul RasyidSeni dan Pendekatan Matematis dalam Karya Wedha

hobi & KomuNiTas 32Mengapresiasi Keris dari Sisi Berbeda

47 TRAvELWAN INSERT

58 CULTURE

34 TRIP

44 HOTEL & RESTO

TRip 34Kunjungan Wisata Ke Kota Anging Mamiri .......... 34Letusan Gunung Anak Krakatau yang Dicari Wisatawan ................................................. 40

hoTel & ResTo 44The Chateau and TobaccosFine Wine and Cigar

TRavelwaN iNseRT 47Potensi ............................................................................... 48Destinasi ............................................................................ 52Culture ............................................................................... 58Akomodasi ........................................................................ 60

TechNofile 62Memanfaatkan Smartphone dalam Industri Pariwisata

eTalase 64sNapshoT 66Indonesia Goes Green Serahkan Mangrove ....... 66Waterboom Flaz Tawarkan Kemudahan ............... 67Standard Hadir di Kidazania ...................................... 67Sulteng Buka Pusat Informasi ................................... 68ITTF Ajang Promosi Wisata Dalam Negeri .......... 68Gebyar Wisata Banten 2009 .................................... 69Berburu Paket Wisata di GATF 2009 ................... 70

caleNDeR of eveNTs 72Kalender event November - Desember 2009

eNglish secTioN 74Development of Bandung’s Creative Industry ... 74Enjoying Krakatau’s Eruptions .................................. 76Enjoying Ramayana Javanese Dance ..................... 78Tourism in Brief ............................................................... 79

TRavelogue 80Bangkok

Foto: Imang Jasmine

Foto: Damayanti

Foto: Okto Berbudi

Foto: Imang Jasmine

Page 4: Travelwan edc November 2009

KonsepBerasal dari kata-kata seperti 'hartawan', 'jutawan', ataupun 'karyawan' yang intinya menunjuk kepada si pelaku atau orang yang bersangkutan.

BahasaKombinasi antara Bahasa Inggris 'travel' yang berarti wisata atau perjalanan dengan bahasa Indonesia 'wan' yang berarti si pelaku, menunjukkan kepada siapa target audience majalah TravelWan ini: para pelaku bisnis dan industri di bidang pariwisa-ta, dinas pariwisata pemerintah daerah, dan para wisatawan, terutama di Indonesia.

Arti lainKata 'wan' di dalam Bahasa Mandarin juga berarti sepuluh ribu (10.000) atau kelipatan-nya. Contohnya: 'i bai wan'/'i pai wan' yang berarti seratus kali sepuluh ribu, atau satu juta. Konsep kata 'wan' kami ambil untuk menunjukkan besar & banyaknya potensi wisata Indonesia yang terdiri dari 17.508 pulau, negara ke-pulauan (archipelago) terbesar di dunia menurut CIA World Factbook [source: wikipedia.org].

'tre-ffel-Wãn'Inggit Agustina

Editor-in-Chief

Cover photoKura-kura KayuPhoto by Imang JasmineLocation Saung Angklung Udjo, Bandung

Managing DirectorJennifer T. D. Wanardi

Editor-in-chiefInggit Agustina

EditorOkto Berbudi

ReporterDessy Riyanti

Art DirectorImam Syafrudien

CreativeArtoio Gomes

Hermawan Pagarintan

E-mail redaksi: [email protected]

Business Development DirectorChing Ching

Marketing / Account ExecutivesCecillia Yaohan

Irawan Wicaksono

Event & Public RelationsOlga T. Aritonang

Circulation & DistributionWira Saputra

Tour ManagerNuning PratiwiFranciscus Lim

Advertising, circulation and other general info, E-mail: [email protected]

Travelwan diterbitkan oleh Travelwan is published by

PT. Wanardi Media Emporium Pluit Karang Permai III, N9 Selatan, No. 56

Jakarta 14450, Indonesia Tel. +62.21.667.8261Fax. +62.21.660.2802

Email: [email protected] Website: www.travelwan.com

Online blog: www.travelwan.com/blog

Printed by: Enka Parahiyangan, Jakarta© 2009 Wanardi Media Emporium

ISSN: 2085-1936

Kreatif

Manusia lahir dengan kamampuan dan biasanya juga keinginan untuk meniru, baik meniru apa yang ada di alam semesta maupun manusia lainnya. Ketika apa yang ia tiru

menghasilkan sesuatu yang baru, ia akan disebut kreatif. Sedangkan jika hasilnya sama, maka ia akan disebut plagiat.

Istilah plagiat muncul ketika manusia ingin melin-dungi identitas dirinya, ia ingin karyanya merupakan identitas diri yang tidak sama dengan orang lain. Pada saat yang sama orang lain juga lebih menghargai sesuatu yang lain, yang tidak sama dengan yang sudah ada. Tidak seperti jaman pra sejarah, ketika orang justru mengharapkan orang lain meniru dirinya untuk memenuhi kebutuhan membentuk kelompok

masyarakat.Karena sifat dasar suka

meniru akan terus melekat pada manusia, sementara keinginan untuk melindungi identitas diri juga semakin kuat, benturan antara keduanya takkan terhindarkan. Untuk meminimalkan dampak buruk, diperlukan peraturan atau rambu-rambu yang jelas.

Masalahnya sebagus apapun peraturan, seringkali tidak memberikan perlindungan yang diharapkan. Hal ini biasanya disebabkan pelaksana peraturan tidak punya ‘kualifikasi’ yang memadai.

Banyak hal yang menyebabkan pelaksana peraturan tidak bisa berbuat maksimal dalam menerapkan rambu-rambu yang ada, diantaranya yang sering disebut-sebut adalah rendahnya kesadaran akan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) dan kondisi ekonomi yang kurang mendukung kebutuhan perut kebanyakan anggota masyarakat.

Akibatnya kreativitas yang timbul lebih banyak untuk mencari jalan pintas agar perut segera terisi. Di sisi lain kreativitas sebenarnya merupakan sumber pendapatan yang tak terhingga.

Dengan kemauan keras, penyadaran terus menerus akan pentingnya menghormati HAKI, diharapkan kreativitas akan terus terpacu di negeri tercinta ini. Kali ini tidak lagi dalam mencari jalan pintas, tapi benar-benar menciptakan sesuatu yang membanggakan yang dapat menggerakkan roda perekonomian dengan lebih baik.

Page 5: Travelwan edc November 2009

contributors

Damayanti iriani Lahir di Jakarta 2 April 1985, wanita enerjik ini telah me- nyelesaikan studi S1 nya di bidang komunikasi dari Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama). Saat ini sedang menjalankan studi S2 di bidang komunikasi di salah

satu universitas swasta di Jakarta. Tahun 2006 terpi-lih menjadi Wk I Nong Banten dan tahun 2007 mewa-kili Banten dalam Pemilihan Duta Wisata Indonesia dan berhasil masuk dalam 10 besar Duta Wisata Indonesia. Memiliki hobi traveling mengunjungi pulau-pulau di Indonesia, hobi lainnya adalah menulis. Sejak kecil ber-cita-cita menjadi seorang jurnalis dan pernah menjadi wartawan cilik HU Republika. Merupakan alumni dari sekolah pembelajar penulis. Saat ini aktif menulis di blog pri-badinya di www.nongdamay.blogspot.com.

this issue

mja. nasHirBerpetualang, menulis dan memotret adalah kegemaranya. Sejak kuliah di UGM aktif di panggung teater. Me-mulai karier di Jakarta sebagai wartawan mu-sik sejak 2000. Terjun ke dunia iklan dan film secara freelance seba-gai Casting Director dan Asisten Director untuk beberapa produk TVC dari tahun 2002 – 2008 (diantaranya, iklan TV Hexos, Sampoerna A-Mild, Sugus, Sunlight, BNI 46, dll).

Pada tahun 2007 ke Kalimantan menangani project film Dokumenter (Ku Tak Bisa Meninggalkan Kutai). Tana Toraja juga menjadi tempat yang selalu dikun-junginya untuk pembuatan dokumenter mengenai pelestarian kebudayaan tradisional Toraja, baik secara fotografi maupun video (2003-2008). Di tengah kesi-bukan kerja di dunia iklan dan fotografi masih tetap menulis secara freelance untuk beberapa media serta menulis naskah film cerita dan komik novel.

Beberapa karya fotonya dapat di lihat di:http://emjea.devianart.com

6

Page 6: Travelwan edc November 2009

adalah ketika menelusuri dan menulis tentang candi-candi kecil di Jogja, karena selain lokasinya yang terpencil, sangat sedikit referensi sejarah dan pemandu yang bisa dikorek keterangannya.

Eka situmorangsir lahir di sebuah kota yang kental dengan budaya keraton Jawa. Seorang guru Bahasa Inggris paruh waktu dan seorang istri purna waktu. Menghabiskan waktu senggangnya dengan membaca, blogging dan uji coba resep di majalah. Menyukai traveling baik wisata alam maupun kuliner. Pernah nekat menjelajah jalan

darat (baca: nyetir mobil sendiri) dari Jakarta ke Sumatera juga menyusuri aspal panas Pantai Utara Pulau Jawa hingga berakhir di Lombok Nusa Tenggara Barat demi sebuah sensasi bernama petualangan. Mulai mengenal blog Maret 2009 dan beberapa tulisannya telah memenangkan penghargaan dari kompetisi menulis. Baginya blog telah menjadi media untuk belajar berbagi pikiran dan rasa dengan untaian kata-kata.

risna CaHyati, yang terjun ke dalam industri informasi dan teknologi telah bekerja untuk klien di berbagai negara di dunia. Sekarang ini ia bekerja sebagai Website Project Manager. Mimpinya ingin mempunyai tim produksi sendiri di masa yang akan datang. Risna dapat ditemui di berbagai website jaringan sosial dengan nickname pinkparis.

Dear Redaksi TravelWan,

Salam perkenalan, ini adalah surat saya yang pertama untuk Anda. Sebenarnya saya sudah lama ingin berkirim surat ke redaksi, tapi baru sempat saya lakukan saat ini. Sebelumnya saya ucapkan banyak terima kasih untuk TravelWan yang telah menjadi guide bagi kami sekeluarga dalam perjalanan liburan lebaran ke Bali, serta bahan bacaan di kala jemu menungu di tengah kemacetan.

Di tengah perjalanan, saya sekeluarga menyempatkan diri mampir ke Solo untuk melihat the hottest spot saat ini, yakni Wisata Kereta Uap sambil bereuni ke almamater tercinta. Banyak hal menarik yang saya temukan di situ yang belum banyak diulas media. Berikut saya kirimkan foto-foto tersebut beserta keterangannya khusus untuk Travel Wan. Demikian dari saya, terima kasih atas perhatian redaksi TravelWan.

Deddy Halim & dr. jeanne Vidianti gunawanJln. Mandolin G-20 Kelapa Gading Jakarta Utara 14250

Kirimkan surat Anda ke redaksi TravelWan!Anda memiliki pertanyaan ataupun komentar seputar dunia pariwisata, ataupun hal-hal mengenai TravelWan? Kirimkan komentar & pertanyaan Anda ke email kami di: [email protected] beserta nama lengkap, alamat & nomor telepon. Akan ada hadiah menarik tiap bulannya bagi surat pembaca yang terpilih oleh redaksi kami. Bagi yang memiliki pertanyaan seputar iklan ataupun prospek kerjasama lain, Anda bisa kirim email ke [email protected] tunggu komentar Anda!

Foto terpilih bulan ini mendapatkangratis berlangganan TravelWan

selama 3 bulan.Congratulations!

Berpetualang menikmati keindahan pariwisata memang meng- asyikan, selain itu juga menorehkan beragam cerita dan penga-laman. Kami ingin mengetahui daerah mana saja yang sudah atau pernah Anda kunjungi. Kirimkan foto Anda dengan majalah Tra-velwan di mana Anda pergi, tak terkecuali perjalanan di luar negeri sekalipun. Foto yang menarik akan kami tampilkan di tiap edisinya. Foto haruslah asli bukan rekayasa, dengan resolusi tinggi. Cantum-kan pula nama lengkap, alamat dan email serta keterangan dimana foto diambil. Kirimkan ke [email protected]

mengulas mitos daerahSalute to Travelwan.

Pertama kali melihat majalah pariwisata ini saya pikir akan sama seperti majalah sejenis lainnya. Namun setelah saya baca dengan teliti, di dalamnya mengulas berbagai hal selain pariwisata daerah tertentu di Indonesia. Potensi-potensi lokal, tokoh-tokoh lokal, serta program lokal pun diulas dengan sangat menarik.

Seni dan Budaya daerah juga ikut diangkat di dalamnya. Cover yang simple namun cukup indah merupakan daya tarik tambahan yang cukup mampu membuat pembaca pemula seperti saya ‘jatuh cinta’. Sekedar masukan agar juga mengulas mengenai sejarah atau mitos-mitos daerah yang membuat tempat pariwisa-tanya terkenal. Salute!

nanaReni Jaya-Pamulang

aulia HalimatussaDiaH, biasa dipanggil Ollie, lahir di Yogyakarta, 17 Juni 1983. Saat ini ia menjalankan bisnis toko buku online Kutukutubuku.com dan beberapa bisnis online lainnya sejak 2007. Sebagai penulis, ia telah menghasilkan 12 buku baik novel maupun buku panduan website dan blog. Tulisannya yang dimuat di blog pribadinya Salsabeela.com baru

saja memenangkan Bubu Awards 2009 kategori Tourism Blog Writing dengan membahas Pulau Komodo sebagai salah satu tujuan wisata eco-tourisme terbaik. Secara konsisten, di dalam blognya, ia selalu memberikan cerita-cerita dan foto-foto menarik seputar traveling yang dilakukannya baik dalam maupun luar negeri; karena traveling, fotografi dan makan adalah hobi yang tak terlepas dari kehidupannya. Impiannya adalah menikmati hidup dengan traveling rutin, baca buku di pantai Belitung dan minum kopi sambil melihat sunset di Bali. Aren't we all?

muHammaD Zamroni, pemuda yang berprofesi sebagai staff IT di perusahaan komunikasi ini mulai ngeblog sejak tahun 2003 dan mulai serius membuat travel blog sejak Februari 2007. Blog travelnya diberi nama ‘jengjeng matriphe!’ di mana ‘jeng-jeng’ (‘e’ dibaca seperti pada kata ‘goreng’) merupakan bahasa Semarangan yang berarti ‘jalan-jalan’. Menyukai obyek wisata pantai, budaya, sejarah, dan makanan unik. Pengalaman paling berkesan

terus menyuarakan pariwisataSalam sejahtera, saya tertarik membeli majalah Travelwan karena isinya sangat Indonesia. Tidak banyak majalah pariwisata yang secara khusus mengulas daerah-daerah di tanah air yang masih belum banyak diekspose seperti yang dilakukan oleh majalah ini. Pemberitaan memang menjadi alat yang manjur untuk mempromosikan suatu daerah. Tetapi juga harus diingat bahwa kesiapan suatu daerah untuk menerima wisatawan baik dari segi infrastruktur maupun mental dari masyarakatnya menjadi tolak ukur utama agar pariwisata di suatu daerah dapat berkembang. Semoga majalah ini bisa terus menyuarakan hal-hal yang dapat meningkatkan pariwisata di negara kita.

iwanPondok Kelapa, Jakarta Timur

Hai Travelwan, terima kasih ya telah memuat pilihan destinasi yang bisa

dilakukan di Jakarta pada edisi yang lalu. Informasi tersebut bisa jadi referensi untuk liburan keluarga jika kami tidak ingin berwisata ke luar kota. Ternyata banyak tempat yang dapat kami kunjungi mulai dari museum hingga lokasi yang menawar-kan wisata kuliner. Tampilan majalah yang semakin atraktif pada tiap edisi juga membuat aku tak sabar menunggu edisi terbaru yang akan terbit. Sukses buat Travelwan.

susiPejaten Barat, Jakarta Selatan

inilah para pemenang...!!! BloggerJourney - chapter 01: Sumatera

8 9www.travelwan.com

Page 7: Travelwan edc November 2009

travelnews

JAKARTA – Maskapai Lion Air berusaha untuk terus meningkatkan standar kesela-matan dan keamanan bagi pelanggannya dengan menerapkan teknologi Required Navigation Performance (RNP) pada pesawat Boeing 737-900 ER.

Menurut Direktur Produksi Lion Air Ertata Lananggalih pengaplikasian instru-ment itu dimulai November 2009 sebelum

Lion Air Tingkatkan Standar Keselamatan dengan RNP

JAKARTA – Pemerintah Provinsi Maluku mulai mempersiapkan diri untuk menyelenggarakan kegiatan pelayaran internasional Sail Banda 2010 yang rencananya akan berlangsung pada 27 Juli – 28 Agustus 2010.

Pelaksanaan kegiatan ini akan digelar di tiga lokasi yaitu Pulau Banda, Pulau Lucipara dan salah satu pulau di Kabupaten Maluku Barat Daya yang akan dijadikan sebagai tempat upacara bendera di bawah laut.

Kadisbudpar Maluku Florance Sahusilawane mengutara-kan upaya penataan situs bersejarah dan tempat wisata di Banda dan di kota Ambon sudah mulai dilakukan. Selain destinasi wisata, pemprov Maluku juga membenahi tempat menginap bagi sekitar 5.000 tamu yang diperkirakan akan berpartisipasi di acara tersebut.

“Kita akan menyiapkan rumah penduduk sebagai homestay baik di Banda, Ambom, Pulau Moa atau Tiakur karena hotel yang ada di Maluku tidak akan cukup,” ujarnya.

Ia menambahkan pulau Lucipara yang berjarak sekitar 1.000 mil laut dari kota Ambon memang direncanakan untuk menjadi salah satu ikon pariwisata Maluku. Sehingga di tempat itu rencananya akan dibangun resort dengan berbagai fasilitas dan sarana pendukung untuk menarik wisatawan.

Menurut Florance hal lain yang juga perlu dilakukan adalah sosialisasi sadar wisata bagi masyarakat Maluku agar mereka memahami bagaimana menyambut dan memper-lakukan wisatawan yang akan datang.

“Kegiatan ini memiliki nilai jual di bidang pariwisata karena bisa mendatangkan pelayar internasional dan wisatawan mancanegara,” katanya.

Konferensi Internasional Sumber Daya Hayati Laut rencananya juga akan digelar di Maluku sebelum berlang-sungnya Sail Banda. Konferensi yang akan dihadiri berbagai negara itu diharapkan dapat memberi citra positif bagi Maluku sebagai tuan rumah penyelenggaraan event interna-sional.

secara efektif digunakan pada 26 pesawat B737-900 ER, dari total 178 buah yang dipesan, pada Januari 2010.

RNP merupakan salah satu bagian dari sistem navigasi global yang berfungsi untuk meningkatkan keselamatan penerbangan. Terutama ketika pesawat akan lepas landas ataupun mendarat di bandara yang juga menggunakan sistem navigasi tersebut.

Alat itu juga memudahkan pilot untuk melakukan pendaratan secara lebih presisi dan mengurangi kemungkinan pesawat mengalihkan pendaratan di bandara lain, meminimalkan konsumsi bahan bakar serta kecelakaan.

“Dengan digunakannya alat ini dapat mengurangi waktu tempuh sekitar 7-10 menit. Gerakan pesawat juga semakin smooth sehingga penumpang merasa nyaman,” katanya.

Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengatakan pada tahap awal sistem

tersebut akan dipasang di Bandara Sam Ratulangi Manado dan Pattimura Ambon karena fenomena cuara di bandara itu cepat berubah. Selain itu juga karena tingginya frekuensi penerbangan dan tingkat isian penumpang serta adanya rintangan seperti gunung di sekitar bandara.

Dalam menerapkan teknologi tersebut, Lion akan melakukan kerjasama teknis dengan Boeing menyangkut proses validasi dengan berbagai pihak terkait yaitu pengelola bandara dan Dirjen Perhubungan Udara. Termasuk pula pelati-han sumber daya manusia, khususnya pada pilot.

“Harga peralatan termasuk dalam paket pembelian, jika dihitung sekitar US$300-400 ribu,” tambahnya.

Maskapai ini menargetkan dapat mengangkut sebanyak 13 juta penumpang tahun ini dimana hingga September baru tercatat sebesar 9 juta penumpang.

cou

rtes

y ph

otog

raph

: air

liner

s.ne

t

courtesy photograph: sailbanda.com

Maluku BersiapSebagai Tuan RumahSail Banda 2010

more detail....?see next page......

Tax Refund Bagi Wisatawan Asing Berlaku Mulai 2010JAKARTA – Wisatawan asing yang berkun-jung ke Indonesia dapat mengajukan tax refund atau pengembalian pajak pertam-bahan nilai (PPN) atas barang yang telah mereka beli di sini mulai tahun depan.

Dalam kebijakan pengembalian PPN dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) ditetapkan batas pembelian barang dalam negeri yang akan dibawa ke luar negeri oleh wisatawan asing minimal sebesar Rp5 juta.

Menurut Direktur Peraturan Perpaja-kan I Ditjen Pajak Catur Rini Widosari pemerintah hanya menetapkan batas minimal tax refund sebesar Rp500.000 tanpa memberikan batas maksimal. Hal ini berlaku untuk semua pembelian yang akan dibawa ke luar negeri melalui bandara.

Dengan demikian wisatawan yang membeli barang dengan total pengelu-aran minimal Rp5 juta dapat mengajukan restitusi sebesar 10% dari nilai belanja atau sebanyak Rp500.000.

"Tidak ada batasan maksimal. Pembebasan PPN akan diberikan jika mereka dapat membuktikan dengan menunjukkan faktur,” ujarnya.

Rini menambahkan diberlakukannya kebijakan tersebut untuk memberikan insentif bagi wisatawan asing agar mereka tertarik untuk berbelanja di Indonesia. Harapannya agar industri kecil bisa lebih berkembang karena selama ini ketika mereka berkunjung ke Indonesia banyak yang membeli barang-barang handicraft.

Dalam teknis pelaksanaannya nanti, Direktorat Jenderal Pajak akan menempatkan aparatnya di setiap bandara internasional untuk mempermudah penerapan kebijakan tersebut.

Dengan diberlakukannya kebijakan ini, Indonesia menyusul negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand yang telah terlebih dahulu menerapkan aturan yang sama.

10

Page 8: Travelwan edc November 2009

travelnews

Pengukuhan Batik oleh UNESCO Perlu Ditinjaklanjuti Riset

JAKARTA – Studi antrolopogi sosial yang terkait dengan pola-pola maupun jenis-jenis batik per daerah serta riset mengenai jenis kain yang cocok untuk diaplikasikan di Indonesia berikut bahan pewarna dan teknik pembuatan menjadi pekerjaan rumah yang perlu ditindaklanjuti menyusul diakuinya batik sebagai Warisan Budaya Dunia (World Heritage) oleh UNESCO.

Hal tersebut diungkapkan oleh desainer batik Iwan Tirta dalam pameran dan seminar “Batik Kreativitas Budaya dan Teknologi Indonesia” yang diselenggara-kan oleh Kementerian Negara Riset dan Teknologi dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Jenis batik yang dikukuhkan sebagai warisan budaya dunia tak benda tersebut adalah batik tulis dan bukan batik printing karena jenis batik itu juga diproduksi di beberapa negara lain. “Batik tulis merupa-kan seni, sementara batik cap dan batik printing merupakan jalan pintas untuk mencari uang,” ujar maestro batik Indone-sia yang telah menekuni dunia batik sejak tahun 1960 ini.

Desainer batik asal Cirebon Komarudin Kudiya mengutarakan tahun 2008-2009 merupakan masa penurunan produksi batik tulis akibat munculnya tekstil bercorak batik dengan mengambil motif

tradisional yang bagus-bagus seperti mega mendung.

Untuk itu ia menganjurkan agar pembuat batik mencantumkan proses pembuatan batiknya apakah itu tulis, cap atau printing. Pemerintah melalui Departe-men Perindustrian juga telah mengusul-kan diberlakukannya BMI (Batik Mark Indonesia) yang merupakan semacam lebel untuk memberikan jaminan kualitas produk yang dibeli konsumen.

Label itu diberikan setelah melalui uji kelayakan di Balai Besar Kerajinan dan Batik di Yogyakarta. “Label yang tercantum untuk batik tulis adalah emas, campuran antara batik tulis dan cap perak sementara untuk batik cap berwarna putih,” katanya.

Komarudin menambahkan berkem-bangnya teknologi software di bidang komputer yang membuat pola batik dengan menggunakan rumus matematik (batik fractal) dapat menambah khasanah baru.

“Inovasi ini memberikan konsep baru untuk orang-orang yang berkarya di bidang komputer, orang yang memindah-kan motif ke kain serta pengrajin batik itu sendiri,” imbuhnya.

Setelah wayang (2003) dan keris (2005), masuknya batik sebagai warisan

budaya dunia menambah daftar kebudayaan asli Indonesia yang diakui secara internasional.

1. UNESCO menunjuk batik Indonesia sebagai mahakarya warisan budaya. (Foto: Desy. R)

2. Menteri Peranan Wanita, Mutia Hatta, nampak serius memperhatikan corak batik ciptaan disainer Iwan Tirta. (Foto: Desy. R)

3. Jenis batik yang dikukuhkan sebagai warisan budaya dunia tak benda tersebut adalah batik tulis dan bukan batik printing karena jenis batik itu juga diproduksi di beberapa negara lain. Nampak Menteri Peranan Wanita, Mutia Hatta dengan serius menyimak penjelasan dari maestro batik, Iwan Tirta. (Foto: Desy. R)

1

3 2

Bali Jadi Lokasi Syuting ‘Eat, Pay, Love’ yang Dibintangi Julia Roberts

JAKARTA – Bali menjadi salah satu lokasi pengambilan gambar dalam film garapan Columbia Picture ‘Eat, Pray, Love’ yang dibintangi aktris peraih Oscar Julia Roberts dan

diproduksi Plan B Entertainment milik aktor Brad Pitt.

Pengambilan gambar dalam film yang merupakan adaptasi dari buku laris karya Elizabeth Gilbert dan dijadwalkan

rilis pada tahun 2011 ini dilakukan di beberapa tempat, antara lain Monkey

Forest, perkampungan seniman Ubud,

Jimbaran, Sanur dan Candidasa.

Proses pengam-bilan gambar di pulau

dewata tersebut berlangsung

selama kurang lebih tiga

minggu dari tanggal 16 Oktober sampai 6

November. Dalam salah satu bagian cerita, Julia yang memerankan Elizabeth si penulis buku, digambarkan beradegan naik sepeda berkeliling hutan di kawasan Monkey Forest yang dipenuhi kera.

Setting di Bali menghabiskan sepertiga dari seluruh durasi film, yang memulai syutingnya sejak Agustus 2009, dengan mengambil tempat di beberapa lokasi termasuk New York, Naples di Italia dan Pataudi di India.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Ida Bagus Sedhawa berharap kepercayaan terhadap Bali sebagai salah satu lokasi pengambilan gambar dapat memberi-kan dampak positif terhadap pariwisata Bali yaitu meluasnya promosi ke berbagai negara.

Sementara Bupati Gianyar Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengutarakan selain membawa dampak positif bagi kepariwisataan Bali, proses syuting yang melibatkan banyak kru dapat memberikan keuntungan ekonomis bagi masyarakat sekitar.

Eat, Pray, Love mengisahkan perjalanan yang dilalui Elizabeth dalam upaya mencari kebahagiaan yang sejati. Dalam perjalanan tersebut ia berkunjung ke Italia untuk belajar menikmati hidup, melakukan eksplorasi spiritual dengan menyelami makna doa dan pengharapan di India dan akhirnya menemukan cinta dari seorang lelaki Brazil bernama Felipe di Bali.

13www.travelwan.com

Page 9: Travelwan edc November 2009

headline

Di beberapa negara maju industri kreatif kini sedang menjadi primadona, bahkan kekuatan ekonomi baru setelah minyak dan persenjataan. Misalnya di Inggris dan Korea, indutri

kreatif telah menjadi penggerak peningkatan pendapatan masyarakatnya. Ada beberapa hal yang mendorong industri ini bergerak cepat, yakni pengaruhnya terhadap pertumbuhan yang signifi-kan pada pendapatan per kapita penduduk, serta dampak sosialnya dengan terciptanya pemerataan kesejahteraan dan tumbuhnya toleransi sosial.

Inggris, misalnya, industri ini mampu menyum-bang lebih dari 8% pendapatan nasionalnya. Mengetahui begitu dahsyatnya industri ini, pemerin-tah Inggris mendirikan satu departemen yang

Industri kreatif diyakini akan menjadi kejutan baru dalam

dunia pariwisata. Selain melahirkan

banyak lapangan usaha baru, sumber

daya terbarukan, membentuk citra

dan identitas bangsa, industri kreatif juga dapat meningkatkan

kunjungan wisatawan sebuah negara yang akhirnya akan ikut

mensejahterakan rakyat.

teks: Okto.

khusus menangani masalah industri kreatif dengan sebutan Minister for Creative Industry and Tourism

Sedangkan untuk Korea Selatan, mereka telah berhasil menggarap Culture & Content Industry. Keberhasilan Korsel dalam menggerakkan industri kreatif ini terlihat dari penguasaan pasar global yang cukup besar, misalnya untuk publishing (termasuk komik dan tokoh rekaan) mencapai 4% dari pangsa pasar dunia sebesar US$3.901 miliar.

Begitu pula penguasaan pasar untuk animasi dan film masing-masing mencapai 0,3% dan 3,5% dari pangsa pasar dunia sebesar US$750 miliar dan US$805 miliar. “Korea memang begitu antusias, serius untuk memajukan industri yang bermuatan budaya. Selain menyerap tenaga kerja begitu besar, industri ini juga menghasilkan nilai ekonomi yang sangat tinggi,” kata Bakri, Direktur Pember-dayaan Masyarakat Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Potensi industri kreatif indonesiaLantas bagaimana dengan Indonesia yang

sebenarnya merupakan gudang dari kreatifi-tas? Tidaklah berlebihan apabila Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ingin mengembangkan warisan budaya menjadi industri kreatif. Apalagi saat ini berbagai destinasi wisata yang berkonten budaya, desa wisata yang menawarkan kehidupan kultur desa, suvenir yang jadi ikon daerah setempat, batik yang kini menjadi warisan budaya dunia dan sebagainya, bisa menjadi sebuah kekuatan industri kreatif.

Industri Kreatif

ilustrasi: Artoio Gomes

Pengembangan Pariwisata LewatIndustri kreatif sebenarnya telah memberikan

kontribusi yang cukup besar pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, yaitu sekitar 6%. Tiga industri terbesar adalah fashion, kerajinan, pariwisata dan periklanan. Lainnya adalah penerbitan dan perce-takan, media, televisi, desain, arsitektur, pertunjuk-kan dan masih banyak lagi.

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik memperkirakan sebanyak 68% uang yang dihabiskan turis asing maupun lokal mengalir ke industri kreatif. Konsumsi tersebut meliputi akomodasi, kuliner, cinderamata dan rekreasi hiburan seni. "Pariwisata memberi kontribusi cukup besar bagi pengem- bangan industri kreatif," ujarnya beberapa waktu lalu.

Pada dasarnya industri kreatif berpegang pada kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk berkembang. “Intinya industri kreatif merupakan segala kreatifitas yang mempunyai nilai ekonomis, salah satunya dari kegiatan pariwisata di mana hasil-hasilnya memiliki nilai ekonomis yang dapat di hasilkan misalnya, suvenir, kuliner, dan bahkan budaya setempat dapat dikemas sedemikian rupa sehingga mempunyai nilai jual yang menguntungkan dengan tetap menjaga keberlangsungannya (sustain-able tourism culture),” terang Bakri. Lebih lanjut ia mengatakan, kekayaan seni budaya dan kreatifitas yang besar di Indonesia belum tergarap dengan optimal. Suatu kesenian daerah bisa terus eksis jika ada rasa bangga dari penggu-nanya dan memberi manfaat ekonomi. Apakah ditampilkan dalam gelar ulang tahun, peresmian suatu kantor atau tampil di televisi, atau suatu festival, yang penting mendapat pengakuan, uang dan manfaat. “Jika ini dapat menggelinding terus, Indonesia bisa diperkuat diantaranya menumbuh-kembangkan seni-seni budaya, termasuk batik, lukisan, wayang, dan ketoprak,” papar Bakrie.

Seperti diketahui, jenis industri yang masuk dalam kategori industri kreatif meliputi kerajinan, periklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antik, desain, fashion, film dan video, fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan peranti lunak, radio dan televisi, riset dan pengembangan, serta kuliner.

“Sejauh ini memang sektor-sektor industri tersebut belum dikelompokkan secara spesifik. Dengan mulai dikelompokkan, pembinaan dan perhatian pemerintah terhadap industri ini bisa semakin ditingkatkan,” jelasnya. Dari keseluruhan potensi tersebut Bakri mengungkapkan, sebagian besar didominasi oleh industri batik dan barang-barang seni. “Kuliner juga cukup menjanjikan. Tinggal bagaimana para pelaku usahanya mampu mengemasnya sebagai sebuah bisnis profesional.”

Di bidang pariwisata, sektor ini memiliki andil besar. Para pelaku usaha kuliner, benda seni, cenderamata serta pelaku transportasi yang notabene merupakan bagian dari sektor industri kreatif, kini menjadi pilar penting. Tak kurang dari 68% devisa negara dari pariwisata mengalir dari

14 15www.travelwan.com

Page 10: Travelwan edc November 2009

headline

Dua anak memamerkan keahlian mereka dalam memainkan alat musik tra-disional Provinsi Lampung. (Foto: MJA. Nashir)

industri kreatif. “Jadi boleh dibilang pariwisata berkontribusi cukup besar pada industri kreatif. Pun sebaliknya, industri kreatif juga sangat berperan pada peningkatan kinerja dunia pariwisata,” tambah Bakri.

Hal senada juga diungkapkan oleh Mukhlis Paeni, Ketua Lembaga Sensor Film dan juga Pengamat Ekonomi-Kebudayaan Indonesia. Indonesia memang terkenal memiliki sumber daya alam yang begitu besar, tapi sumber daya alam ini suatu saat akan habis karena dieksploitasi, tetapi kekayaan yang berupa kebudayaan tidak akan habis bila terus digali sekalipun. Bahkan makin dalam penggalian itu, makin memperkaya khazanah kebudayaan nasional, yang menjadi deposit industri kreatif.

Menurut Mukhlis, pada era ini peradaban umat manusia memasuki ekonomi kreatif. Dalam tatanan itu Indonesia sangat melimpah dengan deposit budaya. "Warisan budaya ini harus dijaga dan dilin-dungi demi harkat dan harga diri bangsa. Selain itu jika diolah dapat memberi nilai tambah yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat."

Pemerintah, tambahnya, menetapkan cetak biru ekonomi kreatif Indonesia, yakni konsep ekonomi baru yang berorientasi pada kreativitas, budaya, serta warisan budaya dan lingkungan. Cetak biru tersebut memberi acuan bagi tercapainya visi dan misi industri kreatif Indonesia sampai 2025. "Landasan utama industri kreatif adalah sumber daya manusia yang ditopang cendekiawan, pengusaha, dan pemerintah. Mereka inilah yang harusnya menjadi penggerak industri kreatif."

Mukhlis mengatakan, film adalah bagian dari industri kreatif yang merupakan tambang baru dan bisa menarik wisatawan juga. Karena itu, pertum-buhan produksi film perlu didukung terus agar terbuka lapangan kerja yang luas. Menyinggung

tentang budaya, ia mengatakan bahwa sebenarnya budaya Indonesia yang sangat beragam merupakan modal besar sebagai sebuah ide, namun hingga saat ini pemanfaatannya masih sangat minim. Lebih dari separuh film Indonesia, mengambil tema horor. “Ini membuktikan bahwa pelaku masih mengalami kekeringan kreatifitas.”

Menggali Industri kreatifDepbudpar juga tak kendur dalam upaya

mendukung pengembangan industri kreatif terutama dari unsur kepariwisataan. Salah satunya pada bidang kuliner yang mengangkat berbagai jenis masakan tradisional khas Yogyakarta dan Jateng yang mulai langka melaui kegiatan Java Promo.

Dengan menghimpun 15 dinas pariwisata kota dan kabupaten se-Yogyakarta dan Jateng bersama asoasiasi pariwisata menggelar Festival Kuliner Java Promo 2009 di bekas Hotel Ambarukmo, Sleman Yogyakarta. Festival yang bertema "Sajian Tradisional Tak Lekang oleh Zaman Tak Surut oleh Keadaan" itu dimeriahkan oleh berbagai kegiatan seperti pameran dan bazar potensi makanan dan

minuman khas daerah. Ini juga merupakan pameran kuliner pertama yang mengembangkan industri kreatif dari bidang kuliner.

Agar program industri kreatif ini bisa berjalan dengan baik, tentu diperlukan juga pembenahan-pembenahan yang dapat menopang pasriwisata itu sendiri, dengan kata lain bagaimana mempersiapkan destinasi pariwisata menjadi destinasi yang menarik untuk dikunjungi. Untuk hal ini perlu dipersiapkan masyarakat yang sadar akan wisata atau masyarakat yang menyadari betapa pentingnya menjadi tuan rumah dari wisata tersebut.

“Tuan rumah yang bisa menjaga keamanan tempat tujuan wisata. Tuan rumah yang tahu bagaimana caranya melayani orang yang berkunjung ke restoran. Tuan rumah yang tahu bagaimana menunjukkan keramahan kepada orang asing yang berkunjung ke suatu tempat. Tuan rumah yang bisa menceritakan tempatnya indah untuk dikunjungi sehingga wisatawan dapat kembali lagi,” terang Bakri.

Tak hanya itu, daerah yang dipromosikan juga harus siap, Bakri mencontohkan di kawasan Parangtritis. “Di sini kami memberikan pelatihan dan program kampanye dalam bentuk aksi kebersihan, keramahan, pelatihan variasi produk makanan ikan laut dan sebagainya. Dan kini rumah makan yang tadinya terkesan kumuh telah berubah menjadi bersih, mereka juga menciptakan inovasi-inovasi baru guna menarik para pengunjung.”

Selain itu, di Sulawesi menjelang WOC beberapa waktu lalu juga dilakukan pelatihan terhadap masyarakat tentang bagaimana merangkai bunga. Sebelumnya masyarakat lebih suka menggunakan bunga-bunga imitasi untuk dekorasi, padahal di desa mereka terdapat berbagai jenis bunga liar yang indah namun tidak dimanfaatkan. Bersama tim dari Yogya, mereka dilatih merangkai bunga dan memperagakannya pada waktu pembukaan WOC. Hasilnya kini di Sulawesi Utara banyak petani dan perangkai bunga. Jika dulu bunga-bunga tersebut tidak memiliki nilai jual, berkat kreatifitas mereka, kini memiliki nilai yang tinggi.

Lebih lanjut Bakri mencontohkan apa yang telah dilakukannya untuk menunjang industri kreatif pada pariwisata di Lombok. Agar atraksi wisata menjadi lebih menarik, masyarakat diberi pelati-han pramuwisata, tenun, variasi model tenunan, serta bagaimana meningkatkan kualitas tenunan.

Sementara untuk di kawasan candi Borobudur, masyarakat juga diberi pelatihan pengembangan variasi produk dari gula dan kerajinan mendong yang tidak hanya dibuat sebagai tikar tapi juga dapat dikemas menjadi produk kerajinan yang bernilai tinggi.

Bakri mengaku pelatihan dan pembinaan ini belum bisa merata, tergantung dari kondisi daerah, tetapi secara umum pelatihan yang diberikan adalah tentang pramuwisata, wawasan tentang pariwisata, pelayanan, dan menjaga keamanan tempat wisata.

Untuk menumbuhkan sadar wisata dalam upaya menunjang industri kreatif pariwisata, setiap ada kegiatan di daerah akan ditampilkan kesenian dari daerah tersebut. Dengan demikian pengunjung mengenal seni dan budaya masyarakat daerah yang dikunjungi. Di sisi lain masyarakat daerah bersang- kutan akan merasa bangga karena diberi kesempa-tan untuk memperlihatkan atraksi seni dan budayanya.

Dan jika ini terus dilakukan, secara ekonomi tentu akan menguntungkan banyak pihak. Itu juga yang membuat pemerintah belum lama ini memperkenalkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) pariwisata yang diharapkan bisa menumbuhkan kemampuan kepada masyarakat untuk mengenali potensinya, mengembangkannya menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi.

Pariwisata Mandiri Seperti dikatakan Bakri, PNPM Mandiri

Pariwisata adalah program rintisan. Seperti PNPM Mandiri yang dikembangkan oleh departemen lain, dana PNPM Mandiri Pariwisata ini juga langsung disalurkan kepada kelompok masyarakat dan tidak melewati jalur birokrasi. Ini untuk mengurangi kebocoran dana, katanya.

Menurutnya, sektor pariwisata merupakan salah satu instrument yang sangat efektif dalam upaya mendorong pembangunan daerah, pemberdayaan masyarakat serta menanggulangi kemiskinan. Untuk itu, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata berupaya lebih konkrit menyentuh kepariwisataan agar rakyat dapat langsung berkiprah untuk memberdayakan dirinya.

Dikatakan, PNPM Mandiri Pariwisata ini berupaya membantu masyarakat miskin yang tinggal di sekitar wilayah destinasi pariwisata. Desa-desa miskin yang menjadi sasaran PNPM Mandiri Pariwisata adalah desa-desa yang memiliki potensi pengembangan kegiatan kepariwisataan, dekat dengan Obyek Daerah Tujuan Wisata (ODTW), maupun fasilitas pendukung pariwisata.

Tahun 2009 ini menurutnya ada 104 desa dari 17 propinsi yang menerima dana PNPM Pariwisata. Masing-masing desa mendapatkan bantuan Rp50 juta hingga Rp100 juta. Harapannya dengan program PNPM Pariwisata ini masyarakat pelaku wisata mampu meningkatkan pendapatannya dari sektor pariwisata. Jika program ini berhasil rencananya pada tahun 2010 akan ada 1000 kecamatan yang akan menerima bantuan yang sama. Semoga!

Kiri atas: Kerajinan dengan menggunakan alat tradi-

sional pun mampu menjadi potensi untuk mengangkat

pariwisata suatu daerah tertentu. (Foto: Okto)

Kanan atas: Direktur Pemberdayaan Masyarakat

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Bakri. (Foto: Okto)

Bawah: Pengembangan indus-tri kreatif juga dapat dilaku-

kan melalui beragam macam festival makanan. Seperti

gambar di atas, saat diadakan Festival Rujak Cingur 2009 di Surabaya dalam menyambut HUT Kota Surabaya beberapa

waktu lalu.(Foto: Imang Jasmine)

batik yang kini menjadi

warisan budaya dunia dan

sebagainya, bisa menjadi sebuah

kekuatan industri kreatif.

16 17www.travelwan.com

Page 11: Travelwan edc November 2009

spesialfeature

Ki Dalang adalah dirijen orkestrasi gamelan, sekaligus memberi aba-aba kepada para pemain untuk tampil sesuai peran dan

adegan masing-masing. Yang terdengar memang hanya suaranya saja, karena Ki Dalang duduk persis di bagian depan panggung – tapi penonton tak melihat karena fokus cahaya ke para pemain di panggung. Pendar-pendar kilau cahaya terpantul dari asesoris warna emas yang menghiasi mahkota, sumping, gelang maupun manik-manik. Gemerlap mengesankan.

Drok dok dok dok.. crek., crek, crek.Tangan kanan Ki Dalang mengetok peti dan kaki kirinya menekan-nekan lempengan besi, disahuti irama gamelan yang dipandu kendang, lantas ia ber- antawacana, mengucapkan kalimat berbahasa Jawa..” bumi gonjang ganjing langit kelap-kelap, lir..” maka atmosfir di gedung pertunjukan digiring untuk menikmati estetika wayang.

Itulah wayang orang, disingkat WO, seni pertunju-kan yang sekarang menjadi bagian dari industri kreatif yang perlu ditingkatkan. Perubahan di sana-sini sesuai perkembangan jaman, harus dilakukan, meski hanya di bagian luar atau kemasannya saja. Di Yogya ada pertun-jukan sendratari Ramayana yang pentas setiap malam, tepatnya di Gondomanan – Pujokusuman, sebelah barat alun-alun.

Semua pengemudi moda transportasi di Yogya kenal karena lokasi ini doeloe merupakan Taman Hiburan Rakyat (THR) yang berdekatan dengan terminal bis.

Ya, sekitar tahun 70-an ada pentas WO yang berlangsung mulai jam 20.00 sampai sekitar jam 00.00. Penontonnya campuran, warga Yogya, wisatawan domestik maupun mancanegara. Setiap malam judulnya berganti, baik diambil dari kisah Ramayana maupun Mahabharata. Sayang, tak semua penonton mampu bertahan selama 4 jam, sehingga sebelum

usai mereka sudah pulang. Dan, lama kelamaan, sepi peminat.

Salah seorang pengurus, Dahanan, mengusulkan untuk menampilkan sendratari Ramayana dengan durasi 15 menit sebelum pagelaran wayang orangnya dimulai. Yang dimaksud dengan sendratari adalah pentas tarian yang menggambarkan cuplikan-cupli-kan dari cerita Ramayana, hanya dialognya diganti tembang.

Ternyata suguhan sendratari mendapat sambutan dari wisatawan. Dengan dukungan Ki Dalang, pentas padat ini mampu menarik banyak penonton. Gedung pertunjukan yang tadinya sepi berangsur-angsur kembali semarak.

Berganti tahun pengorganisasian kelompok sendratari dipisah dengan kelompok wayang orang - walau berada dalam satu gedung pertunjukan. Beda pendapat ternyata makin meruncing, dan berujung pada tahun 1979. Sendratari dan WO berpisah, masing-masing tampil di gedung yang berbeda.

Kiri: Seperangkat gamelan terdiri dari beberapa alat musik, diantaranya satu set alat musik serupa kendang, rebab dan celempung, gambang, gong mengiringi tarian Ramayana. (Foto: istimewa)

Tengah: Bagi wisatawan mancanegara, Purawisata bukan-lah tempat yang asing. Sudah menajdi tujuan wisatawan manapun yang ingin mengenal budaya jawa, khususnya sendratari (Foto: Lusi)

Bawah: Saat pementasan sendratari Ramayana selesai, para pemain pun memperkenalkan diri pada penonton. Bahkan penonton diberi kesempatan pula untuk berfoto bersama. (Foto: istimewa)

teks : LusiSendratariRamayanadi Purawisata

18 19www.travelwan.com

Page 12: Travelwan edc November 2009

spesialfeature

Sejak itu suguhan yang ditampilkan sendratari diolah-garap lagi. Durasi ditambah menjadi 25 menit, dan pentas setiap malam. Karena yang ditampilkan hanya kisah Ramayana, maka dinamai Sendratari Ramayana THR Santi Budaya. Pada tahun 1984 sendra-tarinya sempat direkam oleh TV Jerman Barat dan disiarkan di daratan Eropa. Hasilnya, tahun berikutnya mereka diundang pentas di Swiss, Perancis dan Spanyol. Muhibah budaya ini dilakukan selama 3 bulan.

Tari dan TembangTahun 1990 lokasi yang doeloe-nya THR dan

terminal berubah menjadi Purawisata. Warga masyarakat memanfaatkan lokasi ini untuk berbagai kegiatan. Sedangkan aktivitas sendratari Ramayana dimulai sejak sore. Jumlah personilnya sekitar 70 orang, terdiri dari pemain gamelan, penari senior dan yunior, serta pendukung teknis. Menjelang malam penonton berdatangan, wisatawan domestik maupun mancanegara.

Gemulai tarian, tembang yang dilagukan dengan merdu diiringi gamelan, memang mempesona. ”Sama seperti wayang orang, tembang yang dilantunkan pada sendratari Ramayana juga memakai bahasa Jawa. Wisatawan asing atau yang dari daerah lain mungkin tidak mengerti bahasanya tapi mereka bisa memahami

isi ceritanya. ”Penonton memahami lakon Ramayana dari bahasa gerak,” terang Dahanan.

Ramayana berkisah tentang Rama yang bersama istrinya Dewi Sinta sedang memadu kasih di hutan. Rahwana alias Dasamuka, raja raksasa - berencana menculik Dewi Sinta. Ia mengumpan kijang emas – yang segera dikejar Rama atas permintaan Dewi Sinta. Suami-istri itu terpisah, sehingga Rahwana leluasa melarikan Dewi Sinta dan dibawa ke Alengkadireja. Dibantu Sugriwa – raja kera, dan Anoman ksatria kera, serta ribuan pasukan kera, Rama dan adiknya, Laksmana, berjuang keras membebaskan Dewi Sinta. Berbagai rintangan diatasi bersama, dan berhasil.

”Rama merupakan simbol kebaikan sedangkan Rahwana simbol keburukan. Jadi simbol keburukan terkalahkan oleh kebaikan. Penonton merasakan kandungan nilai-nilai luhur di dalamnya,” tambah Dahanan. Ia menambahkan bahwa mengelola pentas budaya bukanlah hal mudah, diperlukan kemasan yang sesuai dengan dinamika kehidupan untuk melestarikan seni budaya tersebut.

Ganti LakonPerjuangan tak kenal lelah lengkap dengan

suka-duka telah dijalani grup sendratari ini, yang sudah berkiprah 33 tahun. Setiap hari pentas dengan durasi

pertunjukan satu setengah jam, ada penonton atau tidak ada penonton. Bahkan listrik padam pun pertunju-kan tetap berlangsung.

”Kalau mati lampu tim panggung dengan spontan menyalakan lilin atau petromak atau obor,” kata Cipto Wibakso (66 tahun), yang lebih dari separuh usianya bergulat di kelompok ini.

”Waktu muda saya pernah jadi Rama, tambah tua ganti jadi Rahwana,” cetusnya. Pergantian pemain atau peran mengalir begitu saja. Sampai kini, peran Sinta misalnya sudah 7 kali ganti pemain. Peran Rahwana ganti 5 kali, peran Rama dan Anoman sudah berganti 6 kali.

”Sekarang saya ndak ikut menari. Biar yang muda-muda bisa tampil. Tugas saya sekarang mohon doa keselamatan,” kata Cipto yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah Cip.

”Mbah Cip ini masih tampil, paling awal, tugasnya melakukan ’persembahan pembukaan’. Ini merupakan ritual mohon doa yang membuat para penonton, utamanya wisatawan asing, seperti melihat pertunju-kan okestra di Eropa,” Dahanan menimpali.

Bagi Ida, pemeran Dewi Sinta, upacara itu juga memberikan dorongan untuk selalu tampil prima. ”Rasanya tambah mantap. Teman-teman juga merasakan,” ungkap wanita bernama lengkap Nursuh Handayani ini yang masih berstatus mahasiswa Univesi-tas Negeri Yogyakarta.

Ia lantas menceritakan awal dirinya bergabung. ”Waktu saya diajak teman nonton sendratari Ramayana, langsung saya kepincut (jatuh hati). Besoknya saya cari informasi, terus ikut latihan. Terus bergabung sampai sekarang.”

Umumnya pemain sendratari Ramayana melibatkan anggota keluarga mereka. Misalnya Eko Priyadi (29 tahun), Kurniawati (27), dan anak mereka Ido Pati (4). misalnya.”Setiap sore sampai jam sepuluh malam kami sekeluarga di sini. Buat saya malah enak, gak usah khawatir ninggal anak. Lha, di sini sedulur yang mau ngasuh Ido banyaak..,” ujar Kurniawati akrab. Malam itu ia kebagian peran putri taman. Siang hari ia bekerja sebagai penata make-up di studio foto.

Anton Sustianto, 22 tahun, sosok lain lagi. Ia menjadi pendukung setia sendratarari sejak usia 7

tahun. ”Saya memang suka yang berbau tradisi. Bahasa jawanya nguri-uri (melestarikan) kebudayaan warisan nenek moyang,” ujar anak muda yang sudah 15 tahun mengikuti jejak bapaknya sebagai penari.

Aset PentingMemelihara kebudayaan leluhur adalah ungkapan

mulia anak negeri, yang juga menjadi bukti partisipasi warga terhadap pariwisata. Maka kiprah para anggota sendratari Ramayana patut diacungi jempol. Setiap malam mereka menjadi duta wisata – menjadi salah satu etalase kebudayaan khususnya tradisi Jawa – yang diminati wisatawan dari berbagai negara.

Suka duka mereka jalani dengan akrab. Pengha-silan dari panggung belum memadai. Honor pokok yang diterima setiap pemain setiap pentas rata-rata Rp10,000. Untuk menutup biaya hidup sehari-hari, mereka berprofesi sebagai pengrajin cinderamata, pedagang, pemandu wisata, pelatih tari, juga ada yang pegawai negeri sipil.

”Selama ini untuk biaya operasional kami dapatkan dari hasil penjualan tiket masuk. Itupun dipotong pajak,” ungkap Dahanan seraya menjelaskan bahwa tahun 1985 Pemerintah DIY pernah membantu, antara lain kostum, tata cahaya, dana, juga perlindungan hukum. Meski, hanya beberapa tahun. Setelah itu subsidi dihentikan karena dianggap sudah mandiri.

Maka, demi menjaga keberlangsungan pertunjukan untuk wisatawan asing tiket dijual seharga Rp140.000/orang. Sebelum menonton, mereka dipersilahkan menyantap kuliner khas Yogya yang disajikan secara prasmanan. Setiap bulan sekitar 1.300 orang menonton sendratari ini.

”Sebetulnya pemerintah bisa membantu kami. Cara yang paling bagus dan sangat bermanfaat bagi perjuangan kami tidak susah kok, yaitu bebaskan dari pajak penjualan tiket,” harap Dahanan.

Ke Yogya tanpa nonton Sendratari Ramayana, bagaikan makan gudeg tanpa telur, kata Mbah Cip.

Di balik panggung, dalam ruangan khusus merias, para penari berdandan sesuai den-gan peran yang dibawakan. (Foto: Lusi)

Umumnya, para pemain memiliki profesi lain selain

sebagai penari. Kendati begitu

mereka seakan tak terlihat berganda

profesi. (Foto: istimewa)

Kiri: Tarian menggambarkan ketika Rama bercengkerama

dengan Sinta. (Foto: istimewa)

Kanan: Dengan cekatan dan gesit serta kelincahan yang

dimiliki, para penari pun seakan sempurna mencerita-

kan lakon Ramayana. (photo: Lusi)

20 21www.travelwan.com

Page 13: Travelwan edc November 2009

traveltalk

Peringkat Indonesia di mata dunia (berdasarkan daftar yang dibuat oleh Business Software Alliance/BSA) sudah membaik dalam hal pembajakan piranti lunak, yaitu dari urutan 8 menjadi 12, berarti keluar dari daftar 10 ‘pembajak’ terbesar. Sayangnya dalam hal persentase jumlah produk

bajakan yang dijual di pasar, hanya turun 1% saja dari 85% ke 84%. Sementara itu di dunia musik dan film, jumlah keping CD bajakan

yang beredar di pasar mencapai 500 juta atau hampir 90% dari seluruh keping CD yang dipasarkan. Kerugian yang ditimbulkan tidak saja diderita oleh produser, artis, pencipta dan juga pemerintah, jumlahnya diperkirakan mencapai Rp3 trilliun.

Walau peraturan diperketat, tapi maraknya pembajakan seakan tidak juga surut. Razia-razia yang dilakukan akhirnya hanya memind-ahkan tempat berjualan. Tak bisa dipungkiri bahwa jumlah orang yang berjualan CD bajakan lebih banyak dari yang resmi (legal). Anehnya banyak penjual CD bajakan yang berjualan di tempat legal (pusat pertokoan).

Dari sisi pembeli, tentu saja harga murah (dengan selisih yang tinggi dengan produk asli) menjadi faktor utama alasan mereka lebih memilih produk bajakan, walau ternyata kualitas terkadang mengecewakan. Dari harga produk asli sekitar Rp70,000 an, dijual hanya Rp7,000 an atau sepersepuluhnya saja.

Pembajakan dalam industri kreatif bisa diumpamakan penyakit, yang jika tidak diberantas dengan tuntas bisa mematikan atau jadi penyakit kronis yang sulit disembuhkan. Diperlukan ‘dokter’ yang andal dalam ‘merumuskan obat’ yang tepat untuk menghilangkan penyakit ini dari bumi Indonesia.

Industri Kreatif dan Pembajakan

Berdasarkan kenyataan tersebut, sejumlah pihak mencoba menghasilkan produk versi murah meriah dengan harga sekitar Rp15,000 dengan kualitas yang lebih bisa dipertanggungjawabkan dari pada CD bajakan. Sayangnya program ini tampaknya kurang berhasil, terbukti dengan masih maraknya produk bajakan di pasaran.

Donny A Sheyoputra, Perwakilan BSA Indonesia, pernah mengatakan bahwa sejumlah produser piranti lunak dalam negeri mengeluhkan ‘kreatifnya’ para pembajak. Ketika mengetahui produk mereka dibajak dan dijual US$5, mereka menjual produk aslinya US$5. Ternyata pembajak menurunkan produk bajakannya ke US$2.

Hal-hal tersebut di atas menunjukkan bahwa diperlukan pendekatan integral untuk mengatasi pembajakan. Agar tidak menjadi macan ompong, peraturan perlu ditegakkan dengan sungguh-sung-guh. Razia tentu saja sudah seharusnya tidak hanya ditujukan kepada penjual eceran, tapi juga distribu-tor dan produsennya.

Razia memang memerlukan dana yang tidak sedikit. Untuk itu diperlukan kemauan politik yang kuat dalam mengalokasikan dana untuk itu, serta keyakinan yang tinggi bahwa hasil akhir nantinya untuk memperbaiki roda ekonomi yang lebih positif. Tanpa itu penegakan hukum akan berjalan parsial dan setengah-setengah.

Selain itu juga hukuman kurungan dan denda saja biasanya tidaklah cukup. Perlu program semacam ‘brain storming’ untuk membuka mata hati mereka agar tidak lagi menjual, mendistri-busikan dan memproduksi barang bajakan. Di lain pihak, tentu akses ke lapangan pekerjaan lain sudah semestinya dibuka lebar-lebar agar mereka mempunyai pilihan dalam mencari sumber penghasi-lan.

Di sisi pembeli juga perlu diadakan kampanye terus menerus untuk memberikan kesadaran akan pentingnya menghormati dan menghargai hak atas kekayaan intelektual milik orang lain. Program kampanye penyadaran akan lebih efektif jika dituju-kan tidak saja untuk orang dewasa, tapi juga remaja dan anak-anak.

Budaya malu menjiplak sudah seharusnya ditanamkan sejak dini. Dengan demikian diharap-kan anak-anak yang akan membentuk generasi mendatang terdorong untuk kreatif menciptakan sesuatu yang baru.

Industri kreatif diprediksikan akan menjadi sektor yang dominan di ekonomi dunia, menurut peramal ekonomi masa depan Alvin Toffler. Negara yang sanggup memimpin di sektor ini akan memimpin perekonomian dunia. Dan Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengembangkan industri kreatifnya.

Sementara itu pembajakan sudah dapat dipasti-kan akan mematikan kreativitas bangsa. Betapa tidak, mereka yang bekerja keras untuk menciptakan sesuatu yang kreatif tidak dapat menikmati hasilnya dengan maksimal. Sementara itu para pembajak yang bisa menikmati hasil tanpa harus bekerja keras akan terbiasa untuk menjiplak saja daripada mencip-takan sendiri sesuatu yang lain.

Hasil akhirnya para kreator tidak lagi kreatif karena tidak ada insentif (penghasilan memadai) sebagai pendorong untuk mencipta, sedangkan produsen pembajak juga tidak bisa diharapkan untuk menghasilkan sesuatu karena mereka terbiasa menjiplak saja.

Karena itu belum terlambat untuk terus berusaha memberantas pembajakan secara integral sampai ke akar-akarnya. Pencanangan tahun 2009 sebagai industri kreatif sudah semestinya ditunjuang oleh program-program pemberantasan piracy atau pembajakan.

Jika pemberantasan bisa dilakukan dengan tuntas, tidak saja akan mengundang investor asing untuk berinvestasi di Indonesia dan membantu menggerakkan roda perekonomian, tapi yang lebih penting lagi adalah rasa bangga bisa berdiri sejajar dengan negara-negara maju.

Menurut peramal ekonomi masa depan Alvin Toffler,

negara yang sanggup memimpin di sektor

Industri kreatif dipredik-sikan akan menjadi sektor yang dominan di ekonomi

dunia akan memimpin perekonomian dunia.

Tabel berikut menggambarkan laporan Business Software Alliance (BSA) dan Interna-

tional Data Corporation(IDC) dalam Annual Global Software

Piracy Study 2007, Indonesia adalah negara terbesar ke-12

di dunia dengan tingkat pem-bajakan software.

Peramal ekonomi masa depan, Alvin Toffler.

(Foto: lbtoronto.typed.com)

ilustrasi: Artoio Gomes

22 23www.travelwan.com

Page 14: Travelwan edc November 2009

transportasifeature

Menjelajah Surakarta dengan

Sepur Kluthuk JaladaraBarang tua bukan bearti usang, bahkan jika dirawat dan

dikelola dengan baik dan benar mungkin saja ini malah memberi nilai ekonomi yang tinggi. Seperti dioperasikannya

Sepur Kluthuk Jaladara, kereta dengan lokomotif uap C1218 ini diharapkan bisa memberi warna baru pada transportasi wisata

yang ada di Kota Surakarta.

Setelah sukses degan kereta lokomotif uap di kawasan hutan jati Cepu, Ambarawa dan di Sawahlunto (Sumatera Barat), kini PT Kereta Api

kembali mengoperasikan kereta wisata uap (steam loco) di Kota Solo. Hampir sama dengan kereta uap yang lain, kereta dengan julukan Sepur Kluthuk Jaladara ini juga menggunakan kayu jati sebagai bahan bakar untuk menggerakkan kereta. Seperti diketahui C1218 merupakan kereta api loko uap yang dibuat di Belanda oleh pabrik lokomotif Hartmann Chemnitz pada tahun 1886.

Menurut Djoko Setijowarno, Ketua Forum Perkeretaapian MTI Pusat, dipilihnya Solo sebagai lanjutan dari proyek realisasi wisata dengan kereta tua juga cukup beralasan. “Solo memiliki jalur bersejarah kereta api antara Solo-Wonogiri yang merupakan bagian dari sejarah keberadaan kereta api Indonesia. Jalur ini dibangun 1 April 1923 dan kemudian dioperasikan oleh Netherlands Indische Spoorwage (NIS), sebuah perusahaan swasta Pemerintah Hindia Belanda,” terangnya.

Jalur kereta ini memiliki panjang sekitar 33 kilometer, sebagian melintas di tengah Kota Solo. Namun sayang ada beberapa jalur yang hilang, terutama jalur yang berakhir di Stasiun Baturetno, Wonogiri. Saat ini jalur tersebut belum difungsikan, karena sebagian tergenang untuk pembangunan Waduk Gajahmungkur. Namun kalau pun mau difungsikan kembali masih memungkinkan dengan membuat jaringan rel baru menyusuri tepian Waduk Gajah Mungkur.

Akhirnya untuk saat ini rute jalur kereta wisata 2 gerbong dengan kapasitas sekitar 80 orang ini baru bisa melalui rute sepanjang 5,6 km yaitu mulai dari Stasiun Purwosari sampai dengan Stasiun Sangkrah. Jalur yang dilalui kereta ini akan menjadi obyek wisata khas karena menggunakan jalur yang melewati tengah kota. Sebagai informasi, untuk satu rute perjalanan bolak-balik Purwosari-Sangkrah,diperkirakan memakan waktu sekitar 3 jam.

Jalur yang dilalui tepat bersisian dengan Jl Slamet Riyadi hingga berakhir di Stasiun Kota (Sangkrah) berbagai pemandangan yang ditemukan selama

teks: Okto photo: Wiradat Anandito

Kiri: Sepur Kluthuk Jaladara disolek indah dengan beragam pita ber-corak batik agar terlihat cantik dan menawan ketika diarak keliling Kota Solo.

Bawah: Seakan membawa memori ke masa lampau, wisatawan dibawa Jala-dara membelah sudut-sudut Kota Solo.

Kiri: Suasana dalam kereta dengan nuansa jamu gendong, dimana merupakan salah satu paket wisata yang ditawarkan.

Tengah: Saat acara peresmian, Kota Solo nampak ramai menyambut rangkaian kereta Jaladara.

Kanan: Masyarakat Kota Solo nampak antusias menyambut kereta yang telah berumur lanjut ini.

perjalanan seperti membawa jauh ke relung sejarah. Sebenarnya jaman dahulu sepanjang lintas ini terdapat beberapa tempat pemberhentian, seperti Pesanggrahan, Ngadisuran, Bando, Ngapeman, Pasarpon, Cayudan, Kauman, Lojiwetan dan sebagainya. Sayang kini pemberhentian tersebut sudah tidak ada.

Masih MahalSayangnya untuk tarif kereta wisata

ini masih relatif mahal, paket perjalanan wisata ini memang baru bisa dinikmati untuk kalangan tertentu saja. Hal tersebut disebabkan biaya operasionalnya memang

lebih mahal dari alat transportasi lain. Bahan bakar yang digunakan, yaitu kayu jati, harganya cukup mahal. Belum lagi untuk biaya perawatan dan operasional, mengingat usia kereta ini sudah mencapai lebih dari seratus tahun sehingga perlu biaya yang tidak sedikit.

Akibatnya pemberangkatan kereta harus memenuhi jumlah quota penumpang yaitu minimal 60 orang. Jika calon penumpang di bawah jumlah tersebut, maka perjalanan pada hari itu akan dibatalkan.Kecuali jika ada penyewa yang bersedia menanggung biaya operasional kereta untuk sekali jalan.

Jalur yang dilalui Sepur Kluthuk Jaladara akan

menjadi obyek wisata khas karena menggunakan jalur

yang melewati tengah kota.

24 25www.travelwan.com

Page 15: Travelwan edc November 2009

travelbiz

Sebagai kota industri kreatif, Bandung tak henti-hentinya menawarkan produk-produk baru, terutama dalam bidang fesyen, yaitu pakaian, aksesori dan alas kaki. Tak heran jika wisatawan selalu datang lagi dan lagi serta membuat kemacetan kota di setiap akhir pekannya.

Geliat Industri Kreatif di Bandung

teks: Adisti Dini. I photo: Imang Jasmine

teman-teman saya bangga sekali kalau habis liburan dari luar negeri dan punya kaos dari negara yang dikunjunginya. Saya pikir, kenapa nggak bikin sendiri kaos dari Indonesia?” kisah Wiwied.

Pada awalnya C59 hanya memproduksi kaos pesanan dari sekolah atau instansi. Nama C59 sendiri diambil dari alamat rumah Wiwied ketika itu, yaitu Jl. Caladi No. 59 Bandung. Keberanian itu ternyata membuahkan hasil. C59 yang awalnya hanya berupa industri kecil di gang, sekarang sudah merambah bisnis ritel. Produk C59 pun kini tidak hanya kaos, tetapi juga produk clothing lain dengan target pasar remaja usia 14-24 tahun, bahkan spanduk dan mug.

Saat ini, dengan jumlah karyawan mencapai 5.000 orang, C59 sudah memiliki pabrik dengan fasilitas modern di kawasan Cigadung, Bandung, serta cabang yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Menurut Wiwied, C59 terbuka bagi siapa saja yang berminat menjadi rekan dengan membuka cabang C59. Produk-produk ritel C59 juga dapat ditemui di department store terkemuka.

C59 juga berperan dalam mendorong pertum- buhan industri clothing. Dari siswa TK hingga sejumlah UKM pernah mendapat pelatihan

dari C59. Bahkan, beberapa brand clothing lain membuat produknya di pabrik milik C59, mulai dari desain sampai produksinya. Pada tahun 2007, C59 mendapat penghargaan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat dan KICK (Kreative Independent Clothing Kommunity) sebagai pelopor industri clothing di Jawa Barat.

Selain itu, C59 juga ikut ambil bagian dalam mengangkat kebudayaan dan pariwisata Indonesia. Selain membuat desain bertemakan ‘Indonesian Legend’, C59 juga sering terlibat dalam berbagai event yang berkaitan dengan kebudayaan dan pariwisata. “Tempat wisata di Indonesia itu banyak dan bagus-bagus, tapi merchandise-nya masih kurang,” kata Wiwied, yang melihat ada pasar yang belum tergarap di situ. “Budaya Indonesia juga masih banyak yang belum digali, contohnya budaya Papua,” kata Wiwied lagi, sambil menunjukkan salah satu desain C59 yang bertemakan Papua.

Berbagi Pengalaman Unik Dengan Recycle Experience

Pernah berpikir bahwa kaleng bekas minuman ringan sudah tidak ada nilainya lagi? Di tangan Evan Driyananda dan Attina Nuraini, benda yang oleh orang lain dianggap sampah tersebut bisa disulap menjadi kreasi robot yang menarik.

Ide awalnya muncul pada tahun 2006, ketika masalah persampahan terjadi di Bandung yang mengakibatkan membludaknya sampah sampai ke jalan. Dengan tagline “Character Imagination from Non-organic Trash”, berdirilah Recycle Experience yang menyulap sampah non-organik menjadi seni kontemporer urban toys berbentuk robot.

Teknik yang digunakan adalah potong sambung konstruksi yang tidak membutuhkan banyak lem. “Kami ingin menyelamat-kan lingkungan, tapi daripada melakukan aksi lain yang kami tidak tahu caranya, lebih baik bertindak sesuai dengan bidang kami,” kata Attina. Baik Evan maupun Attina sampai saat ini masih tercatat sebagai mahasiswa jurusan Pendi-dikan Seni Rupa UPI. Lantas, kenapa mesti robot? “Robot itu karakter imajinasi saya. Kalau orang lain yang bikin, mungkin bentuknya kucing,” kata Evan. “Kalaupun saya membuat kucing, hasilnya akan tetap terlihat seperti robot.”

Karena bahan baku utamanya adalah sampah, modal Recycle Experience sangat minim. Awalnya, sampah diambil dari rumah dan lingkungan sendiri. “Kalau sekarang sih, banyak orang yang tanpa diminta memberi sampah ke kami,” kisah Attina. Nama Recycle Experience mulai dikenal lewat pameran-pameran yang mereka ikuti.

Robot-robot Recycle Experience hingga saat ini tidak dijual, tetapi Evan dan Attina sudah mengembangkan brand Mannequin Plastic dengan produk aneka mainan dan aksesoris, yang desain-nya dikembangkan dari robot yang sudah jadi. Jika Recycle Experinence lebih berorientasi seni,

Kiri: Setiap akhir pekan Bandung selalu dipadati wisatawan dari berbagai daerah. Selain menikmati kulinari, belanja di outlet maupun distro juga menjadi tujuan utamanya.

Atas ke bawah: Bagi Recycle Experience, benda-benda bekas bisa diubah menjadi benda-benda berbentuk menarik.

Koleksi Happy Go Lucky yang cenderung unik dan tidak biasa.

Tegep Boots, semua produk yang dihasilkan merupakan handmade dengan bahan kulit berkualitas.

Mereka yang terjun ke bisnis kreatif tidak semuanya berlatar belakang pendidikan seni atau desain. Namun yang pasti, pelaku industri kreatif ini berangkat dari dua hal

yang sama: keberanian dan kecintaan mereka pada bidang yang ditekuni. Simak profil singkat beberapa industri kreatif berikut.

C59: Pelopor Clothing Lokal Berawal dari keberanian Marius Widyarto

Wiwied (Wiwied) yang menjual kado-kado perni-kahannya untuk modal usaha, berdirilah C59 pada tahun 1980. Saat itu produk lokal belum mendapat perhatian seperti sekarang. “Waktu saya SMA,

Munculnya banyak distro di Bandung, semakin

membangkitkan geliat bisnis produk lokal yang kreatif.

26 27www.travelwan.com

Page 16: Travelwan edc November 2009

travelbiz

Mannequin Plastic lebih beorientasi mode. Produk Mannequin Plastic bisa dibeli via internet,

dan di beberapa tempat dengan sistem titip jual: Meijiku, Rangga Point, dan Omunium (ketiganya di Bandung), serta TOC FX, Jakarta. Karakter desain Recycle Experience dan Mannequin Plastic sama: ramai, ceria, dan berwarna warni cerah. Evan dan Attina sama-sama mengaku menyukai dunia anak-anak, dan menjadikan buku dan mainan anak-anak sebagai inspirasi. Lewat Recycle Experi-ence dan Mannequin Plastic yang awalnya sebatas iseng, kini mereka sudah berpenghasilan di atas UMR (upah minimum regional).

Tegap Melangkah dengan Tegep BootsBerawal dari kegemarannya memakai sepatu

bot sejak SMA, setelah lulus dari Desain Produk ITB, Tegep Oktaviansyah memutuskan untuk mendirikan usaha sepatu bot. Ketika itu Tegep bekerjasama dengan orang lain dan belum memakai brand Tegep Boots.

Lalu krisis moneter melanda Indonesia pada tahun 1998, dan harga bahan baku naik hingga tiga kali lipat. Terjadilah perbedaan pendapat antara Tegep dengan rekannya. Tegep bersikukuh untuk tetap mempertahankan kualitas dan karena itu harus menaikkan harga, sedangkan rekannya berpendapat hal itu tidak mungkin dilakukan. Akhirnya mereka sepakat untuk bubar, dan Tegep mendirikan Tegep Boots.

Desain Tegep Boots mungkin tidak pernah terbayangkan sebelumnya: sepatu bot dari bahan denim setinggi paha, atau sepatu bot bersol sangat tebal dengan gambar tengkorak. Desain bisa dikrea-sikan sendiri, atau memilih yang sudah jadi. Harga sepasangnya berkisar dari Rp1.000.000 sampai Rp12.000.000. “Saya tidak mau setengah-setengah,” kata Tegep.

Harga yang relatif tinggi itu karena bahan baku yang digunakan adalah kulit yang berkualitas tinggi, dan semua produk Tegep Boots adalah handmade. Tegep Boots juga menjaga keeksklusifan produknya dengan membatasi maksimal lima pasang untuk satu desain. Saat ini Tegep Boots bisa menjual 60-100 pasang sepatu bot per bulan. Selain sepatu bot, kita juga bisa mendapatkan jaket dan rompi kulit, serta gesper di Tegep Boots.

Sekilas, segmentasi pasar Tegep Boots memang terlihat sangat sempit. “Daripada mengambil pasar besar tapi saingan banyak, saya memilih untuk mengambil pasar kecil tetapi tidak ada saingan,” kata Tegep. Target pasar awal Tegep Boots adalah komunitas motor. Tegep memang mengaku selain menggemari sepatu bot juga menggemari motor.

Di showroom Tegep Boots yang berlokasi di Jl. Pelajar Pejuang No. 104 Bandung juga terdapat toko onderdil motor, clothing, barbershop, dan studio tato, lengkap dengan beberapa motor besar yang terparkir. Namun kini, komunitas musik dan komunitas mode juga sudah menjadi pasar Tegep Boots. Bahkan, “Banyak juga orang penting yang pernah pesan sepatu di sini,” kata Tegep sambil

menyebutkan nama-nama sejumlah menteri dan anggota dewan.

Tegep Boots juga sudah menggarap pasar luar negeri dengan menerima pesanan via internet, dan beberapa kali mengikuti pameran di luar negeri. “Saya pernah bertemu dengan seorang teman yang memakai sepatu buatan Tegep Boots. Waktu saya tanya, katanya beli di Singapura. Ternyata di sana harganya sudah lima kali lipat,” kisah Tegep yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Bandung Creative City Forum Bidang Program.

Happy Go Lucky: Desainer Lokal, Kualitas Boleh Diadu

Kalau Annisa Hudaya (Cica) ditanya alasannya mendirikan butik, jawabannya sederhana, “Saya dari dulu tertarik pada mode dan suka belanja.” Cica yang masih menyelesaikan skripsinya di jurusan Ekonomi Unpar ini mengaku tidak bisa mendesain. Namun demikian, ia memiliki banyak relasi desainer lokal yang selama ini belum mendapat tempat.

Karena itulah, berdua dengan kakaknya Cica mendirikan Happy Go Lucky pada tahun 2008. Nama Happy Go Lucky sengaja dipilih untuk mewakili spirit urban anak muda sebagai target pasarnya, juga terkesan bebas, tanpa beban, dan tidak terlalu serius. “Tapi saya tetap serius lho menjalankan Happy Go Lucky…,” tambah Cica.

Saat ini tercatat ada 15 brand yang tergabung dalam Happy Go Lucky, semuanya milik desainer lokal, baik yang memang pernah belajar di sekolah mode maupun otodidak. Karena desainernya beda-beda, produk Happy Go Lucky bervariasi, dari yang bergaya basic sampai eklektik. “Yang penting punya spirit yang sama,” kata Cica. “Itu tidak bisa dijelaskan secara eksplisit.”

Koleksi Happy Go Lucky cenderung unik dan tidak biasa, seperti blus dengan aksen cabikan atau gaun mini dengan potongan asimetris. Setiap desainer dibiarkan dengan imajinasinya masing-ma-sing. Harga pakaian di Happy Go Lucky berkisar dari Rp150.000-Rp1.500.000. Selain pakaian, di Happy Go Lucky juga tersedia aksesoris.

Walaupun usianya baru satu tahun, koleksi Happy Go Lucky sudah banyak muncul di halaman mode majalah-majalah terkemuka di Indone-sia. Menurut Cica, saat ini produk lokal sedang mendapat momentumnya, sehingga memudahkan Happy Go Lucky untuk berkembang.

Namun demikian, pada awalnya Cica sempat mendapat kesulitan memberi pengertian pada masyarakat luas mengenai konsep butiknya. Banyak orang yang mempertanyakan harga produk Happy Go Lucky yang relatif tinggi untuk ukuran produk lokal. “Orang tidak segan-segan mengeluarkan uang banyak untuk brand terkenal dari luar negeri. Kualitas kita tidak kalah, apalagi ini bukan produk massal, kenapa tidak?” kata Cica. Walaupun saat ini koleksi Happy Go Lucky masih terbatas untuk wanita, Cica mengaku sedang mengembangkan produk untuk pria dan memperluas butiknya yang berlokasi di Jl. Ciliwung No. 14 Bandung.

Pelaku industri kreatif di Bandung

umumnya berangkat dari dua hal yang

sama, keberanian dan kecintaan

pada bidang yang ditekuni.

28

Page 17: Travelwan edc November 2009

profile

Senang menggambar dan berhitung sejak kecil menjadi landasan bagi Wedha Abdul Rasyid dalam memantap-kan diri untuk bergerak pada tatanan applied art yang public oriented. Keyakinannya bahwa mereka yang memiliki kemampuan matematis akan bernilai lebih

ketika berseni rupa, melahirkan sebuah gaya baru khususnya di bidang pop art yang disebutnya sebagai Wedha’s Pop Art Portrait (WPAP).

Dunia yang tadinya dipilih karena terpaksa, ternyata justru membawa kebahagiaan bagi pria yang awalnya berkeinginan menjadi arsitek dan telah mahir membatik sejak SMP ini. Keseha-riannya sekarang ia isi dengan membantu anak muda yang ada di persimpangan, menyebarkan lagi ikon Lupus dalam bentuk patung, menggambar Foto Marak Berkotak (FMB) bagi mereka yang ia anggap berjasa serta mempersiapkan buku sambil terus mengeksplorasi jenis karya yang belum pernah dikembangkan seniman lain. Berikut beberapa hal yang ia ceritakan kepada TravelWan.

Ilustrasi LupusSaya sama sekali tidak menemukan kesulitan ketika mulai

mengerjakan ilustrasi Lupus di majalah HAI yang sebelumnya dilakukan oleh Aries Tanjung. Ternyata penafsiran saya berbeda dengan penafsiran Aries. Setelah membaca artikelnya, saya mencoba memvisualisasikan sosok Lupus yang sebetulnya introvert dan hanya bisa bercanda dengan teman-teman dekatnya.

Seni danPendekatan MatematisDalam Karya Wedha

Sementara rambut Lupus yang digambarkan seperti John Taylor ketika divusualisasikan kurang nendang. Ilustrasi ini mulai terkenal ketika saya membuat Lupus yang sedang menyender dengan tas tali yang tinggi.

Karena merasa masih belum cukup dan ingin membuat ilustrasi ini semakin menyebar, saya buatlah ikon siluet. Siluet ini sengaja dibuat unik, menarik tetapi gampang ditiru. Semakin gampang ditiru, semakin mudah penyebarannya. Dan ternyata berhasil, ketika kami berkunjung ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia pada waktu itu disambut dengan gambar tersebut. Itu merupakan gagasan saya sendiri, redaksi tidak pernah mengarahkan mungkin karena redaksi tidak berpikir sampai ke situ.

Motivasi pembuatan patung Lupus selain karena adanya tantangan dari anak sekaligus sebagai tanda terima kasih karena ilustrasi tersebut dahulu sangat diterima. Sekarang sudah diganda-kan untuk diproduksi bagi mereka yang berminat.

Foto Marak Berkotak (FMB)Ketika itu tahun 1990-an, mata dan fisik saya sudah tidak

terlalu prima untuk membuat muka dan kulit manusia yang halus. Sehingga muncul dorongan bagaimanan membuat muka manusia yang tetap mirip tetapi tidak membutuhkan goresan yang halus.

Saya merasa perlu untuk memberi nama gaya tersebut karena orang menyebutnya mozaik atau kubisme. Padahal menurut saya bukan itu. Disebut Foto Marak Berkotak (FMB) atau gaya WPAP karena gambar dibuat berdasarkan foto, marak bisa diartikan banyak atau semarak. Sementara berkotak karena memakai bentuk-bentuk geometrik. Dalam karya ini juga dibuat aturan antara lain tidak boleh ada kurva, tidak ada sudut yang bertemunya tanggung dan tidak ada sudut yang berbalas dengan tanggung. Saya akan lebih suka jika dalam karya ini ada bidang-bidang yang sudutnya berbalas secara tegas.

Dahulu sebelum mengenal komputer, saya membuatnya secara manual. Foto diperbesar dahulu kemudian dikopi menggu-nakan kertas kalkir dan digaris-garis. Ketika garis sudah nyata maka dipindahkan ke kertas gambar. Sekarang proses tersebut bisa dikerjakan di komputer sehingga mempermudah.

Buku Katamata Dalam KomposisiPersiapan buku sudah hampir lima tahun, sementara embrio

materi dari buku tersebut telah terpikir sejak tahun 1979 ketika saya mengajar kursus ilustrasi di majalah HAI. Katamata Dalam Komposisi merupakan buku mengenai komposisi visual. Saya ingin membuat satu arti sendiri dari katamata. Bahasa lain yang mirip adalah tendensi mata kita ketika melihat obyek yang ditangkap dan hal itu bersifat universal.

Biasanya mereka yang berkecimpung di seni rupa ketika membuat komposisi hanya mengandalkan intuisi. Hal ini menyebabkan banyak karya yang hanya dimengerti sendiri oleh si perupa ketika dikomunikasikan. Dengan konsep katamata paling tidak ada pegangan atau metode yang bisa menjawab pada saat kita berusaha untuk membuat komposisi. Ini berlaku juga untuk fotografi, gambar, iklan bahkan koreografi. Terlebih selama ini tidak ada satu ukuran yang universal untuk menilai suatu karya applied art yang baik.

Sayangnya contoh-contoh gambar yang akan dimuat merupa-kan karya seniman lain sehingga membutuhkan ijin agar dapat

dipublikasikan. Selain itu mereka juga sudah membangun nama besar yang jika tiba-tiba saya kritik karyanya, tentu akan menyakit-kan.

Untuk mengatasinya saya membuat gambar atau mencari potret yang kira-kira sama. Sejauh ini buku tersebut telah selesai sekitar 75%. Harapannya dapat diluncurkan tahun 2010 bersamaan dengan pameran lukisan saya yang ke dua. Jika buku ini terbit kemungkinan menjadi satu-satunya buku seni rupa yang memakai pendekatan matematis.

ImpianImpian itu berkembang sehingga setelah yang satu lewat akan

muncul yang lain seperti layaknya mendaki gunung. Di bidang grafis jika diandaikan seperti sekolah saya sudah tamat, sementara ketika memasuki belantara lukisan, saya layaknya seorang anak TK. Saya ingin agar pameran ke dua bisa sukses secara komersial karena pada pameran pertama baru sukses secara nama. Saya juga berharap agar kedua buku saya yaitu Katamata Dalam Komposisi dan WPAP bisa terbit bersamaan dengan pameran. Di atas itu semua, pada tingkat internasional, saya masih berusaha untuk mensejajarkan diri dengan Andy Warhol sehingga WPAP bisa menyebar ke seluruh dunia.

Menggambar dan berhitung sejak kecil menjadi landasan bagi Wedha Abdul Rasyid dalam memantapkan diri untuk bergerak pada tatanan applied art yang public oriented.

30 31www.travelwan.com

Page 18: Travelwan edc November 2009

hobi&komunitas

Namun di balik mitos yang melekat bahwa keris memiliki kekuatan gaib, masih terdapat sebagian masyarakat yang berusaha mengapresiasi benda pusaka tersebut melalui sisi yang berbeda. Mereka juga berupaya untuk mengikis mitos-mitos gaib yang sesungguhnya malah mengecilkan makna filosofis dan kekayaan

seni dari senjata yang telah diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada tahun 2005 lalu.

Ketua Pasupati Surakarta Ady Sulistyono mengutarakan saat ini minat generasi muda terhadap keris lebih pada pendekatan keindahan dan nilai-nilai seni yang terkandung di dalamnya, misalnya seni tempa, seni pahat maupun seni lukis. Sehingga hal-hal tersebut yang menjadi daya tarik bagi mereka untuk membeli ataupun mengoleksi bukan dari sisi gaib atau mistisnya.

Keunggulan tersebut juga diakui oleh Donny Satryowibowo yang saat ini aktif sebagai Asisten Khusus Sekjen Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI). Menurutnya keris sangat kaya akan sisi filosofisnya walaupun secara teknik pembuatan, dari segi estetik dan teknik metalurgi, juga memiliki keunggulan.

“Dalam skala 1-10, kalau berbicara dari sisi tekniknya maka saya pikir nilainya sembilan. Tetapi jika dilihat dari segi maknawinya maka menurut saya akan

Mengapresiasi Keris dari Sisi yang Berbeda

Keris yang merupakan senjata tikam tradisional Indonesia dan telah digunakan sejak abad ke-9, sering kali dikaitkan dengan hal-hal mistis ataupun dianggap memiliki kekuatan supranatural. Anggapan itu menjadi semakin kuat dengan adanya mitos kesaktian keris Mpu Gandring dalam legenda Ken Arok dan Ken Dedes.

bernilai sepuluh atau sempurna,” ujarnya. “Keris bukan hanya senjata tetapi mengan-

dung makna. Sebuah keris jika dikaji dapat menjadi tesis yang dapat digali dalam berbagai aspek. Itu kelebihan yang tidak dimiliki senjata lain di dunia,” tambahnya.

Upaya pelestarian dan pengembangan pun terus dilakukan untuk menjaga keberadaan keris sebagai sebuah karya adiluhung. Saat ini tercatat sebanyak 33 paguyuban terutama dari Jawa, Madura, Bali dan Lombok terdaftar sebagai anggota SNKI yang fungsinya antara lain memfasilitasi kegiatan paguyuban perkerisan secara nasional.

Menurut Donny yang biasa disapa Romo, kerajaan-kerajaan di luar daerah tersebut sudah lama tidak aktif sehingga mempengaruhi perkembangan perkerisan di wilayah itu. “Misalnya di Palembang banyak keris bagus tetapi di sana sekarang sulit dijumpai pembuat keris,” katanya.

Jika di luar empat daerah tersebut sulit ditemui pembuat keris, Pasupati boleh berbangga karena keanggotaannya bisa dikatakan lengkap. Ady menceritakan di paguyuban ini terdapat pembuat keris yang terkenal dengan istilah Empu berikut pembuat aksesorisnya seperti warongko (sarung keris), ukiran (hulu keris), mendak (cincin keris), dan pendok (logam pelapis warongko).

Jumlah anggotanya yang sekitar 75 orang terdiri dari berbagai profesi seperti pegawai negeri,

kolektor, pedagang bahkan ada yang berasal dari luar kota seperti Madiun atau Jakarta.

“Kami merangkul semua kalangan seperti kolektor, pemerhati dan pencinta keris termasuk pedagang karena mereka juga bagian dari bidang pelestarian, Kalau tidak ada pedagang bagaimana keris bisa sampai ke mana-mana,” imbuhnya.

Penyebaran informasi mengenai keris biasanya dilakukan melalui pameran ataupun seminar sebagai ajang penerangan dan pendidikan pada masyarakat.

Sayangnya usaha tersebut seringkali terkendala dengan adanya anggapan bahwa keris merupakan benda yang mengandung mistis.

“Perlu dikenalkan kepada masyarakat bahwa keris juga memiliki nilai seni selain bisa dipergu-nakan. Upaya pelestarian akan terus berlangsung selama ada orang yang membuat dan ada yang memakai dalam upacara-upacara adat,” terang humas Pasupati Benny HR.

Ady yang mulai menggemari keris semenjak kelas dua SMP mengungkapkan bahwa awalnya ia tidak menyadari jika keris juga memiliki prospek bisnis. Keris yang pertama kali dibelinya pada tahun 1976 yaitu keris berlekuk 11. Semenjak itu ia pun menambah pengetahuannya dengan belajar membersihkan pusaka dari mereka yang memiliki keahlian tersebut. Jual beli keris baru ia tekuni sekitar tahun 1980-an akhir karena adanya tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

“Sebagai broker dalam jual beli keris bisa mendapatkan komisi 10% dari harga jual, sementara pada bidang properti atau kendaraan paling hanya sampai 5%,” ucapnya sambil menambahkan bahwa pasar dari bisnis ini cukup baik walaupun ada beberapa orang yang masih malu-malu untuk membeli karena adanya mitos mistis tadi.

Harganya juga bervariasi mulai dari puluhan ribu sampai bisa mencapai puluhan juta tergan-tung dari kualitas ataupun nilai sejarah yang melingkupinya. Kualitas keris dapat dilihat dari materialnya misalnya pamornya dari batu meteorit yang mengandung unsur titanium dan aksesorisnya berbahan emas selain itu juga kualitas pembuatan-nya. Keutuhan dari keris yang sudah lama dapat pula mempengaruhi harga jual.

Keris dengan pamor yang mengandung unsur titanium memiliki banyak keunggulan jika diband-ingkan dengan pamor yang memiliki jenis unsur logam lainnya. Keris jenis ini biasanya lebih mahal karena titanium itu keras, kuat, ringan, tahan panas dan juga tahan karat. Keris zaman Mataram atau Majapahit biasanya menggunakan pamor dari bahan tersebut.

“Jenis yang banyak diminati yaitu keris kuno peninggalan zaman kerajaan pada masa lalu,” tuturnya.

Ia menambahkan bahwa perbedaan keris zaman dahulu dengan keris buatan yang baru tidak terlalu mencolok karena model maupun proses penempaannya sama. Keris produk baru otomatis masih utuh karena belum termakan usia maupun mengalami kerusakan akibat proses perawatan yang salah. Yang banyak berbeda adalah beberapa tata cara yang dulu biasa dilakukan seperti harus berpuasa sekarang sudah jarang dilakukan.

“Mempelajari proses pembuatan keris juga dapat dipelajari di institusi formal seperti di Institut Seni Surakarta. Walaupun membuat keris masih merupakan mata kuliah pilihan, mereka yang tertarik mempelajari teknik menempa mengambil mata kuliah tersebut untuk selanjutnya memutus-kan berprofesi sebagai pembuat keris,” urainya.

teks & photo: Desy. R

Foto kiri: Keris dengan pamor yang mengandung unsur titanium memiliki banyak keunggulan jika dibandingkan dengan pamor yang memiliki jenis unsur logam lainnya.

Foto kanan: Wisatawan asing dengan serius mengamati keris yang dipamerkan di Sanur Village Festival beberapa bulan lalu di Bali.

Sebuah keris jika dikaji

dapat menjadi tesis yang dapat

digali dalam berbagai aspek. Itu kelebihan

yang tidak dimiliki senjata

lain di dunia

Saat ini minat generasi muda terhadap keris lebih pada pendekatan keindahan dan nilai-nilai seni yang ter-

kandung di dalamnya, misalnya seni tempa, seni pahat maupun seni lukis. (Ilustrasi: Gomes)

32 33www.travelwan.com

Page 19: Travelwan edc November 2009

trip

Semua pasti sudah mengenal potongan lagu Anging Mammiri. Pantai Losari, Es Pisang Hijau, Coto Makassar akan selalu identik dengan Kota Makassar. Saya mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Kota ini

dan menikmati wisatanya dari berbagai sudut yang berbeda.

Wisata SejarahPertama, mari kita berwisata sejarah dulu. Sulawesi

Selatan terkenal dengan sejarah raja-rajanya dan kerajaan yang terdapat di sana. Kita semua pasti mengenal Sultan Hasannudin, pahlawan nasional dari Sulawesi Selatan. Banyak tempat wisata sejarah si kota ini seperti makam Sultan Hasannudin, makam pahlawan Diponegoro, serta Benteng Fort Rotterdam.

Lalu ada juga Museum Balla Lompoa. Sebenarnya awal dari museum ini adalah Sungguminasa Gowa (Istana Gowa), tempat Raja-raja Gowa tinggal. Bangunan istana yang sudah berubah fungsi menjadi museum ini dipenuhi benda-benda sejarah dari Kerajaan Gowa.

Di bangunan ini terdapat ruangan tempat raja menjamu tamu-tamu kerajaan. Di sini terpajang benda-benda sejarah seperti pakaian adat, pakaian perang, dan senjata khas yang digunakan. Selain itu terdapat sebuah ruangan kecil yang selalu dikunci karena terdapat mahkota Raja yang asli dilapisi emas dan permata.

Saat mengunjungi museum, kita akan ditemani oleh petugas yang akan menjelaskan sejarah kerajaan Gowa dan benda-benda yang ada di dalam museum ini.

teks & photo: Damayanti Iriani

Kunjungan Wisata ke Kota Anging Mamiri

Anging Mammiri Kupasang

Pitujui TontonganaTussaroa Takkaluppa

Wisata AlamKita lanjutkan perjalanan keluar kota Makassar.

Sekitar 1 jam perjalanan kita akan sampai ke Taman Wisata Bantimurung. Di sini kita dapat melihat langsung keindahan alam berupa air terjun dari bukit yang airnya jernih dan alami.

Untuk masuk ke taman wisata ini, cukup membayar Rp10.000 per orang. Air terjun terletak agak ke dalam, setelah berjalan kaki sekitar 5-10 menit dari pintu masuk. Air terjun Bantimurung terkadang tenang, kadang deras tegantung debit airnya.

Pengunjung dapat bermain air yang jernih dan terasa sejuk di bawah air terjun, yang juga dihiasi dengan sejumlah batu besar. Air yang jatuh kemudian mengalir ke sungai kecil yang menurun sehingga bisa dimanfaatkan untuk seluncur menggunakan ban, yang dapat disewa di sini.

Taman Wisata Bantimurung juga terkenal akan kupu-kupunya. Berbagai jenis kupu-kupu berkembang biak dengan leluasa di atas bukit. Sebuah museum kupu-kupu terbuka untuk umum di sini. Tidak heran jika cendera mata yang ditawarkan di sini juga berupa kupu-kupu yang telah diawetkan.

Wisata KulinerYang khas dari kota Makassar pastinya sop conro,

Ketekuse adalah istilah kampung tra-disional dengan rumah adat Toraja. Nama daerah yang saya kunjungi adalah Palawa yang sudah cukup terkenal. Di kawasan ini kita dapat melihat secara langsung rumah adat Toraja dan aktivitas di dalamnya. Di bagian atap rumah terdapat tanduk dari kerbau. Jumlah tanduk menandakan berapa banyak upacara penguburan yang sudah mereka lakukan.

34 35www.travelwan.com

Page 20: Travelwan edc November 2009

trip

coto makassar, dan es pisang hijau. Tapi saya ingin mengajak Anda wisata kuliner seafood. Di Makassar ada sebuah rumah makan ikan segar yang selalu ramai pengunjung, namanya warung makan Lae-Lae yang terletak di Jl. Datumuseng No. 8. Namanya diambil dari nama sebuah pulau yang merupakan tempat asal pemiliknya.

Segala macam jenis seafood ada di sini. Pengunjung tinggal memilih kemudian menyerahkannya ke pelayan restoran dan meminta mau dibakar atau digoreng. Walau pelayan restoran tidak mencatat-nya, jangan khawatir, apa yang kita pilih tidak akan tertukar dengan pilihan pengunjung lain.

Karena rumah makan ini selalu ramai pengunjung setiap harinya dan meja yang tersedia panjang-panjang, jadi kemungki-nan besar Anda harus berbagi meja makan dengan pengunjung lain yang tidak Anda kenal.

Sambil menunggu hidangan datang, seporsi otak-otak khas makassar akan menemani Anda. Apapun seafood yang Anda pilih akan dihidangkan dengan 3 jenis sambal yang melengkapi nikmatnya hidangan ini.

Hang-out di Lapangan Karebosi Lapangan Karebosi awalnya sebuah

lapangan sepak bola biasa. Namun kini telah terjadi perombakan sangat drastis di sini. Karebosi menjadi tempat gaul yang unik karena di bagian bawah dari lapangan ini ada sebuah pusat perbelan-jaan (mal). Di bagian atasnya lapangan pun dibagi; ada yang untuk upacara dan sepak bola. Di salah satu bagian terdapat sebuah panggung besar yang dibuat permanen lengkap dengan desain atap yang artistik.

1

2

4 5

31. Situs Purbakala Bori’ Parinding.

Kawasan yang terletak di Keca-matan Sesean ini, mempunyai ciri khas batu-batu besar yang merupakan tempat pemakaman dari orang Toraja.

2. Taman Wisata Bantimurung. Di sini kita dapat melihat langsung keindahan alam berupa air terjun dari bukit yang airnya jernih dan alami.

3. Museum Balla Lompoa, awal dari museum ini adalah Sunggumina-sa Gowa (Istana Gowa).

4. Karebosi menjadi tempat gaul yang unik karena di bagian bawah dari lapangan ini ada sebuah pusat perbelanjaan (mal).

5. Warung makan Lae-Lae, di Jl. Datumuseng No. 8. Berbagai jenis seafood dapat ditemukan di sini.

Masih di Provinsi Sulawesi Selatan, Tana Toraja

menyimpan keunikan dan daya tarik wisata tersendiri. Adat istiadat atau kebiasan penduduk asli Toraja dalam prosesi upacara pemaka-man yang unik dan ’mahal’ ini membuat wisatawan asing dan lokal ingin melihat

secara langsung Tana Toraja.Untuk mencapai Tana Toraja, menggunakan jalur darat

dibutuhkan waktu sekitar 8-9 jam dari Makassar. Alternatif lain, berupa jalur udara yang lumayan mahal dan waktu penerbangannya juga jarang.

Berikut keunikan yang dapat kita temui di Tana Toraja:

SituS PurbAKALA bori’ PArinding. Kawasan yang terletak di Kecamatan Sesean ini, mempunyai ciri khas batu-batu besar yang merupakan tempat pemakaman dari orang Toraja. Setiap batu besar diperuntukkan untuk satu garis keturunan keluarga.

Saat memasuki Bori’ Parinding, kita akan melihat keunikan pertaman yaitu jejeran batu-batu mulai dari yang kecil sampai besar yang diletakkan dalam posisi berdiri. Batu-batu yang disebut Menhir tersebut melambangkan sosok orang yang meninggal, jadi sebagai simbol berapa banyak upacara pemakaman yang telah dilakukan.

Ukuran Menhir ada yang kecil, besar, pendek dan tinggi. Hal itu memiliki arti, yaitu melambangkan sosok orang yang dimakamkan. Jika batu tersebut besar dan tinggi maka itu berarti orang yang dimakamkan adalah orang yang sudah tua, memiliki kedudukan yang tinggi serta kaya. Batu tersebut diambil langsung dari gunung.

Di sekeliling batu-batu tersebut terdapat rumah-rumah khas Toraja, yang merupakan tempat tinggal sementara keluarga yang mengadakan upacara pemakaman. Di Bori’ Parinding ini selain terdapat batu-batu sebagai tempat pemakaman, ada juga ’Baby Grave’ atau kuburan bayi yang belum tumbuh gigi, jadi jasadnya ditaruh di dalam sebuah

ExoticTanaToraja

Londa, makam yang terletak di bukit. Makam seperti ini dikenal pula dengan sebutan kuburan alam.

36

Page 21: Travelwan edc November 2009

pohon Tera yang dianggap dapat menggantikan peranan ibu dari bayi tersebut karena getah pohon tersebut berwarna putih seperti air susu ibu. Tapi jika bayi sudah mempunyai gigi, maka akan dikuburkan di dalam batu, karena dianggap sudah terkontaminasi.

KeteKuSe. Ketekuse adalah istilah kampung tradisional dengan rumah adat Toraja. Nama daerah yang saya kunjungi adalah Palawa yang sudah cukup terkenal. Di kawasan ini kita dapat melihat secara langsung rumah adat Toraja dan aktivitas di dalamnya. Di bagian atap rumah terdapat tanduk dari kerbau. Jumlah tanduk menandakan berapa banyak upacara penguburan yang sudah mereka lakukan.

Lalu di depan rumah tersebut (berhadapan langsung) ada sebuah rumah lagi, lebih kecil yaitu untuk tempat menyimpan hasil panen. Banyaknya tempat menyimpan hasil panen tersebut menandakan tingkat kemakmuran mereka.

Masyarakat Toraja menyebut tempat tinggal mereka sebagai ’perempuan’ karena di rumah tersebut aktifitas memasak dilakukan sedangkan tempat hasil panen sebagai ’laki-laki’ karena di rumah tersebut terlihat hasil usaha yang dilakukan oleh seorang pria.

Ketika saya berkunjung ke Palawa, ternyata ada satu rumah yang terdapat sebuah mayat yang belum dimakam-kan. Ternyata mayat tersebut sudah meninggal selama 2 tahun dan rencananya akan diupacarakan pemakamannya pada beberapa bulan mendatang. Bagi orang Toraja, mayat yang belum diupacarakan pemakamannya masih dianggap sebagai orang sakit dan tetap disimpan di dalam rumah.

Kue tori. Kue khas Toraja ini terbuat dari adonan tepung beras dan gula jawa yang tergolong mudah pembuatan-nya (saya mendapat kesempatan untuk melihat prosesnya). Ternyata rasanya enak sekali, cocok untuk dibawa sebagai oleh-oleh dari Toraja.

obyeK WiSAtA LondA. Londa merupa-

kan model lain dari kuburan di Toraja yang mereka sebut kuburan alam. Kerabat yang meninggal dimakamkan dengan cara meletakkannya di dalam goa-goa yang ada di tebing. Pengunjung bisa masuk ke dalam goa dan melihat tumpukan peti-peti (ini untuk yang baru dimakamkan karena petinya belum hancur) serta tengkorak dari orang yang meninggal setelah petinya hancur.

Di setiap lubang yang ada di tebing ini, terdapat peti-peti yang berisikan mayat. Ada juga yang ditaruh di lubang paling atas tebing, akan tetapi jarang, karena membutuhkan usaha yang lebih besar untuk melakukannya.

Jarak dari pintu masuk ke goa yang berisi tengkorak cukup jauh dan medan di dalam goanya juga cukup sulit, jadi membutuhkan perhatian khusus untuk orang yang sudah berumur dan anak-anak saat memasuki goa.

Proses pembuatan Kue Tori, penganan yang sangat dikenal luas di Toraja.

subscribe now!Get 25% off a 2-year subscription* Berlanggananlah sekarang selama 2 tahun dan dapatkan diskon 25% dari harga di toko buku. Majalah akan langsung dikirimkan ke alamat Anda setiap bulannya. Dapatkan diskon 20% untuk berlang-ganan selama 1 tahun.Subscribe to us for 2 years and get 25%* off the normal price you will get from bookstores or regular newsstands and delivery straight to your door each month. For a1-year subscription to TravelWan, get 20% off the normal price.

trAVeLWAn magazine SAVe Jakarta

bogor, depok, tangerang,

bekasi (+biaya pengiriman)

bandung, Cikarang, Cilegon,

Serang (+biaya pengiriman)

Semarang, yogyakarta,

Surabaya (+biaya pengiriman)

denpasar (+biaya

pengiriman)

6 bulan (6 edisi) 15% RP 178,500 RP 214,500 RP 223,500 RP 244,500 RP 268,500

1 tahun (12 + 1 edisi**) 20% RP 336,000 RP 408,000 RP 426,000 RP 468,000 RP 516,000

2 tahun (24 + 2 edisi**) 25% RP 630,000 RP 774,000 RP 810,000 RP 894,000 RP 990,000

*Hubungi kami untuk biaya pengiriman ke kota lain di Indonesia atau luar negeri.*Contact us for delivery fee to other cities in Indonesia or overseas.

Nama/Name : (Miss/Mr./Mrs.) ........................................................................................................................................................

Alamat/Address : ..................................................................................................................................................................................

........................................................................................Kode Pos/Post Code :.......................................................

Telepon/Phone : ..................................................................... HP/Mobile Phone : .............................................................................

Email : ..................................................................................................................................................................................

Tgl. Lahir/Date of Birth : ..................................................................................................................................................................................

Perusahaan/Company : ..................................................................................................................................................................................

Jabatan/Position : ..................................................................................................................................................................................

Company Website : ..................................................................................................................................................................................

**edisi bonus pilihan: pilih dari edisi (1 / 2 / 3 / 4). Lingkari pilihan Anda. **Free bonus issue choice: choose from issue (1 / 2 / 3 / 4). Circle your choice.

CArA PeMbAyArAn: Transfer ke PT. Wanardi Media Emporium, Bank Mandiri KCP Muara Karang Dalam, Account No# 115-00-0588850-0. Fax formulir ini dengan bukti pembayaran ke TravelWan Subscription at +62-21 662 0282. Anda akan mendapatkan majalah pertama Anda dalam waktu 4-6 minggu. PAYMENT METHOD: Transfer to PT. Wanardi Media Emporium, Bank Mandiri KCP Muara Karang Dalam, Account No# 115-00-0588850-0. Fax this form & your proof of payment to TravelWan Subscription at +62-21 662 0282. You will receive your first issue within 4-6 weeks. *Promosi ini berlangsung sampai tanggal 30 November 2009. Harga dapat berubah sewaktu-waktu. *This promotion is valid only until 30 November 2009. Price can change anytime. More info: [email protected]

Page 22: Travelwan edc November 2009

trip

Mereka sepertinya tak pernah puas untuk mengarahkan kamera maupun handphone (HP) agar dapat mengabadikan momen yang memang dinanti tersebut. Seorang

ibu bahkan bergaya ala reporter yang sedang melapor-kan secara langsung peristiwa yang terjadi supaya ia dapat menunjukkan hasil rekaman video dalam HP pada keluarga maupun temannya.

Kejadian tersebut terekam dalam kegiatan Tour Krakatau yang merupakan bagian dari rangkaian acara pada Festival Krakatau 2009. Agenda tahunan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Lampung ini untuk mengingat kembali betapa dasyatnya letusan gunung tersebut pada tanggal 26-27 Agustus 1883, selain untuk mempromosikan potensi pariwisata daerah yang terkenal dengan variasi kripik pisangnya.

Setelah sekitar dua jam lebih berlayar dari pelabuhan Bakauheni, rombongan yang juga diikuti oleh sejumlah duta besar dari negara sahabat itu perlahan-lahan mendekati pulau anak Krakatau. Dua ekor lumba-lumba seperti menyambut kedatangan kami dengan melompat-lompat ke udara.

Menurut Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kasie Wil. I Subakir status gunung anak krakatau pada saat itu siaga tetapi karena situasi angin stabil debu tidak sampai ke arah kapal.

“Sehari sebelumnya letusan mencapai 100 kali. Hari ini sampai dengan kapal mendekat telah terjadi 60 letusan dengan interval 5-10 menit,” terangnya.

Karena status siaga itu, kapal hanya berani mendekat sampai dengan jarak sekitar satu kilometer dari tepi

Letusan-Letusan Gunung Anak Krakatau yang Dicari Wisatawan Suara menggelegar yang

diikuti dengan kepulan asap berwarna keputihan

disertai abu terlontar dari mulut Gunung Anak

Krakatau, seketika itu juga orang-orang yang berdiri

di atas dek kapal feri Windu Karsa Dwitia pun bersorak.

teks: Desy. R photo: MJA. Nashir

40 41www.travelwan.com

Page 23: Travelwan edc November 2009

trip

pantai. Padahal jika sedang tidak terjadi letusan, wisatawan yang datang dapat turun dari kapal untuk melihat peman-dangan di sekitar kawah.

“Biasanya wisatawan yang berkunjung ke krakatau malah agak kecewa kalau mereka tidak melihat letusan karena memang itu yang dicari,” kata Fajar Ismawan dari Disbudpar Lampung.

Selain pesona gunung Krakatau yang misterius, tanah Lampung masih menyim-pan keindahan lain yang tidak kalah menariknya. Pada Festival tersebut, kami juga diajak untuk menikmati obyek-obyek wisata yang menjadi kebanggaan provinsi sebelah selatan pulau Sumatera ini.

Menara SigerMenara Siger dibangun pada

tahun 2004 dan berdiri di atas bukit dengan ketinggian sekitar 300 m di atas permukaan laut. Bangunan menara yang merupakan ikon Lampung ini berbentuk topi adat pengantin wanita dengan sembilan rangkaian yang melambangkan jumlah bahasa di daerah tersebut. Dengan tinggi mencapai 30 m, panjang 50 m dan lebar 11 m, menara ini tampak mencolok dengan warna kuning serta merah yang dihiasi ukiran corak kain tapis khas Lampung.

Payung berwarna putih, kuning dan merah yang berada di puncak menara mewakili simbol tatanan sosial masyarakat.

Di sini Anda dapat menikmati pemandangan laut lepas dan kapal-

1. Letusan Anak Krakatau. Kepulan asap yang keluar dari kawah gunung diantara Pulau Jawa dan Sumatera ini menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan.

2. Depan Hotel bukit Randu. Di lokasi ini wisatawan selain ditawari keindahan Lampung dari atas bukit, juga tersedia wahana lain yang tak kalah menarik.

3. Pantai Tangkil. Tidak hanya menawarkan keindahan pantainya saja, namun wisatawan juga bisa bersantai bahkan melakukan aktifitas outbound.

4. Museum Lampung Luwa Jurai. Di museum ini berbagai macam koleksi kebudayaan Propinsi Lampung bisa ditemukan.

5. Menara Siger. Bangunan menara yang merupakan ikon Lampung, berbentuk topi adat pengantin wanita dengan sembilan rangkaian yang melambangkan jumlah bahasa di propinsi tersebut.

kapal yang berlayar melintasi pelabuhan Bakauheni. Terletak di jalan Lintas Timur, Lampung Selatan, menara ini menjadi titik nol kilometer jalur lintas Sumatera sekaligus sebagai penanda pintu gerbang pulau tersebut.

Beragam adat kebudayaan Lampung dapat ditemui di bagian dalam menara. Salah satunya yaitu prasasti kayu are yang menjadi simbol pohon kehidupan

1

3

5

2

4

masyarakat. Setelah lelah berkeliling, Anda dapat beristirahat di restoran yang menyajikan makanan khas Lampung.

Pantai Mutun dan Pulau tangkil Walaupun pantai Mutun tidak

sepopuler pantai Kalianda atau pantai Pasir Putih, tetapi destinasi ini cukup ramai dikunjungi pada akhir minggu dan masa liburan. Masyarakat di sekitar Lampung

juga percaya bahwa dengan berendam di pantai pada pukul 5-8 pagi dapat menyem-buhkan penyakit asma maupun rematik. Tidak heran pantai ini menjadi ramai pada waktu pagi. Hamparan pantai berpasir putih dengan laut yang berwarna kebiruan membuat tempat ini cocok untuk mengisi liburan.

Lokasi pantai tidaklah terlalu jauh dari kota Bandar Lampung, kira-kira hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Anda tinggal mengarahkan kendaraan menuju Teluk Betung dan tidak jauh dari pelelangan ikan Lempasing akan ditemui jalan menuju Pantai Mutun. Jalan untuk sampai ke pantai memang belum terlalu bagus karena terbuat dari tanah dengan batu-batu yang kasar. Selain itu juga tidak terlalu lebar untuk dilewati dua bus besar secara bersamaan. Jarak jalan ini menuju pantai kira-kira sekitar 1 km dari jalan utama.

Bagi Anda yang hanya ingin bersantai sambil menikmati pemandangan laut, di sepanjang pantai terdapat gubuk-gubuk yang dapat disewa dengan harga Rp20.000. Pengunjung yang belum mahir berenang juga dapat menyewa ban, sementara yang ingin berolahraga air dapat bermain jet ski, canoe, banana boat atau bahkan memancing. Jika bosan dengan aktivitas tersebut pengelola juga menawarkan kegiatan outbound.

Dari pantai ini Anda juga dapat menyeberang ke Pulau Tangkil yang lebih sepi. Dengan membayar tiket seharga Rp5.000, sebuah kapal akan mengantar Anda menuju pulau seluas 12 ha yang waktu tempuhnya kira-kira hanya 15 menit. Aktivitas yang dapat dilakukan di pulau ini antara lain berbagai olah raga air, memancing ataupun hanya berjalan menyusuri keindahan pinggir pantai.

Sulam usus Aan ibrahimSulam usus dapat menjadi oleh-oleh

unik pada saat Anda berkunjug ke Lampung. Awalnya sulaman ini hanya digunakan sebagai penutup dada pakaian pengantin wanita adat Lampung, Aan Ibrahim lah yang mempopulerkan keraji-nan ini dalam bentuk pakaian jadi seperti kebaya ataupun long dress. Selain sebagai busana, sulam usus juga dapat ditemui dalam bentuk taplak meja, sarung bantal kursi, sampai kopiah atau peci.

Menurut Aan, bahan yang dapat

digunakan untuk membuat sulaman seperti ini harus mengandung polyester agar mudah dibentuk. Pertama-tama sebuah kain dipotong melintang menjadi lembaran-lembaran berbentuk pita. Pita-pita ini kemudian dijahitkan pada kain semen yang sebelumnya telah diberi pola. Lembaran pita dibuat mengikuti pola yang ada dan ketika sudah terbentuk sulaman, benang yang menghubungkan antara kertas koran dan kain dilepas.

Butuh waktu sekitar dua bulan untuk menyelesaikan satu kebaya dan harganya pun bervariasi tergantung dari panjang baju dan tingkat kesulitan dalam pembuatan. Selain mengangkat budaya khas Lampung, perkembangan industri sulam usus juga mampu memberdayakan ekonomi rakyat.

Lembah Hijau Di Lembah Hijau Anda dapat

menikmati beragam aktivitas wisata mulai dari outbound, wahana permainan air, menyaksikan penangkaran satwa, naik kuda, delman maupun mengendarai mobil ATV. Tempat ini juga menjadi lokasi favorit bagi anak sekolah maupun perusahaan yang tertarik mengadakan aktivitas luar ruang seperti berkemah. Berbagai hewan langka yang dapat ditemui disini antara lain rusa timor, rusa lokal lampung dan rusa totol yang berasal dari Bogor.

Tak hanya itu, Anda juga dapat mengunjungi taman burung atau aquarium di lokasi dengan luas sekitar 15 ha yang awalnya merupakan perladangan dan banyak ditumbuhi tanaman belinjo. Kemudahan akses menuju lokasi, karena letaknya masih di kota Bandar Lampung, maupun kondisi alam yang berbukit-bukit menjadi nilai tambah dari destinasi yang mulai dikembangkan sejak tahun 2007 oleh pegusaha asal Lampung Irwan Nasution.

Selain wahana rekreasi, Lembah Hijau juga menawarkan berbagai fasilitas mulai dari cottage, restoran dan meeting room. Kapasitas ruang pertemuan dapat mengakomodasi sekitar 100-200 orang dengan susunan teater sementara untuk penataan class room mampu menampung kira-kira 125 orang. Bagi keluarga yang ingin menikmati suasana perbukitan dapat menyewa cottage dengan harga yang bervariasi dari Rp450.000,00 hingga 1.500.000,00 per harinya.

Museum Lampung ruwa JuraiMuseum ini berlokasi di jalan Z.A

Pagaralam yaitu sekitar 5 km di sebelah utara pusat kota Tanjungkarang dan hanya berjarak kira-kira 400 m dari terminal bus Rajabasa. Beduk yang dipakai ketika Lampung menjadi tuan rumah pada Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tahun 1988 seperti menyambut para pengunjung yang datang karena letaknya berada tepat di depan pintu masuk.

Koleksi yang dapat dinikmati di museum ini antara lain berupa benda-benda hasil karya seni, keramik dari negeri Siam dan China pada zaman Dinasti Ming, serta stempel dan mata uang kuno pada masa penjajahan Belanda.

Beberapa koleksi yang dapat Anda temui di lantai dasar yaitu aneka jenis satwa asal Lampung, replika tengkorak manusia purba beserta artefak yang mereka pakai, serta prasasti dan batu yang berasal dari zaman megalitikum. Sementara jika Anda naik ke lantai dua, benda-benda yang dipamerkan diantaranya beraneka kain tapis, pakaian pengantin khas Lampung dan peralatan dapur tradisional masyarakat Lampung pada masa lalu.

Waterpark Citra garden

Taman air yang berdiri sejak Desember 2007 ini berada di dalam kompleks perumahan Citra Garden Lampung dengan luas sekitar 8.000 m2. Arena permainan air ini juga merupakan kolam air pertama di Bandar Lampung yang memiliki konsep tematik. Desain yang menggambarkan seorang bajak laut sedang menguasai harta karun dari gurita raksasa, dicat dengan warna-warna terang untuk menarik anak-anak yang memang menjadi target pasar utama. Di sini mereka dapat menikmati lima buah seluncur ataupun guyuran dari ember yang akan memuntahkan air setiap empat menit.

Selain permainan tersebut, pemandan-gan laut lepas dan perbukitan serta lokasi yang tidak terlalu jauh dari pusat kota, sekitar 20 menit dari Tanjung Karang ke arah Teluk Betung, menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Tiket yang ditawarkan yaitu Rp20.000 untuk hari Rabu-Jumat dan Rp30.000 untuk Sabtu-Minggu, sementara hari Senin dan Selasa tutup.

42 43www.travelwan.com

Page 24: Travelwan edc November 2009

triphotel&restotriphotel&restotriphotel&resto

Menikmati wine (minuman anggur) biasanya tidak jauh dari cigar (cerutu). Bahkan tak jarang yang mulai ‘mengawinkan’ keduanya sebagai satu kenikmatan bersama, ini yang ditawarkan The Chateau and Tobaccos sebuah lounge bergaya ala storage yang terletak dibilangan Kemang, Jakarta Selatan.

Mencari tempat istimewa untuk bersantai dengan teman-teman, meneguk kenikmatan wine istimewa

untuk merayakan momen-momen khusus atau menjamu tamu di tempat yang eksklusif, maka The Chateau and Tobaccos merupakan tempat yang cocok selain keberadaanya yang ada di tengah-tengah tempat nongkrong, The C&T juga menawarkan berbagai wine dan cigar terbaik.

“Kami menyediakan wine dari berbagai negara penghasil wine terbesar di dunia seperti Prancis, Itali, Australia, Chile, Argentina, Afrika Selatan, Jerman dll. Jenis Spirits juga tersedia seperti Gin, Vodka,

Whiskey dll. Untuk cigar, kami juga memiliki berbagai jenis terbaik dan terlengkap dari Cuba, Honduras, Dominica, Holland dan Indonesia juga tersedia di sini,” ujar Yadie Dayana, pengelola The Chateau and Tobaccos.

Memasuki tempat ini Anda akan disambut dengan desain interior istimewa khas The C&T. Tempat ini memang sengaja di desain bergaya seperti gudang wine sungguhan. Dengan dinding bata merah hampir menghiasi seluruh dinding ruang, ditambah tata cahaya yang remang serta deretan etalase kayu memajang koleksi wine terbaik akan menyambut Anda.

Sementara di sisi kanan dan kiri terdapat ruang kecil sebagai ruang tempat

penyimpanan wine-wine pilihan dan aneka cigar yang di-setting dengan suhu tertentu untuk menjaga kelembaban agar kualitas wine dan cigar tetap terjaga. Sementara di sudut ruangan

yang lain terdapat lounge yang luas sebagai tempat berkumpulnya para pecinta wine dan cigar.

Salah satu pelayanan terbaik yang diberikan The C&T untuk pelangganya adalah dengan memberi program member-ship, special discount dan menyediakan jasa bebas biaya pengantaran (free delivery service) untuk daerah Jakarta. Selain itu, The C&T juga selalu memberikan pelayanan tentang informasi dan saran tentang wine yang sesuai dengan keinginan pelanggan.

Setiap harinya The Chateau and Tobaccos buka dari Jam 11.00 Wib hingga 23.00 Wib, pengunjungnya tidak hanya dari kalangan expatriate tetapi beberapa kaum profesional, dan eksekutif muda juga meramaikan tempat ini. “Mungkin ini disebabkan karena wine dan cigar merupa-kan koleksi terbaik dengan harga yang terjangkau,” terang Yade yang mengaku wine yang ada dijual dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

Yadie Dhayana, pengelola The Chateau & Tobaccos

teks & photo: Okto

44 45www.travelwan.com

Page 25: Travelwan edc November 2009

technofile

Membuat Smart Hotel Tidak Harus Mahal

Persaingan yang semakin ketat seiring dengan pesatnya pertumbuhan jumlah hotel, baik yang bintang maupun non-bintang, membuat hotel

membutuhkan terobosan-terobosan baru untuk menghadapinya. Pemanfaatan teknologi terkini merupakan salah satu pilihan untuk

membantu melakukan terobosan yang diperlukan.

Menyadari akan hal itu, IBM mengembangkan solusinya untuk memenuhi kebutuhan industri yang semakin cang-

gih dan sesuai dengan persyaratan spesifik dunia perhotelan. ‘Smart Hotel’ merupakan solusi IBM terbaru pada industri hospitality, yang merupakan bagian dari total solusi ‘Smarter Planet’.

“Melalui solusi ini, kami ingin mem-bantu client menjawab tantangan peruba-

han, terutama dalam melayani pelanggan yang semakin banyak maunya,” kata

Achirul Djamal, Country Manager General Business IBM Indonesia.

Ivan Sidarto, Technology and Solution Consultant dari Cyber Discovery yang meru-pakan mitra kerja IBM, sependapat bahwa saat ini tamu hotel semakin demanding. “Kalau dulu disediakan modem saja mereka sudah puas, kini mereka minta sambungan broadband dan sebagainya. Mereka meng-inginkan lebih untuk uang yang mereka bayarkan.”

‘Smart Hotel ‘ yang ditawarkan IBM, menurut Achirul, merupakan sistem yang membuat data-data sebuah hotel saling terkoneksi sehingga hasil akhirnya akan memberikan kesan mendalam kepada tamu yang datang.

Ia memberikan contoh, proyek pengembangan Hotel Dragon (bintang lima) di Hangzhou, China, menjadi ‘Smart Hotel’ yang dilakukan IBM bulan Juli lalu. “Aplikasi solusi ‘Smart Hotel’ memung-kinkan tamu untuk check in sendiri dan tidak perlu antri. Kartu yang merupakan kunci kamar berisi data-data dari spesifikasi yang diinginkan tamu bersangkutan. Misal-nya tentang suhu kamar, pencahayaan, dan

bahasa sehingga begitu masuk kamar semuanya sesuai dengan kenyamanan yang diinginkan.

Dengan demikian tamu akan merasa diper-lakukan spesial.”

Ivan menambahkan bahwa aplikasi lainnya seperti memanfaatkan layar televisi sebagai ‘buku menu’ lengkap dengan foto makanan dan keterangan dalam berbagai bahasa yang bisa dipilih, serta pemesanan online dengan memencet tombol remote control, juga bisa dilakukan.

“Selain itu, sistem integrasi ini juga memungkinkan tamu hotel untuk memoni-tor jumlah tagihan berjalan di layar monitor. Dengan demikian ia bisa mengontrol pe-ngeluarannya,” jelasnya.

Selain program untuk kenyamanan tamu, IBM juga menyediakan solusi untuk

keamanan Surveillence Security System. Menurut Tan Wijaya, Territory Service Leader, General Business IBM Indonesia, IBM Surveillence Security System hadir dilengkapi dengan alert.

“Saat ini umumnya sistem monitoring yang ada harus dipantau terus menerus. Karena banyaknya monitor yang harus dipantau, tidak jarang ada monitor yang terlewat dari pantauan petugas. Dengan sistem alert, walau petugas tidak sedang memandangi monitor bersangkutan, alert yang menyala atau berbunyi akan menarik perhatiaannya,” katanya.

Ia menambahkan bahwa alert-nya bisa dihubungkan dengan benda tergeletak tanpa penjagaan cukup lama, gerak-gerik manusia misalnya salah arah, serta untuk mendeteksi panas tubuh. “Dengan sistem alert ini, pencegahan di sektor keamanan menjadi lebih baik.”

Tentang biaya aplikasi ‘Smart Hotel’, Achirul Djamal, Tan Wijaya, maupun Ivan Sidarto tidak dapat memberikan patokan yang pasti. Semua tergantung kebutuhan pelanggan dan ketersediaan peralatan serta ketrampilan sumber daya manusia (SDM) yang ada, kata mereka.

“IBM menyediakan paket lengkap mulai hardware, software dan training SDM-nya. Akan tetapi jika hardware yang ada masih

bisa dimanfaatkan dan SDM-nya juga sudah siap, tentu biayanya akan berbeda,” kata Achirul. Sebagai informasi, total solusi yang diaplikasikan di Hotel Dragon Hangzhou, China, menghabiskan biaya satu miliar renminbi atau sekitar Rp1,4 triliun.

“Pada dasarnya kami menyediakan layanan yang paling sederhana seperti membuatkan website, booking online, interkoneksi dengan penerbangan dan biro wisata, sampai total solusi Smart Hotel. Bahkan sistem biaya juga bisa dilakukan berdasarkan persentase per tamu yang datang menginap,” tambahnya.

Karena itu sasarannya tidak hanya hotel bintang lima atau empat, tapi juga bintang tiga. Di tahun 2009 ini diperkirakan ada sekitar 40 hotel baru berbintang tiga yang mulai beroperasi di seluruh Indonesia.

Achirul juga mengatakan bahwa solusi IBM bisa diaplikasikan di mal (Smart Market), sistem lalu lintas (Smart Traffic), rumah sakit (Smart Hospital) dan seba-gainya. “Pada akhirnya aplikasi solusi ini akan menghasilkan penghematan yang sig-nifikan. Untuk sistem parkir di mal misalnya. Dengan solusi ini, ketika mendapatkan tiket parkir, lot yang kosong langsung tertera pada tiketnya sehingga mereka tidak perlu putar-putar cari tempat parkir yang meng-habiskan waktu, bensin dan tenaga.”

Achirul Djamal,Country Manager General Business IBM Indonesia

62 63www.travelwan.com

Page 26: Travelwan edc November 2009

etalaseStandard B Live dengan Ujung Pena 0.3 mm

Standard mengeluarkan varian B Live yang diklaim sebagai ballpoint dengan ujung pena tertipis pertama di dunia. Mata pena dengan bentuk ‘su-perdelta’ mampu menghasilkan tulisan yang lebih halus yaitu 0.3 mm. Pena yang dipasarkan dengan tinta berwarna hitam, biru dan merah ini juga dileng-kapi dengan penutup belakang yang dapat berfungsi sebagai PDA dan akupuntur point.

B Live hadir untuk men-jawab kebutuhan konsumen, terutama anak sekolah, yang mencari mata pena yang tipis tetapi tidak keras. Gabungan teknologi dari mata pena dan tinta tersebut membuat kegiatan menulis menjadi lebih ringan karena tidak membuat tangan cepat lelah ditambah hasil tulisan yang lebih rapi sehingga enak dibaca.

1

Notebook yag Mampu Mengisi Ulang

Dell kembali memperke-nalkan laptop bisnis ultra tipis terbaru dengan prosesor Ultra Low Voltage Core 2 Duo SU9600 (1,6GHz) atau SU9400 (1,4GHz). Ditambah dengan layar 16 inci mendukung res-olusi 1600x900. Hebatnya lagi, produk ini merupakan note-book pertama yang memung-kinkan pengguna menyingkir-kan kabel-kabel, termasuk kabel power.

Notebook ini memiliki charger nirkabel yang mampu mengisi ulang batere dengan kecepatan isi ulang yang sama dengan charger berkabel pada umumnya. Selain itu docking yang dapat ditempatkan di dekat meja pengguna ini memi-liki sejumlah konektor USB, DVI video dan audio jack yang terhubung ke notebook lewat koneksi kabel.

2

Navigon 1210, GPS Murah

Ingin mencari GPS yang murah namun memiliki kualitas yang bagus? Sepertinya Na-vigon 1210 bisa menjadi pilihan, meski termasuk murah namun tak ada kesan kalau peranti ini dibuat asal-asalan saja. Bahkan dibanding dengan produk sekelasnya, GPS ini tergolong cukup bagus. Misalnya fitur New Destination yang akan me-munculkan tiga kategori Point of Interest (POI).

Default kategorinya terdiri dari SPBU, area parkir dan restoran. Saat memilih salah satu dari kategori ini maka layar akan menampilkan lokasi ter-dekat dari POI yang Anda cari. Tak hanya itu, rute yang Anda pilih pun dapat dikalkulasikan berdasar beberapa kategori. Anda bisa memilih berdasar kecepatan (fast car, standard car atau slow car).

3

Nuvifone, GPS dan Ponsel Jadi Satu

Garmin mengeluarkan ponsel GPS hybrid nuvifone, perangkat anyar memiliki teknologi layar sentuh dengan fitur standar ponsel kelas atas, termasuk sebuah browser web dan kamera digital built-in berkemampuan 3MP. Yang juga tak kalah menarik adalah

fitur Global Positioning System (GPS) milik Garmin, yang mampu menyuguhkan petunjuk arah jalan bagi para penge-mudi, peringatan atau rambu lalu lintas, dan mesin pencari untuk restoran dan toko-toko terdekat.

4

Camcorder untuk Out Door Activity

Oregon Scientific kembali memperkenalkan camcorder terbarunya dengan kode ATC3K yang khusus diperuntukkan untuk mereka yang menyukai kegiatan di luar ruangan. Itu sebabnya camcorder ini dibuat tahan guncangan. Oregon Sci-entific ATC3K ini juga dilengkapi kemampuan untuk bermain di dalam air dan kemampuan menahan suhu dingin hingga di bawah titik nol derajat celsius. Dengan tiga kemampuan itu, paling tidak camcorder ini tak akan terlalu pilih-pilih lokasi saat digunakan di luar ruangan.

Beberapa camcorder

dengan fitur serupa biasanya terdiri dari dua bagian, lensa kamera dan unit perekam yang biasanya dihubungkan dengan kabel. Oregon Scientific ATC3K menggunakan pendekatan baru dan menempatkan seluruh unit dalam satu tabung berukuran 108 x 44 x 57mm. Dengan berat sekitar 200 gram, camcorder ini memang cukup praktis namun masih terlalu besar jika ditem-pelkan pada helm misalnya.

5

Sony Alpha A900 Compact Full Frame DSLR

Meski bentuk bodinya belum masuk kategori kamera DSLR full frame, tapi dari segi fitur dan kualitas yang dimiliki Sony Alpha A900, banyak yang mengakui kamera ini sebagai compact full-frame DSLR. De-ngan LCD seluas 3 inci, kamera ini juga dilengkapi dengan sensor yang secara otomatis mematikan layar LCD saat ada objek yang mendekati lubang viewfinder.

Salah satu fitur andalan kamera ini adalah Dynamic Range Optimiser yang pertama kali diperkenalkan pada produk A100. Fitur ini secara otomatis akan menyesuaikan kurva tone dari gambar untuk mencapai hasil maksimal pada situasi dengan kontras yang tinggi. Sedangkan untuk kecepatan, kamera ini sanggup mengambil gambar dengan kecepatan lima gambar dalam satu detik.

6

64 65www.travelwan.com

Page 27: Travelwan edc November 2009

snapshot

Menurut Sarwono, kota dengan inisiatif sendiri harus melakukan kerja lingkungan dengan melibatkan dunia usaha

dan masyarakat. “Harus ada pihak-pihak yang melakukan pengaturan seperti yang dilakukan Indonesia Goes Green sehingga kota langsung dapat merasakan manfaat-nya antara lain Kepulauan Seribu,” katanya.

Ia juga menambahkan agar bantuan bibit mangrove (bakau) yang dikirim dapat dirawat dan dipastikan terpelihara. Dalam

Indonesia Goes Green Serahkan 50.000 Mangrove ke Kepulauan Seribu

pandangannya upaya keberlanjutan sangat penting karena dunia usaha mendukung agenda-agenda yang tidak hanya berhenti pada tahap awal tanpa adanya kelang-sungan.

“Selain sebagai penghijauan, salah satu manfaat bakau yaitu sebagai penangkal tsunami. Dengan adanya inisiatif daerah, nantinya bisa memungkinkan terjadinya kerjasama internasional,” ujarnya.

Sebagai salah satu penggagas Indone-sia Goes Green, Walikota Pangkalpinang Zulkarnain Karim berharap semoga

bantuan yang diberikan dapat dimanfaatkan oleh pemerintah kabupaten administrasi Kepulauan Seribu, karena dengan memperbaiki daerah tersebut secara tidak langsung juga melindungi Jakarta sebagai ibukota negara.

Bibit mangrove itu nantinya akan disebar di seluruh gugusan kepulauan seribu, sementara untuk pemeliharaannya akan

diawasi oleh pemerintah setempat yang berkerjasama dengan masyarakat.

Indonesia Goes Green awalnya merupa-kan gerakan yang digagas oleh sepuluh kota yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI). Direktur Eksekutif APEKSI Sarimun Hadisaputra mengutarakan sebagai sebuah gerakan yang bersifat kemasyarakatan, mereka tidak bisa bergerak sendiri sehingga perlu merangkul kabupaten dalam upaya partisipasi aktif dalam menghadapi perubahan iklim.

Indonesia Goes Green (Gerakan Kota Hijau Indonesia) menyerahkan sebanyak 50.000 bibit mangrove kepada pemerintah kabupaten administrasi Kepulauan Seribu. Anggota DPD DKI Jakarta Sarwono Kusumaatmadja secara simbolis menyerahkan bantuan tersebut yang diterima langsung oleh Bupati Administrasi Kepulauan Seribu Burhanuddin di Batavia Sunda Kelapa Marina, Jakarta Utara.

Atas: Walikota Pangkalpinang, Zulkarnain Karim dalam sambutannya berharap semoga bantuan yang diberikan dapat dimanfaatkan dengan baik.

Kiri: Indonesia Goes Green (Gerakan Kota Hijau Indonesia) secara simbolis menyerahkan sebanyak 50.000 bibit mangrove kepada pemerintah kabupaten administrasi Kepulauan Seribu.

Menurut Electronic Banking Sub Division Head BCA Ina Suwandi, respon yang cukup baik diberikan oleh pengunjung melalui promo pay 1 for 2 sejak 2008, sehingga mendorong kedua belah pihak untuk lebih meningkatkan

kerjasama yang telah terjalin.Direktur Sales dan Marketing Waterbom D. Riana Bismarak

mengutarakan berbagai keuntungan dapat diperoleh para pemegang kartu, yaitu promo pay 1 for 2, pembelian tiket yang unlimited serta diskon 10% untuk semua fasilitas di Waterbom Jakarta, kecuali F&B.

“Tidak hanya itu, pengunjung juga bisa menikmati tiket gratis pada hari ulang tahun dan kemudahan antri dengan Express Line,” ujarnya.

Ina menambahkan selain dapat digunakan di Waterbom, kartu tersebut dapat pula digunakan di merchant-merchant yang berlogo Flazz di Jabodetabek, Bandung dan Surabaya. Sehingga pengguna mendapatkan keuntungan ganda, diantaranya berupa fasilitas diskon yang ditawarkan di beberapa merchant.

Kartu Flazz seri Waterbom memiliki desain khusus yaitu menampilkan warna-warna cerah dan menunjukkan aktivitas beberapa orang remaja yang sedang meluncur di salah satu wahana. Kartu ini dapat dengan mudah diperoleh di Waterbom Jakarta Fun Shop dan memiliki minimum nilai isi ulang sebesar Rp100.000,00. Sementara untuk saldo maksimun yang dapat tersimpan di kartu adalah Rp1.000.000,00.

Waterbom Flazz Tawarkan Kemudahan Pembayaran

Waterbom Jakarta kembali menja-lin kerjasama dengan Bank BCA dalam memberikan kemudahan cara pembayaran bagi konsumen-nya. Kali ini wahana rekreasi air tersebut menindaklanjuti kerjasama yang telah berlangsung sejak tahun 2008 dengan mengelu-arkan Waterbom Flazz.

Standard-KidZania Ballpoint Studio Jadi Establishment ke-53KidZania membuka Standard Ballpoint Studio yang merupa-kan establishment ke-53 sebagai tempat bagi anak usia 4-16 tahun untuk belajar menjadi seorang perakit ballpoint dan juga penguji kualitasnya.

Dengan menempati ruang 14,3 m2, establishment ini otomatis membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga kota KidZania. Dalam satu kali sesi sebanyak tujuh orang anak selama 25 menit dapat memper-oleh pengetahuan bagaimana cara merakit dan

menguji kualitas ballpoint. Proses tersebut dimulai dengan pemasangan karet serta ujung

ballpoint yang terbuat dari besi, memasukkan refill ke dalam cover ballpoint hingga memasang tutup bagian belakang balloint.

Direktur KidZania Jakarta Andhie Saad mengatakan tujuan terjalinnya kerjasama dalam membangun establishment ini untuk semakin memperkenalkan produk ballpoint Standard kepada masyarakat khususnya anak-anak. Selain memberikan mereka pengetahuan mengenai merakit dan menguji kualitas ballpoint.

Direktur Kidzania Jakarta, Andhie Saad (kiri) dan Megusdyan Santoso (kanan berkacamata) bersama anak-anak di Kidzania. (Foto Desy)

Bawah: Direktur Kidzania Jakarta, Andhie Saad (kiri) menyalami CEO Standard, Megusdyan Santoso seusai acara peresmianballpoint standard studio. (Foto Desy)

66 67www.travelwan.com

Page 28: Travelwan edc November 2009

snapshot

Keunikan lain dari Pusat Informasi Pariwisata dan Investasi Sulawesi Tengah tersebut adalah terinte-grasinya kantor layanan informasi dengan café yang menyajikan berbagai makanan khas Sulawesi Tengah dan dimasak oleh juru masak yang didatangkan

langsung dari sana. Sambil menikmati hidangan, pengunjung bisa melihat tayangan daerah-daerah wisata diiringi tarian dan musik daerah setempat.

Selain itu, di lantai 2 digunakan sebagai pusat oleh-oleh dari Sulawesi Tengah (Sulteng) dimana pengunjung dapat membeli suvenir seperti berbagai produk yang terbuat kayu hitam, misalnya sumpit, asbak, tempat tissue, pigura, hingga kursi goyang. Lalu kain-kain tenun, boneka-boneka dengan pakaian adat, baju-baju khas Sulawesi Tengah lengkap dengan tali bonto (ikat kepala pria) dan sebagainya. Semua dengan harga yang terjangkau.

“Barang-barang tersebut didatangkan langsung dari Sulawesi Tengah karena, sekalian untuk membantu pengrajin-pengrajin di sana. Produknya dijamin asli dari bahan-bahan kekayaan alam khas Sulawesi Tengah,” kata Suaib Djafar, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah.

Sulteng Buka Pusat Informasi Pariwisata di BaliUntuk menarik lebih banyak wisatawan asing, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Sulawesi Tengah, melakukan terobosan strategis dengan mendirikan pusat informasi pariwisata di Bali. Dikelola oleh PT ENCPRO, pusat informasi itu juga menyajikan informasi peluang investasi di propinsi tersebut.

Ibarat menjemput bola, Dinas Pariwisata Sulawesi Tengah tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk memperkenalkan

propinsi tersebut kepada wisatawan di Bali dengan membuka pusat informasii yang diintegrasikan dengan cafe.

Kiri atas: Wakil Gubernur Banten, Mohammad Masduki memukul gong sebagai tanda dibukanya Gebyar Wisata Banten 2009.

Kanan atas: GBW 2009 diikuti peserta dari beberapa perwakilan propinsi, seperti Jawa Timur dan Lampung serta lainnya.

Bawah: Selain pameran, GBW 2009 kali ini juga dimeriahkan pementasan kesenian tradisional Banten.

Dalam ajang Indonesia Tourism and Travel Fair (ITTF) kali ini peserta tidak hanya memamerkan layanan yang mereka miliki. Tetapi juga langsung dijual dalam bentuk paket perjalanan. (Foto: Imang Jasmine)

Dalam acara pembukaan ITTF dihibur pula dengan sajian tarian tradisional seperti nampak pada gambar.(Foto: Imang Jasmine)

Diselenggarakan di Hall A dan B Jakarta Convention Center (JCC), pameran ini lebih menargetkan pembeli dalam negeri, walau mengun-dang juga buyer dari luar, yaitu Singapura, Malaysia, China, Hong Kong, Australia, dan Eropa. Sayangnya, karena bersamaan dengan acara serupa di Thailand, banyak buyer luar negeri yang membatalkan

kehadiran mereka.Menurut panitia penyelenggara, event tahunan yang diselenggarakan pertama

kali tahun lalu tersebut mengacu pada pameran sejenis di Singapura (NATAS Fair) dan di Malaysia (MATTA Fair) yang merupakan consumer fair. Di event seperti ini, masyarakat luas bisa booking tiket hotel, pesawat dan paket wisata jauh-jauh hari.

Untuk pameran yang diselenggarakan tanggal 2-4 Oktober 2009 ini, yang diprakarsai oleh asosiasi industri pariwisata terbesar di Indonesia yakni PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia), Asita (Association of Indonesia Tour and Travel), Incca (Indonesia Congress and Convention Association), INACA (Indone-sia Air Carriers Association) dan didukung Depbudpar, pengunjung bisa memesan paket wisata untuk liburan Natal dan Tahun baru.

Indonesia Tourism and Travel Fair (ITTF) kembali digelar dan kali ini diikuti oleh sekitar 300 peserta yang terdiri dari instansi pemerintah daerah seluruh Indonesia, asosiasi, industri pariwisata, dan perusahaan kerajinan. Keindahan tempat tujuan wisata daerah tidak hanya dipamerkan, tapi langsung dijual dalam bentuk paket perjalanan.

ITTF, Ajang Promosi Wisata Dalam Negeri

Di lounge juga tersedia informasi mengenai paket-paket tour dari Bali ke Sulawesi Tengah, dengan tour guide pilihan. Juga diawaki oleh para tenaga yang andal yang siap memberikan informasi daerah potensi wisata maupun investasi di Sulteng. “Informasinya sengaja dipadukan antara wisata dan investasi, karena tidak jarang wisatawan berprofesi sebagai pebisnis juga, “ kata Djafar yang menamakan pusat informasi ini Toveaku yang artinya Kasih Sayang.

Pusat informasi yang beralamat di Jl. Kartika Plaza Blok A3 No. 8, Kuta Center, Bali, ini beroperasi tiap hari jam 10.00 – 24.00 WITA. Jam operasional yang panjang dimaksudkan untuk memberikan waktu yang lebih luang kepada para pengunjung untuk melihat dan menikmati ‘aroma’ Sulawesi Tengah dengan santai.

MURI (Museum Rekor Indonesia) memberikan penghargaan ‘Pusat Informasi Yang Pertama Kali Diintegrasikan Dengan Kafe’ kepada pusat informasi tersebut beberapa waktu lalu.

Gebyar Wisata Banten 2009Event yang digelar untuk ke lima kalinya ini juga berupaya mempre-sentasikan potensi budaya dan pariwisata daerah guna memperke-nalkan dari dekat destinasi budaya

dan pariwisata kepada masyarakat. Selain itu juga membantu memacu pengembangan destinasi pariwisata yang berbasis keterpaduan, pemberdayaan masyarakat dan pembangunman berkelanjutan.

GWB yang diselenggarakan bersamaan dengan hari jadi Provinsi Banten yang ke 9 tersebut dibuka oleh Wakil Gubernur Banten Mohammad Masduki. Dalam sambutannya ia mengatakan, even ini tidak hanya menjadi media promosi potensi kebudayaan dan pariwisata tetapi juga menjadi reprensentasi kearifan lokal Banten yang bersumber dari seluruh aspek baik sosial, ekonomi, sejarah dan budaya yang ditopang secara harmonis.

Partisipan GWB tidak hanya berasal dari lingkungan Pemerintah Provinsi Banten saja, tapi juga beberapa kabupaten di daerah lain, serta stakeholder bidang kebudayaan dan pariwisata dan usaha kecil menengah.

GWB kali ini digelar di Super Mall Karawaci, Tangerang, selama lima hari dari tanggal 14-18 Oktober 2009. Sinergi dari seluruh komponen masyarakat, swasta dan pemerintah ini diharap-kan bisa mewujudkan pembangunan provinsi Banten yang berpihak pada masyarakat dan berwawasan lingkungan.

Dalam even ini, para peserta pameran juga menampilkan berbagai wisata unggulan daerah antara lain wisata alam, wisata bahari, wisata religi, wisata agro, wisata outbound, produk cinderamata dan kerajinan.

Tak kurang dari 80 peserta turut meramaikan Gebyar Wisata Banten (GWB) yang merupakan upaya promosi potensi budaya dan pariwisata Banten dalam mendukung program nasional "Visit Indonesia Year 2009".

68 69www.travelwan.com

Page 29: Travelwan edc November 2009

snapshot

Selain dapat menggalakkan program pariwisata nasional, pemeran ini berupaya untuk menjembatani kebutuhan konsumen dan pemberi jasa

yang bergerak di bidang industri wisata. Dalam even yang berlangsung di

Jakarta Convention Center (JCC) tersebut, sekitar 60 penyedia jasa berkesempatan untuk berinteraksi secara langsung dengan para konsumen untuk mempromosikan produk-produk mereka. Di situ para konsumen dapat memperoleh akses informasi yang mendetail mengenai daerah tujuan wisata, tiket pesawat, hotel, atraksi wisata serta paket wisata lainnya.

“Memajukan pariwisata tidak dapat dilakukan sendirian, oleh karena itu GATF juga berfungsi sebagai media untuk membangun sinergi positif antar seluruh pihak yang terlibat termasuk penerbangan, hotel, biro perjalanan maupun asuransi,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar.

Ia berharap kegiatan ini dapat merang-sang minat masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata sehingga industri wisata nasional akan semakin berkembang.

Selama tiga hari acara, yang diadakan pada tanggal 16-18 Oktober lalu, GATF diikuti oleh seluruh industri pariwisata seperti Garuda Indonesia Group, National Tourism Organization, Dinas Pariwisata

Berburu Paket Wisata di GATF 2009 Penyedia jasa di bidang pariwisata menawarkan berbagai produk dan jasa dengan harga yang kompetitif dalam gelaran Garuda Indonesia Travel Fair 2009 (GATF) untuk mendorong peningkatan industri kepariwisataan di Indonesia.

Daerah, wholesalers, retailers, biro wisata, hotel dan resort, serta berbagai asosiasi seperti ASITA, ASTINDO, PHRI, INCCA, ataupun JIHA. Majalah Travelwan juga turut berpartisipasi pada acara quiz dan membe-rikan hadiah menarik bagi pengunjung yang dapat menjawab dengan benar.

1. Travelwan ikut hadir di GATF 2009 kali ini

2. Mantan Menteri Kominfo, Moh. Nuh didampingi Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar membuka GATF 2009.

3. Menkominfo mencoba salah satu pelayanan yang dipamerkan Garuda Indonesia.

4. Tidak hanya kalangan turis lokal, turis mancanegara pun seakan tidak mau melewatkan momen GATF 2009 kali ini.

1

2

43

70

Page 30: Travelwan edc November 2009

calendarofevents

The 5th Jakarta Motor Show &

Jakarta Motorcycle ShowTanggal: 28 Nov - 6 Des 2009

Tempat: Exhibition Hall A + B JCC

All Print & Paper, Allpack, Digital & Media Sign Expo,

Interpharma, Allplas

Indonesia 2009Tanggal: 11-14 Nov 2009

Tempat: JIEXPO

Heating, Ventilation and Air Conditioning

Indonesia 2009Tanggal: 19-21 Nov 2009

Tempat: JIEXPO

2009 China Technical Equipment & commodities Exhibition

Tanggal: 19-22 Nov 2009Tempat: JIEXPO

Jakarta AudioPro Expo (JAPEX) 2009

Tanggal: 19-22 Nov 2009Tempat: JIEXPO

upcomingeventsToTAl FASHIon 2009 Tanggal: 2 - 6 Des 2009 , Tempat: Assembly Hall 1,2,3 JCCProPErTy EXPo 2009 Tanggal: 7 - 20 Des 2009, Tempat: Exhibition Hall A JCC MuTuMAnIkAM nuSAnTArA Tanggal: 10 - 13 Des 2009, Tempat: Exhibition Hall B JCC ICT EXPo 2009 Tanggal: 16 - 18 Des 2009, Tempat: Assembly Hall 1,2,3 JCC MAnuFACTurIng InDonESIA SErIES 2009, PlASTICS & rubbEr

InDonESIA 2009, ProPAk InDonESIA SErIES 2009, PrInTIng InDonESIA 2009

Tanggal: 2-5 Des 2009, Tempat: JIEXPO

NOVEMBER

InDoCoMTECH 2009

Tanggal: 4 - 8 Nov 2009 Tempat: Cendrawasih

Room 1/1 JCC

Indonesia book Fair 2009Tanggal: 4 - 8 Nov 2009

Tempat:Assembly Hall 1,2,3 JCC

oil 7 Fats International

Asia Exhibition 2009Tanggal: 11 - 13 Nov 2009

Tempat: Merak Room 1,2,3 JCC

Franchise & business Concept

Tanggal: 13 - 15 Nov 2009 Tempat:

Assembly Hall 1,2,3 JCC

Indonesia Furniture Fair

Tanggal: 14 - 22 Nov 2009Tempat:

Exhibition Hall A + B JCC

resources of Indonesian Craft Expo

Tanggal: 18 - 22 Nov 2009Tempat:

Cendrawasih Room 1/1 JCC

Indonesia Toys Expo 2009

Tanggal: 21 - 22 Nov 2009 Tempat:

Assembly Hall 1,2,3 JCC

The 5th Wedding Celebration

Festival 2009Tanggal: 27 - 29 Nov 2009

Tempat: Assembly Hall 1,2,3 JCC

72 73www.travelwan.com

Page 31: Travelwan edc November 2009

The local government has determined sectors included in the creative industry, namely advertisement, architecture, exhibition and festival, handicraft, ethnic products, fashion, filmmaking and photography, games, music, art perfomance, printing and publica-

tion, software, radio and television, research and development, and culinary.

Bandung has been generating various kinds of creative industry fields, from fashion and entertainment to culinary, causing the city to become a trendsetter for other cities. For its achievement in developing the creative industry sector, British Council has chosen Bandung as its pilot project on Creative Industry City for the three years term from 2008 to 2010. Under a £6 million finance scheme, some cooperations in developing architecture, design, movie, music, artworks and small-scale creative businesses have been established.

To support the project, the creative industry communities have set up Bandung Creative City Forum (BCCF) in 2008 and held a serie of events called Helarfest, comprising exhibitions, seminars as well as music, art and cultural performances. Helarfest is an annual event with the schedule of 2009 is from mid October to mid December.

BCCF’s Chairman M. Ridwan Kamil said that Bandung has the necessary factors to support it develop the creative industry. “First of all is the number of colleges which reaches more than 50 with many of them have art and design classes. The big number of colleges attract students from other cities, bringing together various cultures which then being acculturated in Bandung.”

The second factor, he added, “is the composition of Bandung’s population which is dominated by youth. About 60% of them aged under 40. The nature of Bandung’s people who are open to new ideas also an important factor. Besides, being a popular tourist destination makes Bandung always packed with visitors.”

Obstacles and ExpectationsThe obstacle widely compalained by creative industry players

is the piracy and the weak law enforcement on it. Most of them

Having impressive development on its creative industry, Bandung has been chosen to represent Asia Pacific for the pilot project of Creative Industry City, sponsored by British Council. The creative industry in Bandung grew by 7.3% per year in the past 10 years.

of Bandung’s Creative Industry

chose to keep creating new products than bringing the piracy case to the court which most likely would take time and money.

Tegep Oktaviansyah, the founder of Tegep Boots, admited that in his early business he copied some designs created by others. “However in time when our business is starting to grow, we must have our own designs.”

According to Marius Widyarto Wiwied, owner of clothing brand C59, being inovative is the main requirement to meet when somebody wants to run a creative business. “That’s because the market wants something new all the time.”

Creative Industry in Bandung has become the main interest of the tourists and now the visitors who come to Bandung are dominated by shoppers.

Here are a number of popular shopping destinations in Bandung.

Saung Angklung UdjoLocated on Jl. Padasuka No. 118, Saung Angklung Udjo offers

various Sundanese traditional souvernirs. Most of the ethnic handicrafts there are made of bamboo, including the traditional angklung music instruments in miniature as well as in actual size. One set of angklung instruments in actual size is sold at up to Rp4 million.

Other souvernirs you can find here include batik cloths, T-shirt, wooden puppets, masks, ethnic accessories and handbags made of woven bamboo. Visitors also can enjoy the making process of angklung instruments and it’s live perfor-mances at the premises.

DistrosDistro or distribution store began to mushrooming in

Bandung mid 1990s, starting out with selling fun designed T-shirts. Nowadays assorted products are sold at Distros which number over 300. However the specification of Distro, as a store selling limited edition of fashion products at competitive prices, stays put. The price for a T-shirt can be as low as Rp28.000, while the average price is around Rp80,000.

Distros dot streets of Sultan Agung, Trunojoyo, Riau and the

other nearby roads. If you drive, you can park your car in the parking lot of a distro, then stroll the streets to window shops the others before deciding which products to buy.

Happy Go LuckyThis boutique looks small and indifferent, but inside you may

find ‘treasures’. Though started only about a year ago, Happy Go Lucky’s collections have been adorning pages of noted lifestyle magazines in Indonesia. It’s location on Jl. Ciliwung No. 14, near Gedung Sate, is not difficult to find.

Happy Go Lucky offers collections designed by a number of local designers and provide the fitting service. So, visitors do not need to worry about unfitted clothes. The collections are dominated by basic colors like black, white and gray, while the styles are mostly eclectic. The prices range between Rp150,000 and Rp1,5 million, a bargain price considering the high quality and the exclusivity.

MahanagariIf you want modern souvenirs to remind you to Bandung

and your trip, Mahanagari is the right place. At it’s two stores in Bandung Indah Plaza and Cihampelas Walk (Ciwalk), you can find pins with fun wordings such as “Pernah Lewat Gedung Sate” (Passed by Gedung Sate Once), “Pernah Jatuh Cinta di Bandung” (Fell in Love in Bandung Once), etc, at Rp7,000 per piece.

Another products sold here are wooden puppets, key holders, magnetic ornaments, memmo papers, sandals with logo of Bandung’s soccer team Persib, and T-shirt with Bandung sceneries, fund wording, or a public transportation complete with its route. The T-shirts are tagged at Rp75,000-Rp85,000 per piece. Aside of souvenirs, Mahanagari also sells rare books on Sundanese literatures and history.

Above: Distros have become a phenomena in Bandung since the late 90’s. The products that are sold are apparels, books, indie label records, magazines and also other fashion products and accessories. Most of productions are created by youngsters in Bandung. (photograph: Imang. J)

Right above: Saung Angklung Udjo (SAU) is the place where angklung and others bamboo instrument are made and played. SAU also the place where children are singing, dancing and played the bamboo instrument especially angklung. (photograph: Imang. J)

Right below: Happy Go Lucky’s collections designed by a number of local designers and pro-vide the fitting service. In this distro, all collections are dominated by basic colors like black, white and gray, while the styles are mostly eclectic. (photograph: Imang. J)

74 75www.travelwan.com

Page 32: Travelwan edc November 2009

When I had the chance to visit the active volcano, that’s exactly what I experienced during the trip organized recently by Lampung Tourism Office. The trip, called

Krakatau Tour, was a part of Krakatau Festival, an annual event with various tourism activities.

About two hundreds people joined in the tour group, including the ambassadors of a number of countries to Indonesia. It needed two hours to sail on a ferry from Bakauheni Port to the isle of Krakatau volcano. The present of attractive dolphins during the sailing, made the journey more enjoyable.

According to Subakir, an official of Natural Resources Consevation Office, the status of Krakatau volcano was alert. “Yesterday we had 100 eruptions of the volcano. Today, we already had 60 so far with 5-10 minutes in intervals.”

Due to the alert status, tourists would not be allowed to approach less then one kilometer from the coastline. “When there is no eruption, tourists can get off the boat and climb up to the crater. However, usually they came for the eruptions and would be disappointed if there wasn’t any upon their visit,” said Fajar Ismawan from Lampung Culture and Tourism Office.

Aside of Krakatau volcano, Lampung also has various interesting tourism destinations, including Menara Siger (Siger Tower), Mutun Beach and its Tangkil Isle, Lembah Hijau (Green Valley), Lampung Ruwa Jurai Museum, and Citra Garden Waterpark.

Being built on top of a hill approximately 300 above the sea, Siger Tower would give you breathtaking sceneries of wide ocean and the ships coming up to dock at the Bakauheni Harbor. The tower functions not

Rumbling sounds, followed by clouds of white smoke erupted from the crater is what the tourists are waiting for the most when visiting Krakatau Mountain. Every eruption will be greeted with cheers and clapping hands.

only as the icon of the Lampung Province, but also the symbol of its cultures and the gate to Sumatra Island.

Lampung has three beaches, namely Kalianda, Pasir Putih and Mutun which is less popular than the other two. However Mutun Beach has something different. The local people believe that the sea water at Mutun Beach has healing power for rheumatic and asthma, by immersing the body in the morning.

Other activities you can enjoy at Mutun Beach include water sports such as jet skiing, canoing, swimming, fishing and outbound facilities. About 15 minutes away by boat, there is 12-hectare Tangkil Isle with it’s white beach encircling it.

Lembah Hijau (Green Valley) is an outbound tourism site, offering various facilities of camping ground, water sport games, hourse riding, and also conservation area of deers, big aquarium and birds park. Those who want to spend the night, there are cottages available to rent with the rate ranges between Rp450.000 to Rp1.500.000 per night.

Located on the Pagaralam street, Lampung Ruwa Jurai Museum displays various kinds of artworks and historical objects, from Thai and Chinese ceramics to old stamps and coins. Other collections include stuffed animals of Lampung origin, skeleton of homosapiens complete with their artefaks, epigraphs, and megaliti-cum stones. In the second floor of the museum, you can enjoy traditional lifes of Lampung from the woven cloths called tapis, wedding outfit and kitchen utensils.

Citra Garden Waterpark offers water fun games with various themes on 8,000 square meters of pools. An area depicting a pirate trying to seize treasures from a giant octopus has become children’s favorite. The park also provides five water slides and a big pale which pours water in every four minutes.

The play in the waterpark, you have to pay the entry ticket at Rp20,000 for Wednesday to Friday, Rp30,000 for Saturday and Sunday, while Monday and Tuesday the park is closed.

Visiting Lampung is not complete without having souvenir which will remind you to the trip. Beside the woven tapis cloths, the Lampung’s hottest souvenis currently is sulam usus, another kind of cloth which is made by weaving twisted ribbons of polyester cloth in a special technique.

Aan Ibrahim is known as the first person who popularize sulam usus for clothing such as traditional blouses called kebaya and long dresses. In the past, sulam usus was used for ornaments on hats and clothes, but now has become clothes themselves.

Krakatoa also spelled Krakatau, is a volcanic

island made of a lava in the Sunda Strait between the islands of Java and Suma-tra. The name is used for

the island group, the main island (also called Rakata),

and the volcano as a whole.

Above: Pasir Putih beach is one of the tourism objects in Bandar Lampung for domestic and for-eign tourists. (photograph: MJA. Nashir)

Below: Citra Garden Waterpark offers water fun games with various themes on 8,000 square meters of pools. An area depicting a pirate trying to seize treasures from a giant octopus has become chil-dren’s favorite. (photograph: MJA. Nashir)

Enjoying Krakatau’s Eruptionsand Other Lampung Tourism Destinations

76 77www.travelwan.com

Page 33: Travelwan edc November 2009

tourisminbrief

InDOnESIAn famous batik designer Iwan Tirta said social anthropology study regard-ing patterns and types of batik across Indonesia, garment research suitable to be applied in the country as well as coloring and production techniques, are a must-to-do list to be followed after batik gained acknowledgment from UNESCO as a representative list of world intangible cultural heritage. The outline was showed in the discussion and exhibition “Batik Cultural Creativity and Indonesia Technology” held by the State Ministry of Research and Technology in collaboration with the Agency for the Assessment and Application Technology.

LIOn Air improved its safety standard by applying Required Navigation Performance (RNP) on its 26 Boeing 737-900 ER fleets. The instrument is helpful in guiding a plane prior or during landing and takeoff at the airport. The implementation of the navigation also lessens fuel consumption, reduces time travel around 7-10 minutes and minimizes accidents during and after landing or takeoff.

KLM Royal Dutch Airlines will resume its service between Amsterdam Schiphol Airport and Denpasar Ngurah Rai, Bali, effective on December 6. The flight, which can carry up to 425 passengers, will be operated three times a week on Tuesday, Friday and Sunday from Amsterdam, while the return flight from Denpasar is served on Monday, Wednesday and Saturday.

StArtInG next year, foreign tourists who purchase goods for a total of Rp5 million in Indonesia will be able to get a tax refund. According to the newly law on value added tax and luxury tax, they can apply for a refund if the goods purchased have a minimum value added tax of Rp500.000.

PrOvIncIAL Administration of Moluccas is preparing to host Sail Banda 2010 scheduled to run from July 27 to August 28, 2010. Around 5.000 people are expected to participate in the event to be held in three locations which are Banda Island, Lucipara Island and one of the islands in Southwest Moluccas Regency.

BALI becomes one of the locations for filming Eat, Pray, Love, a movie based on best seller book written by Elizabeth Gilbert and played by Oscar winning actress Julia Robert. The three weeks shooting was scheduled to take place in Monkey Forest, Ubud village, Jimbaran, Sanur and Candidasa. The film, produced by Brad Pitt’s Plan B Entertainment and Columbia Picture, will be released in 2011.

Des

y. R

Ice.

moo

/flic

kr

Airl

iner

s.ne

tIl

ust

rati

on: G

omes

Airl

iner

s.ne

tC

inem

atic

pass

ions

As a part of creative industry, the traditional Javanese dancing performance has to work hard to

keep its existence since late 1970s. According to Dahanan, leader of the Sendratari Ramayana Troupe, the income collected from the ticket sales was never enough to support the living cost of the troupe’s 70 members.

It is their love for the traditional art performance that makes it survived. Like being said by one of the players, Anton Sustianto (22), “I love anything traditional and I want to participate in preserving the cultural heritages passed down by my ancestors.” Sustianto has been joining the troupe since he was 7 years old when her father was also a dancer of the troupe. Yes, a number of whole families form the troupe.

Ramayana Javanese Dance tells a story about the exile of Rama and his wife Sita in the forest, accompa-nied by Laksmana. An evil giant king Ravana wants to kidnap Sita. He sent a golden deer which captivates Sita’s attention. Sita ask Rama to capture the deer,

Enjoying RamayanaJavanese Dance at PurawisataEnjoying RamayanaJavanese Dance at Purawisata

Visiting Yogyakarta is now not complete without watching the performance of Ramayana Javanese Dance at Pura Wisata. Staged in Javanese style of dancing and singing, the performance has been attracting more and more tourists, domestic as well as foreign.

helped by Laksmana. While the two men away, Ravana comes to forcibly carry away Sita and keeps her under heavy guards in his kingdom Lanka.

Learn about Sita’s abduction, Rama and Laksmana immediately come to rescue her. In a long and hard battle, Rama finally can free Sita, with the help of monkey hero Hanuman and his monkey troops.

Although performed every night, the audiences do not always pack the Purawisata theater. Consequently, in many times the troupe members only earn Rp10,000 a day per person. To cover their daily life, they work other profession in the day such as trading, being craftmen, even civil servants.

The ticket price has been raised in exchange of Javanese traditional cuisines served for the ticket holders before the show. However, Dahanan said it’s not enough. “We need the government to free the tax imposed on us. If our income from the ticket sales doesn’t deducted for the showbiz tax, it will help us a lot.”

The restaurant at Purawisata is designed in classic Javanese palace’s architecture, while the cuisines are served in fine buffet dinner and barbecue. Combined with soft and gentle live music of gamelan, it creates a warm and intimate ambience.

Above: Ramayana dance is able to unite various Javanese arts such as dance, drama and music on one stage and one momentum to present the Ramayana story. (photograph: Lusi)

Below: A dancer put on make up prior the show. (photograph: Lusi)

78 79www.travelwan.com

Page 34: Travelwan edc November 2009

travellogue

Beberapa waktu lalu saya pergi ke Bangkok hanya karena terdorong oleh rasa ingin tahu, seperti apa

sih ibu kota negara gajah putih ini kok seolah begitu mudahnya menarik wisatawan dari negara lain.

Bangkok

Awalnya saya tergoda untuk memesan kamar hotel lewat internet. Setelah saya pelajari, saya memutuskan untuk tinggal

di hotel Unico Grande Silom. Sayangnya ketika mau booking, saya teringat kasus pe-malsuan kartu kredit yang datanya didapat dari internet. Saya berpikir sebaiknya saya pesan kamar ketika tiba di Bangkok saja.

Ketika mendarat di Bandara Suvar-nabhumi, hal pertama yang saya rasakan adalah betapa nyamannya, tidak saja karena semua petunjuk mudah diikuti, tapi juga penataan pelayanan, seperti hotel, taksi dan sebagainya. Tidak ada penawaran paksa seperti yang sering saya alami di Bandara Soekarno-Hatta.

Ketika mau keluar bandara, seorang gadis manis dengan ramah menawari kamar hotel. Saya pun menyambutnya dan mengatakan saya ingin pesan kamar yang paling murah di Unico Grande Silam. Se-orang wanita lain menelepon dan beberapa saat kemudian bilang ke saya kalau kamar yang paling murah sudah penuh.

Karena saya tidak ingin bermewah-mewah di kamar, toh hanya saya pakai beberapa jam untuk tidur di malam hari saja, maka saya minta untuk dicarikan hotel lain yang lokasinya tidak jauh dari yang per-tama. Mereka menawarkan Manohra dan ketika saya minta dipesankan kamar yang paling murah, wanita tersebut menelepon kembali dan kemudian bilang bahwa semua kamar yang murah sudah terisi sehingga akhirnya saya mengambil kamar dengan rate di atasnya.

Terus terang saya curiga itu akal-akalan mereka, tapi karena mereka ramah, saya jadi tidak keberatan. Apalagi setelah transaksi terjadi, si mbak mengatakan saya dapat bonus city tour gratis exclusive. Saya baru tahu arti exclusive keesokan harinya.

Saya pesan kamar untuk dua malam dan berencana mencari kamar yang lebih murah untuk dua malam berikutnya. Setiba di hotel sudah menjelang sore dan sehabis mandi, saya jalan kaki sejauh saya bisa sambil melihat-lihat hotel yang lebih murah. Kembali dari jalan-jalan, seorang lelaki me-nelepon untuk memastikan acara city tour keesokan paginya.

Sehabis sarapan, saya dan empat tamu lain menunggu di lobi hotel. Saya yakin mereka juga akan ikut city tour. Tak lama kemudian seorang wanita muda meng-hampiri dan mengecek ‘voucher’ yang kami dapat dan ketika tiba giliran saya, dia bilang saya akan ikut temannya.

Keempat tamu bersangkutan berang-kat dengan naik mobil SUV dan ketika temannya datang, dia membawa sedan lengkap dengan sopirnya. Lelaki yang mem-perkenalkan diri sebagai Nico tersebut, yang berperan sebagai tour guide, kemu-dian membawa saya naik sedan sendirian. Pasti ini yang dimaksud exclusive.

Kami pergi ke tempat-tempat wisata di kota, terutama pagoda-pagoda tua berse-jarah. Saya juga dibawa ke toko kain sutra yang sudah berusia ratusan tahun dan toko perhiasan. Di toko perhiasan, saya tergoda untuk membeli cincin berbatu mulia, yang karena saya tidak pandai menawar akhirnya

saya merasa menyesal karena kemahalan.Sore hari sepulang dari city tour, kem-

bali saya jalan-jalan untuk mencari alternatif hotel. Akhirnya saya memutuskan untuk pindah ke Silom Village Inn, yang letaknya tidak jauh dari Manohra, hanya sepuluh me-nit saja. Siang hari ketika check-out, petugas hotel di depan mencarikan taksi dan saya pun pindah ke Silom Village Inn.

Saya merasa lebih nyaman di Silom Road, karena di sini banyak sekali penjual makanan kaki lima, juga ada pasar tradi-sional di salah satu gangnya. Saya jalan-jalan lagi dan tahu-tahu sampai Phat Phong, pusat hiburan malam di Bangkok. Ketika jalan-jalan, satu hal yang ingin saya acungi jempol adalah banyaknya layanan pusat informasi turis berupa stan-stan di pinggir jalan. Selain itu, angkutan umum berupa bis dan mini bis juga mudah di dapat di sini, termasuk Tuk-Tuk dan Sky Train.

Selama dua hari di Silom Road, berkali-kali saya diajak bicara bahasa Thailand sama orang di jalan, penjaja makanan, ataupun seorang sales marketing yang saya sama sekali tidak tahu dia sedang menawarkan apa. Mereka mengira saya orang Thailand. Entah karena itu, atau pada dasarnya Thai-land dikondisikan nyaman buat wisatawan, saya merasa betah dan berat untuk me-ninggalkan negara gajah putih tersebut.

teks: Inggit. A. ilustrasi: Hermawan Pagarintan

80

Page 35: Travelwan edc November 2009