Traumatologi

24
Pendahluan Pengertian trauma dari aspek medikolegal sering berbeda dengan pengertian medis. Pengertian medis menyatakan trauma atau perlukaan adalah hilangnya diskontunuitas dari jaringan. Dalam pengertian medikolegal trauma adalah pengetahuan tentang alat atau benda yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seseorang. Artinya orang yang sehat, tiba – tiba terganggu kesehatannya akibat efek dari alat atau benda yang dapat menimbulkan kecederaan. Aplikasinya dalam pelayanan Kedokteran Forensik adalah untuk membuat keterangan suatu tindak kekerasan yang terjadi pada seseorang. 4 Traumatologi Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan (rudapaksa). Sementara luka adalah suatu keadaan ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat kekerasan. Kekerasan dapat dibedakan berdasarkan sifatnya, yaitu : mekanik - kekerasan oleh benda tumpul - kekerasan oleh benda tajam - tembakan senjata api fisika - suhu

description

qwerty

Transcript of Traumatologi

Page 1: Traumatologi

Pendahluan

Pengertian trauma dari aspek medikolegal sering berbeda dengan pengertian medis.

Pengertian medis menyatakan trauma atau perlukaan adalah hilangnya diskontunuitas dari

jaringan. Dalam pengertian medikolegal trauma adalah pengetahuan tentang alat atau benda yang

dapat menimbulkan gangguan kesehatan seseorang. Artinya orang yang sehat, tiba – tiba

terganggu kesehatannya akibat efek dari alat atau benda yang dapat menimbulkan kecederaan.

Aplikasinya dalam pelayanan Kedokteran Forensik adalah untuk membuat keterangan suatu

tindak kekerasan yang terjadi pada seseorang.4

Traumatologi

Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya

dengan berbagai kekerasan (rudapaksa). Sementara luka adalah suatu keadaan

ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat kekerasan. Kekerasan dapat dibedakan berdasarkan

sifatnya, yaitu :

mekanik - kekerasan oleh benda tumpul

- kekerasan oleh benda tajam

- tembakan senjata api

fisika- suhu

- listrik

- petir

- perubahan tekanan udara

- akustik

- radiasi

kimia - asam atau basa kuat

Luka akibat kekerasan benda tumpul

Page 2: Traumatologi

Luka jenis ini disebabkan benda yang memiliki permukaan tumpul.

a. Memar

Memar adalah suatu perdarahan pada jaringan bawah kulit karena pecahnya kapiler dan

vena. Luka memar sering kali member petujuk tentang bentuk benda penyebab lukanya, misal

jejas ban (marginal haemorrhage). Faktor yang mempegaruhi letak, bentuk, dan luas luka

memar yaitu besarnya kekerasan, jenis benda penyebab, kondisi dan jenis jaringan, usia, jenis

kelamin, corak dan warna kulit, kerapuhan pembuluh darah, dan penyakit.

Perubahan warna pada luka memar dapat secara kasar digunakan untuk memperkirakan

usianya. Saat timbul, memar berwarna merah, kemudian berubah menjadi ugu atau hitam, setelah

4 sampai 5 hari akan berwarna hijau kemudian berubah menjadi kuning dalam 7 sampai 10 hari,

dan menghilang dalam 14 sampai 15 hari. Dalam medikolegal, interpretasi luka memar

merupakan hal penting.

Hematom ante-mortem yang timbul beberapa saat sebelm kematian biasanya aka

menunjjukkan pembengkakan dan infiltrasi arahdalam jaringan sehingga dapat di bedakan dari

lebam mayat denan cara penyayatan kulit. Pada lebam mayat (hipostasis pasca mati) darah akan

mengalir keluar dari pembuluh darah yang tersayat sehingga bila dialiri air, penampang sayatan

akan tampak bersih, sedangkan pada hematom pemampang sayatan akan tetap tampak merah

kehitaman. Tetapi harus diingat bahwa pada pembusukan juga terjadi extravasasi darah yang

dapat mengacaukan pemeriksaan ini.

b. Luka lecet

Luka lecet terjadi akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang

memiliki permukaan kasar atau runcing. Sering terjadi pada kecelakaan lalu lintas, tubuh

terbentul aspar, atau benda tersebut yang bergerak dan menyentuh kulit. Luka lecet

diklasifikasikan sebagai berikut:

Luka lecet gores (scratch)

luka lecet ini disebabkan oleh benda runcing yang menggeser lapisa permukaan kulit di

depannya, sehingga lapisan terangkat, dan hal ini dapat menunjukkan arah kekerasan.

Luka lecet serut (graze)

Page 3: Traumatologi

luka lecet ini merupakan variasi luka lecet gores dengan daerah persentuhan dengan

permukaan kulit lebih lebar. Letak tumpukan epitel menunjukkan arah kekerasan.

Luka lecet tekan (impression, impact abrasion)

luka lecet ini disebabkan penjejakan benda tumpul pada kulit, sehingga sering digunakan

utuk megidentifikasi benda penyebab luka yang khas karena bentuk luka menyerupai,

seperti gigitan, kisi-kisi radiator mobil, dan lain sebagainya. Luka ini berwarna lebih

gelap dari jaringan sekitar.

Luka lecet geser (friction abration)

luka lecet ini disebabkan tekanan linier pada kulit disertai gerakan bergeser, seperti pada

kasus gantung atau jerat.

c. Luka robek

Luka robek merupakan luka terbuka akibat trauma benda tumpul yang menyebabkan

kulit teregang ke satu arah dan batas elastisitas kulit terlampaui. Ciri luka ini umumnya tidak

beraturan, tepi atau dinding tidak rata, tampak jembatan jaringan antara kedua tepi luka, bentuk

dasar luka tidak beraturan, sering tampak luka lecet atau luka memar di sisi luka.

d. Cedera Kepala

Tulang tengkorak yang tidak terlindung kulit hanya mampu menahan benturan sampai 40

pound/inch2, tetapi bila terlindung kulit dapat menahan sampai 425.900 pound/inch2. Cedera

kepala juga dapat mengakibatkan perdarahan tengkorak, perdarahan epidural, subdural, dan

subarachnoid, juga kerusakan selaput otak dan jaringan otak.

e. Cedera Leher (Whiplash Injury)

Cedera leher dapat terjadi pada penumpang kendaraan yang ditabrak dari belakang, yang

mengalami percepatan mendadak sehingga terjadi hiperekstensi kepala yang disusul hiperfleksi.

Hal ini dapat menyebabkan kerusakan sumsum tulang belakang dan medula oblongata.

f. Trauma Pada Kecelakaan Lalu Lintas

Page 4: Traumatologi

Kecelakaan lalu lintas didefinisikan sebagai serangkaian peristiwa dari kejadian yang

tidak diduga sebelumnya, dan selalu mengakibatkan kerusakan benda, luka, atau kematian.

Dapat juga diartikan sebagai peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan

kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan atau

kerugian harta benda.

Kasus kematian akibat kekerasan benda tumpul terbanyak ditemukan pada kecelakaan

lalu lintas. Pada kecelakaan lalu lintas, tersangkut beberapa pihak, yaitu pejalan kaki, pengemudi

kendaraan, penumpang, dan sebagainya. Pada pejalan kaki, luka-luka dapat terjadi akibat

benturan pertama (benturan yang pertama terjadi antara korban dengan kendaraan), benturan

kedua (benturan kedua antara korban dan kendaraan), dan luka sekunder (akibat benturan dengan

objek lain, misalnya jalan, kaki-lima). Cedera pertama berupa patah tulang lutut atau kaki karena

bumper, kemudian pejalan kaki tersebut akan terlempar ke atas dan kepala mengenai bagian luar

bingkai kaca dan dapat terjadi cedera kepala dan patah tulang leher. Jika mengenai truk, bus, atau

mini bus, cedera dapat mengenai seluruh badan dari kepala sampai kaki, termasuk organ-organ

dalam tubuh (paru, toraks, hati, limpa, pancreas, usus, dan ginjal). Setelah tertabrak kendaraan,

korban akan terlempar dan cedera lagi karena tubuh membentur jalan, trotoar, pohon, tiang

listrik, atau terlindas mobil, bahkan terkena kendaraan lain.

Pada pejalan kaki, terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan, di

antaranya faktor dari korban sendiri (posisi, keadaan fisik), faktor dari kendaraan (jenis,

kecepatan, jarak), dan faktor keadaan jalan (permukaan jalan).

Luka-luka pada pengendara sepeda hampir sama dengan pejalan kaki, tetapi luka-luka

sekundernya lebih parah. Pada golongan usia tua, dipikirkan kemungkinan penyakit yang

mengakibatkan kehilangan kontrol (inkapasitas).

Pada penumpang kendaraan roda tiga atau lebih, penting untuk menentukan posisi korban

dalam kendaraan saat kecelakaan. Pada pengemudi, luka karena pergelangan tangan karena

menahan kemudi sering ditemukan, juga luka pada femur dan pelvis karena menginjak pedal

dengan kuat. Sedangkan, pengendara sepeda motor bila ditabrak pengendara lain, maka akan

dijumpai luka benturan pertama, benturan kedua, dan luka sekunder lebih parah.

FKUI

Page 5: Traumatologi

Luka akibat kekerasan benda tajam

Trauma tajam adalah sebuah trauma yang diakibatkan oleh senjata atau benda – benda

yang memiliki tepi yang tajam atau runcing (seperti pisau, gunting dan kaca).

a) Luka Tusuk

Luka tusuk merupakan trauma yang diakibatkan benda tajam (trauma tajam). Luka tusuk

ini terjadi akibat tusukan benda tajam dengan arah kurang lebih tagak lurus terhadap kulit.Lebar

luka yang ditimbulkan pada kulit jarang sekali memberikan gambaran dari kedalaman luka

tusuk. Luka tusuk diakibatkan oleh suatu gerakan aktif maju yang cepat atau suatu dorongan

pada tubuh dengan sebuah alat yang ujungnya tajam.

Karakteristik luka tusuk

a) Kedalaman luka

Pemakaian istilah ‘luka penetrasi’ ditunjukkan untuk menjelaskan dimana dalaman luka

yang diakibatkan oleh benda itu melebihi lebar luka yang tampak pada permukaan kulit.

Dalamnya luka sulit ditentukan pada daerah tanpa tulang seperti di daerah abdomen oleh karena

elastisitas dinding perut tersebut.

Panjang saluran luka atau kedalaman luka dapat mengindikasikan panjang minimun dari

senjata yang digunakan. Umumnya dalam luka lebih pendek dari panjang senjata, karena jarang

ditusukan sampai kepangkal senjata.

b) Lebar luka

Kebanyakan luka tusuk akan menganga bukan karena sifat benda yang masuk tetapi

sebagai akibat elastisitas dari kulit. Pada bagian tertentu pada tubuh, dimana terdapat dasar

berupa tulang atau serat otot, luka itu mungkin nampak berbentuk seperti kurva. Lebar luka

penting diukur dengan cara merapatkan kedua tepi luka sebab itu akan mewakili lebar alat. Lebar

luka di permukaan kulit tampak lebih kecil dari lebar alat, apalagi bila luka melintang terhadap

otot.

Bila luka masuk dan keluar melalui alur yang sama maka lebar luka sama dengan lebar

alat. Tetapi sering yang terjadi lebar luka melebihi lebar alat kerena tarikan ke samping waktu

menusuk dan waktu menarik. Demikian juga bila alat/pisau yang masuk kejaringan dengan

posisi yang miring.

Page 6: Traumatologi

C) bentuk luka

Pinggir luka dapat menunjukan bagian yang tajam (sudut lancip) dan tumpul (sudut

tumpul) dari pisau berpinggir tajam satu sisi. Pisau dengan kedua sisi tajam akan menghasilkan

luka dengan dua pinggir tajam

Perlu diingat bahwa benda lain yang dapat menembus tubuh, seperti pahat, obeng atau

gunting, akan menyebabkan perbedaan bentuk luka yang kadang-kadang berbentuk segi empat

atau, yang lebih jarang, berbentuk satelit.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk luka tusuk, salah satunya adalah

reaksi korban saat ditusuk atau saat pisau keluar, hal tersebut dapat menyebabkan lukanya

menjadi tidak begitu khas. Atau manipulasi yang dilakukan pada saat penusukan juga akan

mempengaruhi. Beberapa pola luka yang dapat ditemukan :

1. Tusukan masuk, yang kemudian dikeluarkan sebagian, dan kemudian ditusukkan kembali

melalui saluran yang berbeda. Pada keadaan tersebut luka tidak sesuai dengan gambaran

biasanya dan lebih dari satu saluran dapat ditemui pada jaringan yang lebih dalam maupun

pada organ.

2. Tusukan masuk kemudian dikeluarkan dengan mengarahkan ke salah satu sudut, sehingga

luka yang terbentuk lebih lebar dan memberikan luka pada permukaan kulit seperti ekor.

3. Tusukan masuk kemuadian saat masih di dalam ditusukkan ke arah lain, sehingga saluran

luka menjadi lebih luas. Luka luar yang terlihat juga lebih luas dibandingkan dengan lebar

senjata yang digunakan.

4. Tusukan masuk yang kemudian dikeluarkan dengan mengggunakan titik terdalam sebagai

landasan, sehingga saluran luka sempit pada titik terdalam dan terlebar pada bagian

superfisial. Sehingga luka luar lebih besar dibandingkan lebar senjata yang digunakan.

5. Tusukan diputar saat masuk, keluar, maupun keduanya. Sudut luka berbentuk ireguler dan

besar.

Harus diingat bahwa posisi tubuh korban saat ditusuk berbeda dengan pada saat autopsi.

Posisi membungkuk, berputar, dan mengangkat tangan dapat disebabkan oleh senjata yang lebih

pendek dibandingkan apa yang didapatkan pada saat autopsi. Manipulasi tubuh untuk

memperlihatkan posisi saat ditusuk sulit atau bahkan tidak mungkin mengingat berat dan adanya

kaku mayat. Poin lain yang perlu dipertimbangkan adalah adanya kompresi dari beberapa

anggota tubuh pada saat penusukan.

Page 7: Traumatologi

Pemeriksaan luka tusuk

Pada pemeriksaan luka ada dua tipe luka oleh karena instrumen yang tajam yang perlu

diperhatikan dengan baik dan memiliki ciri yang dapat dikenali dari aksi korban yaitu tanda

percobaan dan luka perlawanan. Keduanaya mempunyai bentuk, letak dan medikolegal. ”tanda

percobaan” adalah insisi dangkal, luka tusuk dibuat sebelum luka yang fatal oleh individu yang

berencana bunuh diri. Luka percobaan tersebut seringkali terletak paralel dan terletak dekat

dengan luka dalam di daerah pergelangan tangan atau leher. Bentuk lainnya antara lain luka

tusuk dangkal didekat luka tusuk dalam dan mematikan

Bentuk lain dari luka oleh karena instrumen yang tajam adalah ”luka perlawanan”. Luka

jenis ini dapat ditemukan di jari-jari, tangan, dan lengan bawah (jarang ditempat lain) dari korban

sebagaimana ia berusaha melindungi dirinya dari ayunan senjata, contohnya dengan

menggenggam bilah dari instrumen tajam.

Dalam pemeriksaan, interpretasi luka harus berdasarkan penemuan dan tidak boleh

dipengaruhi oleh keterangan pasien atau keluarga. Pemeriksaan ditujukan untuk menentukan :

a. Jumlah luka

b. Lokasi luka

c. Arah luka

d. Ukuran luka (panjang, lebar dan dalam)

e. Memperkirakan luka sebagai penyebab kematian korban atau bukan.

f. Memperkirakan cara terjadinya luka apakah kasus pembunuhan, bunuh diri, atau kecelakaan.

Lokasi luka dijelaskan dengan menghubungkan daerah – daerah yang berdekatan dengan

garis anatomi tubuh dan posisi jaringan tertentu, misalnya garis tengah tubuh, ketiak, puting

susu, pusat, persendian dan lain – lain.

Bentuk luka sebaiknya dibuat dalam bentuk sketsa atau difoto untuk menggambarkan

kerusakan permukaan kulit, jaringan dibawahnya, dan bila perlu organ dalam (viseral). Diukur

secara tepat (dalam ukuran millimeter atau centimeter) tidak boleh dalam ukuran kira – kira saja.

PembunuhanBunuh Diri

Lokalisasi di sembarang tempat, Lokalisasi pada daerah tubuh

Page 8: Traumatologi

juga di

daerah tubuh yang tak mungkin

dicapai

tangan korban

yang mudah

dicapai tubuh korban (dada,

perut)

Jumlah luka dapat satu/lebih Jumlah luka yang mematikan

biasanya satu

Didapatkan tanda perlawanan

dari korban

yang menyebabkan luka

tangkisan

Tidak ditemukan “Luka

Tangkisan”

Pakaian ikut terkoyak Bila pada daerah yang ada

pakaian, maka

pakaian disingkirkan lebih

dahulu, sehingga

tidak ikut terkoyak

Ditemukan “Luka Tusuk

Percobaan”

Tidak ditemukan “Luka Tusuk

Percobaan”

b. Luka iris / luka sayat (incised wound)

Adalah luka karena alat yang tepinya tajam dan timbulnya luka oleh karena alat

ditekan pada kulit dengan kekuatan relatif ringan kemudian digeserkan sepanjang kulit.

Karakteristik luka iris :

Pinggir luka rata

Sudut luka tajam

Rambut ikut terpoton

Jembatan jaringan ( -)

Biasanya mengenai kulit, otot, pembuluh darah, tidak sampai tulang

Tepi dari luka iris cenderung memisahkan atau membuat celah pada permukaan.

Perluasan dari luka dan bentuk tersebut bergantung pada paralel, melintang, atau

Page 9: Traumatologi

miring ke arah serat yang elastis di kulit (garis Langer). Dengan demikian, garis paralel

dari luka iris ke arah serat kontraktil celahnya kurang dari satu dibuat di sudut kanan

atau miring ke arah serat karena serat akan menarik dan memisahkan tepi kulit.luka

tangkisan/perlawanan pada telapak tangan menandakan upaya untuk memegang

sebuah pisau.

Pembunuhan Bunuh DiriSebenarnya sukar membunuh

seseorang dengan irisan, kecuali

kalau fisik korban jauh lebih

lemah dari pelaku atau korban

dalam

keadaan/dibuat tidak berdaya

Lokalisasi luka pada daerah

tubuh yang dapat

dicapai korban sendiri:

leher

pergelangan tangan

lekuk siku, lekuk lutut

pelipatan paha

Luka di sembarang tempat, juga

pada daerah

tubuh yang tidak mungkin dicapai

tangan

korban sendiri

Ditemukan “Luka Iris Percobaan”

Ditemukan “ Luka tangkisan”/

tanda perlawanan

Tidak ditemukan “Luka

Tangkisan”

Pakaian ikut koyak akibat senjata

tajam tersebut

Pakaian disingkirkan

dahulu/tidak ikut robek

Luka Bacok ( Chop Wounds)

Page 10: Traumatologi

Adalah luka akibat benda atau alat yang berat dengan mata tajam atau agak

tumpul yang terjadi dengan suatu ayunan disertai tenaga yang cukup besar. Contoh :

pedang, clurit, kapak, baling-baling kapal. Kehadiran luka iris yang terdapat pada kulit,

dengan fraktur comminuted mendasari atau terdapat alur yang dalam pada tulang,

menunjukkan bahwa disebabkan oleh senjata yang bersifat membacok.

Karakteristik pada luka bacok:

·           Luka biasanya besar

·           Pinggir luka rata

·           Sudut luka tajam

·           Hampir selalu menimbulkan kerusakan pada tulang, dapat memutuskan bagian tubuh

yang terkena bacokan

·         Kadang-kadang pada tepi luka terdapat memar, abrasi

LUKA TEMBAKSenapan dan pistol memiliki amunisi dan kartrij yang terdiri dari primer, mesiu

atau propellant dan peluru atau projektil. Apabila picu dari senjata menghentam primer

maka ledakan yang tercetus akan membakar mesiu. Mesiu, primer yang tervaporisasi

dan metal dapat menempel pada kulit dan/atau pakaian korban. Kehadiran dan lokasi

dari elemen primer pada tangan dapat membantu dalam mengenalpasti suspek yang

telah melepaskan tembakan.

Mesiu yang keluar dari mncung senjata terdiri dari dua jenis:

·         Mesiu yang terbakar sepenuhnya, juga dipanggil sebagai ‘soot’ atau ‘fouling’ yang

dapat dicuci dari permukaan kulit.

·         Partikel dari mesiu yang terbakar atau tidak terbakar yang dapat tertanam di

permukaan kulit atau memberikan gambaran ‘tattooing’ atau ‘stippling’

Ada atau tidaknya mesiu pada pakaian atau kulit mengindikasikan apakah tembakan

merupakan:

·         tembakan kontak kencang

semua mesiu ditemukan pada tepi atau dalam luka. Dapat juga ditemukan luka bakar

pada tepi luka atau kemerahan pada sekitar luka yang disebabkan oleh karbon

monoksida.

Page 11: Traumatologi

·         tembakan kontak longgar

mesiu keluar dari barrel dan tertanam di sekitar tepi luka

·         tembakan jarak dekat

tembakan jarak dekat ditemukan pada jarak kurang lebih enam sampai dengan dua

belas inci. Kedua ‘fouling’ dan ‘stipling’ dapat ditemukan.

·         tembakan jarak intermediet

tembakan jarak dekat ditemukan pada jarak kurang lebihdua belas sampai tiga kaki.

Tidak ditemukan ‘fouling’ tapi Cuma ditemukan ‘stipling’ atau deposit partikel pada

pakaian.

·         tembakan jarak jauh

tidak ditemukan ‘fouling’ dan ‘stipling’

luka tembak masuk dan luka tembak keluar mudah dibedakan. Luka tembak masuk

lebih sering berbentuk sirkuler dengan abrasi berbentuk cincin yang diakibatkan oleh

geseran peluru dan perforasi kulit. Luka tembak masuk pada wajah dapat memberikan

gambaran berbeda oleh karena permukaanya yang tidak rata.

Luka tembak keluar dapat berbentuk sirkuler seperti luka tembak masuk namun lebih

sering berbentuk irregular. Luka dapat memberikan gambaran tepi yang tidak rata, tidak

memiliki cincin abrasi seperti luka tembakmasuk kecuali sekiranya kulit korban

menempel dengan objek lain.

Kulit pada luka tembak keluar dapat ditemukan perubahan warna oleh karena

perdarahan pada jaringan lunak. (2)

Page 12: Traumatologi

Kualifikasi luka

Dalam membuat kesimpulan luka sebaiknya dokter juga menentukan derajat keparahan luka yang dialami korban atau disebut juga derajat kualifikasi luka. Yang diharapkan dari dokter untuk dapat membantu kalangan hukum dalam menilai berat ringannya luka yang dialami korban pada waktu atau selama perawatan dilakukannya.4

Kualifikasi luka yang dapat dibuat oleh dokter adalah menyatakan pasien mengalami luka ringan , sedang atau berat. Yang dimaksud dengan luka ringan adalah luka yang tidak menimbulkan halangan dalam menjalankan mata pencaharian, tidak mengganggu kegiatan sehari –hari. Sedangkan luka berat harus di disesuaikan dengan ketentuan undang– undang yaitu yang diatur dalam KUHP pasal 90. Luka sedang adalah keadaan luka antara luka ringan dan luka berat.4 KUHP Pasal 90; luka berat berarti:4

a)      Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali, atau yang

menimbulkan bahaya maut,

b)      Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan pencaharian.

c)      Kehilangan salah satu panca indera

d)     Mendapat cacat berat.

e)      Menderita sakit lumpuh

f)       Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih

g)      Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.

Kualifikasi di atas secara terperinci dapat di bagi dalam empat kualifikasi derajat luka, yaitu : 5

1.      Orang yang bersangkutan tidak menjadi sakit atau tidak mendapat halangan dalam melakukan

pekerjaan atau jabatan.

2.      Orang yang bersangkutan menjadi sakit dan tidak ada halangan untuk melakukan pekerjaan atau

jabatannya

Page 13: Traumatologi

3.      Orang yang bersangkutan menjadi sakit dan berhalangan untuk melakukan pekerjaan atau

jabatannya.

4.      Orang yang bersangkutan mengalami :

        Penyakit atau luka yang tidak ada harapan untuk sembuh.

        Dapat mendatangkan bahaya maut.

        Tidak dapat menjalankan pekerjaan

        Tidak dapat menggunakan salah satu panca indra

        Terganggu pikiran lebih dari 4 minggu

        keguguran

Hal ini perlu dipahami oleh dokter karena ini merupakan jembatan untuk menyampaikan

derajat kualifikasi luka dari sudut pandang medik untuk penegak hukum.4

Penerapan penyampaian pendapat dokter dalam VeR tentang luka yang menimbulkan

bahaya maut, misalnya bila seorang korban mendapat luka di perut yang mengenai hati, yang

menyebabkan perdarahan hebat sehingga dapat mengacam jiwa. Walaupun pasien akhirnya

sembuh tetapi di dalam VeR dokter dapat menggambarkan keadaan ini dalam kata – kata, “

korban mengalami luka tusuk di perut mengenai jaringan hati yang menyebabkan perdarahan

banyak yang dapat mengancam jiwa pasien”. Ungkapan ini akan mengingatkan para penegak

hukum bahwa korban telah mengalami luka berat.4

II.7. Kualifikasi Luka 5,9,13

Pengertian kualifikasi luka disini semata-mata pengertian Ilmu Kedokteran Forensik sesuai

dengan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Bab XX pasal 351 dan 352 serta Bab

IX pasal 90.

Pasal 351

(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan

atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana

penjara paling lama lima tahun.

(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

(4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.

Page 14: Traumatologi

(5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.

Pasal 352

(1) Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak

menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau

pencarian, diancam, sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling lama tiga

bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Pidana dapat

ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja

padanya, atau menjadi bawahannya.

(2) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.

Pasal 90

Luka berat berarti:

(1) Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali,

atau yang menimbulkan bahaya maut

(2) Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan

pencarian;

(3) Kehilangan salah satu pancaindera;

(4) Mendapat cacat berat;

(5) Menderita sakit lumpuh;

(6) Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;

(7) Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.

Dahlan, Sofwan. Traumatologi. 2004 Dalam: Ilmu Kedokteran Forensik.. Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.Semarang.2004. Hal 67-91.

Idries, Abdul Mun'im. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Binarupa

Aksara: Jakarta 1997. Hal

2.5 Penyebab kematian

Penyebab kematian dapat terjadi segera atau langsung, tetapi perlukaan dapat juga menyebabkan kematian secara tidak langsung. Penyebab kematian langsung dapat berupa : 4

1.      Perdarahan luas (syok hipovolemik)1,4 dan banyak dapat terjadi di dalam rongga tubuh atau di

luar rongga tubuh. Volume darah ada kira – kira 7 -10 % atau 1/13 berat badan. Kehilangan 1/3

Page 15: Traumatologi

bagian dari volume darah tubuh secara tiba- tiba dapat menyebabkan kematian. Kehilangan

darah yang demikian ini mengakibatkan syok dan meninggal bila tidak dilakukan penanganan

yang tepat dan cepat, sedangkan kehilangan darah secara perlahan - lahan tidak begitu

membahayakan oleh karena tubuh dapat mengkompensasinya. Perdarahan di dalam rongga

tubuh dapat kita jumpai pada luka tusuk yang mengenai organ – organ dalam seperti jantung,

paru – paru, hati dan limpa. kalau dijumpai lebih dari satu luka, maka harus ditentukan yang

mana yang menyebabkan kematian korban.4

2.      Luka pada organ vital. Bila yang terluka adalah organ vital, seperti jantung, paru, limpa, hati,

ginkal, pembuluh darah besar akan menyebabkan kematian lebih cepat. Perdarahan pada kantung

pericardium sebanyak 300- 400 cc telah dapat menyebabkan kematian karena terjadi tamponade

jantung. Demikian juga darah sejumlah 200 – 300 cc yang menyumbat saluran pernafasan dapat

menyebabkan kematian karena asfiksia.1,4

Kematian yang timbul dalam jangka waktu yang lama, yang bukan primer oleh karena lukanya, disebut penyebab kematian secara tidak langsung. Yang termasuk hal – hal ini adalah :1,4

1.      Inflamasi dari organ – organ dalam tubuh, seperti meningitis, encephalotos, pleuritis dan

peritonitis.

2.      Infeksi sepsis dari luka yang dapat mengakibatkan septicemia dari luka lama yang tidak sembuh

dan luka ini bisa primer ataupun sekunder.

3.      Gangren atau nekrosis sebagai akibat kerusakan jaringan – jaringan dan pembuluh darah.

4.      Trombosis pada pembuluh darah vena dan emboli yang terjadi akibat immobilisasi.

2.6 Aspek medikolegal

Dalam  melakukan  pemeriksaan  terhadap  korban  hidup  atau  meninggal  yang menderita  luka akibat  kekerasan,  pada  hakikatnya  dokter  diwajibkan  untuk  dapat memberikan kejelasan mengenai jenis luka yang terjadi, jenis kekerasan/senjata atau benda yang menyebabkan luka, dan derajat luka.8

Pada penentuan luka secara medikolegal seperti pada tindakan bunuh diri, pembunuhan atau kecelakaan dapat ditentukan dengan mengumpulkan semua data pemeriksaan korban. Aspek yang harus diperhatikan dalam kasus bunuh diri dan pembunuhan :4 a) Bunuh diri

Pada pemeriksaan luka dengan teliti sering didapatkan satu atau lebih luka lebih dangkal dan berjalan sejajar disekitar luka utama, luka tersebut adalah “luka percobaan.” Selain dada dalam hal ini daerah jantung maka pada daerah perut yang biasanya di daerah lambung, adalah merupakan daerah – daerah yang sering dipilih korban untuk kasus – kasus bunuh diri. Dengan

Page 16: Traumatologi

adanya senjata yang tergenggam erat “cadaveric spasm” hamper dapat ditentukan dengan pastikan bahwa korban telah melakukan bunuh diri.8

b) Pembunuhan

Jumlah luka umumnya lebih dari satu, tidak mempunyai lokasi atau tempat khusus,

seringkali didapati luka-luka yang didapat sewaktu korban mengadakan perlawanan - “luka

perlawanan”.8

BAB IIIKESIMPULAN

Dalam  melakukan  pemeriksaan  terhadap  korban  hidup  atau  meninggal  yang menderita  luka akibat  kekerasan,  pada  hakikatnya  dokter  diwajibkan  untuk  dapat memberikan kejelasan mengenai jenis luka yang terjadi, jenis kekerasan/senjata atau benda yang menyebabkan luka, dan derajat luka.

DAFTAR PUSTAKA

3.      Apuranto, Hariadi. Luka tajam [online]. 2010. Available at : www.fk.uwks.ac.id/elib/.../luka

%20akibat%20benda%20tajam.pdf [cited : Juli 2011]

4.      Amir, Amri. Trauma Mekanik. Dalam. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Kedua Medan:

Percetakan Ramadhan. 2005; IV: 72 - 90.

5.      Amir, Amri. Traumatologi. Dalam. Ilmu Kapita Selekta Ilmu Kedokteran Forensik. Medan:.

2000;: 107 – 109.

6.      Dix J, Calaluce R. Guide to Forensic Pathology. New York: CRC Press. 1999; 71 - 76

Page 17: Traumatologi

7.      Anonim. Assessing Stab Wounds - Type of Weapon Involved. Available from : URL:

http://www. forensicmed.co.uk [cited : Juni 2011]

8.      Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I. Jakarta: Binarupa Aksara, 1997; 85-

129.