Trauma Rangga, Remond, Lingga

download Trauma Rangga, Remond, Lingga

of 15

description

traumaaaaa

Transcript of Trauma Rangga, Remond, Lingga

BAB I

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, karena dengan rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok kami dengan judul TARAUMA . Adapun tugas ini kami selesaikan sebagai bahan acuan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa Fakultas kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram

Tentu saja bahan-bahan yang terhimpun dalam tugas ini sepenuhnya bukan hasil kami sendiri melainkan kami pilah, yang menurut kami atau siapa saja yang dapat dengan mudah mempelajarinya, mendalaminya serta mensosialisasikannya, minimal dilingkungannya.

Semoga laporan ini dapat lebih bermanfaat bagi pembaca, maupun bagi bangsa dan tanah air. Laporan ini tentunya masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk sempurnanya laporan ini.Terima kasih

Mataram, 05 Juni 2008

Tim Penyusun

DAFTAR ISIKata pengantar

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Trauma dan penangananyaB. Urut-urutan tindakan dalam penanggulangan trauma

C. Penanganan trauma multiple dengan kegawatan

D. Organisasi tim trauma

E. Prinsip dan metode pengobatan fraktur

F. Komplikasi fraktur terhadap organ-organ dan sesuai lokasinyaG. Trauma pada jaringan lunak

H. Trauma pada saraf perifer

I. Patologi kelainan saraf

J. Definisi fraktur dan proses terjadinya fraktur

K. Klasifikasi fraktur

L. Gambaran klinis fraktur

M. Fraktur patologis

N. Penyembuhan fraktur

O. Gambaran umum fraktur dan dislokasi sendi pada anak

P. Jenis fraktur pada anak secara regional

Q. Fraktur, dislokasi dan cedera ligament anggota gerak atas dan bawah pada orang dewasa

R. Trauma panggul

S. Trauma pada vertebral

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar PustakaBAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAHA. Trauma dan penangananya

B. Urut-urutan tindakan dalam penanggulangan trauma

C. Penanganan trauma multiple dengan kegawatan

D. Organisasi tim trauma

E. Prinsip dan metode pengobatan fraktur

F. Komplikasi fraktur terhadap organ-organ dan sesuai lokasinya

G. Trauma pada jaringan lunak

H. Trauma pada saraf perifer

I. Patologi kelainan saraf

J. Definisi fraktur dan proses terjadinya fraktur

K. Klasifikasi fraktur

L. Gambaran klinis fraktur

M. Fraktur patologis

N. Penyembuhan fraktur

O. Gambaran umum fraktur dan dislokasi sendi pada anak

P. Jenis fraktur pada anak secara regional

Q. Fraktur, dislokasi dan cedera ligament anggota gerak atas dan bawah pada orang dewasa

R. Trauma panggul

S. Trauma pada vertebral

C. TUJUAN

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah mmpermudah mahasiswa dalam pemahaman materi TraumaBAB II

PEMBAHASANSEKENARIO II

Ririn adalah seorang mahasiswi berusia 20 th yang hobby mendaki gunung.

Meskipun cuaca tidak brersahabat menyurutkan niat Ririn, dan musibah pun tidak dapat dihindari. Akhirnya Ririn pun terjatuh dari tebing dengan ketinggian kurang lebih 2m. Untunglah Ririn masih selamat meskipun mengalami cedera yang bcukup parah. Punggung dan kaki kanan ririn terasa sakit dan tidak dapat digerakan. Karena medan yang jatuh sehingga menyulitkan tim penolong untuk membawa ririn ke RS meskipun pertolongan pertama sudah diberikan.

Sesampai di RS Ririn pun mendadak demam. Setelah dilakukan fisik dokter mendiognosa fraktur pada humerus dan kompresi tulang punggung. Dan pada pemeriksaan darah ditemukan leukosit 15.600. Oleh dokter disarankan untuk dilakukan operasi dan sementara diberikan obat-obatan antibiotik dan antiinflamasi.

A. TRAUMA DAN PENANGANANYA- Trauma merupakan keadaan yang disebabkan oleh luka atau cedera, yang mengakibatkan perubahan fisiologis - Penanganan Trauma

Air way C-spine harus d proteksikan: posisi pasien harus tegak lurus

Cari apakah da obstruksi,benda sing,& fraktur maksilofasial,fraktur trakea/laring

Chin lift & jaw thrust maneuver

GCS kurang 8 untuk diberikan definitive air way

X-ray adalah croos-table lateral radiograph of cervical spine

Trauma di atas clavicula risk C-spine injury

Breathing Ventilasi yang adekuat membutuhkan:1. Patent air way2. Adequate oxygenantion 3. Carbiondioxide elimination Hati-hati pada kondisi berikut:

1. Tension pneomothorax

2. Flail chest dangan contusion pulmonum

3. Open pneomothorax

4. Massive hemothorax Circulation

Perdarahan merupakan penyebab utama kematian pasca trauma yang sebenarnya dapat di cegah Terutama fraktur pelvis & femur

B. URUT-URUTAN TINDAKAN DALAM PENANGGULANGAN TRAUMA

Airway Brething

Circulation

Disabbility

Exposure atau enviromental

C. PENANGANAN TRAUMA MULTIPLE DENGAN KEGAWATAN Fraktur Kompresi

Dislokasi pelvis(lecet)

Cedera kEpala

D. ORGANISASI TIM TRAUMA PMI SARS

PMR

E. PRINSIP DAN METODE PENGOBATAN FRAKTURPrinsip- Prinsip Pengobatan Fraktur :

1. Mengembalikan bentuk tulang seperti semula

2. Mempertahankan posisi itu selama masa penyembuhan patah tulang (imobilisasi)

3. Memobilisasi berupa latihan- latihan seluruh sistem gerak untuk mengembalikan fungsi anggota badan seperti sebelum patah.

Metode Pengobatan Fraktur :

1. Rekognisi ( Pengenalan )

Riwayat kecelakaan, parah tidaknya, jenis kekuatan yang berperan dan deskriptif tentang kejadian tersebut oleh pasien itu sendiri, menentukan kemungkinan tulang yang patah yang dialami dan kebutuhan pemeriksaan spesifik untuk fraktur. Kelainan bentuk yang nyata dapat menentukan diskontinuitas integritas rangka perkiraan diagnosis frakturpada tempat kejadian dapat dilakukan sehubungan dengan adanya rasa nyeri dan bengkak lokal, kelainan bentuk dan ketidakstabilan.

2. Reduksi

Reduksi adalah usaha dan tindakan untuk memenipulasi fragmen- fragmen tulang yang patah sedapat mungkin kembali seperti letak asalnya. Fraktur tertutup pada tulang panjang seringkali ditangani dengan reduksi tertutup. Sebelum dilakukan reposisi, diberi dahulu anestesi atau narkotika intravena, sedativ atau anestesi blok syaraf lokal. Ini seringkali dapat dilaksanakan secara efektif di dalam ruang gawat darurat atau ruang pembalut gips3. Retensi Reduksi ( mempertahankan reduksi )

Pemasangan Gips

Untuk fiksasi luar patah tulang dipasang gips spalk atau gips sirkulair. Perban gips spalk biasanya dipakai pada patah tulang tungkai bawah karena biasanya akan terjadi edema. Setelah edema menghilang, baru diganti dengan gips sirkulair. Biasanya gips dibuka setelah terjadi kalus. Makin muda umur pasien, makin cepat penyembuhannya.

Traksi

Traksi adalah usaha untuk menarik tulang yang patah untuk mempertahankan keadaan reposisi, secara umum traksi didapatkan dengan penempatan berat beban sewhingga arah tarikan segaris dengan sumbu panjang tulang fraktur

Tindakan pembedahan

Reposisi terbuka dilakukan melalui. Metode perawatan ini disebut fiksasi interna dan reduksi terbuka. Insisi dilakukan pada tempat yang terjadi cedera danb nditeruskan sepanjang bidang anatomis menuju tempat yang mengalami fraktur. Fraktur kebudian direposisi ke kedudukan normal secara manual. Sesudah reduksi, fragmen- fragmen fraktur kemudian distabilisasi dengan menggunakan peralatan ortopedis yang sesuai seperti pin, skrup, olat, dan paku.

4. Rehabilitasi

Rencana program rehabilitasi yang paling rasional sudah harus dimulai sejak permulaan perawatan di rumah sakit dan oleh karena itu bila keadaan memungkinkan, harus segera dimulai melakukan latihan- latihan untuk mempertahankan kekuatan anggota tubuh dan mobilisasi.

F. KOMPLIKASI FRAKTUR TERHADAP ORGAN-ORGAN DAN SESUAI LOKASINYA

Dislokasi

Syok neorogenik

Syok amoragik

Syok Hipopolemi

Sindrom kompartemen

G. TRAUMA PADA JARINGAN LUNAK Hematom Diakibatkan oleh pengumpuan darah setempat, umumnya menggumpal dalam organ, rongga, atau jaringan, akibat pecahnya dinding pembuluh darah. Kekakuan sendiH. TRAUMA PADA SARAF PERIFERI. PATOLOGI KELAINAN SARAFJ. DEFINISI FRAKTUR DAN PROSES TERJADINYA FRAKTUR

Definisi Fraktur

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa. Proses terjadinya fraktur

Sebagian besar patah tulang merupakan akibat dari cedera, seperti kecelakan mobil, olah raga atau karena jatuh. Patah tulang terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih besar daripada kekuatan tulang.

Jenis dan beratnya patah tulang dipengaruhi oleh:

1. Arah, kecepatan dan kekuatan dari tenaga yang melawan tulang2. Usia penderita3. Kelenturan tulang4. Jenis tulang.

Dengan tenaga yang sangat ringan, tulang yang rapuh karena osteoporosis atau tumor bisa mengalami patah tulang.

K. KLASIFIKASI FRAKTURMenurut Depkes RI (1995), berdasarkan luas dan garis traktur meliputi:

5. Fraktur komplitAdalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang yang luas sehingga tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis patahnya menyeberang dari satu sisi ke sisi lain serta mengenai seluruh kerteks.

6. Fraktur inkomplitAdalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang dengan garis patah tidak menyeberang, sehingga tidak mengenai korteks (masih ada korteks yang utuh).

Menurut Black dan Matassarin (1993) yaitu fraktur berdasarkan hubungan dengan dunia luar, meliputi:

Fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang tidak menonjol malalui kulit.

Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi infeksi. Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 grade yaitu:a) Grade I : Robekan kulit dengan kerusakan kulit ototb) Grade II : Seperti grade I dengan memar kulit dan ototc) Grade III : Luka sebesar 6-8 cm dengan kerusakan pembuluh darah, syaraf otot dan kulit.Long (1996) membagi fraktur berdasarkan garis patah tulang, yaitu:

Green Stick yaitu pada sebelah sisi dari tulang, sering terjadi pada anak-anak dengan tulang lembek

Transverse yaitu patah melintang

Longitudinal yaitu patah memanjang

Oblique yaitu garis patah miring

Spiral yaitu patah melingkar

Black dan Matassarin (1993) mengklasifikasi lagi fraktur berdasarkan kedudukan fragmen yaitu:

Tidak ada dislokasi Adanya dislokasi, yang dibedakan menjadi:a) Disklokasi at axim yaitu membentuk sudutb) Dislokasi at lotus yaitu fragmen tulang menjauhc) Dislokasi at longitudinal yaitu berjauhan memanjangd) Dislokasi at lotuscum controltinicum yaitu fragmen tulang berjauhan dan

memendek.L. GAMBARAN KLINIS FRAKTURLewis (2006) menyampaikan manifestasi klinik fraktur adalah sebagai berikut:

NyeriNyeri dirasakan langsung setelah terjadi trauma. Hal ini dikarenakan adanya spasme otot, tekanan dari patahan tulang atau kerusakan jaringan sekitarnya. Bengkak/edamaEdema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa yang terlokalisir pada daerah fraktur dan extravasi daerah di jaringan sekitarnya. Memar/ekimosisMerupakan perubahan warna kulit sebagai akibat dari extravasi daerah di jaringan sekitarnya. Spasme ototMerupakan kontraksi otot involunter yang terjadu disekitar fraktur. Penurunan sensasiTerjadi karena kerusakan syaraf, terkenanya syaraf karena edema. Gangguan fungsiTerjadi karena ketidakstabilan tulang yang frkatur, nyeri atau spasme otot. paralysis dapat terjadi karena kerusakan syaraf. Mobilitas abnormalAdalah pergerakan yang terjadi pada bagian-bagian yang pada kondisi normalnya tidak terjadi pergerakan. Ini terjadi pada fraktur tulang panjang. KrepitasiMerupakan rasa gemeretak yang terjadi jika bagian-bagaian tulang digerakkan. DeformitasAbnormalnya posisi dari tulang sebagai hasil dari kecelakaan atau trauma dan pergerakan otot yang mendorong fragmen tulang ke posisi abnormal, akan menyebabkan tulang kehilangan bentuk normalnya. Shock hipovolemikShock terjadi sebagai kompensasi jika terjadi perdarahan hebat. Gambaran X-ray menentukan frakturGambaran ini akan menentukan lokasi dan tipe fraktur

M. FRAKTUR PATOLOGISFraktur patologis merupakan fraktur yang terjadi melalui daerah - daerah tulang yang melemah akibat infeksi, tumor, osteoporosis, atau proses patologis lainnya.

N. PENYEMBUHAN FRAKTURProses penyembuhan patah tulang adalah proses biologis alami yang akan terjadi pada setiap patah tulang. pada permulaan akan terjadi perdarahan di sekitar fraktur, yang disebabkan oleh terputusnya pembuluh darah pada tulang dan periost. Fase ini disebut fase hematom. Hematoma ini akan menjadi medium pertumbuhan sel jaringan fibrosis dan vaskuler hingga hematom berubah menjadi jaringan fibrosis dengan kapiler di dalamnya. Jaringan ini yang menyebabkan fragmen tulang saling menempel. Fase ini disebut fase jaringan. fibrosis dan jaringan yang menempelkan fragmen patahan tulang tersebut dinamakan kalus fibrosa. Kedalam hematom dan jaringan fibrosis ini kemudian juga tumbuh sel kondroblast yang membentuk kondroid yang merupakan bahan dasar tulang rawan. Sedangkan di tempat yang jauh dari patahan tulang yang vaskularisasinya relatif banyak, sel ini berubah menjadi osteoblast dan membentuk osteoid yang merupakan bahan dasar foto rontgen. Pada tahap selanjutnya terjadi penulangan atau ossifikasi, kesemua ini menyebabkan kalus fibrosa berubah menjadi kalus tulang. fase ini disebut fase penyatuan klinis. Selanjutnya terjadi pergantian sel tulang secara berangsur-angsur oleh sel tulang yang mengatur diri sesuai dengan garis tekanan dan tarikan yang bekerja pada tulang. akhirnya sel tulang ini mengatur diri secara lamelar seperti tulang normal, kekuatan kalus ini sama dengan kekuatan tulang biasa dan fase ini disebut fase konsolidasi. Jadi berdasarkan stadium-stadium penyembuhan terdiri dari : Stadium penyatuan : absorbsi energi pada tempat fraktur. Stadium inflamasi : hematoma, nekrosis tepi fraktur, pelepasan sitokin, jaringan granulasi dalam celah-celah berlangsung sekitar 2 minggu. Stadium reparatif : kartilago dan tulang berdiferensiasi dari periost atau sel-sel parenkim, kartilago mengalami klasifikasi endokondral, dan tulang membranosa yang dibentuk oleh osteoblas pada perifer dini kalus, secara bertahap mengganti kartilago yang berklasifikasi dengan tulang berlangsung selama satu sampai beberapa bulan. Stadium remodelling : tulang yang berongga-rongga berubah menjadi lamelar melalui resorpsi dan pembentukan ganda. Tulang cenderung untuk mempunyai bentuk aslinya melalui remodelling dibawah pengaruh dari stress mekanik berlangsung berbulan-bulan sampai bertahun-tahun.O. GAMBARAN UMUM FRAKTUR DAN DISLOKASI SENDI PADA ANAK Gambaran Umum Fraktur Pada anak NyeriNyeri dirasakan langsung setelah terjadi trauma. Hal ini dikarenakan adanya spasme otot, tekanan dari patahan tulang atau kerusakan jaringan sekitarnya. Bengkak/edamaEdema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa yang terlokalisir pada daerah fraktur dan extravasi daerah di jaringan sekitarnya. Memar/ekimosisMerupakan perubahan warna kulit sebagai akibat dari extravasi daerah di jaringan sekitarnya. Spasme ototMerupakan kontraksi otot involunter yang terjadu disekitar fraktur. Penurunan sensasiTerjadi karena kerusakan syaraf, terkenanya syaraf karena edema. Gangguan fungsiTerjadi karena ketidakstabilan tulang yang frkatur, nyeri atau spasme otot. paralysis dapat terjadi karena kerusakan syaraf. Mobilitas abnormalAdalah pergerakan yang terjadi pada bagian-bagian yang pada kondisi normalnya tidak terjadi pergerakan. Ini terjadi pada fraktur tulang panjang. KrepitasiMerupakan rasa gemeretak yang terjadi jika bagian-bagaian tulang digerakkan. DeformitasAbnormalnya posisi dari tulang sebagai hasil dari kecelakaan atau trauma dan pergerakan otot yang mendorong fragmen tulang ke posisi abnormal, akan menyebabkan tulang kehilangan bentuk normalnya. Shock hipovolemikShock terjadi sebagai kompensasi jika terjadi perdarahan hebat. Gambaran X-ray menentukan frakturGambaran ini akan menentukan lokasi dan tipe fraktur

Gambaran Umum Dislokasi Sendi Pada Anak

Nyeri Deformitas Functio leisaP. JENIS FRAKTUR PADA ANAK SECARA REGIONAL

Q. FRAKTUR, DISLOKASI DAN LIGAMEN ANGGOTA GERAK ATAS DAN BAWAH PADA ORANG DEWASA

R. TRAUMA PANGGULS. TRAUMA PADA VERTEBRAPAGE 16