Trauma Medula Spinalis
-
Upload
susasti-hasanah -
Category
Documents
-
view
196 -
download
1
description
Transcript of Trauma Medula Spinalis
TRAUMA MEDULA SPINALIS
Susasti Hasanah1310221073
DEFINISI Trauma Medula spinalis adalah cedera
yang biasanya berupa fraktur atau cedera lain pada tulang vertebra, korda spinalis itu sendiri, yang terletak didalam kolumna vertebralis, dapat terpotong, tertarik, terpilin atau tertekan. Kerusakan pada kolumna vertaebralis atau korda dapat terjadi disetiap tingkatan,kerusakan korda spinalis dapat mengenai seluruh korda atau hanya separuhnya.
ETIOLOGI Penyebab tersering:
Kecelakaan mobilKecelakaan motorJatuhCedera olahragaLuka tembak atau luka tusuk
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Traktus yang dapat diperiksa secara klinis:Traktus kortikospinalTraktus spinotalamikusKolum posterior
Lesi UMN dan LMN
UMN LMNKelumpuhan Spastik FlasidTonus (-) (+)Refleks fisiologis (+) meningkat (+) menurunRefleks patologis (+) (-)Atrofi otot (-)/Ringan (+)
PATOFISIOLOGI
Pembebanan aksial
Fleksi
Ekstensi
Rotasi
Lateral
Destruksi
Cedera servikal dapat disebabkan oleh satu atau kombinasi dari mekanisme:
PATOFISIOLOGI
Gangguan sirkulasi akibat kompresi tulang atau arteri spiralis anterior dan posterior
Medula spinalis dan radiks dapat rusak melalui 4 mekanisme berikut:
MANIFESTASI KLINIK
Level
Beratnya Defisit Neurologis
Spinal Cord Syndrome
Morfologi
LevelLevel neurologist : segmen paling kaudal dari
medulla spinalis yang masih dapat ditemukan sensoris dan motoris yang normal di kedua sisi tubuh.
Level sensoris: menunjukan bagian segmen kaudal medulla spinalis dengan fungsi sensoris yang normal pada ke dua bagian tubuh.
Level motoris dinyatakan seperti sensoris, yaitu daerah paling kaudal dimana masih dapat ditemukan motoris dengan tenaga minimal 3/5 pada lesi komplit
Preservasi parsial
Defisit NeurologisParaplegia tidak komplitParaplegia komplitKuadriplegia tidak komplitKuadraplegia komplit
Termasuk dalam cedera tidak komplit adalah jika sudah tidah ditemukannya: Sensasi (termasuk sensasi posisi) atau gerakan volunter pada
ekstremitas bawah. Sakral sparing, sebagai contoh : sensasi perianal, kontraksi.
Sphincter ani secara volunter atau fleksi jari kaki volunter.
Namun masih ditemukannya:Reservasi refleks sakral saja misal bulbocavernosus atau anal
winkRefleks tendo dalam
Spinal Cord Syndrome
Central Cord Syndrome
Anterior Cord Syndrome
Brown Sequard Syndrome
Morfologi
FrakturFraktur dislokasiCedera medulla
spinalis tanpa abnormalitas radiografik (SCIWORA)
Cedera penetrans.
Cedera Kolumna Spinalis dari Susunan Kranial ke Kaudal
Dislokasi atlanto – oksipita (atlanto – occipital dislokatiaon)
Fraktur atlas (C1) Rotary subluxation dari C1 Fraktur aksis(C2): fraktur
odontoid, fraktur dari elemen posterior dari C2
Fraktur dislocation (C3 – C7)
Fraktur vertebra torakalis ( T-1 sampai T-10)
Fraktur daerah torakolumbal (T11 - L1) fraktur lumbal
Trauma Penetrans
MANIFESTASI LESI TRAUMATIK Komosio Kontusio Laserasio Perdarahan Kompresi Hemiseksi Sindrom Medula Spinalis bagian Anterior Sindrom Medula Spinalis bagian Posterior Transeksi Medula Spinalis Syok atau arefleksia Aktivitas otot yang meningkat
PENATALAKSANAANManajemen Pre-Hostipal
• ABCD• Stabilisasi manual• Penanganan imobilitas vertebra dengan kolar leher dan vertebra brace.
Manajemen Di Unit Gawat Darurat
• ABCD ulang• Pasang kateter danasogastric tube bila diperlukan• Pemeriksaan umum dan neurologis• Pemeriksaan laboratorium• Pemeriksaan radiologia• Pemberian kortikosteroid (megadose)*
Manajemen Di Ruang Rawat
Neurorehabilitasi
PEMBERIAN KORTIKOSTEROIDBila diagnosis ditegakkan
< 3 jam pasca trauma:
methylprednisolon 30 mg/kgBB i.v bolus selama 15 menit
ditunggu selama 45 menit (tidak diberikan
methylprednisolon dalam kurun waktu ini)
infus methylprednisolon kontinyu selama 23 jam
dengan dosis 5,4 mg/KgBB/jam.
Bila 3-8 jam: sama seperti yang diatas hanya infus methylprednisolon dilanjutkan untuk 47 jam.
Bila > 8 jam: tidak dianjurkan pemberian methylprednisolon
MANAJEMEN DI RUANG RAWAT
1. Perawatan umum 2. Pemeriksaan neurofisiologi klinik 3. Medikamentosa
Lanjutkan pemberian methylprednisolon Anti spastisitas otot sesuai keadaan klinis Analgetik Mencegah dekubitus Mencegah trombosis vena dalam dengan stoking kaki khusus atau fisioterapi. Mencegah proses sekunder dengan pemberian vitamin C, dan vitamin E. Stimulasi sel saraf dengan pemberian GM1-ganglioside dimulai kurun waktu 72 jam sejak onset
sampai dengan 18-32 hari. Terapi obat lain sesuai indikasi seperti antibiotik bila ada infeksi. Memperbaiki sel saraf yang rusak dengan stem sel.
4. Operasi a. Waktu operasi Tindakan operatif awal (< 24 jam) lebih bermakna menurunkan perburukan neurologis, dan
komplikasi.
b. Indikasi operatif Ada fraktur, pecahan tulang menekan medula spinalis Gambaran neurologis progresif memburuk Fraktur, dislokasi yang labil Terjadi herniasi diskus intervertebralis yang menekan medula spinalis
Konsultasi ke bagian bedah saraf berdasarkan indikasi.
TERIMA KASIH…