Trauma Kepala dan Tl BLK.ppt

65
Materi KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA CEDERA KEPALA

description

materi KGD

Transcript of Trauma Kepala dan Tl BLK.ppt

MateriKEPERAWATAN GAWAT DARURAT

PADA CEDERA KEPALA

PENDAHULUAN

Berperan pada hampir seluruh kematian akibat trauma

Di amerika merupakan penyebab kematian terbanyak pada klp usia 15 - 44 thn, laki-laki > wanita

Usia produktif 15 -44 tahun, laki-laki > wanita Glasgow : 151 Otopsi PD.CK 91% Ikshemi

PENDAHULUAN

Hasil akhir optimal Cepat dan sistematis : TK, Transportasi ke RS, UGD Perawatan intensif

Dokter dan perawat terlatih : Pengelolaan awal Jalan napas, Hemodinamik, Status Neurologik.

soal

• pasien datang dengan keluhan post kll 2jam yll muntah proyektil, racon eyes, jejas pada leher, saat dibangunkan mengumam, tampak menghindari nyeri, mata dibuka dengan rangsang nyeri :

• GSC?• DX medik? dan DX keperawatan ? Serta

intervensinya

PEMERIKSAAN GCS

RESPON MEMBUKA MATA

• Spontan : 4• Terhadap suara : 3• Terhadap nyeri : 2• Tidak ada respon : 1

RESPON MEMBUKA MATA

RESPON MOTORIK

• Mengikuti perintah : 6• Melokalisir nyeri : 5• Fleksi normal : 4• Fleksi abnormal (dekortikasi ) : 3• Ekstensi abnormal (deserebrasi) : 2• Tidak ada respon : 1

RESPON MOTORIK

RESPON VERBAL

• Orientasi baik : 5• Bicara kacau : 4• Kata-kata tidak teratur : 3• Mengerang : 2• Tidak ada respon : 1

RESPON VERBAL

KLASIFIKASI CEDERA KEPALA

Mekanisme : Tumpul kecepatan tinggi ( Tabrakan Mobil ) Kecepatan rendah ( Jatuh, Dipukul )Tembus Cedera peluru,Cedera tembus lainnya

KLASIFIKASI Beratnya :

Ringan (Mild HI) GCS 14 – 15 Sedang (Moderate HI) GCS 9 – 13 Berat (Severe HI) GCS 3 – 8

Morfologi :Fraktur tengkorakKalvaria Linear, Stelat, Depresi, NonDepresi, Terbuka, Tertutup

KLASIFIKASIDasar tengkorak (basis cranii)

Dgn / Tanpa kebocoran LCS, Dgn / Tanpa parase. Tanda : ekhimosis periorbital (racoon eyes/brill hematoma), rinorre/otorre, battle sign

Lesi IntrakranialFokal: EDH (robekan arteri-arteri meningen umumnya disebabkan oleh lesi duramater oleh fraktur oksipitalis, parietal. Gejala interval lusid, hemiplegia & anisokhor), SDH (robekan vena antara korteks serebri & duramater. Gejala sakit kepala sampai penurunan kesadaran), ICH (robekan pemb darah intra parenkim otak. Biasanya berlokasi di fronto temporal dan ganglia basalis)

Difus

Komosio ringan, Komosio klasik, Cedera akson difus

FRAKTUR LINIER

DIASTASIS FRAKTUR

FRAKTUR DEPRESSED

FRAKTUR DEPRESSED

FRAKTUR DEPRESSED

FRAKTUR DEPRESSED

EPIDURAL HEMATOMA

EPIDURAL HEMATOMA

SUBDURAL HEMATOMA

INTRA SEREBRAL HEMATOMA

SEREBRAL KONTUSIO

PNEUMOCEPHALUS

FRAKTUR DASAR TENGKORAK

PRA RS

• Airway management• Transportation• Properly trained • professionals• Prevention of secondary • injury

PRA RS

PENATALAKSANAAN CKR (mild HI)

Definisi : Penderita sadar & berorientasi (GCS 14 – 15 )

CKR 80% UGD, Sadar, Amnesia, Pingsan sesaat pulih sempurna, Gejala sisa ringan

Anamnesa : Nama, Umur, Jenis kelamin, Ras, Pekerjaan, Mekanisme dan waktu cedera. Sadar atau tidak sadar, Tingkat kewaspadaan. Amnesia Antegrad / Retrograd, Sakit kepala.

CKR (MILD HI)

Pemeriksaan umum : Tensi, Nadi, Respirasi, Luka-luka tempat lain.

Pemeriksaan mini neurologik : GCS, Pupil, Reaksi cahaya, Motorik.

Foto polos kepala : Jejas kepala CT-Scan kepala : Atas indikasi

CKR (MILD HI)

Indikasi rawat : Pingsan > 15 : PTA > Jam, Pada OBS. Penurunan kesadaran, SK >>, Fraktur, Otorhoe / Rinorhoe, Cedera penyerta, CT-Scan ABN, Tidak ada keluarga, Intoksikasi alkohol / Obat-obatan.

Indikasi pulang : Tidak memenuhi kriteria rawat, Kontrol setelah satu minggu.

CKR (MILD HI)

Pesan untuk penderita / keluarga, Segera kembali ke Rumah Sakit bila dijumpai hal-hal sbb :Tidur / sulit dibangunkan tiap 2 jam, mual dan muntah >>, SK >>, Kejang kelemahan tungkai & lengan, Bingung / Perubahan tingkah laku, Pupil anisokor, Nadi naik / turun.

CKS (MODERATE HI)

Definisi : Penurunan kesadaran, Masih mampu mengikuti perintah sederhana ( GCS 9 – 13 )

Pemeriksaan awal : Sama dengan CKR + Pem. Darah sederhana. Pem.CT-Scan kepala, Rawat untuk obs.

CKS (MODERATE HI)

Setelah rawat : Pem. Tanda vital & Pem.Neurologik periodik, Pem. CT-Scan kepala ulang bila ada pemburukan.

Bila membaik: Pulang, Kontrol poli setelah 1 minggu

Bila memburuk : CT-Scan kepala ulang = CKB.

CKB (SEVERE HI)

Definisi : Penderita tidak mampu melakukan perintah sederhana OK. Kesadaran menurun ( GCS 3 – 8 )

Penatalaksanaan : ABC Cedera otak sekunder. 100 Penderita CKB,

Hipoksemia ( PAO2 < 65mm HG ) 30 %, Hipotensi ( Sistolik < 95mm HG ) 13 % Anemia ( HT < 30 % ) 12 %.

CKB (SEVERE HI)

CKB (SEVERE HI )

Hipotensi mati 2 X, Hipotensi + Hipoksia mati 75 %

Pemeriksaan mini neurologik, Pemeriksaan CT-Scan kepala.

Kepala lebih tinggi 10 - 30 derajat ( Head Up ) Intubasi Pasang infus RL /NaCl 0,9 %. Pasang catheter

CKB (SEVERE HI)

Obat – obatan : Manitol 20 % : 1 – 2 mg/ Kg.BB, 3 X Pemberian, Tetesan cepat : TD SIST, > 100 mmHg. Anti konvulsan

Hiperventilasi, pada kasus TTIK untuk mengeluarkan CO2

KESIMPULAN

• Pengelolaan pasen dgn cedera kepala secara tepat, cepat dan sistematis akan membawa hasil akhir yang baik.

MASALAH KEPERAWATAN

• Tidak efektif jalan nafas, besrsihan jaln nafs tidak efektif

• Gangguan pola nafas :gangguan pertukaran jalan nafas

• Gangguan perfusi jaringan cerebral (cerebral edema, ekspansi hematoma, dll)

• Resiko injury• Hipertermia• Resiko infeksi

INTERVENSI KEPERAWATAN

• Buka dan bersihkan jalan nafas• Kolaborasi pemberian oksigen• Kolaborasi pemasangan ETT,

jika GCS < 8• Pasang NGT atau OGT sesuai indikasi• Posisi head up 15 – 30 derajat• Pasang IV access dengan jarum no besar

INTERVENSI KEPERAWATAN

• Monitoring tanda-tanda TTIK• Observasi TTV• Kolaborasi pemberian antipireurik, antikonvulsi,

manitol, AB• Berikan dukungan psikologis pada klien dan keluarga• Lakukan perawatan luka dengan teknik steril• Kolaborasi persiapan operasi• Jangan menutup telinga atau hidung jika keluar

cairan (darah)

Keperawatan Gawat Darurat pada Trauma Tulang Belakang

Disampaikan pada :

Pelatihan Instruktur Klinik Keperawatan Gawat DaruratBapelkes Depkes RI, 16-20 Februari 2011HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA

Trauma Tulang Belakang

Insidensi (1993) :• 11.200 orang :

• 4.200 † sebelum MRS• 1.150 † di RS

• Total > 200.000 : selamat• 50% paraplegi• 50% quadriplegi

• 80% < 40 tahun• >>> KLL

Tulang Belakang Normal

• Tulang belakang, 33 ruas

• 7 servikal

• 12 torakal

• 5 lumbal

• Fusi sakral & koksik

Sumsum Tulang

• Dari batang otak sampai vert. L1

• Diameter : 10-13 mm

• Di dlm kanalis spinalis

• Radiks

• Sensoris & motoris

• Refleks

Trauma Tulang Belakang

Mekanisme trauma servikal :

1. Hiperekstensi

2. Fleksi

3. Kompresi

4. Fleksi-kompresi dengan distraksi posterior

5. Fleksi-rotasi

6. Horisontal-translasi

MEKANISME TRAUMA

Trauma Tulang Belakang

Lesi spinal cord :

Trauma

Komplit Inkomplit1. Anterior cord syndrome2. Central cord syndrome

3. Brown-Sequard syndrome4. Posterior cord syndrome

Trauma Tulang Belakang

Spinal shock :

Terjadi sesudah trauma spinal cord

Fungsi spinal cord (-)

Flaccid

Refleks Babinski (-)

Refleks hiperaktif (-)

TITIK SENSORIK

Penanganan trauma spinal cord :

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

• Umum

• Pemeriksaan neurologis

PENANGANAN

Umum :• Posisi netral

• Pasien sadar / tidak sadar

• Flaccid areflexia

• Pernafasan diafragma

• Bisa fleksi elbow, ekstensi (-)

• Hipotensi + bradikardi, hipovolemik (-)

• Priapismus

Pemeriksaan neurologis :

1. Motorik

2. Sensorik

3. Refleks

4. Otonom

Efek terhadap organ lain :

• Paralisis interkostalis hipoventilasi

• Paralisis diafragma C3-C5

• Trauma abdomen ?

Penatalaksanaan :

Umum :

• Tekanan darah diperhatikan

• Log-rolled pada matras

Khusus :

• Medikamentosa

• Konservatif

• Operatif

Penatalaksanaan• Immobilisasi pra RS dengan long spine board/short

(long spine board hanya untuk evakuasi/transportasi tidak untuk bedrest)

• Cairan intravena maintenance, kecuali jika ditemukan syok hipovolemik, pada syok spinal untuk memperbaiki hemodinamik (TD dan nadi) dgn pemberian vasopresor

• Obat-obatan• Transver ke RS yang memiliki fasilitas definitif, jika

terjadi gg jln nafas atau gagal nafas pasang ETT ventilator

• operasi

IMMOBILISASI DAN EVAKUASIPRA RS

EVAKUASI DENGAN TEKNIK ROG ROLL

EVAKUASI DENGAN TEKNIK ROG ROLL

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan khusus :

Medikamentosa :

• Metilprednisolon < 8 jam

• 30 mg/kgBB, IV, 1 jam pertama

• 5,4 mg/kgBB drip dalam 23 jam

Penatalaksanaan

Defisit Neurologis

(-) : Konservatif

(+) : Operatif :

– Dekompresi

– Stabilisasi anterior/posterior