Trauma Kepala

7
Definisi dan klasifikasi dari trauma kepala (trauma kapitis) Benturan pada kepala dapat ringan tapi juga bisa sangat keras. Dampaknya sangat tergantung pada keras ringannya benturan atau ada tidaknya kerusakan yang ditimbulkannya mulai dari kerusakan pada tulang tengkorak,isi rongga tengkorak mulai dari meninges, pembuluh darah pada meninges sampai pada otak itu sendiri. Di Amerika Serikat hampir 1 juta kecelakaan lalu lintas terjadi setiap tahunnya yang mengakibatkan trauma kepala dan sepertiga diantaranya membawa kematian. Kecelakaan terbanyak disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas terutama pengendara mobil dan sepeda motor. Definis dan klasifikasi trauma kepala dibagi berdasarkan gejala klinis sebagai berikut : 1. Gegar otak/Commotio Cerebri : suatu keadaan dimana seseorang tidak sadar (pingsan) dalam waktu yang pendek, karena adanya benturan pada kepala (trauma kepala). Pada gegar otak tidak ada cedera pada susunan saraf pusat, tak ada gangguan pada pembuluh darah dan liquor serebro spinal juga memperlihatkan profil yang normal. Ciri khas pada gegar otak adalah : - adanya amnesia yaitu ketidak mampuan untuk mengingat kejadian baru sebelum atau sesudah adanya trauma kepala. - Kehilangan kesadaran bisa bersifat hilang timbul (intermiten) - Gangguanf fungsi vegatatif (sistem saraf otonom) seperti : nafas menjadi lambat, denyut nadi (bradikardi) dan tekanan darah menurun (hipotensi). - Gangguan motorik sadar seperti : hipotonia, arefleksia, dan gejala Babinski. - Gegar otak yang tidak punya komplikasi akan bisa sembuh kembali, tapi pasien bisa mengalami amnesia residual. - Tampilan klinisnya sebagai berikut :

description

trauma kepala

Transcript of Trauma Kepala

Page 1: Trauma Kepala

Definisi dan klasifikasi dari trauma kepala (trauma kapitis)

Benturan pada kepala dapat ringan tapi juga bisa sangat keras. Dampaknya sangat tergantung pada keras ringannya benturan atau ada tidaknya kerusakan yang ditimbulkannya mulai dari kerusakan pada tulang tengkorak,isi rongga tengkorak mulai dari meninges, pembuluh darah pada meninges sampai pada otak itu sendiri.Di Amerika Serikat hampir 1 juta kecelakaan lalu lintas terjadi setiap tahunnya yang mengakibatkan trauma kepala dan sepertiga diantaranya membawa kematian. Kecelakaan terbanyak disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas terutama pengendara mobil dan sepeda motor.

Definis dan klasifikasi trauma kepala dibagi berdasarkan gejala klinis sebagai berikut :1. Gegar otak/Commotio Cerebri : suatu keadaan dimana seseorang tidak sadar

(pingsan) dalam waktu yang pendek, karena adanya benturan pada kepala (trauma kepala). Pada gegar otak tidak ada cedera pada susunan saraf pusat, tak ada gangguan pada pembuluh darah dan liquor serebro spinal juga memperlihatkan profil yang normal.Ciri khas pada gegar otak adalah :

- adanya amnesia yaitu ketidak mampuan untuk mengingat kejadian baru sebelum atau sesudah adanya trauma kepala.

- Kehilangan kesadaran bisa bersifat hilang timbul (intermiten)- Gangguanf fungsi vegatatif (sistem saraf otonom) seperti : nafas menjadi

lambat, denyut nadi (bradikardi) dan tekanan darah menurun (hipotensi).- Gangguan motorik sadar seperti : hipotonia, arefleksia, dan gejala

Babinski.- Gegar otak yang tidak punya komplikasi akan bisa sembuh kembali, tapi

pasien bisa mengalami amnesia residual.- Tampilan klinisnya sebagai berikut :

Tidak sadar , biasanya tidak lebih dari 30 menit Gangguan vegetatif : nafas melambat, denyut nadi melambat,

hipotensi Bingung (mental confussion) Gangguan motorik sadar : otot skelet lemah, hipotensi,gejala

Babinski. Berat ringannya gegar otak tergantung pada lama amnesia paska trauma kepala seperti di bawah ini : Tingkat Gegar Otak Lama Amnesia

Sangat ringan 0-5 menit Ringan 5-60 menit Sedang 1-24 jam Berat 1-7 hari Sangat berat >7 hari Lama amnesia paska trauma diukur mulai dari ingatan terakhir sebelum

Page 2: Trauma Kepala

trauma sampai pulihnya kembali ingatan setelah trauma. Biasanya am – nesia dibedakan atas :

Retrograde amnesia : periode amnesia sebelum trauma Anterograde amnesia : periode amnesia paska trauma.

2 .Contusio Cerebri Contusio cerebri : adalah tidak sadar diri disertai adanya kerusakan (lesi) otak. Disini terdapat tanda-tanda kerusakan saraf yang berlanjut sesudah fase akut dilewati. Kerusakan otak tersebut bisa dalam bentuk nekrosis sel saraf pada korteks dan adanya edema cerebri.Kerusakan korteks serebri yang paling sering terjadi adalah di daerah bawah lobus frontalis dan temporalis. Hal ini disebabkan karena adanya goyangan otak berulang yang membentur dataran dalam tulang tengkorak. Kalau ada benturan pada tulang occiput, maka bisa terjadi contusio occipitalis yang disertai contusio frontalis (“contre coup”).

3. Sindroma paska contusio cerebri. Biasanya terjadi pada benturan kepala yang berat atau ringan. Gejalanya adalah sakit kepala, pusing, gampang lelah, daya ingat hilang dan tak mampu berkonsentrasi. 4. Perdarahan epidural (Hematoma epidural) Biasanya terjadi karena benturan pada os temporalis yang diikuti oleh tidak sadar diri singkat dan cepat pulih kembali. Perdarahan epidural biasanya meliputi 15-30 % perdarahan otak. Sesuai dengan namanya , hematoma terbentuk dalam cavum epidural. Hampir 90 % kejadian ini dialami oleh usia muda (15-30 tahun), yang mengalami fraktur tengko- rak disertai pecahnya pembuluh darah di daerah epidural. Paling banyak terjadi (70 %) pada os temporalis atau area temporo-parietalis. Fraktur tersebut menyebabkan putusnya A. Meningea media atau vena yang menyertainya. Angka kematian karena perdarahan epidural bisa men –

capai 20 %.

5. Perdarahan subdural (Hematoma subdural) Terjadi karena adanya benturan ringan pada kepala , darah menumpuk dalam cavum sub dural. Gejala baru muncul setelah beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian, sesuai dengan akumulasi darah dalam cavum itu. Perdarahan disini disebabkan karena pecahnya vena –vena kecil yang menghubungkan cavum subarachnoidea dengan sinus dura mater sehingga perdarahannya bersifat difus. Biasa terjadi pada usia diatas 40 tahun atau lebih , terutama pada lansia dimana otak mulai mengkerut yang menyebabkan tertariknya vena penghubung tadi, sehing ga pecah. Hematoma subdural dapat dibagi atas :

Page 3: Trauma Kepala

a. Hematoma subdural akut : dalam waktu < 3 harib. Hematoma subdural subakut : dalam waktu 3 hari-3 mingguc. Hematoma subdural kronis : dalam waktu > 3 minggu.

6. Perdarahan subarachnoidea Pingsan berlanjut 1 – beberapa jam. Leher kaku dan likuor serebro spi- nal yang mengandung darah adalah ciri khas dari perdarahan ini.

7. Perdarahan intraserebri. Terbanyak ditemukan pada lobus temporalis dan frontalis. Biasanya per darahan terjadi di permukaan lobus. Perdarahan ini harus dibedakan de- ngan perdarahan intraserebri akibat hipertensi, amyloid angiopati, pecah nya angioma dan aneurisma.

8. Fraktur basis kranii Gejala klinis dan pemeriksaan CT Scan kepala lebih diandalkan untuk menetapkan diagnosa pasti. Karena sinus menjadi terbuka, maka akan a- da udara intrakranial yang terlihat pada CT Scan kepala. Karena sinus terbuka, maka cairan likuor bisa masuk ke dalam sinus paranasalis atau mengalir keluar melalui telinga/hidung yang dikenal dengan otorrhoe/ rhinorrhoe lcs.

9. Fraktur tekan tulang tengkorak (“depressed skull fractures”) Ada beberapa kemungkinan: disertai dengan lesi kulit kepala disebut sebagai luka composit, atau disertai sobeknya duramater (disebut seba- gai penetrasi. Diagnosis pasti dilakukan dengan membuat foto Rontgen, CT Scan atau MRI kepala. Komplikasi yang bisa terjadi adalah infeksi meninges (meningitis). 10. Bisa timbul dalam bentuk sebagai berikut :

Kerusakan difus (Ensefalopati paska trauma) Kerusakan lokal Hidrosefalus Gangguan nervi kranialis (N.olfactorius/N I, N.Opticus/N.II,

N.facialis/N.VII,N.abducent/N.VI, N.Vestibulocochlearis/N.VIII).

Patofisiologi Trauma Kepala

Setiap benturan pada kepala akan menyebabkan terjadinya :

1. Percepatan (akselerasi) dan perlambatan (deselerasi) gaya yang bersifat linier. Akselerasi gaya akan menyebabkan kerusakan pada tulang tengkorak dan isinya. Daerah bawah lobus temporalis akan berbenturan dengan fossa cranii anterior

Page 4: Trauma Kepala

yang kasar, sedangkan lobus temporalis akan berbenturan dengan sayap-sayap os sphenoidalis. Corpus callosum bisa cedera karena benturan dengan falx cerebri . Sedangkan cerebellum dan batang otak bisa cedera karena benturan dengan tentorium cerebelli. Sementara deselerasi gaya akan menyebabkan terjadinya deformitas tengkorak dengan akibat volume tengkorak akan berkurang dan meningkatnya tekanan likuor serebro spinal.

2. Rotasi kepala dan isinya akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada axon dari neuron yang ada dalam hemispherium cerebri disertai putusnya pembuluh darah dan kerusakan pada meninges.

3. Penetrasi terhadap tengkorak dan isinya. Benturan kepala dapat menyebabkan cedera pembungkus tulang tengkorak (bisa pada kulit kepala atau dibawah galea aponeurotica), bisa pada tulang tengkorak itu sendiri, bisa juga pada meninges mulai dari cavum epidural, cavum subdural, cavum subarachnoidea atau pada otak itu sendiri (intra cerebri). Trauma kepala bisa pula menyebabkan putusnya pembuluh darah sehingga terbentuk bekuan darah (hematoma).Contusio cerebri yang relatif ringan, bisa hanya menyebabkan kerusakan pada korteks serebri, dan kalau ini terjadi maka yang rusak justru pada daerah kutub yang bertentangan dengan tempat terjadinya benturan. Kalau seseorang kena pukul pada dagu (pukulan “upper cut”pada tinju), maka korteks yang rusak adalah pada titik yang bertentangan dengan dagu yang segaris dengan arah pukulan yaitu pada daerah occipitalnya. Ini dinamakan kerusakan “contre coup”.Begitu pula kalau seseorang jatuh sehingga sisi kiri kepalanya membentur lantai, maka korteks yang rusak adalah korteks di sisi kanannya. Benturan kepala yang sangat keras bisa menyebabkan perdarahan subarachnoidea dan kerusakan substansia alba , dimana terdapat bermilyar serabut saraf. Benturan kepala itu sendiri bisa menyebabkan otak terguncang baik dalam bentuk terputar (“torsi”) atau goyangan kiri dan kanan. Ini berarti otak akan terbentur berulang-ulang ke tulang tengkorak yang kasar. Selain dari itu saraf tepi dan pembuluh darah yang keluar dan rongga tengkorak bisa pula mengalami cedera