Transpos Sedimen Pada Muara Sungai

4
TRANSPOS SEDIMEN PADA MUARA SUNGAI PENDAHULUAN Sedimentasi adalah masuknya muatan sedimen ke dalam suatu lingkungan perairan tertentu melalui media air dan diendapkan di dalam lingkungan tersebut. Sedimentasi yang terjadi di lingkungan pantai menjadi persoalan bila terjadi di lokasi-lokasi yang terdapat aktifitas manusia yang membutuhkan kondisi perairan yang dalam seperti pelabuhan, dan alur-alur pelayaran, atau yang membutuhkan kondisi perairan yang jernih seperti tempat wisata, ekosistem terumbu karang atau padang lamun. Untuk daerah-daerah yang tidak terdapat kepentingan seperti itu, sedimentasi memberikan keuntungan, karena sedimentasi menghasilkan pertambahan lahan pesisir ke arah laut. Sedimentasi di suatu lingkungan pantai terjadi karena terdapat suplai muatan sedimen yang tinggi di lingkungan pantai tersebut. Suplai muatan sedimen yang sangat tinggi yang menyebabkan sedimentasi itu hanya dapat berasal dari daratan yang dibawa ke laut melalui aliran sungai. Pembukaan lahan di daerah aliran sungai yang meningkatkan erosi permukaan merupakan faktor utama yang meningkatkan suplai muatan sedimen ke laut. Selain itu, sedimentasi dalam skala yang lebih kecil dapat terjadi karena transportasi sedimen sepanjang pantai. Karakteristik sedimentasi di perairan pesisir terjadi perlahan dan berlangsung menerus selama suplai muatan sedimen yang tinggi terus berlangsung. Perubahan laju sedimentasi dapat terjadi bila terjadi perubahan kondisi lingkungan fisik di daerah aliran sungai terkait. Pembukaan lahan yang meningkatkan erosi permukaan dapat meningkatkan laju sedimentasi. Sebaliknya, pembangunan dam atau pengalihan aliran sungai dapat merubah kondisi sedimentasi menjadi kondisi erosional. Bila sedimentasi semata-mata karena tranportasi muatan sedimen sepanjang pantai, laju sedimentasi yang terjadi relatif lebih lambat bila dibandingkan dengan sedimentasi yang mendapat suplai muatan sedimen dari daratan. Proses sedimentasi berlangsung perlahan dan terus menerus selama suplai muatan sedimen yang banyak dari daratan masih terus terjadi. Proses sedimentasi berhenti atau berubah menjadi erosi bila suplai muatan sedimen berkurang karena pembangunan dam atau pengalihan alur sungai.

description

penyebab dan dampak sedimentasi pada muara sungai

Transcript of Transpos Sedimen Pada Muara Sungai

Page 1: Transpos Sedimen Pada Muara Sungai

TRANSPOS SEDIMEN PADA MUARA SUNGAI

PENDAHULUAN

Sedimentasi adalah masuknya muatan sedimen ke dalam suatu lingkungan perairan

tertentu melalui media air dan diendapkan di dalam lingkungan tersebut. Sedimentasi yang

terjadi di lingkungan pantai menjadi persoalan bila terjadi di lokasi-lokasi yang terdapat

aktifitas manusia yang membutuhkan kondisi perairan yang dalam seperti pelabuhan, dan

alur-alur pelayaran, atau yang membutuhkan kondisi perairan yang jernih seperti tempat

wisata, ekosistem terumbu karang atau padang lamun. Untuk daerah-daerah yang tidak

terdapat kepentingan seperti itu, sedimentasi memberikan keuntungan, karena sedimentasi

menghasilkan pertambahan lahan pesisir ke arah laut.

Sedimentasi di suatu lingkungan pantai terjadi karena terdapat suplai muatan sedimen

yang tinggi di lingkungan pantai tersebut. Suplai muatan sedimen yang sangat tinggi yang

menyebabkan sedimentasi itu hanya dapat berasal dari daratan yang dibawa ke laut melalui

aliran sungai. Pembukaan lahan di daerah aliran sungai yang meningkatkan erosi permukaan

merupakan faktor utama yang meningkatkan suplai muatan sedimen ke laut. Selain itu,

sedimentasi dalam skala yang lebih kecil dapat terjadi karena transportasi sedimen

sepanjang pantai.

Karakteristik sedimentasi di perairan pesisir terjadi perlahan dan berlangsung menerus

selama suplai muatan sedimen yang tinggi terus berlangsung. Perubahan laju sedimentasi

dapat terjadi bila terjadi perubahan kondisi lingkungan fisik di daerah aliran sungai terkait.

Pembukaan lahan yang meningkatkan erosi permukaan dapat meningkatkan laju

sedimentasi. Sebaliknya, pembangunan dam atau pengalihan aliran sungai dapat merubah

kondisi sedimentasi menjadi kondisi erosional.

Bila sedimentasi semata-mata karena tranportasi muatan sedimen sepanjang pantai,

laju sedimentasi yang terjadi relatif lebih lambat bila dibandingkan dengan sedimentasi yang

mendapat suplai muatan sedimen dari daratan. Proses sedimentasi berlangsung perlahan dan

terus menerus selama suplai muatan sedimen yang banyak dari daratan masih terus terjadi.

Proses sedimentasi berhenti atau berubah menjadi erosi bila suplai muatan sedimen

berkurang karena pembangunan dam atau pengalihan alur sungai.

Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar tersebut akan menghasilkan suatu komunitas yang khas, dengan kondisi lingkungan yang bervariasi, antara lain 1. tempat bertemunya arus sungai dengan arus pasang surut, yang berlawanan menyebabkan suatu pengaruh yang kuat pada sedimentasi,

Page 2: Transpos Sedimen Pada Muara Sungai

pencampuran air, dan ciri-ciri fisika lainnya, serta membawa pengaruh besar pada biotanya. 2. pencampuran kedua macam air tersebut menghasilkan suatu sifat fisika lingkungan khusus yang tidak sama dengan sifat air sungai maupun sifat air laut. 3. perubahan yang terjadi akibat adanya pasang surut mengharuskan komunitas mengadakan penyesuaian secara fisiologis dengan lingkungan sekelilingnya. 4. tingkat kadar garam di daerah estuaria tergantung pada pasang-surut air laut, banyaknya aliran air tawar dan arus-arus lain, serta topografi daerah estuaria tersebut.

Daerah endapan pantai biasa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pesawahan dan

tambak. Endapan Pematang Pantai, terdiri dari pasir kasar sampai halus dan lempung yang

banyak mengandung moluska. Sebaran pematang-pematang sangat terbatas di sekitar

pesisir membentuk garis-garis yang sejajar tapi terkadang juga bentuk memancar dari satu

titik. Tinggi rata-rata pematang tersebut kurang lebih 5 meter. Endapan Sungai, terdiri dari

pasir, lanau dan lempung, berwarna kecoklatan, terendapkan disepanjang alur sungai

Cimanuk sebagai mid stream bar. Endapan Delta, terdiri dari lanau dan lempung, berwarna

coklat kehitaman mengandung sedikit moluska, ostrakoda, foraminifera plangton dan bentos.

Daerah satuan ini merupakan tempat usaha pertambakan bandeng, udang dan hutan

bakau.Dari peta geologi (Gambar 2)menggambarkan endapan sedimen Kuarter yang

beragam serta batuan sedimen berumur Tersier yang telah mengalami struktur sesar berarah

barat-timur. Endapan sungai dan pantai sebagai lapisan penutup yang cukup luas di kawasan

pantai utara Jawa Barat yang berbatasan dengan Laut Jawa.

Sungai Cimanuk merupakan gabungan dari anak-anak sungai yang lebih kecil, yaitu Sungai

Cilutung, Cipelas dan Cikeruh. Jika ditelusuri lebih lanjut, hulu S. Cimanuk berada disekitar

Kabupaten Garut bernama S. Cukeruh, hulu S. Cipelas berada di Kabupaten

Sumedang,tepatnya di kaki Gunungapi Tampomas; sedangkan hulu S. Cilutung berada di

Kabupaten Kuningan, berasal dari kaki gunungapi Ciremai (peta rupabumi, skala 1 : 50.000).

Ketiga anak S. Cimanuk mengalir pada daerah-daerah endapan volkanik muda berumur

Kuarter (Ratman dan Gafoer, 1998). Aliran S. Cimanuk mengalami perubahan yang berarti di

Indramayu, hal ini terjadi pada tahun 1947, ketika tanggul yang berada di desa Pabean Udik,

Kabupaten Indramayu hancur diterjang bajir. Saat itu aliran S. Cimanuk mengalami

perubahan, sebagian aliran sungai mengalir ke arah timurlaut, mencari jalan terdekat menuju

garis pantai, membentuk delta baru dengan tipe delta telapak kaki burung (birdfoot-type

delta) yang dapat kita saksikan hingga saat ini (Gambar 3).

Setidaknya ada tiga buah mulut muara sungai dari tipe delta ini yang masing-masing memiliki

aktivitas sedimentasi. Cimanuk sendiri memiliki debit mencapai 1200 m3/ detik di kala musim

hujan, yaitu pada bulan Oktober hingga Maret, sedangkan pada musim kering debit Sungai ini

hanya mencapai 5 m3/detik, jadi kecepatan proses sedimentasi serta perubahan bentuk dari

mulut muara akan sangat meningkat disaat musim hujan (Teddy drr.,1999). Dengan debit

sungai yang sedemikian besar, dikala musim hujan, mengakibatkan alur sungai yang ada

tidak mampu menampung jumlah air sungai, air akan meluap keluar menggenangi

Page 3: Transpos Sedimen Pada Muara Sungai

lingkungan sekitar. Dalam situasi tersebut kecepatan aliran air luapan (banjir) S. Cimanuk

akan mengalami penurunan karena terhambat oleh berbagai pematang-pematang, arus dan

gelombang laut.

Maka akan terjadi proses pelumpuran atau pengendapan material sedimen di kawasan muara

sungai, hal tersebut menyebabkan bertambah luasnya daratan di mulut-mulut muara. Arus

sungai yang deras mengalir ke arah laut bertemu dengan aktivitas gelombang, hal tersebut

adalah salah satu penyebab yang dapat merubah arah muara serta bentuk perkembangan

delta.Kadar lumpur air S. Cimanuk tergolong tinggi yaitu rata-rata 2.850 mg/liter, sementara

kadar maksimum adalah 8.840 mg/liter, karena memiliki kadar lumpur yang cukup tinggi

maka pertumbuhan daratan baru (akrasi) di kawasan muara S. Cimanuk berlangsung dengan

kecepatan kurang lebih 200 meter/tahun (Hehanussa drr., 1980).

http://arielaut.wordpress.com/2010/04/21/proses-sedimentasi-yang-terjadi-pada-muara-sungai-cimanuk-indramayu/

3. Sedimentasi Pada Muara Sungai  

 Muara sungai dapat dibedakan dalam tiga kelompok yang tergantung pada faktor domonan yang mempengaruhi. Yaitu didominasi faktor gelombang, debit sungai atau pasang surut. Pada kenyataannya ketiga sungai tersebut akan bekerja secra simultan, walaupun salah satunya akan terlihat lebih dominan pada daerah muara dimana gelombang  lebih dominan biasanya akan mengakibatkan tertutupnya muara sungai akibat transfor sedimen sepanjang pantai yang dibawanya masuk ke alur sungai.

http://rageagainst.multiply.com/journal/item/33?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem