Transportasi Multimoda

7
TRANSPORTASI MULTIMODA Permasalahan yang ditemui di kota-kota besar di Indonesia, termasuk kota Makassar sebagai bagian dari provinsi Sulawesi Selatan adalah soal transportasi. Semakin hidup suatu kota, pergerakan masyarakatnya semakin tinggi. Hal itu perlu diimbangi dengan laju sarana transportasi (moda) dan infrastrukturnya. Umumnya masalah timbul ketika moda yang dipilih masyarakat adalah kendaraan pribadi. Masalah semakin sulit, ketika pertumbuhan kendaraan pribadi tidak seimbang dengan pertambahan panjang jalan. Inilah yang membuat pemangku kebijakan, harus mulai berpikir untuk menekan penggunaan kendaraan pribadi dan meningkatkan sarana serta prasarana angkutan umum. Caranya melalui sistem transportasi antarmoda dan sistem transportasi angkutan umum terpadu (multimoda). Artinya, berbagai moda dapat terkombinasikan dengan baik, efisien serta efektif sehingga orang dapat berpindah dari satu jenis angkutan ke angkutan lainnya dengan cepat, murah dan nyaman. Proses peralihan ini tidak gampang. Selain harus mengubah pola pikir masyarakat tentang manfaat menggunakan transportasi umum, juga harus membenahi angkutan massal. Dengan konsep unimoda yang sebagian masih dipratekkan, orang tetap akan malas menggunakan angkutan umum. Karena mereka akan kesulitan dalam proses pergantian moda, waktu menunggu yang lama, tempat pergantian yang tidak nyaman, jumlah pergantian angkutan yang tidak menentu dan akhirnya menyuburkan tumbuhnya angkutan umum yang tidak resmi. Legalitas penyelenggaraan transportasi

description

transportasi

Transcript of Transportasi Multimoda

Page 1: Transportasi Multimoda

TRANSPORTASI MULTIMODA

Permasalahan yang ditemui di kota-kota besar di Indonesia, termasuk kota

Makassar sebagai bagian dari provinsi Sulawesi Selatan adalah soal transportasi. Semakin

hidup suatu kota, pergerakan masyarakatnya semakin tinggi. Hal itu perlu diimbangi

dengan laju sarana transportasi (moda) dan infrastrukturnya. Umumnya masalah timbul

ketika moda yang dipilih masyarakat adalah kendaraan pribadi. Masalah semakin sulit,

ketika pertumbuhan kendaraan pribadi tidak seimbang dengan pertambahan panjang

jalan. Inilah yang membuat pemangku kebijakan, harus mulai berpikir untuk menekan

penggunaan kendaraan pribadi dan meningkatkan sarana serta prasarana angkutan umum.

Caranya melalui sistem transportasi antarmoda dan sistem transportasi angkutan umum

terpadu (multimoda). Artinya, berbagai moda dapat terkombinasikan dengan baik, efisien

serta efektif sehingga orang dapat berpindah dari satu jenis angkutan ke angkutan lainnya

dengan cepat, murah dan nyaman.

Proses peralihan ini tidak gampang. Selain harus mengubah pola pikir masyarakat

tentang manfaat menggunakan transportasi umum, juga harus membenahi angkutan

massal. Dengan konsep unimoda yang sebagian masih dipratekkan, orang tetap akan malas

menggunakan angkutan umum. Karena mereka akan kesulitan dalam proses pergantian

moda, waktu menunggu yang lama, tempat pergantian yang tidak nyaman, jumlah

pergantian angkutan yang tidak menentu dan akhirnya menyuburkan tumbuhnya

angkutan umum yang tidak resmi. Legalitas penyelenggaraan transportasi antarmoda/

multimoda di Indonesia, di antaranya: UU No. 38/2004 tentang Jalan; UU No. 22/2009

tentang LLAJ (Lalu Lintas & Angkutan Jalan); UU No. 23/2007 tentang Perkeretaapian; UU

No. 17/2008 tentang Pelayaran; UU No. 1/2009 tentang Penerbangan; PP No. 8/2011

tentang Angkutan Multimoda; dan Kepmenhub No. 49/2005 tentang Sistranas (Sistem

Transportasi Nasional); Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2011 tentang Angkutan

Multimoda; Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012; Peraturan Menteri Perhubungan

Nomor 8 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Multimoda.

Antarmoda dan multimoda ini merupakan dua istilah yang berbeda. Menurut Prof

Dr Ir Agus Taufik Mulyono, M.T, transportasi antarmoda mengarah pada situasi di mana

penumpang dan atau barang menggunakan lebih dari satu moda transportasi dalam satu

Page 2: Transportasi Multimoda

perjalanan yang berkesinambungan. Sedangkan transportasi multimoda, merupakan

transportasi barang dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda transportasi yang

berbeda, atas dasar satu kontrak yang menggunakan dokumen transportasi multimoda

dari suatu tempat barang yang diterima oleh operator transportasi multimoda ke suatu

tempat yang ditentukan untuk penerimaan barang tersebut (Peraturan Pemerintah No 8

Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda). Untuk mengetahui lebih jelas tentang

bagaimana jaringan antarmoda dan multimoda, Agus memberikan perspektif keduanya.

Keterpaduan sistem jaringan pelayanan (susunan rute-rute pelayanan transportasi

yang membentuk satu kesatuan hubungan) dan jaringan prasarana transportasi

multimoda/ antarmoda menunjukkan keterpaduan pemberlakuan 5 (lima) UU tersebut.

Tujuannya mencapai efektivitas dan efisiensi serta berkelanjutan dalam penyelenggaraan

sistem transportasi antarmoda/ multimoda. Hal ini sesuai dengan sasaran Sistranas, yakni

terwujudnya penyelenggaraan transportasi yang efektif dan efisien. Transportasi bisa

dikatakan “efektif” jika dapat mewujudkan keselamatan, aksesibilitas tinggi, keterpaduan,

Jaringan multimoda konvensional point-to-point, asal perjalanan (asal A, B, dan C) dihubungkan secara independen oleh moda transportasi (jalan dan rel) ke lokasi tujuan perjalanan (tujuan D, E, dan F).

Lalu lintas dikumpulkan pada 2 (dua) titik transhipment, yaitu stasiun KA dengan konsolidasi pergerakan penumpang/ barang. Hal ini dapatmenghasilkan load-factor dan/ ataufrekuensi transportasi yang lebih tinggi, khususnya di antara terminal.

Page 3: Transportasi Multimoda

kapasitas mencukupi, teratur, lancar dan cepat, mudah dicapai, tepat waktu, nyaman, tarif

terjangkau, tertib, aman, dan polusinya rendah. Dikatakan “efisien” jika transportasi tidak

membebani masyarakat luas tetapi mampu memberi pelayanan yang maksimal dan

optimal dalam satu kesatuan jaringan transportasi nasional serta menjadi indicator kunci

dalam keterpaduan jaringan pelayanan dan prasarana transportasi multimoda atau

antarmoda. Keduanya harus menyatu dalam pelaksanaan pembangunan, pembinaan

(pengaturan, pengendalian-pengawasan), dan penyelenggaraan.

Fungsi utama transportasi antarmoda meliputi komposisi, koneksi, perpindahan,

dan dekomposisi. Komposisi adalah mengumpulkan dan mengkonsolidasi barang/

penumpang di simpul transportasi. Sedangkan koneksi, mengalirkan barang dan/ atau

penumpang di antara minimal dua simpul. Kemudian perpindahaan mengandung makna

memindahkan moda di suatu terminal/ simpul yang berperan menyediakan kontinuitas

pergerakan dalam rantai transportasi. Dan akhirnya dekomposisi menunjuk pada

Rantai Transportasi Antar Moda

Page 4: Transportasi Multimoda

pemisahan barang/ penumpang di terminal terdekat dari tujuan dan mentransfer ke dalam

jaringan distribusi lokal/ regional.

Masyarakat yang merupakan aspek pengguna harus mendapat jaminan

keselamatan, kualitas, ketepatan waktu, serta keterjangkauan biaya. Para operator

angkutan antarmoda/ multimoda memberikan jaminan solusi konflik, toleransi

keterlambatan alat angkut, jaminan keamanan operasi bisnis. Dan regulator menjamin

pengaturan keterpaduan dan jaminan kelaikan fungsi alat angkut. Kompleksitas masalah

dan capaian yang ingin diwujudkan dalam penyelenggaraan keterpaduan jaringan

pelayanan dan prasarana pada kegiatan terminal antarmoda harus mempertimbangkan

tatanan fasilitas, tatanan fungsional, dan tatanan operasional. Tatanan fasilitas, fungsional,

dan operasional pada pengelolaan terminal antarmoda/multimoda diperlukan

standardisasi (norma, standar, pedoman, manual, kriteria) untuk mewujudkan sistem

transportasi yang efektif dan efisien.

Konsep angkutan umum multimoda harus memenuhi 6 kriteria komponen: moda

penghubung (connecting modes), moda utama (main modes), jaringan multimoda

(multimodal network: main route, feeder route), fasilitas peralihan moda (transfer point),

fasilitas peralihan antar moda dengan jaringan berbeda (intermodal transfer point), dan

peraturan.

Connecting Modes sebagai moda penghubung sebelum dan sesudah moda utama yang

sedang digunakan. Moda sebelum atau ”access mode” merupakan moda yang digunakan

dari rumah ke tempat perhentian angkutan umum (halte/ stasiun/ terminal) bisa dengan

jalan kaki, bersepeda, naik mobil atau motor, dan menggunakan taxi. Sedangkan moda

sesudah atau ”egress mode” adalah moda yang digunakan dari tempat perhentian (halte/

stasiun/ terminal) ke tempat tujuan.

Main Modes, biasanya digunakan dalam perjalanan paling panjang dan paling lama dari

moda lainnya. Sudah banyak penelitian dan pengembangan moda utama ini, tentang

pengembangan alat angkutan umum, sinkronisasi jadwal antara moda satu dengan lainnya.

Multimodal Network, karakteristik utama dari jaringan multimoda adalah memiliki

jaringan yang tersambung antar jenis (moda) dan mengenal adanya perbedaan level atau

jenjang dari jaringan. Jaringan level tertinggi untuk moda kecepatan tinggi dan akses

terbatas, sedangkan tingkatan yang terendah adalah untuk moda jarak pendek, memiliki

Page 5: Transportasi Multimoda

akses ke jaringan yang lebih tinggi, berkecepatan rendah, dan kepadatan jaringan yang

lebih tinggi.

Transfer Point, komponen ini sangat penting untuk menarik penumpang angkutan pribadi

yang dapat terintegrasi dengan angkutan umum. Fasilitas parkir yang cukup untuk

menampung kebutuhan akan dapat menarik penumpang angkutan pribadi untuk

meninggalkan mobil pribadinya dan selanjutnya menyambung dengan angkutan umum.

Terlebih lagi jika ongkos parkir di pusat kota dibuat mahal.

Intermodal Transfer Point, fasilitas ini sangat penting karena merupakan titik sambung

antara dua jenis moda dari dua jenis jaringan yang berbeda. Contohnya antara jaringan

sungai dan jaringan jalan, atau kereta api.

Peraturan, peraturan sebagai alat pengontrol kinerja angkutan umum juga sebaiknya

berubah ke arah multimodality. Peraturan tentang moda utama, moda pengumpan, moda

sebelum dan sesudah, ketersambungan dengan moda lain melalui Transfer Point dan

Intermodal Transfer Poin.