DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat...

63
TINJAUAN KUAT TARIK TIDAK LANGSUNG, KUAT TEKAN BEBAS, DAN PERMEABILITAS CAMPURAN DINGIN ROLLED ASPHALT DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI BINDER ISTIQOMAH NUR’UBAY NIM I 0105008 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat...

Page 1: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

TINJAUAN KUAT TARIK TIDAK LANGSUNG, KUAT TEKAN BEBAS,

DAN PERMEABILITAS CAMPURAN DINGIN ROLLED ASPHALT

DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI BINDER

ISTIQOMAH NUR’UBAY

NIM I 0105008

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

BAB1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Peningkatan kebutuhan manusia terhadap barang dan jasa tidak lepas dari peran

sarana dan prasarana transportasi sebagai unsur penunjang yang utama dalam

pemenuhannya. Sebagai konsekuensi meningkatnya kebutuhan tersebut, maka

perlu adanya penyeimbangan antara permintaan dan penyediaan sarana prasarana

transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering

digunakan. Salah satu bentuk transportasi darat yang berperan vital dan

mempunyai aksesibilitas tinggi adalah jalan raya.

Tingginya kebutuhan akan prasarana jalan raya menuntut adanya upaya untuk

mengembangkan kualitas dari lapis perkerasan jalan. Konstruksi jalan didesain

agar mampu memikul beban lalu lintas kendaraan selama umur pelayanannya

dengan aman dan nyaman. Konstruksi jalan terdiri atas beberapa lapis perkerasan,

yaitu lapis permukaan (surface course), lapis pondasi (base and sub-base course)

dan tanah dasar.

Lapis permukaan jalan (surface course) merupakan lapis perkerasan paling atas

yang terdiri dari lapis aus (wearing course) dan lapis antara (binder course).

Wearing course yaitu lapisan yang dapat aus yang selanjutnya dapat diganti lagi

dengan yang baru. Kerusakan yang sering terjadi pada lapisan ini antara lain pot

holes, cracking, bleeding, shoving, dan sebagainya. Untuk itu diperlukan

maintenance secara berkala. Maintenance ini dapat dilakukan dengan cutting pada

Page 3: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

bagian yang rusak, kemudian melakukan penambalan dengan menggunakan aspal.

Jenis aspal yang digunakan harus mempunyai karakteristik tahan terhadap

kelelahan (fatigue), pembebanan lalu lintas yang terus-menerus, cukup kedap air

yang melindungi masuknya air ke lapisan di bawahnya, lapisan yang tahan

terhadap perubahan cuaca dan temperature, serta lapisan yang tahan terhadap

pengaruh garam dan minyak. Aspal jenis Rolled Asphalt merupakan salah satu

solusi tepat untuk memperbaiki kerusakan kecil pada lapis permukaan jalan (yang

tidak sampai merusak struktur perkerasan jalan), terutama pada wearing course,

serta untuk overlay.

Campuran Rolled Asphalt dipilih sebagai bahan lapis permukaan pada sebagian

jalan di Indonesia dengan pertimbangan bahwa campuran ini bersifat lebih lentur

(flexible) dibandingkan dengan campuran lain seperti beton aspal. Salah satu

karakteristik yang penting dari campuran Rolled Asphalt adalah penggunaan

gradasi senjang. Campuran ini lebih banyak mengandung agregat halus, filler

(bahan pengisi), dan bitumen (aspal) kemudian agregat kasar ditambahkan.

Walaupun adanya fraksi agregat kasar akan meningkatkan kekakuan campuran,

fungsi utama agregat kasar pada Rolled Asphalt adalah untuk mengembangkan

mortarnya, sehingga campuran menjadi lebih ekonomis. Rolled Asphalt

mempunyai permukaan yang rata untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna

jalan, serta mempunyai sifat tahan terhadap kelelahan (fatigue) namun peka

terhadap penurunan (deformasi). Dengan penebaran precoated chipping membuat

Rolled Asphalt cukup tahan terhadap gesekan (skid resistance) dan juga tahan

terhadap beban lalu lintas termasuk pengereman maupun percepatan.

Penggunaan Rolled Asphalt dengan campuran dingin (cold mix design) adalah

solusi alternatif guna memperbaiki berbagai kerusakan yang terjadi. Dibanding

campuran panas (hot mix), campuran dingin mempunyai beberapa keunggulan.

Campuran dingin lebih praktis karena dapat dikerjakan secara manual dan pada

suhu normal. Mempunyai nilai efisiensi dan hemat biaya, karena dapat digunakan

Page 4: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

dalam skala kecil sesuai kebutuhan. Campuran dingin tidak memerlukan bahan

bakar sehingga ramah lingkungan. Lebih hemat waktu karena tidak perlu

memasak. Bentuk cair, dingin, dan siap pakai. Sedangkan campuran panas harus

dibuat dalam skala besar, sehingga kurang efektif jika digunakan untuk perbaikan

kerusakan-kerusakan kecil. Meskipun demikian, campuran dingin juga memiliki

kelemahan, antara lain campuran dingin memerlukan waktu setting yang lebih

lama daripada campuran panas. Hal tersebut berakibat terhadap waktu tundaan

lalu lintas yang dapat terjadi karena penggunaan campuran dingin. Berdasarkan

pertimbangan beberapa kelebihan dalam hal praktis dan efisien, maka campuran

dingin menjadi alternatif yang tepat pengganti campuran panas, untuk penggunaan

pada skala yang lebih kecil. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa

campuran dingin dapat digunakan sebagai alternatif pengganti campuran panas.

Aspal campuran dingin juga dapat digunakan untuk pelapisan aspal pertama kali

di atas permukaan pondasi jalan (priming) dan pemberian aspal pada bagian

permukaan yang sudah ada lapisan aspalnya (tacking). Aspal yang biasa

digunakan dalam campuran dingin adalah cutback asphalt (aspal cair) dan

emulsified asphalt (aspal emulsi). Cutback Asphalt merupakan aspal keras yang

dicairkan menggunakan bahan pencair dari hasil penyulingan minyak bumi seperti

bensin, solar atau minyak tanah. Sedangkan Emulsified Asphalt merupakan suatu

campuran aspal dengan air dan bahan pengemulsi. Jika dibanding aspal emulsi,

pemakaian aspal cair pada campuran dingin lebih mudah dilakukan karena hanya

diperlukan bahan pencair hasil penyulingan minyak bumi yang sangat mudah

didapatkan. Diantara hasil penyulingan minyak bumi, premium paling cepat

menguap daripada solar dan minyak tanah, sehingga membutuhkan waktu setting

yang lebih singkat pula. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa untuk lapis

ikat diperlukan aspal cair yang lebih sedikit jika dibanding dengan aspal emulsi.

Penggunaan cutback asphalt dengan campuran dingin untuk pembangunan

konstruksi jalan baru masih terus dikembangkan untuk menghasilkan perkerasan

Page 5: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

jalan yang baik, terutama di daerah dengan cuaca dingin serta daerah yang jauh

dari AMP. Penggunaan hot mix di daerah dingin dan jauh dari AMP sering terjadi

kerusakan dini karena suhu penghamparan yang sudah tidak sesuai saat tiba di

lokasi proyek, ataupun pemanasan yang melebihi batas sehingga menghilangkan

sifat plastis dari aspal.

Rolled Asphalt digunakan pada lapisan atas (surface course) sebagai wearing

course, sehingga akan menerima beban secara langsung dari kendaraan. Beban

inilah yang menyebabkan terjadinya retak awal (crack initiation) pada bagian

bawah lapisan perkerasan yang kemudian akan menjalar ke permukaan

perkerasan. Beban tekan disebabkan oleh muatan kendaraan yang menimbulkan

adanya gaya vertikal. Akibat adanya gaya vertikal tersebut perkerasan mengalami

deformasi sehingga terdesak ke samping dan menyebabkan adanya beban tarik.

Hal inilah yang menyebabkan perlunya pengujian kuat tarik tidak langsung dan

kuat tekan bebas. Beban tarik yang merusak lapis permukaan menyebabkan

kekuatan tarik lapis perkerasan semakin berkurang, sehingga perlu dilakukan

perawatan untuk mempertahankan kuat tarik dari lapis perkerasan jalan. Rolled

Asphalt sebagai wearing course harus cukup kedap air, sehingga perlu adanya

pengujian permeabilitas.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka diambil suatu rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah karakteristik marshall campuran dingin Rolled Asphalt

menggunakan pengikat rapid curing cutback asphalt (RC 70).

2. Bagaimanakah kuat tarik tidak langsung, kuat tekan bebas, dan permeabilitas

campuran dingin Rolled Asphalt menggunakan pengikat rapid curing cutback

asphalt (RC 70) pada kadar aspal optimum.

Page 6: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu luas tinjauannya dan tidak menyimpang dari

rumusan masalah diatas, maka perlu adanya pembatasan masalah yang ditinjau.

Batasan-batasan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Perkerasan lentur (flexible) yang direncanakan adalah campuran dingin

Rolled Asphalt

2. Aspal keras yang digunakan adalah aspal keras dengan penetrasi 60/70

3. Pencairan aspal dengan menggunakan premium dalam kondisi suhu ruang

4. Gradasi yang digunakan adalah SNI (Standar Nasional Indonesia)

5. Agregat yang digunakan berasal dari PT. Pancadarma (ex: Sentolo), Surakarta

6. Filler yang digunakan adalah abu batu

7. Kadar RC 70 yang digunakan adalah 9.5%, 10%, 10.5%, 11%, 11.5%

8. Pencampuran dilakukan dengan manual dan tanpa menggunakan bahan

tambah, dalam kondisi suhu ruangan tanpa pemanasan

9. Pengujian dengan metode Marshall Test dilakukan dalam kondisi suhu

ruangan

10. Karakteristik Marshall yang ditinjau dalam penelitian ini adalah porositas,

densitas, stabilitas, flow, dan Marshall Quotient

11. Pengujian ITST (Indirect Tensile Strength Test), UCST (Unconfined

Compressive Strength Test), dan permeabilitas

12. Penelitian dilakukan dalam skala laboratorium.

Page 7: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui karakteristik Marshall serta kadar aspal optimum campuran

dingin Rolled Asphalt menggunakan pengikat rapid curing cutback asphalt

(RC 70).

2. Mengetahui kuat tarik tidak langsung, kuat tekan bebas, dan permeabilitas

campuran dingin Rolled Asphalt menggunakan pengikat rapid curing cutback

asphalt (RC 70) pada kadar aspal optimum.

3. Mengetahui perbandingan nilai Marshall properties, kuat tarik tidak

langsung, kuat tekan bebas, dan permeabilitas antara campuran dingin Rolled

Asphalt dengan campuran panas Rolled Asphalt pada penelitian sebelumnya.

1.5. Manfaat Penelitian

Page 8: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis:

Mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang teknik sipil khususnya

konstruksi jalan raya yaitu karakteristik yang dimiliki Rolled Asphalt apabila

pencampuran dilakukan tanpa pemanasan dan digunakan rapid curing

cutback asphalt sebagai binder.

2. Manfaat praktis:

Mengembangkan perencanaan perkerasan lentur dengan campuran dingin.

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk tack coat yang menggunakan aspal

cair RC 250, kuar geser maksimum diperoleh pada kuantitas pelaburan sebesar

0,315 l/m2. Sedangkan untuk tack coat yang menggunakan aspal emulsi jenis

CRS-1, kuat geser maksimum diperoleh pada kuantitas pelaburan sebesar 0,5046

l/m2. Dalam ketentuan Bina Marga juga disebutkan bahwa untuk keperluan lapis

ikat, aspal cair yang digunakan adalah sebesar 0,2 – 0,5 l/m2 dan untuk aspal

emulsi adalah sebesar 0,25 – 0,75 l/m2. Hal ini berarti dibutuhkan aspal cair yang

lebih sedikit dibanding dengan aspal emulsi untuk mendapatkan kuat geser

maksimum. (Wie Fuk, 2002)

Page 9: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

Pengujian campuran Hot Rolled Asphalt dengan variasi kadar aspal yang

digunakan adalah 7%; 7,5%; 8%; 8,5%; 9% diperoleh kadar aspal optimum

7,38%. Campuran ini menggunakan aspal pen 60/70, agregat kasar dengan abrasi

24.6% dan gradasi sesuai dengan SNI. Tabel 2.1. menunjukkan hasil pengujian

campuran HRA.

Tabel 2.1. Hasil pengujian campuran HRA

No Jenis Pengujian Hasil

1 Stabilitas (kg) 919,513

2 Flow (mm) 4,152

3 Marshall Quotient (kg/mm) 260,117

4 Densitas (gr/cm3) 2,304

5 Porositas (%) 3,896

6 ITS (KPa) 792,43

7 UCS (KPa) 6202,48

8 Regangan 0,0077

9 Modulus elastisitas (KPa) 103087,01

10 Permeabilitas (cm/detik) 7.35x10-4

(Harjono, 2009)

Thanaya menjelaskan sebagai berikut:

Page 10: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

Cold asphalt emulsion mixes (CAEMs) when properly designed and at full curing condition, even without the addition of cement were comparable in stiffness (ITSM) to hot mixes (of equivalent grade asphalt), although the porosity values were generally higher than in hot mixes. This is likely due to the effect of the quality of asphalt emulsion. The addition of one to two percent cement by mass of aggregates into cold asphalt emulsion mixes significantly improves the overall mechanical performances of the CAEMs. (Thanaya, 2007)

Sandah menjelaskan sebagai berikut:

High moisture or surface water may not be suitable for cold mix because of it tendency to disintegrate under repeated axle loadings. However, based on new technology and researching that will be make the cold mix design may be explored for used in everywhere, because of it simplicity. (Sandah, 2008)

Olutaiwo dkk menjelaskan aplikasi cutback asphalt sebagai berikut:

The significant role of liquid asphalt binders in the construction, maintenance and rehabilitation of bituminous pavements cannot be ignored. Incidentally, it is estimated that more than 98% of Nigeria’s over 40.000 km surfaced road network is bituminous-surfaced. The Common experience in maintenance and rehabilitation of roads in Nigeria is that the pavements fail very soon after rehabilitation. In conducting research into the possible causes of these early failures, this study takes a look at the characteristics of the liquid asphalt binders used in maintenance and rehabilitation of roads in the country. The nearly exclusive use of cutback asphalt, even when asphalt emulsions would give higher returns in terms of performance and cost-effectiveness, is evaluated, the faulty processes of production of cutback asphalt are highlighted and appropriate recommendations are made. Most probably, the popularized usage of cutback asphalt in the country in contrast to asphalt emulsion is due to the simplicity in the blending process. Unfortunately, this simplistic blending by large percentage of road contractors cannot achieve the level of miscibility required between bitumen and solvent (kerosene) to produce qualitative cutback asphalt. (Olutaiwo dkk, 2008)

2.2. Dasar Teori

2.2.1. Struktur Perkerasan Jalan

Page 11: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

Lapisan perkerasan jalan adalah suatu lapisan yang terletak di atas tanah dasar

yang telah dipersiapkan dengan pemadatan dan berfungsi sebagai pemikul beban

di atasnya dan kemudian disebarkan ke badan jalan (tanah dasar). Tujuan utama

pembuatan struktur perkerasan jalan adalah untuk mengurangi tegangan atau

tekanan akibat beban roda sehingga mencapai tingkat nilai yang dapat diterima

oleh tanah yang menyokong beban tersebut.

Saat kendaraan bergerak, timbul tegangan dinamis akibat pergerakan kendaraan

ke atas dan ke bawah karena ketidakrataan perkerasan, beban angin, dan

sebagainya. Intensitas tegangan statis dan dinamis terbesar terjadi di permukaan

perkerasan dan terdistribusi dalam bentuk piramid dalam arah vertikal pada

seluruh ketebalan struktur perkerasan. Makin ke bawah makin kecil beban yang

telah terdistribusi, sehingga lapis tanah dasar tidak mengalami distorsi atau rusak.

Untuk lebih jelasnya disajikan dalam Gambar 2.1.

Deformasi

Gaya tarik

Base course

Sub base course

Wearing course

Tanah dasar

Beban lalu lintas

Gaya tarik

Page 12: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

Gambar 2.1. Distribusi Beban Roda pada Struktur Perkerasan

Konstruksi perkerasan jalan dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:

1) Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement), yaitu perkerasan yang

menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Disebut “lentur” karena

konstruksi ini mengijinkan terjadinya deformasi vertikal akibat beban lalu

lintas. Fungsi dari lapisan ini adalah memikul dan mendistribusikan beban

lalu lintas dari permukaan sampai ke tanah dasar.

2) Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement), yaitu perkerasan yang

menggunakan Portland Cement (PC) sebagai bahan pengikat. Disebut “kaku”

karena pelat beton tidak terdefleksi akibat beban lalu lintas dan didesain

untuk umur 40 tahun sebelum dilaksanakan rekonstruksi besar-besaran.

Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton dengan atau tanpa

tulangan yang diletakkan di atas tanah dasar dengan atau tanpa lapis

pondasi bawah.

3) Konstruksi perkerasan komposit (composite pavement), yaitu perkerasan

yang mengkombinasikan antara aspal dan Portland Cement (PC) sebagai

bahan pengikatnya. Perkerasan komposit merupakan penggabungan secara

berlapis antara perkerasan lentur (menggunakan aspal sebagai bahan

pengikat) dan perkerasan kaku (menggunakan Portland Cement (PC) sebagai

bahan pengikat).

Perkerasan umumnya terdiri dari empat lapis material konstruksi jalan yang

mempunyai fungsi sebagai berikut:

Page 13: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

1) Lapis Permukaan (Surface Course)

Lapis permukaan adalah lapisan perkerasan yang terletak paling atas, yang

terdiri dari lapis aus (wearing course) dan lapis antara (binder course). Fungsi

lapis permukaan adalah:

· Menerima beban langsung dari lalu lintas dan menyebarkannya untuk

mengurangi tegangan pada lapis bawah lapisan perkerasan jalan.

· Menyediakan permukaan jalan yang rata, aman, dan kesat (anti selip).

· Menyediakan drainase yang baik dari permukaan kedap air, sehingga

melindungi struktur perkerasan jalan dari perubahan cuaca.

· Menahan gaya geser dari beban roda kendaraan.

· Sebagai lapisan aus, yaitu lapis yang dapat aus yang selanjutnya dapat

diganti lagi dengan yang baru.

2) Lapis Pondasi Atas (Base Course)

Lapis pondasi atas adalah bagian dari perkerasan yang terletak antara lapis

permukaan dan lapis pondasi bawah atau dengan tanah dasar apabila tidak

menggunakan lapis pondasi bawah. Fungsi lapis pondasi atas antara lain

sebagai:

· Lapis pendukung bagi lapis permukaan.

· Pemikul beban horisontal dan vertikal.

· Lapis perkerasan bagi pondasi bawah.

3) Lapis Pondasi Bawah (Subbase Course)

Lapis pondasi bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis

pondasi atas dan tanah dasar, yang berfungsi sebagai:

· Lapis pencegah masuknya tanah dasar ke lapis pondasi atas.

· Lapis pertama pada pembuatan perkerasan.

· Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal.

· Melindungi lapis tanah dasar langsung setelah terkena udara.

Page 14: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

4) Tanah Dasar (Sub Grade)

Tanah dasar (sub grade) adalah permukaan tanah semula, permukaan tanah

galian atau permukaan tanah yang setelah dipadatkan dan merupakan

permukaan tanah dasar untuk perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya,

yang berfungsi:

· Memberi daya dukung terhadap lapisan diatasnya.

· Sebagai tempat perletakan pondasi jalan.

2.2.2. Rolled Asphalt

Rolled Asphalt merupakan bahan konstruksi lapis keras lentur bergradasi senjang

(gap-graded material) yang terdiri dari campuran padat dari mineral filler, pasir

(fine aggregate) dan bitumen (aspal) dimana didalamnya agregat kasar

ditambahkan. Rolled Asphalt mempunyai permukaan yang rata untuk memberikan

kenyamanan bagi pengguna jalan, serta mempunyai sifat tahan terhadap kelelahan

(fatigue) namun peka terhadap penurunan (deformasi). Dengan penebaran

precoated chipping membuat Rolled Asphalt cukup tahan terhadap gesekan (skid

resistance) dan juga tahan terhadap beban lalu lintas termasuk pengereman

maupun percepatan. Rolled Asphalt memiliki komposisi agregat kasar yang relatif

sedikit sehingga sangat peka terhadap suhu dan pembebanan yang cukup lama.

Pada suhu tinggi Rolled Asphalt akan bersifat lembek dan rawan terjadi penurunan

(deformasi), sedangkan suhu rendah membuat Rolled Asphalt menjadi rapuh

(getas) dan mudah mengalami patah. Sifat ini lebih disebabkan karena sifat aspal

yang merupakan material termoplastis yang akan menjadi keras atau lebih kental

jika temperatur berkurang dan akan lunak atau lebih cair jika temperatur

bertambah. (Sukirman, 1999).

Sifat-sifat umum yang dimiliki Rolled Asphalt antara lain, lapisan yang cukup

kaku tahan terhadap beban lalu lintas. Cukup kedap air, sehingga melindungi

Page 15: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

masuknya air ke lapisan di bawahnya. Lapisan Rolled Asphalt merupakan lapisan

yang awet, tahan terhadap perubahan cuaca dan temperatur, serta tahan terhadap

pengaruh garam dan minyak. Apabila ditinjau dari segi pemakai jalan, maka

Rolled Asphalt memiliki kelebihan antara lain, permukaan cukup rata dan skid

resistance yang memberikan kenyamanan bagi pengendara. Rolled Asphalt tahan

terhadap penurunan atau perubahan bentuk dan tahan terhadap beban lalu lintas

(termasuk pengereman dan percepatan). Aplikasi Rolled Asphalt antara lain:

§ Dapat digunakan untuk berbagai jenis perkerasan, dari footway sampai

motorway.

§ Cocok untuk kondisi yang membutuhkan kekuatan struktur, tahan deformasi,

keretakan, kedap air dan skid resistance

§ Cocok untuk kendaraan semacam tank

§ Digunakan untuk lantal mall dengan kombinasi aggregate dan bitumen yang

diberi pigmen

§ Penambahan agregat hingga 40% dapat diaplikasikan untuk tempat parkir

(Sarwono dan Sumarsono, 2008)

Campuran Rolled Asphalt mempunyai spesifikasi gradasi tertentu untuk

menghasilkan stabilitas, keamanan dan kenyamanan yang tinggi. Spesifikasi

gradasi tersebut menunjukkan prosentase agregat yang lolos pada setiap saringan

terhadap berat total agregat. Spesifikasi gradasi yang digunakan adalah SNI,

seperti yang tersaji pada tabel berikut.

Tabel 2.2. Spesifikasi Gradasi Campuran

% berat lolos Ukuran saringan

HRA

BS (mm) WC BC 1 1/2" 37.5 - -

1" 25 - -

Page 16: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

3/4" 19 100 100 1/2" 12.5 90 - 100 90 - 100 3/8" 9.5 75 - 85 65 - 100 No.8 2.36 50 - 72 35 - 55 No.30 0.600 35 - 60 15 - 35 No.200 0.075 6 - 12 2 - 9

Sumber: Divisi VI Perkerasan Aspal

Komposisi campuran Rolled Asphalt yang digunakan pada penelitian ini adalah

Rolled Asphalt sebagai Wearing Course.

2.2.3. Perencanaan Campuran

Untuk mendapatkan lapis perkerasan yang berkualitas baik, antara campuran

agregat dengan aspal yang merupakan bahan cair yang mendekati kental (plastis),

maka cara pemakaian aspal tersebut perlu diproses terlebih dahulu. Ada dua cara

pencampuran yang dikenal luas yaitu:

a. Campuran dingin (Cold mix)

Campuran ini merupakan campuran pada suhu dingin/suhu ruang.

Pencampuran agregat dan aspal dilakukan dalam keadaan dingin (tanpa

pemanasan). Aspal yang biasa digunakan adalah aspal cair atau aspal emulsi.

b. Campuran panas (Hot mix)

Proses pencampuran ini dilakukan dalam keadaan panas dengan cara

mencampurkan agregat dan aspal yang sebelumnya telah dipanaskan terlebih

dahulu, kemudian diaduk supaya aspal merata dalam campuran. Proses

pemanasan harus dikontrol secara cermat agar tidak terjadi perbedaan

temperatur antara aspal dan agregat.

Page 17: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

2.2.4. Karakteristik Campuran

Lapis perkerasan harus memenuhi karakteristik tertentu sehingga didapat suatu

lapisan yang kuat menahan beban, aman dan dapat dilalui kendaraan dengan

nyaman. Karakteristik perkerasan antara lain:

1) Stabilitas

Stabilitas adalah kemampuan lapis perkerasan menerima beban lalu lintas

tanpa terjadi perubahan bentuk tetap seperti gelombang (deformasi

permanen), alur ataupun bleeding (keluarnya aspal ke permukaan). Stabilitas

terjadi dari hasil interaksi antara fraksi kasar dalam suatu campuran. Fraksi

kasar memiliki stabilitas tinggi dan tahan terhadap gaya geser dari campuran,

sedangkan campuran aspal dan fraksi halus (pasir, filler dan additive) akan

menjadi mastik untuk menyatukan agregat kasarnya. Sehingga stabilitas yang

tinggi dapat diperoleh dengan mengusahakan penggunaan:

a. Agregat dengan gradasi yang rapat (dense graded).

b. Agregat dengan permukaan kasar.

c. Agregat berbentuk kubus.

d. Aspal dengan penetrasi rendah.

e. Aspal dalam jumlah yang cukup banyak untuk penyelimutan agregat dan

ikatan antar butir.

Angka stabilitas benda uji didapat dari pembacaan alat tekan Marshall.

Angka stabilitas ini masih harus dikoreksi lagi dengan kalibrasi alat dan

ketebalan benda uji. Nilai stabilitas yang dipakai dihitung dengan rumus:

S = q × k × H × 0,454…………..………………..…………………Rumus 2.1

Dengan:

Page 18: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

S = Stabilitas (kg)

q = Pembacaan stabilitas alat (lb)

k = Faktor kalibrasi proving ring

H = Koreksi tebal benda uji

0,454 = Konversi satuan dari lb ke kg

2) Flow (kelelahan plastis)

Flow adalah besarnya deformasi vertikal sampel yang terjadi mulai saat awal

pembebanan sampai kondisi kestabilan maksimum sehingga sampel hancur,

dinyatakan dalam satuan milimeter (mm). Pengukuran flow bersamaan

dengan pengukuran nilai stabilitas Marshall. Nilai flow mengindikasikan

campuran bersifat elastis dan lebih mampu mengikuti deformasi akibat beban.

Nilai flow dipengaruhi oleh kadar aspal dan viskositas aspal, gradasi, suhu,

dan jumlah pemadatan. Semakin tinggi nilai flow, maka campuran akan

semakin elastis. Sedangkan apabila nilai flow rendah, maka campuran sangat

potensial terhadap retak. Angka flow diperoleh dari hasil pembacaan arloji

flow yang menyatakan deformasi benda uji.

Hasil bagi dari stabilitas dan flow, yang besarnya merupakan indikator dari

kelenturan yang potensial terhadap keretakan disebut Marshall Quotient.

Nilai Marshall Quotient dihitung dengan Rumus 2.2.

MQ = fS

………………………………………………………….Rumus 2.2

Dengan:

MQ = Marshall Quotient (kg/mm)

S = Stabilitas (kg)

Page 19: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

f = Nilai flow (mm)

3) Durability (daya tahan)

Daya tahan lapis perkerasan menunjukkan kemampuan lapis perkerasan

untuk mempertahankan dari kerusakan yang terjadi selama masa pelayanan

jalan. Kerusakan tersebut terjadi karena pengaruh buruk lingkungan dan iklim

(udara, air, dan temperatur).

Faktor yang mempengaruhi durabilitas lapis perkerasan adalah:

a. Film aspal atau selimut aspal, film aspal yang tebal dapat menghasilkan

lapis aspal beton yang berdurabilitas tinggi, tetapi kemungkinan terjadi

bleeding menjadi tinggi.

b. Void In Mix (VIM) kecil sehingga lapis kedap air dan udara tidak masuk ke

dalam campuran yang menyebabkan terjadinya oksidasi dan aspal

menjadi rapuh/getas.

c. Void in Material (VMA) besar, sehingga film aspal dapat dibuat tebal. Jika

VMA dan VIM kecil serta kadar aspal tinggi kemungkinan terjadi

bleeding besar. Untuk mencapai VMA yang besar ini dipergunakan

agregat bergradasi senjang.

4) Skid Resistance (tahanan geser/kekesatan)

Skid resistance adalah kemampuan lapis permukaan pada lapis perkerasan

untuk memperkecil kemungkinan terjadinya roda selip atau tergelincir pada

waktu permukaan basah. Hal ini terjadi karena pada saat terjadi hujan

kekesatan pada lapis permukaan akan berkurang walaupun tidak sampai

terjadi aquaplaning. Kekesatan dinyatakan dengan koefisien gesek antara

permukaan jalan dan ban kendaraan.

Untuk mendapatkan ketahanan geser yang tinggi dapat dilakukan dengan

cara:

Page 20: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

a. Penggunaan kadar aspal yang tepat sehingga tidak terjadi bleeding.

b. Penggunaan agregat dengan permukaan kasar.

c. Penggunaan agregat yang cukup.

d. Penggunaan agregat berbentuk kubus.

5) Fleksibilitas

Fleksibilitas pada lapis perkerasan adalah kemampuan lapisan untuk dapat

mengikuti deformasi yang terjadi akibat beban lalu lintas yang berulang tanpa

timbulnya retak dan perubahan volume.

Fleksibilitas yang tinggi dapat diperoleh dengan :

a. Penggunaan agregat bergradasi senjang sehingga diperoleh VMA yang

besar.

b. Penggunaan aspal lunak (aspal dengan penetrasi tinggi).

c. Penggunaan aspal yang cukup banyak sehingga diperoleh VIM yang kecil.

6) Porositas

Porositas adalah kandungan udara yang terdapat pada campuran perkerasan.

Berfungsi untuk mengalirkan air permukaan secara sempurna bersamaan

dengan kemiringan perkerasan sehingga dapat mengurangi beban drainase

yang terjadi di permukaan. Porositas dipengaruhi oleh densitas dan spesific

gravity campuran.

Densitas menunjukkan besarnya kepadatan pada campuran Rolled Asphalt.

Besarnya densitas diperoleh dari rumus berikut:

)( WwWsWdry

D-

=…...….………………………………………...….Rumus 2.3

Page 21: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

Dengan:

D = Densitas/berat isi

Wdry = Berat kering/berat di udara (gr)

Ws = Berat SSD (gr)

Ww = Berat di dalam air (gr)

Spesific gravity campuran menunjukkan berat jenis pada campuran (SGmix)

diperoleh dengan persamaan Rumus 2.4:

SGmix =

SGbWb

SGfWf

SGahWah

SGakWak %%%%

100

+++……………….……...Rumus 2.4

Wag = Vag x SGag………………………….…….……................Rumus 2.5

Waspal = Vaspal x SGaspal…………………………………..………...Rumus 2.6

Wfiller = Vfiller x SGfiller.……………….….……………..…..…….Rumus 2.7

Dengan: Wag : berat agregat (gram)

Wfiller : berat filler (gram)

Waspal : berat aspal (gram)

Vag : volume agregat (cm3)

Vfiller : volume filler (cm3)

Vaspal : volume aspal (cm3)

SGag : Specific Gravity Agregat (gr/cm3)

SGfiller : Specific Gravity Filler (gr/cm3)

Sgaspal : Specific Gravity Aspal (gr/cm3)

SGmix : Specific Gravity Campuran (gr/cm3)

Page 22: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

%Wx : % berat tiap komponen

SG : Spesific gravity tiap komponen (gr/cm3)

(ak = agregat kasar, ah = agregat halus, f = filler, b =

bitumen)

Dari specific gravity campuran dan densitas dapat dihitung besarnya porositas

dengan rumus sebagai berikut:

P = 1001 ´úûù

êëé -

SGmixD

……………………………………...............Rumus 2.8

Dengan:

P = Porositas benda uji (%)

D = Densitas benda uji yang dipadatkan (gr/cm3)

SGmix = Spesific gravity campuran (gr/cm3)

2.3. Pengujian Campuran

2.3.1. Marshall Test

Uji Marshall dilakukan untuk menentukan stabilitas, flow, dan Marshall Quotient.

Selanjutnya hasil tersebut digunakan untuk menentukan kadar aspal optimum.

2.3.2. Uji Kuat Tarik Tidak Langsung (Indirect Tensile Strength Test)

Kuat tarik adalah kemampuan lapisan perkerasan untuk menahan beban yang

berupa tarikan yang terjadi pada arah horisontal. Kuat tarik digunakan untuk

mengevaluasi kemungkinan terjadinya retakan pada lapis perkerasan. Rolled

Page 23: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

Asphalt sebagai lapis tipis permukaan jalan, secara langsung menerima beban dari

roda kendaraan. Lapisan Rolled Asphalt yang tipis tersebut harus mampu menahan

gaya tarik akibat beban. Sehingga diperlukan kekuatan tarik yang besar supaya

tidak terjadi retak.

Indirect Tensile Strength Test adalah metode pengujian gaya tarik secara tidak

langsung untuk mengetahui karakter tensile dari campuran perkerasan. Tensile test

diperlukan untuk mengetahui nilai gaya tarik dari campuran rolled asphalt. Sifat

uji ini adalah kegagalan gaya tarik yang berguna untuk memperkirakan potensial

retakan. Campuran penyusun lapisan perkerasan yang baik dapat menahan beban

maksimum, sehingga dapat mencegah terjadinya retakan.

Gaya tarik tidak langsung menggunakan benda uji yang berbentuk silindris yang

mengalami pembebanan tekan dengan dua pelat penekan yang menciptakan

tegangan tarik yang tegak lurus sepanjang diameter benda uji sehingga

menyebabkan pecahnya benda uji. Pengujian gaya tarik tidak langsung secara

normal dilaksanakan menggunakan alat Marshall test yang telah dimodifikasi

dengan pelat berbentuk cekung dengan lebar 12,5 mm pada bagian penekan

Marshall. Pengukuran kekuatan tarik dihentikan apabila jarum pengukur

pembebanan telah berbalik arah atau berlawanan dengan arah jarum jam.

Perhitungan gaya tarik tidak langsung menggunakan Rumus 2.9

xdxhPx

ITSp2

= ............................................................................................Rumus 2.9

Dengan:

ITS = Kuat tarik tidak langsung (KPa)

P = Beban maksimum (N)

h = Tebal benda uji (m)

Page 24: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

d = Diameter benda uji (m)

2.3.3. Uji Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compressive Strength Test)

Kuat tekan adalah kemampuan lapisan perkerasan untuk menahan beban yang

bekerja secara vertikal. Beban vertikal yang bekerja disebabkan oleh berat

kendaraan termasuk muatan yang membebani perkerasan pada arah vertikal

termasuk pukulan roda kendaraan akibat permukaan perkerasan yang tidak rata.

Nilai kuat tekan juga sangat dipengaruhi oleh sifat bahan-bahan penyusunnya

termasuk aspal yang relatif kuat pada suhu rendah namun mudah patah (getas) dan

menjadi lebih lunak pada suhu tinggi (visco-elastis). Waktu pembebanan (loading

time) juga menjadi salah satu faktor penyebab kerusakan lapis perkerasan.

Pembatasan kecepatan minimum kendaraan merupakan cara yang efektif untuk

menghindari terjadinya waktu pembebanan yang lama.

Unconfined compressive strength test adalah pengujian secara tidak langsung

untuk menentukan besarnya kekuatan tekan bebas pada suatu campuran

perkerasan. Pengujian ini dilakukan dengan alat uji dimana pembebanan berupa

pelat yang rata dan diberikan penekanan secara aksial atau searah dengan arah

pemadatan. Pencatatan yang dilakukan pada saat pengujian adalah besarnya beban

P pada saat benda uji hancur. Untuk mendapatkan besarnya tegangan hancur

(terkoreksi) dari benda uji tersebut dilakukan perhitungan dengan Rumus 2.10.

UCS = AP

…………………………...………………………………Rumus 2.10

Dengan:

UCS = Kuat desak (KPa)

P = Beban desak maksimum (N)

Page 25: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

A = Luas permukaan benda uji tertekan (m2)

2.3.4. Uji Permeabilitas

Permeabilitas merupakan salah satu dari karakteristik campuran aspal.

Permeabilitas adalah sifat yang menunjukkan kemampuan material untuk

meloloskan zat alir (fluida) baik udara maupun air.

Permeabilitas mempengaruhi durabilitas dan stabilitas campuran aspal. Ukuran

permeabilitas ada dua, yaitu permeabilitas sebagai K (cm²) dan koefisien

permeabilitas k (cm/detik). Hubungan antara nilai K dan koefisien k adalah:

mg

.Kk = , atau gm

.kK = ………………….…….…....Rumus 2.11

Dengan:

γ = berat jenis zat alir (gr/cm³)

µ = viskositas zat alir (gr.detik/cm²)

K = Permeabilitas (cm²)

k = koefisien permeabilitas (cm/detik)

Permeabilitas campuran Rolled Asphalt dapat diukur dengan nilai yang

menunjukkan nilai permeabilitas atau sebagai koefisien permeabilitas (k), (cm/dt).

Nilai koefisien permeabilitas dapat didekati dengan persamaan empiris yang

sudah banyak digunakan dari analisis hidrolika. Menurut formula yang diturunkan

dari hukum Darcy adalah sebagai berikut :

q = k . i . A …………….……………..………Rumus 2.12

Page 26: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

Rumus diatas diturunkan menjadi :

Aiq

k.

= ……………………………………………………….………Rumus 2.13

TAhLV

k..

.= ……………………………………………………………..Rumus 2.14

TPALV

k.... g

= ………………………………………………………….…Rumus 2.15

Dengan:

Q = TV

= debit rembesan (cm³/detik)

V = volume rembesan (cm³)

T = lama waktu rembesan terukur (detik)

i = Lh

= gradient hidrolik, parameter tak berdimensi

h = air

Pg

= selisih tinggi tekanan total (cm)

P = tekanan air pengujian (dyne/cm²)

γair = ρair x g = berat unit (980,7 dyne/cm²)

A = luas penampang benda uji yang dilalui q (cm²)

Pembagian campuran berdasarkan permeabilitas seperti pada Tabel 2.3. berikut:

Tabel 2.3. Klasifikasi Campuran Aspal Berdasarkan Angka Permeabilitas

K (cm/detik) Permeabilitas

Page 27: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

1.10-8

1.10-6

1.10-4

1.10-2

1.10-1

Impervious

Practically impervious

Poor drainage

Fair drainage

Good drainage

Sumber: Mullen 1967. Dikutip dari: Harjono, 2009

Rolled Asphalt sebagai lapis permukaan diharapkan kedap air/impermeable. Hal

ini bertujuan untuk melindungi lapisan di bawahnya dari air yang dapat merusak

struktur perkerasan jalan.

Untuk melakukan uji permeabilitas di laboratorium diperlukan tekanan untuk

mendorong air melalui benda uji sehingga diperlukan serangkaian alat yang dapat

membantu melewatkan air pada benda uji dalam waktu yang tidak lama.

Oleh karena itu dalam penelitian ini menggunakan alat uji standar permeabilitas

AF-16 yang menggunakan tekanan gas N2 (tersimpan dalam tabung Nitrogen)

untuk membantu mengalirkan air melalui benda uji. Data yang dicatat adalah

tekanan air masuk pipa, volume dan lama rembesan serta tinggi dan diameter

benda uji.

2.4. Bahan Penyusun Lapis Perkerasan

2.4.1. Agregat

Page 28: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

Agregat merupakan kombinasi dari pasir kerikil, batu pecah, terak atau komposisi

mineral lainnya, baik hasil alam atau pengolahan (penyaringan, pemecahan).

Agregat adalah bahan yang terdiri dari mineral padat, berupa masa berukuran

besar ataupun fragmen-fragmen.

Daya tahan agregat adalah ketahanan agregat untuk tidak hancur oleh karena

pengaruh mekanis ataupun kimia. Agregat yang digunakan untuk lapisan

perkerasan haruslah mempunyai daya tahan terhadap degradasi (pemecahan) yang

mungkin timbul selama proses pencampuran, pemadatan, beban lalu lintas dan

disintegrasi (penghancuran) yang terjadi selama pelayanan jalan tersebut. Tingkat

degradasi dipengaruhi oleh jenis agregat, gradasi, bentuk agregat, ukuran partikel,

energi pemadatan.

Ketahanan agregat terhadap degradasi diperiksa dengan menggunakan percobaan

Abrasi Los Angeles. Agregat yang akan diperiksa dimasukkan ke dalam mesin Los

Angeles bersama bola-bola lalu diputar dengan kecepatan 30/33 rpm selama 500

putaran. Nilai akhir dinyatakan dalam satuan persen yang didapat dari hasil

perbandingan antara berat benda uji semula dikurangi berat benda uji yang

tertahan saringan No. 12 dengan berat benda uji semula. Syarat keausan agregat

yang akan digunakan untuk perkerasan jalan adalah < 40.

Menurut ukuran butirnya, agregat dikelompokkan menjadi:

a. Agregat kasar, agregat > 4,75 mm menurut ASTM atau > 2 mm menurut

AASHTO.

b. Agregat halus, agregat < 4,75 mm menurut ASTM atau < 2 mm menurut

AASHTO dan > 0,075 mm menurut AASHTO.

c. Agregat pengisi (filler), yaitu agregat halus yang umumnya lolos saringan

No.200.

Page 29: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

(Sukirman, 1999)

Agregat yang akan dipakai pada perkerasan harus memperhatikan sifat-sifat

agregat yaitu gradasi dan ukuran, kebersihan, kekuatan dan kekerasan, bentuk

tekstur permukaan dan porositas serta kelekatan pada aspal.

1) Gradasi dan ukuran

Gradasi adalah ukuran butiran dalam agregat. Gradasi agregat dapat dibedakan

atas:

· Gradasi seragam/terbuka (uniform graded) adalah gradasi dengan ukuran

yang hampir sama atau mengandung agregat halus yang sedikit jumlahnya

sehingga tidak dapat mengisi rongga antar agregat.

· Gradasi rapat/baik (dense graded) adalah campuran agregat kasar dan

halus dalam porsi yang berimbang.

· Gradasi buruk/senjang (poorly graded) adalah campuran agregat dengan

proporsi satu fraksi tertentu hanya relatif sedikit atau bahkan hilang sama

sekali.

2) Kebersihan

Agregat yang mengandung substansi asing perusak harus dihilangkan sebelum

digunakan dalam campuran perkerasan, seperti tumbuh-tumbuhan, partikel

halus dan gumpalan lumpur. Hal ini disebabkan substansi asing dapat

mengurangi daya lekat aspal terhadap batuan sehingga mempengaruhi

perkerasan.

3) Kekuatan dan Kekerasan

Page 30: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

Kekuatan agregat adalah ketahanan agregat untuk tidak hancur atau pecah

oleh pengaruh mekanis atau kimiawi. Agregat yang digunakan untuk lapisan

perkerasan haruslah mempunyai daya tahan terhadap degradasi (pemecahan)

yang mungkin timbul selama proses pencampuran, pemadatan, repetisi beban

lalu lintas dan disintegrasi (penghancuran) yang terjadsi selama masa

pelayanan jalan tersebut. Kekuatan dan keausan agregat diperiksa dengan

menggunakan percobaan Abrasi Los Angeles, berdasarkan PB-0206-76,

AASHTO T96-7 (1982). (Sukirman, 1999)

4) Bentuk permukaan

Bentuk permukaan agregat mempengaruhi stabilitas dari lapisan perkerasan

yang dibentuk oleh agregat tersebut. Partikel berbentuk kubus merupakan

bentuk agregat hasil dari mesin pemecah batu (stone crusher) yang

mempunyai bidang kontak lebih luas (berbentuk bidang rata sehingga

memberikan interlock/saling mengunci yang lebih besar) sehingga agregat

bentuk kubus ini paling baik digunakan sebagai bahan konstruksi perkerasan

jalan dibandingkan agregat berbentuk bulat. (Sukirman, 1999)

5) Tekstur permukaan

Besarnya gesekan dipengaruhi oleh jenis permukaan agregat yang dapat

dibedakan atas agregat yang permukaannya kasar (rough), agregat yang

permukaannya halus (smooth), agregat yang permukaannya licin dan

mengkilap (glassy) dan agregat yang permukaannya berpori (porous).

Gesekan timbul terutama pada partikel-partikel yang permukaannya kasar,

sudut geser dalam antar partikel bertambah besar dengan semakin bertambah

kasarnya permukaan agregat. Disamping itu agregat yang lebih kasar lebih

mampu menahan deformasi yang timbul dengan menghasilkan ikatan antar

partikel yang lebih kuat. Pada campuran dengan aspalpun ikatan antar

partikel-partikel dan lapisan aspal lebih baik pada permukaan kasar

Page 31: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

dibandingkan dengan permukaan halus. Agregat berpori akan menyerap aspal

lebih banyak sehingga aspal yang menyalimuti agregat akan lebih tipis dan

menyebabkan cepat lepasnya ikatan antara agregat dengan aspal, disamping

itu agregat berpori umumnya lebih mudah pecah/hancur. (Sukirman, 1999)

6) Porositas

Porositas berpengaruh besar terhadap nilai ekonomis suatu campuran lapis

perkerasan. Semakin besar porositas batuan maka aspal yang digunakan

semakin banyak. Hal ini disebabkan kemampuan absorbsi dari batuan

terhadap aspal juga semakin tinggi.

7) Kelekatan terhadap aspal

Daya lekatan dengan aspal dipengaruhi juga oleh sifat agregat terhadap air.

Granit dan batuan yang mengandung silika merupakan agregat bersifat

hydrophilic yaitu agregat yang cenderung menyerap air. Agregat demikian

tidak baik untuk digunakan sebagai bahan campuran dengan aspal, karena

mudah terjadi stripping yaitu lepasnya lapis aspal dari agregat akibat pengaruh

air. (Sukirman, 1999)

2.4.2. Filler

Filler merupakan butiran sangat halus minimum 83 % lolos saringan No.200

bersifat non-plastis yang diperlukan untuk mendapatkan suatu gradasi yang rapat

(dense). Fungsi filler dalam campuran aspal dengan agregat adalah mengisi

rongga-rongga (voids) di antara agregat kasar sehingga rongga udara menjadi

lebih kecil dan kerapatan massanya menjadi lebih besar. Dengan bubuk isian yang

berbutir halus maka luas permukaan butir akan bertambah, sehingga luas bidang

Page 32: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

kontak yang ditimbulkan antara butiran juga akan bertambah luas, akibatnya

tahanan terhadap gaya geser menjadi lebih besar yang selanjutnya stabilitas

terhadap geseran akan bertambah.

2.4.3. Binders (Bahan Pengikat)

Bahan pengikat yang digunakan pada perkerasan lentur adalah aspal. Aspal

dikenal sebagai suatu bahan atau material yang bersifat viskos atau padat,

berwarna hitam atau coklat, yang mempunyai daya lekat (adhesive), mengandung

bagian-bagian utama yaitu hidrokarbon yang dihasilkan dari minyak bumi atau

kejadian alami (aspal alam) dan terlarut dalam karbondisulfida.

Aspal yang digunakan dalam material perkerasan jalan berfungsi sebagai berikut:

a. Sebagai bahan pengikat, meningkatkan adhesi dan kohesi sehingga

memberikan ikatan yang kuat antara aspal dengan aspal dan antara aspal

dengan agregat.

b. Sebagai bahan pengisi, mengisi rongga antar butir agregat dan pori-pori yang

ada di dalam agregat itu sendiri

Berdasarkan sumbernya aspal dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1) Aspal Alam

Aspal jenis ini banyak terdapat di alam, diantaranya:

a. Aspal Danau (lake asphalt), terdapat di Trinidat, Bermuda.

b. Aspal Gunung (rock asphalt), terdapat di pulau Buton, Sulawesi Tenggara.

Aspal ini sering dikenal dengan nama Butas (buton asphalt) atau

Page 33: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

Asbuton (aspal batu Buton), terdapat di dalam batu karang, sehingga

aspalnya bercampur dengan batu kapur (CaCO3).

2) Aspal Buatan

a. Aspal Minyak, merupakan hasil penyulingan minyak bumi

b. Ter, merupakan hasil penyulingan batubara.

Tidak umum digunakan untuk perkerasan jalan, karena lebih cepat

mengeras, peka terhadap perubahan temperatur dan beracun.

2.4.4. Aspal Minyak (Petroleum Asphalt)

Aspal minyak diperoleh dari minyak bumi atau sering disebut juga sebagai aspal

minyak (asmin), aspal murni atau petroleum asphalt.

Aspal minyak dengan bahan dasar aspal dapat dibedakan atas:

1) Aspal keras (asphalt cement)

Aspal yang digunakan dalam keadaan cair dan panas. Aspal ini berbentuk

padat pada keadaan penyimpanan (suhu ruang). Pengelompokkan aspal

semen dapat dilakukan berdasarkan nilai penetrasi pada temperatur 25˚C atau

berdasarkan nilai viskositasnya.

Page 34: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

Aspal semen dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas

atau lalu lintas dengan volume tinggi, sedangkan aspal semen dengan

penetrasi tinggi digunakan untuk daerah bercuaca dingin atau lalu lintas

dengan volume rendah. Di Indonesia pada umumnya dipergunakan aspal

semen dengan penetrasi 60/70 dan 80/100.

2) Aspal cair (cutback asphalt)

Aspal yang berbentuk cair pada suhu ruang. Aspal ini digunakan pada

keadaan cair tanpa adanya pemanasan. Aspal cair adalah aspal keras yang

dicairkan menggunakakn bahan pencair dari hasil penyulingan minyak bumi

seperti bensin, solar atau minyak tanah.

Berdasarkan bahan pencairnya, aspal cair dibedakan menjadi tiga macam :

§ Aspal cair RC (rapid curing) dengan pencair bensin (premium),

merupakan aspal cair yang paling cepat menguap

§ Aspal cair MC (medium curing) dengan pencair minyak tanah (kerosin),

merupakan aspal cair dengan kecepatan menguap sedang

§ Aspal cair SC (slow curing) dengan pencair minyak diesel (solar),

merupakan aspal cair dengan kecepatan menguap paling lambat.

Jenis aspal cair dibedakan menurut kekentalannya. Cara mengukur

kekentalan ada dua cara, yaitu berdasarkan cara lama dan cara baru.

Tabel 2.4. Jenis aspal cair berdasarkan cara lama pengukuran kekentalannya

Indek Kekentalan (detik)

0 15 – 30

1 45 – 90

Page 35: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

2 100 – 200

3 250 – 500

4 500 – 1200

5 1500 – 3500

Sumber: Bahan dan Struktur Jalan Raya (1995)

Dengan demikian akan didapat aspal cair:

RC0 RC1 RC2 RC3 RC4 RC5

MC0 MC1 MC2 MC3 MC4 MC5

SC0 SC1 SC2 SC3 SC4 SC5

Tabel 2.5. Jenis aspal cair berdasarkan cara baru pengukuran kekentalannya

Indek Kekentalan (sentistoke)

30 30 – 60

70 70 – 140

250 250 – 500

800 800 – 1600

3000 3000 – 6000

Sumber: Bahan dan Struktur Jalan Raya (1995)

Dengan demikian akan didapat aspal cair:

RC30 RC70 RC250 RC800 RC3000

MC30 MC70 MC250 MC800 MC3000

SC30 SC70 SC250 SC800 SC3000

Page 36: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

Aspal cair umumnya dipakai pada pekerjaan coating, pembuatan beton aspal

campuran dingin (cold mix). Persyaratan umum aspal cair antara lain, aspal

cair harus berasal dari hasil minyak bumi, aspal harus mempunyai sifat yang

sejenis, kadar parafin dalam aspal lebih kecil dari 2%, dan jika dipanaskan

tidak menunjukkan adanya pemisahan dan penggumpalan. (Soeprapto, 1995).

Viskositas aspal cair jenis RC dengan alat Say Bolt Furol dapat dinyatakan

dengan rentang detik sebagai berikut:

- Kelas RC 70 Viskositas Say Bolt Furol pada 50oC adalah 60 detik sampai

dengan 120 detik

- Kelas RC 250 Viskositas Say Bolt Furol pada 125oC adalah 125 detik

sampai dengan 250 detik

- Kelas RC 800 Viskositas Say Bolt Furol pada 82,2oC adalah 100 detik

sampai dengan 200 detik

- Kelas RC 3000 Viskositas Say Bolt Furol pada 82,2oC adalah 300 detik

sampai dengan 600 detik

(Revisi SNI 03-4800-1998)

3) Aspal emulsi (emulsified asphalt)

Aspal emulsi merupakan suatu campuran aspal dengan air dan bahan

pengemulsi. Berdasarkan muatan listrik yang dikandungnya, aspal emulsi

dapat dibedakan atas:

§ Kationik disebut juga aspal emulsi asam, merupakan aspal emulsi yang

bermuatan arus listrik positif

§ Anionik disebut juga aspal emulsi alkali, merupakan aspal emulsi yang

bermuatan negatif

Page 37: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

§ Nonionik merupakan aspal emulsi ysng tidak mengalami ionisasi (tidak

menghantarkan listrik)

Aspal emulsi yang umum digunakan sebagai bahan perkerasan jalan adalah

aspal emulsi anionik dan kationik.

2.5. Spesifikasi Bahan Dan Campuran

2.5.1. Spesifikasi Agregat

Agregat yang digunakan dalam campuran aspal harus memenuhi persyaratan

sebagaimana tertera pada Tabel 2.6. dan Tabel 2.7.

Tabel 2.6. Spesifikasi Pemeriksaan Agregat Kasar

No. Jenis Pemeriksaan Syarat

1. Keausan dengan Los Angeles Maks. 40%

2. Kelekatan Aspal > 95%

3. Penyerapan agregat terhadap air Maks. 3%

4. Berat jenis oven dry Min. 2,5 gr/cc

Sumber: Divisi VI Perkerasan Aspal

Tabel 2.7. Spesifikasi Pemeriksaan Agregat Halus

Page 38: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

No. Jenis Pemeriksaan Syarat

1. Penyerapan agregat terhadap air Maks. 3%

2. Berat jenis oven dry Min. 2,5 gr/cc

Sumber: SNI 03-6819-2002

2.5.2. Spesifikasi Filler

Filler yang digunakan adalah abu batu dengan persyaratan seperti tertera pada

Tabel 2.8.

Tabel 2.8. Spesifikasi Pemeriksaan Filler

No. Jenis Pemeriksaan Syarat

1. Lolos saringan No. 200 Min.75%

2. Berat jenis oven dry Min. 2,5 gr/cc

Sumber: Divisi VI Perkerasan Aspal

Page 39: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

2.5.3. Spesifikasi Aspal

Aspal yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan

sebagaimana tertera pada Tabel 2.9.

Tabel 2.9. Spesifikasi Pemeriksaan Aspal Keras pen 60/70

No Jenis Pengujian Metode Persyaratan

1 Penetrasi, 25°C; 100 gr, 5 detik; 0,1 mm SNI 06-2456-1991 60-79

2 Titik Lembek, °C SNI 06-2434-1991 48-58

3 Titik nyala, °C SNI 06-2433-1991 min. 200

4 Daktalitas 25°C,cm SNI 06-2432-1991 min. 100

5 Berat jenis gr/cc SNI 06-2441-1991 min. 1,0

6 Kelarutan dalam trichlor,% berat RSNI M -04-2004 min. 99

7 Penurunan Berat (dengan TFOF)% berat SNI 06 -2440-1991 mak. 0,8

8 Penetrasi setelah penurunan berat,% asli SNI 06-2456-1991 min.54

9 Daktilitas setelah penurunan berat,% asli SNI 06-2432-1991 min. 50

Uji nodal aspal

Standar naptha

Naptha xylene

10

Hephtane Xylene

SNI 03-6885-2002 negatif

Sumber: Divisi VI Perkerasan Aspal

Page 40: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

Tabel 2.10. Persyaratan aspal cair tipe penguapan cepat

RC 70 RC 250 RC 800 RC 3000 No. Jenis Pengujian Satuan Metode

Min. Max. Min. Max. Min. Max. Min. Max.

1 Viskositas kinematis, 60oC C St SNI 06-6721-2002 70 140 250 500 800 1600 3000 6000

2 Titik nyala, Tag open cup oC SNI 06-6722-2002 27 27 27 27

3 Kadar air % SNI 06-2490-1991 0.2 0.2 0.2 0.2

4

Penyulingan 1. Sampai temp 190oC 2. Sampai temp 225oC 3. Sampai temp 260oC 4. Sampai temp 315oC Sisa penyulingan sampai 360oC

% total isi destilat pada temp360oC

% isi contoh

SNI 06-2488-1991

10 50 70 85 55

- - - - -

- 35 60 80 65

- - - - -

- 15 45 75 75

- - - - -

- - 25 70 80

- - - - -

5 Pengujian pada sisa penyulingan

Viskositas absolut pada 60 oC PaS (Poise) SNI 03-6440-2000 60 (600)

240 (2400)

60 (600)

240 (2400)

60 (600)

240 (2400)

60 (600)

240 (2400)

Daktilitas, 5cm/mnt, 25oC cm SNI 06-2432-1991 100 - 100 - 100 - 100 -

Kelarutan dlm Trichlor Ethylen (TCE) % SNI 06-2438-1991 99.0 - 99.0 - 99.0 - 99.0 -

6 Uji bintik dgn pelarut SNI 06-6721-2000

Naptha Standar

Naptha-xylene, % xylen

Hepthan-xylene, % xylene

Negatip semua kelas

7 Kelekatan terhadap batuan standar % KVBB-1962 80 80 80 80

Page 41: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

Sumber: RSNI 03-4800-1998

Page 42: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

48

2.5.4. Spesifikasi Campuran

Tabel 2.11. Ketentuan sifat-sifat campuran Rolled Asphalt

Rolled Asphalt Sifat- sifat campuran

WC BC

Jumlah tumbukan per bidang 75

Penyerapan aspal,% mak. 1,7

min. 3,0 Rongga dalam campuran (VIM), %

mak. 6,0

Rongga dalam agregat (VMA), % min. 18 17

Rongga terisi aspal (VFB),% min. 68

Stabilitas marshall, kg min. 800

Pelelehan, mm min. 3

Marshall quotient, kg/mm min. 250

stabilitas Marshall Sisa (%) setelah perendaman

selama 24 jam, pada 60°C

min.

75

Rongga dalam campuran (%) pada kepadatan

membal (refusal),

min.

2

Sumber: Divisi VI Perkerasan Aspal

Page 43: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

49

2.6. Kerangka Pikir

Mulai

Latar Belakang Masalah : 1. Perlunya perbaikan pada lapis permukaan jalan yang rusak. 2. Beberapa keunggulan Rolled Asphalt 3. Keunggulan cold mix dibanding dengan hot mix 4. Penggunaan cutback asphalt dengan campuran dingin masih terus dikembangkan untuk

menghasilkan perkerasan jalan yang baik.

Rumusan Masalah: Bagaimanakah marshall properties, kuat tarik tidak langsung, kuat tekan bebas, dan

permeabilitas campuran dingin Rolled Asphalt apabila digunakan cutback asphalt RC-250 sebagai binder.

Tujuan Penelitian: 1. Mengetahui karakteristik Marshall serta kadar aspal optimum campuran dingin Rolled

Asphalt menggunakan pengikat rapid curing cutback asphalt (RC 70).

2. Mengetahui kuat tarik tidak langsung, kuat tekan bebas, dan permeabilitas campuran dingin Rolled Asphalt menggunakan pengikat rapid curing cutback asphalt (RC 70) pada kadar aspal optimum.

3. Mengetahui perbandingan nilai Marshall properties, kuat tarik tidak langsung, kuat tekan bebas, dan permeabilitas antara campuran dingin Rolled Asphalt dengan

Analisis Data

Pembuatan benda uji dengan komposisi gradasi Rolled Asphalt

(Revisi SNI 03-1737-1989)

Pengujian Volumetrik dan Marshall

Penentuan kadar aspal optimum

Pengujian: · ITST (Indirect Tensile Strenght Test)

· UCST (Unconfined Compressive Strenght Test)

Page 44: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

50

Gambar 2.2. Diagram kerangka pikir penelitian

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, yaitu metode yang dilakukan

dengan mengadakan kegiatan percobaan untuk mendapatkan data dan kemudian

data tersebut diolah untuk mendapatkan suatu hasil perbandingan dengan syarat-

syarat yang ada. Data ini dapat menggambarkan bagaimanakah kedudukan

variabel-variabel yang diamati.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jalan Raya Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini berjalan dari

tanggal 7 September sampai dengan 15 Desember 2009.

Page 45: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

51

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan metode eksperimental terhadap

beberapa benda uji dari berbagai kondisi perlakuan yang diuji di laboratorium.

Data sekunder digunakan sebagai analisis pembanding hasil penelitian.

Penggunaan data sekunder dikarenakan keterbatasan alat dan waktu yang tersedia

di laboratorium Jalan Raya Fakultas Teknik UNS.

3.3.1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung melalui serangkaian

kegiatan percobaan yang dilakukan sendiri dengan mengacu pada petunjuk

manual yang ada, misalnya dengan mengadakan penelitian/pengujian secara

langsung.

Data-data yang termasuk ke dalam data primer adalah sebagai berikut:

a. Pemeriksaan Marshall Properties

b. Pemeriksaan kuat tarik tidak langsung (ITST).

c. Pemeriksaan kuat tekan bebas (UCST).

d. Pemeriksaan permeabilitas.

e. Viskositas aspal cair

f. Penetrasi aspal keras

g. Titik lembek aspal keras

h. Titik nyala aspal keras

i. Daktilitas aspal keras

Page 46: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

52

j. Berat jenis aspal keras

k. Kelekatan aspal terhadap agregat

3.3.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung (didapat dari

penelitian lain). Dalam banyak hal peneliti harus menerima data sekunder menurut

apa adanya. Data sekunder yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan data

peneliti lain, yaitu:

a. Pemeriksaan Marshall Properties campuran Hot Rolled Asphalt (Harjono,

2009)

b. Pemeriksaan kuat tarik tidak langsung (ITST) Hot Rolled Asphalt (Harjono,

2009)

c. Pemeriksaan kuat tekan bebas (UCST) Hot Rolled Asphalt (Harjono, 2009)

d. Pemeriksaan permeabilitas Hot Rolled Asphalt (Harjono, 2009)

e. Data pemeriksaan agregat

3.4. Peralatan dan Bahan

3.4.1. Peralatan

Page 47: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

53

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a. Oven dan pengatur suhu.

b. Timbangan triple beam.

c. Alat pembuat briket campuran aspal terdiri dari:

1) Satu set cetakan (mould) berbentuk silinder dengan diameter 101.45 mm,

tinggi 80 mm lengkap dengan plat atas dan leher sambung.

2) Satu set alat pemadat (compactor) yang terdiri dari alat penumbuk dan

landasan pemadat

3) Dongkrak hidrolis (hydraulic jack)

d. Untuk pemeriksaan Density, Specific Gravity dan Porosity

1) Jangka Sorong

2) Timbangan Triple Beam

e. Satu set alat marshall, terdiri dari:

1) Kepala penekan yang berbentuk lengkung (Breaking head).

2) Cincin penguji berkapasitas 2500 kg dengan arloji tekan.

3) Arloji penunjuk kelelahan (Flow meter).

f. Satu set alat uji Indirect Tensile, terdiri dari:

1) Kepala penekan yang berbentuk balok.

2) Arloji tekan.

g. Satu set alat uji kuat tekan bebas, terdiri dari:

1) Kepala penekan yang berbentuk pelat silinder.

2) Arloji tekan.

Page 48: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

54

h. Satu set alat uji Permeabilitas Tipe AF-16, terdiri dari:

1) Alat ukur tekanan: 35 kg/cm² (tekanan tinggi) dan 10 kg/cm² (tekanan

rendah).

2) Tekanan normal: 3-10 kg/cm² (dengan katup pengatur tekanan)

3) Tabung gas Nitrogen (N2).

4) Tangki air pengumpul tekanan.

5) Bejana rembesan.

6) Tabung pengukur 1000cc.

i. Peralatan bantu lainnya:

1) Spatula.

2) Wajan lengkap dengan alat pengaduk.

3) Kertas

3.4.2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

Page 49: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

55

a. Aspal

Aspal yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspal keras penetrasi 60/70

yang telah tersedia di Laboratorium Jalan Raya Fakultas Teknik UNS.

b. Agregat

Agregat yang digunakan berasal dari PT. Pancadarma (ex: Sentolo), Surakarta

c. Filler

Filler yang digunakan adalah abu batu dari PT. Pancadarma (ex: Sentolo),

Surakarta.

3.5. Pemeriksaan Bahan

3.5.1. Pemeriksaan agregat

Pemeriksaan agregat meliputi:

a. Pemeriksaan abrasi agregat dilakukan sesuai dengan SNI 03-2417-1991.

Page 50: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

56

b. Pemeriksaan analisa saringan agregat sesuai dengan SNI 03-1968-1990.

c. Pemeriksaan berat jenis agregat kasar sesuai dengan SNI 03-1969-1990.

d. Pemeriksaan berat jenis agregat halus sesuai dengan SNI 03-1970-1990.

Pemeriksaan agregat telah dilakukan di Workshop Laboratorium Pengujian Mutu,

Karangjati, Semarang.

3.5.2. Pemeriksaan aspal

Aspal yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspal keras penetrasi 60/70.

Pemeriksaan aspal meliputi:

a. Pemeriksaan penetrasi aspal keras sesuai SNI 06-2456-1991.

b. Pemeriksaan titik lembek aspal keras sesuai SNI 06-2434-1991.

c. Pemeriksaan titik nyala aspal keras sesuai SNI 06-2433-1991.

d. Pemeriksaan daktilitas aspal keras sesuai SNI 06-2432-1991.

e. Pemeriksaan berat jenis aspal keras sesuai SNI 06-2441-1991.

f. Pemeriksaan kekentalan aspal cair sesuai SNI 06-6721-2002.

g. Pemeriksaan kelekatan aspal terhadap agregat sesuai SNI 03-2439-1991.

3.6. Pembuatan Benda Uji

Penelitian ini menggunakan jenis gradasi dari Standar Nasional Indonesia (SNI).

Jenis pengujian pada penelitian ini adalah Marshall Test, pengujian kuat tarik

Page 51: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

57

(ITST), pengujian kuat tekan (UCST) dan permeabilitas udara. Adapun jumlah

benda uji yang dibuat sebagai berikut:

Tabel 3.1. Jumlah benda uji untuk menentukan kadar aspal RC 70 optimum

Kadar aspal RC 70 9,5% 10% 10,5% 11% 11,5%

Jumlah benda uji 3 3 3 3 3

(ditambah 1 benda uji cadangan untuk setiap kadar aspal)

Tabel 3.2. Jumlah benda uji untuk UCST, ITST, dan Permeabilitas dengan kadar

aspal RC 70 optimum

Pengujian Jumlah benda uji

UCST 5

ITST 5

Permeabilitas udara 5

Sehingga jumlah benda uji adalah 30 benda uji.

3.6.1. Tahapan pembuatan benda uji untuk Marshall test

1) Tahap I

Tahap persiapan dimana kita mempersiapkan bahan dan alat yang akan

digunakan.

2) Tahap II

Tahap pemeriksaan bahan:

Page 52: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

58

Pemeriksaan aspal, meliputi penetrasi, titik lembek, titik nyala, daktilitas,

berat jenis, kelekatan aspal pada agregat dan viskositas.

Pemeriksaan agregat dan filler, telah diperiksa di Workshop Laboratorium

Pengujian Mutu, Karangjati, Semarang.

3) Tahap III

Tahap Perencanaan Rancang Campuran (Job Mix Design):

- Perhitungan jumlah agregat yang digunakan pada tiap campuran.

- Perhitungan kadar aspal yang digunakan pada tiap campuran.

Adapun gradasi yang digunakan adalah gradasi Standar Nasional Indonesia

(SNI), sama seperti gradasi yang digunakan pada penelitian Harjono (2009)

yang disajikan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3.Gradasi rencana campuran Rolled Asphalt yang akan digunakan

Spesifikasi Rencana

Campuran ukuran saringan Prosentase

Lolos

Prosentase

Lolos

(mm) BS (%)

19 3/4" 100 100

12.5 1/2" 90 – 100 95

9.5 3/8" 75 – 85 80

2.36 #8 50 – 72 61

0.6 #30 35 – 60 48

0.075 #200 6 – 12 9

Pan - 0 Sumber: Divisi VI Perkerasan Aspal

Page 53: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

59

Gambar 3.1. Grafik spesifikasi gradasi Rolled Asphalt yang digunakan dalam

penelitian.

4) Tahap IV

Tahap pencairan aspal:

Mencairkan aspal keras menggunakan premium berdasarkan perbandingan

berat (65% aspal keras, 35% premium).

5) Tahap V

Tahap pembuatan benda uji:

i. Pra pemadatan

- Mencampur agregat dan aspal cair sesuai dengan hasil job mix design.

- Mengaduk campuran sampai rata, tanpa adanya pemanasan.

Page 54: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

60

- Mengangin-anginkan campuran selama "24 jam.

ii. Pemadatan

- Memasukkan campuran ke dalam mould yang telah disiapkan dengan

melapisi bagian bawah dan atas mould dengan kertas pada alat

penumbuk.

- Memadatkan campuran dengan alat pemadat sebanyak 75 kali untuk

masing-masing sisinya.

- Memberi penomoran pada masing-masing benda uji.

iii. Pasca pemadatan

- Mendiamkan benda uji selama "24 jam pada suhu ruang, barulah

dikeluarkan dari mould dengan bantuan dongkrak.

- Benda uji didiamkan pada suhu ruang selama 7 hari supaya premium

dalam benda uji menguap.

3.6.2. Tahapan pembuatan benda uji untuk ITST, UCST, dan Permeabilitas

Tahapan yang dilalui pada pembuatan benda uji ini, sama halnya dengan tahapan

pembuatan benda uji untuk Marshall test. Yang membedakan adalah penggunaan

kadar aspal optimum pada campuran benda uji, sesuai dengan hasil yang

diperoleh dari Marshall test.

3.7. Pengujian

Page 55: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

61

Tahapan pengujian benda uji melalui, Volumetric Test selanjutnya dilakukan

Marshall Test, pengujian kuat tarik tidak langsung (ITST), pengujian kuat tekan

bebas (UCST), dan permeabilitas.

3.7.1. Volumetric Test

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui VIM (Voids in Mix) dari masing-

masing benda uji. Adapun tahap pengujiannya adalah sebagai berikut:

1) Tahap I

Benda uji yang telah diberi kode diukur diameter dan ketinggiannya pada

empat sisi yang berbeda-beda dengan menggunakan jangka sorong.

Setelah diukur ketinggiannya, benda uji tersebut ditimbang untuk

mendapatkan berat benda uji (berat di udara).

2) Tahap II

Benda uji kemudian direndam selama ± 24 jam, dalam suhu ruang kemudian

benda uji ditimbang di dalam air untuk mendapatkan berat dalam air dan

ditimbang dalam keadaan kering permukaan (SSD) dengan cara benda uji

dilap dengan kain.

3) Tahap III

Dari hasil pengukuran berat di udara, berat dalam air dan berat SSD, dihitung

densitas dengan menggunakan Rumus 2.3.

Page 56: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

62

4) Tahap IV

Pada tahap ketiga ini dihitung berat jenis (Specific Gravity) dari masing-

masing benda uji dengan menggunakan Rumus 2.4.

5) Tahap V

Dari hasil densitas dan GSmix dihitung besar VIM dengan menggunakan

rumus porositas yaitu Rumus 2.8.

3.7.2. Marshall Test

Langkah dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:

1) Benda uji dioven pada suhu (25"1)oC selama 2 jam.

2) Kepala penekan Marshall dibersihkan dan permukaannya dilapisi dengan oli

agar benda uji mudah dilepas.

3) Mengeluarkan benda uji dari oven setelah 2 jam dan segera diletakan pada

alat uji Marshall yang dilengkapi dengan arloji kelelahan (flow meter) dan

arloji pembebanan/stabilitas.

4) Pembebanan dilakukan hingga mencapai maksimum yaitu pada saat arloji

pembebanan berhenti dan berbalik arah. Pada saat itu dilakukan pencatatan

nilai stabilitas. Pada saat yang bersamaan dilakukan pembacaan dan

pencatatan nilai flow.

5) Benda uji dikeluarkan dari alat uji Marshall dan dilakukan pengujian benda

uji yang lain dengan mengikuti langkah 1) – 5).

Page 57: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

63

3.7.3. Uji Kuat Tarik Tidak Langsung (Indirect Tensile Strength Test)

Langkah dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:

1) Meletakkan benda uji pada alat uji indirect tensile untuk dilakukan pengujian.

2) Dari hasil pengujian ini didapat nilai dial.

Kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakan Rumus 2.9.

3.7.4. Uji Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compressive Strength Test)

Langkah dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:

1) Meletakkan benda uji pada alat uji Compressive Strength untuk dilakukan

pengujian.

2) Dari hasil pengujian ini didapat nilai dial.

Kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakan Rumus 2.10.

3.7.5. Permeabilitas

Page 58: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

64

Prosedur pengujian permeabilitas dilakukan dengan menggunakan AF-16 secara

manual. (Buku Pedoman Manual Penggunaan Alat Permeabilitas Tipe AF-16).

Dalam pengujian permeabilitas mencakup 4 (empat) hal yaitu: pemasangan bejana

rembesan, pengaliran air, pengujian dan penyelesaian.

a. Pemasangan bejana rembesan

1) Melepaskan sekrup dan baut pada 8 posisinya, yang mengencangkan

bejana penyerap dan penutup, kemudian lepaskan penutupnya.

2) Cincin O dipasang pada permukaan bawah penutup, hati-hati jangan

sampai rusak.

3) Memasukkan plat berlubang dan batu pori ke dalam bejana penyerap (lihat

gambar 3.2.).

4) Mengatur letak benda uji yang telah dipersiapkan sehingga terletak di

tengah batu pori.

5) Celah antara benda uji dan permukaan dalam bejana diisi dengan

lilin/paraffin.

6) Memasang tutup bejana penyerap pada bejana (memeriksa apakah cincin

O sudah terpasang), kemudian mengencangkan dengan sekrup dan baut

pada 8 posisinya.

b. Suplay Air (lihat gambar 3.2.)

1) Membuka katup suplai air (4) dan ventilasi udara (5), menghubungkan

pipa karet pensuplay air pada ujung atas katup (4), kemudian

mengalirkan air.

Page 59: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

65

2) Mengecek ketinggian air dalam tangki dengan ketinggian tabung skala

akumulasi tekanan tangki air (7). Untuk menurunkan konsumsi gas, maka

air perlu diisikan sebanyak mungkin ke dalam tangki.

3) Bila air diisi penuh, maka katup suplai air (4) dan ventilasi udara (5) harus

tertutup.

4) Memutar katup pengatur tekanan (2) berlawanan arah jarum jam,

kemudian membuka lubang suplay tekanan pada bagian atas silinder

nitrogen (1), tekanan tertingginya akan ditunjukkan pada (skala) alat ukur

tekanan (150 kg/cm²).

5) Membuka katup suplay tekanan (3), memutar katup pengatur tekanan (2)

untuk menghimpun tekanan 2-3 kg/cm² (petunjuk 50 kg/cm² pada alat

ukur tekanan).

6) Membuka ventilasi udara dari bejana penyerap (10), kemudian membuka

katup sumber suplay (8) dan katup suplay (11) untuk mensuplay air.

7) Memeriksa apakah udara ikut keluar bersama air saat air meluap melalui

ventilasi udara, kemudian munutup katup suplay (11) dan ventilasi udara.

8) Memasang silinder pengukur (13) di bawah pipa pengumpul air.

c. Pengujian (Gambar 3.2.)

1) Memeriksa apakah katup suplay (11) tertutup. Bila uji tekanan

menunjukkan 10 kg/cm² atau lebih, biarkan keadaan katup penghenti

tertutup (12).

2) Mengatur pengujian tekanan yang dikehendaki dengan memutar katup

pengatur tekanan (2) searah jarum jam.

Catatan: Terdapat selisih waktu antara kerja katup pengatur tekanan (2)

dan gerakan jarum jam penunjuk skala tekanan. Oleh karenanya

satu kali operasi katup pengatur tekanan dianggap selisih setelah

Page 60: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

66

mencapai tekanan yang dikehendaki, dan saat mengamati

gerakan jarum penunjuk setelah posisinya tetap perlahan-lahan

putar lagi katup pengatur tekanan searah jarum jam untuk

mengatur tekanan uji.

3) Apabila penentuan tekanan lebih besar dari tekanan uji yang dikehendaki,

katup pengatur samping (2) harus ditutup, membuka ventilasi udara (5)

akumulasi tekanan tangki air untuk menurunkan tekanan menjadi lebih

rendah dari tekanan uji, kemudian menutup ventilasi udara. Membuka

lagi katup dan memeriksa katup pengatur tekanan (2) untuk menentukan

tekanan uji dengan benar.

4) Membuka katup suplai (11) untuk memberikan tekanan pada benda uji.

5) Apabila air yang menetes dari pipa pengumpul sudah konstan, kemudian

mengukur waktu yang diperlukan air terkumpul pada tabung pengukur

sebanyak 1000 cm³.

d. Penyelesaian

1) Menutup katup suplay (11), menutup katup pengatur tekanan ke samping

(2) berlawanan arah jarum jam untuk mengembalikan pada posisi 0.

2) Membuka ventilasi udara (5) untuk melepaskan tekanan, setelah jarum

penunjuk kembali ke 0, kemudian menutup semua katup.

3) Membuka ventilasi udara bejana penyerap (10), melepas bejananya,

mengambil benda uji, kemudian membersihkan peralatanya.

Kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus 2.15 dengan

memasukkan data-data yang diperoleh dari percobaan dengan alat permeabilitas

AF-16.

Page 61: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

67

Gambar 3.2. Detail Alat Uji Permeabilitas Tipe AF-16

Page 62: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

68

Mulai

Persiapan bahan dan alat

Analisis dan Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Penentuan kadar RC 70 optimum Metode Marshall Test

Data Sekunder Pemeriksaan Agregat

Penentuan gradasi Rolled Asphalt Revisi SNI 03-1737-1989

Pembuatan Benda Uji

Unconfined Compressive Strength Test

Indirect Tensile Strength Test

Permeabilitas

Data Primer Pemeriksaan Aspal

Pembuatan Benda Uji dengan Kadar RC 70 Optimum

3.8. Diagram Alir

Gambar 3.3. Diagram Alir Tahap Penelitian

Page 63: DENGAN RAPID CURING CUTBACK ASPHALT SEBAGAI …/Tinjauan... · transportasi. Transportasi darat merupakan jenis transportasi yang paling sering digunakan. Salah satu bentuk transportasi

69