Transplantasi menurut beberapa agama

15
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman, dunia juga mengalami perkembangannya di berbagai bidang. Salah satunya adalah kemajuan di bidang kesehatan yaitu teknik transplantasi organ. Transplantasi organ merupakan suatu teknologi medis untuk penggantian organ tubuh pasien yang tidak berfungsi dengan organ dari individu yang lain. Sampai sekarang penelitian tentang transplantasi organ masih terus dilakukan. Sejak kesuksesan transplantasi yang pertama kali berupa ginjal dari donor kepada pasien gagal ginjal pada tahun 1954, perkembangan di bidang transplantasi maju dengan pesat. Permintaan untuk transplantasi organ terus mengalami peningkatan melebihi ketersediaan donor yang ada. Sebagai contoh di Cina, pada tahun 1999 tercatat hanya 24 transplantasi hati, namun tahun 2000 jumlahnya mencapai 78 angka. Sedangkan tahun 2003 angkanya bertambah 356. Jumlah tersebut semakin meningkat pada tahun 2004 yaitu 507 kali transplantasi. Tidak hanya hati, jumlah transplantasi keseluruhan organ di China memang meningkat drastis. Setidaknya telah terjadi 3 kali lipat melebihi Amerika Serikat. Ketidakseimbangan antara jumlah pemberi organ dengan penerima organ hampir terjadi di seluruh dunia. Sedangkan transplantasi organ yang lazim dikerjakan di Indonesia adalah pemindahan suatu jaringan atau organ antar manusia, bukan antara hewan ke manusia, sehingga menimbulkan pengertian bahwa transplantasi adalah pemindahan seluruh atau sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain atau dari satu tempat ke tempat yang lain di tubuh yang sama. Transplantasi ini ditujukan untuk mengganti organ yang rusak atau tak berfungsi pada penerima.

Transcript of Transplantasi menurut beberapa agama

Page 1: Transplantasi menurut beberapa agama

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

                 Seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman, dunia juga mengalami

perkembangannya di berbagai bidang.  Salah satunya adalah kemajuan di bidang kesehatan

yaitu  teknik transplantasi organ.  Transplantasi organ merupakan suatu teknologi medis

untuk penggantian organ tubuh pasien yang tidak berfungsi dengan organ dari individu yang

lain. Sampai sekarang penelitian tentang transplantasi organ masih terus dilakukan.

Sejak kesuksesan transplantasi yang pertama kali berupa ginjal dari donor kepada

pasien gagal ginjal pada tahun 1954, perkembangan di bidang transplantasi maju dengan

pesat. Permintaan untuk transplantasi organ terus mengalami peningkatan melebihi

ketersediaan donor yang ada. Sebagai contoh di Cina, pada tahun 1999 tercatat hanya 24

transplantasi hati, namun tahun 2000 jumlahnya mencapai 78 angka. Sedangkan tahun 2003

angkanya bertambah 356. Jumlah tersebut semakin meningkat pada tahun 2004 yaitu 507 kali

transplantasi. Tidak hanya hati, jumlah transplantasi keseluruhan organ di China memang

meningkat drastis. Setidaknya telah terjadi 3 kali lipat melebihi Amerika Serikat.

Ketidakseimbangan antara jumlah pemberi organ dengan penerima organ hampir terjadi di

seluruh dunia.

Sedangkan transplantasi organ yang lazim dikerjakan di Indonesia adalah pemindahan

suatu jaringan atau organ antar manusia, bukan antara hewan ke manusia, sehingga

menimbulkan pengertian bahwa transplantasi adalah pemindahan seluruh atau sebagian organ

dari satu tubuh ke tubuh yang lain atau dari satu tempat ke tempat yang lain di tubuh yang

sama. Transplantasi ini ditujukan untuk mengganti organ yang rusak atau tak berfungsi pada

penerima.

Saat ini di Indonesia, transplantasi organ ataupun jaringan diatur dalam UU No. 23 tahun

1992 tentang Kesehatan. Sedangkan peraturan pelaksanaannya diatur dalam Peraturan

Pemerintah No. 18 Tahun 1981 tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis

serta Transplantasi Alat atau Jaringan Tubuh Manusia. Hal ini tentu saja menimbulkan suatu

pertanyaan tentang relevansi antara Peraturan Pemerintah dan Undang-Undang dimana

Peraturan Pemerintah diterbitkan jauh sebelum Undang-Undang. (Binchoutan,2008)

Penulis mengambil tema makalah Transplantasi organ dikarenakan maraknya kasus

transplantasi di Indonesia serta masih adanya pro dan kontra di kalangan masyarakat maupun

dunia kesehaan tentang etis dan tidaknya praktek transplantasi organ.

Page 2: Transplantasi menurut beberapa agama

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Definisi Transplantasi Organ

Donor organ atau lebih sering disebut transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan

atau organ manusia tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau

tubuh orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu. Syarat tersebut melipui kecocokan

organ dari donor dan resipen.

Donor organ adalah pemindahan organ tubuh manusia yang masih memiliki daya

hidup dan sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak berfungsi

dengan baik apabila diobati dengan teknik dan cara biasa, bahkan harapan hidup penderitan

hampir tidak ada lagi. Sedangkan resipien adalah orang yang akan menerima jaringan atau

organ dari orang lain atau dari bagian lain dari tubuhnya sendiri. Organ tubuh yang

ditansplantasikan biasa adalah organ vital seperti ginjal, jantung, dan mata. namun dalam

perkembangannya organ-organ tubuh lainnya pun dapat ditransplantasikan untuk membantu

orang yang sangat memerlukannya.

Menurut pasal 1 ayat 5 Undang-undang kesehatan,transplantasi organ adalah

rangkaian tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau jaringan tubuh manusia yang

berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka pengobatan untuk

menggantikan organ dan atau jaringan tubuh. Pengertian lain mengenai transplantasi organ

adalah berdasarkan UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, transplantasi adalah tindakan

medis untuk memindahkan organ dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh

orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka pengobatan untuk mengganti jaringan dan atau

organ tubuh yang tidak berfungsi dengan baik.

            Jika dilihat dari fungsi dan manfaatnya transplantasi organ dapat dikategorikan

sebagai ‘life saving’. Live saving maksudnya adalah dengan dilakukannya transplantasi

diharapkan bisa memperpanjang jangka waktu seseorang untuk bertahan dari penyakit yang

dideritanya.  

B.  Klasifikasi Transplantasi Organ

Transplantasi ditinjau dari sudut si penerima, dapat dibedakan menjadi:

1. Autotransplantasi

 Pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain dalam tubuh orang itu sendiri.

Page 3: Transplantasi menurut beberapa agama

2.      Homotransplantasi

Pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke tubuh orang lain.

3.      Heterotransplantasi

Pemindahan organ atau jaringan dari satu spesies ke spesies lain.

4.      Autograft

Transplantasi jaringan untuk orang yang sama. Kadang-kadang hal ini dilakukan dengan

jaringan surplus, atau jaringan yang dapat memperbarui, atau jaringan lebih sangat

dibutuhkan di tempat lain (contoh termasuk kulit grafts , ekstraksi vena untuk CABG , dll)

Kadang-kadang autograft dilakukan untuk mengangkat jaringan dan kemudian mengobatinya

atau orang, sebelum mengembalikannya (contoh termasuk batang autograft sel dan

penyimpanan darah sebelum operasi ).

5.     Allograft

Allograft adalah suatu transplantasi organ atau jaringan antara dua non-identik anggota

genetis yang sama spesies . Sebagian besar jaringan manusia dan organ transplantasi yang

allografts. Karena perbedaan genetik antara organ dan penerima, penerima sistem kekebalan

tubuh akan mengidentifikasi organ sebagai benda asing dan berusaha untuk

menghancurkannya, menyebabkan penolakan transplantasi .

6.      Isograft

Sebuah subset dari allografts di mana organ atau jaringan yang ditransplantasikan dari donor

ke penerima yang identik secara genetis (seperti kembar identik ). Isografts dibedakan dari

jenis lain transplantasi karena sementara mereka secara anatomi identik dengan allografts,

mereka tidak memicu respon kekebalan.

7.      Xenograft dan xenotransplantation

Transplantasi organ atau jaringan dari satu spesies yang lain. Sebuah contoh adalah

transplantasi katup jantung babi, yang cukup umum dan sukses. Contoh lain adalah mencoba-

primata (ikan primata non manusia)-transplantasi Piscine dari pulau kecil

(yaitupankreas pulau jaringan atau) jaringan.

8.      Transplantasi Split

Kadang-kadang organ almarhum-donor, biasanya hati, dapat dibagi antara dua penerima,

terutama orang dewasa dan seorang anak. Ini bukan biasanya sebuah pilihan yang diinginkan

karena transplantasi organ secara keseluruhan lebih berhasil.

Page 4: Transplantasi menurut beberapa agama

9.      Transplantasi Domino

Operasi ini biasanya dilakukan pada pasien dengan fibrosis kistik karena kedua paru-paru

perlu diganti dan itu adalah operasi lebih mudah secara teknis untuk menggantikan jantung

dan paru-paru pada waktu yang sama. Sebagai jantung asli penerima biasanya sehat, dapat

dipindahkan ke orang lain yang membutuhkan transplantasi jantung. (parsudi,2007).

Jika ditinjau dari sudut penyumbang atau donor alat dan atau jaringan tubuh, maka

transplantasi dapat dibedakan menjadi :

a. Transplantasi dengan donor hidup

Transplantasi dengan donor hidup adalah pemindahan jaringan atau organ tubuh seseorang ke

orang lain atau ke bagian lain dari tubuhnya sendiri tanpa mengancam kesehatan. Donor

hidup ini dilakukan pada jaringan atau organ yang bersifat regeneratif, misalnya kulit, darah

dan sumsum tulang, serta organ-organ yang berpasangan misalnya ginjal.

b.   Transplantasi dengan donor mati atau jenazah

Transplantasi dengan donor mati atau jenazah adalah pemindahan organ atau jaringan dari

tubuh jenazah ke tubuh orang lain yang masih hidup. Jenis organ yang biasanya didonorkan

adalah organ yang tidak memiliki kemampuan untuk regenerasi misalnya jantung, kornea,

ginjal dan pankreas.

C. Pandangan 6 agama tentang transplantasi

Pandangan Islam:

Menurut bapak Suhada (ketua PKC Muhammadyah Sukajadi), untuk menentukan hukum

boleh tidaknya transplantasi organ tubuh, perlu dilihat tujuan serta asal organ yang akan

ditransplantasikannya.

Pandangan Kristen Protestan:

Menurut Firman Sebatin Priatnof  (GKI Guntur),

di alkitab tidak dituliskan mengenaimendonorkan organ tubuh, selama niatnya tulus dan tujua

nnya kebaikan itu boleh-boleh saja terutama untuk membantu kelangsungan hidup suatu nya

wa (nyawaorang yang membutuhkan donor

organ) bukan karena mendonorkan untukmendapatkan imbalan berupa materi, uang untuk si 

pendonor organ.

Page 5: Transplantasi menurut beberapa agama

Pandangan Kristen Katolik:

Robertus Suryatno (keuskupan), transplantasi di perbolehkan jika dengan niat ikhlas dan

tidak

untuk diperjualbelikan. Karena agama Katolik itu sangat menjunjung tinggi kehidupan. 

Pandangan Hindu:

Bagus Rai v, transplantasi organ tubuh dapat dibenarkan karena adanya hukum karma

pala (perbuatan dari akibat) jadi setiap hal baik yang kita lakukan akanberbuah hal yang baik 

di masa   yang akan depan. Umat Hindu mempercayai bahwa menolong itu merupakan karma

baik karrna 

dalam agama hindu ada istilah “wasu deva kutum baham” setiap makhluk hidup bersaudara.

Pandangan Buddha:

Handojo Ojong (Ketua DPD Walubi Povinsi Jawa Barat),transplantasi tidak dilarang, selama 

tujuannya untuk kesehatan dan menyelamatkan nyawa manusia ,yang pentingtidak melanggar 

hukum agama, dan diusahakan apa yang masuk dalam tubuh seseorang itu berasaldari keturu

nan yang baik serta bukan barang curian.

Pandangan Konghucu:

Js. Andi Haryanto dan Oni Haryoni (Majelis Tinggi Agama Konghucu (MATAKIN)),

transplantasi 

menurut konghucu diperbolehkan dengan tujuan menyelamatkan nyawa manusiadan memenu

hi 5 unsur kebajikan.

D. Transplantasi dalam Hukum di Indonesia:

Transplantasi organ sebenarnya tidak di larang asalkan sesuai dengan peraturandan hukum

yang ada. Terdapat peraturan perundang-undangan di Indonesia yang membahas

mengenai legalitas dari

transplantasi organ, seperti:

UU No 23/1992 tentang kesehatan dan 

PP No. 18/1981 mengenai bedah mayat klinis dan bedah mayat anatomis serta transplantasi

organ,

Pasal UU No 23/1992 mengenai transplantasi sebagai sarana pengobatan, 

Pasal 33 ayat 2 UU No. 23/1992 transplantasi untuk tujuan kemanusiaan, 

Page 6: Transplantasi menurut beberapa agama

Pasal 34 ayat 1 Uu No. 23/1992 transplantasi yang hanya boleh dilakukan tenaga kesehatan, 

Pasal 11 ayat 1 PP 18/1981 mengenai tenaga dokter untuk transplantasi, 

Pasal 15 ayat 1 PP18/1981 persetujuan dari donor dan ahli waris, 

Pasal 16 PP 18/1981 mengenai donor dilarang menerima imbalan material dalam bentuk

apapun 

dan lain lain. 

D.  Penyebab Transplantasi Organ

Ada dua komponen penting yang mendasari tindakan transplantasi, yaitu:

1.      Eksplantasi : usaha mengambil jaringan atau organ manusia yang hidup atau yang sudah

meninggal

2.   Implantasi : usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh tersebut kepada bagian tubuh

sendiri atau tubuh orang lain.

Disamping itu, ada dua komponen penting yang menunjang keberhasilan tindakan

transplantasi, yaitu :

1.      Adaptasi donasi, yaitu usaha dan kemampuan menyesuaikan diri orang hidup yang diambil

jaringan atau organ tubuhnya, secara biologis dan psikis, untuk hidup dengan kekurangan

jaringan atau organ. (anonim,2006)

2.       Adaptasi resepien, yaitu usaha dan kemampuan diri dari penerima jaringan atau organ tubuh

baru sehingga tubuhnya dapat menerima atau menolak jaringan atau organ tersebut, untuk

berfungsi baik, mengganti yang sudah tidak dapat berfungsi lagi.

Organ atau jaringan tubuh yang akan dipindahkan dapat diambil dari donor yang

hidup atau dari jenazah orang baru meninggal dimana meninggal sendiri didefinisikan

kematian batang otak. Organ-organ yang diambil dari donor hidup seperti : kulit, ginjal,

sumsum tulang dan darah (tranfusi darah). Organ-organ yang diambil dari jenazah adalah :

jantung, hati, ginjal, kornea, pancreas, paru-paru dan sel otak.

D.  Transplantasi Organ dari Segi AgamaTransplantasi atau pencangkokan organ tubuh adalah pemindahan organ tubuh tertentu

yang mempunyai daya hidup yang sehat, dari seseorang untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat atau tidak berfungsi dengan baik milik orang lain.

Orang yang anggota tubuhnya dipindahkan disebut donor (pen-donor), sedang yang menerima disebut repisien.

Cara ini merupakan solusi bagi penyembuhan organ tubuh tersebut karena penyembuhan/pengobatan dengan prosedur medis biasa tidak ada harapan kesembuhannya.

Ditinjau dari segi kondisi donor (pendonor)-nya maka ada tiga keadaan donor:1. Donor dalam keadaan hidup sehat;

Page 7: Transplantasi menurut beberapa agama

2. Donor dalam kedaan sakit (koma) yang diduga kuat akan meninggal segera;3. Donor dalam keadaan meninggal.    

Didalam syariat Islam terdapat 3 macam hukum mengenai transplantasi organ dan

donor organ ditinjau dari keadaan si pendonor. Adapun ketiga hukum tersebut, yaitu :Untuk menentukan hukum boleh tidaknya transplantasi organ tubuh, perlu dilihat kapan

pelakasanaannya.Sebagaimana dijelaskan ada tiga keadaan transplantasi dilakukan, yaitu pada saat donor

masih hidup sehat, donor ketika sakit (koma) dan didiuga kuat akan meninggal dan donor dalam keadaan sudah meninggal. Berikut hukum transplantasi sesuai keadaannya masing-masing.

Pertama, apabila pencangkokan tersebut dilakukan, di mana donor dalam keadaan sehat wal afiat, maka hukumnya menurut Prof Drs. Masyfuk Zuhdi, dilarang (haram) berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut:

1. Firman Allah dalam surat Al-Baqaroah: 195

Artinya:”Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu ke dalam kebinasaan”Dalam kasus ini, orang yang menyumbangkan sebuah mata atau ginjalnya kepada orang lain yang buta atau tidak mempunyai ginjal… ia (mungkin) akan menghadapi resiko sewaktu-waktu mengalami tidak normalnya atau tidak berfungsinya mata atau ginjalnya yang tinggal sebuah itu (Ibid, 88).

2.      Kaidah hukum Islam:

Artinya:”Menolak kerusakan harus didahulukan atas meraih kemaslahatan”Dalam kasus ini, pendonor mengorbankan dirinya dengan cara melepas organ tubuhnya untuk diberikan kepada dan demi kemaslahatan orang lain, yakni resipien.

3.      Kaidah Hukum Islam:

Artinya” Bahaya tidak boleh dihilangkan dengan bahaya lainnya.”Dalam kasus ini bahaya yang mengancam seorang resipien tidak boleh diatasi dengan cara membuat bahaya dari orang lain, yakni pendonor.

Kedua, apabila transplantasi dilakukan terhadap donor yang dalam keadaan sakit (koma) atau hampir meninggal, maka hukum Islam pun tidak membolehkan (Ibid, 89), Hadits Rasulullah:Dalam kasus ini adalah membuat madaharat pada diri orang lain, yakni pendonor yang dalam keadaan sakit (koma).Orang tidak boleh menyebabkan matinya orang lain. Dalam kasus ini orang yang sedang sakit (koma) akan meninggal dengan diambil organ tubuhnya tersebut. Sekalipun  tujuan dari pencangkokan tersebut adalah mulia, yakni untuk menyembuhkan sakitnya orang lain (resipien).

Page 8: Transplantasi menurut beberapa agama

Ketiga, apabila pencangkokan dilakukan ketika pendonor telah meninggal, baik secara medis maupun yuridis, maka menurut hukum Islam ada yang membolehkan dan ada yang mengharamkan. Yang membolehkan menggantungkan pada dua syarat sebagai berikut:

1.      Resipien dalam keadaan darurat, yang dapat mengancam jiwanya dan ia sudah menempuh pengobatan secara medis dan non medis, tapi tidak berhasil. (ibi, 89).

2.      Pencangkokan tidak menimbulkan komplikasi penyakit yang lebih berat bagi repisien dibandingkan dengan keadaan sebelum pencangkokan.

Adapun alasan membolehkannya adalah sebagai berikut:1.      Al-Qur’an Surat Al-Baqarah 195 di atas.Ayat tersebut secara analogis dapat difahami, bahwa Islam tidak membenarkan pula orang membiarkan dirinya dalam keadaan bahaya atau tidak berfungsi organ tubuhnya yang sangat vital, tanpa ausaha-usaha penyembuhan termasuk pencangkokan di dalamnya. 

2.      Surat Al-Maidah: 32.

Artinya;”Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah ia memelihara kehidupan manusia seluruhnya.”Ayat ini sangat menghargai tindakan kemanusiaan yang dapat menyelematkan jiwa manusia.                                                                                                                                            Dalam kasus ini seseorang yang dengan ikhlas menyumbangkan organ tubuhnya setelah meninggal, maka Islam membolehkan. Bahkan memandangnya sebagai amal perbuatan kemanusiaan yang tinggi nilainya, lantaran menolong jiwa sesama manuysia atau membanatu berfungsinya kembali organ tubuh sesamanya yang tidak berfungsi. (Keputusan Fatwa MUI tentang wasiat menghibahkan kornea mata).

3.      Hadits

Artinya:”Berobatlah wahai hamba Allah, karen sesungguhnya Allah tidak meletakkan penyakit kecuali Dia meletakkan jua obatnya, kecuali satu penyakit yang tidak ada obatnya, yaitu penyakit tua.”

Dalam kasus ini, pengobatannya adalah dengan cara transplantasi organ tubuh.1.      Kaidah hukum Islam

Artinya:”Kemadharatan harus dihilangkan”Dalam kasus ini bahaya (penyakit) harus dihilangkan dengan cara transplantasi.

2.  Menurut hukum wasiat, keluarga atau ahli waris harus melaksanakan wasiat orang yang

meninggal.Dalam kasus ini adalah wasiat untuk donor organ tubuh. Sebaliknya, apabila tidak

ada wasiat, maka ahli waris tidak boleh melaksanakan transplantasi organ tubuh mayat

tersebut.

Pendapat yang tidak membolehkan kornea mata adalah seperti Keputusan Majelis Tarjih

Muhammadiyah.

Masalah

Apabila transplantasi organ tubuh diperbolehkan, lalu bagaimana apabila organ tubuh

tersebut dipakai oleh resipien melakukan tindakan dosa atau tindakan yang berpahala?

Dengan kata lain, apakah pemilik organ tubuh asal akan mendapat pahala, jika organ tubuh

Page 9: Transplantasi menurut beberapa agama

tersebut dipakai repisien untuk melakukan perbuatan yang baik. Sebaliknya, apakah pendonor

akan mendapat dosa apabila organ tubuh tersebut dipakai repisien melakukan dosa?

Pendonor tidak akan mendapat pahala dan dosa akibat perbuatan repisien, berdasarkn dalil-

dalil berikut ini:1.      Firman Allah:

Artinya:”Dan sesungguhnya, tidaklah bagi manusia itu kecuali berdasarkan perbuatannya. Dan perbuatannya itu akan dilihat. Kemudian akan dibalas dengan balasan yang sempurna”.

2.      Hadits Rasulullah:

Artinya:”Apabila seseorang meninggal, maka terputuslah semua amalnya, kecuali tiga perkara, yaitu: shadaqah jariyah, ilmu yang berguna dan anak yang shaleh yang mendoakan kepadanya.” 

Page 10: Transplantasi menurut beberapa agama

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Transplantasi merupakan hal yang sangat rumit dalam pengambilan tindakan yang tepat,

karena banyak pendapat yang menentang dan mendukung tentang pelaksanaan transplantasi

dengan berbagai alasan yang berbeda-beda. dari uraian pembahasan diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa hukum pelaksanaan transplantasi organ itu bergantung pada alasana

mengapa harus melakukan hal tersebut. jika alasannya tidak mendukung maka kegiatan

transplantasi tesebut sangat dilarang dan hukumnya haram serta ilegal.

B.      Saran

Saran yang ingin disampaikan bagi pembaca adalah jika ingin melakukan

transplantasi organ, pahami betul dari mana organ tersebut berasal. Dari donor hidup ataukah

dari seseorang yang sudah meninggal. Usahakan untuk mencari upaya penyembuhan lain

sebelum memilih transplantasi organ sebagai alternatif pengobatan.

Untuk penulis, saran yang ingin disampaikan adalah, lakukan penulisan dengan

objektif dan gunakan bebagai macam referensi yang ada agar tulisan benar-benar terbukti

validitasnya.

Page 11: Transplantasi menurut beberapa agama

DAFTAR PUSTAKA

http://lamzschnitzer.blogspot.com/2012/04/pandangan-transplantasi-menurut-agama.html

Page 12: Transplantasi menurut beberapa agama