TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( Studi...

24
TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( Studi Pada Alokasi Dana Desa Desa Kampung Hilir, Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan Tahun 2015 ) NASKAH PUBLIKASI Oleh: HALDY FIRDIANSYAH NIM. 120565201049 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DANILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 201

Transcript of TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( Studi...

Page 1: TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( Studi …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Keuangan Desa Pada Pengelolaan Pendapatan Asli ... Alokasi

TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

( Studi Pada Alokasi Dana Desa Desa Kampung Hilir, Kecamatan Tambelan,

Kabupaten Bintan Tahun 2015 )

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

HALDY FIRDIANSYAH

NIM. 120565201049

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DANILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

201

Page 2: TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( Studi …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Keuangan Desa Pada Pengelolaan Pendapatan Asli ... Alokasi

1

TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

( Studi Pada Alokasi Dana Desa Desa Kampung Hilir, Kecamatan Tambelan,

Kabupaten Bintan Tahun 2015 )

HALDY FIRDIANSYAH

Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Danilmu Politik Universitas

Maritim Raja Ali Haji

A B S T R A K

Sistem pengelolaan dana desa yang dikelola oleh pemerintah desa termasuk

didalamnya mekanisme penghimpunan dan pertanggungjawaban. Salah satu desa

yang ada di Kabupaten Bintan adalah Desa Kampung Hilir, desa ini merupakan desa

yang berada di Kecamatan Tambelan. Desa ini memiliki sumber-sumber pendapatan

asli daerah yang seharusnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, namun Adapun

beberapa temuan masalah yang ditemukan peniliti adalah : adanya pemungutan

pembayaran Wifi desa dengan iuran Rp. 5.000 Per-Jam untuk masyarakat yang

menggunakannya. Pasar desa yang terdiri dari enam warung dengan iuran Rp.

300.000 Per- Bulan dengan perjanjian pembayaran sewa harus satu tahun dan biaya

kerusakan warung ditanggung oleh pengguna bukan pemerintah desa. Iuran air

ledeng dengan biaya Rp. 5.000 Per-Bulan yang dibebankan kepada masyarakat.

Kemudian Perlengkapan acara untuk pernikahan seperti kursi dan tenda dipungut

biaya oleh pemerintah desa, biaya bisa mencapai Rp. 500.000 bahkan lebih.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Transparansi Pengelolaan

Keuangan Desa Pada Pengelolaan Pendapatan Asli Desa Kampung Hilir, Kecamatan

Tambelan, Kabupaten Bintan Tahun 2015. Pada penelitian ini penulis menggunakan

jenis penelitian Deskriptif Kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat

diambil kesimpulan bahwa pengelolaan keuangan desa pada pengelolaan pendapatan

asli Desa Kampung Hilir, Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan Tahun 2015

belum transparan

Kata Kunci : Desa, Pendapatan Asli Desa, Transparansi

Page 3: TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( Studi …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Keuangan Desa Pada Pengelolaan Pendapatan Asli ... Alokasi

2

A B S T R A C T

The village fund management system run by the Government of the village

including the mechanism of gathering together and accountability. One of the

villages that are in Bintan Regency is the village of Kampung Hilir, this village is a

village located in Kecamatan Tambelan. The village has sources of income of the

original area that should be utilized by the community, but as for some of the

findings of the problem found peniliti are: the existence of payment collection Wifi

village with Rp. 5,000 dues Per-Jam for communities that use it. Market village

consisting of six stalls with Rp. 300,000 dues-Per-Month rent payment agreement

must be one year and the cost of damage incurred by the user stalls instead of the

Government. Tuition of tap water at a cost of Rp. 5,000 Per Month charged to the

community. Then wedding events for Equipment such as chairs and tents charge by

the Government of the village, the cost could reach Rp. 500,000 even more.

The purpose of this research is to know the transparency of financial

management At Village management of Income Original Village of Kampung Hilir

sub-district Tambelan, Bintan Regency is the year 2015. In this study the author uses

Descriptive types of Qualitative research. Based on the research results then can be

drawn the conclusion that financial management is the management of the original

revenue villages in the village of Kampung Hilir sub-district Tambelan, Bintan

Regency Year 2015 has not been transparent

Keywords: Village, Native Village Of Income, Transparency

Page 4: TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( Studi …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Keuangan Desa Pada Pengelolaan Pendapatan Asli ... Alokasi

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Otonomi Desa yang dimiliki

berbeda dengan otonomi yang

dimiliki oleh daerah propinsi

maupun daerah kabupaten dan

daerah kota. Otonomi yang dimiliki

oleh desa adalah berdasarkan asal-

usul dan adat istiadatnya, bukan

berdasarkan penyerahan wewenang

dari pemerintah. Desa atau nama

lainnya, yang selanjutnya disebut

desa adalah kesatuan masyarakat

hukum yang memiliki kewenangan

untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan asal-usul dan adat-

istiadat setempat yang diakui dalam

sistem pemerintahan nasional dan

berada di daerah kabupaten.

Landasan pemikiran yang perlu

dikembangkan saat ini adalah

keanekaragaman, partisipasi,

otonomi asli, demokrasi, dan

pemberdayaan masyarakat.

Berdasarkan Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2014, kewenangan

desa meliputi kewenangan di bidang

penyelenggaraan Pemerintahan Desa,

pelaksanaan pembangunan Desa,

pembinaan masyarakat desa, dan

pemberdayaan masyarakat desa

berdasarkan prakarsa masyarakat,

hak asal usul, dan adat istiadat desa.

Terkait dengan otonomi desa

menimbulkan konsekuensi

bertambahnya kewenangan

pemerintah desa akibat dari

pelimpahan urusan wewenang yang

semula dilakukan oleh pemerintah

daerah menjadi hak otonom desa.

Salah satu contohnya adalah

terjadinya perubahan kewenangan

dalam hal pengelolaan asset desa

yang semula banyak ditangani oleh

pemerintahan daerah, maka dengan

adanya otonomi desa, pemerintah

desa akan mendapat pelimpahan

kewenangan yang lebih besar untuk

melakukan pengelolaan aset desa

secara mandiri

Sistem pengelolaan dana desa

yang dikelola oleh pemerintah desa

termasuk didalamnya mekanisme

penghimpunan dan

pertanggungjawaban. Dalam

melaksanakan tugas, kewenangan,

hak, dan kewajibannya dalam

pengelolaan keuangan desa, kepala

desa memiliki kewajiban untuk

menyampaikan laporan. Laporan

tersebut bersifat periodik semesteran

dan tahunan, yang disampaikan ke

Bupati/Walikota dan ada juga yang

disampaikan ke Badan

Permusyawaratan Desa (selanjutnya

disingkat BPD).

Dalam rangka mewujudkan

pembangunan desa, maka salah satu

alternatif yang dilakukan adalah

mengembangkan pendapatan asli

desa. Sumber pendapatan asli desa

akan menghasilkan output secara

maksimal bagi pemerintah desa jika

ditunjang dengan strategi yang

digunakan pemerintah desa dalam

mengelola pendapatan asli desa

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa

dilakukan dalam rangka

penyelenggaraan pembangunan desa

sebagai penambah dan pemasukan

dan sumber pendapatan desa.

Berdasarkan Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 77

tentang pengelolaan kekayaan milik

Page 5: TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( Studi …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Keuangan Desa Pada Pengelolaan Pendapatan Asli ... Alokasi

1

desa dilakukan untuk meningkatkan

kesejahteraan dan taraf hidup

masyarakat desa serta meningkatkan

pendapatan desa. Berdasarkan

Peraturan Menteri Dalam Neger

Nomor 113 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Keuangan Desa.

Keuangan desa dikelola berdasarkan

asas-asas transparan, akuntabel

partisipatif, serta dilakukan dengan

tata tertib dan disiplin anggaran.

Pengelolaan keuangan desa, dikelola

dalam masa satu tahun anggara yakni

mulai tanggal 1 Januari sampai

dengan tanggal 31 Desamber.

Pengelolaan keuangan desa tidak

lepas dari Kepala Desa dan

perangkat Desa lainnya

Dengan demikian, asas

transparan menjamin hak semua

pihak untuk mengetahui seluruh

proses dalam setiap tahapan serta

menjamin akses semua pihak

terhadap informasi terkait

Pengelolaan Keuangan Desa

Transparansi dengan demikian,

berarti Pemerintah Desa pro aktif dan

memberikan kemudahan bagi

siapapun, kapan saja untuk

mengakses atau mendapatkan atau

mengetahui informasi terkait

Pengelolaan Keuangan Desa.

Pada tahun 2005 pemerintah

mengeluarkan kebijakan Alokasi

Dana Desa (ADD), yang ditandai

dengan terbitnya Peraturan

Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005,

Peraturan mengenai ADD ditindak

lanjuti melalui Surat Edaran Menteri

Dalam Negeri Nomor 140/640/SJ

Tahun 2005 tentang Pedoman

Alokasi Dana Desa dari Pemerintah

Kabupaten/Kota kepada Pemerintah

Desa yang intinya berisi mengenai

prosedur pelaksanaan ADD. Untuk

menindaklanjuti PP Nomor 72 Tahun

2005 tentang Desa serta Surat Edaran

Mendagri Nomor 140/640/SJ tentang

Pedoman Alokasi Dana Desa salah

satunya mengatur tentang

Penggunaan ADD yakni ADD yang

diterima Pemerintah Desa sejumlah

30% dipergunakan untuk biaya

operasional penyelenggaraan

Pemerintahan Desa. Biaya

operasional tersebut mencakup :

a. Belanja Pemerintah Desa seperti

belanja barang, belanja

pemeliharaan, biaya perjalanan

dinas, biaya rapat, ATK dan lain-

lain sebesar 20%.

b. Operasional dan tunjangan BPD

terdiri dari tunjangan pimpinan

dan anggota BPD, perjalanan

dinas, biaya rapat dan ATK

sebesar 25%.

c. Tambahan kesejahteraan Kepala

Desa dan Perangkat Desa sebesar

15%.

d. Bantuan biaya operasional

Lembaga Desa yang dibentuk,

diakui dan dibina oleh Pemerintah

Desa seperti LPMD, RT, RW,

PKK, Karang Taruna dan Linmas

sebesar 40%. Kemudian ADD

yang diterima Pemerintah Desa

sejumlah 70% dipergunakan

untuk pemberdayaan masyarakat

desa.

Alokasi Dana Desa

dimaksudkan untuk membiayai

program Pemerintahan Desa dalam

melaksanakan kegiatan pemerintahan

dan pemberdayaan masyarakat.

Pemberian ADD merupakan wujud

dari pemenuhan hak desa untuk

menyelenggarakan otonominya agar

tumbuh dan berkembang mengikuti

Page 6: TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( Studi …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Keuangan Desa Pada Pengelolaan Pendapatan Asli ... Alokasi

2

pertumbuhan dari desa itu sendiri

berdasar keanekaragaman,

partisipasi, otonomi asli,

demokratisasi dan pemberdayaan

masyarakat.

Ketentuan formal yang

mengatur ADD secara lebih jelas

sebagai pelaksanaan Peraturan

Pemerintah tersebut ada dalam

Permendagri Nomor 37 Tahun 2007

pada bab IX. Dalam Permendagri

tersebut telah cukup dijelaskan mulai

tujuan ADD, tata cara penghitungan

besaran anggaran per Desa,

mekanisme penyaluran, penggunaan

dana sampai dengan

pertanggungjawabannya. Berikut

jumlah ADD 3 tahun terakhir di

Desa Kampung Hilir :

Tabel I.1

Alokasi Dana Desa 2014-2015

No Tahun Alokasi Dana

Desa

1 2014 Rp. 482. 475.299

2 2015 Rp. 825.795.826

3 2016 Rp. 1.887. 478.

477

Sumber : Kantor Desa Kampung

Hilir 2016

Salah satu desa yang ada di

Kabupaten Bintan adalah Desa

Kampung Hilir, desa ini merupakan

desa yang berada di Kecamatan

Tambelan. di Desa ini juga

mendapatkan alokasi dana desa,

semakin tahun semakin meningkat

namun antara pendapatan yang

diterima ada ketidak sesuaian

penggunaan yang tidak diketahui

oleh masyarakat.

. Melalui gejala di atas maka

peneliti ini di beri judul

TRANSPARANSI

PENGELOLAAN KEUANGAN

DESA (Studi Pada Alokasi Dana

Desa Kampung Hilir, Kecamatan

Tambelan, Kabupaten Bintan

Tahun 2015 )

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah

dideskripsikan dari latar belakang

tersebut, maka yang menjadi

permasalahan adalah “Bagaimana

Transparansi Pengelolaan

Keuangan Desa Pada Alokasi dana

desa Desa Kampung Hilir,

Kecamatan Tambelan, Kabupaten

Bintan Tahun 2015 ?

C. Metode Penelitian

Dilihat dari obyek dan

metode analisis yang digunakan,

maka penelitian ini termasuk

dalam tipe penelitian deskriptif

kualitatif. Tipe penelitian ini

berusaha mendeskripsikan

gambaran yang senyatanya dari

fenomena yang terjadi pada

pengelolaan keuangan desa,

khususnya tranparansi

pengelolaan keuangan desa di

desa kampung hilir Kecamatan

Tambelan Kabupaten Bintah

Tahun 2015. Oleh karena

merupakan penggambaran dari

sebuah fenomena, maka

penelitian ini dianggap juga

penelitian fenomonologi

mengacu pada pendapat

Page 7: TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( Studi …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Keuangan Desa Pada Pengelolaan Pendapatan Asli ... Alokasi

3

Moleong (2005 : 5), yang

mengatakan bahwa penelitian

kualitatif adalah penelitian yang

menggunakan pendekatan

naturalistik untuk mencari dan

menemukan pengertian atau

pemahaman tentang fenomena

dalam suatu latar yang

berkonteks khusus.

Penelitian kualitatif adalah

penelitian dengan menggunakan

latar belakang alamiah, dengan

maksud menafsirkan fenomena

yang terjadi dan dilakukan

dengan jalan melibatkan

berbagai metode yang ada.

Pendekatan yang digunakan

adalah fenomenologi.

Pendekatan Fenomenologi

bertujuan memahami respon atas

keberadaan manusia/

masyarakat, serta pengalaman

yang dipahami dalam

berinteraksi (Saladien, 2006).

Para fenomenolog percaya

bahwa pada makhluk hidup,

tersedia berbagai cara untuk

menginterpretasikan pengalaman

melalui interaksi dengan orang

lain (Moleong, 2005: 18). Oleh

karena itu fenomenologi disini

digunakan untuk

menggambarkan dan

menjelaskan bagaimana

Transparansi Pengelolaan

Keuangan Desa Pada

Pengelolaan Pendapatan Asli

Desa Kampung Hilir,

Kecamatan Tambelan,

Kabupaten Bintan Tahun 2015

D. Teknik Analisis Data

Sugiono (2005:89), Analisa data

adalah proses mencari dan menyusun

secara sistematik data yang diperoleh

dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentasi dengan

cara mengorganisasikan data

kedalam kategori, menjabarkan

kedalam unit-unit, melakukan

sintesa, menyusun kedalam pola,

memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah

dipahami oleh diri sendiri maupun

orang lain. Dalam penelitian

kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama

dilapangan dan setelah selesai

dilapangan.

LANDASAN TEORITIS

A. Transparansi

Pada Pasal 4 ayat 7

Peraturan Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia No. 37 Tahun

2007, tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, dikatakan

transparan adalah prinsip

keterbukaan yang memungkinkan

masyarakat untuk mengetahui dan

mendapatkan akses informasi seluas-

luasnya tentang keuangan daerah.

Dengan adanya transparansi

menjamin akses atau kebebasan bagi

setiap orang untuk memperoleh

informasi tentang penyelenggaraan

pemerintahan, yakni informasi

tentang kebijakan, proses pembuatan

dan pelaksanannya, serta hasil-hasil

yang dicapai. Transparansi juga

memiliki arti keterbukaan organisasi

dalam memberikan informasi yang

terkait dengan aktivitas pengelolaan

Page 8: TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( Studi …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Keuangan Desa Pada Pengelolaan Pendapatan Asli ... Alokasi

4

sumber daya publik kepada pihak-

pihak yang menjadi pemangku

kepentingan (Mahmudi, 2010:17-

18).

Transparansi pengelolaan

keuangan publik merupakan prinsip

good governance yang harus

dipenuhi oleh organisasi sektor

publik. Dengan dilakukannya

transparansi tersebut publik akan

memperoleh informasi yang aktual

dan faktual, sehingga mereka dapat

menggunakan informasi tersebut

untuk (1) membandingkan kinerja

keuangan yang dicapai dengan yang

direncanakan (realisasi v.s

anggaran), (2) menilai ada tidaknya

korupsi dan manipulasi dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan

pertanggung jawaban anggaran, (3)

menentukan tingkat kepatuhan

terhadap peraturan perundangan

yang terkait, (4) mengetahui hak dan

kewajiban masing-masing pihak,

yaitu antara manajemen organisasi

sektor publik dengan masyarakat dan

dengan pihak lain yang terkait

(Mahmudi, 2010:32).

Hafiz (2011:13)

transparansi adalah prinsip yang

menjamin akses atau kebebasan bagi

setiap orang untuk memperoleh

informasi tentang penyelenggaraan

pemerintahan, yakni informasi

tentang kebijakan, proses pembuatan

serta hasil yang dicapai. Mustopa

Didjaja (2003:261) transparansi

adalah keterbukaan pemerintah

dalam membuat kebijakan- kebijakan

sehingga dapat diketahui oleh

masyarakat. Transparansi pada

akhirnya akan menciptakan

akuntabilitas antara pemerintah

dengan rakyat.

Mardiasmo (2002:45)

menyebutkan transparansi adalah

keterbukaan pemerintah dalam

memberikan informasi yang terkait

dengan aktifitas pengelolaan sumber

daya publik kepada pihak yang

membutuhkan yaitu masyarakat.

Mardiasmo menyebutkan tujuan

transparansi dalam penyelenggaraan

pemerintahan desa yaitu :

a. Salah satu wujud

pertanggungjawaban

pemerintah kepada

masyarakat

b. Upaya peningkatan

manajemen pengelolaan

pemerintahan

c. Upaya peningkatan

manajemen pengelolaan

dan penyelenggaraan

pemerintahan yang baik

dan mengurangi

kesempatan praktek

Korupsi.

Menurut Hamdi (2001 : 52-51)

“Transparansi penyelenggaraan

pelayanan publik adalah pelaksanaan

tugas dan kegiatan yang bersifat

terbuka bagi masyarakat dari proses

kebijakan, perencanaan, pelaksanaan,

dan pengawasan/pengendaliannya,

serta mudah diakses oleh semua

pihak yang membutuhkan

informasi”. Transparansi dibangun

dalam suasana adanya aliran

informasi yang bebas. Dalam

suasana ini, proses, institusi, dan

informasi dapat secara langsung di

akses oleh mereka yang

berkepentingan. Di samping itu, juga

tersedia cukup informasi untuk

memahami dan memonitor ketiga hal

itu

Page 9: TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( Studi …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Keuangan Desa Pada Pengelolaan Pendapatan Asli ... Alokasi

5

Menurut Riswandha (2003:59),

transparansi adalah rakyat paham

akan keseluruhan proses

pengambilan keputusan yang

dilakukan oleh pemerintah. Jadi,

transparansi itu berarti bersifat

terbuka, mudah, dan dapat diakses

oleh semua pihak yang

membutuhkan dan disediakan secara

memadai serta mudah dimengerti.

Transparansi mensyaratkan bahwa

pelaksana pelayanan publik memiliki

pengetahuan tentang permasalahan

dan informasi yang relevan dengan

yang kegiatan pelayanan. Dalam

konteks transparansi pelaksana

pelayanan publik, pelaksana harus

terbuka pada setiap tindakannya dan

siap menerima kritikan maupun

masukan, terutama yang dapat dari

masyarakat adalah merupakan

kebutuhan utama agar aparatur

memahami aspirasi riil masyarakat.

Keterbukaan sangat diperlukan untuk

mengurangi peluang timbulnya

perilaku aparatur yang dapat

merugikan negara dan masyarakat.

Selanjutnya, menurut Ratminto dan

Winasih (2005 : 209-216), paling

tidak ada 10 (sepuluh) dimensi atau

kondisi aktual yang diharapkan

terjadi dalam transparansi

penyelenggaraan pelayanan publik,

yaitu :

a. Manajemen dan pelaksanaan

pelayanan publik harus

diinformasikan dan mudah

diakses oleh masyarakat.

b. Prosedur pelayanan harus

dibuat dalam bentuk Bagan

Alir.

c. Persyaratan teknis dan

administratif pelayanan harus

diinformasikan secara jelas

pada masyarakat.

d. Kepastian rincian biaya

pelayanan harus

diinformasikan secara jelas

pada masyarakat.

e. Kepastian dan kurun waktu

penyelesaian pelayanan harus

diinformasikan secara jelas

pada masyarakat.

f. Pejabat/petugas yang

berwenang dan bertanggung

jawab memberikan pelayanan

harus ditetapkan secara

formal berdasarkan SK.

Pejabat/petugas yang

berwenang dan bertanggung

jawab memberikan pelayanan

dan atau menyelesaikan

keluhan/

g. persoalan/sengketa,

diwajibkan memakai tanda

pengenal dan papan nama di

meja/tempat kerja petugas.

Pejabat/petugas tersebut

harus ditetapkan secara

formal berdasarkan Surat

Keputusan/Surat Penugasan

dari pejabat yang berwenang.

h. Lokasi pelayanan harus jelas.

i. Janji pelayanan harus tertulis

secara jelas.

j. Standar pelayanan publik

harus realistis dan

dipublikasikan pada

masyarakat.

k. Informasi Pelayanan harus

dipublikasikan dan

disosialisasikan pada

masyarakat melalui media.

Page 10: TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( Studi …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Keuangan Desa Pada Pengelolaan Pendapatan Asli ... Alokasi

6

Menurut Dwiyanto (2008:236)

Tiga indikator yang dapat digunakan

untuk mengukur transparansi

pelayanan publik :

1. Mengukur tingkat

keterbukaan proses

penyelenggaraan pelayanan

publik

Penilaian terhadap

peningkatan keterbukaan

disini meliputi seluruh proses

pelayanan publik termasuk

didalamnya adalah

persyaratan, biaya, dan waktu

yang dibuthkan serta

mekanisme atau prosedur

pelayanan yang harus

dipenuhi

2. Seberapa mudah prosedur

pelayanan dapat dipahami

oleh pengguna

3. Kemudahan untuk

memperoleh informasi

mengenai beberapa aspek

penyelenggaraan pelayanan

publik.

B. Pengelolaan Keuangan Desa

Dengan disahkannya UU

Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,

diharapkan segala kepentingan dan

kebutuhan masyarakat desa dapat

diakomodir dengan lebih baik.

Pemberian kesempatan yang lebih

besar bagi desa untuk mengurus tata

pemerintahannya sendiri serta

pemerataan pelaksanaan

pembangunan diharapkan dapat

meningkatkan kesejahteraan dan

kualitas hidup masyarakat desa,

sehingga permasalahan seperti

kesenjangan antar wilayah,

kemiskinan, dan masalah sosial

budaya lainnya dapat diminimalisir.

Pengertian Keuangan Desa

menurut UU Desa adalah semua hak

dan kewajiban desa yang dapat

dinilai dengan uang serta segala

sesuatu berupa uang dan barang yang

berhubungan dengan pelaksanaan

hak dan kewajiban Desa. Hak dan

kewajiban tersebut menimbulkan

pendapatan, belanja, pembiayaan

yang perlu diatur dalam pengelolaan

keuangan desa yang baik. Siklus

pengelolaan keuangan desa meliputi

perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, pelaporan, dan

pertanggungjawaban, dengan

periodisasi 1 (satu) tahun anggaran,

terhitung mulai tanggal 1 Januari

sampai dengan 31 Desember.

Setiap tahapan proses

pengelolaan keuangan desa tersebut

memiliki aturan-aturan yang harus

dipahami dan dilaksanakan sesuai

dengan batasan waktu yang telah

ditentukan. Untuk memahami

pengelolaan keuangan desa secara

utuh, berikut disajikan gambaran

umum pengelolaan keuangan desa

dikaitkan dengan pemerintah

pusat/provinsi/kabupaten/kota,

subjek pelaksananya di desa, struktur

APB Desa, laporan dan lingkungan

strategis berupa ketentuan yang

mengaturnya.

Keuangan Desa dikelola

berdasarkan praktik-praktik

pemerintahan yang baik. Asas-asas

Pengelolaan Keuangan Desa

sebagaimana tertuang dalam

Permendagri Nomor 113 Tahun 2014

yaitu transparan, akuntabel,

partisipatif serta dilakukan dengan

tertib dan disiplin anggaran, dengan

uraian sebagai berikut:

Page 11: TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( Studi …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Keuangan Desa Pada Pengelolaan Pendapatan Asli ... Alokasi

7

1. Transparan yaitu prinsip

keterbukaan yang

memungkinkan masyarakat

untuk mengetahui dan

mendapat akses informasi

seluas-luasnya tentang

keuangan desa. Asas yang

membuka diri terhadap hak

masyarakat untuk

memperoleh informasi yang

benar, jujur, dan tidak

diskriminatif tentang

penyelenggaraan

pemerintahan desa dengan

tetap memperhatikan

ketentuan peraturan

perundang-undangan;

2. Akuntabel yaitu perwujudan

kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan

pengelolaan dan

pengendalian sumber daya

dan pelaksanaan kebijakan

yang dipercayakan dalam

rangka pencapaian tujuan

yang telah ditetapkan. Asas

akuntabel yang menentukan

bahwa setiap kegiatan dan

hasil akhir kegiatan

penyelenggaraan

pemerintahan desa harus

dapat dipertanggungjawabkan

kepada masyarakat desa

sesuai dengan ketentuan

peraturan

perundangundangan;

3. Partisipatif yaitu

penyelenggaraan

pemerintahan desa yang

mengikutsertakan

kelembagaan desa dan unsur

masyarakat desa; 4. Tertib

dan disiplin anggaran yaitu

pengelolaan keuangan desa

harus mengacu pada aturan

atau pedoman yang

melandasinya.

Berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan Republik Indonesia

Nomor 241 Tahun 2014 pasal 1

tentang Pelaksanaan

Pertanggungjawaban Transfer ke

Daerah dan Dana Desa. Dana desa

adalah dana yang bersumber dari

APBN yang diperuntukkan bagi

yang ditransfer melalui APBD

kabupaten dan kota yang digunakan

untuk membiayai penyelenggaraan

pemerintahan, pelaksanaan

pembangunan, pembinaan

kemasyarakatan. Dana desa adalah

salah satu issu krusial dalam undang-

undang desa, penghitungan anggaran

berdasarkan jumlah desa dengan

mempertimbangkan jumlah

penduduk, angka kemiskinan, luas

wilayah, dan tingkat kesulitan

geografis dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan dan

pemerataan pembangunan desa.

Karena issu yang begitu krusial, para

senator menilai, penyelenggaraan

pemerintahan desa membutuhkan

pembinaan dan pengawasan,

khususnya penyelenggaraan kegiatan

desa.

Berdasarkan Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,

diberikan kewenangan untuk

mengatur dan mengurus

kewenangannya sesuai dengan

kebutuhan dan prioritas desa. Hal itu

berarti dana desa akan digunakan

untuk menandai kesel uruhan

kewenangan sesuai denagan

kebutuhan dan prioritas dana desa

tersebut namun, mengingat dana desa

Page 12: TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( Studi …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Keuangan Desa Pada Pengelolaan Pendapatan Asli ... Alokasi

8

bersumber dari Belanja Pusat, untuk

mengoptimalkan penggunaan dana

desa, Pemerintah diberikan

kewenangan untuk menetapkan

prioritas penggunaan dana desa

untuk mendukung program

pembangunan desa dan

pemberdayaan masyarakat desa.

Penetapan prioritas penggunaan dana

tersebut tetap sejalan dengan

kewenangan yang menjadi

tanggungjawab desa. Menurut

Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 37 Tahun 2007 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan

Desa pada Pasal 18 bahwa Anggaran

Dana Desa berasal dari APBD

Kabupaten/Kota yang bersumber dari

bagian Dana Perimbangan Keuangan

Pusat dan Daerah yang diterima oleh

Kabupaten/Kota untuk desa paling

sedikit 10% (sepuluh persen).

Anggaran Pendapatan dan

Belanja bahwa Anggaran Pendapatan

dan Belanja Desa selanjutnya

disingkat APBDES adalah Rencana

Keuangan Tahunan Desa yang

dibahas dan disetujui bersama oleh

Pemerintah Desa dan Badan

Permusyawaratan Desa yang

ditetapkan dengan Peraturan Desa

dan Dana Alokasi Desa terdapat pada

Bantuan Keuangan Pemerintah

Kabupaten meliputi:

1. Tunjangan Penghasilan

Aparatur Pemerintah Desa

(TPAPD).

2. Anggaran Dana Desa.

3. Penyisihan pajak dan

retribusi daerah.

4. Sumbangan bantuan lainnya

dari Kabupaten.

Menurut Undang-Undang Nomor

6 Tahun 2014 tentang Desa pada

Pasal 72 ayat (1) mengenai sumber

pendapatan desa, dalam huruf d

disebutkan “ anggaran dana desa

yang merupakan bagian dari dana

perimbangan yang diterima

Kabupaten/Kota". Selanjutnya dalam

ayat (4) Pasal yang sama disebutkan

"Anggaran Dana Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf d

paling sedikit 10% (sepuluh

perseratus) dari dana perimbangan

yang diterima Kabupaten/Kota dalam

Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah setelah dikurangi Dana

Alokasi Khusus".17 Dalam masa

transisi, sebelum dana desa mencapai

10% anggaran dana desa dipenuhi

melalui realokasi dari Belanja Pusat

dari desa“ program yang berbasis

desa”.

Kementrian/lembaga mengajukan

anggaran untuk program yang

berbasis kepada menteri dan menteri

yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang perencanaan

pembanguna nasional untuk

ditetapkan sebagai sumber dana desa.

Berlakunya Undang-Undang Nomor

6 Tahun 2014 dirasakan menjadi

angin segar bagi desa. Adanya

undang-undang ini menjadi dasar

hukum dari diakuinya desa sebagai

suatu daerah otonomi sendiri. Dalam

hubungannya dengan desentralisasi

fiscal yang menjadi pokok dari

berlakunya undang-unadang tersebut

yaitu terkait dengan 10% dana dari

APBN untuk desa diseluruh

Indonesia, dimana setiap desa akan

menerima dana kurang lebih besar 1

Milyar per tahun. Pembagian

anggaran yang hampir seragam

berkisar 1 Milyar padahal kapasitas

Page 13: TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( Studi …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Keuangan Desa Pada Pengelolaan Pendapatan Asli ... Alokasi

9

pengelolaan pemerintah sangat

beragam ( hal ini akan diantisipasi

melalui aturan-aturan desentralisasi

fiscal yang mengatur besarnya

anggaran desa berdasarkan

kebutuhan serta kemampuannya

mengelola melalui peraturan

pemerintah.

Berdasarkan Peraturan

Mentri Dalam Negeri Nomor 4

Tahun 2007 Pasal 1 yang dimaksud

dengan pengelolaan adalah rangkaian

kegiatan mulai dari perencanaan,

pengadaan, penggunaan,

penatausahaan, penilaian,

pembinaan, pengawasan dan

pengendalian. Pengelolaan atau

disebut juga dengan manajemen

dalam pengertian umum adalah suatu

seni, ketrampilan, atau keahlian.25

Yakni seni dalam menyelesaikan

pekerjaan melalui orang lain atau

keahlian untuk menggerakkan orang

melakukan seuatu pekerjaan.

Menurut Stoner (2006:43)

pengelolaan merupakan proses

perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan usaha-

usaha para anggota organisasi dan

pengguna sumberdaya-sumberdaya

organisasi lainnya agar mencapai

tujuan organisasi yang telah

ditetapkan. Menurut Arif (2007:32)

pengelolaan keuangan desa adalah

keseluruhan kegiatan yang meliputi

perencanaan, penganggaran,

penatausahaan, pelaporan,

pertanggungjawaban, dan

pengawasan keuangan desa.

Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 37 tahun 2007 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan

Desa. Pemerintah daerah mempunyai

kewenangan yang lebih luas dalam

pengelolaan daerahnya. Salah satu

bentuk kepedulian pemerintah

terhadap pengembangan wilayah

pedesaaan adalah adanya anggaran

pembangunan secara khusus yang

dicantumkan dalam Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) untuk pembangunan

wilayah pedesaan. Pemerintah desa

wajib mengelola keuangan desa

secara transparan, akuntabel,

partisipatif serta dilakukan dengan

tertib dan disiplin. Transparan

artinya dikelola secara terbuka,

akuntabel artinya

dipertanggungjawabkan secara legal,

dan partisipatif artinya melibatkan

masyarakat dalam penyusunannya.

Keuangan desa harus dibukukan

dalam sistem pembukuan yang benar

sesuai dengan kaidah sistem

akuntansi keuangan pemerintahan

(Nurcholis,2011:82). Kepala Desa

sebagai kepala pemerintahan desa

adalah pemegang kekuasaan

pengelola keuangan desa dan

mewakili pemerintahan desa dalam

kepemilikan kekayaan desa yang

dipisahkan. Oleh karena itu, Kepala

Desa mempunyai kewewenang:

a. Menetapkan kebijakan

tentang pelaksanaan APBDesa.

b. Menetapkan kebijakan

tentang pengelolaan barang desa.

c. Menetapkan bendahara

desa

d. Menetapkan petugas yang

melakukan pemungutan penerimaan

desa dan.

Page 14: TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( Studi …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Keuangan Desa Pada Pengelolaan Pendapatan Asli ... Alokasi

10

e. Menetapkan petugas yang

melakukan pengelolaan barang milik

desa.

Sumber keuangan desa atau

pendapatan desa sebagaimana yang

disebutkan dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005

Pasal 68 menyatakan bahwa sumber

pendapatan desa terdiri dari:

a. Pendapatan Asli Desa yang

terdiri dari hasil usaha desa,

hasil kekayaan desa, hasil

swadaya dan partisipasi, hasil

gotong royong, dan lain-lain

pendapatan asli desa yang

sah;

b. Bagi hasil pajak daerah

Kabupaten/Kota paling

sedikit 10% (sepuluh per

seratus), untuk desa dan dari

retribusi Kabupaten/Kota

sebagian diperuntukkan bagi

desa;

c. Dana perimbangan keuangan

pusat dan daerah yang

diterima oleh

Kabupaten/Kota untuk desa

paling sedikit 10% (sepuluh

per seratus), yang

pembagiannya untuk setiap

desa secara proporsional

d. Bantuan keuangan dari

Pemerintah yaitu bantuan dari

Pemerintah Provinsi,

Pemerintah Kabupaten/Kota

dalam rangka pelaksanaan

urusan pemerintahan;

e. Hibah dan sumbangan dari

pihak ketiga yang tidak

mengikat.

D. Akuntabilitas Dalam

Pengelolaan Dana Desa

Akuntabilitas Pengelolaan

Keuangan Desa Sistem pemerintahan

saat ini, membuat desa mempunyai

peran yang strategis dalam

membantu pemerintah daerah dalam

proses penyelenggaraan

pemerintahan, termasuk

pembangunan.Dalam Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2014

disebutkan bahwa pengaturan desa

bertujuan untuk: (a) Memberikan

pengakuan dan penghormatan atas

Desa yang sudah ada dengan

keberagamannya sebelum dan

sesudah terbentuknya Negara

Kesatuan Republik Indonesia; (b)

Memberikan kejelasan status dan

kepastian hukum atas Desa dalam

sistem ketatanegaraan Republik

Indonesia demi mewujudkan

keadilan bagi seluruh rakyat

Indonesia; (c) Melestarikan dan

memajukan adat, tradisi, dan budaya

masyarakat Desa; (d) Mendorong

prakarsa, gerakan, dan partisipasi

masyarakat Desa untuk

pengembangan potensi dan Aset

Desa guna kesejahteraan bersama;

(e) Membentuk Pemerintahan Desa

yang profesional, efisien dan efektif,

terbuka, serta bertanggung jawab; (f)

Meningkatkan pelayanan publik bagi

warga masyarakat Desa guna

mempercepat perwujudan

kesejahteraan umum.

Akuntabilitas dalam

penyelenggaraan pemerintahan

daerah diartikan sebagai kewajiban

pemerintah daerah untuk

mempertanggungjawabkan

pengelolaan dan pelaksanaan

pemerintahan di daerah dalam

Page 15: TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( Studi …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Keuangan Desa Pada Pengelolaan Pendapatan Asli ... Alokasi

11

rangka otonomi daerah untuk

mencapai tujuan yang telah

ditetapkan melalui media

pertanggungjawaban yang terukur

baik dari segi kualitasnya maupun

kuantitasnya. Pemerintah daerah

sebagai pelaku pemerintahan harus

bertanggungjawab terhadap apa yang

telah dilakukannya terhadap

masyarakat dalam rangka

menjalankan tugas, wewenang, dan

kewajiban Pemerintah Daerah

(Sabarno, 2007:129).

Dalam akuntabilitas

terkandung kewajiban untuk

menyajikan dan melaporkan segala

kegiatan, terutama dalam bidang

administrasi keuangan kepada pihak

yang lebih tinggi. Media

pertanggungjawaban akuntabilitas

tidak terbatas pada laporan

pertanggungjawaban, akan tetapi

juga mencakup aspek-aspek

kemudahan pemberi mandat untuk

mendapatkan informasi, baik

langsung maupun tidak langsung

secara lisan maupun tulisan,

sehingga akuntabilitas dapat tumbuh

pada lingkungan yang

mengutamakan keterbukaan sebagai

landasan pertanggungjawaban

(Sulistiyani, 2011:71). Secara umum,

pengelolaan keuangan desa harus

berpedoman pada prinsip-prinsip

berikut: (1)Pengelolaan keuangan

direncanakan secara terbuka melalui

musyawarah perencanaan

pembangunan desa yang hasilnya

dituangkan dalam Peraturan Desa

tentang APBDesa, serta dilaksanakan

dan dievaluasi secara terbuka dan

melibatkan seluruh unsur masyarakat

desa; (2) Seluruh kegiatan harus

dapat dipertanggungjawabkan secara

administrasi, teknis, dan hukum; (3)

Informasi tentang keuangan desa

secara transparan dapat diperoleh

oleh masyarakat; (4) Pengelolaan

keuangan dilaksanakan dengan

prinsip hemat, terarah, dan terkendal

GAMBARAN UMUM LOKASI

PENELITIAN

Desa Kampung Hilir

berbatasan dengan Desa Kampung

Melayu di sebelah timur dan Desa

Kampung Melayu disebelah utara.

Desa Kukup disebelah selatan dan

Laut disebelah barat. Masyarakat

pada umumnya bekerja untuk

memenuhi kebutuhan rumah tangga

Mata pencaharian masyarakat di

Desa Kampung Hilir beragam ada

yang bertani, berkebun, beternak,

menambang, kerajinan dan industri

rumahan, dan berdagang. Adapun

jarak tempuh desa Kapung Hilir ke

Pusat Pemerintahan Kecamatan yaitu

berjarak ½ Km dan jarak dari pusat

pemerintahan Kabupaten Bintan

yaitu 370 km. Desa Kampung Hilir

memiliki jumlah penduduk sebanyak

1608 Jiwa yang terdiri dari 446 KK.

Berikut merupakan gambaran umum

mata pencaharian masyarakat Desa

Kampung Hilir Kabupaten Bintan.

Tabel III.1

Jumlah Penduduk Berdasarkan

Mata Pencaharian

No Jenis Mata

Pencharian

Jumlah

1

2

Pegawai Negeri

Sipil

35

5

Page 16: TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( Studi …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Keuangan Desa Pada Pengelolaan Pendapatan Asli ... Alokasi

12

No Jenis Mata

Pencharian

Jumlah

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

TNI/POLRI

Swasta

Honorer

Wiraswata

Petani

Tukang

Buruh Tani

Pensiunan

Nelayan

Pengusaha

kecil, menengah

dan besar

Pedagang

Barang

Kelontong

Pedagang

Keliling

Perangkat Desa

Lainnya

8

64

87

54

6

1

10

248

2

5

2

7

10

Sumber : Profil Desa

Kampung Hilir, 2017

Berdasarkan dari tabel diatas

dapat diketahui bahwa mayoritas

mata pencaharian masyarakat yaitu

nelayan, hal ini membuktikan bahwa

mata pencaharian pada Desa

Kampung Hilir masih harus

diperhatikan guna dapat

mengingkatkan perekonomian

masyarakat yang berdampak kepada

kesejahteraan masyarakat.

Selanjutnya dapat diketahui tingkat

pendidikan masyarakat pada Desa

Kampung Hilir sebagai berikut :

Tabel III.2

Jumlah Penduduk Berdasarkan

Tingkat Pendidikan

No Tingkat

Pendidikan

Masyarakat

Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

Taman Kanak-

kanak

Sekolah

Dasar/sederajat

SMP

SMA/SMU

Akademi/D1-D3

Sarjana

Pascasarjana

41

303

246

250

26

53

-

Sumber : Profil Desa

Kampung Hilir, 2017

Berdasarkan dari tabel diatas

dapat diketahui bahwa tingkat

pendidikan masyarakat di Desa

Kampung Hilir masih harus

diperhatikan mengingat masyarakat

mayoritas belum dapat melanjutkan

pendidikan ke arah yang lebih tinggi,

Page 17: TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( Studi …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Keuangan Desa Pada Pengelolaan Pendapatan Asli ... Alokasi

13

sehingga dapat memberikan dampak

kepada pengetahuan masyarakat

yang nantinya berguna bagi

masyarakat itu sendiri dan juga bagi

pembangunan desa.

C. TUGAS POKOK DAN

FUNGSI

1. Kepala Desa

Kepala Desa adalah sebagai

kepala atau pimpinan dalam

organisasi pemerintahan di Kantor

Kantor Desa Kampung Hilir, yang

memiliki tugas sebagai berikut :

a. Sebagai unsur pimpinan

dalam Kantor Kantor Desa

Kampung Hilir

b. Melaksanakan instruksi

Camat atas nama Bupati

c. Mengadakan koordinasi

dengan instansi terkait yang

lebih tinggi maupun dengan

masyarakat langsung

d. Menandatangani surat-surat

keluar dan biaya-biaya yang

akan dibayarkan

e. Mengeluarkan nota dinas dan

memberikan sanksi atas

pelanggaran yang dilakukan

oleh setiap karyawan

f. Menandatangani surat-surat

berharga lainnya.

Tanggungjawab :

Bertanggungjawab kepada Camat

2. Sekretaris Desa

Sekretaris Desa adalah

sebagai Kepala Sekretariat di Desa

yang bertanggungjawab langsung

kepada Kades dan yang membawahi

kaur yang ada di Desa, yang

memiliki tugas sebagai berikut :

a. Mengkoordinasikan

penyusunan program

kerja/kegiatan pemerintah

desa

b. Melaksanakan urusan surat

menyurat, kearsipan dan

pelaporan

a. Melakukan pelayanan

administrasi yang

dibutuhkan oleh

masyarakat di bidang

pemerintahan,

pembangunan dan

kemasyarakatan

b. Mengadakan kegiatan

pencatatan dan

pemeliharaan inventaris

dan kekayaan desa

c. Melaksanakan tugas tugas

lain yang diberikan

kepala desa

3. Kepala Urusan

Pemerintahan

Kepala Urusan pemerintahan

adalah yang melaksanakan tugas-

tugas dalam bidang pemerintahan di

Kantor Desa setempat. Tugas-tugas

Kepala Urusan pemerintahan antara

lain meliputi :

a. Melaksanakan tugas kegiatan

di bidang administrasi

wilayah, administrasi

kependudukan, administrasi

pertanahan dan profil desa

b. Membantu meningkatkan

urusan urusan administrasi

kegiatan organisasi social

politik dan lembaga

kemasyarakatan lainnya

Page 18: TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( Studi …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Keuangan Desa Pada Pengelolaan Pendapatan Asli ... Alokasi

14

c. Mempersiapkan secara

priodik program kerja di

bidang pemerintahan

d. Memberikan saran dan

pertimbangan kepada kepala

desa melalui sekretaris desa

dalam bidang pemerintahan

e. Melaksanakan tugas lain

yang diberikan sekretaris

desa

4. Kepala Urusan Keuangan

Kepala Urusan Keuangan adalah

yang melaksanakan tugas tugas

dalam bidang keuangan di kantor

desa setempat. Tugas tugas Kepala

Urusan Keuangan antara lain

meliputi :

a. Melaksanakan administrasi

keuangan desa,

mempersiapkan data guna

menyusunAPBDesa,

perubahan dan perhitungan

penerimaan dan pengeluaran

keuangan desa

b. Melaksanakan administrasi

penghasilan lainnya yang sah

untuk kepala desa, perangkat

desa dan biaya kegiatan

pemerintah desa

c. Mempersiapkan secara

priodik program kerja di

bidang keuangan

d. Membantu pelaksanaan

administrasipersyaratan

program program kredit

desa

e. Membantu kelancaran

pemasukan pendapatan desa

f. Menginventarisir kekayaan

desa, baik barang barang

yang bergerak maupun

barang barang yang tidak

bergerak

g. Memberikan saran dan

pertimbangan kepada kepala

desa melalui sekretaris desa

di bidang keuangan

h. Melaksanakan tugas lain

yang diberikan sekretaris

desa

5. Kepala Urusan

Kesejahteraan Rakyat

Kepala Urusan Kesejahteraan

Rakyat adalah yang melaksanakan

tugas-tugas dalam bidang

Kesejahteraan Rakyat di Kantor

Desa setempat. Tugas-tugas Kepala

Urusan Kesejahteraan Rakyat antara

lain meliputi :

a. Melaksanakan kegiatan

pencatatan keadaan

kesejahteraan rakyat

termasuk bencana alam,

bantuan social, pendidikan

dan kebudayaan, kesenian,

pemuda dan olahraga,

pramuka, pemberdayaan

perempuan dan PMI di desa.

b. Menyelenggarakan

inventarisasi penduduk yang

tuna karya, tuna wisma, tuna

social, para penyandang cacat

( mental dan fisik ), yatim

piatu, jompo, panti asuhan

dan memasyarakatkan

kembali bekas narapidana

c. Mengikuti perkembangan

serta melaporkan tentang

keadaan kesehatan

masyarakat, kegiatan

kependudukan, (keluarga

berencana, ketenagakerjaan,

transmigrasi, lingkungan

hidup)

Page 19: TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( Studi …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Keuangan Desa Pada Pengelolaan Pendapatan Asli ... Alokasi

15

d. Melakukan kegiatan

pencatatan bagi para peserta

jamaah haji di desa

e. Melaksanakan kegiatan dan

pencatatan dan

perkembangan keagamaan,

badan amil zakat desa dan

pengurusan kematian

f. Melaksanakan kegiatan dan

pencatatan dan

perkembangan keagamaan,

badan amil zakat desa dan

pengurusan kematian

g. Melaksanakan tugas lain

yang diberikan sekretaris

desa

6. Kepala Urusan

Pembangunan

Kepala Urusan Pembangunan

adalah yang melaksanakan tugas-

tugas dalam bidang Pembangunan di

Kantor Desa setempat. Tugas-tugas

Kepala Urusan Pembangunan antara

lain meliputi :

a. Melaksanakan tugas

kegiatan di bidang

pembangunan antara

lain meliputi

menyiapkan/menyusu

n ruang data,

menyusun data

pembangunan,

menyiapkan masalah

masalah

pembangunan desa.

Meneliti dan

mengadakan evaluasi

dalam rangka

koordinasi

pembangunan desa

serta membantu

penyusunan program

pembangunan desa

b. Mengikuti dan

melaporkan

perkembangan

keadaan dan kegiatan

di bidang pertanian,

perindustrian

perdagangan maupun

perekonomian lainnya

c. Melaksanakan tugas

tugas lain yang

diberikan sekretaris

desa

7. Kepala Urusan Ketentraman

dan Ketertiban

Kepala Urusan Ketentraman dan

Ketertiban adalah yang

melaksanakan tugas-tugas dalam

bidang Ketentraman dan Ketertiban

di Kantor Desa setempat. Tugas-

tugas Kepala Urusan Ketentraman

dan Ketertiban antara lain meliputi :

a. Melaksanakan tugas

kegiatan di bidang

ketertiban antara lain

meliputi

mengumpulkan,

mengolah dan

mengevaluasi data di

bidang ketentraman

dan ketertiban

b. Melakukan

pembinaan

ketentraman dan

ketertiban masyarakat

c. Melakukan pelayanan

kepada masyarakat di

bidang ketentraman

dan ketertiban

d. Membantu

pelaksanaan

pengawasan terhadap

pengaturan bantuan

kepada masyarakat

Page 20: TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( Studi …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Keuangan Desa Pada Pengelolaan Pendapatan Asli ... Alokasi

16

serta melakukan

kegiatan pengawasan

akibat bencana alam

dan bencana lainnya

e. Membantu dan

mengusahakan

kegiatan yang

berkaitan dengan

pembinaan dan

kerukunan warga

f. Mengumpulkan bahan

dan menyusun

laporan di bidang

ketentraman dan

ketertiban

g. Melaksanakan tugas

tugas lain yang

diberikan sekretaris

desa

8. Kepala Dusun

1) Kepala Dusun berkedudukan

sebagai unsur pembantu

kepala desa yang memimpin

di wilayah dusun.

2) Untuk menjalankan tugas

sebagaimana dimaksud ayat

(1) kepala dusun berfungsi :

a. Pelaksanaan kegiatan

pemerintahan,

pembangunan dan

kemasyarakatan serta

ketentraman dan

ketertiban diwilayah

kerjanya

b. Pelaksanaan peraturan

desa diwilayah kerjanya

c. Pelaksanaan kebijakan

kepala desa

d. Kepala Dusun dalam

melaksanakan tugasnya

bertanggungjawab

kepada kepala desa

ANALISA DAN PEMBAHASAN

1. Kesediaan dan aksesbilitas

dokumen

Dana Desa merupakan berkah

yang berpotensi menjadi bencana.

Pasalnya, jika tidak dikelola dengan

baik, dana berjumlah milyaran

tersebut akan berubah menjadi

bencana. Merujuk pada UU No. 6

Tahun 2014, Dana Desa wajib

digunakan untuk empat urusan, yaitu

penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan, pembinaan, dan

pemberdayaan masyarakat. Undang-

undang yang terdiri dari 16 bab dan

122 pasal ini memberlakukan

implikasi hukum bagi aktor-aktor

pengelolanya.

Semakin menguatnya posisi

desa dalam proses pembangunan

menunjukkan tuntutan publik, yaitu

tata kelola pemerintahan desa harus

berlangsung secara akuntabel. Oleh

karena itu, tak heran jika kemudian

aspek transparansi dan partisipasi

menjadi dua kata kunci penting.

Keduanya diatur dalam pasal 82 ayat

1-5.

Berdasarkan hasil wawancara

dengan informan maka dapat

dianalisa bahwa tidak ada

keterbukaan informasi dalam

pengelolaan dana desa di Desa Hilir.

Dalam Permendagri Nomor 37

Tahun 2007 dijelaskan bahwa,

keuangan desa adalah semua hak dan

kewajiban dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan desa

yang dapat dinilai dengan uang

termasuk didalamnya segala bentuk

Page 21: TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( Studi …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Keuangan Desa Pada Pengelolaan Pendapatan Asli ... Alokasi

17

kekayaan yang behubungan dengan

hak dan kewajiban desa tersebut.

Sumber keuangan desa pada umunya

berasal dari Alokasi dana desa, dana

dari Pemerintah, dan hasil dari

BUMDes. Adapun pelaksanaan

urusan pemerintah daerah oleh

pemerintah desa akan didanai dari

APBD, sedangkan pelaksanaan

urusan pemerintah pusat yang

diselenggarakan oleh pemerintah

desa didanai oleh APBN.

Transparansi artinya dalam

menjalankan pemerintahan,

pemerintah mengungapkan hal-hal

yang sifatnya material secara berkala

kepada pihak-pihak yang memiliki

kepentingan, dalam hal ini yaitu

masyarakat luas sehingga prinsip

keterbukaan yang memungkinkan

masyarakat untuk mengetahui dan

mendapatkan akses informasi

seluasluasnya tentang keuangan

daerah. Krina (2003) mengatakan

prinsip-prinsip transparansi dapat

diukur melalui sejumlah indikator

seperti berikut : (1) Mekanisme yang

menjamin sistem keterbukaan dan

standarisasi dari semua proses-proses

pelayanan publik; (2) Mekanisme

yang memfasilitasi pertanyaan-

pertanyaan publik tentang

berbagaikebijakan dan pelayanan

publik, maupun proses-proses

didalam sektor publik; (3)

Mekanisme yang memfasilitasi

pelaporan maupun penyebaran

informasi maupun penyimpangan

tindakan aparat publik didalam

kegiatan melayani.

Transparansi dijelaskan

dalam kesediaan dan aksesbilitas

dokumen dengan pelaksanaa anggran

yang berisi tentang pendapatan dan

pengeluaran desa setiap tahunnya.

Terdiri dari jumlah dana yang di

dapatkan, pendapatan desa kemudian

pengeluaran seperti belanja tidak

langsung, dan belanja langsung

pegawai sampai dengan

pembangunan desa.

2. Kejelasan dan kelengkapan

informasi

Berdasarkan hasil wawancara

dengan informan maka dapat

dianalisa bahwa selama ini prosedur

dalam dana desa sudah ada, namun

banyak tidak dipublikasikan kepada

masyarakat di Desa ini. Sistem

pemerintahan yang ada dan berlaku

saat ini desa mempunyai peran yang

strategis dan penting dalam

membantu pemerintah daerah dan

proses penyelenggaraan pemerintah

serta pembangunan. Penyusunan

perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan daerah juga bertujuan

pada pemberdayaan dan

pengembangan usaha kecil dan

menengah, hal tersebut ditandai

semakin meningkatnya anggaran

pembangunan yang dialokasikan

untuk kegiatan pembangunan

pedesaan baik menyangkut

pembangunan fisik maupun

pemberdayaan masyarakat pedesaan.

Salah satu bentuk kepedulian

pemerintah terhadap pemberdayaan

masyarakat desa dan pengembangan

wilayah pedesaan adalah anggaran

pembangunan secara khusus yang

dianggarkan dalam Anggaran

Pendapatan dan belanja Daerah

(APBD) untuk pembangunan

wilayah pedesaan.

Page 22: TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( Studi …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Keuangan Desa Pada Pengelolaan Pendapatan Asli ... Alokasi

18

Undang-undang nomor 23tahun

2014 tentang pemerintahan daerah

telah diatur mengenai pelaksanaan

sistem desentralisasi di negara

indonesia, dimana pemerintah pusat

memberikan kewenangan yang lebih

besar kepada daerah untuk

melakukan serangkaian proses

mekanisme dan tahapan perencanaan

yang dapat menjamin keselarasan

pembangunan. Pemberian otonomi

daerah seluas-luasnya berarti

pemberian kewenangan dan

keleluasaan kepada daerah untuk

mengelola dan memanfaatkan

sumber daya secara optimal

3. Keterbukaan Proses

Berdasarkan hasil wawancara

diketahui bahwa pengelolaan dana

desa belum transparan, dan tidak

secara luas di informasikan kepada

masyarakat, dalam mendukung

terwujudnya good governance

masyarakat sebagai salah satu alat

untuk mendorong berjalannya

prinsip-prinsip good governance.

Segala sesuatu yang berhubungan

dengan masyarakat harus dibuat

secara terbuka. Apalagi di Desa Hilir

yang masih ada masyarakatnya

berpendidikan rendah sehingga untuk

masalah alokasi dana tentu harus

dibuka dan dijelaskan secara terang-

terangan agar masyarakat dapat

mendukung jalannya pemerintahan

desa bukan malah berfikiran buruk

terhadap dana yang telah masuk

tersebut.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian

maka dapat diambil kesimpulan

bahwa pengelolaan keuangan desa

pada pengelolaan Alokasi dan desa

di Desa Kampung Hilir, Kecamatan

Tambelan, Kabupaten Bintan Tahun

2015 belum transparan, hal ini dapat

dilihat dari hasil temuan sebagai

berikut :

1. Mengukur tingkat

keterbukaan proses

penyelenggaraan pelayanan

publik ditemukan bahwa

pengelolaan dana desa belum

transparan, dan tidak secara

luas di informasikan kepada

masyarakat, dalam

mendukung terwujudnya

good governance masyarakat

sebagai salah satu alat untuk

mendorong berjalannya

prinsip-prinsip good

governance. Segala sesuatu

yang berhubungan dengan

masyarakat harus dibuat

secara terbuka. Apalagi di

Desa Hilir yang masih ada

masyarakatnya berpendidikan

rendah sehingga untuk

masalah alokasi dana tentu

harus dibuka dan dijelaskan

secara terang-terangan agar

masyarakat dapat mendukung

jalannya pemerintahan desa

bukan malah berfikiran buruk

terhadap dana yang telah

masuk tersebut.

2. Seberapa mudah prosedur

pelayanan dapat dipahami

oleh pengguna ditemukan

bahwa sudah dilakukan

Page 23: TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( Studi …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Keuangan Desa Pada Pengelolaan Pendapatan Asli ... Alokasi

19

walaupu belum optimal.

Salah satu prosedur dalam

pengelolaan dana desa adalah

memusyawarahkan untuk apa

dana desa tersebut di

alokasikan salah satunya

adalah lewat musrenbangdes.

prosedur dalam pengelolaan

keuangan desa hanya di

lakukan secara terbuka untuk

pemerintah desa bukan untuk

masyarakat.

3. Kemudahan untuk

memperoleh informasi

mengenai beberapa aspek

penyelenggaraan pelayanan

public ditemukan bahwa

tidak ada keterbukaan

informasi dalam pengelolaan

dana desa di Desa Hilir,

transparansi pengelolaan

Dana Desa masih dianggap

sebagai ancaman bagi

sebagian pejabat publik.

Beberapa informasi terkait

kebijakan penggunaan Dana

Desa kerap hanya dikuasai

oleh segelintir elit.

Tertutupnya informasi dan

kebijakan tersebut terutama

berkaitan dengan pengelolaan

keuangan. Pengelolaan

keuangan Dana Desa dinilai

sensitif jika dihadapkan pada

kewajiban pemerintah desa

untuk memenuhi aspek

transparansi.

B. Saran

Adapun saran yang dapat

disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Sebaiknya ada media untuk

menginformasikan kepada

masyarakat tentang

pengelolaan dana desa di

Desa Hilir

2. Seharusnya pengelolaan

pendapatan asli desa di

lakukan secara terbuka

3. Seharusnya pemerintah desa

mendorong partisipasi

masyarakat desa unuk

mengawasi pengelolaanny

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Muhammad. 2007. Tata Cara

Pengelolaan Keuangan Desa

Dan Pengelolaan Kekayaan

Desa. Pekanbaru: ReD Post

Press

Dwiyanto. 2008. Mewujudkan Good

Governance melalui Pelayanan

Publik. Yogyakarta : Gadjah

Mada University Press

Hafiz,Abdul,

2011,”Akuntasi,Transparansi,

dan Akuntabilitas Keuangan

Publik”

Hamdy. 2001. Ekonomi

Internasional: Teori dan

Kebijakan Keuangan

Internasional. Ghalia Indonesia.

Jakarta.

Kristianten.2006.Transparansi

Anggaran Pemerintah. Jakarta

:Rineka Cipta.

Mahmudi,2010,Manajemen

Keuangan, Jakarta: Airlangga.

Mardiasmo,2002,Otonomi Daerah

dan Manajemen Keuangan

Daerah, Yogyakarta : Andi

Offset.

Page 24: TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( Studi …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Keuangan Desa Pada Pengelolaan Pendapatan Asli ... Alokasi

20

Moleong,Lexy J,2005,Metode

Penelitian Kualitatif, Bandung :

Remaja Rosda karya.

Mustopadidjaja. 2003, Pemerintah

Yang Baik dan

Tranparansi,Yogyakarta : Andi

Offset.

Nurcholis, Hanif. 2011.

Pertumbuhan dan

Penyelenggaraan Pemerintahan

Desa. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Ratminto dan Atik Septi Winarsih.

2005. Manajemen Pelayanan.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Riswanda, Imawan. 2003.

Membedah Politik Orde Baru.

Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Saladien,2006,Rancangan Penelitian

Kualitatif Modul Metodologi

Penelitian

Kualitatif, Bandung : Pustaka

Setia.

Santosa. 2008. Administrasi Publik

Teori dan aplikasi Good

Governance. Bandung : Refika

Aditama

Sedarmayanti, 2004, Good

Government (Pemerintahan

yang baik); Bandung: CV.

Mandar Maju

Stoner. 2006. Manajemen Sumber

Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Aksara

Subarsono.2003. Analisis Kebijakan

Publik, Yogyakarta, Pustaka

Pelajar

Sugiono. 2005. Memahami

Penelitian Kualitatif. Bandung:

ALFABETA

Syafiie, Inu Kencana. 2007.

Kepemimpinan Pemerintahan

Indonesia. Bandung:Refika

Aditama.

Widjaja, HAW. 2003. Otonomi

Desa. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Zulkarnaen dan Saebani, B.A., 2012,

Hukum Konstitusi, CV Pustaka

Setia, Bandung.

Peraturan Perundang-undangan :

Peraturan Menteri dalam Negeri

Nomor 37 Tahun 2007

Tentang Pengelolaan

Keuangan Desa

Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 Tentang Pemerintah Daerah

Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 06 Tahun 2014 Tentang Desa

Peraturan Menteri Dalam Neger

Nomor 113 Tahun 2014

tentang Pengelolaan

Keuangan Desa