Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus

21
SMK Kesehatan Annisa 3 Dewi Fitriani,Amd.AK.,S.Si

Transcript of Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus

Page 1: Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus

SMK Kesehatan Annisa 3Dewi Fitriani,Amd.AK.,S.Si

Page 2: Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus

Untuk menetapkan golongan darah seseorang

Page 3: Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu

karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada

permukaan membran eritrosit .

Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah

penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh).

Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain

antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai.

Page 4: Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus

Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat

menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia

hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen

dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:

Page 5: Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus

• Individu dengan golongan darah A memiliki eritrosit dengan

antigen A d permukaan membran selnya dan menghasilkan

antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga,

orang dgn golongan darah A-negatif hanya dapat menerima

darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-

negatif.

Page 6: Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus

• Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada

permukaan eritrositnya dan menghasilkan antibodi terhadap

antigen A dalam serum darahnya. Sehingga orang dengan

golongan darah B-negatif hanya dapat menerima dari orang

dengan golongan darah B-negatif atau O-negatif.

Page 7: Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus

• Individu golongan darah AB memiliki eritrosit dengan Antigen

A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A

maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif

dapat menerima darah dari orang dengan golongan daeah ABO

apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan

golongan darah AB-Positif tidak dapat mendonorkan darah

kecuali pada sesama AB-positif.

Page 8: Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus

• Individu dengan gologan darah O memiliki sel darah tanpa

Antigen , tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B.

sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat

mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah

ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan

golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari

sesama O-negatif.

Page 9: Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus

Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum

dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti swedia

dan norwegia, Golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih

umum dijumpai dibanding antigen B. karena golongan darah AB

memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B , golongan darah

ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.

Ilmua Austria, Karl Landsteiner , memperoleh Nobel dalam

bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya

menemukan cara penggolongan darah ABO.

Page 10: Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus

Reaksi Hemaglutinasi antara aglutinogen yang terdapat

pada permukaan eritrosit dengan aglutinin dalam

antisera yang menjadi lawannya (antinya)

Page 11: Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus

1. Suspensi Eritrosit 2% - 5%

2. Serum / plasma

Page 12: Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus

1. Tes Sera anti A

2. Tes Sera anti B

3. Tes Sera anti D

4. Tes Sel A 2% - 5%*

5. Tes Sel B 2% - 5%*

6. Tes Sel O 2% - 5%*

7. Bovine Albumin 6%

8. Bovine Albumin 22%

Persiapan reagensia :

1. Biarkan reagens pada suhu kamar

2. Catat batch No. (Lot. No) dan tanggal kadaluarsa

Page 13: Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus

1. Waterbath / inkubator

2. Centrifuge

3. Mikroskop

4. Timer

5. Rak tabung

6. Tabung reaksi ukuran 12 x 75 mm

7. Pipet pasteur

8. Botol semprot

9. Slide test

10. Beaker glass

11. Wadah limbah

Page 14: Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus

1. Siapkan tabung reaksi sebanyak 8 buah pada sebuah rak:

a. beri label tabung 1 : -A

a. beri label tabung 2 : -B

a. beri label tabung 3 : E A

a. beri label tabung 4 : E B

a. beri label tabung 5 : E O

a. beri label tabung 6 : A K

a. beri label tabung 7 : -D

a. beri label tabung 8 : B A

Page 15: Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus

2. Isi masing-masing tabung dengan :

a) Tabung 1 : 1 Tetes anti – A

b) Tabung 2 : 1 Tetes anti - B

c) Tabung 3 : 1 Tetes sel A 2% - 5%

d) Tabung 4 : 1 Tetes Sel B 2% - 5%*

e) Tabung 5 : 1 Tetes Sel O 2% - 5%*

f) Tabung 6 : lihat No 3 dan 4

g) Tabung 7 : 1 Tetes Anti – D

h) Tabung 8 : 2 tetes Bovine Albumin 6%

3. Teteskan pada masing –masing tabung 1 tetes suspensi

eritrosit pasien 2% - 5% pada tabung 1,2,6,7 dan 8.

Page 16: Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus

4. Teteskan maisng-masing 2 (dua) tetes serum / plasma pada tabung

3, 4,5 dan 6

5. Kocok – kocok semua tabung hingga tercampur

6. Putar 3000 rpm selama 15 – 20 detik atau inkubasi pada suhu

kamar selama 60 menit

Page 17: Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus

1. Baca reaksi dgn mengocok tabung perlahan – lahan

2. Bila pada eritrosit pasien terjadi :

a. aglutinasi : ada antigen dalam eritrosit

b. anaglutinasi : tidak ada antigen dalam eritrosit

3. Bisa dalam serum / plasma pasien terjadi:

a. aglutinasi : ada antibodi dalam serum / plasma

b. anaglutinasi : tidak ada antibodi dalam serum / plasma

Page 18: Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus

4. Tentukan derajat aglutinasi :

a. ++++ (4+) = gumpalan besar dengan cairan bening disekitarnya

b. +++ (3+) = sebagian sel bergumpal besar dengan cairan jernih

di sekitarnya.

c. ++ (2+) = gumpalan dapat terlihat jelas , tanpa alat bantu

penglihtan

d. + (1+) = gumpalan tidak terlihat jelas

d. ± (±w) = gumpalan tidak terlihat jelas harus dgn bantuan

mikroskop

e. Lisis = eritrosit mengalami lisis

f. Tersuspensi / homogen = negatif

Page 19: Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus

1. Bila terjadi aglutinasi pada Anti-A dan tes sel-B, maka

golongan darah pasien adalah A

2. Bila terjadi aglutinasi pada Anti-B dan tes sel-A, maka

golongan darah pasien adalah B

3. Bila terjadi aglutinasi pada Anti-A & Anti-B dan tdk terjadi

aglutinasi pd test sel A1,Tes sel B,maka goldar pasien adl AB

4. Bila tdk terjadi aglutinasi pada Anti-A & Anti-B dan terjadi

aglutinasi pd test sel A1,Tes sel B,maka goldar pasien adl O

5. Tes sel O dan auto kontrol harus tetap negative

Page 20: Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus

6. Bila terjadi aglutinasi pada tes sel O , diduga pasien adalah

golongan darah O bombay ? Atau ada antibodi lain ?

Lanjutkan pemeriksaan !

7. Bila terjadi aglutinasi pada Anti-D , maka golongan darah

pasien adalah Rhesus positif (D+)

8. Bila tidak terjadi aglutinasi pada Anti-D , maka golongan

darah pasien adalah Rhesus negatif (Rh negatif)

Page 21: Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus

1. Pada pemeriksaan BA 6% harus bernilai negatif sebagai

kontrol.

Jika BA bernilai positif (+), maka BA dalam keadaan tidak

baik.

2. Autokontrol selalu bernilai Negatif (-)