Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus
-
Upload
dewi-shahab -
Category
Education
-
view
162 -
download
8
Transcript of Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus
SMK Kesehatan Annisa 3Dewi Fitriani,Amd.AK.,S.Si
Untuk menetapkan golongan darah seseorang
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu
karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada
permukaan membran eritrosit .
Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh).
Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain
antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai.
Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat
menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia
hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen
dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
• Individu dengan golongan darah A memiliki eritrosit dengan
antigen A d permukaan membran selnya dan menghasilkan
antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga,
orang dgn golongan darah A-negatif hanya dapat menerima
darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-
negatif.
• Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada
permukaan eritrositnya dan menghasilkan antibodi terhadap
antigen A dalam serum darahnya. Sehingga orang dengan
golongan darah B-negatif hanya dapat menerima dari orang
dengan golongan darah B-negatif atau O-negatif.
• Individu golongan darah AB memiliki eritrosit dengan Antigen
A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A
maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif
dapat menerima darah dari orang dengan golongan daeah ABO
apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan
golongan darah AB-Positif tidak dapat mendonorkan darah
kecuali pada sesama AB-positif.
• Individu dengan gologan darah O memiliki sel darah tanpa
Antigen , tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B.
sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat
mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah
ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan
golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari
sesama O-negatif.
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum
dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti swedia
dan norwegia, Golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih
umum dijumpai dibanding antigen B. karena golongan darah AB
memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B , golongan darah
ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
Ilmua Austria, Karl Landsteiner , memperoleh Nobel dalam
bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya
menemukan cara penggolongan darah ABO.
Reaksi Hemaglutinasi antara aglutinogen yang terdapat
pada permukaan eritrosit dengan aglutinin dalam
antisera yang menjadi lawannya (antinya)
1. Suspensi Eritrosit 2% - 5%
2. Serum / plasma
1. Tes Sera anti A
2. Tes Sera anti B
3. Tes Sera anti D
4. Tes Sel A 2% - 5%*
5. Tes Sel B 2% - 5%*
6. Tes Sel O 2% - 5%*
7. Bovine Albumin 6%
8. Bovine Albumin 22%
Persiapan reagensia :
1. Biarkan reagens pada suhu kamar
2. Catat batch No. (Lot. No) dan tanggal kadaluarsa
1. Waterbath / inkubator
2. Centrifuge
3. Mikroskop
4. Timer
5. Rak tabung
6. Tabung reaksi ukuran 12 x 75 mm
7. Pipet pasteur
8. Botol semprot
9. Slide test
10. Beaker glass
11. Wadah limbah
1. Siapkan tabung reaksi sebanyak 8 buah pada sebuah rak:
a. beri label tabung 1 : -A
a. beri label tabung 2 : -B
a. beri label tabung 3 : E A
a. beri label tabung 4 : E B
a. beri label tabung 5 : E O
a. beri label tabung 6 : A K
a. beri label tabung 7 : -D
a. beri label tabung 8 : B A
2. Isi masing-masing tabung dengan :
a) Tabung 1 : 1 Tetes anti – A
b) Tabung 2 : 1 Tetes anti - B
c) Tabung 3 : 1 Tetes sel A 2% - 5%
d) Tabung 4 : 1 Tetes Sel B 2% - 5%*
e) Tabung 5 : 1 Tetes Sel O 2% - 5%*
f) Tabung 6 : lihat No 3 dan 4
g) Tabung 7 : 1 Tetes Anti – D
h) Tabung 8 : 2 tetes Bovine Albumin 6%
3. Teteskan pada masing –masing tabung 1 tetes suspensi
eritrosit pasien 2% - 5% pada tabung 1,2,6,7 dan 8.
4. Teteskan maisng-masing 2 (dua) tetes serum / plasma pada tabung
3, 4,5 dan 6
5. Kocok – kocok semua tabung hingga tercampur
6. Putar 3000 rpm selama 15 – 20 detik atau inkubasi pada suhu
kamar selama 60 menit
1. Baca reaksi dgn mengocok tabung perlahan – lahan
2. Bila pada eritrosit pasien terjadi :
a. aglutinasi : ada antigen dalam eritrosit
b. anaglutinasi : tidak ada antigen dalam eritrosit
3. Bisa dalam serum / plasma pasien terjadi:
a. aglutinasi : ada antibodi dalam serum / plasma
b. anaglutinasi : tidak ada antibodi dalam serum / plasma
4. Tentukan derajat aglutinasi :
a. ++++ (4+) = gumpalan besar dengan cairan bening disekitarnya
b. +++ (3+) = sebagian sel bergumpal besar dengan cairan jernih
di sekitarnya.
c. ++ (2+) = gumpalan dapat terlihat jelas , tanpa alat bantu
penglihtan
d. + (1+) = gumpalan tidak terlihat jelas
d. ± (±w) = gumpalan tidak terlihat jelas harus dgn bantuan
mikroskop
e. Lisis = eritrosit mengalami lisis
f. Tersuspensi / homogen = negatif
1. Bila terjadi aglutinasi pada Anti-A dan tes sel-B, maka
golongan darah pasien adalah A
2. Bila terjadi aglutinasi pada Anti-B dan tes sel-A, maka
golongan darah pasien adalah B
3. Bila terjadi aglutinasi pada Anti-A & Anti-B dan tdk terjadi
aglutinasi pd test sel A1,Tes sel B,maka goldar pasien adl AB
4. Bila tdk terjadi aglutinasi pada Anti-A & Anti-B dan terjadi
aglutinasi pd test sel A1,Tes sel B,maka goldar pasien adl O
5. Tes sel O dan auto kontrol harus tetap negative
6. Bila terjadi aglutinasi pada tes sel O , diduga pasien adalah
golongan darah O bombay ? Atau ada antibodi lain ?
Lanjutkan pemeriksaan !
7. Bila terjadi aglutinasi pada Anti-D , maka golongan darah
pasien adalah Rhesus positif (D+)
8. Bila tidak terjadi aglutinasi pada Anti-D , maka golongan
darah pasien adalah Rhesus negatif (Rh negatif)
1. Pada pemeriksaan BA 6% harus bernilai negatif sebagai
kontrol.
Jika BA bernilai positif (+), maka BA dalam keadaan tidak
baik.
2. Autokontrol selalu bernilai Negatif (-)