Pemeriksaan ABO

15
Pemeriksaan ABO/Rh dengan Direct Antiglobulin Tes (DAT) pada Neonatus menggunakan ABO NEWBORN CARD Metode Gel Wira, Rachmawati AM, Mansyur Arif Bagian Ilmu Patologi Klinik FK-UH/RS.dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar I. Pendahuluan Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran eritrosit. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh), di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. 1,2 A. Golongan darah sistem ABO Golongan darah sistem ABO dan Rhesus ditemukan oleh seorang ahli Patologi Amerika kelahiran Austria bernama Karl Landsteiner pada tahun 1900. Antigen utama dalam sistem ini disebut antigen A dan B dan antibodi utama adalah anti-A dan anti-B. Gen yang menentukan ada tidaknya aktivitas A atau B yang terdapat pada kromosom 9. 1 1

description

hema

Transcript of Pemeriksaan ABO

Page 1: Pemeriksaan ABO

Pemeriksaan ABO/Rh dengan Direct Antiglobulin Tes (DAT)pada Neonatus menggunakan ABO NEWBORN CARD Metode Gel

Wira, Rachmawati AM, Mansyur ArifBagian Ilmu Patologi Klinik FK-UH/RS.dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar

I. Pendahuluan

Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu

berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan

membran eritrosit. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah

penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh), di dunia ini sebenarnya dikenal

sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang

dijumpai.1,2

A. Golongan darah sistem ABO

Golongan darah sistem ABO dan Rhesus ditemukan oleh seorang ahli

Patologi Amerika kelahiran Austria bernama Karl Landsteiner pada tahun

1900. Antigen utama dalam sistem ini disebut antigen A dan B dan antibodi

utama adalah anti-A dan anti-B. Gen yang menentukan ada tidaknya aktivitas

A atau B yang terdapat pada kromosom 9.1

Gambar 1. Interaksi Antigen dan antibodi pada Golongan darah ABO3

Antigen A dan B golongan darah berkembang secara baik sejak masa

awal janin sampai masa remaja. Disaat baru lahir, antigennya masih lemah

dibandingkan dengan masa dewasa. Secara normal, anti -A dan anti-B

1

Page 2: Pemeriksaan ABO

amatlah lemah disaat lahir, dan antibody-antibodi ini mungkin tidak dapat

ditampilkan hingga bayi itu mencapai umur 3 bulan.3

B. Sistem golongan darah Rhesus (Rh)

Faktor Rh (antigen) dalam eritrosit dimiliki oleh sekitar 85%

penduduk kulit putih dan 93% penduduk Afrika-Amerika. Faktor ini

ditemukan dalam sel janin sejak enam minggu setelah konsepsi. Rhesus

positif adalah seseorang yang mempunyai Rh antigen pada eritrositnyanya,

sedangkan Rh negatif adalah seseorang yang tidak mempunyai Rh antigen

pada eritrositnya. Antigen tersebut dinamakan antigen-D dan merupakan

antigen yang berperan penting dalam transfusi. 3

Sistem golongan darah rhesus tidak seperti pada sistem ABO dimana

seseorang yang tidak mempunyai antigen A/B akan mempunyai antibodi yang

berlawanan dalam plasmanya, maka pada sistem Rhesus pembentukan

antibodi hampir selalu oleh suatu eksposure apakah itu dari transfusi atau

kehamilan. Sistem golongan darah Rhesus merupakan antigen yang terkuat

bila dibandingkan dengan sistem golongan darah lainnya. Dengan pemberian

darah Rhesus positif (D+) satu kali saja sebanyak ± 0,1 ml secara parenteral

pada individu yang mempunyai golongan darah Rhesus negatif (D-), sudah

dapat menimbulkan anti Rhesus positif (anti-D) walaupun golongan darah

ABO nya sama.4

Anti D merupakan antibodi imun tipe IgG. Imun antibodi IgG anti-D dapat

melewati plasenta dan masuk kedalam sirkulasi janin, sehingga janin dapat menderita

penyakit hemolytic disease of the newborn (HDN)3. Pada saat ibu hamil

eritrosit janin dalam beberapa insiden dapat masuk kedalam sirkulasi darah

ibu, yang dinamakan Feto maternal microtransfusion. Bila ibu tidak memiliki

antigen seperti yang terdapat pada eritrosit janin, maka ibu akan distimulasi

untuk membentuk imun antibodi.5 Imun antibodi tipe IgG tersebut dapat

melewati plasenta dan kemudian masuk kedalam peredaran darah janin,

2

Page 3: Pemeriksaan ABO

sehingga sel-sel eritrosit janin akan diselimuti (coated) dengan antibodi

tersebut dan akhirnya terjadi aglutinasi dan hemolisis. Salah satu pemeriksaan

yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis HDN dengan direct antiglobulin

Test (DAT).6

Direct antiglobulin Test adalah tes yang digunakan untuk mendeteksi

antibodi atau komplemen yang menyelubungi (coated) sel darah merah invivo

dengan menggunakan AHG, terutama IgG dan C3d.6

II. Tujuan

Memeriksa Golongan darah ABO/Rh dan mengetahui apakah eritrosit

bayi di-coated antibodi dari ibu untuk mendeteksi terjadinya hemolitik disease

of newborn (HDN).

III. Metode Kerja

A. Pra analitik 7,8

1. Persiapan Sampel dan Bahan:

a. Sampel berupa darah lengkap (Whole blood) dengan

antikoagulan EDTA

b. Pisahkan sel darah merah dengan Plasma.

c. Biarkan larutan ID Diluent 2 Low Ionic Strength Solution

( LISS) pada suhu kamar.

2. Alat dan bahan:

Alat :

a. ID centrifus : Untuk memutar ID-DiaClon ABO/Rh for

Newborn card

3

Page 4: Pemeriksaan ABO

Gambar 2. ID sentrifus7

b. ID- dispenser : Untuk memindahkan cairan diluent ke dalam

tabung dengan volume tertentu

Gambar 3. ID- dispenser7

c. Mikropipet 5 ul , 50 ul

d. Tabung Reaksi

4

Page 5: Pemeriksaan ABO

Bahan :

a. ID-DiaClon ABO/Rh for Newborn card

Gambar 4. ID-DiaClon ABO/Rh for Newborn card 7

1. Terdiri dari monoclonal Anti A pada Tube A, Anti B

pada Tube B, Anti AB pada tube AB, dan Anti-D pada

tube DVI +.

2. Microtube kontrol sebagai kontrol negatif.

3. DAT mengandung serum human anti globulin dari

Rabbit anti-IgG dan monoclonal anti-C3d

b. ID Diluent 2 (LISS)

B. Analitik

Prinsip Tes

Cell typing : Sel direaksikan dgn anti-A, anti-B, anti-AB dan anti-D

yang ada di gel coloumn dengan material gel “Sephadex” ,

jika terjadi ikatan antigen antibodi akan terjadi aglutinasi.

a. Aglutinasi yang berukuran besar akan berada pada

permukaan gel.

b. Aglutinasi yang lebih kecil ukurannya akan

terperangkap di dalam gel

c. Sel yang tidak beraglutinasi akan langsung

mengendap di dasar

5

Page 6: Pemeriksaan ABO

Anti A + RBC Antigen A Anti B + RBC Antigen BTerjadi Aglutinasi tidak terjadi aglutinasi.

Gambar 5. Prinsip kerja Metode Gel 8

DAT : Sel darah merah direaksikan dengan AHG untuk mengetahui

apakah ada antibodi dari ibu yang coated pada eritrosit secara

invivo.

Gambar 6. Prinsip kerja Direct antiglobulin Tes8

6

Page 7: Pemeriksaan ABO

Cara Kerja

1. Siapkan ID-DiaClon ABO/Rh for Newborn card

2. Beri nama label pasien pada ID card

3. Buka penutup card (aluminium foil) dalam posisi tegak

4. Siapkan 1 buah tabung diisi dengan 5 uL sel darah merah

ditambah 500 ul larutan diluents 2 (LISS) untuk membuat suspensi

1 %.

5. Pipetkan 50 ul sel pasien suspensi 1% pada masing-masing

microtube Anti A, Anti B, Anti AB, anti D, Ctl dan DAT.

6. Biarkan pada 10 menit pada suhu kamar

7. Putar kartu dalam ID centrifus 1000 rpm selama 10 menit.

8. Dibaca reaksi secara makroskopis.

C. Pasca Analitik

Positif : Bentuk aglutinasi pada permukaan gel atau bentuk aglutinasi sel

menyebar pada gel.

Negatif : Sel padat didasar microtube

Gambar 7. Gambaran hasil pemeriksaaan dengan ID-DiaClon ABO/Rh

for Newborn card7

7

Page 8: Pemeriksaan ABO

Tabel 1. Interpretasi hasil Forward/ sel grouping

ANTI –A ANTI –B ANTI –AB GOL. DARAH

+ - + A

- + + B

- - - O

+ + + AB

Tabel.2 Interpretasi hasil Rhesus/D

ANTI –D RHESUS

4+ Positif

3+ Positif

2+ D Weak

1+ D Weak

- Negatif

Hasil pemeriksaan 4+ dan 3+ menunjukkan reaksi aglutinasi yang

kuat sehingga dapat disebut Rh positif (D+), sedangkan 2+ dan 1+

menunjukkan sel darah merah yang membawa bentuk lemah dari antigen D

disebut D Weak (Du). Individu dengan Du ini tidak memproduksi antibodi

anti D setelah paparan antigen D, dan ditransfusi dengan Rhesus negatif.7,9

8

Page 9: Pemeriksaan ABO

Tabel 3. Interpretasi hasil DAT

AHG Hasil

4+ Kemungkinan HDN

3+ Kemungkinan HDN

2+ Kemungkinan HDN

1+ Kemungkinan HDN

- Normal

Mikrotube kontrol (Ctl): harus menunjukkan reaksi negatif, bila

hasil reaksinya positif maka sampel darah pasien dicuci dengan salin dan

dibuat suspensi 1% dengan ID-Diluent 2, kemudian ulang pemeriksaan.

Gambar 8. Contoh hasil pemeriksaan7

Pada gambar 8 memperlihatkan hasil pemeriksaan pada bayi baru lahir yang

menunjukkan Golongan darah B/ Rhesus negative dengan DAT negatif.

9

Page 10: Pemeriksaan ABO

DAFTAR PUSTAKA

1. Deshpande Alaka. Blood grouping and Cross Matching. In: Transfusion.State

blood transfusion council. Maharashtra.2003. page 30 – 33.

2. Porwit A, McCullough, Erber W. Immunohematology. In: Blood and Bone

Marrow Pathology. Churchill Livingstone Elsevier. Second Edition.2011. Page

601 – 604.

3. Saran K. Principles of Immunohematology. In: Transfusion Medicine Tehnical

Manual. Directorate general of health service ministry of heath and Family

welfane government of India. New Delhi. Second Edition. 2003. Page 48 – 55.

4. Sacher R. McPherson. Tinjauan Klinis Hasil pemeriksaan Laboratorium.

Cetakan I. EGC. Jakarta.2004. 224-256

5. Tranggana Sunar, Hemolytic Disease of the Newborn (HD): dalam Buku Ajar

Hematologi- Anak. Edisi I.2009.Hal; 42-29.

6. Departemen Kesehatan RI. Serologi golongan Darah. Modul 3. Buku pedoman

Pelayanan Transfusi Darah. 2009.

7. Kit Insert. ID-Card “DiaClon ABO/Rh for newborns”. Dia Med-ID. Micro

Typing System.

8. Pakiding Herman. Tehnik Gel Tes dalam Pemeriksaan Serologi Golongan Darah.

Available from : www.pbs.org/wnet/redgold.Assessed On: September 2011.

9. Zamalek Nadjwa. Dasar-Dasar Transfusi Darah. Divisi Hematologi Klinik.

Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.

Bandung. 2011. Hal 29.

10