Transformasi Seni

14
Transformasi Seni “Laskar Pelangi”: Dari Novel ke Film Kelompok 3 Fajar Triperdana (0906528083) Silatomo Panji Nugroho (0906523952) Zulfani Al Mahlufi (0906527345)

Transcript of Transformasi Seni

Page 1: Transformasi Seni

Transformasi Seni“Laskar Pelangi”: Dari

Novel ke Film

Kelompok 3Fajar Triperdana (0906528083)

Silatomo Panji Nugroho (0906523952)

Zulfani Al Mahlufi (0906527345)

Page 2: Transformasi Seni

Novel• Novel merupakan karya sastra dalam bentuk prosa yang bersifat naratif dan

mengandung unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik. Pada umumnya novel menceritakan tokoh yang terdapat di dalamnya yang mengalami konflik baik konflik yang datar maupun konflik yang sangat kompleks.

• Unsur Intrinsik– Tema– Alur– Latar atau setting– Sudut pandang– Penokohan dan perwatakan– Pesan dan amanat

• Unsur ekstrinsik merupakan unsur pembangun novel yang berasal dari luar misalnya latar belakang kehidupan sosial pengarang.

Page 3: Transformasi Seni

Film• Pengertian

– Selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif yang kemudian akan menjadi sebuah potret atau untuk gambar positif yang akan dimainkan di bioskop.

– Film adalah lakon (cerita) gambar hidup.

• Jenis– Laga (action)– Petualangan (adventure)– Komedi (comedy)– Kriminal (crime)– Dokumenter (documentary)– Fantasi (fantasy)– Dan lain sebagainya

• Unsur– Produser– Sinematografi– Sutradara dan penyutradaraan– Skenario atau cerita– Tata kamera– Tata artistik– Tata suara dan musik– Pemeran dan akting– Editing

Page 4: Transformasi Seni

Pengertian Transformasi Seni

• Transformasi memiliki definisi perubahan yang terjadi pada suatu hal kedalam bentuk yang berbeda dari sebelumnya.

• Sedangkan seni itu sendiri merupakan sebuah nilai yang mengukur sesuatu bisa disebut indah, baik, bagus, maupun cantik. Nilai tersebut memiliki sifat yang subjektif tergantung dari tiap orang yang menilai sebuah karya seni. Oleh karena itu nilai apresiasi dari sebuah seni bersifat relatif tergantung dari sudut pandang mana individu memandangnya.

• Seni dalam bahasa Inggris adalah art.• Kata seni berasal dari bahasa Melayu (atau Melayu-Tinggi untuk

membedakannya dengan bahasa Melayu-Rendah di zaman kolonial), yang berarti ‘kecil’.

• Dapat disimpulkan bahwa transformasi seni adalah perubahan bentuk seni dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Dalam proses perubahan ini, terjadi perubahan-perubahan unsur yang tidak dapat dielakkan.

Page 5: Transformasi Seni

Transformasi Laskar Pelangi dari Film ke Novel

• Pertama: Sudut pandang penceritaan– Dalam novel lebih banyak menggunakan sudut

pandang orang pertama, sedangkan dalam film sudut pandang orang pertama dipergunakan untuk menjelaskan keterangan-keterangan flashback di adegan-adegan awal film, menjelaskan peristiwa-peristiwa yang terjadi yang tidak bisa diceritakan dalam film, dan lain-lain. Sisanya menggunakan sudut pandang pelaku ketiga.

Page 6: Transformasi Seni

• Kedua: Ciri-ciri tokoh dalam novel dan film• Dalam Film:– Tokoh A Kiong yang diperankan oleh Suhendri

memiliki karakteristik fisik seperti anak-anak keturunan Cina pada umumnya.

– Tokoh Sahara yang diperankan oleh Dewi Ratih Ayu Safitri tampak sederhana dan biasa-biasa saja, jilbab yang dalam novel diceritakan selalu dikenakannya pun dalam film justru cenderung diperlakukan seperti sebuah scarf.

Page 7: Transformasi Seni

• Dalam Novel:– Tapi jika melihat A Kiong, siapapun akan maklum kenapa nasibnya berakhir di SD

kampung ini. Ia memang memiliki penampilan akan ditolak dimana-mana. Wajahnya seperti baru keluar dari bengkel ketok magic, alias menyerupai Frankenstein. Mukanya lebar dan berbentuk kotak, rambutnya serupa landak, matanya tertarik ke atas seperti sebilah pedang, dan ia hampir tidak punya alis. Seluruh giginya tonggos dan hanya tinggal setengah akibat digerogoti phyrite dan markacite dari air minum. Guru manapun yang melihatnya akan tertekan jiwanya, membayangkan betapa susahnya menjejalkan ilmu ke dalam kepala alumuniumnya itu. (Laskar Pelangi:68)

– Lalu ada Sahara, satu-satunya hawa di kelas kami. Dia secantik grey cheeked green, atau burung punai lenguak. Ia ramping, berjilbab, dan sedikit lebih beruntung. Bapaknya seorang Taikong, yaitu atasan para Kepala Parit, orang-orang lapangan di PN. Sifatnya yang utama: penuh perhatian dan kepala batu. Maka tak ada yang berani bikin gara-gara dengannya karena ia tak pernah segan mencakar. Jika marah ia akan mengaum dan kedua alisnya bertemu. Sahara sangat temperamental, tapi ia pintar. Peringkatnya bersaing ketat dengan Trapani. Kebalikan dari A Kiong, Sahara sangat skeptis, susah diyakinkan, dan tidak mudah dibuat terkesan. Sifat lain Sahara yang amat menonjol adalah kejujurannya yang luar biasa dan benar-benar menghargai kebenaran. Ia pantang berbohong. Walaupun diancam akan dicampakkan ke dalam lautan api yang berkobar-kobar, tak satu pun dusta akan keluar dari mulutnya. (Laskar Pelangi:75)

Page 8: Transformasi Seni

• Ketiga: Pemotongan dan penambahan adegan• Dipotong:– Kepalaku terasa berat, kuraba-raba dan benjolan kecil-kecil

bermunculan. Air masuk melalui hidungku, suaraku jadi aneh, seperti robot, dan ada rasa pening di bagian kepala sebelah kanan yang menjalar ke mata. Rasa itu hanya sebentar, biasa kita alami kalau air memasuki hidung. Aku tersedak-sedak kecil seperti kambing batuk. Lalu aku mencari Syahdan. Ia terbanting agak jauh dariku. Tubuhnya telentang, tergeletak tak berdaya, air menggenangi setengah tubuhnya dalam parit. Ia tak bergerak. (Laskar Pelangi:172-173)

• Ditambah:– Adegan saat Pak Mahmud (Tora Sudiro) mencintai Bu Mus.

Page 9: Transformasi Seni

• Keempat: Penggunaan kata-kata– Dalam novel bahasa yang digunakan dalam memiliki kesan lebih puitis

ketimbang bahasa dalam film yang lebih berkesan biasa.

• Contoh dari novel:

“Superb! Anak pesisir, superb!” puji Bu Mus. Beliau pun tergoda untuk menjangkau batas daya pikir Lintang.

“18 kali 14 kali 23 tambah 11 tambah 14 kali 16 kali 7!”

Kami berkecil hati, termangu-mangu menggenggami lidi, lalu kurang dari tujuh detik, tanpa membuat catatan apa pun, tanpa keraguan, tanpa ketergesa-gesaan, bahkan tanpa berkedip, Lintang berkumandang.

“651.952!”

“Purnama! Lintang, bulan purnama di atas Dermaga Olivir, indah sekali! Itulah jawabanmu, ke mana kau bersembunyi selama ini…?” (Laskar Pelangi:107)

Page 10: Transformasi Seni

• Kelima: Detil dalam latar• Dalam Film:– Gedong, kompleks hunian elit milik PN Timah,

jarang diperlihatkan– Penggambaran keadaan sekolah PN Timah yang

disederhanakan– Tidak ada pohon besar yang menaungi bangunan

SD Muhammadiyah Belitong

Page 11: Transformasi Seni

• Dalam Novel:– Kawasan warisan Belanda ini menjunjung tinggi kesan menjaga jarak

dan kesan itu diperkuat oleh jajaran pohon-pohon saga tua yang menjatuhkan butir-butir buah semerah darah di atas kap mobil-mobil mahal yang berjejal-jejal sampai keluar garasi. Di sana, rumah-rumah mewah besar bergaya Victoria memiliki jendela-jendela kaca lebar dan tinggi dengan tirai yang berlapis-lapis laksana layar bioskop. Rumah-rumah itu diletakkan pada kontur yang agak tinggi sehingga kelihatan seperti kastil-kastil kaum bangsawan dengan halaman yang terpelihara rapih dan danau-danau buatan. Di dalamnya hidup tenteram sebuah keluarga kecil dengan dua atau tiga anak yang selalu tampak damai, temaram, dan sejuk. (Laskar Pelangi:43)

– Gedung-gedung sekolah PN didesain dengan arsitektur yang tak kalah indahnya dengan rumah bergaya Victoria di sekitarnya. Ruangan kelasnya dicat berwarna-warni dengan tempelan gambar kartun yang edukatif, poster operasi dasar matematika, tabel pemetaan unsur kimia, peta dunia, jam dinding, thermometer, foto para ilmuwan dan penjelajah yang member inspirasi, dan ada kapstok topi. Di setiap kelas ada patung anatomi tubuh yang lengkap, globe yang besar, white board, dan alat peraga konstelasi planet-planet. (Laskar Pelangi:58)

Page 12: Transformasi Seni

Kesimpulan• Kekurangan

– Terdapat beberapa detil menarik yang tidak dimasukkan ke dalam film.– Penggunaan bahasa percakapan yang tidak seindah novel membuat pesona film agak

berkurang.

• Kelebihan– Penambahan unsur-unsur baru ke dalam versi film seperti tata musik dan suara, tata

artistik, dan lain sebagainya memberikan nilai tambah.– Pengambilan gambar dalam film dengan latar belakang alam Belitong yang tepat dan

memesona membuat film ini memikat.– Penjiwaan para aktor dan aktris dalam film seperti Cut Mini Theo (Ibu Muslimah),

Ikranagara (Pak Harfan), Zulfanny (Ikal), Ferdian (Lintang), dan Verrys Yamarno (Mahar) yang bagus membuat penonton dapat turut merasakan emosi karakter yang mereka perankan.

– Meski adegan-adegan yang dimunculkan di film hanyalah adegan-adegan yang merupakan peristiwa-peristiwa besar yang terjadi di novel, pembuatan adegan tersebut yang total mampu memesona para penonton yang belum pernah membaca novelnya sekalipun.

Page 13: Transformasi Seni

DAFTAR PUSTAKA

• Hirata, Andrea. 2005. Laskar Pelangi. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka

• Budianta, Melani, dkk. 2003. Membaca Sastra. Depok: Indonesiatera

• Sumarjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: Penerbit ITB

• Teeuw, Prof. Dr. A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya

• Andie. 27 September 2007. Tentang Film… dari

http://indonext27.blogspot.com/2007/09/tentang-film.html (data diambil tanggal 17

November 2010 pukul 14:40)

• Vaynatic. 2 Desember 2009. Unsur-Unsur dalam Film. Dari

http://vaynatic.wordpress.com/2009/12/02/unsur-unsur-dalam-film/ (data diambil tanggal

17 November 2010 pukul 14:35)

Page 14: Transformasi Seni

Terima KasihAtas Perhatian Anda!