TRANSAKSI MASYARAKAT Peredaran Uang Palsu di Daerah Marak€¦ · eks-Karesidenan Kediri dan Madiun...

1
KEDIRI – Rasio kredit bermasalah di eks-Karesidenan Kediri dan Madiun naik ke posisi 2,66% per Maret 2016 dari 2,33% setahun sebelumnya. Kendati sejalan dengan pertumbuhan kredit, ke- naikan non performing loan itu dinilai mencerminkan belum pulihnya ekonomi. Data Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri yang diperoleh Bisnis me- nyebutkan jumlah kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) per Maret 2016 mencapai Rp1,3 triliun. Rea- lisasi itu meningkat 16,9% dari posisi setahun sebelumnya yang tercatat Rp1,1 triliun. Rasio NPL pun serta-merta naik dari 2,33% menjadi 2,66%. Kepala OJK Kediri Slamet Wibowo mengatakan kenaikan NPL merupakan konsekuensi dari pertumbuhan kredit di kedua wilayah kerja OJK Kediri itu. Posisi kredit per Maret di 13 kabupaten/ kota di kedua eks-karesidenan itu men- capai Rp47,8 triliun, atau tumbuh 2,6% (year on year). Kendati demikian, Slamet menga- takan ekonomi yang belum pulih tu- rut memengaruhi kemampuan debitur memenuhi kewajiban utang. “Perlam- batan aktivitas masih terjadi di beberapa sektor,” katanya, Senin (6/6). Data itu tak memerinci sektor apa saja yang mengalami kenaikan NPL karena penurunan aktivitas ekonomi. Namun, Slamet sebelumnya menyampaikan daya beli yang belum pulih membuat aktivitas produksi sektor industri berjalan lamban. Hal itu tecermin dari kontraksi pe- nyaluran kredit ke sektor tersebut. OJK Kediri mencatat penyaluran kredit sektor industri per Maret 2016 hanya Rp10,4 triliun atau turun 13,1% (y-o-y). Selain industri rokok, penyaluran kredit ke industri penggilingan padi, pakan ternak, minuman, pengolahan dan pengawetan ikan, farmasi dan ja- mu, serta bahan galian bukan logam juga turun drastis hingga 20%. Hal itu ditengarai terjadi terkena dampak pele- mahan daya beli. Tulungagung memiliki rasio kredit bermasalah paling tinggi di antara 13 kabupaten/kota di eks-Karesidenan Ke- diri dan Madiun. NPL di Kota Marmer mencapai Rp117,2 miliar atau 3,17% dari posisi kredit per Maret 2016 yang tercatat Rp3,7 triliun. Sebaliknya, Ponorogo memiliki rasio NPL terendah yakni 1,5%. Kredit berma- salah di Bumi Reog tercatat Rp38,8 miliar dari total outstanding Rp2,6 triliun. “Memang NPL naik, tapi saya kira kualitas kredit di eks-Karesidenan Kediri dan Madiun masih aman. NPL masih di bawah 5%,” ujar Slamet. Secara nasional, sebagian besar sektor utama penyaluran kredit mencatatkan kenaikan NPL sepanjang kuartal I/2016. Sektor perdagangan besar dan ecer- an mencatatkan kenaikan kredit ber- masalah paling besar. Menurut data Bank Indonesia, dari sepuluh sektor utama kredit bank umum, sembilan sektor mencatatkan kenaikan kredit bermasalah. (Sri Mas Sari) FINANSIAL 22 Rabu, 8 Juni 2016 PERBANKAN KEDIRI & MADIUN Kredit Bermasalah Makin Bertambah Bisnis/Endang Muchtar Pengunjung melintas di depan mesin elektronik anjungan tunai mandiri, disalah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (7/6). Pelaku bisnis perbankan menanggapi wacana bank sentral menaikkan saldo uang elektronik secara positif karena saldo saat ini terlalu minim. Mereka berharap saldo uang elektronik naik hingga dua kali lipat dari ketentuan saat ini sebesar Rp5 juta. SALDO UANG ELEKTRONIK David Eka Issetiabudi & Yanuarius Viodeogo [email protected] Deputi Direktur Kantor Perwa- kilan Bank Indonesia Sulawesi Utara A. Yusnang mengatakan temuan uang palsu selama lima bulan awal 2016 cukup marak. Menurutnya, sosialisasi dan im- bauan kepada masyarakat akan ditingkatkan. “Temuan uang palsu di Manado cukup besar, hingga Mei sudah melampaui temuan sepanjang 2015,” ujarnya, Senin (6/6). Dia menuturkan berbagai upaya dan strategi yang telah dilakukan Bank Indonesia dapat menekan peredaran uang palsu di wilayah Manado dan sekitarnya. “Kami menekankan bagaimana melihat keaslian uang, bukan memberi in- formasi tentang uang palsunya.” Dia mengimbau masyarakat lebih waspada serta berharap perbankan ikut berkontribusi menekan peredaran uang palsu. Apalagi menjelang Lebaran di mana transaksi masyarakat cende- rung meningkat. Setali tiga uang, peredaran uang palsu di Malang sampai Mei 2016 dan sekitarnya juga meningkat pesat. Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Malang Bidang Sistem Pembayaran dan Manajemen Intern Rini Musti- kaningsih mengatakan sampai dengan Mei 2016 ditemukan 3.336 lembar uang palsu. Padahal pada periode yang sama pada tahun lalu hanya ditemukan 2.000 lembar. Menurutnya, uang palsu dite- mukan berbagai wilayah antara lain di Kota Malang, Kab. Malang, dan Kota Batu, Kab. Pasuruan dan Kota Pasuruan, serta di Kab. Pro- bolinggo dan Kota Probolinggo. Dia mengatakan kondisi fisik uang palsu yang ditemukan tidak- lah terlalu canggih, salah satunya tidak memiliki nomor seri. “Kalau uang tidak ada serinya, kan, gam- pang, berarti dapat dipastikan palsu,” ujarnya Selasa (7/6). UANG KARTAL Di sisi lain, pada Ramadan kali ini Bank Indonesia menyiapkan uang kartal senilai Rp1,82 triliun di Sulawesi Utara dan Gorontalo untuk menjamin kelancaran tran- saksi masyarakat. Jumlah tersebut lebih besar 14% dari tahun sebe- lumnya. Peter Jacobs, Kepala Kantor Per- wakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara, mengatakan pada 20 – 30 Juni Bank Indonesia beserta per- bankan akan turun ke lapangan untuk mempermudah masyarakat untuk mendapatkan uang pecahan kecil (UPK). “Pertumbuhan kebutuhan uang kartal di Sulut tidak tinggi karena struktur masyarakat yang mayori- tas bukan muslim. Pertumbuhan permintaan juga disesuaikan de- ngan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya, Senin (6/6). Peter menuturkan kebutuhan uang kartal disiapkan sesuai de- ngan laporan proyeksi kebutuhan perbankan. Menurutnya, fokus pe- nyebaran uang kartal ialah langsung ke masyarakat, bukan kepada dunia usaha. “Di Sulut kebutuhannya Rp1,08 triliun, sedangkan untuk Gorontalo Rp813 miliar,” ujarnya. Jumlah uang kartal yang disiap- kan itu sudah termasuk kebutu- han untuk memenuhi pencairan gaji ke-14 maupun tunjangan hari raya (THR). Bank Indonesia juga mengimbau masyarakat yang ingin bertransaksi dalam jumlah besar untuk menggunakan nontunai. Sementara itu, di Kalimantan Barat Bank Indonesia menyedia- kan uang tunai Rp2,1 triliun untuk kebutuhan selama Ramadan dan Lebaran tahun ini. Jumlah itu lebih banyak Rp400 miliar dibanding- kan dengan tahun Ramadan lalu. Kepala BI Perwakilan Kalbar Dwi Suslamanto mengatakan, uang yang diedarkan tahun ini lebih ba- nyak karena selain memenuhi ke- butuhan di kas titipan juga untuk ketersediaan gaji ke-13 dan 14 bagi PNS, TNI dan Polri. “Kas titipan di Singkawang, Ke- tapang dan Sintang. Untuk kas keliling kami jadwalkan di Ke- camatan Paloh dan Sekura Ka- bupaten Sambas dan delapan titik di Kota Pontianak,” kata Dwi kepa- da Bisnis, Selasa (7/6). Menurutnya, tahun ini BI me- nunjuk lokasi kas keliling yang masuk kategori terpencil dan jauh dari pelayanan perbankan yaitu Paloh dan Sekura. Kondisi jalan menuju ke sana rusak parah de- ngan jarak tempuh hampir 3 jam perjalanan dari Kota Sambas dan Singkawang. (k24) TRANSAKSI MASYARAKAT Peredaran Uang Palsu di Daerah Marak Temuan uang palsu di Manado hingga Mei 2016 sudah melampaui temuan sepanjang 2015. JAKARTA — Temuan uang palsu di berbagai daerah tercatat meningkat. Khusus wilayah Ma- nado misalnya, temuan uang palsu selama Ja- nuari – Mei 2016 mencapai 202 lembar, atau sudah melampaui temuan sepanjang tahun lalu yang hanya 196 lembar. POTENSI BISNIS Allianz Kembangkan Pembiayaan Mikro JAKARTA – Allianz Indonesia me- ngembangkan skema pembiayaan baru bagi usaha mikro, kecil, dan menengah. Joachim Wessling, Country Manager dan Direktur Utama Allianz Life Indo- nesia, mengatakan pembiayaan yang dikembangkan ini menghapus stigma lama di mana lembaga pembiayaan iden- tik dengan proses yang rumit dan banyak birokrasi yang harus dilalui. “Tidak ada bunga dalam produk pem- biayaan kami, ini seperti micro private equity,” kata Joachim, Selasa (7/6). Dia menuturkan dalam skema pem- biayaan mikro yang ditawarkan Allianz Indonesia ini nasabah tidak dibebani bunga. Selain itu jangka waktu pengem- balian juga fleksibel disesuaikan dengan kemampuan. Nasabah juga tidak perlu memberikan jaminan. “Program ini merupakan yang pertama di Indonesia dan di dunia,” ujarnya. Dia menuturkan sistem pembiayaan ini menggunakan pendekatan syariah. Jika nasabah mengembalikan pinjamannya dan memberikan sebagian keuntungan usaha kepada program, maka Allianz melalui program Trust Network Finance (TNF) akan memberikan pinjaman yang lebih besar lagi sesuai perkembangan usaha. Dia mengatakan program TNF ini se- penuhnya sesuai dengan prinsip syariah. Untuk dapat mengikuti program TNF, penerima dana investasi terpilih harus mengikuti tiga tahapan utama yakni seleksi, pendampingan, dan formalisasi bisnis. Indra Yuliawan, Head CSR Allianz Indonesia, mengatakan untuk tahun pertama pihaknya masih menetapkan program ini sebagai pilot project melalui corporate social responsibility (CSR) di Yayasan Allianz Peduli. Dia mengatakan untuk tahun pertama ini perseroan menargetkan dapat me- ngucurkan investasi usaha ini bagi 100 pelaku UMKM. Jika setelah evaluasi tahap pertama ini sesuai dengan target yang diharapkan dan pembiayaan dengan prinsip syariah ini dapat berkembang, pihaknya akan meluncurkan program yang lebih luas dan diharapkan dapat menjangkau lebih dari 1.000 nasabah. Indra mengatakan dana yang dikeluar- kan untuk tahap awal berkisar Rp1 juta-Rp2 juta per mitra. Jumlahnya akan terus ditambah sesuai perkembangan kapasitas mitra. Dia mengatakan pada tahap tertentu mitra harus mengubah bentuk badan usahanya dari usaha perserorangan men- jadi badan hukum. Dalam posisi ini, pinjaman yang dikucurkan akan diubah menjadi penyertaan modal. Adapun pemilik usaha tetap menjadi pemegang saham mayoritas. “Model ini juga memungkinkan me- ngumpulkan dana dari angel investor maupun crowdfunding,” katanya. Dia menuturkan jika telah memasuki tahapan pengumpulan dana dari crowd- funding, maka program ini akan dipi- sahkan dari Yayasan Allianz Peduli dan dimungkinkan menjadi entitas usaha tersendiri. (Anggara Pernando) Karyawan melayani nasabah di Bank BJB Kantor Cabang Utama Bandung, Jawa Barat, Rabu (1/6). PT BPD Jawa Barat dan Banten, menggandeng PT Pegadaian (Persero) dengan melakukan Penandatangan Perjanjian kerja sama kredit jangka pendek. Bank BJB akan menyalurkan kredit ke Pegadaian senilai Rp750 miliar dengan jangka waktu 12 bulan untuk menghadapi pertumbuhan kredit menjelang puasa dan Lebaran yang biasanya mengalami pertumbuhan antara 15-20% dibandingkan dengan bulan lainnya. Bisnis/Rachman BJB-PEGADAIAN KINERJA BANK DAERAH Aset BPD Merekah MANADO — Kendati tekanan ekono- mi masih membayangi, sejumlah bank pembangunan daerah masih mampu memacu kinerja. PT Bank Pembangunan Daerah Su- lawesi Utara Gorontalo atau Bank Sulut- go berhasil membukukan pertumbuh- an aset 13,11% year-on-year menjadi Rp14,21 triliun per April 2016. Direktur Utama PT Bank Sulutgo James Ch. Salibana mengatakan kinerja per- seroan rerata bertumbuh dua digit. Hanya kredit yang bertumbuh di bawah 10%. “Untuk modal inti, kami telah men- capai Rp930 miliar, memang belum sam- pai Rp1 triliun tetapi setidaknya sudah lebih dekat. Kami berjalan on the track, pertumbuhan kinerja yang kami target- kan tahun lalu optimistis tercapai,” ujar- nya, belum lama ini. Data dari Bank Sulutgo posisi April 2016 menunjukkan aset meningkat 13,11% dari Rp13,56 triliun pada 2015 menjadi Rp14,21 triliun. Adapun dana pihak ketiga naik 13,6% menjadi Rp12,16 triliun. Salibana mengatakan peningkatan DPK didominasi oleh giro, diikuti ta- bungan, sedangkan deposito justru tu- run 0,45%. “Kredit bertumbuh 8,56%, laba sebelum pajak posisinya Rp137,59 miliar,” katanya. Salibana menuturkan indikator ke- sehatan bank, seperti NPL net dalam kondisi sehat atau berada pada 0,57%, rasio kecukupan modal sebesar 14,73%, atau di atas toleransi kecukupan modal Bank Indonesia sebesar 8%. Kendati demikian, loan to funding ratio berada pada posisi 67,32% atau di bawah yang dipersyaratkan yakni mi- nimal 78% sampai dengan 92%. Hal ini menunjukkan belum optimalnya pe- manfaatan dana masyarakat pada sektor kredit. “Jika dibandingkan dengan kinerja tahun lalu, dalam kondisi keuangan yang hampir sama seperti tahun ini, pelayanan kepada nasabah lebih baik. Sekarang, tentu kami ingin meningkatnya lagi, te- rus berbenah,” kata Salibana. Pertumbuhan aset juga dibukukan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. atau Bank Jatim. “Perbaikan kinerja kami selama Mei juga tercermin dari to- tal aset,” ujar Direktur Utama Bank Jatim R. Soeroso, Senin (6/6). Total aset Bank Jatim pada Mei 2016 tercatat Rp52,69 triliun, atau naik 10,70% (y-o-y). Adapun penyaluran kredit men- capai Rp29,13 triliun, atau naik 5,85%, sedangkan laba bersih tercatat Rp477,21 miliar, atau naik 13,50%. Di sisi lain, perolehan dana pihak ketiga (DPK) pada periode Mei 2016 me- ningkat 11,80% menjadi Rp44,99 triliun. Tabungan menjadi penyumbang tertinggi dalam pertumbuhan DPK Bank Jatim yakni sebesar Rp11,78 triliun atau naik 21,19%. Adapun giro tercatat Rp20,81 triliun, atau naik 19,17%, sedangkan deposito sejumlah Rp12,39 triliun, atau turun 5,61%. Tingginya pertumbuhan tabungan dan giro membuat porsi dana murah Bank Jatim mencapai 72,45%. Realisasi ini meningkat dari sekitar 67,37% pada Mei 2015. (David Eka Issetiabudi/ Dini Hariyanti) Temuan Uang Rupiah Palsu (dalam lembar) Rasio temuan uang Rupiah palsu (lembar per 1 juta UYD > 1000, angka kumulatif) 3 Nasional 5.012 Sumatera 1.052 DKI Jakarta - Jawa 3.021 Bali Nusra 504 Kalimantan 322 Sulampua 113 Keterangan Mar-16 Keterangan Mar-16 Sumber: Bank Indonesia. Bisnis/Ilham Nesabana

Transcript of TRANSAKSI MASYARAKAT Peredaran Uang Palsu di Daerah Marak€¦ · eks-Karesidenan Kediri dan Madiun...

  • KEDIRI – Rasio kredit bermasalah di eks-Karesidenan Kediri dan Madiun naik ke posisi 2,66% per Maret 2016 dari 2,33% setahun sebelumnya. Ken dati sejalan dengan pertumbuhan kredit, ke -naikan non performing loan itu dinilai mencerminkan belum pulihnya eko no mi.

    Data Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri yang diperoleh Bisnis me -nye butkan jumlah kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) per Maret 2016 mencapai Rp1,3 triliun. Rea -lisasi itu meningkat 16,9% dari posisi se tahun sebelumnya yang tercatat Rp1,1 tri liun. Rasio NPL pun serta-merta naik dari 2,33% menjadi 2,66%.

    Kepala OJK Kediri Slamet Wibowo me ngatakan kenaikan NPL merupakan kon sekuensi dari pertumbuhan kredit di kedua wilayah kerja OJK Kediri itu. Po sisi kredit per Maret di 13 kabupaten/kota di kedua eks-karesidenan itu men -ca pai Rp47,8 triliun, atau tumbuh 2,6% (year on year).

    Kendati demikian, Slamet me nga -ta kan ekonomi yang belum pulih tu -rut memengaruhi kemampuan de bi tur memenuhi kewajiban utang. “Per lam -batan aktivitas masih terjadi di beberapa sek tor,” katanya, Senin (6/6).

    Data itu tak memerinci sektor apa saja yang mengalami kenaikan NPL karena pe nurunan aktivitas ekonomi. Namun, Slamet sebelumnya menyampaikan daya beli yang belum pulih membuat aktivitas produksi sektor industri berjalan lamban.

    Hal itu tecermin dari kontraksi pe -

    nya luran kredit ke sektor tersebut. OJK Kediri mencatat penyaluran kredit sektor in dustri per Maret 2016 hanya Rp10,4 triliun atau turun 13,1% (y-o-y).

    Selain industri rokok, penyaluran kredit ke industri penggilingan padi, pa kan ternak, minuman, pengolahan dan pengawetan ikan, farmasi dan ja -mu, serta bahan galian bukan logam ju ga turun drastis hingga 20%. Hal itu ditengarai terjadi terkena dampak pe le -mahan daya beli.

    Tulungagung memiliki rasio kredit bermasalah paling tinggi di antara 13 kabupaten/kota di eks-Karesidenan Ke -diri dan Madiun. NPL di Kota Marmer men capai Rp117,2 miliar atau 3,17% dari posisi kredit per Maret 2016 yang ter catat Rp3,7 triliun.

    Sebaliknya, Ponorogo memiliki rasio NPL terendah yakni 1,5%. Kredit berma -salah di Bumi Reog tercatat Rp38,8 miliar dari total outstanding Rp2,6 triliun. “Memang NPL naik, tapi saya kira kualitas kredit di eks-Karesidenan Ke diri dan Madiun masih aman. NPL ma sih di bawah 5%,” ujar Slamet.

    Secara nasional, sebagian besar sektor utama penyaluran kredit mencatatkan ke naikan NPL sepanjang kuartal I/2016. Sektor perdagangan besar dan ecer -an mencatatkan kenaikan kredit ber -masalah paling besar. Menurut data Bank Indonesia, dari sepuluh sektor uta ma kredit bank umum, sembilan sek tor mencatatkan kenaikan kredit bermasalah. (Sri Mas Sari)

    F I N A N S I A L22 Rabu, 8 Juni 2016

    PERBANKAN KEDIRI & MADIUN

    Kredit Bermasalah Makin Bertambah

    Bisnis/Endang Muchtar

    Pengunjung melintas di depan mesin elektronik anjungan tunai man diri, disalah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (7/6). Pelaku bisnis perbankan me nanggapi wacana bank sentral menaikkan saldo uang elektronik

    secara positif karena saldo saat ini terlalu minim. Mereka berharap saldo uang elektronik naik hingga dua kali lipat dari ketentuan saat ini sebesar Rp5 juta.

    SALDO UANG ELEKTRONIK

    David Eka Issetiabudi

    & Yanuarius [email protected]

    Deputi Direktur Kantor Per wa -kil an Bank Indonesia Sulawesi Utara A. Yusnang mengatakan te muan uang palsu selama lima bulan awal 2016 cukup marak. Me nurutnya, sosialisasi dan im -bauan kepada masyarakat akan di tingkatkan.

    “Temuan uang palsu di Manado cukup besar, hingga Mei sudah me lampaui temuan sepanjang 2015,” ujarnya, Senin (6/6).

    Dia menuturkan berbagai upaya dan strategi yang telah dilakukan Bank Indonesia dapat menekan per edaran uang palsu di wilayah Manado dan sekitarnya. “Kami menekankan bagaimana melihat keaslian uang, bukan memberi in -formasi tentang uang palsunya.”

    Dia mengimbau masyarakat lebih waspada serta berharap per bankan ikut berkontribusi me nekan peredaran uang palsu. Apalagi menjelang Lebaran di mana transaksi masyarakat cende-rung meningkat.

    Setali tiga uang, peredaran uang palsu di Malang sampai

    Mei 2016 dan sekitarnya juga me ningkat pesat. Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Malang Bi dang Sistem Pembayaran dan Manajemen Intern Rini Mus ti -ka ning sih mengatakan sampai de ngan Mei 2016 ditemukan 3.336 lembar uang palsu. Padahal pada pe riode yang sama pada tahun lalu ha nya ditemukan 2.000 lembar.

    Menurutnya, uang palsu dite-mukan berbagai wilayah antara lain di Kota Malang, Kab. Malang, dan Kota Batu, Kab. Pasuruan dan Kota Pasuruan, serta di Kab. Pro -bo linggo dan Kota Probolinggo.

    Dia mengatakan kondisi fisik uang palsu yang ditemukan tidak-lah terlalu canggih, salah satunya ti dak memiliki nomor seri. “Kalau uang tidak ada serinya, kan, gam-pang, berarti dapat dipastikan palsu,” ujarnya Selasa (7/6).

    UANG KARTALDi sisi lain, pada Ramadan kali

    ini Bank Indonesia menyiapkan uang kartal senilai Rp1,82 triliun di Sulawesi Utara dan Gorontalo un tuk menjamin kelancaran tran-saksi masyarakat. Jumlah tersebut le bih besar 14% dari tahun sebe -lum nya.

    Peter Jacobs, Kepala Kantor Per -wakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara, mengatakan pada 20 – 30 Juni Bank Indonesia beserta per-bankan akan turun ke lapangan untuk mempermudah masyarakat untuk mendapatkan uang pecahan ke cil (UPK).

    “Pertumbuhan kebutuhan uang kartal di Sulut tidak tinggi karena struktur masyarakat yang mayori-tas bukan muslim. Pertumbuhan per mintaan juga disesuaikan de -ngan pertumbuhan ekonomi,” ujar nya, Senin (6/6).

    Peter menuturkan kebutuhan uang kartal disiapkan sesuai de -ngan laporan proyeksi kebutuhan per bankan. Menurutnya, fokus pe -nyebaran uang kartal ialah langsung ke masyarakat, bukan kepada dunia usaha. “Di Sulut kebutu han nya Rp1,08 triliun, sedangkan un tuk Gorontalo Rp813 miliar,” ujar nya.

    Jumlah uang kartal yang disiap-kan itu sudah termasuk kebutu-han untuk memenuhi pencairan gaji ke-14 maupun tunjangan hari raya (THR). Bank Indonesia juga mengimbau masyarakat yang ingin bertransaksi dalam jumlah be sar untuk menggunakan nontu nai.

    Sementara itu, di Kalimantan Barat Bank Indonesia menyedia -

    kan uang tunai Rp2,1 triliun untuk ke butuhan selama Ramadan dan Le baran tahun ini. Jumlah itu le bih banyak Rp400 miliar dibanding -kan dengan tahun Ramadan lalu.

    Kepala BI Perwakilan Kalbar Dwi Suslamanto mengatakan, uang yang diedarkan tahun ini lebih ba -nyak karena selain memenuhi ke -butuhan di kas titipan juga untuk ke tersediaan gaji ke-13 dan 14 bagi PNS, TNI dan Polri.

    “Kas titipan di Singkawang, Ke -tapang dan Sintang. Untuk kas keliling kami jadwalkan di Ke -camatan Paloh dan Sekura Ka -bupaten Sambas dan delapan titik di Kota Pontianak,” kata Dwi kepa-da Bisnis, Selasa (7/6).

    Menurutnya, tahun ini BI me -nunjuk lokasi kas keliling yang ma suk kategori terpencil dan jauh dari pelayanan perbankan yaitu Paloh dan Sekura. Kondisi jalan me nuju ke sana rusak parah de -ngan jarak tempuh hampir 3 jam per jalanan dari Kota Sambas dan Singkawang. (k24)

    TRANSAKSI MASYARAKAT

    Peredaran Uang Palsu di Daerah Marak

    Temuan uang palsu di Manado hingga Mei 2016 sudah melampaui temuan sepanjang 2015.

    JAKARTA — Temuan uang palsu di berbagai daerah tercatat meningkat. Khusus wilayah Ma -nado misalnya, temuan uang palsu selama Ja -nuari – Mei 2016 mencapai 202 lembar, atau su dah melampaui temuan sepanjang tahun lalu

    yang hanya 196 lembar.

    POTENSI BISNIS

    Allianz Kembangkan Pembiayaan Mikro

    JAKARTA – Allianz Indonesia me -ngem bangkan skema pembiayaan baru bagi usaha mikro, kecil, dan menengah.

    Joachim Wessling, Country Manager dan Direktur Utama Allianz Life Indo -ne sia, mengatakan pembiayaan yang di kembangkan ini menghapus stigma lama di mana lembaga pembiayaan iden -tik dengan proses yang rumit dan banyak bi rokrasi yang harus dilalui.

    “Tidak ada bunga dalam produk pem -bia yaan kami, ini seperti micro private equity,” kata Joachim, Selasa (7/6).

    Dia menuturkan dalam skema pem -bia yaan mikro yang ditawarkan Allianz Indonesia ini nasabah tidak dibebani bu nga. Selain itu jangka waktu pe ngem -balian juga fleksibel disesuaikan dengan ke mampuan. Nasabah juga tidak perlu mem berikan jaminan.

    “Program ini merupakan yang pertama di Indonesia dan di dunia,” ujarnya.

    Dia menuturkan sistem pembiayaan ini meng gunakan pendekatan syariah. Jika na sabah mengembalikan pinjamannya dan memberikan sebagian keuntungan usaha kepada program, maka Allianz me lalui program Trust Network Finance (TNF) akan memberikan pinjaman yang le bih besar lagi sesuai perkembangan usa ha.

    Dia mengatakan program TNF ini se -penuhnya sesuai dengan prinsip syariah. Untuk dapat mengikuti program TNF, pe nerima dana investasi terpilih harus mengikuti tiga tahapan utama yakni se leksi, pendampingan, dan formalisasi bis nis.

    Indra Yuliawan, Head CSR Allianz

    In donesia, mengatakan untuk tahun per tama pihaknya masih menetapkan prog ram ini sebagai pilot project melalui corporate social responsibility (CSR) di Yayasan Allianz Peduli.

    Dia mengatakan untuk tahun pertama ini perseroan menargetkan dapat me -ngucurkan investasi usaha ini bagi 100 pelaku UMKM. Jika setelah evaluasi ta hap pertama ini sesuai dengan target yang diharapkan dan pembiayaan dengan prinsip syariah ini dapat berkembang, pi haknya akan meluncurkan program yang lebih luas dan diharapkan dapat men jangkau lebih dari 1.000 nasabah.

    Indra mengatakan dana yang dikeluar -kan untuk tahap awal berkisar Rp1 juta-Rp2 juta per mitra. Jumlahnya akan terus ditambah sesuai perkembangan kapasitas mitra.

    Dia mengatakan pada tahap tertentu mitra harus mengubah bentuk badan usahanya dari usaha perserorangan men -jadi badan hukum. Dalam posisi ini, pinjaman yang dikucurkan akan diubah menjadi penyertaan modal. Adapun pemilik usaha tetap menjadi pemegang saham mayoritas.

    “Model ini juga memungkinkan me -ngum pulkan dana dari angel investor maupun crowdfunding,” katanya.

    Dia menuturkan jika telah memasuki ta hapan pengumpulan dana dari crowd -funding, maka program ini akan dipi -sahkan dari Yayasan Allianz Peduli dan dimungkinkan menjadi entitas usaha tersendiri. (Anggara Pernando)

    Karyawan melayani nasabah di Bank BJB Kantor Cabang Utama Bandung, Jawa Barat, Rabu (1/6). PT BPD Jawa Barat dan Banten, menggandeng PT Pegadaian (Persero) dengan melakukan Penandatangan Perjanjian kerja sama kredit jangka pendek. Bank BJB akan menyalurkan kredit ke Pegadaian senilai Rp750 miliar dengan jangka waktu 12 bulan untuk menghadapi pertumbuhan kredit menjelang puasa dan Lebaran yang biasanya mengalami pertumbuhan antara 15-20% dibandingkan dengan bulan lainnya.

    Bisnis/Rachman

    BJB-PEGADAIAN

    KINERJA BANK DAERAH

    Aset BPD MerekahMANADO — Kendati tekanan ekono-

    mi masih membayangi, sejumlah bank pem bangunan daerah masih mampu me macu kinerja.

    PT Bank Pembangunan Daerah Su -lawesi Utara Gorontalo atau Bank Su lut -go berhasil membukukan pertumbuh-an aset 13,11% year-on-year menjadi Rp14,21 triliun per April 2016.

    Direktur Utama PT Bank Sulutgo James Ch. Salibana mengatakan kinerja per -seroan rerata bertumbuh dua digit. Ha nya kredit yang bertumbuh di bawah 10%.

    “Untuk modal inti, kami telah men -capai Rp930 miliar, memang belum sam -pai Rp1 triliun tetapi setidaknya su dah lebih dekat. Kami berjalan on the track, pertumbuhan kinerja yang kami tar get -kan tahun lalu optimistis tercapai,” ujar -nya, belum lama ini.

    Data dari Bank Sulutgo posisi April 2016 menunjukkan aset meningkat 13,11% dari Rp13,56 triliun pada 2015 men jadi Rp14,21 triliun. Adapun dana pi hak ketiga naik 13,6% menjadi Rp12,16 triliun.

    Salibana mengatakan peningkatan DPK didominasi oleh giro, diikuti ta -bungan, sedangkan deposito justru tu -run 0,45%. “Kredit bertumbuh 8,56%, laba sebelum pajak posisinya Rp137,59 miliar,” katanya.

    Salibana menuturkan indikator ke -sehatan bank, seperti NPL net dalam kon disi sehat atau berada pada 0,57%, ra sio kecukupan modal sebesar 14,73%, atau di atas toleransi kecukupan modal Bank Indonesia sebesar 8%.

    Kendati demikian, loan to funding

    ratio berada pada posisi 67,32% atau di bawah yang dipersyaratkan yakni mi -nimal 78% sampai dengan 92%. Hal ini menunjukkan belum optimalnya pe -manfaatan dana masyarakat pada sektor kredit.

    “Jika dibandingkan dengan kinerja tahun lalu, dalam kondisi keuangan yang hampir sama seperti tahun ini, pelayanan kepada nasabah lebih baik. Sekarang, tentu kami ingin meningkatnya lagi, te -rus berbenah,” kata Salibana.

    Pertumbuhan aset juga dibukukan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. atau Bank Jatim. “Perbaikan kinerja ka mi selama Mei juga tercermin dari to -tal aset,” ujar Direktur Utama Bank Jatim R. Soeroso, Senin (6/6).

    Total aset Bank Jatim pada Mei 2016 ter catat Rp52,69 triliun, atau naik 10,70% (y-o-y). Adapun penyaluran kredit men-capai Rp29,13 triliun, atau naik 5,85%, se dangkan laba bersih tercatat Rp477,21 miliar, atau naik 13,50%.

    Di sisi lain, perolehan dana pihak ketiga (DPK) pada periode Mei 2016 me -ningkat 11,80% menjadi Rp44,99 triliun. Tabungan menjadi penyumbang tertinggi da lam pertumbuhan DPK Bank Jatim yakni sebesar Rp11,78 triliun atau naik 21,19%. Adapun giro tercatat Rp20,81 triliun, atau naik 19,17%, sedangkan de posito sejumlah Rp12,39 triliun, atau turun 5,61%.

    Tingginya pertumbuhan tabungan dan giro membuat porsi dana murah Bank Jatim mencapai 72,45%. Realisasi ini me ningkat dari sekitar 67,37% pada Mei 2015. (David Eka Issetiabudi/ Dini Hariyanti)

    Temuan Uang Rupiah Palsu (dalam lembar)

    Rasio temuan uangRupiah palsu (lembarper 1 juta UYD > 1000,angka kumulatif) 3

    Nasional 5.012

    Sumatera 1.052

    DKI Jakarta -

    Jawa 3.021

    Bali Nusra 504

    Kalimantan 322

    Sulampua 113

    Keterangan Mar-16 Keterangan Mar-16

    Sumber: Bank Indonesia. Bisnis/Ilham Nesabana