PETA WISATA KARESIDENAN SURAKARTA BERBASIS FLASH/Peta... · aplikasi dan penelitian ini adalah...
Transcript of PETA WISATA KARESIDENAN SURAKARTA BERBASIS FLASH/Peta... · aplikasi dan penelitian ini adalah...
PETA WISATA KARESIDENAN SURAKARTA BERBASIS
FLASH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya
Program Diploma III Manajemen Informatika
Oleh :
TAUFIK YULIANTO
NIM. M3207031
PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN INFORMATIKA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
PETA WISATA KARESIDENAN SURAKARTA BERBASIS
FLASH
Disusun Oleh
TAUFIK YULIANTO
NIM. M3207031
Tugas Akhir ini disetujui untuk dipresentasikan
pada Ujian TA
pada tanggal 22 Juli 2010
Pembimbing,
Fendi Aji Purnomo, S.Si
NIDN. 0626098402
iii
HALAMAN PENGESAHAN
PETA WISATA KARESIDENAN SURAKARTA BERBASIS
FLASH
Disusun Oleh
TAUFIK YULIANTO
NIM. M3207031
Dibimbing oleh
Pembimbing Utama
Fendi Aji Purnomo, S.Si
NIDN. 0626098402
Tugas Akhir ini telah diterima dan disahkan oleh dewan penguji Tugas Akhir
Program Diploma III Imu Komputer pada hari ______ tanggal ______________
Dewan Penguji
1. Fendi Aji Purnomo, S.Si ( )
NIDN. 0626098402
2. Wiharto ST.M.Kom ( )
NIP.19750210 200801 1 005
3. Agus Purnomo ( )
NIDN. 0607038501
Disahkan Oleh
Dekan Ketua Program Studi
Fakultas FMIPA UNS DIII Ilmu Komputer UNS
Prof. Drs. Sutarno, M.Sc, Ph.D Drs. YS. Palgunadi, M.Sc
NIP. 19600809 198612 1001 NIP. 19560407 198303 1004
iv
ABSTRACT
Taufik Yulianto.2010.Residence of Surakarta Tourism Map Based on Flash.
Computer Science Diploma III Management Informatics Program. Faculty
of Mathematics and Natural Science Sebelas Maret University of Surakarta.
Information technology is very influential in the life. Many city and district
use the digital map to introduce existing tourist attractions.. There are currently no
tourist map which covers all Residence of Surakarta attractions, so need to be
socialized attractions including Surakarta can evolve. The aim of this final project
is to develop a Tourism Map Based on Flash about existing tourism in Residence
of Surakarta. Data collection methods used in the preparation of this final task were
observation and literature study method. These steps has been completed the
applications and this research was to design concepts, to collect data, to prepare of
hardware software, making the application, testing, repairing and final settlement
process applications.
It can be concluded Residence of Surakarta Tourism Map Based on Flash has
been developed. It has been included Residence of Surakarta specifically
Surakarta City, District of Boyolali , District of Sukoharjo, District of Wonogiri,
District of Sragen, District of Karanganyar and District of Klaten.
Key words : tourism map, Residence of Surakarta, flash
v
ABSTRAKSI
Taufik Yulianto.2010.Peta Pariwisata Karesidenan Surakarta Berbasis
Flash.Program Diploma III Ilmu Komputer Manajemen Informatika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas
Maret. Teknologi Informasi sangat berpengaruh dalam kehidupan. Banyak kota atau
kabupaten menggunakan sarana peta digital untuk mengenalkan wisata yang ada.
Belum ada peta wisata yang mengulas obyek wisata seluruh Karesidenan
Surakarta, sehingga perlu disosialisasikan agar obyek wisata yang mencakup
Karesidenan Surakarta dapat berkembang.Tujuan dibuatnya tugas akhir ini adalah
untuk membuat aplikasi multimedia Peta Pariwisata Karesidenan Surakarta
Berbasis Flash mengenai pariwisata yang ada di Karesidenan Surakarta.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir
ini adalah metode observasi dan studi pustaka. Langkah–langkah menyelesaikan
aplikasi dan penelitian ini adalah merancang konsep, pengumpulan data, persiapan
hardware software, pembuatan aplikasi, testing, perbaikan dan yang terakhir
proses penyelesaian aplikasi.
Dapat disimpulkan bahwa telah dibuat Peta Pariwisata Karesidenan Surakarta
Berbasis Flash. Peta tersebut mencakup Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali,
Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sragen, Kabupaten
Karanganyar dan Kabupaten Klaten
Kata kunci : peta wisata, karesidenan Surakarta, flash
vi
HALAMAN MOTTO
When you want something you've never had, you have to do something you've
never done
Negara Republik Indonesia ini bukan milik sesuatu golongan, bukan
milik sesuatu agama, bukan milik sesuatu suku, bukan milik sesuatu
golongan adat-istiadat, tetapi milik kita semua dari Sabang sampai
Merauke!
“Bung Karno”
"Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat
mengubah dunia."
“Bung Karno”
Apabila dua orang selalu sepakat dalam segala hal, itu berarti cuma satu orang
yang berpikir.
“Lyndon B. Johnson, Presiden AS ke-36”
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini penulis persembahkan untuk semua mahasiswa D3 Ilmu
Komputer Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat, hidayah dan inayah-Nya yang senantiasa memberikan petunjuk dan
pertolongan sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan Tugas Akhir
dengan judul “PETA WISATA KARESIDENAN SURAKARTA BERBASIS
FLASH”.
Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
kelulusan Diploma III Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam proses penyusunan tugas akhir ini, penulis memperoleh bantuan dari
berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah memberi bimbingan dan bantuan kepada penulis
sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan. Untuk itu, atas segala bantuan dan
bimbingannya, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. Y. S. Palgunadi, M.Sc selaku ketua Program Studi DIII Ilmu
Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Syamsurizal selaku pembimbing akademik.
3. Bapak Fendi Aji Purnomo, S.Si selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, saran dan petunjuk dalam pembuatan tugas akhir ini.
4. Teman-teman mahasiswa DIII Ilmu Komputer FMIPA UNS khususnya
jurusan Manajemen Informatika angkatan 2007.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna,
Oleh karena itu sangat diharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
perbaikan di masa mendatang. Akhirnya, penulis berharap semoga tugas akhir ini
bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Surakarta, Juni 2010
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iii
ABSTRACT ................................................................................................................. iv
INTISARI ...................................................................................................................... v
MOTTO ....................................................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Batasan Masalah.......................................................................................... 1
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 1
1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 2
1.6 Metodologi Penelitian ................................................................................. 2
1.7 Sistematika Penulisan ................................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................... 4
2.1 Sejarah Karesidenan Surakarta ................................................................... 4
2.2 Multimedia ................................................................................................ 76
2.2.1 Sejarah Multimedia .......................................................................... 76
2.2.2 Definisi Multimedia ......................................................................... 77
x
2.2.3 Komponen Multimedia .................................................................... 77
2.3 Adobe Flash CS3 ....................................................................................... 81
2.3.1 Pengenalan Flash ............................................................................. 81
2.3.2 Tombol Flash ................................................................................... 81
2.3.2 Actionscript ...................................................................................... 83
2.4 CorelDRAW .............................................................................................. 83
BAB III PERANCANGAN ...................................................................................... 85
3.1 Analisis Kebutuhan ................................................................................... 85
3.1.1 Analisis Kebutuhan Fungsional ...................................................... 85
3.1.2 Analisis Kebutuhan Non Fungsional (Bagi Pengguna) .................. 85
3.2 Langkah – Langkah Penyelesaian Masalah .............................................. 86
3.3 Analisa Perancangan ................................................................................. 87
3.3.1 Rancangan Halaman Menu .............................................................. 88
3.3.2 Rancangan Halaman Map ................................................................ 88
3.3.3 Rancangan Halaman Event .............................................................. 89
3.3.4 Rancangan Halaman History............................................................ 90
3.3.5 Rancangan Halaman Others ............................................................. 90
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ........................................................ 91
4.1 Pembuatan Aplikasi .................................................................................. 91
4.1.1 Pembuatan Obyek dan Background ................................................. 91
4.1.2 Pembuatan Tombol Navigasi ........................................................... 92
4.1.3 Pemrograman dengan Actionscript .................................................. 92
4.2 Tampilan Aplikasi ..................................................................................... 97
4.2.1 Tampilan Halaman Menu ................................................................. 97
4.2.2 Tampilan Halaman Map ................................................................... 97
xi
4.2.3 Tampilan Halaman Event ................................................................. 98
4.2.4 Tampilan Halaman History .............................................................. 98
4.2.5 Tampilan Halaman Others ............................................................... 99
4.3 Evaluasi Aplikasi .................................................................................... 100
4.2.1 Kelebihan Aplikasi ......................................................................... 100
4.2.2 Kekurangan Aplikasi ...................................................................... 100
BAB V PENUTUP .................................................................................................. 101
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 101
5.2 Saran ........................................................................................................ 101
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 102
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1. Pasar Sidodadi ......................................................................................... 4
Gambar 2. 2. Pasar Kabangan ....................................................................................... 5
Gambar 2. 3. Solo Grand Mall ...................................................................................... 6
Gambar 2. 4. Solo Square ............................................................................................. 6
Gambar 2. 5. Gedung Wayang Orang Sriwedari .......................................................... 7
Gambar 2. 6. Museum Radya Pustaka .......................................................................... 7
Gambar 2. 7. Taman Balekambang ............................................................................... 8
Gambar 2. 8. Stadion Manahan ..................................................................................... 9
Gambar 2. 9. Pasar Depok............................................................................................. 9
Gambar 2. 10. Rumah Makan Adem Ayem ................................................................ 10
Gambar 2. 11. Monumen Pers..................................................................................... 11
Gambar 2. 12. Pasar Kembang .................................................................................... 11
Gambar 2. 13. Pasar Kadipolo .................................................................................... 12
Gambar 2. 14. Batik Semar ......................................................................................... 12
Gambar 2. 15. Terminal Tirtonadi .............................................................................. 13
Gambar 2. 16. Pasar Nusukan ..................................................................................... 14
Gambar 2. 17. RRI Surakarta ...................................................................................... 14
Gambar 2. 18. Batik Danarhadi................................................................................... 15
Gambar 2. 19. Pasar Singosaren ................................................................................. 16
Gambar 2. 20. Stasiun Balapan ................................................................................... 17
Gambar 2. 21. Villa Park ............................................................................................ 17
Gambar 2. 22. Pura Mangkunegaran........................................................................... 18
Gambar 2. 23. Ngarsopuro .......................................................................................... 19
Gambar 2. 24. Pasar Triwindu .................................................................................... 19
Gambar 2. 25. Batik Keris........................................................................................... 20
Gambar 2. 26. Pasar Harjodaksino .............................................................................. 21
Gambar 2. 27. Kampung Batik Kauman ..................................................................... 21
Gambar 2. 28. Pasar Klewer ....................................................................................... 22
xiii
Gambar 2. 29. Masjid Agung ...................................................................................... 23
Gambar 2. 30. Pasar Mojosongo ................................................................................. 23
Gambar 2. 31. Balaikota Surakarta ............................................................................. 24
Gambar 2. 32. Kantor Pos Surakarta ........................................................................... 24
Gambar 2. 33. Gedung Bank Indonesia ...................................................................... 25
Gambar 2. 34. Pasar Gede ........................................................................................... 25
Gambar 2. 35. Gladak Langen Bogan ......................................................................... 26
Gambar 2. 36. Pusat Grosir Solo ................................................................................. 26
Gambar 2. 37. Beteng Trade Center............................................................................ 27
Gambar 2. 38. Pasar Gading ....................................................................................... 28
Gambar 2. 39. Stasiun Jebres ...................................................................................... 28
Gambar 2. 40. Taman Satwa Jurug ............................................................................. 29
Gambar 2. 41. Stasiun Sangkrah ................................................................................. 30
Gambar 2. 42. Pasar Klithikan Notoharjo ................................................................... 30
Gambar 2. 43. Bengawan Sport .................................................................................. 31
Gambar 2. 44. Tirtomoyo Manahan ............................................................................ 31
Gambar 2. 45. Loji Gandrung ..................................................................................... 32
Gambar 2. 46. Langgar Merdeka ................................................................................ 33
Gambar 2. 47. HAILAI ............................................................................................... 33
Gambar 2. 48. Keraton Surakarta ................................................................................ 34
Gambar 2. 49. Patung Slamet Riyadi .......................................................................... 35
Gambar 2. 50. Stasiun Purwosari ................................................................................ 35
Gambar 2. 51. Panorama Gunung Merapi – Merbabu ................................................ 36
Gambar 2. 52. Airt Terjun Kedung Kayang ................................................................ 36
Gambar 2. 53. Kerajinan Tembaga dan Kuningan Cepogo ........................................ 37
Gambar 2. 54. Umbul Tlatar ....................................................................................... 38
Gambar 2. 55. Wisata Kedung Ombo ......................................................................... 38
Gambar 2. 56. Umbul Pengging .................................................................................. 39
Gambar 2. 57. Waduk Cengklik .................................................................................. 39
Gambar 2. 58. Bandara Udara Adi Soemarmo ........................................................... 40
Gambar 2. 59. Waduk Badhe ...................................................................................... 41
xiv
Gambar 2. 60. Boyolali Kota ...................................................................................... 41
Gambar 2. 61. Bekas Kraton Kartosuro ...................................................................... 42
Gambar 2. 62. Pandawa Water World ........................................................................ 42
Gambar 2. 63. Candi Sonosewu .................................................................................. 43
Gambar 2. 64. Pemandian Langenharjo ...................................................................... 43
Gambar 2. 65. Stasiun Sukoharjo ................................................................................ 44
Gambar 2. 66. Keramba Waduk Mulur ....................................................................... 45
Gambar 2. 67. Umbul Pacinan Batu Seribu ................................................................ 45
Gambar 2. 68. Pasar Kartosuro ................................................................................... 46
Gambar 2. 69. Sukoharjo Kota .................................................................................... 46
Gambar 2. 70. Hutan Wisata Gunung Bromo ............................................................. 47
Gambar 2. 71. Pabrik Gula Tasikmadu ....................................................................... 47
Gambar 2. 72. Air Panas Pablengan ........................................................................... 48
Gambar 2. 73. Air Terjun Jumog ................................................................................ 49
Gambar 2. 74. Candi Sukuh ........................................................................................ 49
Gambar 2. 75. Candi Ceto ........................................................................................... 50
Gambar 2. 76. Taman Ria Balekambang .................................................................... 51
Gambar 2. 77. Air Terjun Grojogan Sewu .................................................................. 51
Gambar 2. 78. Stasiun Palur ........................................................................................ 52
Gambar 2. 79. Karanganyar Pusat Kota ...................................................................... 53
Gambar 2. 80. Tugu Pusaka ........................................................................................ 53
Gambar 2. 81. Padepokan Bei Tani ............................................................................ 54
Gambar 2. 82. Hutan Wisata (Kethu).......................................................................... 54
Gambar 2. 83. Plintheng Semar .................................................................................. 55
Gambar 2. 84. Stasiun Wonogiri ................................................................................. 56
Gambar 2. 85. Cagar Alam Danalaya ......................................................................... 56
Gambar 2. 86. Goa Ngantap ........................................................................................ 57
Gambar 2. 87. Setren Girimanik ................................................................................. 57
Gambar 2. 88. Waduk Gajah Mungkur ....................................................................... 58
Gambar 2. 89. Goa Putri Kencana .............................................................................. 58
Gambar 2. 90. Umbul Naga ........................................................................................ 59
xv
Gambar 2. 91 Kahyangan ............................................................................................ 59
Gambar 2. 92. Pantai Sembukan ................................................................................. 60
Gambar 2. 93. Pantai Nambu ...................................................................................... 61
Gambar 2. 94. Wonogiri Kota ..................................................................................... 61
Gambar 2. 95. Museum Sangiran ................................................................................ 62
Gambar 2. 96. Gunung Kemukus ................................................................................ 62
Gambar 2. 97. Kedung Ombo .................................................................................... 63
Gambar 2. 98. Desa Batik Kliwonan .......................................................................... 64
Gambar 2. 99. Pemandian Air Panas Bayanan ........................................................... 64
Gambar 2. 100. Kolam Renang Kartika ...................................................................... 65
Gambar 2. 101. Stasiun Sragen Kota .......................................................................... 65
Gambar 2. 102. Taman Ndayu Asri ............................................................................ 66
Gambar 2. 103. Sragen Kota ....................................................................................... 67
Gambar 2. 104. Janti ................................................................................................... 67
Gambar 2. 105. Pemandian Cokro .............................................................................. 68
Gambar 2. 106. Desa Wisata Soran Duwet ................................................................. 68
Gambar 2. 107. Stasiun Klaten ................................................................................... 69
Gambar 2. 108. Rowo Jombor .................................................................................... 70
Gambar 2. 109. Pabrik Gula Gondang Baru ............................................................... 70
Gambar 2. 110. Bekas Pesanggrahan PB X ................................................................ 71
Gambar 2. 111. Deles Indah ........................................................................................ 71
Gambar 2. 112. Candi Sewu ....................................................................................... 72
Gambar 2. 113. Candi Lumbung ................................................................................. 73
Gambar 2. 114. Candi Bubrah .................................................................................... 73
Gambar 2. 115. Candi Plaosan .................................................................................... 74
Gambar 2. 116. Candi Sojiwan ................................................................................... 75
Gambar 2. 117. Candi Prambanan .............................................................................. 75
Gambar 2. 118. Klaten Kota ....................................................................................... 76
Gambar 2. 119. Tombol Flash .................................................................................... 81
Gambar 2. 120. Screenshoot Corel Draw X4 .............................................................. 84
Gambar 3. 1. Bagan Langkah Penyelesaian Masalah ................................................. 86
xvi
Gambar 3. 2. Analisa Rancangan ................................................................................ 88
Gambar 3. 3. Desain Menu .......................................................................................... 88
Gambar 3. 4. Desain Map ........................................................................................... 89
Gambar 3. 5. Desain Event .......................................................................................... 89
Gambar 3. 6. Desain History ....................................................................................... 90
Gambar 3. 7. Desain Others ........................................................................................ 90
Gambar 4. 1. Pembuatan obyek dan background Adobe Flash .................................. 92
Gambar 4. 2. Navigasi ................................................................................................. 92
Gambar 4. 3. Halaman Menu ...................................................................................... 97
Gambar 4. 4. Halaman Map ........................................................................................ 98
Gambar 4. 5. Halaman Event ...................................................................................... 98
Gambar 4. 6. Halaman History ................................................................................... 99
Gambar 4. 7. Halaman Others..................................................................................... 99
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi
saat ini semakin berkembang pesat. Teknologi Informasi juga sangat berpengaruh
dalam kehidupan. Penggunaan produk teknologi informasi diharapkan dapat
membantu dan mendukung sektor pariwisata sebuah kota. Banyak kota atau
kabupaten menggunakan sarana peta digital untuk mengenalkan wisata yang ada.
Saat ini perkembangan pariwisata cukup pesat di Karesidenan Surakarta.
Karesidenan Surakarta belum memiliki sebuah peta digital pariwisata yang
mencakup seluruh wilayah Karesidenan Surakarta yakni Kota Surakarta,
Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten
Sragen, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Klaten yang menarik, mudah
digunakan serta dapat dibawa kemana mana. Oleh karena itu diperlukan sebuah
peta digital pariwisata yang berbasis flash dimana pemrograman flash merupakan
pemrograman khusus untuk animasi sehingga peta yang dibuat terlihat lebih
menarik untuk digunakan. Dengan menggunaan peta digital ini pengguna lebih
nyaman ketika mencari sebuah lokasi pariwisata karena dilengkapi search engine
untuk mencari lokasi pariwisata, serta lebih efisien daripada harus membawa peta
berbentuk kertas yang isi konten pariwisatanya terbatas.
1.2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalahnya adalah “Bagaimana membuat aplikasi
multimedia berbentuk peta digital dengan konsep menarik dan mudah dipahami
dari mulai mendesain hingga teknik-teknik pembuatannya yang dapat digunakan
Turis yang berkunjung sebagai Tour Guide Map”.
1.3. Batasan Masalah
2
Batasan masalah dalam laporan ini yakni mengulas pembuatan dari mulai
mendesain hingga teknik-teknik pembuatan aplikasi multimedia berbentuk Peta
Pariwisata Karesidenan Surakarta Berbasis Flash.
1.4. Tujuan dan manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah membuat aplikasi multimedia Peta Pariwisata
Karesidenan Surakarta Berbasis Flash mengenai pariwisata yang ada di
Karesidenan Surakarta yaitu mencakup Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali,
Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sragen, Kabupaten
Karanganyar dan Kabupaten Klaten. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini
adalah peta digital pariwisata ini dapat digunakan oleh pengguna untuk melihat
deskripsi dan lokasi obyek wisata Karesidenan Surakarta, yang mudah digunakan
dan dapat dibawa kemana-mana ketika berkunjung ke obyek wisata di
Karesidenan Surakarta.
1.5. Metodologi Penelitian
Adapun penelitiannya adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara
langsung pada suatu objek.
2. Studi Pustaka
Metode pengumpulan data dengan browsing website resmi masing masing
kabupaten serta membaca literatur kemudian mengambil data yang ada
hubungannya dengan permasalahan yang dijadikan obyek penelitian.
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terdiri dari beberapa bab dan sub bab sebagai
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
3
Pendahuluan dalam bab I ini terdiri dari beberapa sub bab, yang berisi latar
belakang masalah, rumusan masalah yang menjadi kajian program ini, tujuan
yang hendak dicapai, manfaat, metode penelitian yang digunakan, serta
sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Landasan teori dalam bab II ini terdiri dari kerangka teori yang mendukung
dalam penulisan tugas akhir ini yang terdiri dari sejarah surakarta, pengenalan
multimedia, pengenalan Flash, dan pengenalan Corel Draw.
BAB III : PERANCANGAN
Bab III ini terdiri dari desain dan perancangan sistem yang dibuat.
BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Bab IV ini terdiri dari implementasi aplikasi beserta evaluasinya.
BAB V : PENUTUP
Bab penutup disajikan dengan kesimpulan dari hasil aplikasi dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka memuat pustaka yang digunakan sebagai acuan dalam
pembuatan laporan tugas akhir.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Sejarah Karesidenan Surakarta
Karesidenan Surakarta adalah wilayah karesidenan (Bel. Residentie
Soerakarta) di Jawa Tengah pada masa kolonial Belanda dan beberapa tahun
setelahnya. Wilayahnya mencakup daerah kekuasaan Kasunanan Surakarta dan
Praja Mangkunegaran mencakup luas 5.677 km2. Residen Surakarta merupakan
kepanjangan tangan administrasi gubernur jenderal yang berkedudukan di
Batavia, khususnya pada masa kolonial. Pada tahun 1885 tercatat berpenduduk
1.053.985 jiwa.
Pada masa setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, wilayah keresidenan ini
menjadi Daerah Istimewa Surakarta, dengan gubernur Sri Susuhunan
Pakubuwono XII dan wakil gubernur Sri Mangkunegoro VIII (bersamaan dengan
berdirinya DI Yogyakarta). Status ini tidak berumur panjang karena terjadi
revolusi sosial yang didalangi oleh Tan Malaka untuk menentang berkuasanya
kekuatan aristokrasi dan feodalisme di wilayah ini, sehingga setelah pengakuan
kedaulatan Indonesia oleh Belanda Surakarta kehilangan otonominya dan wilayah
ini menjadi Karesidenan Surakarta
Pada 16 Juni 1946, dibentuk Karesidenan Surakarta dan terdiri dari daerah-daerah
berikut:
Kota Praja Surakarta dengan lokasi pariwisata sebagai berikut :
1. Pasar Sidodadi
Gambar 2. 1. Pasar Sidodadi
5
Pasar Sidodadi berlokasi di Jalan Slamet Riyadi, Kalurahan
Karangasem, Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Pasar tersebut tidak
mempunyai spesifikasi khusus, tetapi mampu menyediakan berbagai
kebutuhan pokok masyarakat. Setelah adanya perubahan luas lahan, hasil
dari pembebasan tanah makam Kleco, pada tahun 2007 Pasar Sidodadi
dibangun kembali oleh pemerintah Kota Surakarta.
2. Pasar Kabangan
Gambar 2. 2. Pasar Kabangan
Terletak di daerah Solo Barat tepatnya berada di Utara Balai
Kampung Laweyan. Sesuai dengan namanya yang agak aneh ditelinga
orang luar Solo sebenarnya pasar ini telah ada sejak zaman penjajahan
Belanda dulu. Lokasi tepatnya pasar ini ada di Kelurahan Sondakan
berada di sudut persimpangan antara Jalan Perintis Kemerdekaan dengan
Jalan Dr. Rajiman.
Dahulu pasar Kabangan ini memiliki luas lahan 3.660 meter persegi
dan menyediakan berbagai variasi barang kebutuhan seperti sembako,
sayur mayur dan lebih dikenal dengan istilah bumbon pasar. Dengan
datangnya pedagang pindahan dari Pasar Kadipolo yang mengkhususkan
berdagang plastik dan seng di tahun 1989 maka perubahan perdagangan
terjadi. Sejak itu pasar ini menjadi sepi dari aktivitas jual beli sembako
dan pedagang pindahan ini pun mulai berusaha dengan membuat barang-
barang kebutuhan berbahan dasar plastik dan seng.
6
3. Solo GrandMall
Gambar 2. 3. Solo Grand Mall
Terletak di lokasi yang strategis Jl.Slamet Riyadi.dengan konsep One
Stop Shopping, di mal ini tersedia berbagai macam kebutuhan konsumen.
Mulai dari kebutuhan sandang, pangan, elektronik hingga hiburan.
Uniknya barang ataupun fasilitas yang ditawarkan di sini lebih murah
dari standard harga mal. Maka tak heran tempat ini tak pernah sepi dari
pengunjung.
4. Solo Square
Gambar 2. 4. Solo Square
Solo Square adalah mal berkelas menengah ke atas dengan desain
modern dan elegan. Lokasinya sangat strategis dan sangat mudah di
jangkau dengan segala transportasi darat.mengingat dekat dengan jalur
7
bus dan pangkalan taksi. Di tempat ini terdapat supermarket, food court,
dan counter-counter dari produk berkelas dan berkualitas.
5. Gedung Wayang Orang Sriwedari
Gambar 2.5. Gedung Wayang Orang Sriwedari
Tempat ini menyajikan seni pertunjukan daerah wayang orang yang
menyajikan cerita wayang berdasarkan pada cerita Ramayan dan
Mahabarata yang mengandung filosofi yang tertanam dalam jiwa bangsa
Indonesia.
Tempat ini menyajikan seni pertunjukan daerah wayang orang yang
menyajikan cerita wayang berdasarkan pada cerita Ramayan dan
Mahabarata yang mengandung filosofi yang tertanam dalam jiwa bangsa
Indonesia. pada kesempatan tertentu di gelar cerita wayang orang
gabungan antara wayang orang sriwedari dengan wayang orang RRI
Surakarta dan bahkan dengan seniman2 wayang orang Jakarta,
Semarang, ataupun Surabaya.
6. Museum Radya Pustaka
8
Gambar 2. 6. Museum Radya Pustaka
Museum Radya Pustaka adalah museum tertua di Indonesia.
Museum ini terletak di Jalan Slamet Riyadi, Kompleks Sriwedari, Kota
Surakarta (Solo). Tak banyak orang yang mengetahui tentang museum
yang menyimpan benda-benda peninggalan sejarah Kraton Surakarta dan
kebudayaan Jawa ini.
Museum yang berdiri pada tanggal 28 Oktober 1890 Masehi atau
pada hari Selasa Kliwon tanggal 15 Maulud 1820 Ehe (tahun Jawa)ini
menyimpan berbagai koleksi dari R.T.H. Djojohadiningrat II, sang
pemrakarsa Perkumpulan Paheman Radya Pustaka ini, didirikan oleh
K.R.A. Sosrodiningrat IV yang saat itu menjabat sebagai patih pada masa
pemerintahan Sri Susuhunan Paku Buwana IX.
7. Taman Balekambang
9
Gambar 2. 7. Taman Balekambang
Taman yang terletak di Jl. Ahmad Yani ini dahulu bernama Pratinah
Bosch dan dibangun oleh kerabat Mangkunegaran. Kemudian dinamakan
Bale Kambang, karena di taman tersebut terdapat sebuah kolam ikan dan
kolam renang yang di tengahnya terdapat rumah istirahat yang nyaman,
dan dikelilingi kebun bunga yang sangat indah. Disamping itu ditempat
ini terdapat pula Gedung Kesenian Ketoprak Tradisional Bale dan kafe
yang dikelola oleh seniman muda Surakarta. Hal ini menjadikan
perpaduan kesenian tradisional dan modern dalam suatu tempat yang
menjadikannya suatu keunikan tersendiri.
8. Stadion Manahan
Gambar 2. 8. Stadion Manahan
Stadion Manahan adalah sebuah stadion sepak bola yang berada di
kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Stadion berkapasitas 35.000
penonton ini merupakan markas dari klub Persis Solo.
Pada tahun 2007 menjadi tempat pertandingan Piala Champion Asia
karena klub Indonesia mengikuti kejuaraan tersebut, Arema dan Persik.
Mengacu aturan FIFA stadion tersebut memenuhi syarat sebagai tempat
penyelenggaraan internasional antara lain karena dekat dengan bandara
internasional.
9. Pasar Depok
10
Gambar 2. 9. Pasar Depok
Pada awalnya dan sampai sekarang Pasar Depok dikenal luas sebagai
Pasar Burung. Namun demikian hal ini tidak membatasi para penjualnya
untuk berimprovisasi dengan menjual juga beberapa jenis hewan lain,
seperti: kadal, biawak, tokek, ular, bahkan anjing, serta jenis-jenis
serangga dan hewan lain untuk pakan burung semisal: jangkrik, kecoak,
kelabang, kroto, dll. Setiap hari Pasar Depok ramai dikunjungi pembeli
atau sekedar orang-orang yang datang untuk mencari hiburan atau
sekadar melihat-lihat beraneka macam burung dengan kicauan yang
beraneka ragam pula. Jam-jam pulang sekolah/pulang kerja dan hari
Minggu menjadi waktu-waktu yang banyak dipilih oleh masyarakat,
menyebabkan pasar Depok dipenuhi pengunjung pada waktu-waktu
tersebut.
10. Rumah Makan Adem Ayem
Gambar 2. 10. Rumah Makan Adem Ayem
11
Berdiri di Kota Solo pada tahun 1969. Saat ini Rumah Makan Adem
Ayem telah membuka 2 cabang, yaitu di Denpasar (Bali) dan
Yogyakarta. Rumah Makan Adem Ayem cabang Yogyakarta diresmikan
oleh GKR. Hemas (permaisuri Sri Sultan Hamengkubuwono X) pada
tanggal 29 September 2001.
Rumah makan ini juga menyajikan masakan khas yang terkenal di
kalangan Kraton Yogyakarta dan Kraton Surakarta; seperti nasi langgi,
nasi liwet, ayam goreng, nasi timlo, gudeg kendil dan aneka masakan
cina. Ada juga aneka kopi, fantasi kopi, serta juice dari buah-buahan
segar. Semua bahan-bahan yang dipergunakan diolah dari bahan-bahan
segar, alami, dan teristimewa ayam kampung.
11. Monumen Pers
Gambar 2. 11. Monumen Pers
Monumen Pers Nasional yang berlokasi di Jl. Gajah Mada didirikan
untuk memperingati Hari Jadi Pers yaitu saat diadakan pertemuan para
wartawan seluruh Indonesia (PWI) pada tanggal 9 Februari 1946. Di
dalam Monumen Pers tersimpan naskah dan dokumen kuno yang
merupakan bukti-bukti sejarah Perjalanan Pers Nasioanl dan perjuangan
bangsa Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda, penjajahan Jepang,
kemerdekaan hingga jaman pemerintahan saat ini. Oleh karena itu
12
Monumen Pers Nasional merupakan tempat yang tepat untuk wisata
pendidikan.
12. Pasar Kembang
Gambar 2. 12. Pasar Kembang
Pasar Kembang adalah pasar tempat jual beli bunga untuk sesaji,
seperti bunga setaman, bunga boreh, bunga warna-warni untuk upacara
tradisional dann untuk pemakaman.
13. Pasar Kadipolo
Gambar 2. 13. Pasar Kadipolo
Pasar Kadipolo berlokasi di jalan Dr. Rajiman, Kalurahan Panularan,
Kecamatan Laweyan Kota Surakarta yang berada diatas lahan seluas
lebih kurang 1.500 m2.
Pasar Kadipolo dibangun pada tahun 1980 spesifikasi jenis dagangan
berupa peralatan rumah tangga yang terbuat dari logam, seperti ember,
dandang, kompor minyak tanah dan lain-lain. Pada tahun 1989 para
13
pedagang dipindahkan ke Pasar Kabangan karena Pasar Kadipolo
tersebut akan digunakan untuk menampung pedagang dari Pasar
Singosaren yang hendak dipindah karena Pasar Singosaren akan
dijadikan pasar semi modern.
Pasar Kadipolo tidak lagi sebagai pasar yang menjual dagangan alat-alat
kebutuhan rumah tangga dari logam tetapi menjadi pasar yang menjual
aneka jenis kebutuhan sehari-hari.
14. Batik Semar
Gambar 2. 14. Batik Semar
BATIK SEMAR didirikan oleh keluarga Kasigit pada tahun 1947.
Selain mengembangkan usaha batik, salah satu tujuannya adalah
mempertahankan seni warisan Budaya Bangsa Indonesia
Pada mulanya Perusahaan BATIK SEMAR memproduksi batik
dengan nama BATIK BODRONOYO yang tak lain dalah nama dari
SEMAR itu sendiri. Tetapi karena nama SEMAR lebih dikenal di-
masyarakat umum, maka dipakailah nama tersebut pada tahun 1966
sebagai BATIK SEMAR. Alasan dipilihnya nama tersebut karena
SEMAR merupakan sosok panutan dalam dunia Pewayangan, yang
diakui sebagai BATARA ISMAYA, sekaligus menjadi pengasuh
keluarga Pandawa.
15. Terminal Tirtonadi
14
Gambar 2. 15. Terminal Tirtonadi
Terletak di bagian utara kota dan dekat dengan stasiun kereta api
(berjarak sekitar 1km). Terdapat bus malam (ber-AC) yang
menghubungkan Solo dari Jakarta, Bogor, Bandung, Banyuwangi, dan
Denpasar. Terdapat pula hubungan bus jarak sangat jauh yang
menghubungkan Solo dengan Bandarlampung, Palembang, Pekanbaru,
Medan, Padang di sisi barat, dan dengan Mataram dan Bima di arah
timur. Hubungan dengan Kalimantan dan Sulawesi dilakukan melalui
kapal yang bersandar di Semarang atau Surabaya.
16. Pasar Nusukan
Gambar 2. 16. Pasar Nusukan
Pasar Nusukan yang terletak dijalan Kapten Piere Tendean,
Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta ini didirikan
15
pada tahun 1958. Setelah mengalami beberapa kali renovasi, pada tahun
1986 ada perubahan luas lahan dari hasil pembebasan tanah kantor
Kelurahan dan Gedung Bioskop Nusukan. Pada tahun 2004 Pasar
Nusukan mengalami musibah kebakaran dan dibangun kembali pada
tahun 2006. Pada tahun ini juga Pemerintah Kota Surakarta
mengalokasikan dana yang diperuntukkan sebagai bantuan subsidi
kepada pedagang lama Pasar.
Pasar Nusukan menyediakan berbagai macam kebutuhan sehari-hari,
baik kebutuhan pangan maupun sandang. Ativitas pasar dimulai dari dini
hari hingga malam. Pedagang sayur-mayur kebanyakan datang dari luar
kota Solo seperti Boyolali, Sragen, Purwodadi dan Karanganyar.
17. RRI Surakarta
Gambar 2. 17. RRI Surakarta
Tahun 1925 di Surakarta terdapat perkumpulan kesenian Jawa,
dengan nama Javanese Kunstkring Mardi Raras Mangkunegaran.
Mempunyai Pemancar Radio Ketimuran bernama : Perkumpulan
Kerawitan Mardi Raras Mangkunegaran, yang disingkat dengan PK2MN
dibawah asuhan Sri Paduka Mangkunegoro VII. Pemancar radio yang
bersifat amatir tersebut didalam kegiatannya belum dapat
menyelenggarakan siaran secara tetap layaknya sebuah radio siaran.
Kegiatan yang disiarkan adalah karawitan dimainkan dari Kepatihan
Mangkunegaran, Kethoprak dan Wayang Orang di Taman Balekambang
Manahan. Dengan demikian kawula dari bangsawan Mangkunegaran
dapat menikamati siaran karawitan, kethoprak dan wayang orang
tersebut.
16
PK2MN terasa kurang memuaskan bagi pengurusnya, maka akhirnya
membentuk perhimpunan siaran radio pada tanggal 1 April 1933 di
Surakarta lahir Solose Radio Vereneging ( SRV ), dan sejak itu semangat
keradioan bangsa Indonesia sendiri semakin kuat.
Tanggal 15 Januari 1935 SRV mengadakan konggres diantaranya
menghasilkan keputusan : SRV harus memiliki gedung studio yang
memadai untuk menyelenggarakan siarannya. Sri Paduka Mangkunegoro
VII menghadiahkan sebidang tanah seluas kurang lebih 5000 meter
persegi di jalan Marconi 1 atau jalan Abdul Rachman Saleh No. 51
Suarakarta. Tanggal 29 Agustus 1936 gedung studio SRV diresmikan
oleh putri SriPaduka Mangkunegoro VII, Gusti Siti Noeroel Kamaril
Ngasarati Koesoema Wardhani.
18. Museum Batik Danarhadi
Gambar 2. 18. Museum Batik Danarhadi
Museum Batik Danar Hadi mengisahkan sejarah batik melalui
jalinan warna dan motif yang terwujud dalam helai-helai kain batik yang
indah. Di musium ini tersaji 600 helai batik kuno hingga batik
kontemporer, yang masing-masing coraknya dan kehalusannya akan
memukau pengunjung.
Simak batik keraton yang tiap coraknya memiliki kisah dan makna
beragam. Dapat pula dipelajari bagaimana mata pencaharian masyarakat
17
dapat mempengaruhi keragaman batik. Ada pula motif-motif unik hasil
perpaduan cerita dongeng asing dengan batik. Jangan lewatkan
kesempatan melihat langsung proses pembuatan batik tulis maupun batik
cap, serta proses pewarnaannya di area produksi batik Danar Hadi.
19. Pasar Singosaren
Gambar 2. 19. Pasar Singosaren
Awalnya di tempat ini hanya terdapat pasar tradisional yang dikenal
dengan Pasar Singosaren. Seiring perkembangannya tempat ini
menjadikan perpaduan antara pasar tradisional dan moderen. Dikatakan
demikian karena meskipun dibangun Plaza Singosaren yang di dalamnya
terdapat supermarket, gedung bioskop, pusat penjualan telepon seluler,
kebutuhan sandang dan lain-lain, namun pasar tradisional yang menjual
kebutuhan pangan itu masih ada di sisi lain dalam Plaza Singosaren ini.
20. Stasiun Solo Balapan
18
Gambar 2. 20. Stasiun Solo Balapan
Nama "Balapan" diambil dari nama kampung yang terletak di
sebelah utara komplek setasiun. Stasiun ini terletak di jalur kereta api
yang menghubungkan Kota Bandung, Jakarta, Surabaya, serta Semarang.
Pembangunan stasiun ini dilakukan oleh jaringan kereta api masa
kolonial NIS pada abad ke-19 (tepatnya 1873) dan merupakan salah satu
stasiun besar tertua di Indonesia (setelah Stasiun Semarang Tawang).
Pembangunannya dilakukan pada masa pemerintahan Mangkunagara IV,
dan merupakan stasiun untuk wilayah Kadipaten Praja Mangkunagaran.
Stasiun besar di Solo untuk wilayah Kasunanan adalah Stasiun Solo
Jebres. Pembangunannya dirancang oleh Herman Thomas Karsten,
seorang arsitek kenamaan beraliran Indisch.
21. Monumen 45 (VillaPark)
19
Gambar 2. 21. Villa Park
Awalnya tempat ini merupakan kawasan lapang untuk latihan
berkuda prajurit Mangkunegaran. Kemudian pada tanggal 31 Oktober
1973 dibangun Monumen Perjuangan 45 Banjarsari. Monumen ini
sebagai peringatan atas jasa para pejuang Surakarta yang gugur pada
pertempuran empat hari di kota Surakarta saat mempertahankan
kemerdekaan dari penjajahan Belanda. Kini selain sebagai monumen
peringatan, masyarakat Surakarta juga dapat memanfaatkannya sebagai
taman kota dan tempat rekreasi.
22. Pura Mangkunegaran
Gambar 2. 22. Pura Mangkunegaran
Pura (Puro) Mangkunegaran adalah istana tempat kediaman Sri
Paduka Mangkunagara di Surakarta dan dibangun setelah tahun 1757
dengan mengikuti model keraton yang lebih kecil.
Pura ini dibangun setelah Perjanjian Salatiga yang mengawali
pendirian Praja Mangkunegaran dan dua tahun setelah dilaksanakannya
Perjanjian Giyanti yang isinya membagi pemerintahan Jawa menjadi
Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakartaoleh VOC (Kumpeni)
pada tahun 1755. Kerajaan Surakarta terpisah setelah Pangeran Raden
20
Mas Said terus memberontak pada VOC (Kumpeni) dan atas dukungan
sunan mendirikan kerajaan sendiri tahun 1757. Raden Mas Said memakai
gelar Mangkunegoro I dan membangun wilayah kekuasaannya di sebelah
barat tepian Sungai Pepe (Kali Pepe) di pusat kota yang sekarang
bernama Solo.
23. Ngarsopuro Night Market
Gambar 2. 23. Ngarsopuro
Kawasan ngarsopuro menjadi salah satu target kawasan yang akan
dijadikan sebagai icon kota Solo. Ngarsopuro merupakan kawasan cagar
budaya, hal ini didukung dengan adanya kraton mangkunegaran. Namun
karena letaknya dekat dengan pusat kota, kawasan ini juga diperuntukkan
sebagai district perdagangan. Bisa dilihat dari banyaknya toko-toko kecil
dan beberapa shopping centre yang ada disana. Ngarsopuro terdiri dari
tiga pasar, yaitu Pasar Elektronik, Pasar Ngarsapuro, dan Pasar
Windujenar.
24. Pasar Triwindu
21
Gambar 2. 24. Pasar Triwindu
Pasar Triwindu di jantung kota Surakarta, Jawa Tengah, telah
menjadi pusat daya tarik bagi pemburu seni sejak tahun 1960-an. Ini jelas
tempat yang harus dikunjungi untuk wisatawan dari luar pasar Indonesia.
Terletak di Jl. Diponegoro antara Jl. Slamet Riyadi dan Mangkunegaran
Castle.
Pasar yang dibangun pada masa pemerintahan Mangkunegara VII,
memiliki beberapa perubahan untuk tidak hanya melihat tetapi juga
menawarkan barang-barang antik itu. Banyak objek dijual hari ini
didominasi oleh perunggu atau kuningan imitasi barang asli. Berbagai
patung dan gambar Buddha, Ganesha dan Nyantuka (katak berkanopi)
dapat ditemukan di baris. Porselen dan keramik telah digunakan untuk
memproduksi barang palsu klasik Cina kuno dan topeng kayu yang unik.
item lainnya termasuk lampu dalam berbagai ukuran, lilin tongkat,
patung, gelas, makan malam dan dekorasi set bahan rapuh. Harga item di
Triwindu tergantung pada keterampilan tawar-menawar dengan harga
tetap tidak ditentukan oleh penjual
25. Batik Keris
22
Gambar 2. 25. Batik Keris
Batik Keris merupakan salah satu pabrik (perusahaan) yang khusus
bergerak dalam bidang konveksi. Produk utamanya adalah fashion-
fashion yang bermotifkan batik baik itu motif batik asli maupun dicetak
dengan mesin, dipadu dengan kain sutra, membuat baju batik ini sangat
nyaman, sehingga harganya juga relatif lebih tinggi dibandingkan yang
dijual di pasar batik tradisional.
26. Pasar Harjodaksino
Gambar 2. 26. Pasar Harjodaksino
Pasar Harjodaksino terletak di jalan Kom. Yos Sudarso, Kalurahan
Danusuman, Kecamatan Serengan Kota Surakarta yang menempati lahan
seluas lebih kurang 7.688m2. Pasar ini diresmikan pertama kali pada
tanggal 15 Juni 1987. Pasar tersebut sebelumnya adalah pindahan dari
23
Pasar Gemblegan yang berada di bekas terminal bus Gemblegan yang
merupakan pelabuhan dari Pasar Dawung dan Pasar Gading.
Pada tahun 2006 Pasar Harjodaksino melakukan pembangunan kios
baru bagian depan. Disamping menyediakan kebutuhan sehari-hari, Pasar
Harjodaksino juga menyediakan berbagai barang kebutuhan upacara (ubo
rampe) perkawinan atau Temanten.
27. Kampung Batik Kauman
Gambar 2. 27. Kampung Batik Kauman
Kampung Batik Kauman yang menyandang Kampung Wisata Batik
berada di kelurahan Kauman, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta. Letak
kelurahan ini mendiami areal tanah seluas 20.10 hektare. Menurut data
yang diperoleh dari Kelurahan Kauman, hingga bulan Juni 2009 terdapat
735 kepala keluarga dengan total warga 7.461 jiwa.
Lahirnya Kampung Kauman ada setelah Pemerintahan Keraton
Kartusuro berpindah ke Desa Solo yang kemudian berubah nama menjadi
Kasunanan. Kauman menurut namanya jelas merupakan tempat para
kaum ulama tinggal di mana lapisan masyarakat di dalamnya terdiri atas
penghulu tafsir anom, ketip, modin serta suronoto. Karena adanya kaum
yang menjadi penduduk mayoritas wilayah ini maka daerah ini disebut
Kauman.
28. Pasar Klewer
24
Gambar 2. 28. Pasar Klewer
Pasar Klewer pada awalnya dinamakan pasar Slompretan. Letaknya
di sebelah selatan alun-alun utara, sebelah selatan Masjid Agung. Dahulu
tempat itu dipergunakan untuk menyimpan dan berhentinya kereta. Pada
pendudukan Jepang, tempat itu dipergunakan untuk berdagang bagi
kalangan miskin yang tidak punya tempat berjualan. Para pedagang
menawarkan dagangannya dengan disampirkan di bahu, sehingga tampak
berkeleweran di pinggir jalan, maka pasar ini disebut Pasar Klewer
29. Masjid Agung Solo
Gambar 2. 29. Masjid Agung
Menurut Basit Adnan (1996: 12) dan Eko Budihardjo (1989:63)
masjid ini didirikan pada tahun 1757 tepat 12 tahun setelah peristiwa
dipindahnya Kraton Kasunanan Surakarta dari Kartasura ke wilayah desa
25
Sala pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Pakubuwana III. Masjid ini
dibangun sebagai fasilitas publik yang melengkapi Istana Kasunanan
Surakarta.
30. Pasar Mojosongo
Gambar 2. 30. Pasar Mojosongo
Pasar Mojosongo terletak di jalan Brigjen Katamso, Kalurahan
Mojosongo, Kecamatan Jebres Kota Surakarta, diatas lahan seluas lebih
kurang 1.120m2. Pasar ini dibangun pada tahun 1976. Setelah mengalami
beberapa kali perbaikan, pada tahun 2007 pasar tersebut direnovasi
kembali oleh pemerintah Kota Surakarta.
Pasar Mojosongo menyediakan kebutuhan sehari-hari masyarakat.
31. Balaikota Surakarta
Gambar 2. 31. Balaikota Surakarta
Merupakan Pusat Kota Surakarta. Letaknya yang strategis
menjadikan tempat ini sering dilewati banyak pengguna jalan. Dulunya
26
merupakan Kantor Gubernur yang pernah dibakar hingga hangus
kemudian dibangun kembali pada tahun 1952 kemudian sekarang
berubah fungsi menjadi Balaikota Surakarta. Terletak di Kelurahan
Kampung Baru yang dulunya bernama Lojiwurung, yang berubah
menjadi Kelurahan Kampung Baru ketika terjadi Agresi Militer Belanda
pada tahun 1948.
32. Kantor Pos Surakarta
Gambar 2. 32. Kantor Pos Surakarta
Letaknya bersebelahan dengan gedung Bank Indonesia, juga dekat
dengan balaikota. Gedung ini pernah dibumihanguskan oleh pasuka
Slamet Riyadi untuk mencegah dipergunakan kembali oleh belanda.
33. Bank Indonesia
Gambar 2. 33. Gedung Bank Indonesia
27
Dulu bernama Javasche Bank. Merupakan kantor cabang karya
arsitek Hulswit, Fermont dan Ed. Cuipers dengan standart gaya
neoklasik. Sekelompok pemuda pernah menggunakan gedung ini untuk
menculik PM Syahrir pada masa revolusi.
34. Pasar Gede
Gambar 2. 34. Pasar Gede
Pasar Gede merupakan pasar besar yang berada di pusat kota. Pada tahun
1927 Pasar Gede direhabilitasi menjadi lantai dua yang kemudian diberi nama
Pasar Gede Harjanagara. Pada waktu pembukaan pasar dirayakan secara
besar-besaran.
35. Gladak Langen Bogan
Gambar 2. 35. Gladak Langen Bogan
28
Sebuah terobosan baru yang dilakukan pemerintah kota Solo adalah
menggabungkan semua obyek wisata kuliner di dalam satu kawasan di
daerah Gladak, Solo.
Kini wisatawan kuliner dapat dengan mudah menikmati kelezatan
kuliner kota Solo / Surakarta dengan hanya mengunjungi satu kawasan.
Tempat yang diberi nama Gladak Langen Bogan (Galabo) ini setiap
harinya dapat dikunjungi antara 1500 – 2000 orang dan dapat meningkat
hingga dua kali lipat pada hari sabtu / minggu / libur, pengunjung tempat
inipun bahkan tidak hanya dari kota Solo melainkan juga dari kota-kota
disekitar Solo. Keunikan dari tempat wisata kuliner ini adalah lokasinya
yang terletak di jalan raya, wisatawan kuliner dapat menikmati makanan
di tengah jalan yang bersih dan telah ditutup bagi kendaraan.
36. Pusat Grosir Solo
Gambar 2. 36. Pusat Grosir Solo
Pusat grosir berlantai 5 terlengkap di Jawa Tengah yang terletak di
jantung kota Solo (Bundaran Gladak) dan juga sebagai salah satu Objek
Wisata Niaga, karena terletak di sebelah Utara Keraton Solo dan Pasar
Klewer. Pusat Grosir Solo (PGS) merupakan suatu pasar tradisional
yang dengan konsep bangunan modern mulai dioperasikan mulai
Desember 2005. Dengan manajemen handal yang mengutamakan
keamanan dan kenyamanan baik itu pengunjung maupun pedagang maka
menjadikan PGS sebagai salah satu peluang bisnis yang menjanjikan. Hal
ini karena PGS memiliki koridor yang lapang, parkir yang luas,
29
disamping ruang usaha yang nyaman yang didukung fasilitas-fasilitas
seperti eskalator, lift barang, tempat bongkar muat, parkir di tiap lantai,
foodcourt, dll.
Berbagai macam produk tersedia di sini mulai dari batik, konveksi,
textile, sepatu, tas, aksesoris, ATK, dll. Semua itu dapat didapatkan
dengan harga yang bersaing dan kualitas terjamin.
37. Beteng Trade Center
Gambar 2. 37. Beteng Trade Center
BTC adalah pasar modern yang secara spesifik menjual barang
barang seperti sepatu, tas, dompet dan kain. Hal yang menarik dari
tempat ini adalah pada seni tawar-menawar antara penjual dan pembeli,
semakin mahir anda menawar semakin murah dan banyak barang yang
dapat dibeli. Tentu yang tak kalaha menariknya barang yang dijual cukup
up to date.
38. Pasar Gading
30
Gambar 2. 38. Pasar Gading
Salah satu pasar tradisional di Solo yang terletak di sebelah selatan
Keraton Kasunan Surakarta ini memiliki lantai dasar dan lantai atas.
Dengan luas 1.746 m2, pasar gading ini mampu menyumbang
pendapatan asli daerah hingga mencapai lebih dari Rp 14 miliar per
tahun. Berbagai macam barang kebutuhan pokok diperdagangkan di
sana.
39. Stasiun Jebres
Gambar 2. 39. Stasiun Jebres
Stasiun Solojebres (SJ) merupakan stasiun kereta api yang terletak di
Purwadiningratan, Jebres, Surakarta. Stasiun yang terletak pada
ketinggian +97 m dpl ini berada di bawah manajemen PT Kereta Api
Daerah Operasi 6 Yogyakarta. Stasiun Solojebres terletak ke arah timur
dari Jl. Urip Sumoharjo. Di dekat stasiun ini terdapat sebuah terminal peti
kemas yang kini tak lagi aktif.
31
Stasiun Solojebres terletak di daerah kekuasaan Kasunanan
Surakarta. Didirikan pada tahun 1884 oleh Staats Spoorwegen, Stasiun
Solojebres dahulu adalah stasiun besar untuk Staatsspoorwegen.
40. Taman Satwa Jurug
Gambar 2. 40. Taman Satwa Jurug
Taman Satwa Taru Jurug merupakan salah satu objek wisata di Kota
Surakarta. Taman Jurug menawarkan lokasi yang indah untuk
beristirahat, di dalamnya terdapat berbagai spesies hewan dan tumbuhan.
Dengan konsep wisata alam, jalan-jalan di dalam taman dikelilingi
pohon-pohon besar dan rindang. Di dalam lokasi taman, kita akan sering
menjumpai kawanan monyet dan berbagai jenis spesies burung.
Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) berlokasi di timur kota Solo, dekat
perbatasan dengan Karanganyar. Taman wisata yang dahulu sempat
menjadi primadona pariwisata di kota Solo ini, kini seakan kehilangan
pamornya karena kurangnya pengelolaan selama bertahun-tahun
41. Stasiun Sangkrah (Solo Kota)
32
Gambar 2. 41. Stasiun Sangkrah
Stasiun Solo-Kota (STA) merupakan stasiun kereta api yang terletak
di Sangkrah, Pasar Kliwon, Surakarta. Karena letaknya itulah, stasiun ini
juga disebut sebagai Stasiun Sangkrah. Stasiun Solo-Kota dibangun pada
tahun 1922 oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij. Stasiun
yang terletak pada ketinggian +85 m dpl ini terletak di Daerah Operasi 6
Yogyakarta. Stasiun ini terletak di wilayah kekuasaan Kasunanan
Surakarta.
Hanya ada 1 kereta api yang berhenti di stasiun ini, yakni kereta api
Feeder Wonogiri.
Ke arah Sukoharjo, terdapat 2 buah halte, yakni Kronelan dan Kalisamin.
Meskipun tak beroperasi, masyarakat sering naik kereta api dari halte itu.
42. Pasar Klithikan Notoharjo
Gambar 2. 42. Pasar Klithikan Notoharjo
33
Pasar Notoharjo dibangun pada tahun 2006 oleh Pemerintah Kota
Surakarta. Pasar ini terletak di Kalurahan Semanggi, Kecamatan Pasar
Kliwon, Kota Surakarta, diatas lahan seluas 1.800m2. Pasar Klithikan
Notoharjo dibangun menampung pedagang kaki lima diarea Taman
Monumen 45 Banjarsari yang berjumlah 909 pedagang.
Pasar Notoharjo lebih dikenal dengan nama Pasar Klithikan karena
pasar tersebut sebagai wadah bagi pedagang kaki lima yang menjual
berbagai barang bekas, seperti elektronik, pakaian, ponsel, sparepart
kendaraan dan barang-barang lainnya. Pasar ini cukup unik karena disini
pengunjung bisa menemukan barang-barang bekas yang dengan
kreatifitas para pedagang maka barang-barang tersebut dimanfaatkan
kembali.
43. Bengawan Sport
Gambar 2. 43. Bengawan Sport
Merupakan Tempat Olahraga Yang berada di tengah kota. Di
dalamnya terdapat kolam renang, lapangan futsal, lapangan tenis, dan
arena bowling. Tempat ini sangat ramai pengunjung pada minggu atau
hari libur.
44. Tirtomoyo Manahan
34
Gambar 2. 44. Tirtomoyo Manahan
Terletak di dekat stadion Manahan. Kolam renang ini secara
geografis terletak di Selatan Taman Balekambang. Namun saat ini tempat
ini kurang diminati pengunjung, entah apa penyebabnya. Karena
mengalami kerugian setiap tahun, timbul wacana untuk mendirikan
Water Boom di tempat ini.
45. Loji Gandrung
Gambar 2. 45. Loji Gandrung
Pada akhir 1965, penguasa Loji Gandrung adalah militer dan
sejumlah organisasi massa, seperti Masyumi, HMI, GPTP (Gerakan
Pelaksana Tjita-Tjita Proklamasi). Diketahui pula peran seorang
pengusaha batik asal Kelurahan Laweyan bernama Pramoedya sebagai
salah seorang interrogator di kamp tersebut. Penguasa militer memberi
35
keleluasaan kepada ormas-ormas tersebut untuk mem-bon (meminjam)
para tapol dari tempat-tempat penahanan, diantaranya dari Balaikota, dan
membawanya ke Loji Gandrung untuk diinterogasi dan disiksa. Unsur
militer yang menguasai Loji Gandrung belum teridentifikasi. Namun
setidaknya pada 14 Agustus 1967, pasukan CPM dari Pomdam Semarang
(diantaranya, Letda Untung Suwardi dan Letda Dimyati), menggunakan
tempat ini untuk menginterogasi dan menyiksa seorang tapol. Mereka
juga melibatkan anggota GPTP (Sigit) dalam proses interogasi.
46. Langgar Merdeka
Gambar 2. 46. Langgar Merdeka
Langgar Merdeka dibangun pada masa Djoko Tingkir sekitar tahun
1546. Merupakan masjid pertama di Kerajaan Pajang. Awalnya
merupakan pura agama Hindu dengan seorang biksu sebagai pemimpin.
Namun dengan pendekatan secara damai, seiring dengan banyaknya
rakyat yang mulai memeluk agama Islam, bangunan dirubah fungsinya
menjadi Masjid.
Bersamaan dengan itu, tumbuh sebuah pesantren dengan jumlah
pengikut yang lumayan banyak. Konon karena banyaknya santri,
pesantren ini tidak pernah berhenti menanak nasi untuk makan para santri
sehingga selalu keluar asap dari dapur pesantren dan disebutlah wilayah
ini sebagai Kampung Belukan (beluk = asap).
36
47. HAILAI
Gambar 2. 47. HAILAI
Hailai International Executive Club adalah sebuah club modern
untuk para eksekutif dan keluarga untuk menjamu relasi serta kerabat
kerjanya untuk menikmati hidangan dan hiburan. Tempat yang ideal
untuk wedding, event-event besar dengan kapasitas 165 meja set table
sampai dengan 3500 orang.
Hailai memiliki karaoke, health club, diskotik, jokey lounge
restaurant.
48. Keraton Surakarta
Gambar 2. 48. Keraton Surakarta
37
Keraton Surakarta atau lengkapnya dalam bahasa Jawa disebut
Keraton Surakarta Hadiningrat adalah istana Kasunanan Surakarta.
Keraton ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II (Sunan PB II) pada
tahun 1744 sebagai pengganti Istana/Keraton Kartasura yang porak-
poranda akibat Geger Pecinan 1743. Istana terakhir Kerajaan Mataram
didirikan di desa Sala (Solo), sebuah pelabuhan kecil di tepi barat
Bengawan (sungai) Beton/Sala. Setelah resmi istana Kerajaan Mataram
selesai dibangun, nama desa itu diubah menjadi Surakarta Hadiningrat.
Istana ini pula menjadi saksi bisu penyerahan kedaulatan Kerajaan
Mataram oleh Sunan PB II kepada VOC di tahun 1749. Setelah
Perjanjian Giyanti tahun 1755, keraton ini kemudian dijadikan istana
resmi bagi Kasunanan Surakarta.
49. Patung Slamet Riyadi
Gambar 2. 49. Patung Slamet Riyadi
Patung ini terletak di kawasan Gladak dekat dengan Gladak Langen
Bogan. Patung ini dibuat untuk mengenang serangan umum selama
empat hari di Solo yang dipimpin Brigjen Slamet Riyadi yang berhasil
mengusir penjajah Belanda. Tujuan dibuatnya patung ini diharapkan
dapat memelihara semangat juang generasi penerus, khususnya di Solo
50. Stasiun Purwosari
38
Gambar 2. 50. Stasiun Purwosari
Stasiun Purwosari dibangun pada tahun 1875, dan merupakan stasiun
tertua di Surakarta. Pembangunannya ditangani oleh NISM. Stasiun
Purwosari berada di wilayah Mangkunegaran.
Stasiun Purwosari merupakan stasiun percabangan jalur KA, antara
arah Surabaya dengan Wonogiri. Jalur yang menuju Surabaya termasuk
kelas utama, sedangkan yang ke Wonogiri termasuk kelas sekunder.
Sampai Stasiun Sangkrah, jalur ini termasuk unik karena menjadi satu-
satunya jalur KA di Indonesia yang berjejer berdampingan dengan jalan
raya. Dahulu sepanjang jalur Purwosari-Sangkrah terdapat 8 buah halte,
yakni Pesanggrahan, Ngadisuran, Bando, Ngapeman, Pasarpon,
Cayudan, Kauman dan Lojiwetan. Halte-halte tersebut sekarang sudah
tidak ada lagi.
Kabupaten Boyolali dengan lokasi pariwisata sebagai berikut :
1. Panorama Gunung Merapi – Merbabu (SELO)
Gambar 2. 51. Panorama Gunung Merapi – Merbabu
39
Terletak 25 km dari Kota Boyolali kearah barat. Obyek Wisata Gunung
Merapi salah satu gunung yang teraktif di dunia,selain itu pemandangan
alamnya sangat indah serta panorama alam masih asli.
Bagi pecinta alam yang senang berpetualang merupakan jalur terpendek
untuk mencapai puncak gunung Merapi 4 jam dan untuk mencapai puncak
gunung Merbabu 8 jam. Dengan mendaki puncak Merapi para pendaki dapat
melihat matahari terbit Sun Rise.
2. Air Terjun Kedung Kayang
Gambar 2. 52. Air Terjun Kedung Kayang
Objek wisata ini terletak di Desa Klakah yang berjarak lima
kilometer ke arah barat dari Kecamatan Selo. Daerah wisata ini memiliki
pemandangan alam berupa air terjun yang terletak di antara dua
kabupaten, yaitu Boyolali dan Magelang.
Air Terjun Kedung Kayang yang memiliki ketinggian 30 meter ini
masih alami dan belum dieksploitasi besar-besaran, mengingat jalan
menuju ke objek wisata tersebut seperti layaknya jalan di daerah
perkampungan.
Di sekitar objek wisata ini terdapat tanah datar yang cocok untuk area
perkemahan.
3. Kerajinan Tembaga dan Kuningan Cepogo
40
Gambar 2. 53. Kerajinan Tembaga dan Kuningan Cepogo
Ketika Anda mengunjungi Tumang Cepogo Boyolali Jawa Tengah
tepatnya di daerah lereng gunung merapi, sempatkan untuk berhenti di
desa kerajinan tembaga dan kuningan Tumang Cepogo Boyolali. Tempat
ini merupakan sentra penghasil kerajinan tembaga dan kuningan yang
cukup terkenal baik di tingkat lokal, regional, maupun manca Negara.
Jenis produk yang dihasilkan sangat beragam, antara lain lampu hias,
relief, bak mandi, kaligrafi, tempat buah, vas bunga, aksesoris, dan lain
sebagainya. Produk ini sebagaian sudah dieskpor ke beberapa Negara
seperti, Belanda, Prancis, Korea, dan Kanada.
4. Umbul Tlatar
Gambar 2. 54. Umbul Tlatar
Terletak di Dukuh Tlatar Desa Kebonbimo Kec Boyolali dengan
jarak tempuh dari kota kira-kira 4 km kearah utara.
41
Nuansa pesona alam terhampar dengan latar belakang Budaya Desa dan
air yang melimpah, aroma kelezatan masakan ikan air tawar yang
disajikan baik secara goreng maupun bakar sambil memancing dan
duduk santai sungguh merupakan rekreasi menyegarkan di Obyek Wisata
Tlatar.
Pemandian ini adalah pemandian untuk keluarga. Setiap dua hari
menjelang bulan Puasa diadakan even Padusan.Upacara Padusan ini juga
diselenggarakan di Umbul Pengging dan Pantaran. Acara ini bertujuan
untuk mensucikan diri sebelum melaksanakan ibadah puasa.
5. Wisata Kedung Ombo
Gambar 2. 55. Wisata Kedung Ombo
Objek wisata yang menjanjikan rekreasi hutan dan air yang
menyegarkan ini terletak di Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu sekitar
65 kilo meter ke arah utara dari Kota Boyolali. Fasilitas yang ada di
objek wisata ini adalah bumi perkemahan, rumah makan terapung,
pemancingan, wisata air, dan hutan wisata.
6. Umbul Pengging
42
Gambar 2. 56. Umbul Pengging
Umbul pengging terletak 15 km sebelah timur Kota Boyolali.
Kawasan ini bersejarah bagi Kabupaten Boyolali dan memiliki hubungan
erat dengan Kerajaan Surakarta Hadiningrat. Menawarkan pemandangan
yang indah dan pemandian (umbul) alami serta suasana khas tempo dulu
oleh sebab tempat ini dipakai oleh raja-raja Kerajaan Surakarta serta
kerabatnya pada saat itu untuk beristirahat
7. Waduk Cengklik
Gambar 2. 57. Waduk Cengklik
Waduk Cengklik adalah salah satu obyek wisata yang dimiliki
Kabupaten Boyolali. Terletak secara administrasi di Desa Ngargorejo &
Sobokerto Kec. Ngemplak Obyek wisata ini terletak di Desa Ngargorejo,
Kecamatan Ngemplak ± 20 km, kearah timur laut Kota Boyolali, waduk
dengan luas genangan 300 ha ini dibangun pada jaman kolonial Belanda,
tujuannya untuk mengairi lahan sawah seluas 1.578 ha di sekitar Kab.
Boyolali pada saat ini banyak masyarakat sekitar yang memanfaatkan
untuk budidaya ikan lewat keramba dan salah satu tempat favorit
pemancingan, bisa juga untuk latihan sky air. Letaknya sangat strategis,
43
berdekatan dengan Bandara Adi Sumarmo, Asrama Haji Donohudan,
Monumen POPDA, dan Lapangan Golf. Fasilitas: Wisata Air/ Water
Resort, Pemancingan/ Fishing Area, Rumah Makan Lesehan/ Floating
Restaurant.
8. Bandara Adi Soemarmo
Gambar 2. 58. Bandara Udara Adi Soemarmo
Bandar Udara Adisumarmo adalah bandara yang melayani kota
Surakarta (Solo) 57108, Jawa Tengah yang dioperasikan PT (Persero)
Angkasa Pura I.
Bandara ini melayani penerbangan Garuda, Sriwijaya Air, Lion Air,
dan Batavia Air untuk penerbangan Jakarta-Solo Pulang Pergi, dan Silk
Air untuk penerbangan Solo-Singapura PP serta Air Asia untuk
penerbangan Solo-Kuala Lumpur, di samping penerbangan langsung ke
Mekkah atauJeddah, Arab Saudi dikarenakan Solo sebagai kota
embarkasi Haji untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY.Sebagaimana
bandara yang lain, bandara Adisumarmo ini terletak di luar kota Solo
tepatnya di Ngemplak, Boyolali. Bandara ini juga berfungsi sebagai
pangkalan TNI AU.
9. Waduk Badhe
44
Gambar 2. 59. Waduk Badhe
Terletak di Desa Bade Kecamatan Klego sekitar 40 km ke arah utara
dari Kota Boyolali sebagai sarana irigasi bagi pertanian dan perikanan
bagi masyarakat sekitar, memiliki pemandangan alam yang mempesona
10. Boyolali Kota
Gambar 2. 60. Boyolali Kota
Kabupaten Boyolali (Bahasa Jawa: Bayalali, arti harafiah: "lupa dari
marabahaya"), adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah.
Ibukotanya adalah Boyolali, terletak sekitar 25 km sebelah barat Kota
Surakarta. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Grobogan di
utara; Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar, dan Kota Surakarta
(Solo) di timur; Kabupaten Klaten di selatan; serta Kabupaten Magelang
dan Kabupaten Semarang di barat.
Kabupaten Sukoharjo dengan lokasi pariwisata sebagai berikut :
1. Bekas Kraton Kartosuro
45
Gambar 2. 61. Bekas Kraton Kartosuro
Kraton Kartosuro merupakan cikal bakal dari Kraton Surakarta
Hadiningrat. Pembangunan Kraton Kartosuro merupakan kelanjutan dari
timbulnya kemelut perebutan kekuasaan di Mataram pada masa Amungkurat
tahun 1680.
Peninggalan (petilasan) yang membuktikan keberadaan Kraton
Kartosuro, antara lain : Alun - alun, Kolam Segaran (sekarang menjadi
lapangan), Gedong obat (dahulu gudang mesiu), Tembok berlubang akibat
geger Pacinan, Sumur Madusaka yang digunakan untuk memandikan pusaka
- pusaka kerajaan, Makam BRAy.Sedah Mirah, Tembok beteng dari batu bata
setebal 2 - 3 meter, Masjid yang dibangun Sunan Paku Buwono II.
2. Pandawa Water World
Gambar 2. 62. Pandawa Water World
46
Objek wisata yang diberi nama Pandawa Water World (PWW) ini
letaknya hanya 1 kilometer dari Kota Solo arah selatan. Bila dari Jl
Tanjung Anom, Solo menuju ke arah selatan, dalam waktu beberapa
menit, pengunjung akan sampai di lokasi.
Memasuki objek wisata ini, pengunjung langsung menatap dunia
pewayangan dalam ukuran raksasa. Patung pandawa lima yang dibangun
untuk memperindah pemandangan dibuat dalam ukuran besar. Kresna
setinggi 37 meter nampak gagah menghiasi gua buatan yang di bawahnya
yang dikitari genangan air kolam..
3. Candi Sonosewu
Gambar 2. 63. Candi Sonosewu
Obyek wisata Sahasra Adhi Pura atau lebih dikenal dengan sebutan
Candi Sonosewu ini berada di Desa Wirun Kecamatan Mojolaban
Kabupaten Sukoharjo.
Selain sebagai Pura untuk beribadah masyarakat pemeluk agama
Hindu, tempat ini juga dikenal sebagai tempat meditasi yang sebagian
pengikutnya adalah warga negara asing.
4. Pemandian Air Panas Langenharjo
47
Gambar 2. 64. Pemandian Langenharjo
Berlokasi di sebelah utara Sungai Bengawan Solo. Pesanggrahan
Langenharjo didirikan oleh Sunan Paku Buwono IX tahun 1870 dan
dilanjutkan oleh Sunan Paku Buwono X. Saat itu tempat ini digunakan
oleh keluarga Kasunanan Surakarta untuk rekreasi. Sebuah ruangan
khusus bernama Sanggar Pamujan dipergunakan oleh Raja untuk
bermeditasi guna mendapatkan ilham dalam mengambil keputusan
penting yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi raja atau
masyarakat. Pada bagian belakang bangunan utama terdapat tempat
pemandian yang diyakini oleh masyarakat air tersebut mengandung
belerang yang dapat menyembuhkan penyakit kulit.
5. Stasiun Sukoharjo
Gambar 2. 65. Stasiun Sukoharjo
Merupakan stasiun kereta api yang terletak di Sukoharjo, Sukoharjo.
Stasiun ini termasuk ke dalam Daerah Operasi 6 Yogyakarta. Kereta api
yang berhenti di stasiun ini hanya 1, yakni kereta api Feeder Wonogiri.
48
Ke arah Stasiun Pasar Nguter, terdapat 4 buah halte, yakni Gayam,
Kepuh, Songgorunggi, dan Nguter. Meskipun tidak dioperasikan lagi,
masyarakat sering menggunakan bangunan tua itu untuk naik kereta api.
6. Keramba Waduk Mulur
Gambar 2. 66. Keramba Waduk Mulur
Waduk MULUR berlokasi di kecamatan bendosari Sukoharjo. Tempat
ini bukan waduk tetapi sungai yang di bendung. Di tempat ini adalah
lokasi pemancingan yang cukup terkenal. Target ikan yang dapat
dipancing yakni : ikan gabus, wader, betik, lele. dll.
7. Umbul Pacinan Batu Seribu
Gambar 2. 67. Umbul Pacinan Batu Seribu
Obyek wisata Batu Seribu di Kabupaten Sukoharjo merupakan
obyek wisata alam yang sangat lengkap, indah dan medannya cukup
menantang. Obyek wisata ini sesungguhnya merupakan suatu kawasan
wisata di mana ada perpaduan antara unsur gunung, lembah, sendang,
49
pemandian dan hutan wisata yang menakjubkan. Di bagian timur obyek
wisata batu seribu terdapat gunung sepikul. Konon, gunung ini
ditinggalkan oleh Bandung Bondowoso yang tidak tercapai maksud
tujuannya membuat patung di Candi Prambanan.
8. Pasar Kartosuro
Gambar 2. 68. Pasar Kartosuro
Pasar Kartosuro menjual kebanyakan adalah kebutuhan pangan. DI
tempat ini biasa didapati delman di sekitar karena, merupakam
transportasi favorit bagi para petani maupun pedagang untuk mengangkut
beragam komoditasnya dari dan ke pasar.
9. Sukoharjo Kota
Gambar 2. 69. Sukoharjo Kota
50
Kabupaten Sukoharjo (Bahasa Jawa: Sukaharja), adalah sebuah
kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Sukoharjo,
sekitar 10 km sebelah selatan Kota Surakarta. Kabupaten ini berbatasan
dengan Kota Surakarta di utara, Kabupaten Karanganyar di timur,
Kabupaten Wonogiri dan Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan, serta
Kabupaten Klaten di barat.
Kabupaten Karanganyar dengan lokasi pariwisata sebagai berikut :
1. Hutan Wisata Gunung Bromo
Gambar 2. 70. Hutan Wisata Gunung Bromo
Wisata Bromo terletak 5 km dari Kota Karanganyar dan 17 km dari
kota Solo. Kawasan ini merupakan hutan penelitian yang ditumbuhi
berbagai jenis pohon, termasuk pohon-pohon langka, seperti : Cendana.
Selain itu hal yang paling menarik adalah dalam kawasan hutan ini
terdapat sejenis pohon yang tidak hanya langka tetapi juga khas / ajaib,
yaitu : sejenis pohon kayu jati yang tumbuh dikelilingi oleh pohon
beringin, dikenal dengan nama "Jati Kurung'".
Tepat dibawah "Jati Kurung" ini terdapat sebuah petilasan yang
konon merupakan petilasan "Nyai Ageng Serang" (istri dari P
Diponegoro) sewaktu mengungsi pada masa penjajahan Belanda. Karena
adanya petilasan ini, pada hari-hari tertentu banyak dikunjungi oleh para
peziarah.
2. Pabrik Gula Tasikmadu (Agrowisata Sondokoro)
51
Gambar 2. 71. Pabrik Gula Tasikmadu
Sondokoro di kompleks Pabik Gula Tasikmadu Karanganyar yang
dikembangkan menjadi suatu objek wisata. Pabrik gula ini dibangun pada
zaman pemerintahan KPAA Mangkunegaran IV. Di pabrik itu banyak
terdapat peninggalan Raja Mangkunegaran IV di antaranya, Kremoon
yakni gerbong kereta yang digunakan oleh Mangkunegaran IV untuk
meninjau perkebunan tebu, Lorri Bader yang sarat dengan mistis, dan
Loko Doen.
3. Air Panas Pablengan
Gambar 2. 72. Air Panas Pablengan
52
Sebuah fenomena alam yang biasa terjadi di sebuah gunung berapi,
tetapi yang membuat beda di tempat ini adalah terdapat tujuh buah
sumber mata air yang berbeda, yaitu: air bleng, air mati, air hidup, air
urus-urus, air kasekten, air soda dan air tenang dan masing-masing
sumber mata air mempunyai rasa dan kasiat yang berbeda.
Dengan luas area sekitar tujuh hektare dan fasilitas tempat
pemandian pribadi, wisatawan dapat menikmati kehangatan air Sapta
Tirta Pablengan. Dengan sejarah keberadaannya yang sangat erat dengan
Pangeran Sambar Nyawa, tempat ini juga memiliki sisi spiritual yang
sangat bernilai.
4. Air Terjun Jumog
Gambar 2. 73. Air Terjun Jumog
Air Terjun Jumog terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso,
Karanganyar. Berbeda dengan Air Terjun Grojogan Sewu di daerah
Tawangmangu yang telah lebih dulu diikembangkan, air terjun Jumog
tampak lebih sederhana. Air terjunnya pun tidak terlalu tinggi, namun
tetap memancarkan keindahan khas wisata alam. Konon, setiap pukul
sepuluh pagi, muncul pelangi di air terjun ini.
Air Terjun Jumog dikelola secara swadaya oleh masyarakat. Tiket
masuknya cukup murah, hanya tiga ribu rupiah saja per orang. Fasilitas
53
yang ditawarkan di tempat wisata ini cukup lengkap. Di samping kita
bisa menikmati indahnya air terjun yang dikelilingi bukit dengan
pepohonan hijau yang asri, disediakan pula arena mainan dan kolam
renang anak-anak.
5. Candi Sukuh
Gambar 2. 74. Candi Sukuh
Candi Sukuh adalah sebuah kompleks candi agama Hindu yang
terletak di Kabupaten Karanganyar, eks Karesidenan Surakarta, Jawa
Tengah. Candi ini dikategorikan sebagai candi Hindu karena
ditemukannya obyek pujaan lingga dan yoni. Candi ini digolongkan
kontroversial karena bentuknya yang kurang lazim dan karena banyaknya
obyek-obyek lingga dan yoni yang melambangkan seksualitas.
Situs candi Sukuh dilaporkan pertama kali pada masa pemerintahan
Britania Raya di tanah Jawa pada tahun 1815 oleh Johnson, Residen
Surakarta. Johnson kala itu ditugasi oleh Thomas Stanford Raffles untuk
mengumpulkan data-data guna menulis bukunya The History of Java.
Setelah masa pemerintahan Britania Raya berlalu, pada tahun 1842, Van
der Vlis, arkeolog Belanda, melakukan penelitian. Pemugaran pertama
dimulai pada tahun 1928.
6. Candi Ceto
54
Gambar 2. 75. Candi Ceto
Candi Cetho (ejaan bahasa Jawa: cethå) merupakan sebuah candi
bercorak agama Hindu peninggalan masa akhir pemerintahan Majapahit
(abad ke-15). Laporan ilmiah pertama mengenainya dibuat oleh Van de
Vlies pada 1842. A.J. Bernet Kempers juga melakukan penelitian
mengenainya. Ekskavasi (penggalian) untuk kepentingan rekonstruksi
dilakukan pertama kali pada tahun 1928 oleh Dinas Purbakala Hindia
Belanda. Berdasarkan keadaannya ketika reruntuhannya mulai diteliti,
candi ini memiliki usia yang tidak jauh dengan Candi Sukuh. Lokasi
candi berada di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi,
Kabupaten Karanganyar, pada ketinggian 1400m di atas permukaan laut.
Sampai saat ini, komplek candi digunakan oleh penduduk setempat yang
beragama Hindu sebagai tempat pemujaan dan populer sebagai tempat
pertapaan bagi kalangan penganut agama asli Jawa/Kejawen.
7. Taman Ria Balekambang
Gambar 2. 76. Taman Ria Balekambang
55
Jarak 20 km arah timur Kota Karanganyar. Arena rekreasi keluarga
yang menawan hati dengan udara sejuk dan nyaman karena masih
termasuk dalam Kawasan Wisata Tawangmangu, hanya berjarak 100
meter dari Hutan Wisata Grojogan Sewu. Taman Rekreasi Hutan Pinus
yang dilengkapi sarana pendukung diantaranya : Kolam Renang,
Lapangan Tenis, Sanggar Lukis, Arena bermain anak-anak (dilengkapi
dengan berbagai patung binatang, kios bunga, dan sebagainya).
8. Air Terjun Grojogan Sewu
Gambar 2. 77. Air Terjun Grojogan Sewu
Suasana segar dan sejuk merupakan hal yang akan Anda rasakan saat
berada di dekat air terjun. Bagaimana bila air terjun yang ada tidak hanya
satu? Tentu akan menambah kesegarannya. Itulah yang akan Anda
rasakan saat berada di air terjun Grojogan Sewu, Karanganyar, Jawa
Tengah. Tempat wisata yang merupakan hutan wisata dengan air terjun
dan beberapa fasilitas lain yang disediakan pengelola dapat Anda jadikan
salah satu tujuan wisata Anda.
9. Stasiun Palur
56
Gambar 2. 78. Stasiun Palur
Stasiun Palur (kode: PL,+96 m dpl) adalah salah satu stasiun kereta
api (KA) yang dikelola oleh Daerah Operasi 6 Yogyakarta. Meskipun
dinamakan Palur (suatu desa di Kabupaten Sukoharjo), stasiun ini berada
dalam wilayah administrasi Desa Dagen, Jaten, Karanganyar. Lokasi
stasiun ini memang berada di perbatasan kedua desa tersebut. Stasiun ini
terletak di petak jalur KA utama selatan Jawa menghubungkan Bandung
dengan Surabaya. Untuk mencapai stasiun ini sangat mudah karena ia
terletak di tepi jalan raya utama Solo-Surabaya, di dekat pintu perlintasan
kereta api persimpangan jalan raya yang menuju Karanganyar dan
Ngawi.
Di stasiun ini terdapat dua kali jadwal pemberangkatan KA Prameks
(Prambanan Ekspres) tujuan Yogyakarta, yaitu pukul 08.20, dan 17.30.
10. Karanganyar Kota
57
Gambar 2. 79. Karanganyar Pusat Kota
Kabupaten Karanganyar, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa
Tengah. Ibukotanya adalah Karanganyar, sekitar 14 km sebelah timur
Kota Surakarta. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sragen di
utara, Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Magetan (Jawa Timur) di timur,
Kabupaten Wonogiri di selatan, serta Kabupaten Boyolali, Kota
Surakarta, dan Kabupaten Sukoharjo di barat. Kabupaten Karanganyar
memiliki sebuah kecamatan exclave yang terletak diantara Kabupaten
Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, dan Kota Surakarta.
Kabupaten Wonogiri dengan lokasi pariwisata sebagai berikut :
1. Tugu Pusaka
Gambar 2. 80. Tugu Pusaka
58
Kisah dibalik keberadaan benda-benda pusaka tersebut di Selogiri,
berawal ketika Raden Mas Said berusaha mempertahankan daerahnya dari
penjajah Belanda yang mulai masuk ke daerah sekitar Gunung Wijil. Dalam
peperangan mempertahankan daerahnya itu, Raden Mas Said yang
menggunakan senjata-senjata pusaka tersebut dan dibantu oleh rakyat Selogiri
berhasil mengusir pasukan Belanda.
2. Museum Wayang Kulit di Padepokan Bei Tani
Gambar 2. 81. Padepokan Bei Tani
Objek wisata Museum Wayang Kulit Indonesia ini terletak di
Wuryantoro. Kurang lebih 15 km dari Ibu Kota Kabupaten Wonogiri.
Terletak di pinggir jalan raya, tepatnya di Padepokan Pak Bei Tani. Museum
Wayang Kulit ini adalah satu-satunya di Jawa Tengah.
3. Hutan Wisata Kethu
Gambar 2. 82. Hutan Wisata Kethu
59
Obyek Wisata Alas Kethu terletak ditengah-tengah jantung Kota
Wonogiri dengan panorama hutan jati, mahoni dan kayu putih seluas
kurang lebih 40 Ha selain sebagai tempat wisata juga sebagai paru-paru
kota Wonogiri dengan tumbuhan yang besar-besar dan rindang.
Alas Kethu sangat cocok untuk shoting pembuatan film dan sinetron
laga, karena dekat dengan keraton Surakarta dan Mangkunegaran, selain
itu akses untuk mencapai lokasi sangat mudah untuk dijangkau.
4. Taman Selopadi (Plintheng Semar)
Gambar 2. 83. Plintheng Semar
Taman Selopadi terletak 200 meter dari pusat kota Wonogiri,
memiliki lokasi yangs angat strategis karena berada di tepi jalan yang
menghubungkan kota Wonogiri dan Kota Sukoharjo maupun Solo.
Dengan letak yang sangat strategis, maka cocok untuk bersantai setelah
melakukan perjalanan jauh. Taman ini terletak di atas ketinggian,
memunyai keunikan yang sangat menakjubkan karena bersandarnya
sebongkah batu besar dengan berat kira-kira 10 ton pada sebatang pohon
asam Jawa, keunikan ini oleh masyarakat Wonogiri disebut Plitheng
Semar.
60
5. Stasiun Wonogiri
Gambar 2. 84. Stasiun Wonogiri
Stasiun Wonogiri adalah stasiun kereta api yang terletak di
Giripurwo, Wonogiri, Wonogiri. Stasiun berketinggian +144 m dpl ini
termasuk ke dalam Daerah Operasi 6 Yogyakarta. Satu-satunya kereta
api yang melayani stasiun ini adalah KA Feeder Wonogiri. Stasiun ini
terletak di belakang pasar dan terminal MPU.
Setelah penutupan trayek ke Baturetno akibat pembangunan
Bendungan Gajah Mungkur pada tanggal 1 Mei 1978, secara otomatis
Stasiun Wonogiri adalah stasiun terakhir di lintas Purwosari-Wonogiri.
Setelah stasiun ini, rel ke arah selatan masih ada, namun hanya berhenti
di tepi waduk.
6. Cagar Alam Danalaya
61
Gambar 2. 85. Cagar Alam Danalaya
Obyek wisata cagar alam hutan jati Danalaya adalah sangat sakral.
Kayu jati di hutan ini khusus diperuntukkan membangun istana raja
Surakarta. Apabila Raja Surakarta membutuhkan kayu jati untuk
membangun atau memperbaiki keraton maka diambilah kayu dari hutan
jati Danalaya ini. Obyek wisata ini banyak dikunjungi oleh wisatawan
minat khusus atau pecinta alam.
7. Goa Ngantap
Gambar 2. 86. Goa Ngantap
Goa Ngantap ini terletak di wilayah Kecamatan Giritontro, berjarak
4 Km dari Kecamatan Giritontro atau 50 Km dari Ibukota Wonogiri. Goa
62
ini mempunyai stalagnit dan stalagmite sangat indah, dan terletak di
gugusan Karst yang membentang dari Giritontro sampai Pracimantoro.
8. Setren Girimanik
Gambar 2. 87. Setren Girimanik
Kawasan wisata Girimanik merupakan kawasan wisata alam yang
berudara sejuk dan panorama alam yang sangat indah. Di kawasan wisata ini
terdapat 3 buah air terjun yang dinamakan Air Terjun Manik Moyo yang
mempunyi ketinggian 70 meter, Air Terjun Tinjo Moyo yang mempunyai
ketinggian 30 meter, dan Air Terjun Condromoyo. Tidak jauh dari Air Terjun
Manik Moyo terdapat sebuah tempat sakral peninggalan atau petilasan Raden
Mas Said yang dikenal dengan nama Batu Resi.
9. Waduk Gajah Mungkur
Gambar 2. 88. Waduk Gajah Mungkur
Taman rekreasi Waduk Gajah Mungkur dibuat setelah pembangunan
Waduk Gajah Mungkur selesai. Adalah merupakan suatu kebanggaan
bahwa taman rekreasi Waduk Gajah Mungkur menjadi satu-satunya
taman rekreasi bagi rakyat Wonogiri maupun rakyat diluar Kabupaten
63
Wonogiri. Dikawasan obyek wisata ini juga dikembangkan Agrowisata
berupa pembudidayaan berbagai jenis ikan tawar.
10. Goa Putri Kencana
Gambar 2. 89. Goa Putri Kencana
Goa Putri Kencono terletak di Desa Wonodadi Kecamatan
Pracimantoro berjarak 40 km dar kota Wonogiri. Yang mempunyai
keindahan yang sangat bagus serta unik karena mempunyai Luas sekitar
kurang lebih 1.000 m2 dan tembus pada bukit yang ada di sebaliknya
bukit. Tempat ini memiliki kelebihan berupa keindahan stalagtit dan
stalagmit. Jarak antara goa Putri Kencana dengan Kecamatan
Pracimantoro kurang lebih 9 Km.
11. Umbul Naga
Gambar 2. 90. Umbul Naga
Umbul Naga terletak sebelah timur Desa Karanglor, Kecamatan
Manyaran, Kabupaten Wonogiri 500 meter dari jalan raya Manyaran,
Luas area sekitar 4000 meter. Kendaraan Bus dan pribadi bisa masuk ke
64
lokasi, tempat parkir luas telah dibangun beberapa rumah untuk
peristirahatan suasana alamnya asri dan nyaman cocok sebagai tempat
obyek wisata. Desa Karanglor juga merupakan pusat pemerintahan
Kecamatan Manyaran dan terdapat kantor pelayanan masyarakat, Kantor
Kecamatan, Puskesmas, Pasar, dan berbagai kantor pelayanan
masyarakat lainnya.
12. Kahyangan
Gambar 2. 91. Kahyangan
Wisata ritual Kahyangan adalah tempat petilasan pertapaan Raja-
raja tanah Jawa. Ditempat inilah Danang Suto Wijoyo mendapatkan
wahyu Raja dan kemudian setelah menjadi Raja bergelar Panembahan
Senopati. Di tempat ini pulalah Danang Suto Wijoyo mengadakan
perjanjian dengan Kanjeng Ratu Kidul untuk bersama-sama
membangun Pemerintahan di Jawa ( Mataram).
Obyek wisata ini tepatnya terletak di desa Dlepih Kecamatan
Titromoyo, berjarak 50 km arah tenggara dari Kota Wonogiri. Sampai
sekarang tempat ini dikeramatkan oleh Kasultanan Yogyakarta, terbukti
setiap 8 tahun (sewindu) sekali di adakan upacara Labuhan Ageng.
13. Pantai Sembukan
65
Gambar 2. 92. Pantai Sembukan
Pantai Sembukan terletak di Kecamatan Paranggupito kurang lebih
40 Km arah selatan Kota Wonogiri atau 2 jam perjalanan.Pantai
sembukan terkenal sebagai pantai ritual yang ramai dikunjungi orang
untuk bermeditasi dan ngalab berkah.
Pantai sembukan yang jaraknya dari Kantor Kecamatan Parnggupito
kurang lebih berjarak 3,5 km, juga pada waktu-waktu tertentu diadakan
acara larung yang juga dilanjutkan dengan acara wayangan. Jika ingin
berwisata di pantai sembukan jangan lupa membawa kail karena disana
banyak orang yang mengail mencari ikan sambil menikmati indahnya
pemandangan alam laut yang menawan. Disamping itu juga ada tempat
peribadatan yang ada di puncak gunung yang terletak tidak jauh dari
pantai Sembukan tersebut
14. Pantai Nampu
Gambar 2. 93. Pantai Nampu
66
Pantai Nampu sangat elok dan alami dengan hamparan pasir putih
dan pantai yang sangat panjang cocok untuk rekreasi keluarga dengan
minuman kas air kelapa muda. Jarak dari Kecamatan Paranggupito
kurang lebih 15 km. disamping itu ditepi pantai juga ada sumber mata
air, sehingga apabila sehabis bermain di pantai bisa langsung mandi
dengan air tawar yang ada di dekat pantai tersebut.
15. Wonogiri Kota
Gambar 2. 94. Wonogiri Kota
Wonogiri, (bahasa Jawa: wanagiri, secara harfiah "Hutan di
Gunung"), adalah sebuah daerah kabupaten di Jawa Tengah. Secara
geografis lokasi Wonogiri berada di bagian tenggara Provinsi Jawa
Tengah. Bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan
Kabupaten Sukoharjo, bagian selatan langsung di bibir Pantai Selatan,
bagian barat berbatasan dengan Wonosari di provinsi Yogyakarta, Bagian
timur berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur, yaitu Kabupaten
Ponorogo dan Kabupaten Pacitan. Ibu kotanya terletak di Wonogiri Kota.
Luas kabupaten ini 1.822,37 km² dengan populasi 1,5 juta jiwa.
Kabupaten Sragen dengan lokasi pariwisata sebagai berikut :
1. Museum Sangiran
67
Gambar 2. 95. Museum Sangiran
Terletak di desa Krikilan,Kec. Kalijambe ( + 40 km dari Sragen atau
+ 17 km dari Solo) Sangiran Dome menyimpan puluhan ribu fosil dari
jaan pleistocen ( + 2 juta tahun lalu). Fosil-fosil purba ini merupakan 65
% fosil hominid purba di Indonesia dan 50 % di seluruh dunia. Hingga
saat ini telah ditemukan lebih dari 13.685 fosil 2.931 fosil ada di
Museum, sisanya disimpan di gudang penyimpanan.
2. Gunung Kemukus
Gambar 2. 96. Gunung Kemukus
Objek Wisata Ziarah Makam Pangeran Samudro yang lebih dikenal
dengan sebutan "GUNUNG KEMUKUS" selalu menarik untuk diulas.
Hal yang menjadikan objek wisata ini menarik adalah pandangan pro dan
kontra tentang Makam Pangeran Samudro itu sendiri dan kisah yang
beredar di tengah masyarakat. Ada 2 (dua) paradigma yang berkembang
68
di tengah-tengah masyarakat tentang Makam Pangeran Samudro atau
Gunung Kemukus. Pertama, adanya keyakinan di sebagian masyarakat
bahwa apabila ingin ngalap berkah atau permohonannya terkabul, maka
orang yang datang ke Makam Pangeran Samudro harus melakukan ritual
berhubungan intim dengan lawan jenis yang bukan suami atau istrinya
selama 7 (tujuh) kali dalam satu lapan ( 1 lapan = 35 hari).
3. Waduk Kedung Ombo
Gambar 2. 97. Kedung Ombo
Waduk Kedung Ombo merupakan bendungan raksasa seluas 6.576
hektar yang areanya mencakup sebagian wilayah di tiga Kabupaten,
yaitu; Sragen, Boyolali, dan Grobogan. Waduk yang membendung lima
sungai itu terdiri dari wilayah perairan seluas 2.830 hektar dan 3.746
hektar lahan yang tidak tergenang air.
Lokasi obyek wisata Waduk Kedung Ombo yang menjadi andalan
Sragen terletak di Kecamatan Sumberlawang, sekitar 30 km dari pusat
kota. Selain disuguhi pemandangan nan indah, para pengunjung Waduk
Kedung Ombo bisa menikmati wisata air, menumpang perahu motor
bertualang mengunjungi pulau-pulau yang bermunculan di tengah
waduk.
4. Desa Batik Kliwonan
69
Gambar 2. 98. Kliwonan
Klaster industri batik di Desa Kliwonan dan Desa Pilang Kecamatan
Masaran oleh Pemkab Sragen selanjutnya dikembangkan menjadi
kawasan wisata dengan brandmark „‟Desa Wisata Batik Kliwonan‟‟.
Pengembangan kawasan dilakukan dengan pendekatan ekoturisme
berkelanjutan yang menekankan pada pemberdayaan warga lokal dan
mengangkat potensi ekonomi, keunikan, kearifan lokal serta
memperhatikan keseimbangan ekologi.
5. Pemandian Air Panas Bayanan
Gambar 2. 99. Bayanan
Pemandian Air Panas Bayanan ini terletak tepat di sebelah tenggara
ibukota Kabupaten Sragen yaitu di Dusun Bayanan, Desa Jambeyan,
Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen.
Secara geografis, Pemandian Air Panas Bayanan terletak sekitar 17
km di sebelah tenggara ibukota Kabupaten Sragen. Jarak tersebut bisa
70
dicapai dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun dengan
angkutan umum. Dari pusat kota Sragen dapat ditempuh dengan
Angkudes jurusan Bayanan – Sambirejo dengan rute : Sragen – Ngarum
– Blimbing – Bayanan pp.
6. Kolam Renang Kartika
Gambar 2. 100. Kolam Renang Kartika
Kolam Renang Kartika merupakan salah satu objek wisata tirta
andalan yang dimiliki oleh Kabupaten Sragen.Objek wisata ini terletak
didalam kota dan mudah untuk dicapai. Berbagai fasilitas disediakan
untuk mendukung kenyamanan pengunjung, antara lain kolam renang
utama, kolam renang anak-anak yang dilengkapi dengan ban pengaman,
kolam luncuran, kolam pemancingan, arena bermain, taman keluarga ,
dan kafetaria. Kolam Renang Kartika dapat dicapai dengan melewati
alun-alun kota , lalu belok ke kanan + 1,5 KM.
7. Stasiun Sragen Kota
Gambar 2. 101. Stasiun Sragen Kota
71
Stasiun Sragen merupakan stasiun kereta api yang terletak di Jl.
Salak No.1, Kedungupit, Sragen, Sragen. Stasiun yang terletak pada
ketinggian +86 m dpl ini berada di Daerah Operasi 6 Yogyakarta. Stasiun
ini terletak beberapa meter ke arah selatan jalan raya Palur-Ngawi. Di
selatan rel terdapat Pabrik Gula Mojo. Dahulu, Stasiun Sragen dinamai
Stasiun Mojosragen karena keberadaan pabrik gula itu.
8. Taman Ndayu Asri
Gambar 2. 102. Taman Ndayu Asri
Di Kabupaten Sragen telah berdiri sebuah tempat wisata bernuansa
pedesaan yang sangat lengkap dan sarat dengan nilai pendidikan dan
hiburan. Dayu Alam A sri begitulah objek wisata ini dinamakan. Sesuai
dengan namanya, tempat wisata ini sangat dekat dengan nuansa alam nan
asri. Terletak di Desa Dayu, Kecamatan Sragen sekitar 20 KM dari Kota
Solo; Dayu Alam Asri menyimpan sejuta potensi yang siap dinikmati
oleh para wisatawan dari berbagai usia. Selain karena keindahan alam
pedesaan yang mempesona dengan deretan pohon jati yang menaungi
areal seluas hampir 5 Ha, berbagai fasilitas pendukung telah disediakan
demi kenyamanan para wisatawan yang berkunjung ke tempat ini. Antara
lain : mini zoo , wahana bermain dan ketangkasan, agrowisata, resort ,
72
pendopo pertemuan, gazebo, kolam renang lengkap dengan arena
luncuran, resto, dan sebagainya.
9. Sragen Kota
Gambar 2. 103. Sragen Kota
Kabupaten Sragen, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa
Tengah. Ibukotanya terletak di Sragen, sekitar 30 km sebelah timur Kota
Surakarta. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Grobogan di
utara, Kabupaten Ngawi (Jawa Timur) di timur, Kabupaten Karanganyar
di selatan, serta Kabupaten Boyolali di barat.
Kabupaten ini sebelumnya bernama Sukowati, nama yang digunakan
sejak masa kekuasaan Kerajaan (Kasunanan) Surakarta. Nama Sragen
dipakai karena pusat pemerintahan berada di Sragen.
Kabupaten Klaten dengan lokasi pariwisata sebagai berikut :
1. Desa Wisata Janti
Gambar 2. 104. Janti
73
Selain bisa menikmati kegiatan memancing dan berwisata kuliner, di
Desa Janti juga menawarkan keasrian desa yang begitu hijau dengan
hamparan persawahan maupun bunyi gemericik sungai. Selain itu, di
kawasan ini juga terdapat umbul (mata air) yang bisa dijadikan tempat
berenang atau sekedar bermain air yang tentu saja sensasi yang
didapatkan berbeda jika berenang di kolam renang. Pemancingan ini
berjarak cukup jauh dari pusat kota Klaten ke arah utara. Apabila
berangkat dari Kota Klaten, Anda cukup mengarahkan kendaraan ke arah
GOR lalu menyusuri jalan antar kecamatan menuju Karanganom lalu
Polanharjo. Kondisi jalanan terbilang cukup bagus dan cukup lebar.
Sedangkan apabila berangkat dari Solo, maka jarak tempuh dari jalan
utama Jogja - Solo pun tidak begitu jauh, Anda bisa membelokkan
kendaraan sesuai dengan papan petunjuk di sekitar Delanggu untuk
menuju ke arah Pemancingan Janti/Pemandingan Cokro/Polanharjo yang
merupakan satu kawasan wisata. Kendaraan umum yang mencapai Janti
berupa bus sedang maupun angkutan desa dengan jam operasi sampai
pukul 3/4.
2. Pemandian Cokro
Gambar 2. 105. Pemandian Cokro
Cokro Tulung terletak di kawasan lembah sebelah timur Gunung
Merapi tepatnya di desa di kecamatan Tulung, Klaten, Jawa Tengah,
74
Indonesia. Merupakan daerah yang subur karena selain tanahnya
mendapatkan siraman abu dari letusan Gunung Merapi pada jaman
dahulu, juga karena kawasan ini kaya dengan sumber mata air (biasa
disebut umbul). Sepanjang mata memandang terlihat hamparan sawah
dengan dominasi tanaman padi.
3. Desa Wisata Soran Duwet
Gambar 2. 106. Desa Wisata Soran Duwet
Sejarah Desa Wisata Soran Berdasarkan penuturan sesepuh desa,
pembangunan desa dimulai dari sejarah pelarian perang Diponegoro dari
Yogyakarta yang bernama Joyokusumo. Daerah-daerah yang dilewati
oleh Joyokusumo kemudian dijadikan dusun dengan nama sesuai yang
dialami/dirasakan oleh Joyokusumo ketika melakukan pelarian. Misalnya
dusun Mansuran, penamaan dusun karena nafas Joyokusumo dalam
pelarian yang "ngansur-ansur", dusun Soran karena terdesak
kalah/"kasoran", dusun Salam Rejo karena sudah mulai merasa aman.
Sejarah di atas menunjukkan adanya hubungan antara desa Duwet
dengan keraton Yogyakarta. Hal itu juga ditunjukkan dari posisi lurah
pertama desa Duwet yang menjalankan pemerintahannya dan
mengabdikan diri pada keraton Yogyakarta.
4. Stasiun Klaten
75
Gambar 2. 107. Stasiun Klaten
Stasiun Klaten merupakan stasiun kereta api yang terletak di
Tonggalan, Klaten Tengah, Klaten. Stasiun yang terletak pada ketinggian
+151 m dpl ini terletak di Daerah Operasi 6 Yogyakarta. Stasiun ini
terletak dekat jalan by-pass yang melingkari Klaten dan memiliki 6 jalur
KA.
5. Rowo Jombor
Gambar 2. 108. Rowo Jombor
Rowo jombor terletak di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat yang
dilator belakangi oleh pegunungan kapur. Jarak ± 8 km kea rah tenggara
dari kota Klaten Luas Kawasan 198 ha Panjang Tanggul 7,5 km Lebar
Tanggul 12 m Kedalam 4,5 m Daya Tampung Air 4.000.000 m3 Menurut
cerita penduduk sejak dahulu kala ( tidak di sebut tanggal dan tahunnya)
ada upacara getekan di Rowo Jombor tersebut yang bertepatan dengan
upacara Syawalan di Sendang Bulus Jimbung dan sampai sekarang
banyak di kunjungi oleh wisatawan. Prasarana jalan menuju Obyek
Wisata Rowo Jombor dapat dicapai : - Klaten Bentogantungan Puslatpur
76
Jimbung Rowo Jombor; - Stasiun Kotya Klaten Buntalan Jimbung Rowo
Jombor; - Terminal Colt Karangwuni Pedan Cawas Bayat Rowo Jombor
Kondisi jalan cukup baik, beraspal sampai tujuan.
6. Museum Gula Gondang Baru
Gambar 2. 109. Pabrik Gula Gondang Baru
Museum indah ini berdiri sejak 11 September 1982, diprakarsai
Gubernur Jateng saat itu Soepardjo Roestam. Tetapi, pabrik gula sudah
ada sejak zaman Belanda. Tepatnya medio 1860. Pabrik gula ini
merupakan satu–satunya pabrik gula di Indonesia yang masih
menggunakan mesin uap sebagai penggeraknya. Pendirian Museum
tersebut dilandasi pertimbangan bahwa perkembangan industri dapat
digunakan sebagai data untuk pengembangan lebih lanjut.
7. Bekas Pesanggrahan Sunan Pakubuwono X
Gambar 2. 110. Bekas Pesanggrahan PB X
77
Menurut Cerita tahun ± 1938 Sunan Paku Buwono X bertapa /
bersemedi di tempat tersebut dengan maksud memohon pada Tuhan agar
letusan Gunung merapi tidak menembus kearah timur pesanggrahan.
Pesanggrahan ini sekarang dinamakan pesanggrahan Gubernur Muchtar.
8. Deles Indah
Gambar 2. 111. Deles Indah
Deles Indah merupakan Obyek Wisata yang terletak di lereng kaki
gunung Merapi sebelah timur ± 25 km dari Kota Klaten, Deles berada di
Wilayah Desa Sidorejom Kecamatan Kemalang, dengan ketinggian
antara 800 m - 1300 m diatas permukaan laut Deles mempunyai potensi
spesifik suasana pemandangan alam pegunungan. Dari obyek wisata
deles dapat dilihat pemandangan puncak Merapi dengan nyata,
pemandangan kota Klaten yang dihiasi dengan cerobong Perusahaan
Gula gondang Baru & perusahaan Ceper Baru dengan berselendangkan
Rowo Jombor dengan Jajaran Gunung Kapurnya merupakan Panorama
yang Indah.
9. Candi Sewu
78
Gambar 2. 112. Candi Sewu
Masih di kawasan Candi Prambanan, kurang lebih 1 km di utara,
wisatawan juga dapat melihat komplek bangunan suci Candi Sewu. Agak
berbeda dengan Prambanan, Candi Sewu merupakan peninggalan
kebudayaan Buddha kedua terbesar setelah Borobudur.
Berdasarkan prasasti dan data arsitekturnya, Candi Sewu dibangun
sekitar tahun 782 M–792 M, tepatnya pada masa pemerintahan Rakai
Panakaran dan Rakai Panaraban (seorang raja besar Mataram kuno). Dan
merajuk pada prasasti berangka tahun 714 C atau 792 M yang ditemukan
pada tahun 1960 disini, nama asli Candi Sewu adalah Manjus‟rigrha atau
rumah Manjusri, yaitu salah satu Boddhisatwa dalam agama Buddha.
10. Candi Lumbung
79
Gambar 2. 113. Candi Lumbung
Terletak di Dukuh Tlogo, Desa Tlogo Kecamatan Prambanan. Jarak
dari kota Klaten ± 15 km kearah barat. Candi Lumbung terdiri dari
sebuah candi induk yang dikelilingi oleh 16 candi Perwara. Candi induk
ini menghadap ke timur, berkamar kosong dan atapnya berbentuk Stupa.
Luas areal candi 545,35 m2 Fungsi sebagai obyek wisata peninggalan
bersejarah Pengunjung rata rata ± 2.000 orang tiap bulan
11. Candi Bubrah
Gambar 2. 114. Candi Bubrah
Candi Bubrah adalah candi Buddha yang berada di dalam kompleks
Taman Wisata Candi Prambanan, yaitu di antara candi utama Roro
Jonggrang dan candi Sewu. Dinamakan Bubrah karena memang
80
keadaannya rusak (bubrah dalam bahasa Jawa) sejak pertama kali
ditemukan. Menurut perkiraan, candi ini dibangun pada abad ke-9 pada
zaman Kerajaan Mataram Kuno, satu periode dengan candi Sewu.
Candi ini mempunyai ukuran 12 m x 12 m terbuat dari jenis batu
andesit, dengan sisa reruntuhan setinggi 2 meter saja. Saat pertama kali
ditemukan masih terdapat beberapa patung Buddha, walaupun tidak utuh
lagi.
12. Candi Plaosan
Gambar 2. 115. Candi Plaosan
Terletak di Dukuh Plaosan, Desa Bugisan Kecamatan Prambanan.
Jarak dari kota Klaten ± 14 km kearah barat. Candi Plaosan ini terdiri
dari dua kelompok candi yaitu : - Kelompok candi Plaosan Kidul,
kelompok candi ini telah banyak mengalami kerusakan. - Kelompok
candi Plaosan Lor, kelompok candi ini terdiri dari dua buah candi induk
yang dikelilingi oleh 116 buah stupa perwara dan 50 buah candi perwara.
Candi induk Plaosan Lor dipugar pada tahun 1962 oleh Dinas Purbakala.
Didalam kamar candi Induk terdapat 6 buah arca Dhyani Budisatwa
antara lain : - Awalokiteswara; - Wajrapani; - Padmapani; - Berdasarkan
prasasti pendek yang dipahatkan pada perwara mungkin candi Plaosan
dibangun atas kerjasama antara Raja Pikatan dan Cri Kahulunan.
Perpaduan antara Budha dan Hindhu. - Bertitik tolak dari hal tersebut
diatas, maka diperkirakan candi Plaosan dibangun pada abad ke IX AD
81
(After Date). - Candi Induk menghadap ke barat. - Luas areal candi ±
4.529,06 m2 - Fungsi : sebagai obyek wisata peninggalan benda
bersejarah dan upacara keagamaan agama Budha.
13. Candi Sojiwan
Gambar 2. 116. Candi Sojiwan
Terletak di Dukuh Sojiwan, Desa Kebondalem Kidul Kecamatan
Prambanan .Candi ini bagian atapnya sudah runtuh, dinding kaki candi
dihiasi dengan relief cerita Jataka yang diambil dari ceritera Kamandoko
dan masa pendirian candi ini diperkirakan pada abad IX AD dan
dibangun oleh seorang Raja penganut agama Budha. Jarak dari kota
Klaten ± 15 km kearah barat. Luas areal candi 401, 3125 m2 Fungsi
sebagai obyek wisata peninggalan bersejarah Candi induk menghadap ke
barata
14. Candi Prambanan
Gambar 2. 117. Candi Prambanan
82
Sebagai peninggalan kebudayaan Hindu terbesar di Indonesia, Candi
Prambanan memang memiliki pesona keindahan tersendiri. Sebab selain
bentuk bangunan dan tata letaknya yang menakjubkan, candi Prambanan
juga menyimpan kisah sejarah dan legenda yang sangat menarik
wisatawan. Tak heran bila candi yang terletak di tepi jalan raya 17 Km
dari Yogyakarta menuju Solo ini menjadi obyek wisata andalan bagi
kedua kota tersebut.
15. Klaten Kota
Gambar 2. 118. Klaten Kota
Kabupaten Klaten (Bahasa Jawa: Klathèn), adalah sebuah kabupaten
di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Klaten. Kabupaten ini
berbatasan dengan Kabupaten Boyolali di utara, Kabupaten Sukoharjo di
timur, serta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat.
Kompleks Candi Prambanan, salah satu kompleks candi Hindu terbesar
di Indonesia, berada di Kabupaten Klaten.
2.2. Multimedia
2.2.1. Sejarah Multimedia
Sejarah multimedia berawal dari teater, bukan komputer. Pertunjukan yang
memanfaatkan lebih dari satu medium disebut pertunjukan multimedia.
83
Pertunjukan multimedia mencakup monitor video, synthesized band dan karya
seni manusia sebagai bagian dari pertunjukan sistem multimedia dimulai akhir
1980-an dengan diperkenalkan hyperard oleh apple tahun 1987, dan pengumuman
oleh IBM tahun 1989 mengenai perangkat lunak audio visual connection (AVC),
video adapter card bagi PS / 2, hampir setiap pemasok perangkat keras dan lunak
melompat ke multimedia. Pada tahun 1994, diperkirakan ada lebih dari 700
produk dan sistem multimedia di pasaran. (Suyanto, 2004)
2.2.2. Definisi Multimedia
Industri elektronika multimedia merupakan kombinasi dari komputer dan
video atau secara umum merupakan kombinasi tiga elemen yaitu suara, gambar,
dan teks atau multimedia kombinasi dari paling sedikit media input atau output
dari data, media ini dapat berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik
dan gambar.
Pengertian multimedia secara umum adalah gabungan dari berbagai media
informasi dengan menggunakan fasilitas computer. (Suyanto, 2004)
2.2.3. Komponen Multimedia
1) Teks
Teks adalah elemen paling awal dan sederhana dalam multimedia, yang
biasanya mengacu pada kata, kalimat dan alinea atau segala sesuatu yang tertulis
atau ditayangkan. Sebagian besar multimedia menggunakan teks karena teks
sangat efektif untuk menyampaikan ide dan panduan kepada pengguna. Teks
merupakan bentuk data multimedia yang paling mudah disimpan dan dikenali,
serta file teks merupakan struktur yang sederhana. (Suyanto, 2003)
Dalam Macromedia Flash, teks diistilahkan dengan type yang dapat diberi
berbagai efek. Ada 3 jenis teks pada Flash yaitu :
a) Static Text Fields
84
Merupakan teks yang bersifat tetap dan dalam pengoperasiannya tidak
akan mengalami perubahan secara dinamis, biasanya digunakan dalam
menampilkan informasi.
b) Dynamic Text Fields
Merupakan teks yang menyediakan variabel, dalam pengoperasiannya
akan mengalami perubahan secara dinamis, dan untuk menampilkan informasi
sesuai dengan variabelnya.
c) Input Text Fields
Merupakan teks yang memungkinkan user memberikan masukan teks.
Selanjutnya masukan tersebut akan ditindaklanjuti dengan aksi-aksi tertentu
sesuai dengan script yang dimasukkan.
2) Image atau gambar
Gambar merupakan tampilan diam / tidak bergerak. Gambar merupakan salah
satu komponen penting dalam multimedia karena dapat meringkas dan
menyajikan data kompleks serta mampu menyampaikan seribu kata. Gambar
dalam publikasi multimedia lebih menarik perhatian dan dapat mengurangi
kebosanan dibandingkan dengan teks sebab manusia selalu berorientasi terhadap
visual.
Menurut Suyanto (2003) format file gambar yang digunakan dalam
multimedia yaitu :
a) PICT
Merupakan format file default Macintosh yang mampu untuk membuat objek
yang digambar secara bitmap maupun vektor.
b) BMP
Merupakan file format default Windows. Format ini mendukung RGB, Indexed
Colour, Grayscale dan Bitmap colour mode tetapi tidak mendukung alpha
channel.
c) JPEG (Joint Photographic Experts Group)
85
Format grafik yang terkompresi, digunakan dalam tampilan foto dan gambar
secara berkelanjutan, dapat mengendalikan kedalaman warna serta mempunyai
ukuran yang relatif kecil.
d) GIF (Grafic Interchange File)
Format file yang terkompresi yang dikembangkan oleh CompuServe.
e) TIFF (Tagged Interchange File Format)
Format file terkompresi yang digunakan di paket desktop publishing. Kekuatan
dari format ini adalah lebih fleksibel dari format gambar bitmap yang didukung
secara ritual oleh seluruh point, image editing dan aplikasi kedalaman layout.
f) EPS (Encapsulated Post Script)
Merupakan format file yang digunakan dalam photoshop dapat memuat baik
gambar vektor maupun grafik.
g) PNG (Portable Network Graphics)
Merupakan format file terkompresi untuk menampilkan gambar pada World
Wide Web, mempunyai kemampuan menampilkan gambar 24 bit dan
menghasilkan latar belakang secara transparan.
h) PSD
Merupakan format file yang digunakan photoshop untuk menyimpan file yang
dibuat dan dimanipulasi. File PSD tidak dikompresi dan memuat informasi
tentang berbagai graphics layer yang ada tanpa sebuah file.
3) Animasi
Animasi merupakan susunan gambar mati yang dibuat efek sehingga seolah-
olah tampak bergerak. Perbedaan movie dengan animasi adalah animasi
merupakan proses kejadiannya sedangkan movie merupakan proses hasilnya.
Menurut Hakim dan Mutmainah (2003) teknik animasi dalam flash yaitu :
a) Motion
Animasi pada flash yang digunakan untuk menggerakan objek dari satu titik ke
titik lain tanpa mengalami perubahan bentuk.
b) Shape
86
Animasi pada flash yang digunakan untuk menngubah atau mengganti suatu
bentuk dengan bentuk lain.
4) Audio
Sebuah aplikasi multimedia tanpa bunyi hanya disebut unimedia, bukan
multimedia. Bunyi dapat ditambahkan dalam produksi multimedia melalui suara,
musik dan efek-efek suara. Suara dalam computer dapat disimpan dalam berbagai
format.
Menurut Suyanto (2003) format-format file suara (audio) tersebut antara lain :
a) MP3 (MPEG Audio Player 3)
File audio yang digunakan suatu codec untuk melakukan encoding dan
decoding suatu rekaman musik, dengan ekstensi *.mp3.
b) MIDI (Musical Instrument Digital Interface)
File audio yang digunakan untuk menyimpan instrument musik dengan
ekstensi *.mid.
c) DAT (Digital Audio Tape)
Format file yang menggunakan head yang diputar serupa dengan Video Tape
Recorder (VTR).
d) WAV (Waveform Audio)
Merupakan format file audio yang berbentuk digital, dapat dimanipulasi
dengan perangkat lunak PC multimedia.
5) Video
Video adalah bagian dari gambar-gambar yang saling berurutan yang disebut
frame dengan ukuran standar 24 frame/second (FPS = Frame Per Second),
gambar-gambar tersebut kemudian diproyeksikan diatas layer ditambahi dengan
objek teks atau animasi. (Suyanto, 2003)
Adapun format file dalam audio antara lain :
a) Audio Video Interleave (AVI)
Merupakan format video dan animasi yang digunakan video untuk windows
dan berinteraksi.
b) Motion Overlay Video (MOV)
87
Format video dan animasi yang digunakan untuk Macintosh dan windows.
c) Motion Picture Expert Group (MPEG)
Skema kompresi dan spesifikasi format file video digital.
d) Shockwave
Merupakan format dari Macromedia Flash yang berekstensi, dikembangkan
oleh Macromedia Format Shockwave.
e) Real Video
Mempunyai ekstensi serta dikembangkan oleh real media.
6) Actionscript
Bahasa pemrograman yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini adalah
actionscript. Actionscript ini hampir mirip dengan javascript dalam web.
Actionscript berfungsi untuk mengontrol objek dalam Flash, mengatur navigasi
dan interaktifitas dengan pengguna. Letak interaktifitas sebuah file Flash terletak
pada pemakaian actionscript.
Action pada flash dibagi menjadi 2, yaitu :
a) Action Frame
Merupakan action yang diberikan pada frame, frame yang berisi action
terdapat tanda a pada frame-nya.
b) Action Object
Merupakan action yang diberikan pada objek, baik berupa tombol maupun
movie clip.
2.3. Adobe Flash CS3
2.3.1. Pengenalan Flash
Flash merupakan salah satu teknologi komputasi multimedia. Multimedia
diartikan sebagai kombinasi dari teks, grafik, animasi suara dan video yang
digabung menjadi satu kesatuan kerja yang menghasilkan suatu informasi yang
memiliki nilai komunikasi interaktif yang sangat tinggi bukan hanya dilihat
sebagai hasil cetakan melainkan dapat didengar, membentuk simulasi dan animasi
yang memiliki seni grafis yang sangat tinggi dalam penyampaiannya.
88
2.3.2. Tombol Flash
Gambar 2. 119. Tombol Flash
Selection Tool (V), adalah tool yang berfungsi untuk memilih dan menyeleksi
suatu objek.
Subselection Tool (A), adalah tool yang berfungsi untuk mengedit titik-titik pada
suatu objek secara detail.
Free Transform Tool (Q), adalah tool yang berfungsi untuk memutar suatu objek,
mengatur skala suatu objek, melakukan distorsi terhadap suatu objek, dan lainnya.
Fill Transform Tool (F), adalah tool yang memiliki fungsi yang sama dengan
Free Transform Tool, hanya saja penggunaannya terhadap warna gradasi dari
suatu objek.
Line Tool (N), adalah tool yang berfungsi untuk membuat suatu garis.
Lasso Tool (L), adalah tool yang berfungsi untuk menyeleksi objek secara bebas
sehingga dapat memilih seluruh ataupun sebagian dari objek tersebut.
Pen Tool (P), adalah tool yang berfungsi untuk menggambar kurva melengkung.
Text Tool (T), adalah tool yang berfungsi untuk membuat teks.
Oval Tool (O), adalah tool yang berfungsi untuk membuat objek berbentuk
lingkaran maupun elips.
Rectangle Tool (R), adalah tool yang berfungsi untuk membuat objek berbentuk
kotak maupun persegi empat.
Pencil Tool (Y), adalah tool yang berfungsi untuk menggambar bentuk bebas,
sama seperti kita menggambar dengan pensil di kertas.
89
Brush Tool (B), adalah tool yang berfungsi untuk memoles dalam bentuk cat,
sama seperti kita mengecat dinding dengan kuas.
Ink Bottle Tool (S), adalah tool yang berfungsi untuk memberi dan mengubah
warna pada garis luar objek (stroke).
Paint Bucket Tool (K), adalah tool yang berfungsi untuk memberi dan mengubah
warna pada bidang dalam objek (fill).
Eyedropper Tool (I), adalah tool yang berfungsi untuk mengambil dan meniru
warna dari suatu objek maupun gambar bitmap untuk diaplikasikan pada objek
lain.
Eraser Tool (E), adalah tool yang berfungsi untuk menghapus objek.
2.3.3. Action Script
ActionScript adalah bahasa pemrograman yang digunakan di dalam movie
flash untuk mengirimkan command/instruksi ke dalam movie flash itu sendiri.
dengan actionscript, seorang flash developer/animator bisa berinteraksi dengan
movie flash yang dia buat, memerintahkan movie tersebut untuk melakukan
sesuatu sesuai dengan keinginan si-pembuat. semakin kompleks Actionscript yang
kita masukan di dalam movie, semakin kompleks pula kemampuan movie tersebut
untuk berinteraksi dengan user nantinya.
ActionScript terdiri dari berbagai simbol-simbol (sintaks) yang
merepresentasikan ide-ide si pembuat yang nantinya berfungsi sebagai alat
komunikasi antara user dengan movie flash itu sendiri. Sintaks Actionscript sangat
mirip dengan javascript karena Sintaks ActionScript dibuat berdasarkan
spesifikasi ECMA-262 meski tidak seluruhnya.
Secara default flash movie yang dijalankan di dalam flash player akan
otomatis bergerak dari frame ke frame, dan ketika timeline movie sudah berada
pada akhir timeline maka akan secara otomatis pula timeline akan di bawa ke
frame pertama dan movie diulang kembali, begitu seterusnya. Tanpa Actionscript
kita tidak memiliki control atas movie tersebut. Ketika suatu ketika kita ingin
90
merubah kelakuan default dari movie flash untuk dijalankan sekali saja tanpa
diulang dan atau berhenti di frame tertentu, maka kita perlu memberi perintah
2.4. Corel Draw
Corel Draw adalah software yang digunakan untuk menggambar maupun
meningkatkan kualitas teks yang berbasis vektor dimana dapat dibuat desain
grafis yang lebih baik, mudah, praktis dan cepat. Corel Draw merupakan aplikasi
berbasis vektor yang sudah diakui di seluruh dunia karena kehebatannya alam
mengelola gambar.
Gambar 2. 120. Screenshoot Corel Draw X4
85
BAB III
PERANCANGAN
3.1. Analisis Kebutuhan
3.1.1. Analisis Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan Software :
Perangkat lunak (software) yang diperlukan dalam pembuatan Peta Pariwisata
Karesidenan Surakarta adalah sebagai berikut :
1. Sistem Operasi : Windows XP SP3
2. Flash Editor : Adobe Flash CS 4 Professional
3. Graphic Editor : Corel Draw X4
Kebutuhan Hardware :
Perangkat keras yang digunakan (hardware) yang digunakan untuk membuat
Peta Pariwisata Karesidenan Surakarta yaitu menggunakan PC dengan spesifikasi
sebagai berikut :
1. Processor : AMD ATHLON II X3 435
2. Memory : DDR3 2GB
3. Harddisk : Hitachi 320 Gb
4. VGA Card : ATI Radeon HD 4650 512 MB DDR2
5. Sound Card : Creative SB Audigy ZS Platinum Pro
6. Speaker : Simbadda CST 300
7. Headset : HIFI S.XBS
8. DVD-ROM : LG Internal Super Multi DVD Rewriter 22x
9. Keybord : Manhattan PS/2
10. Mouse : Sturdy USB
3.1.2. Analisis Kebutuhan Non Fungsional (Bagi Pengguna)
1. Hardware
a. Pentium IV ke atas
b. RAM minimal 512 Mb
86
Merancang Konsep
Pengumpulan Data
Persiapan hardware,
software
Pembuatan Aplikasi
Testing
Perbaikan
Penyelesaian
(Finishing)
c. Mouse
d. CD ROM (jika menjalankan aplikasi dari CD)
e. Harddisk
f. Browser
g. SVGA Monitor
2. Software
Bagi pengguna Peta Pariwisata Karesidenan Surakarta ini sistem operasi yang
harus dipenuhi adalah Windows 98, 2000, Xp, Vista atau 7, serta aplikasi
pembuka yaitu Flash Player 10.
3.2. Langkah – Langkah Penyelesaian Masalah
Adapun langkah – langkah dalam pembuatan Peta Pariwisata Karesidenan
Surakarta ini dan penyelesaian masalah jika timbul antara lain dapat dilihat
melalui bagan berikut ini :
Gambar 3. 1. Bagan Langkah Penyelesaian Masalah
87
Keterangan Bagan :
1. Merancang Konsep
Langkah awal dalam membuat Aplikasi Peta Pariwisata Karesidenan Surakarta.
pengenalan komputer ini adalah membuat rancangan konsep atau draft yang dapat
menarik perhatian pengguna. Konsep dibuat berdasarkan ide dan kreativitas yang
dimiliki.
2. Pengumpulan Data
Mengumpulkan data yang akan diperlukan dalam pembuatan Peta Pariwisata
Karesidenan Surakarta
3. Persiapan Hardware, Software
Mempersiapkan hardware dan software yang diperlukan dalam pembuatan Peta
Pariwisata Karesidenan Surakarta
4. Pembuatan Aplikasi
Membuat aplikasi dan mengintegrasikan semua elemen–elemen yang dibutuhkan
seperti gambar, teks, sehingga menghasilkan aplikasi multimedia yang baik dan
mudah dipahami
5. Testing
Percobaan dari hasil pembuatan Peta Pariwisata Karesidenan Surakarta dan
mengoreksinya.
6. Perbaikan
Memperbaiki kesalahan sesuai dari hasil koreksi. Dan ketika perbaikan selesai,
maka dilakukan percobaan (testing) lagi.
7. Penyelesaian (Finishing)
Proses yang terakhir adalah penyelesaian (finishing). Dalam hal ini dilakukan
publishing ke format swf dan juga me-record Peta Pariwisata Karesidenan
Surakarta ke dalam CD (Compact Disk) supaya dapat digunakan.
3.3. Analisa Perancangan
88
Dari hasil analisa yang ada, pembuatan Peta Pariwisata Karesidenan
Surakarta dengan Flash dapat menjadi bagian-bagian yang memiliki pembahasan
yang berbeda-beda, untuk setiap bagian tersebut adalah :
Menu
Map Event OthersHistory
Gambar 3. 2. Analisa Rancangan
3.3.1. Rancangan Menu
Halaman menu merupakan tampilan pembuka dari aplikasi ini, sebuah menu
biasanya menampilkan gambar, logo, animasi text.
Berikut ini rancangan layout dari menu :
Gambar 3. 3. Desain Menu
BUTTON
LOGO JUDUL
89
3.3.2. Rancangan Halaman Map
Pada halaman ini terdapat 8 button (menu) antara lain navigasi atas, bawah,
kiri, kanan, center, zoom in, zoom out, dan reset zoom. Pada halaman ini terdapat
juga daftar location untuk mencari obyek wisata di map.
Gambar 3. 4. Desain Map
3.3.3. Rancangan Halaman Event
Halaman ini terdapat dua bagian yakni bagian judul, dan bagian daftar event.
Gambar 3. 5. Desain Event
PETA
NAVIGASI
SEARCH LEGEND
JUDUL
EVENT
90
3.3.4. Rancangan Halaman History
Halaman ini terdapat dua bagian yakni bagian judul, dan bagian sejarah
Karesidenan Surakarta.
Gambar 3. 6. Desain History
3.3.5. Rancangan Halaman Others
Halaman ini terdapat dua bagian yakni bagian judul, dan bagian daftar
penting yakni daftar hotel, daftar restaurant, dan lain-lain.
Gambar 3. 7. Desain Others
JUDUL
SEJARAH KARESIDENAN SURAKARTA
JUDUL
DAFTAR PENTING
91
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
4.1. Pembuatan Aplikasi
a. Interface
Aplikasi multimedia Peta Wisata Karesidenan Surakarta ini ditujukan untuk
turis yang berkunjung ke Karesidenan Surakarta, sehingga interface (tampilan)
yang ditampilkan juga dibuat banyak menggunakan unsur kebudayaan jawa. Hal
tersebut dikarenakan aplikasi ini berhubungan dengan pariwisata sehingga desain
yang digunakan harus mengandung unsur kebudayaan. Background dalam
aplikasi ini dibuat setting kota Surakarta pada intro dan motif batik pada menu
agar aplikasi terlihat kesan unsur budaya jawa.
b. Interaktif map
Interaktif map terdapat pada halaman Menu Utama. Interaktif map muncul saat
menekan titik yang merupakan posisi dari tempat pariwisata. Pembuatan Interaktif
map ini menggunakan bahasa pemrograman ActionScript. ActionScript digunakan
ketika menampilkan deskripsi tentang-tempat pariwisata yang dipilih
4.1.1. Pembuatan Obyek dan Background
Pembuatan obyek (baik obyek diam maupun bergerak) dan background pada
aplikasi ini digambar secara manual dengan memanfaatkan tools pada Corel Draw
X4.
Untuk menggambar garis maupun bidang menggunakan fasilitas bezier tool,
ellipse dan rectangle, sedangkan untuk pewarnaannya menggunakan pallete.
Proses pembuatan background pada aplikasi ini sama dengan proses pembuatan
obyek, tetapi lebih banyak pada penggunaan permainan kombinasi warna dengan
menggunakan fasilitas fountain fill dengan tipe linear maupun radial. Obyek
maupun gambar background yang telah digambar di-import ke Adobe Flash
kemudian di-convert menjadi simbol dengan tipe graphic maupun movie clip. Hal
92
ini dimaksudkan agar gambar obyek maupun background tersimpan di panel
library sehingga dapat digunakan kembali yaitu dengan cara men-drag gambar ke
area kerja.
Gambar 4. 1. Pembuatan obyek dan background Adobe Flash
4.1.2. Pembuatan Tombol Navigasi
Tombol navigasi pada aplikasi ini berfungsi untuk menggeser peta kearah
tertentu. Tombol navigasi dibuat dengan cara meng-convert graphic yang telah
digambar dengan Corel Draw, text tool Adobe flash, dan beberapa object atau
gambar menjadi simbol dengan tipe button.
Gambar 4. 2. Navigasi
4.1.3. Pemrograman dengan Actionscript
Actionscript digunakan untuk menjalankan aksi pada frame, movie clip
maupun pada suatu tombol. Beberapa actionscript yang digunakan dalam aplikasi
multimedia ini adalah sebagai berikut :
93
a. Actionscript pada pop up pointer lokasi wisata
#include "data.as"
for (i=1; i<loc.length; i++) {
x_loc = loc[i].x;
y_loc = loc[i].y;
jbutton = "btn_"+loc[i].jenis;
Name = "tombol"+i;
attachMovie(jbutton,Name,i,{_x:x_loc, _y:y_loc});
this[Name].num.text = i+1;
this[Name]._xscale = _root.mapss.MAPS._xscale*0.03;
this[Name]._yscale = _root.mapss.MAPS._yscale*0.03;
this[Name].onPress = function() {
_global.descMCClose = false;
j = this.num.text-1;
_root.mapss.attachMovie("descMC","descMC",1000,{_x:0, _y:-
56});
_global.headerT = loc[j].h;
_global.bodyT = loc[j].k;
_global.pdesc = loc[j].p;
_root.mapss.descMC._alpha = 100;
_root.mapss.descMC._visible = true;
_root.mapss.descMC.onEnterFrame = function() {
if (descMCClose) {
removeMovieClip("_root.mapss.descMC");
_global.descMCClose = false;
}
// this close detailMC for Image!
_root.mapss.descMC.CloseButton.onPress = function() {
_global.descMCClose = true;
};
94
};
};
}
Penjelasan :
#include "data.as"
Merupakan actionscript untuk menjalankan external actionscript file.
for (i=1; i<loc.length; i++) {
x_loc = loc[i].x;
y_loc = loc[i].y;
jbutton = "btn_"+loc[i].jenis;
Name = "tombol"+i;
attachMovie(jbutton,Name,i,{_x:x_loc, _y:y_loc});
this[Name].num.text = i+1;
this[Name]._xscale = _root.mapss.MAPS._xscale*0.03;
this[Name]._yscale = _root.mapss.MAPS._yscale*0.03;
Me-load movieclip dari library kemudian menampilkan button sesuai array
variabel jenis
this[Name].onPress = function() {
_global.descMCClose = false;
j = this.num.text-1;
_root.mapss.attachMovie("descMC","descMC",1000,{_x:0, _y:-
56});
_global.headerT = loc[j].h;
_global.bodyT = loc[j].k;
_global.pdesc = loc[j].p;
_root.mapss.descMC._alpha = 100;
_root.mapss.descMC._visible = true;
_root.mapss.descMC.onEnterFrame = function() {
95
if (descMCClose) {
removeMovieClip("_root.mapss.descMC");
_global.descMCClose = false;
}
// this close detailMC for Image!
_root.mapss.descMC.CloseButton.onPress = function() {
_global.descMCClose = true;
};
};
};
}
Ketika button yang telah dibuat ditekan maka akan me-load movieclip dari
library yakni berisi deskripsi
b. Actionscript pada tombol search
#include "data.as"
import mx.transitions.Tween;
import mx.transitions.easing.*;
function reset() {
_root.mapss.MAPS._xscale = 1350;
_root.mapss.MAPS._yscale = 1350;
}
function located() {
_root.mapss.MAPS._x = 0+(0-_root.mapss.MAPS[lokasi]._x)*13.55;
_root.mapss.MAPS._y = 0+(0-_root.mapss.MAPS[lokasi]._y)*13;
}
cari.onPress = function() {
_root.mapss.MAPS.sprite.removeMovieClip();
string2 = input.toLowerCase();
for (i=1; i<loc.length; i++) {
96
string1 = (loc[i].h).toLowerCase();
if (string1.indexOf(string2)>-1) {
break;
}
}
i-1;
if (i<loc.length) {
lokasi = "tombol"+i;
k = i;
if ((_root.mapss.MAPS._xscale=1350) &&
(_root.mapss.MAPS._yscale=1350)) {
located();
_root.mapss.MAPS.attachMovie("Sprite
Location","sprite",1000,{_x:_root.mapss.MAPS[lokasi]._x,
_y:_root.mapss.MAPS[lokasi]._y});
_root.mapss.MAPS.sprite._xscale =
_root.mapss.MAPS._xscale*0.005;
_root.mapss.MAPS.sprite._yscale =
_root.mapss.MAPS._yscale*0.005;
} else {
if (i == k) {
} else {
reset();
located();
_root.mapss.MAPS.attachMovie("Sprite
Location","sprite",1000,{_x:_root.mapss.MAPS[lokasi]._x,
_y:_root.mapss.MAPS[lokasi]._y});
97
_root.mapss.MAPS.sprite._xscale =
_root.mapss.MAPS._xscale*0.005;
_root.mapss.MAPS.sprite._yscale =
_root.mapss.MAPS._yscale*0.005;
}
}
hasil.text = loc[i].h;
} else {
hasil.text = "NOT FOUND !!!";
}
};
Penjelasan :
#include "data.as"
Merupakan actionscript untuk menjalankan external actionscript file.
string2 = input.toLowerCase();
Memberi nilai ke string2
} else {
if (i == k) {
} else {
reset();
located();
_root.mapss.MAPS.attachMovie("Sprite
Location","sprite",1000,{_x:_root.mapss.MAPS[lokasi]._x,
_y:_root.mapss.MAPS[lokasi]._y});
_root.mapss.MAPS.sprite._xscale =
_root.mapss.MAPS._xscale*0.005;
98
_root.mapss.MAPS.sprite._yscale =
_root.mapss.MAPS._yscale*0.005;
}
}
hasil.text = loc[i].h;
} else {
hasil.text = "NOT FOUND !!!";
}
};
Ketika tombol cari ditekan akan melakukan statement for kemudian statement
if berisi pengecekan terhadap string2 dan string1 lalu melakukan break.
Jika nilai k lebih dari ukuran array, melakukan penggantian property
_root.mapss.MAPS.
Jika tidak akan muncul tulisan not found.
4.2. Tampilan Aplikasi
4.2.1. Tampilan Halaman Menu
Halaman menu merupakan halaman yang muncul pertama. Halaman menu
merupakan halaman yang berisi menu dari halaman yang lain.
Gambar 4. 3. Halaman Menu
99
4.2.2. Halaman Map
Halaman map merupakan halaman yang berisi peta wisata Karesidenan
Surakarta.
Gambar 4. 4. Halaman Map
4.2.3. Halaman Event
Halaman Event adalah halaman yang berisi acara-acara yang rutin diadakan di
Karesidenan Surakarta.
Gambar 4. 5. Halaman Event
100
4.2.4. Halaman History
Halaman yang menyajikan tentang Sejarah berdirinya Karesidenan Surakarta.
Gambar 4. 6. Halaman History
4.2.5. Halaman Others
Halaman yang menyajikan informasi-informasi penting yakni daftar hotel,
daftar restaurant, dan lain-lain.
Gambar 4. 7. Halaman Others
101
4.3. Evaluasi Aplikasi
4.3.1. Kelebihan Aplikasi
Berisi deskripsi lokasi wisata seluruh Karesidenan Surakarta yakni mencakup
Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri,
Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Klaten serta search
tempat lokasi wisata.
4.3.2. Kekurangan Aplikasi
Kurangnya informasi pelengkap obyek wisata serta tidak terdapat skala peta
pada beberapa objek wisata, sehingga tidak dapat memperkirakan jarak objek
wisata tersebut.
102
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Telah dibuat sebuah Peta Wisata Karesidenan Surakarta Berbasis Flash yang dapat
digunakan sebagai Tour Guide Map. Dengan Peta Wisata Karesidenan Surakarta Berbasis
Flash ini dapat melihat deskripsi dan lokasi obyek wisata Karesidenan Surakarta yang
mencakup Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten
Wonogiri, Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Klaten.
5.2. Saran
Perlunya informasi kuliner dan pelengkap obyek wisata lainnya serta
diperlukan skala peta pada Peta Wisata Karesidenan Surakarta sehingga info yang
ada pada peta tersebut lebih lengkap dan tepat.
103
DAFTAR PUSTAKA
http://www.adobe.com/products/flashplayer/ diakses pada tanggal 26 Juli 2010
http://boyolalikab.go.id/?hlm=117 diakses pada tanggal 04 Juni 2010
http://boyolalikab.go.id/?hlm=118 diakses pada tanggal 04 Juni 2010
http://boyolalikab.go.id/?hlm=119 diakses pada tanggal 04 Juni 2010
http://boyolalikab.go.id/?hlm=120 diakses pada tanggal 04 Juni 2010
http://boyolalikab.go.id/?hlm=121 diakses pada tanggal 04 Juni 2010
http://boyolalikab.go.id/?hlm=122 diakses pada tanggal 04 Juni 2010
http://boyolalikab.go.id/?hlm=129 diakses pada tanggal 04 Juni 2010
http://id.wikipedia.org/wiki/Karesidenan_Surakarta/ diakses pada tanggal 04 Juni
2010
http://www.karanganyar.go.id/engine/index.php?option=com_content&task=blog
category&id=41&Itemid=87 diakses pada tanggal 04 Juni 2010
http://www.karanganyar.go.id/engine/index.php?option=com_content&task=blog
category&id=42&Itemid=88 diakses pada tanggal 04 Juni 2010
http://www.karanganyar.go.id/engine/index.php?option=com_content&task=blog
category&id=43&Itemid=89 diakses pada tanggal 04 Juni 2010
http://www.karanganyar.go.id/engine/index.php?option=com_content&task=blog
category&id=44&Itemid=90 diakses pada tanggal 04 Juni 2010
http://www.karanganyar.go.id/engine/index.php?option=com_content&task=blog
category&id=45&Itemid=91 diakses pada tanggal 04 Juni 2010
http://www.pariwisataboyolali.info/2007/10/desa-wisata.html diakses pada
tanggal 04 Juni 2010
http://www.pariwisataklaten.com/tempatwisata.php?id=01 diakses pada tanggal
04 Juni 2010
http://www.pariwisata.wonogirikab.go.id/home.php diakses pada tanggal 04 Juni
2010
104
http://www.pasarsolo.com/pasar-tradisional-solo.html/ diakses pada tanggal 04
Juni 2010
http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=100 diakses pada tanggal 04 Juni
2010
http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=101 diakses pada tanggal 04 Juni
2010
http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=102 diakses pada tanggal 04 Juni
2010
http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=103 diakses pada tanggal 04 Juni
2010
http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=104 diakses pada tanggal 04 Juni
2010
http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=105 diakses pada tanggal 04 Juni
2010
http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=106 diakses pada tanggal 04 Juni
2010
http://www.sukoharjokab.go.id/index.php?pilih=hal&id=10 diakses pada tanggal
04 Juni 2010
Lukmanul Hakim dan Siti Mutmainah. 2003. Teknik Jitu Menguasai Flash MX.
PT Elex Media Komputindo.
Peta Kabupaten Boyolali, cetakan PT. Karya Pembina Swajaya.
Peta Kabupaten Karangnyar, cetakan PT. Karya Pembina Swajaya.
Peta Kabupaten Klaten, cetakan PT. Karya Pembina Swajaya.
Peta Kabupaten Sragen, cetakan PT. Karya Pembina Swajaya
Peta Kabupaten Sukoharjo, cetakan PT. Karya Pembina Swajaya
Peta Kabupaten Wonogiri, cetakan PT. Karya Pembina Swajaya
Peta Kota Solo, cetakan Peta Kita
Suyanto, M. 2003. Multimedia alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing,
Andi Yogyakarta.