TRAKEOSTOMI

download TRAKEOSTOMI

of 21

description

muchsan siregar

Transcript of TRAKEOSTOMI

TRAKEOSTOMI

Disusun Oleh : Hartika Prasetia

TRAKEOSTOMITrakeostomi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengatasi pasien dengan ventilasi yang tidak adekuat dan obstruksi jalan pernafasan bagian atas. Insisi yang dilakukan pada trakea disebut dengan trakeotomi sedangkan tindakan yang membuat stoma selanjutnya diikuti dengan pemasangan kanul trakea agar udara dapat masuk ke dalam paru-paru dengan menggunakan jalan pintas jalan nafas bagian atas disebut dengan trakeostomiLatar BelakangPertama kali dikemukakan oleh Aretaeus dan Galen pada abad pertama dan kedua sesudah masehi. Walaupun teknik ini dikemukakan berulang kali setelah itu, tetapi orang pertama yang diketahui secara pasti melakukan tindakan ini ialah Antonio Brasavola pada tahun 1546. Prosedur ini disebut dengan berbagai istilah, antara lain laringotomi dan bronkotomi sampai istilah trakeostomi diperkenalkan oleh Heister pada tahun 1718Trakea adalah tabung yang dapat bergerak dengan panjang kurang lebih 5 inci (13 cm) dan berdiameter 1 inci (2,5 cm). Trakea memiliki dinding fibroelastis yang tertanam di dalam balok-balok kartilago hialin yang berbentuk U yang mempertahankan lumen trakea tetap terbuka. Ujung posterior kartilago yang bebas dihubungkan oleh otot polos yang disebut otot trakealis.ANATOMI TRAKEA

Trakea berpangkal di leher, dibawah cartilage cricoidea laryng setinggi korpus vertebre cervical VI. Ujung bawah trakea terdapat didalam thoraks setinggi angulus sternalis (pinggir bawah vertebre thoracica IV) membelah menjadi bronkus prinsipalis (utama) dextra dan sinistra. Bifurcation trakea ini disebut carina. Pada inspirasi dalam carina turun sampai setinggi vertebre thoracica VI.

Trakea dipersarafi oleh cabang-cabang nervus vagus, nervus laringeus reccurens, dan truncus sympaticus, saraf-saraf ini mempersarafi otot-otot trakea dan membrane mucosa yang melapisi trakea

Trakea dilapisi oleh epitel respirasi. Sejumlah sel-sel goblet terdapat di antara sel-sel epitelnya, dan jumlah tergantung ada tidaknya iritasi kimia atau fisika dari epitelium (yang dapat meningkatkan jumlah sel goblet.Pada lapisan epitel terdapat sel brush, sel endokrin (sel granul kecil), sel klara (sel penghasil surfaktan) dan sel serous.HISTOLOGI TRAKEALapisan-lapisan pada trakea meliputi lapisan mukosa, lapisan submukosa dan lapisan tulang rawan trakeal dan lapisan adventitia. Lapisan mukosa meliputi lapisan sel-sel epitel respirasi dan lamina propria. Lamina proprianya banyak mengandung jaringan ikat longgar dengan banyak serabut elastik, yang selanjutnya membentuk membran elastik yang menghubungkan lapisan mukosa dan submukosa. Pada submukosa terdapat kelenjar muko-serous yang mensekresikan sekretnya menuju sel-sel epitel.

Trakea dilapisi dengan sel goblet dan sel epitel bersilia, yang memproduksi lendir. Lendir membasahi udara, ketika melewati saluran pernapasan. Garis lendir sel-sel dari batang tenggorokan untuk menjebak partikel asing yang dihirup, seperti debu atau bakteri yang telah lolos dari rambut rongga hidung. Partikel-partikel terperangkap kemudian dikeluarkan sebagai dahak. Dalam sistem pernapasan, trakea berfungsi sebagai saluran aliran udara ke paru-paru. Struktur trakea sedemikian rupa sehingga setiap kerusakan yang terjadi pada trakea dapat berpotensi mengancam nyawa.FISIOLOGI TRAKEATrakeostomi adalah tindakan membuat lubang pada dinding depan/ anterior trakea untuk mempertahankan jalan napas.

Menurut etak stoma trakeostomi dibedakan menjadi trakeostomi letak tinggi dan trakeostomi letak rendah dan batas letak ini adalah cincin trakea ketiga.Sedangkan menurut waktu dilakukan tindakan trakeostomi maka trakeostomi dibagi menjadi:Trakeostomi darurat dan segera dengan persiapan sarana sangat kurangTrakeostomi berencana (persiapan sarana cukup) dan dapat dilakukan secara baik (lege artis)

DEFENISI TRAKEOSTOMIMengatasi obstruksi laryng berupa sumbatan parsial saluran napas bagian atas (cedera maksillofasial, edema epiglottis, benda asing).Mengurangi ruang rugi (dead air space) disaluran nafas bagian atas seperti daerah rongga mulut sekitar lidah dan faryng, dengan adanya stoma maka seluruh oksigen yang dihirupnya akan masuk kedalam paru, hal ini berguna pada pasien dengan kerusakan paru, yang kapasitas vitalnya berkurangMempermudah pengisapan sekret dari bronkus pada pasien yang tidak dapat mengeluarkan sekret secara fisiologis, misalnya pada psien dalam kondisi koma.Untuk memasang respirator (alat bantu pernafsan)Untuk mengambil benda asing dari subglotis, apabila tidak memiliki fasilitas untuk bronkoskopi.INDIKASITrakeostomi dapat dilakukan untuk tujuan terapi atau sebagai suatu prosedur berencana. Trakeostomi berencana mungkin diperlukan apabila diperkirakan akan terjadi masalah pernapasan pada pasien pascabedah pada kepala, leher atau thoraks atau pasien dengan insufisiensi paru kronik.Indikasi yang jarang adalah pada pasien dengan intubasi orotrakea sukar dilakukan atau tak mungkin dilakukan dengan tujuan anestesi umum. Trakeostomi juga harus dilakukan sebelum pembedahan tumor-tumor orofaring atau laring untuk menghindari manipulasi tumor yang tidak perluSatu satunya kontraindikasi trakeostomi ialah pasien dengan obstruksi laryng oleh tumor ganas, karena pada beberapa kasus, trakeostomi yang dilakukan lebih dari 48 jam sebelum pembedahan defnitif , menyebabkan insiden kekambuhan pada stoma bertambah. Pada waktu laringektomi sangat sulit melakukan eksisi luas pada trakeostomi rendah. Oleh karena itu jalan napas sementara dapat diadakan dengan mengangkat sebagian tumor secara endoscopy atau melakukan cricothyroidektomiKONTRAINDIKASIMengurangi jumlah ruangan hampa dalam trakheobronkial, 70-100ml. Mengurangi tahanan aliran udara pernapasan, yang selanjutnya mengurangi kekuatan yang diperlukan untuk memindahkan udara, sehingga mengakibatkan peningkatan regangan total dan ventilator alveolus yang lebih efektif, asal lubang trakeostomi cukup besar.Proteksi terhadap aspirasi.Memungkinkan pasien menelan tanpa reflek apnea, yang sangat penting pada pasien dengan gangguan pernapasan.Memungkinkan jalan masuk langsung ketrakea untuk pembersihan.Memungkinkan pemberian obat-obatan ketraktus trakeobronkial.Mengurangi kekuatan batuk.

FUNGSI TRAKEOSTOMITrakeostomi dilakukan dengan pasien dalam posisi tidur telentang (supinasi), bahu diganjal dengan bantalan kecil sehingga memudahkan kepala untuk diekstensikan pada persendiann atlanto oksipital, dengan posisi seperti ini leher akan lurus dan trakea akan terletak digaris medial dekat permukaan leher. Posisi ini sulit dipertahankan pada pasien yang sadar dengan gangguan pernapasan sehingga mungkin perlu dipegangi pada posisi tertentu.TEKNIK TRAKEOSTOMI Kulit daerah leher dibersihkan secara aseptik dan antiseptik dan ditutup dengan kain steril. Anestesi tidak diperlukan pada pasien yang tidak sadar. Anestesi lokal pada umumnya sudah cukup. Anestesi lokal diberikan dengan infiltrasi kulit pada garis insisi (dipertengahan cricoid dengan fosa suprasternal) dan bahan disuntikkan kejaringan yang lebih dalam digaris tengah sampai pada dinding trakea anterior. Lidocin (xylocain)1% dengan epinefrin 1:150.000 merupakan obat yang memberikan hasil yang memuaskan

Insisi kulit dapat vertical digaris tengah leher mulai dibawah cricoid sampai fosa suprasternal atau jika membuat sayatan horizontal dilakukan pada pertengahan jarak antara kartilago cricoid dengan fosa suprasternal atau kira-kira 2 jari dibawah cricoid orang dewasa. Sayatan jangan terlalu sempit, dibuat kira-kira 5 cm.

Dengan gunting panjang yang tumpul kulit serta jaringan dibawahnya dipisahkan lapis demi lapis dan ditarik kelateral dengan pengait tumpul, sampai tampak trakea yang berupa pipa dengan susunan cincin-cincin tulang rawan yang berwarna putih. Bila lapisan kulit dan jaringan dibawahnya dibuka tepat ditengah maka trakea ini mudah ditemukan.Pembuluh darah vena jugularis anterior yang tampak ditarik kelaterl. Istmus thyroid yang ditemukan ditarik ke atas supaya cincin trakea jelas terlihat, jika tidak mungkin istmus thyroid diklem pada dua tempat dipotong ditengahnya. Sebelum klem ini dilepaskan istmus thyroid diikat kedua tepinya dan disisihkan kelateral, perdarahan dihentikan dan jika perlu diikat.Lakukan aspirasi dengan cara menusukkan jarum pada membran antara cincin trakea dan akan terasa ringan waktu ditarik. Buat stoma dengan memotong cincin trakea ketiga dengan menggunakan gunting yang tajam. Kemudian dipasang kanul trakea dengan ukuran yang sesuai. Kanul difiksasi dengan tali pada leher pasien dan luka oerasi ditutup dengan kasa.

Humidifikasi.Fiksasi harus aman dan ganti setiap hari.Bersihkan luka setiap 6 atau 8 jam atau sesering yang diperlukan.Penghisapan trakeobronkial dilakukan dengan mengindahkan kaidah dan antisepsis. Gunakan kateter dan sarung tangan steril.Radiografi dada harus diambil untuk konfirmasi posisi ujung pipa. Pipa dipertahankan selama 7 hari setelah itu ganti setiap 4 hari. Bila digunakan pipa metal, pipa bagian dalam dapat sering diganti tanpa mengganti pipa utama.Kultur luka dan sputum harus diperiksa.

PERAWATAN PASCA TRAKEOSTOMITERIMAKASIH