TRADISI ZIARAH GUA MARIA KEREP AMBARAWA DAN PENGARUH ...

22
1 TRADISI ZIARAH GUA MARIA KEREP AMBARAWA DAN PENGARUH BUDAYA JAWA OLEH: FRANSISKA DEWI SETIOWATI SUNARYO PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA 2016

Transcript of TRADISI ZIARAH GUA MARIA KEREP AMBARAWA DAN PENGARUH ...

Page 1: TRADISI ZIARAH GUA MARIA KEREP AMBARAWA DAN PENGARUH ...

1

TRADISI ZIARAH GUA MARIA KEREP AMBARAWA

DAN PENGARUH BUDAYA JAWA

OLEH:

FRANSISKA DEWI SETIOWATI SUNARYO

PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA

2016

Page 2: TRADISI ZIARAH GUA MARIA KEREP AMBARAWA DAN PENGARUH ...

2

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………..2

II. FIGUR MARIA DALAM TRADISI KATOLIK ………………………………3

2.1 Maria Pada Awal Mula Kekatolikan………………………………………..3

2.2 Maria Dalam Tradisi Katolik Di Dunia…………………………………..…6

2.3 Penampakan Maria dan Mukjizat…………………………………………...7

III.TRADISI ZIARAH GUA MARIA BAGI UMAT KATOLIK DI JAWA

TENGAH………………………………………………………………………….9

3.1 Gua Maria Lourdes Sendangsono : Cikal Bakal Kekatolikan di Jawa…..9

3.2 Sejarah Gua Maria Kerep Ambarawa……………………………………..11

3.2.1 Awal Pembangunan Gua Maria Kerep Ambarawa (GMKA)…….11

3.2.2 Proses Pengelolaan dan Perkembangan Tahap Lanjut GMKA……12

IV. PENGARUH ALAM PIKIRAN JAWA TERHADAP TRADISI ZIARAH GUA

MARIA DI JAWA TENGAH……………………………………………………16

V. KONTRIBUSI GUA MARIA TERHADAP MASYARAKAT………………..19

VI. KESIMPULAN………………………………………………………………..…22

VII. DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..…24

Page 3: TRADISI ZIARAH GUA MARIA KEREP AMBARAWA DAN PENGARUH ...

3

BAB I

PENDAHULUAN

Masing-masing aliran kepercayaan dan agama di Indonesia mempunyai beraneka

ragam tradisi. Salah satu tradisi yang banyak dilakukan di Indonesia, khususnya di Jawa

adalah tradisi ziarah mengunjungi tempat-tempat pethilasan, dan dalam tradisi Katolik adalah

ziarah mengunjungi gua-gua Maria. Tradisi ziarah gua Maria mempunyai akar historis yang

berbeda dengan tradisi ziarah dalam budaya Jawa. Berawal dari penghormatan terhadap

pribadi Maria, ibu Yesus, kemudian berkembang menjadi tempat peziarahan yang menjadi

magnet bagi jutaan umat Katolik di seluruh dunia. Proses perkembangan kekatolikan di pulau

Jawa pun tidak bisa dilepaskan dari pentingnya tradisi ziarah gua Maria. Tempat ziarah gua

Maria Sendangsono mempunyai ikatan sejarah yang erat dengan peristiwa pembaptisan umat

Katolik pertama di Dusun Kalibawang yang menjadi cikal bakal berkembangnya agama

Katolik di tanah Jawa. Tempat ziarah gua Maria Kerep Ambarawa dibangun dengan tujuan,

selain untuk membangun kedalaman spiritual umat Katolik, juga untuk membangun dialog

antar umat beragama. Tradisi ziarah gua Maria memang sudah tumbuh sejak awal masa

perkembangan kekatolikan, mulai dari Israel sampai ke Eropa dan kemudian berkembangan

di Negara-negara Baru (Amerika, Asia, dan Afrika) melalui ekspedisi penjelajahan dan

penjajahan bangsa Spanyol dan Portugis. Namun, kelestarian tradisi tersebut tidak bisa

dilepaskan dari peranan budaya Jawa. Di dalam tulisan ini kita juga akan melihat unsur-unsur

dalam budaya Jawa yang mempengaruhi tradisi ziarah gua Maria di Indonesia, khususnya di

Jawa Tengah.

Page 4: TRADISI ZIARAH GUA MARIA KEREP AMBARAWA DAN PENGARUH ...

4

BAB II

FIGUR MARIA DALAM TRADISI KATOLIK

2.1 Maria pada awal mula Kekatolikan

Dalam kehidupan Gereja Katolik, Maria merupakan sosok pribadi yang mempunyai

tempat sungguh istimewa. Gereja Katolik sangat menghormatinya, sehingga dapat kita lihat,

begitu kuat kebaktian terhadap Maria. Apakah keistimewaan dari Maria?

Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah

kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan

seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu

masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai

engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah

arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau

beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan

akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia

akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah

akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi

raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan

berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi,

karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun

atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang

akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet,

sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan

inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada

yang mustahil." Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku

menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia. (Lukas 1:26-38).

Pada kutipan yang diambil dari Injil Lukas di atas kita mengetahui bahwa Maria

adalah seorang perawan berasal dari Nazaret, salah satu kota di Galilea. Tiba-tiba Ia

kedatangan seorang malaikat yang bernama Gabriel. Malaikat itu menyampaikan pesan dari

Allah bahwa Maria akan mengandung seorang bayi yang akan diberi nama Yesus, yang

nantinya akan menyelamatkan seluruh ciptaan dan seluruh umat manusia dari jerat dosa.

Seperti yang dikatakan oleh malaikat Gabriel, umat Katolik mempercayai bahwa Yesus

adalah Anak Allah, atau Allah yang menjelma menjadi manusia. Sebagaimana dituliskan

Page 5: TRADISI ZIARAH GUA MARIA KEREP AMBARAWA DAN PENGARUH ...

5

dalam kutipan Injil di atas, umat Katolik juga mempercayai bahwa Maria tetap perawan baik

sebelum maupun sesudah ia mengandung dan melahirkan Yesus. Dengan kata lain, proses

kehamilannya terjadi karena tanpa melalui hubungan seksual antara suami dan istri,

melainkan karena karunia dari Allah. Dalam tradisi Yahudi saat itu, seorang wanita yang

kedapatan mengandung tanpa suami akan dituduh berzinah dan hukumannya adalah rajam

sampai mati. Pada kisah selanjutnya, Allah mengutus Yusuf, seorang tukang kayu, yang

merupakan keturuan Raja Daud, untuk mengangkat Maria sebagai istrinya. Dengan begitu

Maria pun bisa terhindar dari tuduhan zinah dan hukuman rajam. Selanjutnya, Yesus akan

lahir dan tumbuh dewasa dalam naungan dan bimbingan Maria dan Yusuf. Umat Katolik

menghormati Maria sebagai orang suci salah satunya karena teladan penyerahan dirinya yang

total kepada panggilan Ilahi.

Seperti halnya relasi antara ibu dan anak pada umumnya, dalam perjalanan hidupnya

Maria mempunyai relasi yang sangat mesra dan mendalam dengan putranya, Yesus. Maria

tidak pernah terpisah dari putranya, sejak Yesus ada dalam kandungannya sampai saat Yesus

disiksa dan diolok-olok karena imannya, serta sampai Yesus wafat di kayu salib. Kedukaan

bukan akhir dari cerita. Maria juga merasakan peristiwa gembira, yaitu ketika Yesus bangkit

dari kematian dan menampakkan diri kepada Maria dan para pengikutnya. Dan pada

akhirnya, sesuai dengan yang tertulis dalam tradisi, Gereja Katolik mempercayai bahwa

Bunda Maria tidak mengalami kematian melainkan kebangkitan. Seperti Yesus yang bangkit

dari kematian dan naik ke surge, demikian pula Maria. Berkat karunia Allah, Maria tidak

mengalami kematian melainkan diangkat ke surga. Kisah mengenai kebangkitan Maria ini

tidak dituliskan dalam Kitab Suci melainkan diwariskan turun temurun dari tradisi Gereja

Katolik sejak awal hingga saat ini.

Lewat kedekatan relasi inilah, Gereja katolik mempunyai keyakinan yang mendalam

bahwa Maria sungguh-sungguh istimewa, baik dihadirat Allah maupun manusia. lewat

perjalanan sejarah Gereja dalam bimbingan Roh Kudus, lewat berbagai konsili Nicea, Konsili

Efesus, konsili Kalcedon menetapkan bahwa Yesus sebagai Anak Allah, yang memang

sungguh-sungguh Allah oleh karena sehakikat dengan Bapa, menjadi daging, menjadi

manusia begitu rupa, sehingga Ia adalah Allah dan manusia (secara serentak), namun tetap

satu. Karena Yesus adalah benar-benar Allah, maka ibu Yesus menjadi ibu Allah. Istilah

"Mater Dei" (bahasa latin) yang artinya Bunda Allah, mulai disebut pada abad ke IV.

2.2 Maria dalam tradisi Katolik di Dunia

Page 6: TRADISI ZIARAH GUA MARIA KEREP AMBARAWA DAN PENGARUH ...

6

Berdoa kepada Allah dengan perantaraan Maria dan berdevosi kepadanya adalah

praktek atau tradisi yang dilakukan oleh orang Katolik di seluruh dunia. Pemahaman tentang

Maria sebagai perantara Yesus dimulai dengan mukjizat berubahnya air menjadi anggur

dalam pesta pernikahan di Kana. Menurut Injil Yohanes, Maria berkata kepada Yesus,

“Mereka tidak mempunyai anggur,” dari situ dimulailah mukjizat pertama Yesus.

Tahun 431, pada Konsili di Efesus, Gereja Katolik secara resmi menyebut Maria

sebagai “Theotokos”, Bunda Allah. Itulah penghormatan tertinggi yang diberikan oleh Gereja

Katolik kepada Maria. Sebagai simbol universal dari cinta keibuan, begitu pula simbol

penderitaan dan pengorbanan, Maria sering menjadi batu pijakan bagi kerinduan manusia

akan makna. Ia menjadi penghubung antara manusia dengan Yang Ilahi. Jubahnya menjadi

simbol keamanan dan perlindungan. Paus Fransiskus, ketika ditanya apakah arti Maria

baginya, jawabnya, “Dia adalah ibu saya.”

Dalam sejarah perkembangan Gereja Katolik, muncul beberapa laporan tentang

penampakan Maria yang seringkali dialami oleh anak-anak yang berasal dari keluarga

miskin, atau mereka yang tinggal di tempat terpencil dan penuh konflik. Penampakan Maria

biasanya disertai dengan tanda-tanda yang ajaib seperti matahari yang berputar atau

munculnya mata air. Tanda-tanda ajaib yang menyertai penampakan Maria semakin

menambah kepercayaan dan rasa takjub orang-orang pada figure Maria.

Di Eropa muncul beberapa tempat ziarah gua Maria yang kemudian menjadi tujuan

yang ramai dikunjungi oleh para turis, di antaranya Maria Guadalupe di Mexico, Fatima di

Portugal, Knock di Irlandia, dan yang termahsyur adalah Lourdes di Perancis. Tempat-tempat

ziarah itu memperoleh keuntungan finansial ribuan juta dollar setiap tahunnya dan mampu

menyediakan lapangan pekerjaan bagi ribuan orang. Maria juga menjadi inspirasi bagi karya

seni dan arsitektur (Patung “Pieta” karya Michelangelo, Katedral Notre Dame), demikian

pula dalam bidang puisi, liturgi, dan musik. Dan dia menjadi pedoman spiritual bagi miliaran

orang, tak peduli betapa terpencilnya mereka.

Umat Muslim dan Kristen memandang Maria sebagai pribadi yang paling suci di

antara para wanita, dan namanya “Mariam” muncul lebih sering di dalam Al-Quran daripada

di dalam Injil. Di dalam Injil, Maria hanya empat kali berbicara. Dimulai saat Malaikat

Gabriel mengunjungi Maria dan menyampaikan kabar kepadanya bahwa ia akan

“mengandung Anak Allah Yang Maha Tinggi.” Maria menjawab, “Inilah aku, hamba Allah.”

Kemudian Maria, juga masih di dalam Injil Lukas, menyampaikan kidung Pujian, pada masa

Page 7: TRADISI ZIARAH GUA MARIA KEREP AMBARAWA DAN PENGARUH ...

7

awal kehamilannya: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembiran karena Allah,

Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai

dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia karena Yang Mahakuasa telah

melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan namaNya adalah kudus…” (Lukas 1:46-

55). Memang pada kenyataannya, miliaran orang di dunia menyebutnya sebagai wanita yang

terberkati.

Dalam perkembangan sejarah kekatolikan di dunia, yakni dimulai tahun 1500an, figur

Maria menjadi popular bersamaan dengan misi Spanyol menaklukkan wilayah-wilayah

jajahan. Dalam misi penjajahan Spanyol itulah para misionaris datang ke negara-negara

jajahan untuk menyebarkan agama Katolik sekaligus di dalamnya adalah memperkenalkan

figur Maria.

2.3 Penampakan Maria dan Mukjizat

Dalam majalah National Geographic bulan Desember 2015, disebutkan bahwa

seorang sarjana teknik mesin lulusan Standford University, Michael O’Neill (39) telah

mengembangkan sebuah situs, MiracleHunter.com, yang berisikan data-data tentang

penampakan Maria dimulai sejak tahun 40 (Masa awal bertumbuhnya kekristenan).

Investigasi sistematis tentang penampakan Maria mulai dilakukan oleh Gereja Katolik sejak

lebih dari 450 tahun yang lalu. Menurut situs tersebut, dari 2.000 laporan tentang

penampakan, hanya 28 di antaranya yang disetujui oleh pimpinan Gereja setempat (uskup).

Uskup selaku pimpinan gereja setempat adalah juga orang yang mempunyai otoritas untuk

menentukan apakah penampakan yang “ajaib” itu sungguh-sungguh bisa dipercaya atau

tidak. Dari 28 laporan tersebut, hanya 16 yang diakui oleh Vatikan.

Vatikan mempunyai prosedur untuk menentukan apakah Gereja perlu mengumumkan

sebuah penampakan itu adalah mukjizat atau bukan. Kesehatan mental dari orang yang

menerima penampakan menjadi salah satu kriterianya, dan siapa pun yang diduga

mempunyai tujuan untuk mencari popularitas atau kekayaan dari penampakan Perawan

Maria, maka dengan sendirinya mereka diabaiakan dan dikecam. Seorang pastor Yesuit,

Robert Spitzer, S.J., yang juga adalah ilmuwan mengatakan bahwa “mukjizat itu melampaui

hukum fisika dan fisika alam. Spitzer mengatakan bahwa ilmu pengetahuan menyelidiki dan

menjelaskan hukum fisika yang terjadi di alam. Bisakah kita membuat penelitian saintifik

tentang mukjizat. Jawabnya tidak. Sains hanya menguji hukum fisika atau hasil-hasil fisika.

Vatikan tidak pernah menyetujui penampakan yang pesannya bertentangan dengan ajaran

Page 8: TRADISI ZIARAH GUA MARIA KEREP AMBARAWA DAN PENGARUH ...

8

gereja, dan umat Katolik didorong untuk tidak mempercayai penampakan tersebut. Gereja

bersikap kritis terhadap segala laporan mengenai penampakan atau mukjizat tentang Maria.

Pada dasarnya memang sulit dibedakan antara pesan yang disampaikan oleh Maria dan apa

yang ditangkap dan ditafsirkan oleh pribadi yang menerima penampakan tersebut. Pada

akhirnya memang kita kembalikan kepada iman masing-masing orang.

BAB III

Tradisi Ziarah Gua Maria bagi Umat Katolik di Jawa Tengah

Gua Maria adalah tempat ziarah khas umat Katolik, biasanya bangunan utamanya

dibentuk seperti gua tetapi ada juga yang berada pada gua alam asli. Disebut gua Maria

karena ditempatkannya patung Bunda Maria ibunda Yesus pada gua tersebut. Tempat itu

kemudian menjadi tempat ziarah umat Katolik untuk mendekatkan diri pada Allah Pencipta

yang Maha Kuasa dengan berdoa melalui perantaraan Bunda Maria dan tentu saja Yesus

Kristus.

Dalam tradisi agama Katolik keberadaan gua Maria punya sejarah panjang. Bunda

Maria beberapa kali menampakan diri pada orang-orang tertentu. Salah satu penampakan

yang paling terkenal adalah penampakan Bunda Maria kepada Bernadette Soubirous di

sebuah gua yang ada di kota Lourdes Perancis pada tahun 1858. Tempat itu kemudian

menjadi tempat ziarah gua Maria paling populer. Tempat ziarah ini pulalah yang kemudian

menjadi inspirasi untuk membuat tempat ziarah serupa pada komunitas Katolik setempat.

Dari situ muncullah tempat ziarah gua Maria dibanyak tempat di dunia termasuk di

Indonesia. Akan tetapi di Indonesia gua Maria bukan hanya terdapat patung Bunda Maria,

Page 9: TRADISI ZIARAH GUA MARIA KEREP AMBARAWA DAN PENGARUH ...

9

juga biasanya sepanjang jalan menuju gua Maria terdapat perhentian-perhentian untuk prosesi

jalan salib, serta di beberapa lokasi gua Maria juga ada gereja kecil.

Di Indonesia gua Maria paling tua dan paling terkenal adalah gua Maria Sendangsono

di Jawa tengah yang usianya lebih dari seratus tahun. Sedangkan salah satu gua Maria paling

eksotis barangkali adalah gua Maria Tritis di Wonosari, selatan Jogjakarta, Jawa Tengah yang

berada di gua alam sungguhan. Meskipun dibanyak lokasi gua Maria dikelilingi tempat-

tempat yang berpemandangan indah terutama di daerah-daerah yang jauh dari kota besar, gua

Maria bukan tempat rekreasi, melainkan adalah tempat ziarah, ini yang sering dilupakan oleh

orang yang berkunjung sehingga makna ziarahnya menjadi tidak jelas.

3.1 Gua Maria Lourdes Sendangsono: Cikal Bakal Kekatolikkan di Jawa

Sendang Sono dinamai berdasarkan letaknya. Sendang berarti mata air, sementara

Sono berarti pohon sono, sehingga nama itu menunjukkan bahwa sendang ini terletak di

bawah pohon sono. Sebelum tahun 1904, sendang ini lebih dikenal dengan nama Sendang

Semagung, berfungsi sebagai persinggahan para bhikku yang ingin menuju daerah Boro,

wilayah sebelah selatan Sendang Sono. Namun, sejak 20 Mei 1904 atau kedatangan Pastor

Van Lith, S.J. dan pembaptisan 173 warga Kalibawang menggunakan air sendang, tempat ini

mulai berubah fungsi sebagai tempat ziarah umat Katholik. Keberadaan Sendangsono tak

luput dari peran Romo Van Lith SJ, rohaniawan Belanda yang lama tinggal di Pulau Jawa.

Hal itu juga menandakan bahwa Sendangsono tidak bisa dilepaskan dari lingkaran sejarah

Gereja Katolik di Pulau Jawa mengingat Romo Van Lith sendiri merupakan salah satu

rohaniwan yang menyebarkan ajaran Katolik di Pulau Jawa. Peristiwa pembaptisan warga

Kalibawang yang terjadi lebih dari seabad yang lalu itulah yang menjadi cikal bakal

berkembangnya kekatolikkan di tanah Jawa.

Salah satu di antara 173 warga yang dibaptis itu adalah seorang pribumi yang

bernama Sarikromo (setelah dibaptis ia dikenal dengan nama Barnabas Sarikromo). Ia

dilahirkan pada tahun 1874. Ketika muda ia menderita sakit kaki yang sulit disembuhkan.

Dalam ia berjanji pada dirinya untuk mengabdikan diri pada Tuhan jika kakinya sembuh.

Dalam keadaan itulah Sarikromo bertemu dengan seorang pastor misionaris asal Belanda

yang bernama Van Lith, S.J. Dengan bantuan seorang temannya yang juga adalah misionaris

asal Belanda, Van Lith berhasil menyembuhkan Sarikromo dari sakitnya. Sesuai dengan

janjinya, akhirnya Sarikromo memberikan dirinya untuk dibaptis menjadi Katolik. Adapun

Sarikromo adalah sesepuh di desa asalnya, Desa Kalibawang. Mengetahui bahwa Sarikromo

Page 10: TRADISI ZIARAH GUA MARIA KEREP AMBARAWA DAN PENGARUH ...

10

dibaptis menjadi Katolik, warga desanya pun ikut memberikan dirinya untuk dibaptis.

Melalui peristiwa pembaptisan di sendang di bawah pohon sono itu, kekatolikan menjadi

semakin bertumbuh di tanah Jawa. Hal itu tidak mungkin terjadi tanpa perjuangan dan

dedikasi dari Barnabas Sarikromo dalam mengajarkan agama. Ia adalah pribumi pertama

yang menjadi guru Agama Katolik. Berkat kemampuannya berbahasa Jawa dan

pemahamannnya yang mendalam tentang budaya Jawa, agama Katolik dapat diterima secara

mendalam oleh semakin banyak orang pribumi. 25 tahun sesudah peristiwa pembaptisan itu,

pada 14 Desember 1929, Sendangsono diresmikan oleh Romo J.B. Prennthaler, S.J. sebagai

tempat peziarahan dan medali Pro Ecclesia et Pontifice (untuk Gereja dan Kepausan) dari

Paus Pius XI dianugerahkan kepada Barnabas Sarikrama atas jasa-jasanya. Makam Barnabas

Sarikromo terletak di dalam komplek gua Maria Sendangsono. Sementara makam pastor Van

Lith, S.J. berada di pemakaman Katolik di Muntilan, Jawa Tengah.

Sendangsono terletak di Desa Banjaroyo, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon

Progo, D.I. Yogyakarta. Pengelolannya berada di bawah tanggung jawab Paroki St. Maria

Lourdes di Promasan, Yogyakarta. Gua Maria ini ramai dikunjungi peziarah dari seluruh

Indonesia, khususnya pada bulan Mei dan bulan Oktober. Selain berdoa, pada umumnya para

peziarah mengambil air dari sumber. Mereka percaya bahwa air tersebut dapat

menyembuhkan penyakit.

Patung Bunda Maria di Sendangsono dipersembahkan oleh Ratu Spanyol yang begitu

susahnya diangkat beramai-ramai naik dari bawah Desa Sentolo oleh umat Kalibawang.

Pada 1945 Pemuda Katolik Indonesia berkesempatan berziarah ke Lourdes, dari sana mereka

membawa batu tempat penampakan Bunda Maria untuk ditanamkan di bawah kaki Bunda

Maria Sendangsono sebagai reliqui sehingga Sendangsono disebut Gua Maria Lourdes

Sendang Sono.

Dibangun secara bertahap sejak tahun 1974, hanya dengan mengandalkan sumbangan

umat. Budayawan dan rohaniawan, Y.B. Mangunwijaya yang memberi sentuhan arsitektur.

Konsep pembangunan kompleks Sendangsono ini bernuansa Jawa dan ramah lingkungan.

Bahan bangunannya memanfaatkan hasil alam. Tahun 1991, kompleks bangunan

Sendangsono mendapat penghargaan arsitektur terbaik dari Ikatan Arsitek Indonesia, untuk

kategori kelompok bangunan khusus. Pada 17 Oktober 2004, diadakan suatu prosesi dan

perayaan ekaristi kudus pada jam 10.00 oleh Uskup Agung Semarang, Mgr. Ignatius

Suharyo, Pr untuk memperingati 100 tahun Sendangsono.

Page 11: TRADISI ZIARAH GUA MARIA KEREP AMBARAWA DAN PENGARUH ...

11

3.2 Sejarah Gua Maria Kerep Ambarawa (GMKA)

3.2.1 Awal Pembangunan GMKA

Gua Maria Kerep Ambarawa termasuk pendahulu bagi munculnya gua-gua Maria di

Indonesia setelah Gua Maria Sendangsono di Kabupaten Kulonprogo (DIY) dan Gua Maria

Sriningsih di Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Gua yang didirikan tahun 1954 ini lahir dengan

sejarah yang sangat sederhana dan juga tidak berdasarkan suatu penampakan. Kelahiran

GMKA tak bisa lepas dari seorang berwarganegara Belanda yang bertugas sebagai pengelola

perkebunan di sekitar Ambarawa yang telah mempersembahkan tanah dan rumahnya kepada

Gereja. Oleh Gereja tanah dan rumah ini diberikan kepada Kongregasi Bruder Para Rasul

atau Bruder Apostolik.

Kongregasi ini didirikan oleh Mgr. Albertus Soegijapranata dan beranggotakan orang-

orang pribumi serta berstatus sebagai kognregasi keuskupan. Sayang kongregasi ini tidak

dapat bertahan lama karena tak ada lagi peminatnya hingga akhirnya dibubarkan. Di tanah

biara inilah Gua Maria Kerep Ambarawa didirikan.

Pembangunan GMKA dimulai oleh Romo Bernardinus Soemarno, SJ dan Romo

Reijnders (mantan Direktur Kongregasi Bruder Apostolik). Pembangunan mulai

direalisasikan tahun 1954. Siswa-siswi sekolah guru yang tinggal di Asrama Bruderan dan

Susteran Ambarawa dikerahkan untuk mengumpulkan batu dari sungai Panjang dan

dikumpulkan di kebun Bruderan Apostolik Kerep. Di samping dikerjakan secara gotong-

royong, juga didukung oleh panitia resmi pada waktu itu yang terdiri dari Romo L. Koersen,

SJ dan Romo Haeken, SJ sebagai arsitek, Bruder B. Tjiptosutedjo sebagai tata batu, serta dua

tukang batu asal Desa Panjang dan Pojok bernama Wirosembodo dan Setro Sentono.

Gua Maria Kerep Ambarawa dibangun selama lebih kurang satu tahun. Selama

pembuatan melibatkan banyak murid asrama Sekolah Guru Kolese Santo Yusuf dan Sekolah

Guru Putri Santa Maria Ambarawa, anak-anak asrama Bruderan dan Susteran. Pembangunan

awal selesai kira-kira pada tanggal 25 Juli 1954. Tepat pada hari Minggu tanggal 15 Agustus

1954 Gua Maria Kerep Ambawara diberkati dan diresmikan oleh Bapak Uskup Agung

Semarang Mgr. A Soegijapranata, SJ. Patung Bunda Maria diberkati dengan air suci dari

Lourdes. Nampak sekali bahwa Gua Maria Kerep Ambarawa sejak semula diusahakan agar

Page 12: TRADISI ZIARAH GUA MARIA KEREP AMBARAWA DAN PENGARUH ...

12

bisa meniru kesakralan Gua Maria di Lourdes, hal ini tampak pada kemiripan patung

Perawan Maria di Lourdes.

3.2.2 Proses Pengelolaan dan Perkembangan Tahap Lanjut GMKA

Proses pembangunan tidak berhenti di sana. Pada tahap pembangunan selanjutnya,

dibentuk sebuah tim pengelola yang waktu itu diketuai FX Darmadi Hardjono dan Panitia

Pembangunan Gua Maria Kerep pada tanggal 29 Februari 1992. Panitia Pembangunan ini

diteguhkan dengan Surat Pengangkatan dari Bapak Uskup Agung Semarang, nomor

132/B1Vb/92, dengan Ketua Ignasius Djajus Adisaputro. Sejak saat itu panitia

pembangungan yang dibantu oleh Tim Fakultas Teknik Unika Soegijapranata bekerja keras

untuk merealisasikan program pembangunan yang telah ditetapkan.

Biaya yang digunakan untuk persiapan pembangunan berasal dari para dermawan dan

hasil persembahan kolekte misa. Pengalaman terkabulnya doa mendorong para peziarah

untuk bersyukur dan bermurah hati.

Tak jarang tempat ziarah juga menjadi tempat wisata bernilai plus. Di tempat ziarah

ini para peziarah boleh berharap dapat memperoleh mukjizat dari Allah. Di antaranya sembuh

dari sakit, dapat jodoh, naik pangkat, usaha tambahan maju, lulus sekolah, segera punya

momongan dan seabrek permintaan. Semua bisa terkabul apabila ada mukjizat dari ‘Atas; dan

kepercayaan yang kuat yang tertanam dalam diri masing-masing.

Gua Maria Kerep Ambarawa juga menjadi tempat berdoa baik pribadi maupun

keluarga. Di sini orang dapat berdoa kapan saja dan terbuka berkeluh-kesah mengenai

pengalaman hidup yang manis dan pahit, berseru-seru dan berhening diri, memuji dan

memohon kepada Yang Kuasa, kepada Yesus serta kepada Bunda Maria.

Dengan membanjirnya peziarah otomatis kotak dana yang disediakan oleh Tim

Pengelola GMKA terisi jumlah yang lumayan. Dari waktu ke waktu dana itu akhirnya

dikembalikan kepada para peziarah dalam bentuk fasilitas seperti tempat parkir yang luas,

halaman gua yang senantiasa bersih, ruang doa, stasi-stasi jalan salib, keamanan yang

memadai, taman doa, kapel adorasi, camping ground, dll. Jika dulu kompleks Gua Maria

Kerep Ambarawa terkesan sempit terutama pada bulan Mei dan Oktober , kini kondisinya

sudah berbeda jauh.

Page 13: TRADISI ZIARAH GUA MARIA KEREP AMBARAWA DAN PENGARUH ...

13

Kompleks yang luas dibeli sedikti demi sedikit. Dana didapat dari pinjaman,

sumbangan dermawan dan tentu saja dari sumbangan para peziarah. Banyak umat yang

doanya terkabul saat berziarah di tempat lain, namun mereka mengungkapkan rasa syukurnya

malah di sini, tentu sajas diterima dengan senang hati.

Perlu diketahui pula bahwa Tim Pengelola (TP) GMKA yang diangkat oleh Bapak

Uskup sungguh-sungguh bekerja dalam pengabdian dan tanpa gaji. Namun sebaliknya TP

GMKA dapat menggaji 44 karyawan dengan upah di atas UMR yang berlaku. Meski GMKA

telah dikenal dan dibanjiri peziarah, namun Pemda Ambarawa tidak menjadikannya sebagai

sumber pendapatan asli daerah.

Tempat-tempat di seputar GMKA, kecuali sekitar pelataran gua, sering digunakan

untuk kegiatan ibadat dari umat Kristen, seperti GKMI (Gereja Kristen Muria), GKJ (ereja

Kristen Jawa), GPDI (Gereja Protestan di Indonesia); GBI (Gereja Betel Indonesia); GBI

(Gereja Baptis Indonesia), dan masih banyak lagi gereja-gereja Kristen yang ada di

Indonesia. Mereka menggunakan Gua Maria Kerep Ambarawa sebagai tempat untuk berdoa

atau beribadat, perayaan Natal bersama, Paskah bersama dan sekaligus untuk mengajak

umatnya berekreasi rohani agar tidak terjadi kejenuhan dalam ibadatnya.

Mereka yang datang ke GMKA rupanya tak hanya dari yang beriman kepada Kristus.

Mereka juga ada yang berasal dari umat kepercayaan lain, seperti Islam, Hindu, dan Budha.

Mereka hadir di Gua Maria Kerep Ambarawa dengan tujuan mereka masing-masing seperti

yang hanya ingin memperoleh suasana hening di tempat ini, berdoa atau hanya ingin rekreasi

dan ingin tahu suasana. Mereka hadir karena memang sudah menjadi niatan ataupun hanya

mampir, kebetulan mereka melewati jalan tersebut saat akan pergi ke Semarang atau ke

Yogyakarta.

Sebagai imbalan dan bentuk ungkapan syukur, GMKA turut mensejahterakan

ekonomi masyarakat sekitar. Para PKL disediakan kios-kios yang cukup representative, yang

dipakai untuk berjualan benda-benda rohani, barang-barang devosi, bermacam-macam

makanan dan souvenir. Setiap kali diadakan doa novena pada bulan September sampai Mei

tahun berikutnya, para pemuda dari tempat di sekitar Kerep dipercaya untuk mengelola

parker.

Perlu ditekankan pula bahwa Gua Maria bukan tempat wisata. Sangat diharapkan

bahwa bagi siapa saja yang datang ke sini supaya mengetahui bahwa GMKA adalah tempat

Page 14: TRADISI ZIARAH GUA MARIA KEREP AMBARAWA DAN PENGARUH ...

14

untuk beribadah. Tempat yang telah disucikan. Maka setiap tindakan, setiap perbuatan dan

setiap ucapan yang bertentangan dengan maksud ibadah, harus dijauhkan. Suasana hening

yang mendukung suasana ibadah hendaknya selalu dipatuhi oleh siapa saja.

Keberadaan gua Maria mempunyai arti yang penting bagi Gereja Katolik di

Indonesia, khususnya di Jawa. Keberadaan gua Maria Sendangsono menandai peristiwa

pembaptisan warga dusun Kalibawang yang menjadi cikal bakal pengikut agama Katolik di

pulau Jawa dengan dua tokohnya saat itu adalah Pastor Van Lith, S.J. dan seorang awam

yang benama Barnabas Sarikromo. Berbeda halnya dengan gua Maria Sedangsono yang

diawali dengan peristiwa sejarah yang sangat penting bagi Gereja Katolik, gua Maria Kerep

Ambarawa diawali dengan peristiwa yang sangat sederhana. Baik gua Maria Sendangsono

maupun gua Maria Kerep Ambarawa, keberadaan keduanya tidak diawal dengan suatu

penampakan “ajaib” seperti yang terjadi pada gua Maria di Lourdes (Perancis) dan Fatima

(Portugal). Bagi orang Katolik, gua Maria menjadi tempat ziarah dan menjadi tempat untuk

menghormati figur Perawan Maria.

Bunda Maria menjadi figur yang amat dihormati karena teladan kesuciannya dan

kedekatan relasinya dengan pribadi Yesus, Anak Allah. Sejak tahun 431 (Konsili Efesus),

dan tahun 787 (Konsili Nicaea II), Gereja Katolik mengungkapkan bahwa pribadi Maria

dihormati sebagai Bunda Allah, karena dialah yang mengandung Anak Allah. Penghormatan

ini bukan berarti menyamakan posisi Maria setara dengan Allah. Di atas segala-galanya

tetaplah Allah. Pribadi Maria menjadi figur teladan kesucian dan kepadanya umat Katolik

menyampaikan doa-doa dengan kepercayaan bahwa Maria sebagai pribadi yang paling dekat

dengan Yesus, dan sebagai ibu, akan didengarkan oleh Yesus. Dengan kepercayaan itu,

orang-orang Katolik berziarah ke gua Maria bukan untuk memuja Maria, melainkan memuja

Allah dengan perantaraan Maria. Perlu dipahami juga bahwa orang-orang Katolik tidaklah

memuja patung atau gambar-gambar. Sebagaimana tujuan kita menyimpan foto orang yang

kita cintai dalam dompet adalah untuk selalu mengenang pribadi itu kapan pun dan di mana

pun kita berada, demikianlah tujuan dari patung-patung dan gambar-gambar di tempat ziarah

yaitu sebagai pengingat akan pribadi Maria dan orang-orang kudus yang ada dalam gambar

tersebut.

Tradisi ziarah ke gua Maria dan menghormati Maria sebagai orang kudus adalah

tradisi khas agama Katolik, sebagaimana telah kita lihat pula dalam perkembangan historis

Page 15: TRADISI ZIARAH GUA MARIA KEREP AMBARAWA DAN PENGARUH ...

15

tradisi penghormatan terhadap Maria yang telah dijelaskan di atas. Namun, dalam prakteknya

di Indonesia, khususnya di pulau Jawa, budaya Jawa mempunyai peran yang amat penting

dalam melestarikan tradisi tersebut.

BAB IV

Pengaruh Alam Pikiran Jawa terhadap Tradisi Ziarah Gua Maria di Jawa Tengah

Dalam budaya Jawa terdapat tradisi ziarah yang biasa diungkapkan dengan istilah

napak tilas (menapaki jalan hidup figur-figur yang dianggap penting). Orang Jawa

memandang peziarah sebagai reka ulang sejarah dari figur-figur, baik historis maupun

mitologis, dan jalan peziarah itu disertai dengan jalan spiritual untuk menaklukkan diri (hawa

nafsu)

Dalam budaya Jawa pada umumnya, pengaruh dari kosmologi India, jalan peziarah

itu diungkapkan dengan simbol Meru (gunung). Gunung Meru itu dipandang sebagai

makrokosmos (jagad gedhe), pusat alam semesta, dan juga sebagai perjalanan batin manusia

(mikrokosmos atau jadag cilik) menuju kesempurnaan hidup atau menuju kesatuan dengan

Tuhan. Simbol Meru bisa kita temukan dalam candi-candi Hindu dan Budha di Jawa, dan

juga dalam berbagai macam arsitektur dan ritual budaya kerajaan. Candi Borobudur dibuat

menyerupai struktur Gunung Meru di mana di dalamnya terdapat kisah perjalanan spiritual

Budha menuju pencerahan (yang ditandai pula dengan pemurnian). Simbol Meru dalam

budaya Jawa bisa kita temukan dalam gambar gunungan (gunung) dalam pertunjukan

wayang. Sebagai gunung kosmik, gunungan juga menyimbolkan jalan mistis manusia bersatu

dengan Tuhan. Di puncak gunungan itu terdapat Pohon Kehidupan. Untuk mencapai puncak

gunung itu, seseorang harus terlebih dahulu menaklukkan binatang buas dan makhluk-

makhluk jahat yang menjaga gunung. Dalam arti ini, seseorang yang ingin menapaki jalan

mistik haruslah melalui jalan yang sulit dan penuh rintangan, seperti jalan mendaki gunung,

dan puncaknya adalah lambang dari pengalaman nirwana, pengalaman pembebasan,

mencapai tujuan hidupnya (sangkan paran). Dalam perjalanan spiritual menuju Tuhan dan

diri sejati, simbol binatang buas mengingatkan kita bahwa para peziarah perlulah mengatasi

segala godaan dan hawa nafsu. Dengan kata lain, budaya Jawa dan agama Katolik

mempunyai pandangan yang sama bahwa manusia sedanga berada dalam perjalanan hidup,

dalam peziarahan menuju Tuhan dan diri sejati. Kebersatuan dengan Tuhan itu dicapai

melalui olah rohani dan juga melalui kunjungan-kunjungan ke tempat-tempat suci.

Page 16: TRADISI ZIARAH GUA MARIA KEREP AMBARAWA DAN PENGARUH ...

16

Budaya Jawa amat kondusif bagi bertumbuhnya tradisi ziarah dalam tradisi Katolik.

Hal itu karena dalam tradisi Jawa ditekankan adanya kesatuan atau keselarasan antara Tuhan,

manusia, dan alam raya. Yang khas bagi pandangan dunia Jawa ialah bahwa realitas tidak

dibagi dalam berbagai bidang yang terpisah-pisah dan tanpa hubungan satu sama lain,

melainkan bahwa realitas dilihat suatu kesatuan yang menyeluruh. Dalam alam pikiran Barat,

bidang-bidang realitas dibedakan dengan tajam, yaitu dunia, masyarakat, dan alam adikodrati.

Namun bagi orang Jawa, tiga bidang tersebut bukanlah realita yang relatif berdiri sendiri dan

masing-masing mempunyai hukumnya sendiri, melainkan merupakan satu kesatuan

pengalaman.

Dalam budaya Jawa terdapat upacara-upacara upacara-upacara rakyat di mana mitos-

mitos kuno dimainkan yang berkisar sekitar asal-usul suku, keselarasan dan gangguannya,

perkawinan, kesuburan dan penanaman padi. Pertunjukan-pertunjukan semacam itu

memberikan kesempatan kepada desa untuk mengambil bagian dalam pengalaman dimensi

adikodrati masyarakat, dihadirkan kesatuan mistik masyarakat dan kosmos yang dalam

pelbagai konflik tetap terjadi. Zaman sekarang upacara-upacara itu hanpir tidak lagi dikenal.

Namun banyak petani Jawa tetap menghormati Dewi Sri, dewi padi, daripadanya tergantung

kesuburan baik dalam keluarga maupun di sawah. Demi kehormatannya sekarang pun

kebanyakan wanita masih memotong batang padi dengan ani-ani, sebuah pisau kecil yang

tersembunyi dalam tangan (86-87). Dengan kata lain, peristiwa-peristiwa historis atau

mitologis yang dianggap sakral bukan sekadar peristiwa yang sudah berlalu, melainkan

senantiasa hidup dan mempunyai daya untuk menuntun perjalanan hidup manusia di masa

sekarang.

Kesatuan masyarakat dan alam adikodrati dilaksanakan orang Jawa dalam sikap

hormat terhadap nenek moyang. Orang mengunjungi makam mereka untuk mohon berkah,

untuk minta kejelasan sebelum suatu keputusan yang sulit, untuk memohonkan kenaikan

pangkat, uang, agar hutang bisa dibayar kembali. Setiap tahun dalam bulan Ruah, makam

orang tua dibersihkan secara meriah. Kecuali itu, kebanyakan desa memiliki punden di mana

pendiri desa (cikal bakal) dihormati.

Dalam kaitannya dengan tradisi ziarah sebagai jalan spiritual menaklukkan diri demi

mencapai kesatuan sempurna dengan Tuhan, dalam budaya Jawa terdapat paham sangkan-

paran yang menjadi inti mistik Jawa. Sangkan-paran hanya dapat tercapai apabila dijadikan

tujuan satu-satunya dan apabila manusia bersedia untuk melawan segala godaan alam luar

Page 17: TRADISI ZIARAH GUA MARIA KEREP AMBARAWA DAN PENGARUH ...

17

dan bahkan mempertaruhkan nyawanya sebagaimana dilakukan Bima. Manusia semacam itu

telah mati bagi alam luar dan mencapai hidup yang benar yang dalam mistik Jawa disebut

sebagai kesatuan antara mato sajroning urip (mati dalam hidup) dan urip sajroning mati

(hidup dalam mati). Namun ia tetap harus melakukan kewajiban-kewajibannya dalam dunia

yang ditentukan oleh nasib.

Demikianlah antara budaya Jawa dan ajaran agama Katolik, mereka mempunyai

pandangan yang sama yaitu perjalanan hidup manusia sebagai sebuah peziarah menuju Tuhan

dan diri sejati melalui proses latihan rohani dan mengunjungi tempat-tempat suci dan

menimba inspirasi dari pribadi-pribadi (dalam sejarah dan mitologi) yang dianggap sakral.

BAB V

KONTRIBUSI GUA MARIA TERHADAP MASYARAKAT

Berdasarkan pengalaman penulis mengunjungi Gua Maria Kerep Ambarawa

(GMKA), keberadaan GMKA memberikan pengaruh yang positif terhadap masyarakat

Page 18: TRADISI ZIARAH GUA MARIA KEREP AMBARAWA DAN PENGARUH ...

18

sekitar, baik secara spiritual, ekonomi, maupun dalam memupuk semangat kerukunan

antarumat beragama, khususnya antara Islam dan Katolik.

Bagi umat Katolik, gua Maria, khususnya GMKA, menjadi tempat ziarah, tempat

untuk memohon dan berharap akan mukjizat dari Allah. Ada berbagai macam permohonan,

di antaranya sembuh dari sakit, dapat jodoh, naik pangkat, usaha tambahan bisa maju, lulus

sekolah, segera punya momongan dan seabrek permintaan lainnya. GMKA menjadi tempat

berdoa baik pribadi maupun keluarga. Di sini orang dapat berdoa kapan saja dan terbuka

berkeluh-kesah mengenai pengalaman hidup yang manis dan pahit, berseru-seru dan

berhening diri, memuji dan memohon kepada Bapa di surge atau kepada Yesus, serta kepada

Bunda Maria. Adanya Salib Milenium yang tegak berdiri di samping Gua Maria melengkapi

sarana bakti dan curahan emosi para peziarah yang memang memerlukannya. Tak sedikit

pula di antara para peziarah yang merasa mendapatkan mukjizat. Di antaranya adalah seorang

ibu asal Semarang yang sudah bertahun-tahun menderita sakit pendarahan. Dengan tekad

yang kuat, beliau melakukan ritual dengan berdoa di depan Salib Millenium, Gua Maria, dan

tempat air Maria selama 3 hari berturut-turut. Lalu menurut kesaksian beliau, pada hari ke-3

tepat jam 12 malam, ia merasa ada setetes air jatuh di kepalanya. Saat itu juga pendarahannya

berhenti, dan sembuh sampai sekarang.

Kontribusi dalam hal ekonomi tampak dalam upaya pengelola GMKA

memberdayakan warga setempat, secara khusus dalam mengembangkan usaha kecil

menengah. Sebagaimana kita ketahui bahwa Pemda Ambarawa tidak menjadikan GMKA

sebagai sumber pendapatan asli daerah. Sebagai imbalan dan bentuk ungkapan syukur,

GMKA turut menyejahterakan ekonomi masyarakat sekitar. Para PKL disediakan kios-kios

yang cukup representatif, yang dipakai untuk berjualan benda-benda rohani, barang-barang

devosi, bermacam-macam makanan dan souvenir. Setiap kali diadakan doa novena pada

bulan September sampai Mei tahun berikutnya, para pemuda dari tempat di sekitar Kerep

dipercaya untuk mengelola parkir.

Kompleks GMKA selain terdiri dari tempat ibadah bagi umat Katolik, juga terdapat

gedung serba guna dan taman yang bisa digunakan oleh kelompok lain untuk kegiatan

kerohanian. Banyak gereja-gereja Kristen yang ada di Indonesia yang menggunakan GMKA

sebagai tempat untuk berdoa dan beribadat, perayaan Natal bersama, Paskah bersama dan

sekaligus untuk mengajak anggotanya untuk berekreasi rohani. Umat Islam, Hindu, dan

Budha pun datang berkunjung dengan tujuan mereka masing-masing, seperti ingin mencari

Page 19: TRADISI ZIARAH GUA MARIA KEREP AMBARAWA DAN PENGARUH ...

19

keheningan, atau hanya ingin rekreasi dan sekadar ingin tahu suasana di GMKA, karena

kebetulan mereka melewati jalan tersebut saat akan pergi ke Semarang atau ke Yogyakarta.

Tim Pengelola GMKA, di bawah tanggung jawab Keuskupan Agung Semarang,

menyadari bahwa lokasi GMKA berada di tengah lingkungan yang mayoritas adalah umat

beragama Islam. Maka dari itu proses pembangunan, renovasi, dan pengelolaannya pun

sebisa mungkin tidak bertentangan dengan semangat kerukunan antarumat beragama. Sebagai

salah satu contoh, pada Minggu, 9 Agustus 2015, diadakan acara silaturahmi di GMKA yang

melibatkan pemerintah daerah Ambarawa dan beberapa tokoh masyarakat di sekitar Kerep.

Selain Bapak Camat Kecamatan Ambarawa beserta lurah dan tokoh masyarakat, hadir pula

tamu istimewa dari Semarang,yaitu Kiai Haji Budi Harjono beserta empat penari Sufi yang

ikut memeriahkan acara silaturahmi tersebut. Bapak Uskup Agung Semarang, Mgr. Johannes

Pujasumarta mengungkapkan keyakinan beliau bahwa Maria di dalam karya keselamatan

Tuhan mempunyai peran menjadi jembatan dialog antarumat beriman terutama antara Katolik

dan Islam. Adapun acara silahturahmi diadakan dalam rangkaian acara peresmian patung

Maria di GMKA. Besar harapan bahwa keberadaan GMKA bukan menjadi langkah mundur

dalam membangun dialog antarumat beragama, sebaliknya justru menjadi tonggak kokoh

untuk memajukan dialog antarumat beragama untuk membangun persaudaraan sejati

berdasarkan cinta kasih, pokok pengalaman akan Allah pada setiap orang beragama.

Pada kenyataannya, seperti halnya Katolik, Islam juga mempunyai tradisi ziarah atau

mengunjungi tempat-tempat sakral yang dipercaya mempunyai hubungan dengan figur-figur

karismatis atau orang-orang suci (seperti misalnya, para Wali Songo). Tradisi dalam Islam

tersebut tetap lestari hingga saat ini salah satu disebabkan pula oleh budaya Jawa yang

mempunyai pandangan yang serupa tentang arti ziarah dan hormat terhadap leluhur atau

orang kudus. Selain itu, sebagaimana umat Katolik mengagumi Maria sebagai wanita yang

suci dan penuh keutamaan hidup, demikian pula umat Islam menaruh hormat kepada pribadi

Miryam (nama Maria dalam Al-Quran).

Page 20: TRADISI ZIARAH GUA MARIA KEREP AMBARAWA DAN PENGARUH ...

20

BAB VI

KESIMPULAN

Demikianlah telah kita lihat latar belakang perkembangan tradisi ziarah gua Maria

sejak awal masa kekatolikan di Israel, Eropa hingga ke pulau Jawa. Umat Katolik di seluruh

dunia menghormati Maria karena teladan kesucian dan keterbukaannya kepada

penyelenggaran Ilahi. Maria juga memberikan teladan kesetiaan dalam mengikuti Yesus,

mulai dari lahir, sengsaranya di kayu salib, wafat, dan akhirnya kebangkitan Yesus. Gereja

Katolik mempercayai bahwa Maria bukan hanya istimewa di mata manusia, melainkan juga

bagi Allah. Dan oleh karenanya, Allah menyelamatkan Maria dari kematian dan

mengangkatnya ke surga.

Untuk mengenang dan menghormati Maria, umat Katolik mendirikan tempat ziarah

gua Maria. Beberapa gua Maria pertama di pulau Jawa adalah gua Maria Sendangsono dan

gua Maria Kerep Ambarawa. Tradisi ziarah gua Maria yang dibawa dari Eropa akhirnya

berpadu dan bercampur dengan budaya Jawa. Dalam perkembangan, perpaduan tersebut

justru lebih membawa dampak yang positif bagi kelestarian tradisi ziarah gua Maria di Jawa.

Dengan melihat beberapa unsur dalam budaya Jawa dan agama Islam, kita mengetahui bahwa

tradisi ziarah dan hormat terhadap orang suci bukan hanya terdapat dalam agama Katolik

melainkan juga dalam Islam dan dalam budaya Jawa (tradisi Kejawen).

Di sinilah tradisi ziarah ini bisa menjadi titik temu atau jembatan untuk melakukan

dialog antarumat beriman. Dan besar harapan bahwa dengan saling merawat identitas dan

tradisi pada masing-masing agama dan keyakinan, kita pun bisa senantiasa menjaga

kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Di akhir tulisan ini, penulis akan menutup

dengan puisi yang disampaikan oleh Kiai Budi Harjono dalam acara silaturahmi di GMKA

pada bulan Agustus tahun yang lalu. Puisi itu berjudul “Kugandeng Tanganmu” :

Kawan, kugandeng tanganmu

dalam titian Cinta ini.

Kehadiranmu menepis kecacatanku:

seketika kita abaikan kecemasan ini.

Page 21: TRADISI ZIARAH GUA MARIA KEREP AMBARAWA DAN PENGARUH ...

21

Di bawah lengkung kubah langit bertabur Cahaya,

di taman dunia dengan tujuh warna ini:

kita tatap bersama paras Cantik-Nya.

Di setiap sudut hamparan bumi

menjelma sajadah-sajadah kita

dalam ketersungkuran hati.

Jangan bersedih, selalu tersedia harapan.

Jangan putus asa, benih cita selalu ada.

Jangan menangis, sementara genderang Cinta menggema.

Bukankah lolongan panjang patah hati kita

adalah jalan menuju Sang Cinta?

Dan keterpenjaraan dunia ini

adalah kedai mawar bagi kita.

Mari, Kawan, jalan bersama.

Page 22: TRADISI ZIARAH GUA MARIA KEREP AMBARAWA DAN PENGARUH ...

22

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Bagus Laksana, Albertus. Muslim and Catholic Pilgrimage Practices: Explorations Through

Java. USA: Ashgate Publishing Company, 2014.

Buku Gua Maria Kerep Ambarawa, Ambarawa, 2010

Magnis-Suseno S.J., Franz. Etika Jawa: Sebuah Analisa Falsafi Tentang Kebijaksanaan

Hidup Jawa. Jakarta: Percetakan PT Gramedia, 1984.

New Catholic Encyclopedia. ed. Vol. 9. “Mary, Blessed Virgin, I (In the Bible).” Washington

D.C.: The Catholic University of America, 1981.

New Catholic Encyclopedia. ed. Vol. 9. “Mary, Blessed Virgin, II (In theology).”

Washington D.C.: The Catholic University of America.

Van Lith: Pembuka Pendidikan Guru di Jawa

Artikel di Internet

Orth, Maureen & Diana Markosian, “How the Virgin Mary Became the World’s Most

Powerful Woman.” 8 November 2015. http://ngm.nationalgeographic.com/2015/12/virgin-

mary-text (diakses pada 20 Mei 2016).

Pujasumarta, Johannes. “Silaturahmi di Gua Maria Kerep Ambarawa.” Minggu, 9 Agustus

2015. http://www.pujasumarta.web.id/index.php/arsip/3-berita/166-silaturahmi-di-gua-maria-

kerep-ambarawa (diakses pada 20 Mei 2016).

“Apa itu Gua Maria?” http://guamaria.com/ (diakses 20 Mei 2016).