TRADISI KEILMUAN DAN KONTRIBUSI PONDOK...

112
TRADISI KEILMUAN DAN KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN AL-FALAH TERHADAP MASYARAKAT KAMPUNG BARU JAKARTA BARAT TAHUN 1988-2015 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh: Fathzry Ardilah NIM. 1112022000041 PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M/1439 H

Transcript of TRADISI KEILMUAN DAN KONTRIBUSI PONDOK...

TRADISI KEILMUAN DAN KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN

AL-FALAH TERHADAP MASYARAKAT KAMPUNG BARU

JAKARTA BARAT TAHUN 1988-2015

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Oleh:

Fathzry Ardilah NIM. 1112022000041

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M/1439 H

v

ABSTRAK

Pondok Pesantren Al-Falah adalah satu dari sekian banyak pondok

pesantren yang berada di wilayah kota metropolitan yaitu DKI Jakarta. Hingga kini

lembaga yang berada dalam naungan Yayasan Taribiyah Islamiyah Al-Falah ini

masih kokoh berdiri dan bahkan masih terus berinovasi dalam segi keilmuan, akan

tetapi masih mengedepankan paham Ahlu Sunnah waljamaah. Bakti dari Pondok

Pesantren Al-Falah kian hari kian terasa karena para lulusan atau alumninya

tersebar untuk mengamalkan apa yang sudah diajarkan di Pondok Pesantren Al-

Falah. Para santri dan alumni Pondok Pesantren Al-Falah berdakwah di daerahnya

masing-masing.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian sejarah

yang merekontruksi suatu lembaga pendidikan, mengenai Tradisi Keilmuan dan

Kontribusi Pondok Pesantren Al-Falah terhadap Masyarakat Kampung Baru,

Jakarta Barat. Penelitian ini menggunakan tahapan heuristik, kritik sumber,

interpretasi, historiografi dan dalam teknik pemgumpulan data menggunakan

indepth interview (wawancara yang dilakukan berkali-kali dan mendalam), studi

pustaka dan observasi penulis terhadap tempat yang di teliti

Dari hasil penelitian ini maka di peroleh gambaran umum DKI Jakarta,

kehidupan keagamaan warga DKI Jakarta dalam menjalankan agamanya masing-

masing, Tradisi Keilmuan Pondok Pesantren Al-Falah yang terbilang unik tidak

adanya kurikulum tertulis akan tetapi para santri dapat bersaing dengan pondok

pesantren lainnya. Sehingga kontribusi yang dirasakan oleh masyarakat sekitar

pada bidang sosial keagamaan, pendidikan dan prekonomian.

Kata Kunci: Tradisi Keilmuan, Pondok Pesantren Al-Falah dan Masyarakat

Kampung Baru.

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah tiada kata yang paling indah yang dapat penulis ungkapkan

selain rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia Nya serta kekuatan dan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Baginda Nabi Muhammad

SAW.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapatkan hambatan

dan tantangan. Namun, berkat usaha dan bantuan serta kerja sama dari berbagai

pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis

berterima kasih kepada mereka yang telah membantu, membimbing dan menemeni

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini:

1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyetujui

skripsi ini.

2. Bapak H. Nurhasan M.A selaku Ketua Program Studi Sejarah dan

Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu

memproses demi kelancaran skripsi ini

3. Ibu Solikhatu Sadiyah, M.Pd selaku Sekertaris Program Studi Sejarah

dan Peradaban Islam yang telah membantu dan memproses skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. M. Dien Majid selaku pembimbing skripsi yang selalu

memberikan nasihat, petunjuk dan bimbingan yang berharga di tengah-

tengah kesibukan beliau dari awal hingga akhir penulisan skirpsi.

5. Para Bapak dan Ibu dosen Fakultas Adab dan Humaniora, terutama

dosen Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam yang telah banyak

memberikan ilmunya selama penulis mengikuti kuliah.

6. Bapak KH. Balya Isa, B.Sc selaku pimpinan Pondok Pesantren Al-

Falah, Jakarta Barat yang telah mengizinkan kepada penulis untuk

melakukan penelitian serta seluruh pengurus Pondok Pesantren Al-

Falah Jakarta Barat yang telah berkenan memberikan informasi yang

penulis butuhkan untuk penulisan skripsi ini.

vii

7. Kelurahan Sukabumi Selatan Kecamatan Kebon Jeruk, yang telah

mengizinkan penulis dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi

ini.

8. Pimpinan serta seluruh staf Perpustakaan Utama dan Fakultas Adab dan

Humaniora yang telah menyediakan fasilitas dalam rangka penulisan

skripsi.

9. Kedua orangtua Ibunda dan Ayahanda tercinta Dra. Nahwiyah, dan

almarhum Arfian, yang telah mendidik, mengasuh, membimbing

dengan kasih sayang yang tulus sehingga anakmu dapat menyelesaikan

studinya sampai perguruan tinggi.

10. Abang dan kakak saya yaitu Aulia Azhar, Nurrahman Rasad, dan Dwi

Intan Pertiwi yang selalu menyemangati dalam penyelesaian penulisan

skripsi ini.

11. Untuk prempuan hebat bernama Lusy Syarifah, yang tak pernah lelah

memberikan semangat dan dukungan dari awal hingga selesai skripsi.

12. Sahabat-sahabat keluarga besar PMII KOMFAKA Cabang Ciputat

sebagai rumah kedua ketika saya menimba ilmu dan berproses.

13. Sahabat-sahabat Angkatan 2012 Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan

Sejarah dan Peradaban Islam yang telah menemani selama perkuliahan

di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terkhusus sahabat KLB yang sudah

memberikan masukan hingga saran kepada penulis.

Demikian ucapan terimakasih penulis, semoga amal baik semua pihak yang

telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, mendapatkan imbalan dan pahala

sebesar-besarnya dari Allah SWT. Akhirnya, jika ada kesalahan dan kekurangan

penulis mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya. Dan semoga skripsi

ini menjadi bermanfaat bagi almamater khususnya bagi pembaca pada umumnya.

Jakarta, 3 Januari 2018

Penulis

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................................... iii

LEMBAR PERYATAAN .................................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1

B. Pembatasan Masalah ................................................................. 3

C. Rumusan Masalah ..................................................................... 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 4

E. Kerangka Teori ......................................................................... 5

F. Metode Penelitian ..................................................................... 6

G. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 10

H. Sistematika Penulisan .............................................................. 12

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH DKI JAKARTA

A. Iklim DKI Jakarta ................................................................... 13

B. Sumber Kekayaan DKI Jakarta ............................................... 15

C. Keadaan Sosial Masyarakat DKI Jakarta ................................ 16

D. Keadaan Geografis Wilayah DKI Jakarta ............................... 16

D.1 Jakarta Pusat ..................................................................... 16

D.2 Jakarta Selatan .................................................................. 18

D.3 Jakarta Timur ................................................................... 21

D.4 Jakarta Utara..................................................................... 24

ix

D.5 Kepulauan Seribu ............................................................. 26

D.6 Jakarta Barat ..................................................................... 27

E. Letak Geografis Kecamatan Kebon Jeruk ................................ 29

BAB III SEJARAH BERDIRINYA PESANTREN

A. Pengertian Pesantren ............................................................... 33

B. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Falah...................... 36

C. Visi dan Misi Pondok Pesantren .............................................. 39

D. Struktur Organisasi dan Uraian Kerja ..................................... 41

E. Faktor Modernisasi Pondok Pesantren Al-Falah .................... 51

E.1 Sarana dan Prasarana ........................................................ 53

E.2 Ekstrakulikuler Santri ....................................................... 54

BAB IV TRADISI KEILMUAN PONDOK PESANTREN

A. Program Kegiatan Pondok Pesantren ...................................... 59

B. Keilmuan dan Kegiatan Para Santri ........................................ 62

B.1 Program Santri Mukim ..................................................... 63

B.2 Program Tahfiz Al-Quran ............................................... 64

B.3 Program Seni Baca Quran ............................................... 66

B.4 Program Kajian Ilmu Keagamaan Pengantar Bahasa

Inggris dan Kajian Kitab Klasik.............................................. 66

C. Kontribusi Pesantren Terhadap Masyarakat Kampung Baru .. 70

C.1 Pendidikan ........................................................................ 70

C.2 Agama dan Sosial ............................................................. 70

C.3 Prekonomian ..................................................................... 72

BAB V PENUTUPAN

A. Kesimpulan ....................................................................... 74

B. Saran ................................................................................. 76

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 77

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 82

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah Kecamatan Jakarta Pusat dan Luas Wilayah .................... 17

Tabel 2 Jumlah Pondok Pesantren di Jakarta Pusat .................................... 18

Tabel 3 Jumlah Kecamatan Jakarta Selatan dan Luas Wilayah .................. 18

Tabel 4 Jumlah Pondok Pesantren di Jakarta Selatan ................................. 20

Tabel 5 Jumlah Kecamatan Jakarta Timur dan Luas Wilayah .................... 21

Tabel 6 Jumlah Pondok Pesantren di Jakarta Timur .................................. 22

Tabel 7 Jumlah Kecamatan Jakarta Utara dan Luas Wilayah ..................... 24

Tabel 8 Jumlah Pondok Pesantren di Jakarta Utara .................................... 25

Tabel 9 Jumlah Pondok Pesantren di Kepulauan Seribu ............................ 27

Tabel 10 Jumlah Kecamatan Jakarta Barat dan Luas wilayah ...................... 27

Tabel 11 Jumlah Pondok Pesantren di Jakarta Barat .................................... 28

Tabel 12 Jumlah Santri Pondok Pesantren Al-Falah Jakarta Barat............... 52

Tabel 13 Jadwal Santri Tahfiz dan Jumlah Santri Tahfiz ............................. 65

Tabel 14 Jadwal Kegiatan santri Pondok Pesantren Al-Falah ...................... 68

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejarah perkembangan pondok pesantren terus mengalami kemajuan

sejalan dengan arus globalisasi di negara-negara yang mayoritas Islam atau Muslim

khususnya seperti di Indonesia. Pesantren selalu menjadi kajian-kajian yang

menarik bagi para ulama dalam menghasilkan generasi-generasi Islam yang mampu

menghadapi perubahan sosial.1

Tradisi keilmuan pondok pesantren memang tak kalah dengan tradisi

keilmuan oleh sekolah-sekolah formal yang dibuat oleh bangsa asing sebelum

kemerdekaan ataupun, oleh bangsa sendiri sebelum dan sesudah kemerdekaan

dibawah kementerian di Indonesia. Tradisi keilmuan pesantren dahulu kala hanya

pada titik ke agamaan saja namun pada masa abad 19 ini pondok pesantren mulai

memadukan ilmu umum dan ilmu keagamaanya di dalam kurikulum pendidikan

pesantren.

Sejarah berdirinnya pondok pesantren menurut beberapa ahli diantaranya

menurut tokoh Mastuhu dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Departemen

Agama pada tahun 1984-1985 diperoleh keterangan bahwa pesantren tertua

didirikan pada tahun 1062 atas nama Pondok Pesantren Jan Tampes II di

Pamekasan Madura2. Menurut penulis data yang di paparkan Kementerian Agama

kurang mendalam, dikarenakan apabila Pondok Pesantren Jan Tampes II terlahir

pada tahun 1062 Masehi. Maka analisis penulis sudah ada Pondok Pesantren Jan

Tampes I yang lebih tua dibandingkan Jan Tampes II. Sedangkan Pondok pesantren

sendiri mulai berkembang pesat pada era Walisongo dengan dibawa oleh Sunan

1Mohamad Said dan Juminar Affan, Mendidik dari Zaman ke Zaman, (Bandung: Jemmars,

1987), h. 7 2 Departemen Agama RI, Nama Dan Data Potensi Pondok-Pondok Pesantren, Seluruh

Indonesia, 1984/1985 h. 668

2

Maulana Malik Ibrahim dengan nama Pondok Pesantren Kembang Kuning di

Surabaya. 3

Asal mula penamaan pondok pesantren yang ada di nusanatra ialah berasal

dari Bahasa arab Funduq, yang mempunyai arti pesinggahan atau penginapan bagi

para musafir 4 tersebar di beberapa wilayah, pada awalnya berada di daerah

kepulauan Jawa dan Madura, akan tetapi pondok pesantren juga berkembang pesat

di luar kedua pulau tersebut. Pengertian pesantren secara spesifik ialah sebuah

asrama pendidikan Islam tradisional, tempat para santrinya tinggal dan belajar

ilmu-ilmu agama dibawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan kiai.5

Pada awal mulanya Lembaga Pendidikan Al-Falah mendirikan Sekolah

Dasar Islam Al-Falah 1, menyusul berkembangnya sekolah tersebut maka di

dirikan pula Pondok Pesantren Al-Falah pada tanggal 3 Januari 1988 yang

kemudian bernaung dalam sebuah yayasan yang bernama Yayasan Tarbiyah

Islamiyah Al-Falah Jakarta berdasarkan akta notaris R Soerojo Wongsowidjojo

no.18 Tangal 16 Agustus 1968. Pondok Pesantren Al-Falah berlokasi di jalan

KH.Tohir No 43 Kelurahan Sukabumi Selatan, Jakarta Barat dengan beberapa

tokoh pendirinya yaitu : KH. Rahmatullah Shiddiq sebagai penggas berdirinya

Pondok Pesantren Al-Falah, kemudian dilanjutkan oleh KH. Ubaidilah Isa, Drs.

KH. Dawam Anwar, Ustaz Husni Mansur dan beberapa tokoh pemuka agama

lainnya. Semenjak pertama kali berdiri Pondok Pesantren Al-Falah sudah

mempunyai dampak yang sangat baik untuk masyarakat sekitar dan para alumni

Pondok Pesantren Al-Falah, alumni-alumni pondok pesantren banyak bergelut pada

bidang pembinaan keagamaan dan pendidikan hingga pada bidang sosial

kemasyarakatan. Namun tak sedikit pula para alumni Pondok Pesantren Al-Falah

menggeluti bidang seperti pendidikan, seni, politik dan berbagai bidang lainnya.

Menurut M. Ariffin tujuan berdirinya pondok pesantren secara global I

Indonesia terbagi menjadi dua bagian6, yaitu:

3Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren( Jakarta: Gema Insani press. 1997) h. 24 4 Zamakshyari dhoefier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3ES. 1983), h. 18 5 Prof. Dr.H. Samsul Nizar, M.A, Sejarah Sosial dan Dinamika Intelektual Pendidikan

Islam di Nusantara,(Jakarta:Kencana prenada media grup.2013) h.91 6 M.Ariffin,Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum) (Jakarta : Bumi Aksara,1993)

h.248

3

Tujuan khusus : mempersiapkan para santri untuk menjadi orang alim dalam

ilmu agama yang diajarkan oleh kiai yang bersangkutan serta mengamalkannya

dalam masyarakat. Dari sinilah para santri mengenal lebih dalam ilmu agama Islam

hingga membertebal keimanan para santri yang diberikan dari kiai atau pemuka

agama di lingkungan pondok pesantren.

Tujuan umum: yaitu membimbing para santri untuk menjadi manusia yang

berkepribadian Islam, dan sanggup dengan ilmu agamanya menjadi mubaligh Islam

dalam masyarakat sekitar melalui ilmu dan amalnya.

Pondok Pesantren Al-Falah tidak terlepas dari tujuan pendirian pondok

pesantren secara global seperti yang sudah di sebutkan di atas, akan tetapi

perbedaannya Pondok Pesantren Al-Falah yang berdomisili di Kampung Baru

Jakarta Barat juga mengedepankan Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK) dan

Iman Taqwa (IMTAQ). Pondok Pesantren Al-Falah dari tahun ketahun selalu selalu

mengikuti perkembangan zaman dari segi ilmu pengetahuan, Namun sistem

pelajaran seperti kitab kuning, tafsir dan lain sebagainya masih terus dipelajari

secara massif. Pondok Pesantren Al-Falah mempunyai sistem yang biasa disebut

dengan MBM yaitu Manajemen Berbasis Madrasah.

Pondok Pesantren Al-Falah tergabung dalam suatu yayasan yang diberi

nama Yayasan Tarbiyah Islamiyah Al-Falah atau disingkat YTIA. Yayasan ini

mempunyai beberapa media pendidikan dan dakwah seperti; Madrasah Ibtidaiyah

Al-Falah, Madrasah Tsanawiyah Al-Falah, Madrasah Aliyah Al-Falah, Pondok

Pesantren Al-Falah, Majelis Taklim dan Masjid. Semua murid yang mendaftar di

Madrasah Aliyah Al-Falah dikenal dengan sebutan santri, namun santri terbagi

menjadi dua yaitu santri mukim dan santri non mukim (pulang pergi).

B. Pembatasan Masalah

Dari uraian diatas maka pembahasan skripsi ini akan difokuskan pada sejarah

berdirinya Pondok Pesantren Al-Falah, Perkembangan tradisi keilmuan pondok

pesantren dan pengaruh pondok pesantren tersebut terhadap masyarakat Kampung

Baru, Jakarta Barat pada tahun 1988 hingga 2015 Masehi.

4

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Tradisi keilmuan Pondok Pesantren Al-Falah?

2. Faktor-faktor apa saja yang menjadikan modernisasi pendidikan Pondok

Pesantren di Al-Falah?

3. Bagaimana kontribusi Pondok Pesantren Al-Falah terhadap kehidupan

sosial keagamaan masyarakat di Kampung Baru Jakarta Barat?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Ada beberapa tujuan yang penulis ingin capai melalui penelitian ini yang terbagi

dalam dua tujuan dan manfaat besar, yaitu tujuan dan manfaat akademis, tujuan dan

manfaat praktis.

1. Tujuan Akademis, yang Meliputi:

a. Untuk mengetahui Tradisi Keilmuan Pondok Pesantren Al-Falah di

Kampung Baru, Jakarta Barat.

b. Untuk mengetahui lebih jauh ran dan perkembangan yang diberikan

Pondok Pesantren Al-Falah dalam pendidikan, sosial keagamaan dan

ekonomi di masyarakat Kampung Baru, Jakarta Barat.

2. Tujuan Praktis, Yang Meliputi:

a. Sebagai syarat untuk mendapat gelar strata satu (SI) Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Untuk memperkenalkan Pondok Pesantren Al-Falah dan tradisi

keilmuannya terhadap masyarakat luas.

c. Sebagai wawasan pengetahuan tentang salah satu pesantren di Indonesia

khususnya di daerah DKI Jakarta.

3. Manfaat Penelitian

Sebagai sebuah kajian ilmiah, maka penelitian ini di harapkan memiliki

keguanaan dan manfaat sebagai berikut:

a. Bagi Fakultas Ada dan Humaniora, bermanfaat bagi mahsiswa dan fakultas

tersebut, sebagai bahan dan pengetahuan tentang Tradisi Keilmuan dan

5

Kontribusi Pondok Pesantren Al-Falah terhadap Masyarakat Kampung

Baru, Jakarta Barat.

b. Bagi lembaga pendidikan daerah mengenalkan keilmuan Pondok Pesantren

Al-Falah.

c. Bagi masyarakat daerah, sebagai sumber informasi mengenai lembaga

pendidikan di wilayah tersebut.

d. Bagi diri sendiri serta bagi mahasiswa yang menyukai pendidikan dalam

ruang lingkup pondok pesantren.

E. Kerangka Teori

Pada dewasa ini masyarakat mengalami apa yang dinamakan dengan

perubahan. Adanya perubahan tersebut dapat dilihat melalui perbandingan dengan

meneliti suatu masyarakat pada masa tertentu dan kemudian dibandingkan dengan

keadaan masyarakat pada waktu yang lain (sebelum-sesudah). Proses perubahan

yang terjadi secara terus menerus itu oleh Sartono Kartodirdjo dapat dinamakan

dengan gejala sejarah. Suatu gejala sejarah dalam proses perkembangan sejarah

seharusnya dapat mendefinisikan waktu, tempat, pelaku, mengapa gejala sejarah itu

terjadi dan bagaimana gejala sejarah lain yang mencakup gejala sejarah yang terjadi

sebelumnya, sesudahnya, atau ada hubungan fungsionalisme dalam satu sistem.7

Dilihat dari prespektif di atas, maka sejarah bisa di artikan sebagai suatu

momentum gerakan historis atau lazim disebut dengan perubahan sosial, menurut

Sartono konsep perubahan sosial bertolak dari 3 referensi, yaitu.8

1. Dinamika masyarakat menujukan pergerakan dari tingkat

perkembangannya yang terdahulu ke yang kemudian, lazimnya dari yang sederhana

ke yang lebih maju, unsur-unsur mana yang berubah dan faktor-faktor apakah yang

menyebabkan perubahan (kualitas).

2. Dalam beberapa teori, perubahan sosial mempunyai teori yang sederhana

bentuknya hingga ke yang kompleks, artinya perubahan sosial yang terjadi sering

7 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metode Sejarah (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 1992), h. 99 8 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metode Sejarah (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 1992), h. 99

6

kali mengarah ke arah yang lebih baik. Studi sejarah perubahan sosial mengkaji

berbagai persoalan yang berkaitan dengan pola, struktur, dan tedensi dalam proses

perubahan sosial. Focus perhatian studi sejarah, perubahan sosial ini. Berbeda

dengan Sartono, Soerjono sokanto mengatakan bahwa perubahan sosial adalah

sebuah proses perubahan yang mencakup berbagai fenomena sosial di setiap lini

kehidupan masyarakat.9 Dari pendapat kedua tokoh tersebut, dapat disimpulkan

bahwa masyarakat akan mengalami perkembangan dan perubahan. Dalam hal ini

tidak hanya mencakup bertambahnya jumlah masyarakat, tetapi juga mencakup

meningkatnya kemampuan, adaptasi terhadap lingkungan dalam mencapai

tujuannya. Perubahan sosial yang terjadi dalam perubahan masyarakat biasanya

dimotori oleh suatu lembaga dimana lembaga tersebut memiliki posisi atau

kedudukan yang sangat penting bagi masyarakat.

F. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian kurang lebih selama 1

tahun dan menggunakan penelitian sejarah dengan pendekatan antropologi yang

bersifat kualitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat, kata atau

gambar. Data kualitatif dapat juga didefinisikan sebagai data yang berbentuk

kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau kata-kata10. Istilah antropologi

berasal dari bahasa Yunani, asal kata anthropos berarti manusia, dan logos berarti

ilmu. Jadi antropologi merupakan studi tentang umat manusia yang berusaha

menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, dan

untuk memperoleh pengertian ataupun pemahaman yang lengkap tentang

keanekaragaman manusia11.

Metode penelitian skrpisi ini mempunyai 4 langkah yaitu heuristik atau lebih

dikenal dengan metode heuristik (pengumpulan data) , kritik sumber, interpretasi,

dan historiografi yaitu penulisan sejarah. Dari ke semua itu dilakukan oleh penulis

9 Soerjono Sokanto, Teori Sosiologi Tentang Perubaahan Sosial (Jakarta: Ghalia,

Indonesia, 1983), h. 6 10 Martono, Nanang, Metode penelitian Sosial : Konsep-konsep Kunci, (Depok : PT Raja

Grafindo Persada, 2015) h.64 11 Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi, Jilid 1, (Jakarta: Univesitas Indonesia

Press, 1987). h. 1-2

7

dengan cara tertata rapi guna mendapatkan hasil yang optimal dalam menulis

sebuah karya,12 langkah-langkah sebagai berikut :

1. Heusristik

Heuristik merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian suatu peristiwa

dengan cara mengumpulkan sumber. 13 Pengumpulan sumber dilakukan oleh

penulis ke subjek penelitian yaitu Pondok Pesantren Al-Falah di Jakarta Barat.

Dalam hal ini penulis melakukan survei lokasi kemudian mengumpulkan sumber-

sumber yang terkait dengan skripsi atau penelitian penulis, sumber-sumber yang

penulis cari ialah data tertulis, Arsip Pondok Pesantren, Majalah, Foto-foto Pondok

Pesantren Al-Falah di Jakarta Barat. dalam kaitannya penulis menggunakan

metodelogi ini untuk bermaksud menemukan sumber sejarah dari subjek atau objek

yang penulis tulis.

Metode ini meliputi:

a. Sumber Material : Menggunakan sumber-sumber yang bersifat material dalam

menulis skripsi ini, maka sumber yang di cari oleh penulis ialah yang bersifat

kebendaan sebagai prioritas seperti dokumen pribadi hingga arsip dalam pondok

pesantren.

b. Sumber Immaterial : Penulis juga mencari sumber yang tidak tertulis dari subjek

penelitian berupa tradisi yang dilakukan oleh para santri dan warga di Pondok

Pesantren Al-Falah Jakarta barat.

c. Sumber Lisan: ialah sumber yang berasal dari wawancara. 14 Sumber ini

dilakukan oleh penulis dengan beberapa kali wawancara guna mendapatkan

hasil yang terbaik dalam mendapatkan data yang valid, kemudian di kumpulkan

data-data yang penulis dapatkan dilanjutkan dengan validasi atau mencari

kebenaran dari sumber-sumber yang penulis dapatkan.

12 Prof.Dr. M.Dien Majid, Johan Wahyudi, M.Hum, Ilmu Sejarah: sebuah pengantar,

(Jakarta, Prenada media grup,2014)h. 217 13 Prof.Dr. M.Dien Majid, Johan Wahyudi, M.Hum. Ilmu Sejarah: sebuah pengantar,

(Jakarta, Prenada media grup,2014) h.219 14 Prof.Dr.Suhartono wiryo Pranoto. Teori dan Metodelogi Sejarah, (Jakarta, Graha Ilmu,

2010) h.32

8

Teknik dalam heusrisrtik yang penulis gunakan ialah:

1. Studi Kepustakaan

Studi pustaka menurut penulis sangatlah penting karerna bukan hanya

mendaptakan data-data yang penulis ingin kan, akan tetapi untuk memperkarya

bacaan penulis dalam menulis skripsi. Studi pustaka biasnya sumber-sumber

tertulis berupa naskah, buku, serta jurnal yang diterbitkan. Untuk memudahkan

pencarian dengan menggunakan katalog15 . Studi kepustakaan penulis mencoba

mencari beberapa buku di perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Perpustakaan Nasional, dan

Perpustakaan Kementerian Agama RI hingga toko buku yang berkaitan dengan

sumber skripsi penulis.

2. Wawancara

Wawancara adalah sebuah metode yang harus dilakukan dalam melakukan

pengumpulan data16 Penulis juga menggunakan pendekatan wawancara indepth

interview ialah wawancara yang dilakukan secara berkali-kali dan mendalam

mengenai Pondok Pesantren Al-Falah Jakarta Barat, kelebihan menggunakan

metode ini ialah wawancara yang dilakukan oleh penulis dapat lebih mendalam

karena dapat berkali-kali, dan mempunyai waktu yang luas bersama narasumber,

sedangkan kelurangan dari metode ini narasumber dapat bercerita lebih panjang.

ketika melakukan wawancara penulis mewawancarai KH. Balya Isa B.Sc dan KH.

Ahmad Wasi S.Ag, Ustaz Ismail sebagai Tokoh dan Alumni dari Pondok Pesantren

Al-Falah, Para santri, Pedagang setempat serta penulis mewawancari Bapak

H.Ismatullah salah satu tokoh di Kampung Baru dan pegawai Kelurahan Sukabumi

Selatan, menurut penulis tokoh- tokoh diatas sangatlah kompeten dalam

memberikan sumber mengenai penelitian dalam menulis skripsi.

15 Prof.Dr. M.Dien Majid, Johan Wahyudi, M.Hum, Ilmu Sejarah: sebuah pengantar,

Jakarta, (prenada media grup,2014)h. 222 16 Prof.Dr. M.Dien Majid, Johan Wahyudi, M.Hum, Ilmu Sejarah: sebuah pengantar, h.

223

9

3. Observasi.

Observasi sebuah ilmu yang digunakan untuk para sejarawan dalam

mengamati objek sejarah secara terus menerus dan dengan kehati-hatian, Dalam hal

ini penulis melakukan observasi secara beberapa waktu serta selalu melihat hingga

menggali sumber-sumber yang ada di objek penelitian sehingga penulis

mendapatkan data-data yang valid untuk dilakukan penulisan.

2. Kritik Sumber

Kritik sumber ialah suatu metodelogi sejarah dengan cara mengumpulkan

sumber-sumber sejarah baik berupa benda, sumber tertulis maupun sumber lisan.

Kritik sumber pun dibagi menjadi 2 yaitu :

Kritik Intern: ketika penulis melakukan langkah ini, guna menguji sumber agar

dapat dipercaya atau tidak untuk ditulis sebagai sumber tertulis, penulis

membandingkan isi sumber tersebut dengan karya lain, untuk data yang diperoleh

dari hasil wawancara atau sumber lisan peneliti membandingkan hasil wawancara

mulai dari kondisi fisik, dan informasi yang di ungkapkan oleh responden terkait

hubungannya dengan Pondok Pesantren Al-Falah dan masyarakat Kampung baru

Jakarta Barat.17

Kritik ekstern: pada tahapan ini penulis juga menguji apakah sumber tersebut

asli atau tidak, baik sumber tertulis maupun lisan, sumber tertulis dilakukan dengan

memperhatikan aspek fisik sumber tertulis baik dari segi gaya tulisan dan

penampilan luar yang lain. Dalam menguji sumber lisan peneliti mencoba melihat

latar belakang informasi atau responden terkait yang ada hubungannya dengan

Pondok Pesantren Al-Falah atau tokoh masyarakat yang sekiranya memiliki

kedekatan waktu atau (sezaman) dengan penelitian ini.

3. Interpretasi

Di tahap ini penulis melakukan tahap menghubungkan suatu sumber yang

terkait satu dengan yang lain untuk dapat di tulis dan di teliti dengan ke-absahan

17 Prof.Dr. M.Dien Majid, Johan Wahyudi, M.Hum, Ilmu Sejarah: sebuah pengantar,

Jakarta, (prenada media grup,2014)h. 224

10

serta validitas hingga menjadi ke selarasan dalam penulisan skripsi ini maka dari

itu penulis juga mengedepankan teori sosiologi tentang perubahan Sosial dalam

pengamatan mengenai masyarakat di sekitar Pondok Pesantren Al-Falah, Kampung

Baru Jakarta Barat, Maka dengan inilah penulis dapat menafsirkan kejadian-

kejadian yang penulis liat dan alami untuk menulis objek penelitian.

4. Historiografi (Penulisan Sejarah)

Yaitu menuliskan kembali sejarah masa lampau berdasarkan data yang

diperoleh. Data-data tersebut diperoleh berdasarkan pengujian dan analisis kritis

terhadap peristiwa masa lampau yang memperhatikan aspek kronologis. Lebih jauh

lagi, histografi disini merupakan cara penulisan, pemaparan atau laporan. Hasil

penelitian sejarah yang sudah dilakukan.

Oleh karena itu, penulis berusaha menyajikan fakta sejarah secara sistematis

dan dalam penulisannya disajikan dalam beberapa bab yang saling terkait satu sama

lain agar mudah di pahami oleh pembaca. Sebagai pedoman dalam tehnik penulis

skripsi ini, penulis merujuk pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi,

tesis, dan disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA, UIN Syarif hidayatullah

Jakarta.18

G. Tinjauan Pustaka

Dalam setiap penulisan suatu peristiwa dipandang perlu untuk menggunakan

tinjauan pustaka, karena kegunaanya untuk memudahkan dalam hal penulisan

skripsi dan penelitian, penulis sendiri akan menggunakan tinjauan pustaka. untuk

sumber-sumber buku yang mengenai pondok pesantren, sosiologi dan skripsi

hingga tradisi keilmuan yang terkait akan dijadikan rujukan oleh penulis guna

memperkarya karya skripsi penulis ini.

Buku karya Karel A Steenbrink cetakan pertama tahun 1986 dalam karyanya

berjudul, Pesantren Madrasah Sekolah Pendidikan Islam dalam Kurun

Modern.Buku ini menjelaskan tentang sejarah pondok pesantren dan sistem

18 Hamid Nasuhi, dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi)

(Jakarta:: ceqda, UIN Syarif Hidayatullah. 2007), h. 17

11

pendidikan yang ada di Indonesia dari masa ke masa termasuk didalamnya

pembaharuan-pembaharuan dunia pendidikan Islam di Indonesia.

Buku karya Zamakhsyari Dhofier pada tahun 2001 dalam karyanya berjudul,

Tradisi Pesantren studi pandangan hidup Kyai dan Versinya mengenai masa

depan Indonesia. Buku ini selain mengupas sejarah dan karakteristik pondok

pesantren di dalamnya juga tertulis semangat umat Islam, khususnya para kiai

dalam memimpin pondok pesantren dan didalamnya terdapat pula ciri-ciri pondok

pesantren.

Suatu kebangaan ketika melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini,

Skripsi yang berjudul Tradisi Keilmuan dan Kontribusi Pondok Pesantren Al-Falah

terhadap Masyarakat Kampung Baru Jakarta Barat Tahun 1988-2015, selain penulis

sebagai alumni dari intitusi ini. Maka penulis mencoba memperkenalkan Pondok

Pesantren Al-Falah yang berada di Jakarta Barat ke khalayak ramai dengan tujuan

Pondok Pesantren ini dapat terdengar oleh masyarakat luas, dari segi keilmuan dan

sosialnya hingga pada toleransi yang di ajarkan oleh tokoh dan ulama Pondok

Pesantren Al-Falah Jakarta Barat.

Penulis mendapatkan buku referensi dari Perpustakaan Utama Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas Adab dan

Humaniora. Tidak menutup kemungkinan penulis mencari sumber di tempat-

tempat seperti Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan

Kementerian Agama Republik Indonesia, Perpustakaan daerah seperti

Perpustakaan Jakarta Barat dan Perpustakaan Jakarta Selatan serta Arsip Nasional

Republik Indonesia, Perpustakaan yang berasal tempat penulis teliti dan sumbernya

pula terdapat dari perpustakaan pribadi atau koleksi pribadi buku penulis.

12

H. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memudahkan dan mendapatkan gambaran terhadap skripsi ini, maka

penulis membagi beberapa bab dengan rincian sebagai berikut:

BAB I Merupakan kajian pendahuluan yang membahas tentang A. Latar

Belakang Masalah, B. Pembatasan dan Perumusan Masalah, C.

Tujuan dan Manfaat Penelitian, D. Kerangka Teori, E. Metodologi

Penelitian, F. Tinjauan Pustaka, G. Sistematika Penulisan.

BAB II Merupakan kajian Mengenai Gambaran Umum Wilayah DKI

Jakarta, Letak Geografis Kecamatan Kebon Jeruk, Kondisi Sosial

Keagamaan dan Pendidikan Masyarakat Kampung Baru, Jakarta

Barat.

BAB III Merupakan kajian tentang Sejarah Pondok Pesantren Al-Falah

Kampung Baru Jakarta Barat dari masa ke masa. Modernisasi yang

dilakukan oleh Pondok Pesantren Al-Falah, Jakarta Barat.

BAB IV Merupakan kajian tentang Program Kegiatan Pondok Pesantren,

Tradisi Keilmuan Pondok Pesantren Al-Falah, Kontribusi pondok

pesantren terhadap Masyarakat Kampung Baru Jakarta Barat .

BAB V Merupakan Kesimpulan dari Penelitian yang penulis buat.

13

BAB II

GAMBARAN UMUM DKI JAKARTA

A. Iklim DKI Jakarta

DKI Jakarta pada umumnya mempunyai kemarau dan penghujan, biasanya

musim kemarau jatuh pada bulan April hingga September, sedangkan musim hujan

jatuh pada bulan Oktober sampai Maret. Akan tetapi berjalannya pemanasan global

kedua musim ini tidak dapat di prediksi dengan pasti.

a. Suhu : 32,7 34 derajat siang hari

23,8 -25,4 derajat di malam hari.

b. Kelembapan : 73,0-78,0 persen19

c. Kecepatan angin : 2,2 m/detik-2,5m/detik

d. Penyinaran matahari : 48,5%

e. Curah hujan : 267,4 mm

Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta mempunyai luas wilayah 650,40 kilometer

persegi, dengan mengalir 14 sungai yang ada di DKI Jakarta. 14 Sungai tersebut

ialah: Kali mookervaart mempunyai panjang 73 km dengan diameter 20-30 meter,

kali ini mengubungkan dua sungai yaitu sungai angke dan sungai cisadane, kali

angke mempunyai luas 128 km, sungai ini dahulu menjadi primadona warga

Batavia untuk mendapatkan air bersih. Sedangkan sungai pesanggrahan yang

mengubungkan 4 kota ini seperti Jakarta, Bogor, Depok dan Tangerang sungai ini

mempunyai panjang 273 km, selanjutnya kali krukut mempunyai panjang sekitar

287 km, kali ini bersinggungan langsung dengan kali ciliwung.

Kali selanjutnya yang mengalir di kota Jakarta ialah kali grogol, kali ini

berbau tak sedap ini mempunyai panjang 236 km, masih di Jakarta kali baru barat

adalah kali atau sungai yang melintas di Jakarta dengan mempunyai luas177 km

banyak juga masyarakat memanfaatkan untuk kegiatan sehari-hari pada sungai ini,

19 Rudini dan tim penulis ,Profil Propinsi republic Indonesia, daerah khusus ibu kota

Jakarta,(Jakarta, PT.Intermasa)1992 hal 32

14

kali ciliwung mempunyai panjang 120 km dan luas 38720 km dahulu kali ciliwung

dapat digunakan sebagai transportasi seperti mengangkut barang dagangan, kali

baru timur mempunyai panjang 302 km, kali cipinang mempunyai panjang sekitar

273 km, kali sunter yang mempunyai panjang utama sekitar 37 km dan banyak

pemukiman penduduk hingga kini yang berada di pinggiran kali ini, kali buaran

kali yang hingga kini masih eksis keberadaanya mempunyai panjang sekitar 79 km

dan menjadi sumber usaha perikanan hingga kini, kali jati kramat sama halnya

dengan kali buaran kali ini juga menjadi primadona usaha perikanan, panjang kali

ini di taksir 38 km persegi, kali cakung kali yang mempunyai panjang 128 km

hingga kini masih bisa kita lihat keberadaanya dan masih terus diadakan

normalisasi sungai oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta dan terakhir yang

mengaliri di Jakarta kalimalang mempunyai panjang 96 Km persegi ini langsung

berbatasan dengan daerah Bekasi.

Pada perjalanannya pemerintah DKI Jakarta mempunyai 5 wilayah yang

ditetapkan oleh Kementerian Dalam Negeri yaitu peraturan Pemerintah Nomor : 25

Tahun 1978, tentang wilayah DKI Jakarta di bagi menjadi 5 (lima) wilayah kota

administrasif, yaitu kota administratif Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan,

Jakarta Utara, Jakarta Timur dan sekarang Kepualaun Seribu masuk dalam teritroial

wilayah administrasi Jakarta . Wilayah kotamadya Jakarta Barat merupakan salah

satu bagian yang memiliki kedudukan setingkat dengan Kotamadya Tingkat II.

Walikotamadya yang bertanggungjawab langsung kepada Gubernur DKI Jakarta

Berdasarkan Penetapan Presiden RI No.2 Tahun 1961 tentang Pemerintahan DKI

Jakarta dan Penjelasan Undang-undang No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok

pemerintah di daerah, bahwa tugas, wewenang dan kewajiban Walikotamadya

adalah menjalankan Pemerintahan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan

dalam wilayah.21

20 Rudini dan tim penulis ,Profil Propinsi republic Indonesia, daerah khusus ibu kota

jakarta,(jakarta, PT.Intermasa)1992 hal 36 21 http://jakarta.go.id/v2/news/category/jakarta-barat diakses pada tanggal 1 Juli 2017 pukul

14.00 wib

http://jakarta.go.id/v2/news/category/jakarta-barat

15

Berikut ini pembagian 5 wilayah di daerah khusus Ibu Kota Jakarta : kota

yaitu Jakarta Pusat dengan luas kota 48,13 kilometer persegi, wilayah Jakarta Barat

131,45 kilometer persegi, wilayah Jakarta Timur 184,01 kilometer persegi, Jakarta

Selatan 146,03 kilometer persegi dan Jakarta Utara 139,96 kilo meter

persegi.22untuk lebih jelasnya mengenai pembagian ke 5 wilayah tersebut dapat di

lihat di lampiran skripsi ini.

Daerah Ibu kota Jakarta sangat memperhatikan dunia pendidikan hingga

kesehatan para warganya, seperti tercatat dalam beberapa buku yang menulis

tentang profil DKI Jakarta. Pendidikan agama : peran pendidikan agama dalam

perjalanan sejarah kependidikan sudah tidak diragukan lagi. Madrasah, pesantren,

seminari (untuk calon pastur) selama ini sudah menunjukan bukti, tidak hanya

sebagai tempat pendidikan itu sendiri, 23 tetapi juga mempunyai peranan yang

penting dan telah membantu mengatasi kekurangan sarana sekolah di DKI Jakarta.

Madrasah misalnya, setiap tahun mampu menyerap rata-rata 50.000-60.000

murid baru untuk berbagai jenjang pendidikan dasar Ibtidaiyah, tsanawiyah hingga

aliyah. Selain madrasah , pada tahun 1990 di Jakarta juga terdapat 17 buah pondok

pesantren dengan murid sebanyak 11.889 orang dan guru sebanyak 360 orang,

Sedangkan pada tahun 2015 tercatat 88 pondok pesantren yang berada di DKI

Jakarta, Jumlah ini terus meningkat menurut penulis karena pondok pesantren

adalah lembaga pendidikan yang memadukan ilmu agama dan ilmu umum.

B. Sumber Kekayaan Alam DKI Jakarta

DKI Jakarta berbatasan langsung dengan laut tepatnya di sebelah utara

Jakarta, maka pemerintah DKI Jakarta menetapkan bahwasnnya salah satu sumber

daya alam DKI Jakarta berasal dari laut. Walaupun dahulu DKI Jakarta mempunyai

kekayaan alam seperti pertanian hingga perkebunan, tak ayal Pemerintah Provinsi

pun mengalihkan lebih banyak kearah laut. Pada era globalisasi ini tercatat nelayan

penduduk DKI Jakarta salah satu mata pencariannya ialah melaut dengan

22 Rudini dan tim penulis, Profil Propinsi Republik Indonesia, Daerah khusus Ibu Kota

Jakarta,(Jakarta, PT.Intermasa)1992 h.36 23 Rudini dan tim penulis, Profil Propinsi Republik Indonesia, Daerah khusus Ibu Kota

Jakarta h. 223

16

menangkap ikan konsumsi perkiraan angkanya 123.000 ton pertahun dan ikan hias

berada pada angka 59.860.000 ekor pertahun inilah salah satu sumber kekayaan

alam di Jakarta.

Bukan sampai situ saja sumber daya alam DKI Jakarta, Sumber daya

mineral juga menjadi primadona di kota ini, Tepatnya di Pulau Pabelokan,

Kepulauan Seribu, sumber daya mineral berupa minyak bumi dan gas mulai

dieksploitasi sejak tahun 2000 dengan rata-rata kapasitas produksi sekitar 4 juta

barel pertahun.24 Akan tetapi pemerintah ibu kota terus menggenjot pada bidang

pariwisata.

C. Keadaan Sosial Masyarakat DKI Jakarta

Etnis Masyarakat DKI Jakarta ialah etnis Betawi, akan tetapi di Ibu kota ini

banyak Etnis diantaranya Sunda, Banten, Melayu, dan masih banyak lagi.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencatat agama Islam adalah agama yang

terbesar di bumi Jakarta dengan angka Islam 85%, Kristen 9.2%, Budha 5,4%,lain-

lain 0,4%25. Dapat dikatakan DKI Jakarta mempunyai warga yang multi etnis dan

multi agama yang tinggal dan hidup rukun dalam toleransi di setiap warganya.

Roda ekonomi warga DKI Jakarta bukan hanya pada bidang kelautan saja,

akan tetapi masih banyak warga DKI Jakarta yang mengembangkan ekonominya

pada bidang industri, wirausaha dan perkantoraan. Warga Jakarta pada umumnya

sudah mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan kesehatan pun juga jauh lebih

baik.

D. Keadaan Geografis Wilayah DKI JAKARTA

d.1 Jakarta Pusat

Jakarta Pusat adalah salah satu dari wilayah di DKI Jakarta, keberadaanya di

pusat kota menjadikan tempat yang paling tinggi kesibukannya. Terbukti dengan

adanya Istana Negara sebagai pengatur roda pemerintahan Indonesia.

24 http://www.jakarta.go.id/v2/news/2008/01/Sumber-Kekayaan-Alam-

Jakarta#.WWXUGbayTIU data ini diakses pada tanggal 1 Juli 2017 pada pukul 14.05 wib. 25Rudini dan tim penulis , ,Profil Propinsi Republik Indonesia, Daerah khusus Ibu Kota

Jakarta ,(Jakarta, PT.Intermasa)1992 hal 35-36

http://www.jakarta.go.id/v2/news/2008/01/Sumber-Kekayaan-Alam-Jakarta#.WWXUGbayTIUhttp://www.jakarta.go.id/v2/news/2008/01/Sumber-Kekayaan-Alam-Jakarta#.WWXUGbayTIU

17

Jakarta Pusat mempunyai luas wilayah 48,13 26 Kilometer Persegi, dengan

tercatat 8 kecamatan yang berada di daerah Jakarta Pusat.

Tabel 1

Jumlah Kecamatan Jakarta Pusat dan Luas Wilayah

NO Nama Kecamatan Luas

1. Kecamatan Tanah abang 9,3 Km persegi

2. Kecamatan Menteng 6,5 Km Persegi

3. Kecamatan Senen 4,2 Km Persegi

4. Kecamatan Johar Baru 2,38 Km Persegi

5. Kecamtan Cemapaka Putih 4,69 Km persegi

6. Kecamatan Kemayoran 7,25 Km Persegi

7. Kecamatan Sawah Besar 6,16 Km Persegi

8. Kecamatan Gambir 7,59 Km Persegi

Dalam dunia pertumbuhan penduduk Jakarta Pusat mempunyai angka

pertumbuhan sebagai berikut dan dengan kemudian di imbangi pula dengan banyak

fasilitas pendidikan yang dapat di nikmati oleh warga Jakarta Pusat ini yang multi

etnis.

Jumlah penduduk di wilayah Jakarta Pusat berjumlah 916,192 Jiwa dengan laju

pertambahan penduduk sekitar 0.45% pertahunnya, untuk lebih jelas dapat di lihat

pada website Jakarta Pusat dalam angka yang di posting oleh Badan Pusat Statistik.

Dengan klasifikasi sebgai berikut :

a. Jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki berjumlah : 461.076 27jiwa

b. Jumlah penduduk berjenis kelamin wanita berjumlah : 455,116 jiwa

26 https://jakpuskota.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/2 di akses pada tanggal 15

september 2017 27 https://jakpuskota.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/14 di akses pada tanggal 15

september 2017

https://jakpuskota.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/2https://jakpuskota.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/14

18

Seperti yang penulis sudah gambarkan diatas bahwasannya pendidikan di

Jakarta Pusat juga mendapat perhatian dengan banyaknya lembaga pendidikan yang

berada di Jakarta Pusat ini.

a. Lembaga pendidikan Negeri atau dibawah naungan pemerintah berjumlah

268 lembaga baik dari tingkatan Sekolah dasar, Sekolah menengah pertama

dan sekolah menengah atas.

b. Lembaga pendidikan swasta pun tak kala banyaknya di daerah jakarta pusat

dengan berjumlah 237 lembaga pendidikan.28

c. Sementera itu lembaga pendidikan pesantren yang berkembang di jakarta

pusat hanya terdapat 1 dan di daerah kecamatan cempaka putih.29

Tabel 2

Jumlah Pondok Pesantren di Jakarta Pusat

No Nama Pondok Pesantren Alamat Kecamatan

1. Ponpes. Islam Hubbul

Wathon

Jl. Cempaka Putih

Tengah

Cemapaka

putih30

d.2 Jakarta Selatan

Wilayah administrasi Jakarta Selatan adalah salah satu dari 5 wilayah yang

berada di DKI Jakarta, dengan total wilayah 145,7331 Km dan mempunyai 10

kecamatan.

Tabel 3

Jumlah Kecamatan Jakarta Selatan dan luas wilayah

NO Nama Kecamatan Luas

1. Kecamatan Pesanggrahan 12,76 Km persegi

2. Kecamatan Kebayoran lama 16,72 Km Persegi

3. Kecamatan Kebayoran baru 12,95 Km Persegi

28 https://jakpuskota.bps.go.id/Subjek/view/id/28#subjekViewTab3|accordion-daftar-

subjek1 di akses pada tanggal 15 september 2017 29 Dokumen Pribadi Draft Nama-nama pondok pesantren DKI Jakarta diberikan oleh

Kemenag RI pada tanggal 28 Februari 2017 30 Ponpes adalah singkatan dari Pondok Pesantren maka selanjutnya istilah Pondok

Pesantren Penulis singkat menggunakan kata Ponpes. 31 Tim BPS kota Admnistrasi Jakarta Selatan, Kota Administrasi Jakarta Selatan dalam

angka 2017, (Jakarta, BPS Jakarta Selatan), 2017 hal 9

https://jakpuskota.bps.go.id/Subjek/view/id/28#subjekViewTab3|accordion-daftar-subjek1https://jakpuskota.bps.go.id/Subjek/view/id/28#subjekViewTab3|accordion-daftar-subjek1

19

4. Kecamatan Cilandak 18,16 Km Persegi

5. Kecamatan Setia Budi 8,85 Km persegi

6. Kecamatan Mampang Prapatan 7,73 Km Persegi

7. Kecamatan Pancoran 8.63 Km Persegi

8. Kecamatan Tebet 9.03 Km Persegi

9. Kecamatan Pasar Minggu 21,96 Km Persegi

10. Kecamatan Jagakrasa 24,87 Km Persegi

Jumlah penduduk di wilayah Jakarta Selatan berjumlah 2.206.732 32 jiwa

dengan laju pertambahan penduduk sekitar 0.95% pertahunnya, untuk lebih jelas

dapat di lihat pada buku Badan Pusat Statistik Jakarta Selatan dalam Angka.

Dengan klasifikasi sebgai berikut

c. Jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki berjumlah : 1.105.823 jiwa

d. Jumlah penduduk berjenis kelamin wanita berjumlah : 1.100.857 jiwa

Sedangkan rata-rata warga wilayah Jakarta Selatan bekerja sebagai Pegawai

Negeri Sipil dan menjadi sebagai wirasusaha. Dalam dunia pendidikan warga di

bilangan Jakarta Selatan sudah mempunyai sarana pendidikan yang memadai.

Berikut ini sarana pendidikan di wilayah jakarta selatan :

a. Sekolah Negeri di wilayah Jakarta Selatan berjumlah 42233

b. Sekolah swasta di wilayah Jakarta Selatan berjumlah 170

c. Pondok pesantren yang berada di wilayah Jakarta Selatan berjumlah 20

pondok pesantren.

Pondok pesantren menjadi salah satu primadona di DKI Jakarta khususnya di

wilayah Jakarta Selatan ke 2034 pondok pesantren ini dilansir dari Kementerian

Agama RI.

32 Tim BPS kota Admnistrasi Jakarta Selatan, Kota Administrasi Jakarta Selatan dalam

angka 2017, (Jakarta, BPS Jakarta Selatan), 2017 hal 46 33 Tim BPS kota Admnistrasi Jakarta Selatan, Kota Administrasi Jakarta Selatan dalam

angka 2017 hal 94 34 Dokumen Pribadi Draft Nama-nama pondok pesantren DKI Jakarta diberikan oleh

Kemenag RI pada tanggal 28 Februari 2017

20

Tabel 4

Jumlah Pondok Pesantren di Jakarta Selatan

NO Nama

Pondok Pesantren

Alamat Kecamatan

1. Ponpes. Al Ishlah Jl. Tanah Kusir

Rt.007/010

Kebayoran

Lama

2. Ponpes. Mahad Aly

Al Arba'in

Jl. KH. M. Syafi'i

Hadzami

Kebayoran

Lama

3. Ponpes.

Al Musyarrofah

Jl. H. Mukhtar Raya Pesanggrahan

4. Ponpes.

Miftahul Huda

Jl. H. Satiri Ulujami

Rt.02/03

Pesanggrahan

5. Ponpes. Darunnajah Jl. Ulujami Raya no 86 Pesanggrahan

6. Ponpes. Daarul

Maarif

Jl Rs.Fatmawati Cilandak

7. Ponpes. Hidayatut

Thalibin

Jl. Cilandak tengah Cilandak

8. Ponpes. Miftahul

Ulum

Jl.Madrasah No 17 Cilandak

9. Ponpes.

Al Mahbubiyah

Jl. Jeruk Purut

Rt.001/03

Pasar Minggu

10. Ponpes.

Al Mawaddah

Jl. Sadar Raya No 34 Jagakarsa

11. Ponpes. Al I'tshom Jl. Tanjung Barat

Selatan

Jagakarsa

12. Ponpes. An Nuriyah Jl. Timbul No 60

Cipedak

Jagakarsa

13. Ponpes. Darul Aitam

Al I'tishom

Jl. Tanjung

Barat Selatan

Jagakarsa

14. Ponpes. Daarul Ishlah Jl. Buncit Raya No.5 Pancoran

21

15. Ponpes. Darul

Hikmah

Jl. Lapangan Merah Jagakarsa

16. Ponpes.

Daarul Rahman

Jl. Senopati 35 A Kebayoran Baru

17. Ponpes.

As Syafi'iyah

Jl. Al Barkah No.17 Tebet

18. Ponpes. Darul Qur'an Jl. Palbatu I No.21 Tebet

19. Ponpes. Perguruan

Al Awwabin

Jl. Teber Barat VI No.3 Tebet

20. Ponpes. Syarif

Hidayatullah

Jl. Lap. Ros III No. 33 Tebet

d.3 Jakarta Timur

Jakarta Timur adalah wilayah yang hampir berbatas dengan beberapa daerah

seperti Bekasi dan Karawang, Jakarta Timur sendiri mempunyai luas wilayah

184,01 kilometer persegi dan terintegrasi langsung bandara bertaraf Internasional

yang bernama Halim Perdana Kusuma.

Tabel 5

Jumlah Kecamatan Jakarta Timur dan luas wilayah

NO Nama Kecamatan Luas

1. Kecamatan Pasar Rebo35 12,98 Km persegi

2. Kecamatan Ciracas 16,08 Km persegi

3. Kecamatan Cipayung 28,45 Km persegi

4. Kecamatan Makasar 21,85 Km persegi

5. Kecamatan Kramat jati 13 Km persegi

6. Kecamatan Jatinetgara 10,25 Km persegi

7. Kecamatan Duren Sawit 22,65 Km Persegi

35 Tim BPS kota Admnistrasi Jakarta Timur, Kota Administrasi Jakarta Timur dalam

angka 2017, (Jakarta, BPS Jakarta Timur), 2017 hal 5

22

8. Kecamatan Cakung 42,28 Km persegi

9. Kecamatan Pulogadung 15,61 Km persegi

10 Kecamatan Matraman 4,88 Km persegi

Pertumbuhan penduduk di Jakarta Timur dapat dikatakan cukup merata dengan

jumlah 2.868.91036 jiwa, terbagi dengan klasifikasi sebgai berikut :

a. Jumlah penduduk laki-laki berjumlah 1,475,272 jiwa

b. Jumlah penduduk wanita berjumlah 1,393,638 jiwa

Pada bidang pendidikan Jakarta Timur mencatat 37 pondok pesantren yang

berada di wilayahnya, selanjutnya tercatat pula sekolah negeri berjumlah 198 dan

lembaga pendidikan swasta yang berjumlah 202. Dari 37 pondok pesantren maka

inilah nama-nama pondok pesantren yang tercata di Kementerian Agama RI37:

Tabel 6

Jumlah Pondok Pesantren di Jakarta Timur

NO Nama Pondok

Pesantren

Alamat Kecamatan

1. Ponpes. Ziyadatul

Mubtadi'ien

Jl. Penggilingan No.100 Cakung

2. Ponpes. Rahmatusy Syfa Jl. Rawa Kuning No.59 Cakung

3. Ponpes.

Nahdatul Wathan

Jl. Raya Penggilingan Cakung

4. Ponpes. Jamiyyatul

Khoirot

Jl. Tipar Cakung Cakung

5. Ponpes. Darul Hikmah Jl. Al Hikmah Kp. Kandang

Sapi

Cakung

6. Ponpes.

Asy-Syubban

AlMuslimun

Kp. Baru Rt.003/09 Cakung

36 Tim BPS kota Admnistrasi Jakarta Timur, Kota Administrasi Jakarta Timur dalam

angka 2017, (Jakarta, BPS Jakarta Timur), 2017 hal 3 37 Dokumen Pribadi Draft Nama-nama pondok pesantren DKI Jakarta diberikan oleh

Kemenag RI pada tanggal 28 Februari 2017

23

7. Ponpes.

Al Wathoniyah Pusat

Jl. Raya Bekasi Timur Cakung

8. Ponpes.

Al Hikmatuzzainiyyah

Jl. Satria Tiga Rt.009/02 Cakung

9. Ponpes.

Al Wathoniyah 09

Jl. Raya Penggilingan

02/03

Cakung

10. Ponpes. Khusus Yatim

Darussalam

Jl. Jatinegara Kaum 1 36 Pulo gadung

11. Ponpes. Ar Rahmah Jl. Sinar Jaya Rt.001/010 Pulo gadung

12. Ponpes. Al Kenamiyah Jl. Pulo Nangka Barat Pulo gadung

13. Ponpes. Persatuan Islam Jl.Kramat Asem Matraman

14. Ponpes. Jauharul Wathan Jl. T. No.4 Rt.005/011 Jatinegara

15. Ponpes. Assalafy

Jl. Kebon Nanas Utara II

No.3

Jatinegara

16. Ponpes. Husnayain Jl. Lapan 25 Pekayon Pasar Rebo

17. Ponpes. Al Amiria Jl. Bungur Rt.10 Rw.06 Ciracas

18. Ponpes. Assalafiyah Jl. Manunggal 2 Ciracas

19. Ponpes. Modern Tunas

Islam Jl. Cibubur 4 No.20

Ciracas

20. Ponpes. Al Fajru Jl. Kapuk Rt. 11/03 Cipayung

21. Ponpes. Al Fathonah Jl. SLTP 160 Rt.05/05 Cipayung

22. Ponpes. Al Mustaqiim

Jl. Munjul No. 1 Kel.

Munjul

Cipayung

23. Ponpes. Bamadita

Rahman

Jl. Asrama Zeni AD No.

17

Cipayung

24. Ponpes. Darul Faroh Jl. H. Siun Rt.001/05 Cipayung

25. Ponpes. Fisabilillah Jl. Kel. Pondok Rangon Cipayung

26 Ponpes. Ja'far Shiddiq

Jl. Hankam Munjul

Rt.05/02

Cipayung

27 Ponpes.

Minhaajurrosyidin

Jl. SPG 7 No. 17-

Lubang Buaya

Cipayung

28. Ponpes. Tsaqofah

Aislamiyah

Jl. SMP 160 No. 32

Rt.03/01

Cipayung

29. Ponpes. Ulul Ilmi Jl. Masjid Al Akbar 40 Cipayung

30. Ponpes. Jl. Kav. I DKI No.80 Cipayung

24

Yayasan Al Hamzah

31. Ponpes. Nurul Jannah Jl. Raya Malaka Duren sawit

32. Ponpes. Az Ziyadah Kp. Tanah 80 Duren Sawit

33. Ponpes. Al Wathoniyah

24

Jl. Padat Karya No. 35

Rt.08/0

Duren sawit

34. Ponpes. Al Jauhariyah Jl. Raya Buaran Duren Sawit

35. Ponpes. Al Hidayah

Jl. Jatibening II Rt.01 /

12

Duren Sawit

36. Ponpes. Tapak Sunan Jl. Kayu Manis Kramat Jati

37. Ponpes. Nurul Hijrah Jl. Penggilingan Baru 3 Kramat Jati

d.4 Jakarta Utara

Wilayah Jakarta Utara dapat dikatakan daerah peniagaan terbukti adanya 2

Pelabuhan yang saat ini masih eksis keberadaaanya ialah pelabuhan Sunda Kelapa

dan Pelabuhan Tanjung Priuk. Ketinggian pulau ini berkisar 0 sampai dengan 20

meter di atas permukaan laut38. Masyarakat Jakarta Utara mata pencahariannya

sebagai nelayan, buruh dan bahkan juga tercatat wirausaha. Jakarta Utara terbagai

dalam 6 kecamatan yang saling berintergrasi dengan pemerintah Administrasi

Jakarta Utara.

Tabel 7

Jumlah Kecamatan Jakarta Utara dan luas wilayah

NO Nama Kecamatan Luas

1. Kecamatan Penjaringan 45,41 Km persegi

2. Kecamatan Tanjung Priuk 22,52 Km persegi

3. Kecamatan Pademangan 11,92 Km persegi

4. Kecamatan Koja 12,25 Km persegi

5. Kecamatan Cilincing 39,70 Km persegi

6. Kecamatan Kelapa Gading 16,12 Km persegi

38 https://jakutkota.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/4 di akses pada tanggal 15 september

2017.

https://jakutkota.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/4

25

Pertumbuhan penduduk Jakarta Utara pada sensus yang dilakukan tahun

2011 ialah berjumlah 1.645.65939 jiwa yang tersebar dalam ke-enam kecamatan di

Jakarta utara. Penyberan dunia pendidikan di Jakarta Utara relatif lebih baik ini

terbukti dengan adanya lembaga Pendidikan dari SD-SMP dan SMA Negeri yang

berjumlah 264 sekolah, sedangkan pada lembaga pendidikan swastanya berjumlah

184 sekolah40. Begitu pula dunia pendidikan pondok pesantren yang berada di

Jakarta Utara berjumlah 1341 Pondok pesantren. Berikut ini pondok pesantren yang

tersebar di Jakarta Utara

Tabel 8

Jumlah Pondok Pesantren di Jakarta Utara

No Nama Pondok Pesantren Alamat

Kecamatan

1. Ponpes. Syawapifiyyah

Malaka Jl Malaka no 27 rt 13/6

Cilincing

2. Ponpes. Al Wathoniyah

43

Jl. Raya Rorotan

Rt.001/10

Cilincing

3. Ponpes. Al Miftahiyyah

Jl. Muara Gedung

Kalibaru

Cilincing

4. Ponpes. Al Hikmah Jl. Malaka Bulak 18 Cilincing

5.

Ponpes. Yatim Al Aqsha Jl. Sutra Ungu No.31

Kelapa

gading

6. Ponpes. Al Mutaqin Jl. Lontar 2 No.12/14/16 Koja

7. Ponpes. Yapis Al

Oesmaniyah Jl. Tawes No.21-22

Tanjung

Priok

8. Ponpes. Ilmu Al Qur'an

Al Misbah

JL. Re Mardinata

Rt.08/13

Tanjung

Priok

9. Ponpes. Al Qur'an

Ibrohimiyyah Kp. Bahari 4 No.121

Tanjung

Priok

39 Tim BPS kota Admnistrasi Jakarta Utara, Kota Administrasi Jakarta Utara dalam angka

2017, (Jakarta, BPS Jakarta utara), 2017 hal xxvii 40 Tim BPS kota Admnistrasi Jakarta Utara, Kota Administrasi Jakarta Utara dalam angka

2017, (Jakarta, BPS Jakarta utara), 2017 hal 89 41 Dokumen Pribadi Draft Nama-nama pondok pesantren DKI Jakarta diberikan oleh

Kemenag RI pada tanggal 28 Februari 2017

26

10. Ponpes. Nurul Bahri Muara Angke Rt.006/01 Penjaringan

11. Ponpes. Darul Ghufron Jl. Luar Batang 5 Penjaringan

12 Ponpes. Al Muhajirin

Telukgong Kavling

Blok A 20

Penjaringan

13. Ponpes. Fathul Huda

Jl. Kapuk Kamal

Raya No.20

Penjaringan

d.5 Kepulauan Seribu

Kepulauan Seribu adalah pulau yang berada di utara Jakarta, keberadaanya

sesuai Surat Keputusan Gubernur no. 171 tahun 2007, luas wilayah dari Pulau

Seribu ini sebesar 8,70 km persegi42dengan jumlah penduduk mencapai 23.321 jiwa

pada sensus yang dilakukan tahun 2015.

Kepulauan seribu terdapat 2 kecamatan :

a. Kecamatan Kepualaun Seribu Selatan

b. Kecamatan Kepualaun Seribu Utara

Dalam perkembangan ekonominya masyarakat di Kepulauan Seribu

mengandalkan mata pencaharian sebagai produksi perikanan atau biasa disebut

dengan nelayan, umumnya para nelayan tersebut mencari ikan di teluk Jakarta

produksi ikan pada tahun 2000 adalah 57.260.269 kilogram dengan berjumlah

pemasukan 97.267.048.67543 dan juga membuka usaha pariwisata di Kepulauan

Seribu. Pada dunia pendidikan pemerintah DKI Jakarta menyediakan sarana

pendidikan yang cukup memadai

A. Terdapat sekolah negeri yang di naungi pemerintah sebanyak 24 sekolah

B. Sekolah swasta di Kepualauan Seribu terdapat 5 sekolah dan 1 pondok

pesantren yang berada di kepulauan kelapa. 44

42 https://kepulauanseribukab.bps.go.id/Subjek/view/id/153#subjekViewTab3|accordion-

daftar-subjek1 di akses tanggal 19 september 2017 43 Eni setiati dkk, Profil Kota Jakarta Doeloe, Kini dan Esok, (Jakarta, PT Ikrar Mandiri

Abadi, 2009) hal 158 44 Dokumen Pribadi Draft Nama-nama pondok pesantren DKI Jakarta diberikan oleh

Kemenag RI pada tanggal 28 Februari 2017

https://kepulauanseribukab.bps.go.id/Subjek/view/id/153#subjekViewTab3|accordion-daftar-subjek1https://kepulauanseribukab.bps.go.id/Subjek/view/id/153#subjekViewTab3|accordion-daftar-subjek1

27

Tabel 9

Jumlah Pondok Pesantren di Kepulauan Seribu

No Nama Pondok Pesantren Alamat

Kecamatan

1. Ponpes. Amalan

Syahid Pulau Kelapa

Kepulauan

seribu

d.6 Jakarta Barat

Jakarta Barat mempunyai luas 129,5445 Km persegi, Dalam menjalankan roda

pemerintahan pemerintah kota Administrasi Jakarta Barat dibantu dengan 8

Kecamatan yang tersebar di zona pemerintahan Jakarta Barat. Jumlah penduduk

Jakarta Barat berjumlah 2.496.002 jiwa46dengan klasifikasi sebagai berikut : laki-

laki berjumlah 1.261.179 dan prempuan berjumlah 1.234.823 jiwa.

Berikut ini jumlah Kecamatan dan luasnya yang berada di Jakarta Barat

Tabel 10

Jumlah Kecamatan di Jakarta Barat dan luas wilayah

NO Nama Kecamatan Luas

1. Kecamatan Kalideres 30,23 Km persegi47

2. Kecamatan Cengkareng 26,54 Km persegi

3. Kecamatan Kembangan 24,16 Km persegi

4. Kecamatan Kebon jeruk 17,98 Km persegi

5. Kecamatan Palmerah 7,51 Km persegi

6. Kecamatan Grogol Petamburan 9,99 Km persegi

7. Kecamatan Tambora 5,40 Km persegi

8. Kecamatan Taman Sari 7,73 Km persegi

45 Tim BPS kota Admnistrasi Jakarta Barat, Kota Administrasi Jakarta Barat dalam angka

2017, (Jakarta, BPS Jakarta barat), 2017 hal 42 46 Tim BPS kota Admnistrasi Jakarta Barat, Kota Administrasi Jakarta Barat dalam angka

2017, hal 65 47 https://jakbarkota.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/3 diakses pada tanggal 19

september 2017

https://jakbarkota.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/3

28

Dalam segi pendidikan kota administrasi Jakarta Barat terdapat sekolah negeri

dan sekolah swasta

a. Jumlah sekolah negeri berjumlah 525 sekolah

b. Jumlah sekolah swasta termasuk juga pondok pesantren 568 48sekolah atau

lembaga dan dibawah ini nama-nama pondok pesantren yang berada di

Jakarta Barat.49

Tabel 11

Jumlah Pondok Pesantren di Jakarta Barat

No Nama Pondok Pesantren Alamat

Kecamatan

1. Ponpes. Al Falah

JL. KH. Tohir NO 43

Rt.03/07

Kebon Jeruk

2. Ponpes. Al Idzhaar Jl. H. Salihun No.163 Kebon Jeruk

3. Ponpes. As Shiddiqiyah Jl. Surya Sarana 6 c Kebon Jeruk

4. Ponpes. As Surur Jl. H.H. No.63 Rt.08/01 Kebon Jeruk

5. Ponpes. At Taufiiq Kedoya Selatan Kebon Jeruk

6. Ponpes. YPP. Al Kamal Jl. Kedoya Raya No.2 Kebon Jeruk

7. Ponpes. Al Falah As

Salafiyah

Jl. Pisangan Batu

No.29A

Sawah Besar

8. Ponpes. Al Abror

Jl. Manggis No.5A

Srengseng

Kembangan

9. Ponpes. Al Hidayah

Basmol Basmol Rt.06/06

Kembangan

10. Pompes. Al Washilah

Kp. Baru

No.20 Rt.014/010

Kembangan

11. Ponpes. An Nuriyah

Komplek Unilever

No.22

Kembangan

12. Ponpes. Mirqot Ilmiyah

Al Itqon Jl. H. Selong Rt.005/03

Cengkareng

13. Ponpes. Nurul Qur'an

Jl. Raya Duri Kosambi

No.7

Cengkareng

14. Ponpes. Minhajut

Tholibin Jl. Peta Utara No.46

Kalideres

15. Ponpes. Sirojul Huda Jl. Utan Jati Rt.002/011 Kalideres

48 https://jakbarkota.bps.go.id/Subjek/view/id/28#subjekViewTab3|accordion-daftar-

subjek1 di akeses pada tanggal 19 september 2017 49 Dokumen Pribadi Draft Nama-nama pondok pesantren DKI Jakarta diberikan oleh

Kemenag RI pada tanggal 28 Februari 2017

https://jakbarkota.bps.go.id/Subjek/view/id/28#subjekViewTab3|accordion-daftar-subjek1https://jakbarkota.bps.go.id/Subjek/view/id/28#subjekViewTab3|accordion-daftar-subjek1

29

16. Ponpes. Riyadhul

Mu'minin

Jl. Petamburan Angke

No.21

Grogol

Petamburan

E. LETAK GEOGRAFIS KECAMATAN KEBON JERUK

50

Kecamatan Kebon Jeruk memiliki luas sebesar 13,88 persen terhadap wilayah

Kota Administrasi. Jakarta Barat. Seperti pada umumnya di daerah lain di kota

administrasi. Jakarta Barat merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata

7 meter diatas permukaan laut, dan terletak pada posisi 106 2242 s/d 1065818

BT dan 5 1912 s/d 62354LS51.

Kecamatan Kebon Jeruk memiliki luas wilayah berdasarkan Surat Keputusan

(SK) Gubernur DKI Jakarta Nomor 171 Tahun 2007 sebesar 1.798,32 hektar dan

terbagi menjadi 7 Kelurahan. Masing-masing kelurahan mempunyai luas sebagai

berikut : Kelurahan yang pertama ialah Keluarahan yang diberi nama dengan

Sukabumi Selatan, Kelurahan ini mempunyai luas wilayah berkisar 156,88 Hektar

dan Pondok Pesantren Al-Falah juga berada dalam lingkup Kelurahan Sukabumi

Selatan, kemudian Kelurahan yang kedua Sukabumi Utara ialah kelurahan yang

50 https://id.images.search.yahoo.com/yhs/search;_ylt=Awrxg9KLKxxaXgoAAHX3RQx.

?p=peta+kebon+jeruk&fr=yhs-Lkry-SF01&fr2=piv-web&hspart=Lkry&hsimp=yhs-

SF01&type=YHS_SF_12000#id=9&iurl=http%3A%2F%2Fjakartaplaces.com%2Fwp-

content%2Fuploads%2F2015%2F02%2FPeta-Jakarta-Barat.jpg&action=click data di akses pada

tanggal 20 Januari 2017 51 Tim BPS Kota administrai Jakarta Barat, Kecamatan Kebon Jeruk dalam Angka 2016,

( Jakarta, BPS Jakarta Barat) 2016 h.3

https://id.images.search.yahoo.com/yhs/search;_ylt=Awrxg9KLKxxaXgoAAHX3RQx.?p=peta+kebon+jeruk&fr=yhs-Lkry-SF01&fr2=piv-web&hspart=Lkry&hsimp=yhs-SF01&type=YHS_SF_12000#id=9&iurl=http%3A%2F%2Fjakartaplaces.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2015%2F02%2FPeta-Jakarta-Barat.jpg&action=clickhttps://id.images.search.yahoo.com/yhs/search;_ylt=Awrxg9KLKxxaXgoAAHX3RQx.?p=peta+kebon+jeruk&fr=yhs-Lkry-SF01&fr2=piv-web&hspart=Lkry&hsimp=yhs-SF01&type=YHS_SF_12000#id=9&iurl=http%3A%2F%2Fjakartaplaces.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2015%2F02%2FPeta-Jakarta-Barat.jpg&action=clickhttps://id.images.search.yahoo.com/yhs/search;_ylt=Awrxg9KLKxxaXgoAAHX3RQx.?p=peta+kebon+jeruk&fr=yhs-Lkry-SF01&fr2=piv-web&hspart=Lkry&hsimp=yhs-SF01&type=YHS_SF_12000#id=9&iurl=http%3A%2F%2Fjakartaplaces.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2015%2F02%2FPeta-Jakarta-Barat.jpg&action=clickhttps://id.images.search.yahoo.com/yhs/search;_ylt=Awrxg9KLKxxaXgoAAHX3RQx.?p=peta+kebon+jeruk&fr=yhs-Lkry-SF01&fr2=piv-web&hspart=Lkry&hsimp=yhs-SF01&type=YHS_SF_12000#id=9&iurl=http%3A%2F%2Fjakartaplaces.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2015%2F02%2FPeta-Jakarta-Barat.jpg&action=click

30

berada di Utara Kecamatan Kebon Jeruk dengan luas wilayah berkisar 157,09

hektar, yang ketiga ialah Kelurahan Kelapa Dua kelurahan ini mempunyai wilayah

yang cukup luas 150,35 hektar. Selanjutnya wilayah Kelurahan Kebon Jeruk

dengan luas wilayah 369,15 hektar dan di tempat ini pula kantor Kecamatan ini

berada. Kelurahan yang ke lima ialah dengan luas 387,00 hektar diberi nama

dengan keluarahan Duri Kepa dan dua wilayah lagi yaitu Keluarahan Kedoya

Selatan dengan Kedoya Utara yang masing-masing mempunyai luas wilayah

228,42 hektar dan 314,78 hektar.

Batas-batas Wilayah Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat :

Terdapat 4 wilayah perbatasan Kecamatan Kebon Jeruk dengan wilayah

lainnya, ialah pada bagian utara Kecamatan Kebon Jeruk berbatasan dengan:

Kelurahan Wijaya Kusuma, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

Sedangkan pada bagian timur Kecamatan Kebon Jeruk berbatasan dengan :

Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah dan Jakarta Barat. Pada Sebelah

Selatan berbatasan dengan: Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan dan

Kecamatan Ciledug, hingga Banten. Dan pada bagian terakhir yaitu di sebelah

Barat : Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.52

1. Luas Penggunaan Tanah

Kecamatan Kebon Jeruk pada tahun 2015 sudah mengalami banyak perubahan

yang signifikan terlihat dari data sebagai berikut :

- Penggunaan lahan Sukabumi Selatan di sebanyak 1,10 hektar sebagai taman

yang berada di keluarahan tersebut, sedangkan penggunaan lainnya seperti

industri perkarangan, kuburan dan lainnya berjumlah 14,62 hektar.

- Sukabumi Selatan untuk ruang terbuka hijau berkisar 6,37 hektar, untuk

perkebunan/pertanian pada angka 7,68 hektar dan lainnya berjumlah 5,97

hektar. untuk pertanian 1,11 hektar dan lainnya berjumlah 10,86 hektar.

52 Tim BPS Kota administrai Jakarta Barat, Kecamatan Kebon Jeruk dalam Angka 2016,

( Jakarta, BPS Jakarta Barat) 2016 h.3

31

- Kecamatan Kebon Jeruk juga mempunyai Kelurahan Duri Kepa dengan

lahan yang digunakan untuk taman 4,55 hektar sedangkan pertanian tiada

dan lainnya 4.11 hektar.

- Kelurahan Kedoya Selatan lahan yang digunakan untuk taman berjumlah

0,78 hektar dan lainnya 2,48 hektar.

- Kedoya Utara 0,50 hektar di gunakan untuk taman dan 11,66 hektar

digunakan untuk sarana dan prasana lainnya.53

2. Kondisi Sosial dan Pendidikan Masyarakat Kampung Baru, Jakarta

Barat.

Masyarkat Kampung Baru adalah Masyarakat religius dari beberapa wilayah

di DKI Jakarta lainnya, Terbukti disematkannya nama Kampung santri baik dari

tokoh masyarakat sekitar atau di luar dari masyarakat Kampung Baru itu sendiri.

Kampung Baru tergabung dalam wilayah Kelurahan Sukabumi Selatan yang dari

tahun ke tahun penduduknya mengalami peningkatan menurut data sensus Badan

Pusat Statistik administrasi Jakarta Barat 3% setiap tahunnya. 54 ` Berikut

pemamparan yang penulis dapat gambarkan : pada tahun 2015 jumlah warga laki-

laki yang tinggal di Kecamatan Kebon Jeruk khususnya kelurahan Sukabumi

Selatan berjumlah 21.0722 jiwa. sedangkan untuk warga prempuannya berada di

angka 41.461 jiwa. Jumlah kependudukan di ketujuh Kelurahan berjumlah 321.209

jiwa. Jika kita lihat kembali data pada tahun sebelumya di kejutuh kelurahan di

tahun 2012 313.671 jiwa, pada tahun 2013 jumlah penduduknya 305.867 jiwa dan

terakhir pada tahun 2015 jumlah penduduknya 316.209 jiwa. Maka seperti penulis

katakana sebelumnya angkata peningkatan penduduk pertahun naik hingga 3%.

Penduduk Kampung Baru adalah penduduk yang selalu menjunjung nilai

keIslaman yang tinggi terbukti apabila melintasi wilayah tersebut, Maka yang

terdengar lantunan ayat suci Al-Quran hingga pengajian kitab klasik di masjid dan

53 Tim BPS Kota administrai Jakarta Barat, Kecamatan Kebon Jeruk dalam Angka 2016,

( Jakarta, BPS Jakarta Barat) 2016 h.5 54 Tim BPS Kota administrai Jakarta Barat, Kecamatan Kebon Jeruk dalam Angka 2016,

( Jakarta, BPS Jakarta Barat) 2016 h. 17

32

musolah Kampung Baru. akan tetapi masyarakat Kampung Baru pada umumnya

selalu menghargai perbedaan di dalam kehidupan bermasyarakat dapat dikatakan

tolernasi antar umat beragamanya sangatlah tinggi.

Menurut pakar sosiologi mengatakan bahwa perubahan sosial adalah sebuah

proses perubahan yang mencakup berbagai fenomena sosial di setiap lini kehidupan

masyarakat55. Salah satunya penulis akan menggambarkan perubahan sosial yang

dialami masyakarat kampung baru jakarta barat.

Pada dunia pendidikan pemeritah DKI Jakarta memang tidak bermain-main

dalam dunia mencerdaskan anak bangsa ini terbukti di wilayah Kecamatan Kebon

Jeruk, Jakarta Barat tercatat sekolah dasar negeri yang berjumlah 68 Sekolah,

Sedangkan Sekolah dasar swasta termasuk di dalamnya sekolah dasar Ibtidaiyah

terdapat 38 sekolah swasta, dan terus akan berkembang pesat dunia pendidikan ini.

Pada tingkatan selanjutnya ialah tingkatan Sekolah Menengah Pertama atau

Madrasah tsanawiyah bejumlah : untuk SMP Negeri berjumlah 10 sekolah dan

sekolah swasta berjumlah 28 sekolah. DKI Jakarta terus memperbaiki infrastruktur

pendidikan diantaranya mengeluarkan program kartu jakarta pintar atau disingkat

dengan KJP guna membantu masyarakat Jakarta dari segi pendidikan. Untuk

pendidikan pada tahap selanjunya ialah Sekolah menengah atas dan juga madrasah

aliyah berjumlah 18 lembaga pendidikan dengan klasifikasi sebagai berikut : untuk

sekolah menengah atas negeri berjumlah 2 dan madrasah atau sekolah swasta

berjumlah 13 sekolah dan terakhir ialah sekolah menengah kejuruan sebanyak 3

lembaga sekolah.

Masyarakat Kampung Baru pada umumnya lebih senang melakukan wirausaha,

wirausaha yang di pilih ialah pada bidang industri rumahan seperti konveksi,

sablon, percetakan dan masih ada juga yang melakukan pekerjaannya di kantor.

Menurut penulis walaupun banyak berdirinya lembaga pendidikan yang dibangun

oleh pemerintah DKI Jakarta (Sekolah Negeri), Lembaga Pendidikan Yayasan

Tarbiyah Islamiyah masih banyak peminat bagi masyarakat Kampung Baru, Jakarta

55 Soerjono Sokanto, Teori Sosiologi Tentang Perubaahan Sosial (Jakarta: Ghalia,

Indonesia, 1983), h.6

33

Barat dan Jabodetabek. Terbukti dengan adanya data santri/santriwati yang

mendaftar di lembaga pendidikan Yayasan Tarbiyah Islamiyah Al-Falah baik yang

bersekolah formal atau pun yang mendaftar di Pondok Pesantren Al-Falah Jakarta

Barat.

Banyak dari orang tua di sekitar daerah Kampung Baru atau di luar dari daerah

Kampung Baru menyekolahkan anaknya di Lembaga Yayasan Tarbiyah Islamiyah

Al-Falah. Kecenderungan ini dilihat dari lulusan dari lembaga ini yang banyak

berpengaruh di daerahnya masing-masing bahkan menjadi tokoh dan panutan bagi

masyarakat setempat dan terkenal sebagai santri yang alim. Bukan hanya itu saja

banyak orang tua santri dan santriwati menyekolahkan anaknya guna mendapatkan

ilmu agama dan ilmu umum dengan baik. Bahkan di pondok pesantren ini juga

ditempa mental para santrinya, dari sinilah para orang tua santri mempercayai

anaknya untuk mengeyam pendidikan di Pondok Pesantren Al-Falah atau lembaga

pendidikan Al-Falah.56 Karena kebanyakan alumni dari pondok pesantren selalu

mengamalkan sifat yang di ajarkan di pondok pesantren diantaranya : sifat tolong

menolong, toleransi, mandiri dan dapat menyelesaikan masalah yang ada

dilingkunganya dengan cepat dan tepat.57

56 Wawancara Pribadi dengan H.Ismatullah , Tokoh masyarakat pegawai keluarahan

sukabumi selatan, Jakarta, 14 November 2017.

57 Syaefuddin, Zuhry, Budaya Pesantren dan Pendidikan Pesantren Salaf vol 19,

November 2011.

33

BAB III

SEJARAH BERDIRINYA PESANTREN

A. Pengertian Pesantren

Sejarah perkembangan pendidikan Islam sangat luar biasa dari zaman

Rasulullah Saw hingga zaman para sahabat dan dinasti-dinasti Islam setelah para

sahabat Rasulullah Saw. Di era modern ini, pendidikan Islam tetap memberikan

kontribusinya dan juga banyak menghasilkan ilmuan-ilmuan yang berkaliber dunia

hingga ulama-ulama yang menyebarkan agama Islam di berbagai belahan dunia.

Banyak sarana pendidikan yang dibangun oleh lembaga pendidikan agama

Islam yang bertujuan untuk mengembangkan tradisi keilmuan bagi kaum muslim.

Hingga era globalisasi ini, lembaga-lembaga pendidikan Islam masih bertahan

dalam lingkungan masyarakat. Berikut ini lembaga-lembaga pendidikan Islam yang

ada dan pernah berkembang di Indonesia; Surau, Meunasah, Dayah, Rangkang,

Madrasah dan Pesantren.

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata Pesantren ialah : Asrama

atau sekolah dimana para santri mengkaji Ilmu agama 58 . Sedangkan menurut

etimologi, pesantren berasal dari kata santri dengan awalan Pe dan akhiran an

yang berarti tempat tinggal santri, selain itu kata pesantren berasal dari kata

sant (manusia baik) dengan suku kataira(suka menolong) sehingga pesantren

dapat di artikan tempat pendidikan manusia baik-baik.59 Sedangkan apabila ditinjau

dari nilai sejarah atau historisnya, pesantren adalah lembaga pendidikan pribumi

tertua di Indonesia sudah dikenal sebelum Indonesia merdeka bahkan sejak agama

Islam masuk ke Indonesia. Pesantren terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan

perkembangan dunia pendidikan pada umumnya.bahwa pesantren telah dikenal

luas dikalangan masyarakat Indonesia pra Islam. Islam datang dan tinggal

mengislamkannya. Dengan kata lain, pesantren seperti dikatakan Cak Nur diatas

58 Tim prima pena, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta : Gitamedia Press,1998)

h.514 59 Wahjoetomo, perguruan tingggi pesantren, (Jakarta : Gema Insani Press, 1997) h. 5

34

tidak hanya identik dengan makna keislaman, tetapi juga mengandung makna

keaslian Indonesia (Indigenous). Sebab lembaga serupa pesantren sebenarnya

sudah ada sejak masa Hindu dan Budha.60

Pendapat lain mengenai pengertian pesantren datang dari Prof. Abudin

Natta ialah lembaga pendidikan tradisional, karena seluruh komponen pendidikan

yang terdapat dalam sistem pendidikan pesantren tersebut tidak dibakukan secara

tertulis segalanya berjalan secara alami.61 Sedangkan menurut KH. Abdurrahaman

Wahid Pondok Pesantren adalah sebuah komplek dengan lokasi yang umumnya

terpisah dari kehidupan sekitarnya. Dalam kompleks itu berdiri beberapa bangunan

: rumah kediaman pengasuh (di daerah pedesaan jawa di sebut dengan Kiai, di

daerah sunda di sebut dengan ajengan dan di daerah madura di sebut dengan Nun

atau bendara, disingkat ra) sebuah surau atau masjid tempat pengajaran diberikan

(madrasah/sekolah), dan asrama tempat para tinggal siswa pesantren ( santri)62

Pondok pesantren sendiri mempunyai beberapa komponen sedikitnya terdapat 4

komponen dalam pesantren :

a. Kiai sebagai tokoh pemimpin hingga panutan,

b. Santri sebagai murid atau peserta didik,

c. Masjid sebagai tempat sarana penyelenggaraan pendidikan, pengajaran,

dan peribadan .

d. Pondok sebagai asrama untuk mukim santri.63

Akan tetapi menurut penulis pondok pesantren tidak bisa juga dilepaskan

dengan pengajian-pengajian karena santri-santrinya dididik bukan hanya menjadi

ahli intelektual saja, namun bisa dicetak sebagai ulama-ulama masa depan yang

dapat menguasai ilmu-ilmu selain agama dan dapat bersaing dengan masyarakat

lainnya secara umum. Maka dari sinilah Pondok Pesantren juga mengkaji banyak

kitab-kitab kuning atau kitab Islam klasik yang biasanya mengedepankan kajian

60 Nurcholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren : sebuah potret perjalanan, (Jakarta, Paramadina

Press, 1997) h. 2 61 Prof.Dr.H.Abuddin Nata, Sejarah Sosial Intelektual Islam dan Institusi pendidikannya,

(Jakarta, Raja Grafindo,2012) h..296 62 Abdurrahman Wahid, Menggerakan tradisi : Esai-esai Pesantren, ( Yogyakarta, LKiS,

2001) h.3 63 Prof.Dr.Abd.Halim Soebahar. MA, Modernisasi Pesantren, Studi Transformasi

Kepemimpinan Kiai Dan System Pendidikan Pesantren, (Yogyakarta, LKIS, 2013) h. 37

35

ilmu fiqh, nahwu, shorof, sejarah dan pelajaran-pelajaran keagamaan lainnya.

Dapat penulis katakan pondok pesantren versi penulis minimal terdapat 5 unsur

atau komponen : Kiai, santri, masjid, asrama dan kajian kitab klasik atau kitab

kuning.

Menurut Mukti Ali, Ciri-Ciri Pondok pesantren sebagai berikut :

a. Adanya hubungan yang akrab antara murid (santri) dengan sosok kiai. Hal ini

dimungkinkan karena mereka tinggal dalam satu lingkungan pondok.

b. Tunduknya santri kepada kiai. Para santri menganggap apabila menentang kiai

selain dianggap tidak sopan juga bertentangan dengan ajaran agama.

c. Hidup hemat dan sederhana benar-benar dilakukan dalam kehidupan pesantren.

d. Semangat menolong diri sendiri amat terasa dan kentara di pesantren. Hal ini

disebabkan santri menyuci pakainnya sendiri, membersikan kamar tidurnya

sendiri dan tidak sedikit mereka yang memasak makanannya sendiri.64

e. Jiwa tolong menolong dan nuansa persaudaraan di pesantren sangat terasa

mewarnai pergaulan di pesantren.

f. Disiplin sangat ditekankan dalam kehidupan dilingkungan pondok pesantren.

g. Berani menderita untuk mencapai sesuatu tujuan merupakan salah satu

pendidikan yang diperoleh di pesantren.

Pondok pesantren di Indonesia pada umumnya mempunyai tipologi

pesantren, yaitu Pondok Pesantren Salafiyah 65dan Pondok Pesantren Khalafiyah.

Istilah ini sangatlah nyentrik digunakan oleh para ahli dalam membedakan pondok

pesantren yang berada di wilayah Indonesia. Pondok pesantren Salafiyah adalah

pondok pesantren yang mempertahankan kajian-kajian kitab klasik, sedangkan

pondok pesantren Khalafiyah adalah pondok pesantren yang sudah mengikuti

64 Ali, Mukti, beberapa persoalan agama dewasa ini, (Jakarta, Rajawali Press, 1987) h 19-

20. 65 Pondok pesantren Salafi atau salafiah adalah pesantren yang mempertahankan kajian

kitab-kitab klasik (Kitab Kuning) sebagai inti pendidikan pesantren. Sistem madrasah dikedepankan

untuk memudahkan sistem sorogan yang dipakai dalam pengajian bentuk lama, tanpa mengenalkan

pelajaran umum. Sementara pesantren khalafiyah yang telah memasukan pelajaran-pelajaran umum

dalam madrasah-madrasah yang dikembangkannya, atau membuka tipe sekolah-sekolah umum

dalam lingkungan pesantren. lihat dhofier, tradisi pesantren h. 41.

36

perkembangan zaman terutama pada bidang teknologi, Pondok Pesantren tersebut

memadukan kurikulum pondok pesantren dan umum. Para santrinya bukan saja

membahas kitab klasik ( Kitab Kuning) namun juga dipersiapakan untuk mengikuti

perkembangan zaman.

Menurut Abuddin Nata, Pondok Pesantren di Indonesia mempunyai metode

dalam pengajaran, sebagai berikut:

Wetonan : suatu metode belajar dimana para santri mengikuti pelajarandengan

duduk disekeliling kiai yang menerangkan pelajaran kemudian

santri menyimak dan mencatat jika diperlukan.

Sorogan : metode dimana sang santri menghadap kiai seorang demi seorang

dengan membawa kitab yang akan di pelajarinya.

Hafalan : yakni suatu metode santri menghafal teks atau kalimat tertentu dari

kitab yang dipelajarinya.66

Para santri dari pondok pesantren bukan hanya memberikan peranannya

dalam bidang pendidikan keagamaan, mereka juga pernah ikut berjihad melawan

Belanda pada masa penjajahan. Hal ini tidak lepas dari pemikiran resolusi jihad

yang dikemukakan oleh KH. Hasyim Ashari, seorang tokoh sekaligus pendiri

Nahdlatul Ulama yang memfatwakan bahwa hukum membela negara dan mencintai

negara ialah Fardhu ain.

B. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Falah

Pondok Pesantren Al-Falah adalah salah satu dari sekian banyak pondok

pesantren yang berada di Daerah Khusus Ibu kota Jakarta, alamat Pondok Pesantren

Al-Falah berada di Jalan KH. Tohir Rt.03/07 no 43. Kelurahan Sukabumi Selatan,

Kecamatan Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat nomer telepon (021) 5303453, Dengan

luas tanah seluas 7.030 m267. Lembaga Pendidikan Al-Falah yang pertama kali

66 Prof.Dr.H. Abduddin Nata, Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Lembaga-

Lembaga Pendidikan Agama Islam Di Indonesia, (Jakarta : Grasindo, 2001) hal. 105-106 67 Dokumen yang diterima penulis dari Pondok pesantren Al-Falah Jakarta Barat, 13

Desember 2016

37

didirikan adalah Madrasah Ibtidaiyah atau MI pada tahun 1967. Karena

perkembangannya yang signifikan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan

mandat untuk membentuk yayasan agar lembaga dapat terorganisir dengan baik dan

memenuhi syarat administrasi pada masa itu. Mandat itu terpenuhi pada tahun 1968,

yakni dibentuknya Yayasan Tarbiyah Islamiyah Al-Falah atau biasa disingkat

YTIA. Perkembangan selanjutnya adalah pendirian Madrasah Tsanawiyah Al-

Falah pada tahun 1969, dan Madrasah Aliyah Al-Falah pada tahun 1973, serta

Pondok Pesantren Al-Falah pada tahun 1984, namun pondok pesantren ini baru

diresmikan pada 3 Januari 1988.

Tokoh pendiri Pondok Pesantren Al-Falah ialah KH. Rahmatullah Shiddiq,

namun sayangnya beliau meninggal saat pendirian Pondok Pesantren Al-Falah

belum