TRADISI KEILMUAN DAN KONTRIBUSI PONDOK...
Transcript of TRADISI KEILMUAN DAN KONTRIBUSI PONDOK...
TRADISI KEILMUAN DAN KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN
AL-FALAH TERHADAP MASYARAKAT KAMPUNG BARU
JAKARTA BARAT TAHUN 1988-2015
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)
Oleh:
Fathzry Ardilah NIM. 1112022000041
PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M/1439 H
v
ABSTRAK
Pondok Pesantren Al-Falah adalah satu dari sekian banyak pondok
pesantren yang berada di wilayah kota metropolitan yaitu DKI Jakarta. Hingga kini
lembaga yang berada dalam naungan Yayasan Taribiyah Islamiyah Al-Falah ini
masih kokoh berdiri dan bahkan masih terus berinovasi dalam segi keilmuan, akan
tetapi masih mengedepankan paham Ahlu Sunnah waljamaah. Bakti dari Pondok
Pesantren Al-Falah kian hari kian terasa karena para lulusan atau alumninya
tersebar untuk mengamalkan apa yang sudah diajarkan di Pondok Pesantren Al-
Falah. Para santri dan alumni Pondok Pesantren Al-Falah berdakwah di daerahnya
masing-masing.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian sejarah
yang merekontruksi suatu lembaga pendidikan, mengenai Tradisi Keilmuan dan
Kontribusi Pondok Pesantren Al-Falah terhadap Masyarakat Kampung Baru,
Jakarta Barat. Penelitian ini menggunakan tahapan heuristik, kritik sumber,
interpretasi, historiografi dan dalam teknik pemgumpulan data menggunakan
indepth interview (wawancara yang dilakukan berkali-kali dan mendalam), studi
pustaka dan observasi penulis terhadap tempat yang di teliti
Dari hasil penelitian ini maka di peroleh gambaran umum DKI Jakarta,
kehidupan keagamaan warga DKI Jakarta dalam menjalankan agamanya masing-
masing, Tradisi Keilmuan Pondok Pesantren Al-Falah yang terbilang unik tidak
adanya kurikulum tertulis akan tetapi para santri dapat bersaing dengan pondok
pesantren lainnya. Sehingga kontribusi yang dirasakan oleh masyarakat sekitar
pada bidang sosial keagamaan, pendidikan dan prekonomian.
Kata Kunci: Tradisi Keilmuan, Pondok Pesantren Al-Falah dan Masyarakat
Kampung Baru.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah tiada kata yang paling indah yang dapat penulis ungkapkan
selain rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia Nya serta kekuatan dan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Baginda Nabi Muhammad
SAW.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapatkan hambatan
dan tantangan. Namun, berkat usaha dan bantuan serta kerja sama dari berbagai
pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis
berterima kasih kepada mereka yang telah membantu, membimbing dan menemeni
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini:
1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyetujui
skripsi ini.
2. Bapak H. Nurhasan M.A selaku Ketua Program Studi Sejarah dan
Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
memproses demi kelancaran skripsi ini
3. Ibu Solikhatu Sadiyah, M.Pd selaku Sekertaris Program Studi Sejarah
dan Peradaban Islam yang telah membantu dan memproses skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. M. Dien Majid selaku pembimbing skripsi yang selalu
memberikan nasihat, petunjuk dan bimbingan yang berharga di tengah-
tengah kesibukan beliau dari awal hingga akhir penulisan skirpsi.
5. Para Bapak dan Ibu dosen Fakultas Adab dan Humaniora, terutama
dosen Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam yang telah banyak
memberikan ilmunya selama penulis mengikuti kuliah.
6. Bapak KH. Balya Isa, B.Sc selaku pimpinan Pondok Pesantren Al-
Falah, Jakarta Barat yang telah mengizinkan kepada penulis untuk
melakukan penelitian serta seluruh pengurus Pondok Pesantren Al-
Falah Jakarta Barat yang telah berkenan memberikan informasi yang
penulis butuhkan untuk penulisan skripsi ini.
vii
7. Kelurahan Sukabumi Selatan Kecamatan Kebon Jeruk, yang telah
mengizinkan penulis dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi
ini.
8. Pimpinan serta seluruh staf Perpustakaan Utama dan Fakultas Adab dan
Humaniora yang telah menyediakan fasilitas dalam rangka penulisan
skripsi.
9. Kedua orangtua Ibunda dan Ayahanda tercinta Dra. Nahwiyah, dan
almarhum Arfian, yang telah mendidik, mengasuh, membimbing
dengan kasih sayang yang tulus sehingga anakmu dapat menyelesaikan
studinya sampai perguruan tinggi.
10. Abang dan kakak saya yaitu Aulia Azhar, Nurrahman Rasad, dan Dwi
Intan Pertiwi yang selalu menyemangati dalam penyelesaian penulisan
skripsi ini.
11. Untuk prempuan hebat bernama Lusy Syarifah, yang tak pernah lelah
memberikan semangat dan dukungan dari awal hingga selesai skripsi.
12. Sahabat-sahabat keluarga besar PMII KOMFAKA Cabang Ciputat
sebagai rumah kedua ketika saya menimba ilmu dan berproses.
13. Sahabat-sahabat Angkatan 2012 Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan
Sejarah dan Peradaban Islam yang telah menemani selama perkuliahan
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terkhusus sahabat KLB yang sudah
memberikan masukan hingga saran kepada penulis.
Demikian ucapan terimakasih penulis, semoga amal baik semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, mendapatkan imbalan dan pahala
sebesar-besarnya dari Allah SWT. Akhirnya, jika ada kesalahan dan kekurangan
penulis mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya. Dan semoga skripsi
ini menjadi bermanfaat bagi almamater khususnya bagi pembaca pada umumnya.
Jakarta, 3 Januari 2018
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................................... iii
LEMBAR PERYATAAN .................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Pembatasan Masalah ................................................................. 3
C. Rumusan Masalah ..................................................................... 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 4
E. Kerangka Teori ......................................................................... 5
F. Metode Penelitian ..................................................................... 6
G. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 10
H. Sistematika Penulisan .............................................................. 12
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH DKI JAKARTA
A. Iklim DKI Jakarta ................................................................... 13
B. Sumber Kekayaan DKI Jakarta ............................................... 15
C. Keadaan Sosial Masyarakat DKI Jakarta ................................ 16
D. Keadaan Geografis Wilayah DKI Jakarta ............................... 16
D.1 Jakarta Pusat ..................................................................... 16
D.2 Jakarta Selatan .................................................................. 18
D.3 Jakarta Timur ................................................................... 21
D.4 Jakarta Utara..................................................................... 24
ix
D.5 Kepulauan Seribu ............................................................. 26
D.6 Jakarta Barat ..................................................................... 27
E. Letak Geografis Kecamatan Kebon Jeruk ................................ 29
BAB III SEJARAH BERDIRINYA PESANTREN
A. Pengertian Pesantren ............................................................... 33
B. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Falah...................... 36
C. Visi dan Misi Pondok Pesantren .............................................. 39
D. Struktur Organisasi dan Uraian Kerja ..................................... 41
E. Faktor Modernisasi Pondok Pesantren Al-Falah .................... 51
E.1 Sarana dan Prasarana ........................................................ 53
E.2 Ekstrakulikuler Santri ....................................................... 54
BAB IV TRADISI KEILMUAN PONDOK PESANTREN
A. Program Kegiatan Pondok Pesantren ...................................... 59
B. Keilmuan dan Kegiatan Para Santri ........................................ 62
B.1 Program Santri Mukim ..................................................... 63
B.2 Program Tahfiz Al-Quran ............................................... 64
B.3 Program Seni Baca Quran ............................................... 66
B.4 Program Kajian Ilmu Keagamaan Pengantar Bahasa
Inggris dan Kajian Kitab Klasik.............................................. 66
C. Kontribusi Pesantren Terhadap Masyarakat Kampung Baru .. 70
C.1 Pendidikan ........................................................................ 70
C.2 Agama dan Sosial ............................................................. 70
C.3 Prekonomian ..................................................................... 72
BAB V PENUTUPAN
A. Kesimpulan ....................................................................... 74
B. Saran ................................................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 77
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 82
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jumlah Kecamatan Jakarta Pusat dan Luas Wilayah .................... 17
Tabel 2 Jumlah Pondok Pesantren di Jakarta Pusat .................................... 18
Tabel 3 Jumlah Kecamatan Jakarta Selatan dan Luas Wilayah .................. 18
Tabel 4 Jumlah Pondok Pesantren di Jakarta Selatan ................................. 20
Tabel 5 Jumlah Kecamatan Jakarta Timur dan Luas Wilayah .................... 21
Tabel 6 Jumlah Pondok Pesantren di Jakarta Timur .................................. 22
Tabel 7 Jumlah Kecamatan Jakarta Utara dan Luas Wilayah ..................... 24
Tabel 8 Jumlah Pondok Pesantren di Jakarta Utara .................................... 25
Tabel 9 Jumlah Pondok Pesantren di Kepulauan Seribu ............................ 27
Tabel 10 Jumlah Kecamatan Jakarta Barat dan Luas wilayah ...................... 27
Tabel 11 Jumlah Pondok Pesantren di Jakarta Barat .................................... 28
Tabel 12 Jumlah Santri Pondok Pesantren Al-Falah Jakarta Barat............... 52
Tabel 13 Jadwal Santri Tahfiz dan Jumlah Santri Tahfiz ............................. 65
Tabel 14 Jadwal Kegiatan santri Pondok Pesantren Al-Falah ...................... 68
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejarah perkembangan pondok pesantren terus mengalami kemajuan
sejalan dengan arus globalisasi di negara-negara yang mayoritas Islam atau Muslim
khususnya seperti di Indonesia. Pesantren selalu menjadi kajian-kajian yang
menarik bagi para ulama dalam menghasilkan generasi-generasi Islam yang mampu
menghadapi perubahan sosial.1
Tradisi keilmuan pondok pesantren memang tak kalah dengan tradisi
keilmuan oleh sekolah-sekolah formal yang dibuat oleh bangsa asing sebelum
kemerdekaan ataupun, oleh bangsa sendiri sebelum dan sesudah kemerdekaan
dibawah kementerian di Indonesia. Tradisi keilmuan pesantren dahulu kala hanya
pada titik ke agamaan saja namun pada masa abad 19 ini pondok pesantren mulai
memadukan ilmu umum dan ilmu keagamaanya di dalam kurikulum pendidikan
pesantren.
Sejarah berdirinnya pondok pesantren menurut beberapa ahli diantaranya
menurut tokoh Mastuhu dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Departemen
Agama pada tahun 1984-1985 diperoleh keterangan bahwa pesantren tertua
didirikan pada tahun 1062 atas nama Pondok Pesantren Jan Tampes II di
Pamekasan Madura2. Menurut penulis data yang di paparkan Kementerian Agama
kurang mendalam, dikarenakan apabila Pondok Pesantren Jan Tampes II terlahir
pada tahun 1062 Masehi. Maka analisis penulis sudah ada Pondok Pesantren Jan
Tampes I yang lebih tua dibandingkan Jan Tampes II. Sedangkan Pondok pesantren
sendiri mulai berkembang pesat pada era Walisongo dengan dibawa oleh Sunan
1Mohamad Said dan Juminar Affan, Mendidik dari Zaman ke Zaman, (Bandung: Jemmars,
1987), h. 7 2 Departemen Agama RI, Nama Dan Data Potensi Pondok-Pondok Pesantren, Seluruh
Indonesia, 1984/1985 h. 668
2
Maulana Malik Ibrahim dengan nama Pondok Pesantren Kembang Kuning di
Surabaya. 3
Asal mula penamaan pondok pesantren yang ada di nusanatra ialah berasal
dari Bahasa arab Funduq, yang mempunyai arti pesinggahan atau penginapan bagi
para musafir 4 tersebar di beberapa wilayah, pada awalnya berada di daerah
kepulauan Jawa dan Madura, akan tetapi pondok pesantren juga berkembang pesat
di luar kedua pulau tersebut. Pengertian pesantren secara spesifik ialah sebuah
asrama pendidikan Islam tradisional, tempat para santrinya tinggal dan belajar
ilmu-ilmu agama dibawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan kiai.5
Pada awal mulanya Lembaga Pendidikan Al-Falah mendirikan Sekolah
Dasar Islam Al-Falah 1, menyusul berkembangnya sekolah tersebut maka di
dirikan pula Pondok Pesantren Al-Falah pada tanggal 3 Januari 1988 yang
kemudian bernaung dalam sebuah yayasan yang bernama Yayasan Tarbiyah
Islamiyah Al-Falah Jakarta berdasarkan akta notaris R Soerojo Wongsowidjojo
no.18 Tangal 16 Agustus 1968. Pondok Pesantren Al-Falah berlokasi di jalan
KH.Tohir No 43 Kelurahan Sukabumi Selatan, Jakarta Barat dengan beberapa
tokoh pendirinya yaitu : KH. Rahmatullah Shiddiq sebagai penggas berdirinya
Pondok Pesantren Al-Falah, kemudian dilanjutkan oleh KH. Ubaidilah Isa, Drs.
KH. Dawam Anwar, Ustaz Husni Mansur dan beberapa tokoh pemuka agama
lainnya. Semenjak pertama kali berdiri Pondok Pesantren Al-Falah sudah
mempunyai dampak yang sangat baik untuk masyarakat sekitar dan para alumni
Pondok Pesantren Al-Falah, alumni-alumni pondok pesantren banyak bergelut pada
bidang pembinaan keagamaan dan pendidikan hingga pada bidang sosial
kemasyarakatan. Namun tak sedikit pula para alumni Pondok Pesantren Al-Falah
menggeluti bidang seperti pendidikan, seni, politik dan berbagai bidang lainnya.
Menurut M. Ariffin tujuan berdirinya pondok pesantren secara global I
Indonesia terbagi menjadi dua bagian6, yaitu:
3Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren( Jakarta: Gema Insani press. 1997) h. 24 4 Zamakshyari dhoefier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3ES. 1983), h. 18 5 Prof. Dr.H. Samsul Nizar, M.A, Sejarah Sosial dan Dinamika Intelektual Pendidikan
Islam di Nusantara,(Jakarta:Kencana prenada media grup.2013) h.91 6 M.Ariffin,Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum) (Jakarta : Bumi Aksara,1993)
h.248
3
Tujuan khusus : mempersiapkan para santri untuk menjadi orang alim dalam
ilmu agama yang diajarkan oleh kiai yang bersangkutan serta mengamalkannya
dalam masyarakat. Dari sinilah para santri mengenal lebih dalam ilmu agama Islam
hingga membertebal keimanan para santri yang diberikan dari kiai atau pemuka
agama di lingkungan pondok pesantren.
Tujuan umum: yaitu membimbing para santri untuk menjadi manusia yang
berkepribadian Islam, dan sanggup dengan ilmu agamanya menjadi mubaligh Islam
dalam masyarakat sekitar melalui ilmu dan amalnya.
Pondok Pesantren Al-Falah tidak terlepas dari tujuan pendirian pondok
pesantren secara global seperti yang sudah di sebutkan di atas, akan tetapi
perbedaannya Pondok Pesantren Al-Falah yang berdomisili di Kampung Baru
Jakarta Barat juga mengedepankan Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK) dan
Iman Taqwa (IMTAQ). Pondok Pesantren Al-Falah dari tahun ketahun selalu selalu
mengikuti perkembangan zaman dari segi ilmu pengetahuan, Namun sistem
pelajaran seperti kitab kuning, tafsir dan lain sebagainya masih terus dipelajari
secara massif. Pondok Pesantren Al-Falah mempunyai sistem yang biasa disebut
dengan MBM yaitu Manajemen Berbasis Madrasah.
Pondok Pesantren Al-Falah tergabung dalam suatu yayasan yang diberi
nama Yayasan Tarbiyah Islamiyah Al-Falah atau disingkat YTIA. Yayasan ini
mempunyai beberapa media pendidikan dan dakwah seperti; Madrasah Ibtidaiyah
Al-Falah, Madrasah Tsanawiyah Al-Falah, Madrasah Aliyah Al-Falah, Pondok
Pesantren Al-Falah, Majelis Taklim dan Masjid. Semua murid yang mendaftar di
Madrasah Aliyah Al-Falah dikenal dengan sebutan santri, namun santri terbagi
menjadi dua yaitu santri mukim dan santri non mukim (pulang pergi).
B. Pembatasan Masalah
Dari uraian diatas maka pembahasan skripsi ini akan difokuskan pada sejarah
berdirinya Pondok Pesantren Al-Falah, Perkembangan tradisi keilmuan pondok
pesantren dan pengaruh pondok pesantren tersebut terhadap masyarakat Kampung
Baru, Jakarta Barat pada tahun 1988 hingga 2015 Masehi.
4
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Tradisi keilmuan Pondok Pesantren Al-Falah?
2. Faktor-faktor apa saja yang menjadikan modernisasi pendidikan Pondok
Pesantren di Al-Falah?
3. Bagaimana kontribusi Pondok Pesantren Al-Falah terhadap kehidupan
sosial keagamaan masyarakat di Kampung Baru Jakarta Barat?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Ada beberapa tujuan yang penulis ingin capai melalui penelitian ini yang terbagi
dalam dua tujuan dan manfaat besar, yaitu tujuan dan manfaat akademis, tujuan dan
manfaat praktis.
1. Tujuan Akademis, yang Meliputi:
a. Untuk mengetahui Tradisi Keilmuan Pondok Pesantren Al-Falah di
Kampung Baru, Jakarta Barat.
b. Untuk mengetahui lebih jauh ran dan perkembangan yang diberikan
Pondok Pesantren Al-Falah dalam pendidikan, sosial keagamaan dan
ekonomi di masyarakat Kampung Baru, Jakarta Barat.
2. Tujuan Praktis, Yang Meliputi:
a. Sebagai syarat untuk mendapat gelar strata satu (SI) Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Untuk memperkenalkan Pondok Pesantren Al-Falah dan tradisi
keilmuannya terhadap masyarakat luas.
c. Sebagai wawasan pengetahuan tentang salah satu pesantren di Indonesia
khususnya di daerah DKI Jakarta.
3. Manfaat Penelitian
Sebagai sebuah kajian ilmiah, maka penelitian ini di harapkan memiliki
keguanaan dan manfaat sebagai berikut:
a. Bagi Fakultas Ada dan Humaniora, bermanfaat bagi mahsiswa dan fakultas
tersebut, sebagai bahan dan pengetahuan tentang Tradisi Keilmuan dan
5
Kontribusi Pondok Pesantren Al-Falah terhadap Masyarakat Kampung
Baru, Jakarta Barat.
b. Bagi lembaga pendidikan daerah mengenalkan keilmuan Pondok Pesantren
Al-Falah.
c. Bagi masyarakat daerah, sebagai sumber informasi mengenai lembaga
pendidikan di wilayah tersebut.
d. Bagi diri sendiri serta bagi mahasiswa yang menyukai pendidikan dalam
ruang lingkup pondok pesantren.
E. Kerangka Teori
Pada dewasa ini masyarakat mengalami apa yang dinamakan dengan
perubahan. Adanya perubahan tersebut dapat dilihat melalui perbandingan dengan
meneliti suatu masyarakat pada masa tertentu dan kemudian dibandingkan dengan
keadaan masyarakat pada waktu yang lain (sebelum-sesudah). Proses perubahan
yang terjadi secara terus menerus itu oleh Sartono Kartodirdjo dapat dinamakan
dengan gejala sejarah. Suatu gejala sejarah dalam proses perkembangan sejarah
seharusnya dapat mendefinisikan waktu, tempat, pelaku, mengapa gejala sejarah itu
terjadi dan bagaimana gejala sejarah lain yang mencakup gejala sejarah yang terjadi
sebelumnya, sesudahnya, atau ada hubungan fungsionalisme dalam satu sistem.7
Dilihat dari prespektif di atas, maka sejarah bisa di artikan sebagai suatu
momentum gerakan historis atau lazim disebut dengan perubahan sosial, menurut
Sartono konsep perubahan sosial bertolak dari 3 referensi, yaitu.8
1. Dinamika masyarakat menujukan pergerakan dari tingkat
perkembangannya yang terdahulu ke yang kemudian, lazimnya dari yang sederhana
ke yang lebih maju, unsur-unsur mana yang berubah dan faktor-faktor apakah yang
menyebabkan perubahan (kualitas).
2. Dalam beberapa teori, perubahan sosial mempunyai teori yang sederhana
bentuknya hingga ke yang kompleks, artinya perubahan sosial yang terjadi sering
7 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metode Sejarah (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1992), h. 99 8 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metode Sejarah (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1992), h. 99
6
kali mengarah ke arah yang lebih baik. Studi sejarah perubahan sosial mengkaji
berbagai persoalan yang berkaitan dengan pola, struktur, dan tedensi dalam proses
perubahan sosial. Focus perhatian studi sejarah, perubahan sosial ini. Berbeda
dengan Sartono, Soerjono sokanto mengatakan bahwa perubahan sosial adalah
sebuah proses perubahan yang mencakup berbagai fenomena sosial di setiap lini
kehidupan masyarakat.9 Dari pendapat kedua tokoh tersebut, dapat disimpulkan
bahwa masyarakat akan mengalami perkembangan dan perubahan. Dalam hal ini
tidak hanya mencakup bertambahnya jumlah masyarakat, tetapi juga mencakup
meningkatnya kemampuan, adaptasi terhadap lingkungan dalam mencapai
tujuannya. Perubahan sosial yang terjadi dalam perubahan masyarakat biasanya
dimotori oleh suatu lembaga dimana lembaga tersebut memiliki posisi atau
kedudukan yang sangat penting bagi masyarakat.
F. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian kurang lebih selama 1
tahun dan menggunakan penelitian sejarah dengan pendekatan antropologi yang
bersifat kualitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat, kata atau
gambar. Data kualitatif dapat juga didefinisikan sebagai data yang berbentuk
kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau kata-kata10. Istilah antropologi
berasal dari bahasa Yunani, asal kata anthropos berarti manusia, dan logos berarti
ilmu. Jadi antropologi merupakan studi tentang umat manusia yang berusaha
menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, dan
untuk memperoleh pengertian ataupun pemahaman yang lengkap tentang
keanekaragaman manusia11.
Metode penelitian skrpisi ini mempunyai 4 langkah yaitu heuristik atau lebih
dikenal dengan metode heuristik (pengumpulan data) , kritik sumber, interpretasi,
dan historiografi yaitu penulisan sejarah. Dari ke semua itu dilakukan oleh penulis
9 Soerjono Sokanto, Teori Sosiologi Tentang Perubaahan Sosial (Jakarta: Ghalia,
Indonesia, 1983), h. 6 10 Martono, Nanang, Metode penelitian Sosial : Konsep-konsep Kunci, (Depok : PT Raja
Grafindo Persada, 2015) h.64 11 Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi, Jilid 1, (Jakarta: Univesitas Indonesia
Press, 1987). h. 1-2
7
dengan cara tertata rapi guna mendapatkan hasil yang optimal dalam menulis
sebuah karya,12 langkah-langkah sebagai berikut :
1. Heusristik
Heuristik merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian suatu peristiwa
dengan cara mengumpulkan sumber. 13 Pengumpulan sumber dilakukan oleh
penulis ke subjek penelitian yaitu Pondok Pesantren Al-Falah di Jakarta Barat.
Dalam hal ini penulis melakukan survei lokasi kemudian mengumpulkan sumber-
sumber yang terkait dengan skripsi atau penelitian penulis, sumber-sumber yang
penulis cari ialah data tertulis, Arsip Pondok Pesantren, Majalah, Foto-foto Pondok
Pesantren Al-Falah di Jakarta Barat. dalam kaitannya penulis menggunakan
metodelogi ini untuk bermaksud menemukan sumber sejarah dari subjek atau objek
yang penulis tulis.
Metode ini meliputi:
a. Sumber Material : Menggunakan sumber-sumber yang bersifat material dalam
menulis skripsi ini, maka sumber yang di cari oleh penulis ialah yang bersifat
kebendaan sebagai prioritas seperti dokumen pribadi hingga arsip dalam pondok
pesantren.
b. Sumber Immaterial : Penulis juga mencari sumber yang tidak tertulis dari subjek
penelitian berupa tradisi yang dilakukan oleh para santri dan warga di Pondok
Pesantren Al-Falah Jakarta barat.
c. Sumber Lisan: ialah sumber yang berasal dari wawancara. 14 Sumber ini
dilakukan oleh penulis dengan beberapa kali wawancara guna mendapatkan
hasil yang terbaik dalam mendapatkan data yang valid, kemudian di kumpulkan
data-data yang penulis dapatkan dilanjutkan dengan validasi atau mencari
kebenaran dari sumber-sumber yang penulis dapatkan.
12 Prof.Dr. M.Dien Majid, Johan Wahyudi, M.Hum, Ilmu Sejarah: sebuah pengantar,
(Jakarta, Prenada media grup,2014)h. 217 13 Prof.Dr. M.Dien Majid, Johan Wahyudi, M.Hum. Ilmu Sejarah: sebuah pengantar,
(Jakarta, Prenada media grup,2014) h.219 14 Prof.Dr.Suhartono wiryo Pranoto. Teori dan Metodelogi Sejarah, (Jakarta, Graha Ilmu,
2010) h.32
8
Teknik dalam heusrisrtik yang penulis gunakan ialah:
1. Studi Kepustakaan
Studi pustaka menurut penulis sangatlah penting karerna bukan hanya
mendaptakan data-data yang penulis ingin kan, akan tetapi untuk memperkarya
bacaan penulis dalam menulis skripsi. Studi pustaka biasnya sumber-sumber
tertulis berupa naskah, buku, serta jurnal yang diterbitkan. Untuk memudahkan
pencarian dengan menggunakan katalog15 . Studi kepustakaan penulis mencoba
mencari beberapa buku di perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Perpustakaan Nasional, dan
Perpustakaan Kementerian Agama RI hingga toko buku yang berkaitan dengan
sumber skripsi penulis.
2. Wawancara
Wawancara adalah sebuah metode yang harus dilakukan dalam melakukan
pengumpulan data16 Penulis juga menggunakan pendekatan wawancara indepth
interview ialah wawancara yang dilakukan secara berkali-kali dan mendalam
mengenai Pondok Pesantren Al-Falah Jakarta Barat, kelebihan menggunakan
metode ini ialah wawancara yang dilakukan oleh penulis dapat lebih mendalam
karena dapat berkali-kali, dan mempunyai waktu yang luas bersama narasumber,
sedangkan kelurangan dari metode ini narasumber dapat bercerita lebih panjang.
ketika melakukan wawancara penulis mewawancarai KH. Balya Isa B.Sc dan KH.
Ahmad Wasi S.Ag, Ustaz Ismail sebagai Tokoh dan Alumni dari Pondok Pesantren
Al-Falah, Para santri, Pedagang setempat serta penulis mewawancari Bapak
H.Ismatullah salah satu tokoh di Kampung Baru dan pegawai Kelurahan Sukabumi
Selatan, menurut penulis tokoh- tokoh diatas sangatlah kompeten dalam
memberikan sumber mengenai penelitian dalam menulis skripsi.
15 Prof.Dr. M.Dien Majid, Johan Wahyudi, M.Hum, Ilmu Sejarah: sebuah pengantar,
Jakarta, (prenada media grup,2014)h. 222 16 Prof.Dr. M.Dien Majid, Johan Wahyudi, M.Hum, Ilmu Sejarah: sebuah pengantar, h.
223
9
3. Observasi.
Observasi sebuah ilmu yang digunakan untuk para sejarawan dalam
mengamati objek sejarah secara terus menerus dan dengan kehati-hatian, Dalam hal
ini penulis melakukan observasi secara beberapa waktu serta selalu melihat hingga
menggali sumber-sumber yang ada di objek penelitian sehingga penulis
mendapatkan data-data yang valid untuk dilakukan penulisan.
2. Kritik Sumber
Kritik sumber ialah suatu metodelogi sejarah dengan cara mengumpulkan
sumber-sumber sejarah baik berupa benda, sumber tertulis maupun sumber lisan.
Kritik sumber pun dibagi menjadi 2 yaitu :
Kritik Intern: ketika penulis melakukan langkah ini, guna menguji sumber agar
dapat dipercaya atau tidak untuk ditulis sebagai sumber tertulis, penulis
membandingkan isi sumber tersebut dengan karya lain, untuk data yang diperoleh
dari hasil wawancara atau sumber lisan peneliti membandingkan hasil wawancara
mulai dari kondisi fisik, dan informasi yang di ungkapkan oleh responden terkait
hubungannya dengan Pondok Pesantren Al-Falah dan masyarakat Kampung baru
Jakarta Barat.17
Kritik ekstern: pada tahapan ini penulis juga menguji apakah sumber tersebut
asli atau tidak, baik sumber tertulis maupun lisan, sumber tertulis dilakukan dengan
memperhatikan aspek fisik sumber tertulis baik dari segi gaya tulisan dan
penampilan luar yang lain. Dalam menguji sumber lisan peneliti mencoba melihat
latar belakang informasi atau responden terkait yang ada hubungannya dengan
Pondok Pesantren Al-Falah atau tokoh masyarakat yang sekiranya memiliki
kedekatan waktu atau (sezaman) dengan penelitian ini.
3. Interpretasi
Di tahap ini penulis melakukan tahap menghubungkan suatu sumber yang
terkait satu dengan yang lain untuk dapat di tulis dan di teliti dengan ke-absahan
17 Prof.Dr. M.Dien Majid, Johan Wahyudi, M.Hum, Ilmu Sejarah: sebuah pengantar,
Jakarta, (prenada media grup,2014)h. 224
10
serta validitas hingga menjadi ke selarasan dalam penulisan skripsi ini maka dari
itu penulis juga mengedepankan teori sosiologi tentang perubahan Sosial dalam
pengamatan mengenai masyarakat di sekitar Pondok Pesantren Al-Falah, Kampung
Baru Jakarta Barat, Maka dengan inilah penulis dapat menafsirkan kejadian-
kejadian yang penulis liat dan alami untuk menulis objek penelitian.
4. Historiografi (Penulisan Sejarah)
Yaitu menuliskan kembali sejarah masa lampau berdasarkan data yang
diperoleh. Data-data tersebut diperoleh berdasarkan pengujian dan analisis kritis
terhadap peristiwa masa lampau yang memperhatikan aspek kronologis. Lebih jauh
lagi, histografi disini merupakan cara penulisan, pemaparan atau laporan. Hasil
penelitian sejarah yang sudah dilakukan.
Oleh karena itu, penulis berusaha menyajikan fakta sejarah secara sistematis
dan dalam penulisannya disajikan dalam beberapa bab yang saling terkait satu sama
lain agar mudah di pahami oleh pembaca. Sebagai pedoman dalam tehnik penulis
skripsi ini, penulis merujuk pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi,
tesis, dan disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA, UIN Syarif hidayatullah
Jakarta.18
G. Tinjauan Pustaka
Dalam setiap penulisan suatu peristiwa dipandang perlu untuk menggunakan
tinjauan pustaka, karena kegunaanya untuk memudahkan dalam hal penulisan
skripsi dan penelitian, penulis sendiri akan menggunakan tinjauan pustaka. untuk
sumber-sumber buku yang mengenai pondok pesantren, sosiologi dan skripsi
hingga tradisi keilmuan yang terkait akan dijadikan rujukan oleh penulis guna
memperkarya karya skripsi penulis ini.
Buku karya Karel A Steenbrink cetakan pertama tahun 1986 dalam karyanya
berjudul, Pesantren Madrasah Sekolah Pendidikan Islam dalam Kurun
Modern.Buku ini menjelaskan tentang sejarah pondok pesantren dan sistem
18 Hamid Nasuhi, dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi)
(Jakarta:: ceqda, UIN Syarif Hidayatullah. 2007), h. 17
11
pendidikan yang ada di Indonesia dari masa ke masa termasuk didalamnya
pembaharuan-pembaharuan dunia pendidikan Islam di Indonesia.
Buku karya Zamakhsyari Dhofier pada tahun 2001 dalam karyanya berjudul,
Tradisi Pesantren studi pandangan hidup Kyai dan Versinya mengenai masa
depan Indonesia. Buku ini selain mengupas sejarah dan karakteristik pondok
pesantren di dalamnya juga tertulis semangat umat Islam, khususnya para kiai
dalam memimpin pondok pesantren dan didalamnya terdapat pula ciri-ciri pondok
pesantren.
Suatu kebangaan ketika melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini,
Skripsi yang berjudul Tradisi Keilmuan dan Kontribusi Pondok Pesantren Al-Falah
terhadap Masyarakat Kampung Baru Jakarta Barat Tahun 1988-2015, selain penulis
sebagai alumni dari intitusi ini. Maka penulis mencoba memperkenalkan Pondok
Pesantren Al-Falah yang berada di Jakarta Barat ke khalayak ramai dengan tujuan
Pondok Pesantren ini dapat terdengar oleh masyarakat luas, dari segi keilmuan dan
sosialnya hingga pada toleransi yang di ajarkan oleh tokoh dan ulama Pondok
Pesantren Al-Falah Jakarta Barat.
Penulis mendapatkan buku referensi dari Perpustakaan Utama Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora. Tidak menutup kemungkinan penulis mencari sumber di tempat-
tempat seperti Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan
Kementerian Agama Republik Indonesia, Perpustakaan daerah seperti
Perpustakaan Jakarta Barat dan Perpustakaan Jakarta Selatan serta Arsip Nasional
Republik Indonesia, Perpustakaan yang berasal tempat penulis teliti dan sumbernya
pula terdapat dari perpustakaan pribadi atau koleksi pribadi buku penulis.
12
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memudahkan dan mendapatkan gambaran terhadap skripsi ini, maka
penulis membagi beberapa bab dengan rincian sebagai berikut:
BAB I Merupakan kajian pendahuluan yang membahas tentang A. Latar
Belakang Masalah, B. Pembatasan dan Perumusan Masalah, C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian, D. Kerangka Teori, E. Metodologi
Penelitian, F. Tinjauan Pustaka, G. Sistematika Penulisan.
BAB II Merupakan kajian Mengenai Gambaran Umum Wilayah DKI
Jakarta, Letak Geografis Kecamatan Kebon Jeruk, Kondisi Sosial
Keagamaan dan Pendidikan Masyarakat Kampung Baru, Jakarta
Barat.
BAB III Merupakan kajian tentang Sejarah Pondok Pesantren Al-Falah
Kampung Baru Jakarta Barat dari masa ke masa. Modernisasi yang
dilakukan oleh Pondok Pesantren Al-Falah, Jakarta Barat.
BAB IV Merupakan kajian tentang Program Kegiatan Pondok Pesantren,
Tradisi Keilmuan Pondok Pesantren Al-Falah, Kontribusi pondok
pesantren terhadap Masyarakat Kampung Baru Jakarta Barat .
BAB V Merupakan Kesimpulan dari Penelitian yang penulis buat.
13
BAB II
GAMBARAN UMUM DKI JAKARTA
A. Iklim DKI Jakarta
DKI Jakarta pada umumnya mempunyai kemarau dan penghujan, biasanya
musim kemarau jatuh pada bulan April hingga September, sedangkan musim hujan
jatuh pada bulan Oktober sampai Maret. Akan tetapi berjalannya pemanasan global
kedua musim ini tidak dapat di prediksi dengan pasti.
a. Suhu : 32,7 34 derajat siang hari
23,8 -25,4 derajat di malam hari.
b. Kelembapan : 73,0-78,0 persen19
c. Kecepatan angin : 2,2 m/detik-2,5m/detik
d. Penyinaran matahari : 48,5%
e. Curah hujan : 267,4 mm
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta mempunyai luas wilayah 650,40 kilometer
persegi, dengan mengalir 14 sungai yang ada di DKI Jakarta. 14 Sungai tersebut
ialah: Kali mookervaart mempunyai panjang 73 km dengan diameter 20-30 meter,
kali ini mengubungkan dua sungai yaitu sungai angke dan sungai cisadane, kali
angke mempunyai luas 128 km, sungai ini dahulu menjadi primadona warga
Batavia untuk mendapatkan air bersih. Sedangkan sungai pesanggrahan yang
mengubungkan 4 kota ini seperti Jakarta, Bogor, Depok dan Tangerang sungai ini
mempunyai panjang 273 km, selanjutnya kali krukut mempunyai panjang sekitar
287 km, kali ini bersinggungan langsung dengan kali ciliwung.
Kali selanjutnya yang mengalir di kota Jakarta ialah kali grogol, kali ini
berbau tak sedap ini mempunyai panjang 236 km, masih di Jakarta kali baru barat
adalah kali atau sungai yang melintas di Jakarta dengan mempunyai luas177 km
banyak juga masyarakat memanfaatkan untuk kegiatan sehari-hari pada sungai ini,
19 Rudini dan tim penulis ,Profil Propinsi republic Indonesia, daerah khusus ibu kota
Jakarta,(Jakarta, PT.Intermasa)1992 hal 32
14
kali ciliwung mempunyai panjang 120 km dan luas 38720 km dahulu kali ciliwung
dapat digunakan sebagai transportasi seperti mengangkut barang dagangan, kali
baru timur mempunyai panjang 302 km, kali cipinang mempunyai panjang sekitar
273 km, kali sunter yang mempunyai panjang utama sekitar 37 km dan banyak
pemukiman penduduk hingga kini yang berada di pinggiran kali ini, kali buaran
kali yang hingga kini masih eksis keberadaanya mempunyai panjang sekitar 79 km
dan menjadi sumber usaha perikanan hingga kini, kali jati kramat sama halnya
dengan kali buaran kali ini juga menjadi primadona usaha perikanan, panjang kali
ini di taksir 38 km persegi, kali cakung kali yang mempunyai panjang 128 km
hingga kini masih bisa kita lihat keberadaanya dan masih terus diadakan
normalisasi sungai oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta dan terakhir yang
mengaliri di Jakarta kalimalang mempunyai panjang 96 Km persegi ini langsung
berbatasan dengan daerah Bekasi.
Pada perjalanannya pemerintah DKI Jakarta mempunyai 5 wilayah yang
ditetapkan oleh Kementerian Dalam Negeri yaitu peraturan Pemerintah Nomor : 25
Tahun 1978, tentang wilayah DKI Jakarta di bagi menjadi 5 (lima) wilayah kota
administrasif, yaitu kota administratif Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan,
Jakarta Utara, Jakarta Timur dan sekarang Kepualaun Seribu masuk dalam teritroial
wilayah administrasi Jakarta . Wilayah kotamadya Jakarta Barat merupakan salah
satu bagian yang memiliki kedudukan setingkat dengan Kotamadya Tingkat II.
Walikotamadya yang bertanggungjawab langsung kepada Gubernur DKI Jakarta
Berdasarkan Penetapan Presiden RI No.2 Tahun 1961 tentang Pemerintahan DKI
Jakarta dan Penjelasan Undang-undang No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok
pemerintah di daerah, bahwa tugas, wewenang dan kewajiban Walikotamadya
adalah menjalankan Pemerintahan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan
dalam wilayah.21
20 Rudini dan tim penulis ,Profil Propinsi republic Indonesia, daerah khusus ibu kota
jakarta,(jakarta, PT.Intermasa)1992 hal 36 21 http://jakarta.go.id/v2/news/category/jakarta-barat diakses pada tanggal 1 Juli 2017 pukul
14.00 wib
http://jakarta.go.id/v2/news/category/jakarta-barat
15
Berikut ini pembagian 5 wilayah di daerah khusus Ibu Kota Jakarta : kota
yaitu Jakarta Pusat dengan luas kota 48,13 kilometer persegi, wilayah Jakarta Barat
131,45 kilometer persegi, wilayah Jakarta Timur 184,01 kilometer persegi, Jakarta
Selatan 146,03 kilometer persegi dan Jakarta Utara 139,96 kilo meter
persegi.22untuk lebih jelasnya mengenai pembagian ke 5 wilayah tersebut dapat di
lihat di lampiran skripsi ini.
Daerah Ibu kota Jakarta sangat memperhatikan dunia pendidikan hingga
kesehatan para warganya, seperti tercatat dalam beberapa buku yang menulis
tentang profil DKI Jakarta. Pendidikan agama : peran pendidikan agama dalam
perjalanan sejarah kependidikan sudah tidak diragukan lagi. Madrasah, pesantren,
seminari (untuk calon pastur) selama ini sudah menunjukan bukti, tidak hanya
sebagai tempat pendidikan itu sendiri, 23 tetapi juga mempunyai peranan yang
penting dan telah membantu mengatasi kekurangan sarana sekolah di DKI Jakarta.
Madrasah misalnya, setiap tahun mampu menyerap rata-rata 50.000-60.000
murid baru untuk berbagai jenjang pendidikan dasar Ibtidaiyah, tsanawiyah hingga
aliyah. Selain madrasah , pada tahun 1990 di Jakarta juga terdapat 17 buah pondok
pesantren dengan murid sebanyak 11.889 orang dan guru sebanyak 360 orang,
Sedangkan pada tahun 2015 tercatat 88 pondok pesantren yang berada di DKI
Jakarta, Jumlah ini terus meningkat menurut penulis karena pondok pesantren
adalah lembaga pendidikan yang memadukan ilmu agama dan ilmu umum.
B. Sumber Kekayaan Alam DKI Jakarta
DKI Jakarta berbatasan langsung dengan laut tepatnya di sebelah utara
Jakarta, maka pemerintah DKI Jakarta menetapkan bahwasnnya salah satu sumber
daya alam DKI Jakarta berasal dari laut. Walaupun dahulu DKI Jakarta mempunyai
kekayaan alam seperti pertanian hingga perkebunan, tak ayal Pemerintah Provinsi
pun mengalihkan lebih banyak kearah laut. Pada era globalisasi ini tercatat nelayan
penduduk DKI Jakarta salah satu mata pencariannya ialah melaut dengan
22 Rudini dan tim penulis, Profil Propinsi Republik Indonesia, Daerah khusus Ibu Kota
Jakarta,(Jakarta, PT.Intermasa)1992 h.36 23 Rudini dan tim penulis, Profil Propinsi Republik Indonesia, Daerah khusus Ibu Kota
Jakarta h. 223
16
menangkap ikan konsumsi perkiraan angkanya 123.000 ton pertahun dan ikan hias
berada pada angka 59.860.000 ekor pertahun inilah salah satu sumber kekayaan
alam di Jakarta.
Bukan sampai situ saja sumber daya alam DKI Jakarta, Sumber daya
mineral juga menjadi primadona di kota ini, Tepatnya di Pulau Pabelokan,
Kepulauan Seribu, sumber daya mineral berupa minyak bumi dan gas mulai
dieksploitasi sejak tahun 2000 dengan rata-rata kapasitas produksi sekitar 4 juta
barel pertahun.24 Akan tetapi pemerintah ibu kota terus menggenjot pada bidang
pariwisata.
C. Keadaan Sosial Masyarakat DKI Jakarta
Etnis Masyarakat DKI Jakarta ialah etnis Betawi, akan tetapi di Ibu kota ini
banyak Etnis diantaranya Sunda, Banten, Melayu, dan masih banyak lagi.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencatat agama Islam adalah agama yang
terbesar di bumi Jakarta dengan angka Islam 85%, Kristen 9.2%, Budha 5,4%,lain-
lain 0,4%25. Dapat dikatakan DKI Jakarta mempunyai warga yang multi etnis dan
multi agama yang tinggal dan hidup rukun dalam toleransi di setiap warganya.
Roda ekonomi warga DKI Jakarta bukan hanya pada bidang kelautan saja,
akan tetapi masih banyak warga DKI Jakarta yang mengembangkan ekonominya
pada bidang industri, wirausaha dan perkantoraan. Warga Jakarta pada umumnya
sudah mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan kesehatan pun juga jauh lebih
baik.
D. Keadaan Geografis Wilayah DKI JAKARTA
d.1 Jakarta Pusat
Jakarta Pusat adalah salah satu dari wilayah di DKI Jakarta, keberadaanya di
pusat kota menjadikan tempat yang paling tinggi kesibukannya. Terbukti dengan
adanya Istana Negara sebagai pengatur roda pemerintahan Indonesia.
24 http://www.jakarta.go.id/v2/news/2008/01/Sumber-Kekayaan-Alam-
Jakarta#.WWXUGbayTIU data ini diakses pada tanggal 1 Juli 2017 pada pukul 14.05 wib. 25Rudini dan tim penulis , ,Profil Propinsi Republik Indonesia, Daerah khusus Ibu Kota
Jakarta ,(Jakarta, PT.Intermasa)1992 hal 35-36
http://www.jakarta.go.id/v2/news/2008/01/Sumber-Kekayaan-Alam-Jakarta#.WWXUGbayTIUhttp://www.jakarta.go.id/v2/news/2008/01/Sumber-Kekayaan-Alam-Jakarta#.WWXUGbayTIU
17
Jakarta Pusat mempunyai luas wilayah 48,13 26 Kilometer Persegi, dengan
tercatat 8 kecamatan yang berada di daerah Jakarta Pusat.
Tabel 1
Jumlah Kecamatan Jakarta Pusat dan Luas Wilayah
NO Nama Kecamatan Luas
1. Kecamatan Tanah abang 9,3 Km persegi
2. Kecamatan Menteng 6,5 Km Persegi
3. Kecamatan Senen 4,2 Km Persegi
4. Kecamatan Johar Baru 2,38 Km Persegi
5. Kecamtan Cemapaka Putih 4,69 Km persegi
6. Kecamatan Kemayoran 7,25 Km Persegi
7. Kecamatan Sawah Besar 6,16 Km Persegi
8. Kecamatan Gambir 7,59 Km Persegi
Dalam dunia pertumbuhan penduduk Jakarta Pusat mempunyai angka
pertumbuhan sebagai berikut dan dengan kemudian di imbangi pula dengan banyak
fasilitas pendidikan yang dapat di nikmati oleh warga Jakarta Pusat ini yang multi
etnis.
Jumlah penduduk di wilayah Jakarta Pusat berjumlah 916,192 Jiwa dengan laju
pertambahan penduduk sekitar 0.45% pertahunnya, untuk lebih jelas dapat di lihat
pada website Jakarta Pusat dalam angka yang di posting oleh Badan Pusat Statistik.
Dengan klasifikasi sebgai berikut :
a. Jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki berjumlah : 461.076 27jiwa
b. Jumlah penduduk berjenis kelamin wanita berjumlah : 455,116 jiwa
26 https://jakpuskota.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/2 di akses pada tanggal 15
september 2017 27 https://jakpuskota.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/14 di akses pada tanggal 15
september 2017
https://jakpuskota.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/2https://jakpuskota.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/14
18
Seperti yang penulis sudah gambarkan diatas bahwasannya pendidikan di
Jakarta Pusat juga mendapat perhatian dengan banyaknya lembaga pendidikan yang
berada di Jakarta Pusat ini.
a. Lembaga pendidikan Negeri atau dibawah naungan pemerintah berjumlah
268 lembaga baik dari tingkatan Sekolah dasar, Sekolah menengah pertama
dan sekolah menengah atas.
b. Lembaga pendidikan swasta pun tak kala banyaknya di daerah jakarta pusat
dengan berjumlah 237 lembaga pendidikan.28
c. Sementera itu lembaga pendidikan pesantren yang berkembang di jakarta
pusat hanya terdapat 1 dan di daerah kecamatan cempaka putih.29
Tabel 2
Jumlah Pondok Pesantren di Jakarta Pusat
No Nama Pondok Pesantren Alamat Kecamatan
1. Ponpes. Islam Hubbul
Wathon
Jl. Cempaka Putih
Tengah
Cemapaka
putih30
d.2 Jakarta Selatan
Wilayah administrasi Jakarta Selatan adalah salah satu dari 5 wilayah yang
berada di DKI Jakarta, dengan total wilayah 145,7331 Km dan mempunyai 10
kecamatan.
Tabel 3
Jumlah Kecamatan Jakarta Selatan dan luas wilayah
NO Nama Kecamatan Luas
1. Kecamatan Pesanggrahan 12,76 Km persegi
2. Kecamatan Kebayoran lama 16,72 Km Persegi
3. Kecamatan Kebayoran baru 12,95 Km Persegi
28 https://jakpuskota.bps.go.id/Subjek/view/id/28#subjekViewTab3|accordion-daftar-
subjek1 di akses pada tanggal 15 september 2017 29 Dokumen Pribadi Draft Nama-nama pondok pesantren DKI Jakarta diberikan oleh
Kemenag RI pada tanggal 28 Februari 2017 30 Ponpes adalah singkatan dari Pondok Pesantren maka selanjutnya istilah Pondok
Pesantren Penulis singkat menggunakan kata Ponpes. 31 Tim BPS kota Admnistrasi Jakarta Selatan, Kota Administrasi Jakarta Selatan dalam
angka 2017, (Jakarta, BPS Jakarta Selatan), 2017 hal 9
https://jakpuskota.bps.go.id/Subjek/view/id/28#subjekViewTab3|accordion-daftar-subjek1https://jakpuskota.bps.go.id/Subjek/view/id/28#subjekViewTab3|accordion-daftar-subjek1
19
4. Kecamatan Cilandak 18,16 Km Persegi
5. Kecamatan Setia Budi 8,85 Km persegi
6. Kecamatan Mampang Prapatan 7,73 Km Persegi
7. Kecamatan Pancoran 8.63 Km Persegi
8. Kecamatan Tebet 9.03 Km Persegi
9. Kecamatan Pasar Minggu 21,96 Km Persegi
10. Kecamatan Jagakrasa 24,87 Km Persegi
Jumlah penduduk di wilayah Jakarta Selatan berjumlah 2.206.732 32 jiwa
dengan laju pertambahan penduduk sekitar 0.95% pertahunnya, untuk lebih jelas
dapat di lihat pada buku Badan Pusat Statistik Jakarta Selatan dalam Angka.
Dengan klasifikasi sebgai berikut
c. Jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki berjumlah : 1.105.823 jiwa
d. Jumlah penduduk berjenis kelamin wanita berjumlah : 1.100.857 jiwa
Sedangkan rata-rata warga wilayah Jakarta Selatan bekerja sebagai Pegawai
Negeri Sipil dan menjadi sebagai wirasusaha. Dalam dunia pendidikan warga di
bilangan Jakarta Selatan sudah mempunyai sarana pendidikan yang memadai.
Berikut ini sarana pendidikan di wilayah jakarta selatan :
a. Sekolah Negeri di wilayah Jakarta Selatan berjumlah 42233
b. Sekolah swasta di wilayah Jakarta Selatan berjumlah 170
c. Pondok pesantren yang berada di wilayah Jakarta Selatan berjumlah 20
pondok pesantren.
Pondok pesantren menjadi salah satu primadona di DKI Jakarta khususnya di
wilayah Jakarta Selatan ke 2034 pondok pesantren ini dilansir dari Kementerian
Agama RI.
32 Tim BPS kota Admnistrasi Jakarta Selatan, Kota Administrasi Jakarta Selatan dalam
angka 2017, (Jakarta, BPS Jakarta Selatan), 2017 hal 46 33 Tim BPS kota Admnistrasi Jakarta Selatan, Kota Administrasi Jakarta Selatan dalam
angka 2017 hal 94 34 Dokumen Pribadi Draft Nama-nama pondok pesantren DKI Jakarta diberikan oleh
Kemenag RI pada tanggal 28 Februari 2017
20
Tabel 4
Jumlah Pondok Pesantren di Jakarta Selatan
NO Nama
Pondok Pesantren
Alamat Kecamatan
1. Ponpes. Al Ishlah Jl. Tanah Kusir
Rt.007/010
Kebayoran
Lama
2. Ponpes. Mahad Aly
Al Arba'in
Jl. KH. M. Syafi'i
Hadzami
Kebayoran
Lama
3. Ponpes.
Al Musyarrofah
Jl. H. Mukhtar Raya Pesanggrahan
4. Ponpes.
Miftahul Huda
Jl. H. Satiri Ulujami
Rt.02/03
Pesanggrahan
5. Ponpes. Darunnajah Jl. Ulujami Raya no 86 Pesanggrahan
6. Ponpes. Daarul
Maarif
Jl Rs.Fatmawati Cilandak
7. Ponpes. Hidayatut
Thalibin
Jl. Cilandak tengah Cilandak
8. Ponpes. Miftahul
Ulum
Jl.Madrasah No 17 Cilandak
9. Ponpes.
Al Mahbubiyah
Jl. Jeruk Purut
Rt.001/03
Pasar Minggu
10. Ponpes.
Al Mawaddah
Jl. Sadar Raya No 34 Jagakarsa
11. Ponpes. Al I'tshom Jl. Tanjung Barat
Selatan
Jagakarsa
12. Ponpes. An Nuriyah Jl. Timbul No 60
Cipedak
Jagakarsa
13. Ponpes. Darul Aitam
Al I'tishom
Jl. Tanjung
Barat Selatan
Jagakarsa
14. Ponpes. Daarul Ishlah Jl. Buncit Raya No.5 Pancoran
21
15. Ponpes. Darul
Hikmah
Jl. Lapangan Merah Jagakarsa
16. Ponpes.
Daarul Rahman
Jl. Senopati 35 A Kebayoran Baru
17. Ponpes.
As Syafi'iyah
Jl. Al Barkah No.17 Tebet
18. Ponpes. Darul Qur'an Jl. Palbatu I No.21 Tebet
19. Ponpes. Perguruan
Al Awwabin
Jl. Teber Barat VI No.3 Tebet
20. Ponpes. Syarif
Hidayatullah
Jl. Lap. Ros III No. 33 Tebet
d.3 Jakarta Timur
Jakarta Timur adalah wilayah yang hampir berbatas dengan beberapa daerah
seperti Bekasi dan Karawang, Jakarta Timur sendiri mempunyai luas wilayah
184,01 kilometer persegi dan terintegrasi langsung bandara bertaraf Internasional
yang bernama Halim Perdana Kusuma.
Tabel 5
Jumlah Kecamatan Jakarta Timur dan luas wilayah
NO Nama Kecamatan Luas
1. Kecamatan Pasar Rebo35 12,98 Km persegi
2. Kecamatan Ciracas 16,08 Km persegi
3. Kecamatan Cipayung 28,45 Km persegi
4. Kecamatan Makasar 21,85 Km persegi
5. Kecamatan Kramat jati 13 Km persegi
6. Kecamatan Jatinetgara 10,25 Km persegi
7. Kecamatan Duren Sawit 22,65 Km Persegi
35 Tim BPS kota Admnistrasi Jakarta Timur, Kota Administrasi Jakarta Timur dalam
angka 2017, (Jakarta, BPS Jakarta Timur), 2017 hal 5
22
8. Kecamatan Cakung 42,28 Km persegi
9. Kecamatan Pulogadung 15,61 Km persegi
10 Kecamatan Matraman 4,88 Km persegi
Pertumbuhan penduduk di Jakarta Timur dapat dikatakan cukup merata dengan
jumlah 2.868.91036 jiwa, terbagi dengan klasifikasi sebgai berikut :
a. Jumlah penduduk laki-laki berjumlah 1,475,272 jiwa
b. Jumlah penduduk wanita berjumlah 1,393,638 jiwa
Pada bidang pendidikan Jakarta Timur mencatat 37 pondok pesantren yang
berada di wilayahnya, selanjutnya tercatat pula sekolah negeri berjumlah 198 dan
lembaga pendidikan swasta yang berjumlah 202. Dari 37 pondok pesantren maka
inilah nama-nama pondok pesantren yang tercata di Kementerian Agama RI37:
Tabel 6
Jumlah Pondok Pesantren di Jakarta Timur
NO Nama Pondok
Pesantren
Alamat Kecamatan
1. Ponpes. Ziyadatul
Mubtadi'ien
Jl. Penggilingan No.100 Cakung
2. Ponpes. Rahmatusy Syfa Jl. Rawa Kuning No.59 Cakung
3. Ponpes.
Nahdatul Wathan
Jl. Raya Penggilingan Cakung
4. Ponpes. Jamiyyatul
Khoirot
Jl. Tipar Cakung Cakung
5. Ponpes. Darul Hikmah Jl. Al Hikmah Kp. Kandang
Sapi
Cakung
6. Ponpes.
Asy-Syubban
AlMuslimun
Kp. Baru Rt.003/09 Cakung
36 Tim BPS kota Admnistrasi Jakarta Timur, Kota Administrasi Jakarta Timur dalam
angka 2017, (Jakarta, BPS Jakarta Timur), 2017 hal 3 37 Dokumen Pribadi Draft Nama-nama pondok pesantren DKI Jakarta diberikan oleh
Kemenag RI pada tanggal 28 Februari 2017
23
7. Ponpes.
Al Wathoniyah Pusat
Jl. Raya Bekasi Timur Cakung
8. Ponpes.
Al Hikmatuzzainiyyah
Jl. Satria Tiga Rt.009/02 Cakung
9. Ponpes.
Al Wathoniyah 09
Jl. Raya Penggilingan
02/03
Cakung
10. Ponpes. Khusus Yatim
Darussalam
Jl. Jatinegara Kaum 1 36 Pulo gadung
11. Ponpes. Ar Rahmah Jl. Sinar Jaya Rt.001/010 Pulo gadung
12. Ponpes. Al Kenamiyah Jl. Pulo Nangka Barat Pulo gadung
13. Ponpes. Persatuan Islam Jl.Kramat Asem Matraman
14. Ponpes. Jauharul Wathan Jl. T. No.4 Rt.005/011 Jatinegara
15. Ponpes. Assalafy
Jl. Kebon Nanas Utara II
No.3
Jatinegara
16. Ponpes. Husnayain Jl. Lapan 25 Pekayon Pasar Rebo
17. Ponpes. Al Amiria Jl. Bungur Rt.10 Rw.06 Ciracas
18. Ponpes. Assalafiyah Jl. Manunggal 2 Ciracas
19. Ponpes. Modern Tunas
Islam Jl. Cibubur 4 No.20
Ciracas
20. Ponpes. Al Fajru Jl. Kapuk Rt. 11/03 Cipayung
21. Ponpes. Al Fathonah Jl. SLTP 160 Rt.05/05 Cipayung
22. Ponpes. Al Mustaqiim
Jl. Munjul No. 1 Kel.
Munjul
Cipayung
23. Ponpes. Bamadita
Rahman
Jl. Asrama Zeni AD No.
17
Cipayung
24. Ponpes. Darul Faroh Jl. H. Siun Rt.001/05 Cipayung
25. Ponpes. Fisabilillah Jl. Kel. Pondok Rangon Cipayung
26 Ponpes. Ja'far Shiddiq
Jl. Hankam Munjul
Rt.05/02
Cipayung
27 Ponpes.
Minhaajurrosyidin
Jl. SPG 7 No. 17-
Lubang Buaya
Cipayung
28. Ponpes. Tsaqofah
Aislamiyah
Jl. SMP 160 No. 32
Rt.03/01
Cipayung
29. Ponpes. Ulul Ilmi Jl. Masjid Al Akbar 40 Cipayung
30. Ponpes. Jl. Kav. I DKI No.80 Cipayung
24
Yayasan Al Hamzah
31. Ponpes. Nurul Jannah Jl. Raya Malaka Duren sawit
32. Ponpes. Az Ziyadah Kp. Tanah 80 Duren Sawit
33. Ponpes. Al Wathoniyah
24
Jl. Padat Karya No. 35
Rt.08/0
Duren sawit
34. Ponpes. Al Jauhariyah Jl. Raya Buaran Duren Sawit
35. Ponpes. Al Hidayah
Jl. Jatibening II Rt.01 /
12
Duren Sawit
36. Ponpes. Tapak Sunan Jl. Kayu Manis Kramat Jati
37. Ponpes. Nurul Hijrah Jl. Penggilingan Baru 3 Kramat Jati
d.4 Jakarta Utara
Wilayah Jakarta Utara dapat dikatakan daerah peniagaan terbukti adanya 2
Pelabuhan yang saat ini masih eksis keberadaaanya ialah pelabuhan Sunda Kelapa
dan Pelabuhan Tanjung Priuk. Ketinggian pulau ini berkisar 0 sampai dengan 20
meter di atas permukaan laut38. Masyarakat Jakarta Utara mata pencahariannya
sebagai nelayan, buruh dan bahkan juga tercatat wirausaha. Jakarta Utara terbagai
dalam 6 kecamatan yang saling berintergrasi dengan pemerintah Administrasi
Jakarta Utara.
Tabel 7
Jumlah Kecamatan Jakarta Utara dan luas wilayah
NO Nama Kecamatan Luas
1. Kecamatan Penjaringan 45,41 Km persegi
2. Kecamatan Tanjung Priuk 22,52 Km persegi
3. Kecamatan Pademangan 11,92 Km persegi
4. Kecamatan Koja 12,25 Km persegi
5. Kecamatan Cilincing 39,70 Km persegi
6. Kecamatan Kelapa Gading 16,12 Km persegi
38 https://jakutkota.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/4 di akses pada tanggal 15 september
2017.
https://jakutkota.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/4
25
Pertumbuhan penduduk Jakarta Utara pada sensus yang dilakukan tahun
2011 ialah berjumlah 1.645.65939 jiwa yang tersebar dalam ke-enam kecamatan di
Jakarta utara. Penyberan dunia pendidikan di Jakarta Utara relatif lebih baik ini
terbukti dengan adanya lembaga Pendidikan dari SD-SMP dan SMA Negeri yang
berjumlah 264 sekolah, sedangkan pada lembaga pendidikan swastanya berjumlah
184 sekolah40. Begitu pula dunia pendidikan pondok pesantren yang berada di
Jakarta Utara berjumlah 1341 Pondok pesantren. Berikut ini pondok pesantren yang
tersebar di Jakarta Utara
Tabel 8
Jumlah Pondok Pesantren di Jakarta Utara
No Nama Pondok Pesantren Alamat
Kecamatan
1. Ponpes. Syawapifiyyah
Malaka Jl Malaka no 27 rt 13/6
Cilincing
2. Ponpes. Al Wathoniyah
43
Jl. Raya Rorotan
Rt.001/10
Cilincing
3. Ponpes. Al Miftahiyyah
Jl. Muara Gedung
Kalibaru
Cilincing
4. Ponpes. Al Hikmah Jl. Malaka Bulak 18 Cilincing
5.
Ponpes. Yatim Al Aqsha Jl. Sutra Ungu No.31
Kelapa
gading
6. Ponpes. Al Mutaqin Jl. Lontar 2 No.12/14/16 Koja
7. Ponpes. Yapis Al
Oesmaniyah Jl. Tawes No.21-22
Tanjung
Priok
8. Ponpes. Ilmu Al Qur'an
Al Misbah
JL. Re Mardinata
Rt.08/13
Tanjung
Priok
9. Ponpes. Al Qur'an
Ibrohimiyyah Kp. Bahari 4 No.121
Tanjung
Priok
39 Tim BPS kota Admnistrasi Jakarta Utara, Kota Administrasi Jakarta Utara dalam angka
2017, (Jakarta, BPS Jakarta utara), 2017 hal xxvii 40 Tim BPS kota Admnistrasi Jakarta Utara, Kota Administrasi Jakarta Utara dalam angka
2017, (Jakarta, BPS Jakarta utara), 2017 hal 89 41 Dokumen Pribadi Draft Nama-nama pondok pesantren DKI Jakarta diberikan oleh
Kemenag RI pada tanggal 28 Februari 2017
26
10. Ponpes. Nurul Bahri Muara Angke Rt.006/01 Penjaringan
11. Ponpes. Darul Ghufron Jl. Luar Batang 5 Penjaringan
12 Ponpes. Al Muhajirin
Telukgong Kavling
Blok A 20
Penjaringan
13. Ponpes. Fathul Huda
Jl. Kapuk Kamal
Raya No.20
Penjaringan
d.5 Kepulauan Seribu
Kepulauan Seribu adalah pulau yang berada di utara Jakarta, keberadaanya
sesuai Surat Keputusan Gubernur no. 171 tahun 2007, luas wilayah dari Pulau
Seribu ini sebesar 8,70 km persegi42dengan jumlah penduduk mencapai 23.321 jiwa
pada sensus yang dilakukan tahun 2015.
Kepulauan seribu terdapat 2 kecamatan :
a. Kecamatan Kepualaun Seribu Selatan
b. Kecamatan Kepualaun Seribu Utara
Dalam perkembangan ekonominya masyarakat di Kepulauan Seribu
mengandalkan mata pencaharian sebagai produksi perikanan atau biasa disebut
dengan nelayan, umumnya para nelayan tersebut mencari ikan di teluk Jakarta
produksi ikan pada tahun 2000 adalah 57.260.269 kilogram dengan berjumlah
pemasukan 97.267.048.67543 dan juga membuka usaha pariwisata di Kepulauan
Seribu. Pada dunia pendidikan pemerintah DKI Jakarta menyediakan sarana
pendidikan yang cukup memadai
A. Terdapat sekolah negeri yang di naungi pemerintah sebanyak 24 sekolah
B. Sekolah swasta di Kepualauan Seribu terdapat 5 sekolah dan 1 pondok
pesantren yang berada di kepulauan kelapa. 44
42 https://kepulauanseribukab.bps.go.id/Subjek/view/id/153#subjekViewTab3|accordion-
daftar-subjek1 di akses tanggal 19 september 2017 43 Eni setiati dkk, Profil Kota Jakarta Doeloe, Kini dan Esok, (Jakarta, PT Ikrar Mandiri
Abadi, 2009) hal 158 44 Dokumen Pribadi Draft Nama-nama pondok pesantren DKI Jakarta diberikan oleh
Kemenag RI pada tanggal 28 Februari 2017
https://kepulauanseribukab.bps.go.id/Subjek/view/id/153#subjekViewTab3|accordion-daftar-subjek1https://kepulauanseribukab.bps.go.id/Subjek/view/id/153#subjekViewTab3|accordion-daftar-subjek1
27
Tabel 9
Jumlah Pondok Pesantren di Kepulauan Seribu
No Nama Pondok Pesantren Alamat
Kecamatan
1. Ponpes. Amalan
Syahid Pulau Kelapa
Kepulauan
seribu
d.6 Jakarta Barat
Jakarta Barat mempunyai luas 129,5445 Km persegi, Dalam menjalankan roda
pemerintahan pemerintah kota Administrasi Jakarta Barat dibantu dengan 8
Kecamatan yang tersebar di zona pemerintahan Jakarta Barat. Jumlah penduduk
Jakarta Barat berjumlah 2.496.002 jiwa46dengan klasifikasi sebagai berikut : laki-
laki berjumlah 1.261.179 dan prempuan berjumlah 1.234.823 jiwa.
Berikut ini jumlah Kecamatan dan luasnya yang berada di Jakarta Barat
Tabel 10
Jumlah Kecamatan di Jakarta Barat dan luas wilayah
NO Nama Kecamatan Luas
1. Kecamatan Kalideres 30,23 Km persegi47
2. Kecamatan Cengkareng 26,54 Km persegi
3. Kecamatan Kembangan 24,16 Km persegi
4. Kecamatan Kebon jeruk 17,98 Km persegi
5. Kecamatan Palmerah 7,51 Km persegi
6. Kecamatan Grogol Petamburan 9,99 Km persegi
7. Kecamatan Tambora 5,40 Km persegi
8. Kecamatan Taman Sari 7,73 Km persegi
45 Tim BPS kota Admnistrasi Jakarta Barat, Kota Administrasi Jakarta Barat dalam angka
2017, (Jakarta, BPS Jakarta barat), 2017 hal 42 46 Tim BPS kota Admnistrasi Jakarta Barat, Kota Administrasi Jakarta Barat dalam angka
2017, hal 65 47 https://jakbarkota.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/3 diakses pada tanggal 19
september 2017
https://jakbarkota.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/3
28
Dalam segi pendidikan kota administrasi Jakarta Barat terdapat sekolah negeri
dan sekolah swasta
a. Jumlah sekolah negeri berjumlah 525 sekolah
b. Jumlah sekolah swasta termasuk juga pondok pesantren 568 48sekolah atau
lembaga dan dibawah ini nama-nama pondok pesantren yang berada di
Jakarta Barat.49
Tabel 11
Jumlah Pondok Pesantren di Jakarta Barat
No Nama Pondok Pesantren Alamat
Kecamatan
1. Ponpes. Al Falah
JL. KH. Tohir NO 43
Rt.03/07
Kebon Jeruk
2. Ponpes. Al Idzhaar Jl. H. Salihun No.163 Kebon Jeruk
3. Ponpes. As Shiddiqiyah Jl. Surya Sarana 6 c Kebon Jeruk
4. Ponpes. As Surur Jl. H.H. No.63 Rt.08/01 Kebon Jeruk
5. Ponpes. At Taufiiq Kedoya Selatan Kebon Jeruk
6. Ponpes. YPP. Al Kamal Jl. Kedoya Raya No.2 Kebon Jeruk
7. Ponpes. Al Falah As
Salafiyah
Jl. Pisangan Batu
No.29A
Sawah Besar
8. Ponpes. Al Abror
Jl. Manggis No.5A
Srengseng
Kembangan
9. Ponpes. Al Hidayah
Basmol Basmol Rt.06/06
Kembangan
10. Pompes. Al Washilah
Kp. Baru
No.20 Rt.014/010
Kembangan
11. Ponpes. An Nuriyah
Komplek Unilever
No.22
Kembangan
12. Ponpes. Mirqot Ilmiyah
Al Itqon Jl. H. Selong Rt.005/03
Cengkareng
13. Ponpes. Nurul Qur'an
Jl. Raya Duri Kosambi
No.7
Cengkareng
14. Ponpes. Minhajut
Tholibin Jl. Peta Utara No.46
Kalideres
15. Ponpes. Sirojul Huda Jl. Utan Jati Rt.002/011 Kalideres
48 https://jakbarkota.bps.go.id/Subjek/view/id/28#subjekViewTab3|accordion-daftar-
subjek1 di akeses pada tanggal 19 september 2017 49 Dokumen Pribadi Draft Nama-nama pondok pesantren DKI Jakarta diberikan oleh
Kemenag RI pada tanggal 28 Februari 2017
https://jakbarkota.bps.go.id/Subjek/view/id/28#subjekViewTab3|accordion-daftar-subjek1https://jakbarkota.bps.go.id/Subjek/view/id/28#subjekViewTab3|accordion-daftar-subjek1
29
16. Ponpes. Riyadhul
Mu'minin
Jl. Petamburan Angke
No.21
Grogol
Petamburan
E. LETAK GEOGRAFIS KECAMATAN KEBON JERUK
50
Kecamatan Kebon Jeruk memiliki luas sebesar 13,88 persen terhadap wilayah
Kota Administrasi. Jakarta Barat. Seperti pada umumnya di daerah lain di kota
administrasi. Jakarta Barat merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata
7 meter diatas permukaan laut, dan terletak pada posisi 106 2242 s/d 1065818
BT dan 5 1912 s/d 62354LS51.
Kecamatan Kebon Jeruk memiliki luas wilayah berdasarkan Surat Keputusan
(SK) Gubernur DKI Jakarta Nomor 171 Tahun 2007 sebesar 1.798,32 hektar dan
terbagi menjadi 7 Kelurahan. Masing-masing kelurahan mempunyai luas sebagai
berikut : Kelurahan yang pertama ialah Keluarahan yang diberi nama dengan
Sukabumi Selatan, Kelurahan ini mempunyai luas wilayah berkisar 156,88 Hektar
dan Pondok Pesantren Al-Falah juga berada dalam lingkup Kelurahan Sukabumi
Selatan, kemudian Kelurahan yang kedua Sukabumi Utara ialah kelurahan yang
50 https://id.images.search.yahoo.com/yhs/search;_ylt=Awrxg9KLKxxaXgoAAHX3RQx.
?p=peta+kebon+jeruk&fr=yhs-Lkry-SF01&fr2=piv-web&hspart=Lkry&hsimp=yhs-
SF01&type=YHS_SF_12000#id=9&iurl=http%3A%2F%2Fjakartaplaces.com%2Fwp-
content%2Fuploads%2F2015%2F02%2FPeta-Jakarta-Barat.jpg&action=click data di akses pada
tanggal 20 Januari 2017 51 Tim BPS Kota administrai Jakarta Barat, Kecamatan Kebon Jeruk dalam Angka 2016,
( Jakarta, BPS Jakarta Barat) 2016 h.3
https://id.images.search.yahoo.com/yhs/search;_ylt=Awrxg9KLKxxaXgoAAHX3RQx.?p=peta+kebon+jeruk&fr=yhs-Lkry-SF01&fr2=piv-web&hspart=Lkry&hsimp=yhs-SF01&type=YHS_SF_12000#id=9&iurl=http%3A%2F%2Fjakartaplaces.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2015%2F02%2FPeta-Jakarta-Barat.jpg&action=clickhttps://id.images.search.yahoo.com/yhs/search;_ylt=Awrxg9KLKxxaXgoAAHX3RQx.?p=peta+kebon+jeruk&fr=yhs-Lkry-SF01&fr2=piv-web&hspart=Lkry&hsimp=yhs-SF01&type=YHS_SF_12000#id=9&iurl=http%3A%2F%2Fjakartaplaces.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2015%2F02%2FPeta-Jakarta-Barat.jpg&action=clickhttps://id.images.search.yahoo.com/yhs/search;_ylt=Awrxg9KLKxxaXgoAAHX3RQx.?p=peta+kebon+jeruk&fr=yhs-Lkry-SF01&fr2=piv-web&hspart=Lkry&hsimp=yhs-SF01&type=YHS_SF_12000#id=9&iurl=http%3A%2F%2Fjakartaplaces.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2015%2F02%2FPeta-Jakarta-Barat.jpg&action=clickhttps://id.images.search.yahoo.com/yhs/search;_ylt=Awrxg9KLKxxaXgoAAHX3RQx.?p=peta+kebon+jeruk&fr=yhs-Lkry-SF01&fr2=piv-web&hspart=Lkry&hsimp=yhs-SF01&type=YHS_SF_12000#id=9&iurl=http%3A%2F%2Fjakartaplaces.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2015%2F02%2FPeta-Jakarta-Barat.jpg&action=click
30
berada di Utara Kecamatan Kebon Jeruk dengan luas wilayah berkisar 157,09
hektar, yang ketiga ialah Kelurahan Kelapa Dua kelurahan ini mempunyai wilayah
yang cukup luas 150,35 hektar. Selanjutnya wilayah Kelurahan Kebon Jeruk
dengan luas wilayah 369,15 hektar dan di tempat ini pula kantor Kecamatan ini
berada. Kelurahan yang ke lima ialah dengan luas 387,00 hektar diberi nama
dengan keluarahan Duri Kepa dan dua wilayah lagi yaitu Keluarahan Kedoya
Selatan dengan Kedoya Utara yang masing-masing mempunyai luas wilayah
228,42 hektar dan 314,78 hektar.
Batas-batas Wilayah Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat :
Terdapat 4 wilayah perbatasan Kecamatan Kebon Jeruk dengan wilayah
lainnya, ialah pada bagian utara Kecamatan Kebon Jeruk berbatasan dengan:
Kelurahan Wijaya Kusuma, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Sedangkan pada bagian timur Kecamatan Kebon Jeruk berbatasan dengan :
Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah dan Jakarta Barat. Pada Sebelah
Selatan berbatasan dengan: Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan dan
Kecamatan Ciledug, hingga Banten. Dan pada bagian terakhir yaitu di sebelah
Barat : Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.52
1. Luas Penggunaan Tanah
Kecamatan Kebon Jeruk pada tahun 2015 sudah mengalami banyak perubahan
yang signifikan terlihat dari data sebagai berikut :
- Penggunaan lahan Sukabumi Selatan di sebanyak 1,10 hektar sebagai taman
yang berada di keluarahan tersebut, sedangkan penggunaan lainnya seperti
industri perkarangan, kuburan dan lainnya berjumlah 14,62 hektar.
- Sukabumi Selatan untuk ruang terbuka hijau berkisar 6,37 hektar, untuk
perkebunan/pertanian pada angka 7,68 hektar dan lainnya berjumlah 5,97
hektar. untuk pertanian 1,11 hektar dan lainnya berjumlah 10,86 hektar.
52 Tim BPS Kota administrai Jakarta Barat, Kecamatan Kebon Jeruk dalam Angka 2016,
( Jakarta, BPS Jakarta Barat) 2016 h.3
31
- Kecamatan Kebon Jeruk juga mempunyai Kelurahan Duri Kepa dengan
lahan yang digunakan untuk taman 4,55 hektar sedangkan pertanian tiada
dan lainnya 4.11 hektar.
- Kelurahan Kedoya Selatan lahan yang digunakan untuk taman berjumlah
0,78 hektar dan lainnya 2,48 hektar.
- Kedoya Utara 0,50 hektar di gunakan untuk taman dan 11,66 hektar
digunakan untuk sarana dan prasana lainnya.53
2. Kondisi Sosial dan Pendidikan Masyarakat Kampung Baru, Jakarta
Barat.
Masyarkat Kampung Baru adalah Masyarakat religius dari beberapa wilayah
di DKI Jakarta lainnya, Terbukti disematkannya nama Kampung santri baik dari
tokoh masyarakat sekitar atau di luar dari masyarakat Kampung Baru itu sendiri.
Kampung Baru tergabung dalam wilayah Kelurahan Sukabumi Selatan yang dari
tahun ke tahun penduduknya mengalami peningkatan menurut data sensus Badan
Pusat Statistik administrasi Jakarta Barat 3% setiap tahunnya. 54 ` Berikut
pemamparan yang penulis dapat gambarkan : pada tahun 2015 jumlah warga laki-
laki yang tinggal di Kecamatan Kebon Jeruk khususnya kelurahan Sukabumi
Selatan berjumlah 21.0722 jiwa. sedangkan untuk warga prempuannya berada di
angka 41.461 jiwa. Jumlah kependudukan di ketujuh Kelurahan berjumlah 321.209
jiwa. Jika kita lihat kembali data pada tahun sebelumya di kejutuh kelurahan di
tahun 2012 313.671 jiwa, pada tahun 2013 jumlah penduduknya 305.867 jiwa dan
terakhir pada tahun 2015 jumlah penduduknya 316.209 jiwa. Maka seperti penulis
katakana sebelumnya angkata peningkatan penduduk pertahun naik hingga 3%.
Penduduk Kampung Baru adalah penduduk yang selalu menjunjung nilai
keIslaman yang tinggi terbukti apabila melintasi wilayah tersebut, Maka yang
terdengar lantunan ayat suci Al-Quran hingga pengajian kitab klasik di masjid dan
53 Tim BPS Kota administrai Jakarta Barat, Kecamatan Kebon Jeruk dalam Angka 2016,
( Jakarta, BPS Jakarta Barat) 2016 h.5 54 Tim BPS Kota administrai Jakarta Barat, Kecamatan Kebon Jeruk dalam Angka 2016,
( Jakarta, BPS Jakarta Barat) 2016 h. 17
32
musolah Kampung Baru. akan tetapi masyarakat Kampung Baru pada umumnya
selalu menghargai perbedaan di dalam kehidupan bermasyarakat dapat dikatakan
tolernasi antar umat beragamanya sangatlah tinggi.
Menurut pakar sosiologi mengatakan bahwa perubahan sosial adalah sebuah
proses perubahan yang mencakup berbagai fenomena sosial di setiap lini kehidupan
masyarakat55. Salah satunya penulis akan menggambarkan perubahan sosial yang
dialami masyakarat kampung baru jakarta barat.
Pada dunia pendidikan pemeritah DKI Jakarta memang tidak bermain-main
dalam dunia mencerdaskan anak bangsa ini terbukti di wilayah Kecamatan Kebon
Jeruk, Jakarta Barat tercatat sekolah dasar negeri yang berjumlah 68 Sekolah,
Sedangkan Sekolah dasar swasta termasuk di dalamnya sekolah dasar Ibtidaiyah
terdapat 38 sekolah swasta, dan terus akan berkembang pesat dunia pendidikan ini.
Pada tingkatan selanjutnya ialah tingkatan Sekolah Menengah Pertama atau
Madrasah tsanawiyah bejumlah : untuk SMP Negeri berjumlah 10 sekolah dan
sekolah swasta berjumlah 28 sekolah. DKI Jakarta terus memperbaiki infrastruktur
pendidikan diantaranya mengeluarkan program kartu jakarta pintar atau disingkat
dengan KJP guna membantu masyarakat Jakarta dari segi pendidikan. Untuk
pendidikan pada tahap selanjunya ialah Sekolah menengah atas dan juga madrasah
aliyah berjumlah 18 lembaga pendidikan dengan klasifikasi sebagai berikut : untuk
sekolah menengah atas negeri berjumlah 2 dan madrasah atau sekolah swasta
berjumlah 13 sekolah dan terakhir ialah sekolah menengah kejuruan sebanyak 3
lembaga sekolah.
Masyarakat Kampung Baru pada umumnya lebih senang melakukan wirausaha,
wirausaha yang di pilih ialah pada bidang industri rumahan seperti konveksi,
sablon, percetakan dan masih ada juga yang melakukan pekerjaannya di kantor.
Menurut penulis walaupun banyak berdirinya lembaga pendidikan yang dibangun
oleh pemerintah DKI Jakarta (Sekolah Negeri), Lembaga Pendidikan Yayasan
Tarbiyah Islamiyah masih banyak peminat bagi masyarakat Kampung Baru, Jakarta
55 Soerjono Sokanto, Teori Sosiologi Tentang Perubaahan Sosial (Jakarta: Ghalia,
Indonesia, 1983), h.6
33
Barat dan Jabodetabek. Terbukti dengan adanya data santri/santriwati yang
mendaftar di lembaga pendidikan Yayasan Tarbiyah Islamiyah Al-Falah baik yang
bersekolah formal atau pun yang mendaftar di Pondok Pesantren Al-Falah Jakarta
Barat.
Banyak dari orang tua di sekitar daerah Kampung Baru atau di luar dari daerah
Kampung Baru menyekolahkan anaknya di Lembaga Yayasan Tarbiyah Islamiyah
Al-Falah. Kecenderungan ini dilihat dari lulusan dari lembaga ini yang banyak
berpengaruh di daerahnya masing-masing bahkan menjadi tokoh dan panutan bagi
masyarakat setempat dan terkenal sebagai santri yang alim. Bukan hanya itu saja
banyak orang tua santri dan santriwati menyekolahkan anaknya guna mendapatkan
ilmu agama dan ilmu umum dengan baik. Bahkan di pondok pesantren ini juga
ditempa mental para santrinya, dari sinilah para orang tua santri mempercayai
anaknya untuk mengeyam pendidikan di Pondok Pesantren Al-Falah atau lembaga
pendidikan Al-Falah.56 Karena kebanyakan alumni dari pondok pesantren selalu
mengamalkan sifat yang di ajarkan di pondok pesantren diantaranya : sifat tolong
menolong, toleransi, mandiri dan dapat menyelesaikan masalah yang ada
dilingkunganya dengan cepat dan tepat.57
56 Wawancara Pribadi dengan H.Ismatullah , Tokoh masyarakat pegawai keluarahan
sukabumi selatan, Jakarta, 14 November 2017.
57 Syaefuddin, Zuhry, Budaya Pesantren dan Pendidikan Pesantren Salaf vol 19,
November 2011.
33
BAB III
SEJARAH BERDIRINYA PESANTREN
A. Pengertian Pesantren
Sejarah perkembangan pendidikan Islam sangat luar biasa dari zaman
Rasulullah Saw hingga zaman para sahabat dan dinasti-dinasti Islam setelah para
sahabat Rasulullah Saw. Di era modern ini, pendidikan Islam tetap memberikan
kontribusinya dan juga banyak menghasilkan ilmuan-ilmuan yang berkaliber dunia
hingga ulama-ulama yang menyebarkan agama Islam di berbagai belahan dunia.
Banyak sarana pendidikan yang dibangun oleh lembaga pendidikan agama
Islam yang bertujuan untuk mengembangkan tradisi keilmuan bagi kaum muslim.
Hingga era globalisasi ini, lembaga-lembaga pendidikan Islam masih bertahan
dalam lingkungan masyarakat. Berikut ini lembaga-lembaga pendidikan Islam yang
ada dan pernah berkembang di Indonesia; Surau, Meunasah, Dayah, Rangkang,
Madrasah dan Pesantren.
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata Pesantren ialah : Asrama
atau sekolah dimana para santri mengkaji Ilmu agama 58 . Sedangkan menurut
etimologi, pesantren berasal dari kata santri dengan awalan Pe dan akhiran an
yang berarti tempat tinggal santri, selain itu kata pesantren berasal dari kata
sant (manusia baik) dengan suku kataira(suka menolong) sehingga pesantren
dapat di artikan tempat pendidikan manusia baik-baik.59 Sedangkan apabila ditinjau
dari nilai sejarah atau historisnya, pesantren adalah lembaga pendidikan pribumi
tertua di Indonesia sudah dikenal sebelum Indonesia merdeka bahkan sejak agama
Islam masuk ke Indonesia. Pesantren terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan
perkembangan dunia pendidikan pada umumnya.bahwa pesantren telah dikenal
luas dikalangan masyarakat Indonesia pra Islam. Islam datang dan tinggal
mengislamkannya. Dengan kata lain, pesantren seperti dikatakan Cak Nur diatas
58 Tim prima pena, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta : Gitamedia Press,1998)
h.514 59 Wahjoetomo, perguruan tingggi pesantren, (Jakarta : Gema Insani Press, 1997) h. 5
34
tidak hanya identik dengan makna keislaman, tetapi juga mengandung makna
keaslian Indonesia (Indigenous). Sebab lembaga serupa pesantren sebenarnya
sudah ada sejak masa Hindu dan Budha.60
Pendapat lain mengenai pengertian pesantren datang dari Prof. Abudin
Natta ialah lembaga pendidikan tradisional, karena seluruh komponen pendidikan
yang terdapat dalam sistem pendidikan pesantren tersebut tidak dibakukan secara
tertulis segalanya berjalan secara alami.61 Sedangkan menurut KH. Abdurrahaman
Wahid Pondok Pesantren adalah sebuah komplek dengan lokasi yang umumnya
terpisah dari kehidupan sekitarnya. Dalam kompleks itu berdiri beberapa bangunan
: rumah kediaman pengasuh (di daerah pedesaan jawa di sebut dengan Kiai, di
daerah sunda di sebut dengan ajengan dan di daerah madura di sebut dengan Nun
atau bendara, disingkat ra) sebuah surau atau masjid tempat pengajaran diberikan
(madrasah/sekolah), dan asrama tempat para tinggal siswa pesantren ( santri)62
Pondok pesantren sendiri mempunyai beberapa komponen sedikitnya terdapat 4
komponen dalam pesantren :
a. Kiai sebagai tokoh pemimpin hingga panutan,
b. Santri sebagai murid atau peserta didik,
c. Masjid sebagai tempat sarana penyelenggaraan pendidikan, pengajaran,
dan peribadan .
d. Pondok sebagai asrama untuk mukim santri.63
Akan tetapi menurut penulis pondok pesantren tidak bisa juga dilepaskan
dengan pengajian-pengajian karena santri-santrinya dididik bukan hanya menjadi
ahli intelektual saja, namun bisa dicetak sebagai ulama-ulama masa depan yang
dapat menguasai ilmu-ilmu selain agama dan dapat bersaing dengan masyarakat
lainnya secara umum. Maka dari sinilah Pondok Pesantren juga mengkaji banyak
kitab-kitab kuning atau kitab Islam klasik yang biasanya mengedepankan kajian
60 Nurcholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren : sebuah potret perjalanan, (Jakarta, Paramadina
Press, 1997) h. 2 61 Prof.Dr.H.Abuddin Nata, Sejarah Sosial Intelektual Islam dan Institusi pendidikannya,
(Jakarta, Raja Grafindo,2012) h..296 62 Abdurrahman Wahid, Menggerakan tradisi : Esai-esai Pesantren, ( Yogyakarta, LKiS,
2001) h.3 63 Prof.Dr.Abd.Halim Soebahar. MA, Modernisasi Pesantren, Studi Transformasi
Kepemimpinan Kiai Dan System Pendidikan Pesantren, (Yogyakarta, LKIS, 2013) h. 37
35
ilmu fiqh, nahwu, shorof, sejarah dan pelajaran-pelajaran keagamaan lainnya.
Dapat penulis katakan pondok pesantren versi penulis minimal terdapat 5 unsur
atau komponen : Kiai, santri, masjid, asrama dan kajian kitab klasik atau kitab
kuning.
Menurut Mukti Ali, Ciri-Ciri Pondok pesantren sebagai berikut :
a. Adanya hubungan yang akrab antara murid (santri) dengan sosok kiai. Hal ini
dimungkinkan karena mereka tinggal dalam satu lingkungan pondok.
b. Tunduknya santri kepada kiai. Para santri menganggap apabila menentang kiai
selain dianggap tidak sopan juga bertentangan dengan ajaran agama.
c. Hidup hemat dan sederhana benar-benar dilakukan dalam kehidupan pesantren.
d. Semangat menolong diri sendiri amat terasa dan kentara di pesantren. Hal ini
disebabkan santri menyuci pakainnya sendiri, membersikan kamar tidurnya
sendiri dan tidak sedikit mereka yang memasak makanannya sendiri.64
e. Jiwa tolong menolong dan nuansa persaudaraan di pesantren sangat terasa
mewarnai pergaulan di pesantren.
f. Disiplin sangat ditekankan dalam kehidupan dilingkungan pondok pesantren.
g. Berani menderita untuk mencapai sesuatu tujuan merupakan salah satu
pendidikan yang diperoleh di pesantren.
Pondok pesantren di Indonesia pada umumnya mempunyai tipologi
pesantren, yaitu Pondok Pesantren Salafiyah 65dan Pondok Pesantren Khalafiyah.
Istilah ini sangatlah nyentrik digunakan oleh para ahli dalam membedakan pondok
pesantren yang berada di wilayah Indonesia. Pondok pesantren Salafiyah adalah
pondok pesantren yang mempertahankan kajian-kajian kitab klasik, sedangkan
pondok pesantren Khalafiyah adalah pondok pesantren yang sudah mengikuti
64 Ali, Mukti, beberapa persoalan agama dewasa ini, (Jakarta, Rajawali Press, 1987) h 19-
20. 65 Pondok pesantren Salafi atau salafiah adalah pesantren yang mempertahankan kajian
kitab-kitab klasik (Kitab Kuning) sebagai inti pendidikan pesantren. Sistem madrasah dikedepankan
untuk memudahkan sistem sorogan yang dipakai dalam pengajian bentuk lama, tanpa mengenalkan
pelajaran umum. Sementara pesantren khalafiyah yang telah memasukan pelajaran-pelajaran umum
dalam madrasah-madrasah yang dikembangkannya, atau membuka tipe sekolah-sekolah umum
dalam lingkungan pesantren. lihat dhofier, tradisi pesantren h. 41.
36
perkembangan zaman terutama pada bidang teknologi, Pondok Pesantren tersebut
memadukan kurikulum pondok pesantren dan umum. Para santrinya bukan saja
membahas kitab klasik ( Kitab Kuning) namun juga dipersiapakan untuk mengikuti
perkembangan zaman.
Menurut Abuddin Nata, Pondok Pesantren di Indonesia mempunyai metode
dalam pengajaran, sebagai berikut:
Wetonan : suatu metode belajar dimana para santri mengikuti pelajarandengan
duduk disekeliling kiai yang menerangkan pelajaran kemudian
santri menyimak dan mencatat jika diperlukan.
Sorogan : metode dimana sang santri menghadap kiai seorang demi seorang
dengan membawa kitab yang akan di pelajarinya.
Hafalan : yakni suatu metode santri menghafal teks atau kalimat tertentu dari
kitab yang dipelajarinya.66
Para santri dari pondok pesantren bukan hanya memberikan peranannya
dalam bidang pendidikan keagamaan, mereka juga pernah ikut berjihad melawan
Belanda pada masa penjajahan. Hal ini tidak lepas dari pemikiran resolusi jihad
yang dikemukakan oleh KH. Hasyim Ashari, seorang tokoh sekaligus pendiri
Nahdlatul Ulama yang memfatwakan bahwa hukum membela negara dan mencintai
negara ialah Fardhu ain.
B. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Falah
Pondok Pesantren Al-Falah adalah salah satu dari sekian banyak pondok
pesantren yang berada di Daerah Khusus Ibu kota Jakarta, alamat Pondok Pesantren
Al-Falah berada di Jalan KH. Tohir Rt.03/07 no 43. Kelurahan Sukabumi Selatan,
Kecamatan Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat nomer telepon (021) 5303453, Dengan
luas tanah seluas 7.030 m267. Lembaga Pendidikan Al-Falah yang pertama kali
66 Prof.Dr.H. Abduddin Nata, Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Lembaga-
Lembaga Pendidikan Agama Islam Di Indonesia, (Jakarta : Grasindo, 2001) hal. 105-106 67 Dokumen yang diterima penulis dari Pondok pesantren Al-Falah Jakarta Barat, 13
Desember 2016
37
didirikan adalah Madrasah Ibtidaiyah atau MI pada tahun 1967. Karena
perkembangannya yang signifikan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan
mandat untuk membentuk yayasan agar lembaga dapat terorganisir dengan baik dan
memenuhi syarat administrasi pada masa itu. Mandat itu terpenuhi pada tahun 1968,
yakni dibentuknya Yayasan Tarbiyah Islamiyah Al-Falah atau biasa disingkat
YTIA. Perkembangan selanjutnya adalah pendirian Madrasah Tsanawiyah Al-
Falah pada tahun 1969, dan Madrasah Aliyah Al-Falah pada tahun 1973, serta
Pondok Pesantren Al-Falah pada tahun 1984, namun pondok pesantren ini baru
diresmikan pada 3 Januari 1988.
Tokoh pendiri Pondok Pesantren Al-Falah ialah KH. Rahmatullah Shiddiq,
namun sayangnya beliau meninggal saat pendirian Pondok Pesantren Al-Falah
belum