Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

49
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagaimana yang kita ketahui, secara langsung kajian ilmu sejarah tidak lepas (koherensi) dengan cabang ilmu-ilmu yang lain, contohnya saja antara ilmu sejarah dengan ilmu geografi. Sebagai sebuah ilmu, “sejarah” menaruh perhatian pada penyelidikkan terhadap dinamika kehidupan manusia dalam kaitannya dengan peristiwa dan kejadian di masa lalu. Sejarah berkewajiban memberikan penafsiran tentang masa lalu. Jadi sejarah pada dasarnya merupakan sebuah bahasa ide. Karena merupakan tafsiran, maka dapat dikatakan juga bahwa sejarah adalah sebuah proses pemikiran yang diupayakan oleh manusia untuk memahami diri dan lingkungannya melalui pemahaman akan kejadian-kejadian lampau dalam suatu kerangka waktu. Menurut disiplin keilmuannya, ilmu geografi selalu berkaitan dengan persoalan ruang, sedangkan ilmu sejarah selalu berkaitan dengan persoalan waktu. Dalam berbagai kasus di Indonesia, kedua ilmu tersebut seringkali berjalan secara terpisah. Padahal, sebagaimana dinyatakan oleh Meinig (1978), geografi dan sejarah sebenarnya berakar pada satu hal yang sama. Oleh karenanya, antara kedua disiplin tersebut tercipta hubungan saling melengkapi dan saling ketergantungan. Soemarsaid Martono (dalam De Graff & Pigeaud, 2003) menyatakan 1

Transcript of Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

Page 1: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sebagaimana yang kita ketahui, secara langsung kajian ilmu sejarah tidak lepas

(koherensi) dengan cabang ilmu-ilmu yang lain, contohnya saja antara ilmu sejarah dengan

ilmu geografi. Sebagai sebuah ilmu, “sejarah” menaruh perhatian pada penyelidikkan

terhadap dinamika kehidupan manusia dalam kaitannya dengan peristiwa dan kejadian di

masa lalu. Sejarah berkewajiban memberikan penafsiran tentang masa lalu. Jadi sejarah

pada dasarnya merupakan sebuah bahasa ide. Karena merupakan tafsiran, maka dapat

dikatakan juga bahwa sejarah adalah sebuah proses pemikiran yang diupayakan oleh

manusia untuk memahami diri dan lingkungannya melalui pemahaman akan kejadian-

kejadian lampau dalam suatu kerangka waktu. Menurut disiplin keilmuannya, ilmu geografi

selalu berkaitan dengan persoalan ruang, sedangkan ilmu sejarah selalu berkaitan dengan

persoalan waktu. Dalam berbagai kasus di Indonesia, kedua ilmu tersebut seringkali berjalan

secara terpisah. Padahal, sebagaimana dinyatakan oleh Meinig (1978), geografi dan sejarah

sebenarnya berakar pada satu hal yang sama.

Oleh karenanya, antara kedua disiplin tersebut tercipta hubungan saling melengkapi

dan saling ketergantungan. Soemarsaid Martono (dalam De Graff & Pigeaud, 2003)

menyatakan bahwa penelitian sejarah selalu memerlukan kejelasan akan batas temporal dan

spasial sehingga diperoleh gambaran sebab akibat yang utuh, tuntas, dan tidak timpang.

Selanjutnya, Lombard (2005) juga menyatakan bahwa tak satu pun ancangan sejarah akan

mencapai tujuannya tanpa memperhatikan faktor geografis.

Dari gambaran diatas, maka sudah jelas koherensi antar keduanya begitu penting,

sehingganya kalau dikaji secara menyeluruh maka apa yang di tulis dalam makalah ini

merupakan kajian yang berguna bagi ilmu sejarah, sedangkan latar belakang khusus yang

kami kemukakan adalah tentang akar permasalahan didalam ilmu geografi (studi tentang

filsafat ilmu pengetahuan dalam geografi itu sendiri).

Karena pada dasarnya dengan mengenal filsafat ilmu, semakin meningkatkan

kesadaran kita dalam meletakkan hakekat “kebenaran” tentang suatu hal pada tempat yang

1

Page 2: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

tepat. Kita semakin menyadari bahwa kebenaran dalam ilmu pengetahuan yang kita peroleh

ternyata bersifat relative (tidak bersifat absolute).

Dengan memahami filsafat ilmu yang di dalamnya terkandung aspek-aspek

epistemologi, ontologis, dan aksiologis geografi maka kita akan mengatehui keterkaitannya

dengan ilmu sejarah seperti yang dibicarakan pada awal tadi.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang ada di dalam makalah ini antara lain:

1. Apakah pengertian struktur keilmuan geografi?

2. Bagaimanakah pengertian Epistemologi dalam ilmu geografi?

3. Apakah pengertian ontologi dalam ilmu geografi?

4. Apakah pengertian aksiologi dalam ilmu geografi?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan yang ada di dalam makalah ini sebagai berikut:

1. Memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Geografi yang di bimbing oleh Mansyur,

S.Pd

2. Menjelaskan pengertian struktur keilmuan geografi.

3. Memaparkan pengertian Epistemologi dalam ilmu geografi.

4. Menganalisis pengertian ontologi dalam ilmu geografi.

5. Memahami pengertian aksiologi dalam ilmu geografi

1.4 Metode Penulisan

Adapun metode yang digunakan dalam makalah kelompok kami khususnya dalam

pengumpulan bahan-bahan untuk pembuatan makalah ini, kelompok kami menggunakan

metode kepustakaan yakni membaca dan merangkum hal-hal penting apa saja yang dapat

diambil sebagai bahan pembuatan makalah ini. Oleh karenanya sumber utama yang

digunakan adalah buku-buku referensi.

Sedangkan sumber lain yang digunakan, adalah data-data yang ada di internet.

Namun, tetap bersandarkan pada sumber utamanya yaitu buku referensi.

2

Page 3: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

BAB II

MENELUSURI STRUKTUR KEILMUAN GEOGRAFI

2.1 Pengertian Struktur Keilmuan Geografi dalam Mata Filsafat

Ada dua pendapat terhadap perkembangan bidang ilmu geografi saat ini. Pendapat

pertama menganut faham geografi sebagai ilmu yang bersifat generalis yang tidak

memerlukan bidang spesialisasi. Pendapat kedua memiliki pemikiran bahwa geografi dapat

dikembangkan dalam spesialisasi spesialisasi (cabang atau bahkan ranting) tertentu. Ke dua

pendapat tersebut mengetengahkan kebenaran masing masing sebagai dasar pertimbangan.1

Sedangkan secara spesifik struktur keilmuan geografi terbagi menjadi:

1. Epistemologis

2. Ontologis

3. Aksiologis

Epistemologi berasal dari kata episteme (pengetahuan) dam logos (teori), secara

etimologis berarti teori pengetahuan atau tata cara kerja ilmiah yang berisi tata urutan

prosedur kerja tentang cara bagaimana memperoleh pengetahuan yang diinginkan, dengan

menggunakan metode ilmiah tertentu, untuk mendapatkan pengetahuan yang benar dan

disajikan dalam suatu laporan ilmiah.

Epistemologi dalam The New Lexion Webster’s Ensyclopedic Dictionary,

didefinisikan sebagai cabang ilmu filsafat yang mempelajari sifat ilmu pengetahuan, asal

mula terjadinya, dasar-dasarnya, batas dan validitasnya. Ruang lingkup epistemologi meliputi

bahasan tentang asal, susunan, prosedur kerja ilmiah, metodologi penelitian (termasuk di

dalamnya ontologi), kebenaran pengetahuan dan sekaligus penyajian kerja ilmiahnya. Nama

lain dari Epistemologi adalah kriteriologi, genoseologia dan kritik pengetahuan.

Ontologi adalah apa yang ingin kita ketahui mencakup lingkup batas jati diri (being)

dan keberadaan atau eksistensi (existence) penelaahan objek (sasaran) keilmuan dan

1 Berdasarkan makalah disampaikan dalam Seminar Filsafat Sains Geografi di Fakultas Geografi UGM

Yogyakarta tanggal 12 July 2008, oleh penulis yang merupakan staf pengajar Departemen Geografi FMIPA-UI.

3

Page 4: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

penafsiran tentang hakekat kenyataan (reality) yang khas serta perubahan (change) dari objek

keilmuan.

Aksiologi adalah nilai pengetahuan bagi kita untuk apa pengetahuan tersebut

diperoleh. Nilai pengetahuan tersebut dapat dicermati melalui cara penggunaan atau

pemanfaatan ilmu pengetahuan yaitu terutama sebagai alat untuk mencapai kebaikan dan

kebahagiaan manusia serta lingkungannya. Ilmu-ilmu dasar tersebut dalam aplikasinya

dilakukan melalui penelitian.

Menurut Kattsoft (1986:76) epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas asal-

usul, susunan, metode-metode dan sahnya pengetahuan. Sementara itu Lubis (1994:17)

berpendapat bahwa epistemologi adalah cabang filsafat yang menjelaskan bagaimana cara

menyusun pengetahuan yang benar. Landasan bagi epistemologi ilmu adalah metode ilmiah.

Butler dalam Salam (1997) berpendapat epistemologi meliputi hakekat pengetahuan, sumber

pengetahuan, dan metode pengetahuan. Sejalan dengan pemikiran tersebut di atas

Notohadiningrat (1991:5) menyatakan epistemologi adalah suatu teori tentang pengetahuan

yang berkaitan cara memperoleh pengetahuan dan metode keilmuan. Kiranya dapat

disimpulkan epistemologi pada intinya adalah pemanfaatan suatu prosedur kerja untuk

memperoleh pengetahuan yang benar dengan menggunakan metode ilmiah.

2.2 Pengertian Epistemologi dalam ilmu geografi

A. Penguraian Tentang Teori dalam Geografi

Secara Epistemologi, Geografi memang tidak dapat dipisahkan dari unsur- unsur

maupun bidang-bidang ilmu lainnya, bidang ilmu geografi dapat menggunakan metode

deduktif, metode induktif atau gabungan ke dua metode tersebut, tergantung persoalan

yang ingin dijawab. Sebagai contoh sederhana, apabila ingin mengetahui hubungan antara

bentuk bentang alam dan pola sebaran pemukiman penduduk maka yang pertama harus

dilakukan adalah menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

- apakah terdapat hubungan logis antara bentuk bentang alam dan pola pemukiman?

- jika ya, apakah hubungannya bersifat satu arah atau dua arah?

- selanjutnya, apakah hal tersebut pernah diteliti dan teori apa yang digunakan peneliti

peneliti sebelumnya?

4

Page 5: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

Apabila kerangka berpikir rasionalisme terpenuhi maka sebagai seorang peneliti

kita harus dapat membuktikan sendiri bagaimana hubungan dari gejala gejala tersebut

dengan menggunakan kerangka berpikir empirisme. Artinya, adanya dukungan teori dasar

untuk meneliti dan ketersediaan data empiris merupakan hal yang pokok untuk

menemukan jawaban yang benar dari pertanyaan yang diajukan. Selanjutnya, peneliti

harus menetapkan metode apa yang akan digunakan :

1. Apabila telah ada konsep dan teori yang secara rasional dapat menjelaskan hubungan

logis ke dua variable tersebut, maka dapat dipilih metode deduktif untuk memperkuat

suatu teori yang sudah ada.

2. Apabila ingin mengetahui pola umum hubungan ke dua gejala tersebut di suatu daerah

yang lebih luas (misalnya untuk Indonesia) maka dapat menggunakan metode induktif

– deduktif. Perlu dicatat, data yang diperlukan dalam penggunaan metode induktif

adalah data sampling dalam statistik inferensial.

Dalam paragraph di atas dapat dicermati bahwa butir 1 menghasilkan pembuktian

teori tertentu untuk memperkuat atau apabila memenuhi syarat tertentu dapat

meningkatkan teori menjadi hukum yang bersifat universal (axioma). Sedangkan contoh

butir 2 menghasilkan pembuktian penemuan teori baru berdasarkan teori sebelumnya,

misalnya menghasilkan model prediksi. Mungkin kita perlu merenung, selama ini

penelitian apa yang telah kita lakukan untuk mengembangkan ilmu geografi ? Apakah kita

baru sebatas menerapkan konsep dan teori yang sudah ada atau sudah ada teori baru yang

kita hasilkan?

B. Apresiasi Teori

Haggett (2001) dalam bukunya: “Geography. A Global Synthesis” menyebutkan

berbagai definisi geografi (p. 763) dan salah satunya adalah “ Geography is an integrative

discipline that brings together the physical and human dimensions of the world in the

study of people, places, and environments” yang dirumuskan oleh American Geographical

Society tahun 1994. Dalam definisi tersebut tersirat pengertian yang jelas bahwa geografi

merupakan disiplin ilmu bersifat integratif yang mempelajari obyek studi (penduduk,

tempat dan lingkungannya) dalam dimensi fisik dan manusia. Sementara I Made Sandy

(1973) mengetengahkan sebuah definisi geografi sebagai bidang ilmu yang mempelajari

berbagai gejala di permukaan bumi dalam perspektif keruangan. Sandy ingin menekankan

5

Page 6: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

bahwa gejala apapun dapat menjadi bidang telaah geografi jika ditinjau dari sudut pandang

keruangan.

Berdasarkan dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa geografi adalah

bidang ilmu yang bersifat integratif yang mempelajari gejala gejala yang terjadi di muka

bumi (dalam dimensi fisik dan dimensi manusia) dengan menggunakan perspektif

keruangan (spatial perspective). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa “aspek

keruangan”lah yang menjadi ciri pembeda bidang geografi dengan bidang ilmu lain.

Menurut pengertian di atas maka tidaklah sukar untuk menjelaskan makna

filosofis diagram Fenneman (Jensen, 1980 p.4) maupun diagram Haggett (2001 p. 766)

yang pada prinsipnya menunjukkan keterkaitan dan pendekatan bidang kajian geografi

dengan bidang kajian ilmu ilmu lainnya. Gejala sosial yang berlangsung di muka bumi

jika ditelaah melalui perspektif keruangan membentuk bidang kajian geografi sosial.

Melalui proses yang sama lahir bidang kajian geografi ekonomi, geografi politik, geografi

budaya dan lain lain. Bagian bidang ilmu alam seperti geologi difokuskan pada

pengetahuan geomorfologi, klimatologi dari meteorologi, biogeografi dari biologi dan

seterusnya.

g

Gambar 1. Lingkungan sekitar bidang ilmu Geografi (modifikasi Fenneman 1919 dalam

Jensen, 1980).

6

Sejarah

Page 7: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

Interkoneksi berbagai bidang ilmu dengan bidang geografi menunjukkan

fenomena di mana perkembangan bidang ilmu geografi dapat dikatakan sangat ditentukan

oleh kemampuan geograf dalam memperoleh informasi perkembangan bidang ilmu

lainnya. Hasil riset bidang ilmu lain akan memperkaya (proliferate) cakupan penelitian

geografi. Demikian pula, hasil riset geografi tentang topik tertentu (secara terbatas) dapat

memicu perkembangan bidang ilmu lainnya. Dalam konteks ini maka terbuka ruang

terbentuknya gejala divergensi bidang ilmu (termasuk geografi) dalam berbagai cabang

ilmu yang bersifat lebih spesifik (spesialisasi). Namun demikian, spesialisasi di bidang

ilmu geografi tidaklah semudah seperti membentuk spesialisasi anak, spesialisasi tht anak

atau anak tht (?) pada bidang ilmu kedokteran atau lainnya.

Dalam perspektif keilmuan, pada dasarnya semua ilmu memiliki kesamaan

filosofi yang disebut dengan metode keilmuan. Masing masing ilmu memiliki cara yang

sama untuk mencari pengetahuan antara lain melalui kerangka berpikir rasionalisme dan

empirisme. Perlu disampaikan kembali pemikiran para ahli seperti, John Dewey (1859-

1952) menyusun formulasi perkawinan cara berpikir rasionalisme dan empirisme yang

telah digunakan oleh Galileo, Newton maupun Charles Darwin pada era sebelumnya

(Suriasumantri, 1983 p. 28). Secara ringkas dijelaskan bahwa rasionalisme adalah

kerangka pemikiran yang koheren dan logis, sedang empirisme adalah kerangka

pengujian dalam memastikan suatu kebenaran pengetahuan sah secara keilmuan.

C. Falsafah ilmu

Mengutip pendapat Montello (2006) bahwa tidak ada jawaban yang tepat dari

pertanyaan apa yang dimaksud dengan scientific approach. Salah satu pengertian tentang

ilmu adalah “Science is a personal and social human endeavor in which ideas and

empirical evidence are logically applied to create and evaluate knowledge about reality”.

Selanjutnya, yang dimaksud dengan “empirical evidence” dalam pengertian di atas

adalah sesuatu yang diturunkan dari kegiatan observasi suatu masalah secara sistematis

melalui penalaran yang sering menggunakan alat bantu teknologi. Montello berpendapat

bahwa secara filosofis, makna empirisme tidak selalu berupa pengalaman manusia sejak

lahir. Empirisme ilmu berusaha untuk dapat diulang, dapat diakumulasikan dan secara

umum dapat diobservasi. Ilmu menganut prinsip prinsip logika formal dan informal dan

paling tidak mengikuti prinsip (1) harus menghindari kontradiksi (2) semakin tinggi

7

Page 8: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

tingkat keyakinan terhadap suatu gejala seiring semakin tingginya observasi yang

dilakukan (3) pola keteraturan suatu kejadian pada masa lalu memiliki peluang terjadi

pada masa yang akan datang.

Suriasumatri (1983) menyatakan bahwa kegiatan ilmu adalah suatu proses berpikir

untuk memperoleh pengetahuan. Pengetahuan seseorang terhadap suatu obyek yang diamati

belum tentu sama dengan pengetahuan yang diperoleh orang lain yang mengamati obyek

yang sama apabila dilakukan pancaindra manusia pada skala observasi atau dalam medium

yang berbeda melalui perspektif yang berbeda. Sebuah pohon kelapa tampak sangat tinggi

jika diamati pada jarak dekat dan tampak pendek jika diamati pada kejauhan atau sebuah

tongkat lurus akan tampak melengkung jika berada di dalam air, adalah sekedar contoh

sederhana.

Para ahli filsafat ilmu menyatakan bahwa dalam lingkungan keilmuan, kebenaran

secara keilmuan bersifat tidak mutlak. Sifat tidak mutlak tersebut juga terjadi jika kebenaran

keilmuan dihadapkan pada kebenaran menurut agama, kebenaran menurut seni atau

kebenaran menurut filosofinya. Kebenaran teknologi cloning sampai saat ini misalnya tidak

diakui sebagai kebenaran menurut agama. Lukisan wanita telanjang sebagai kebenaran seni

pada umumnya tidak dapat dibenarkan oleh agama atau dibuktikan secara keilmuan.

Gambar 1 menjelaskan sebuah skema sederhana dari proses berpikir manusia dalam

kehidupan sehari hari..

8

Page 9: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

Gambar 2. Kebenaran berdasarkan perspektif proses berpikir manusia.

Mengingat tidak ada kebenaran yang bersifat mutlak maka dapat diduga dari tulisan

ini akan muncul banyak pendapat atau pandangan yang berbeda. Berdasarkan judul di atas,

untuk mengurangi beda pendapat, dalam tulisan ini penulis membatasi pengertian filsafat

menurut Socrates (470-399 SM) dalam Suriasumantri (1983 p.4) sebagai berikut: “filsafat

diartikan sebagai suatu cara berpikir yang radikal dan menyeluruh yang mengupas sesuatu

sedalam-dalamnya”. Radikal, menyeluruh dan sedalam-dalamnya mengandung makna

membutuhkan waktu yang panjang untuk memperoleh suatu pengetahuan yang menyeluruh

dan mendalam.

Selanjutnya dikatakan bahwa ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang

mempunyai ciri tertentu. Bidang ilmu yang satu dapat dibedakan dari bidang ilmu lainnya

didasarkan pada jawaban atas ke tiga pertanyaan pokok sebagai ciri ilmunya yaitu (1) dasar

ontologi ilmu, (2) dasar epistemologi ilmu dan (3) dasar axiologi ilmu. Apa yang ingin

diketahui atau apa yang menjadi bidang telaah ilmu merupakan pertanyaan dasar ontologi.

Bagaimana pengetahuan tersebut diperoleh merupakan dasar pertanyaan epistemologi (teori

pengetahuan). Sedangkan apa kegunaan ilmu adalah pertanyaan dari segi axiologinya (teori

tentang nilai). Jawaban dari ke tiga pertanyaan dasar tersebut merupakan rangkaian yang

tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.

9

AGAMA

ILMU

SENI FILSAFAT

Kebenaran relatif

Page 10: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

Tidak jarang dijumpai keadaan di mana suatu penelitian belum menjelaskan

kegunaan hasil penelitian sebagai jawaban pertanyaan dasar yang ke tiga, walaupun masalah

(apa yang ingin diketahui) dan metodenya (bagaimana cara`memperoleh pengetahuan)

dituliskan secara jelas. Pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan penelitian seyogyanya

merupakan pengetahuan yang mendalam dan dapat dibuktikan memenuhi kaidah keilmuan

(dikatakan sah secara keilmuan).

D. Penelitian ilmiah

Pengetahuan yang diperoleh melalui proses berpikir yang teratur dan sistematis

dikenal sebagai produk kegiatan penelitian ilmiah atau penelitian yang memenuhi syarat

keilmuan. Kegiatan berpikir teratur dan sistematis mengantar kita dalam memasuki dunia

keilmuan. Sebuah gejala di muka bumi misalnya, sebagai sebuah fakta, terjadi secara

beraturan dan tidak terjadi secara kebetulan karena dapat dijelaskan dalam kerangka konsep

keilmuan. Siklus hidrologi merupakan contoh gejala alam yang berlangsung secara teratur

dan sistematis.

Dalam konteks kegiatan penelitian, mengenali sebuah fakta, merumuskan masalah,

menyusun hipotesa, melakukan analisis dan menarik kesimpulan merupakan contoh proses

berpikir teratur dan sistematis. Menurut Sandy (1973) hal tersebut adalah ciri sebuah ilmu

termasuk ilmu geografi. Sebuah kesimpulan penelitian mencerminkan “pengetahuan” yang

dihasilkan dari rasa “ingin tahu” (curiousity) yang diungkap dalam kalimat pertanyaan

penelitian (research question).

Para peneliti, pada instansi pertama umumnya menghadapi persoalan bagaimana

merumuskan pertanyaan penelitian yang benar agar memperoleh pengetahuan baru yang

bermakna. Sebagian besar waktu (hampir 50%) dihabiskan untuk merumuskan masalah,

selebihnya untuk mengumpulkan data, melakukan analisis dan menarik kesimpulan. Jika

rumusan pertanyaannya benar maka akan diperoleh jawaban yang benar, jika cara yang

digunakan untuk menjawab benar. Sebaliknya, jika pertanyaan penelitiannya diungkap

dalam kalimat yang tidak jelas maka jawabannya pasti sulit diperoleh atau bahkan tidak

akan ditemukan, bagaimanapun caranya meneliti. Hal yang sama jika dikaitkan dengan

kebenaran data yang digunakan dalam penelitian (garbage in garbage out).

Dalam upaya menjawab masalah, ada tiga pilihan metode yang dapat digunakan

yaitu metode deduktif, metode induktif dan gabungan metode deduktif dan induktif. Namun

10

Page 11: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

demikian saat ini gabungan ke dua metode deduktif dan metode induktif menjadi pilihan

banyak peneliti dalam menetapkan metode penelitiannya. Pilihan ini dilandasi pada

pemikiran bahwa apa yang diteliti merupakan usaha untuk memperkuat konsep atau teori

yang sudah ada dan adanya keinginan untuk menghasilkan konsep atau teori baru.

Metode metode yang dimaksud merupakan penjabaran konsep berpikir

epistemologis dalam upaya menjawab pertanyaan yang diajukan. Sehubungan dengan hal itu

ada perbedaan pilihan metode dalam penelitian bidang pengetahuan alam dan bidang

pengetahuan sosial terkait dengan karakteristik masalah dan jumlah variable penelitian.

Sebuah dalil fisika seperti teori gravitasi misalnya, akan berlaku kapanpun dan dimanapun.

Di sisi lain, teori sosial yang berlaku di Negara maju tidak selalu tepat digunakan untuk

mengatasi masalah sosial di Negara berkembang karena karakteristik masalah dan variable

yang terkait berbeda.

Sebagaimana telah diuraikan, walaupun ada perbedaan namun setiap bidang ilmu

memiliki kesamaan metode keilmuan yaitu kerangka berpikir rasional dan empiris. Oleh

karena itu adanya konsep dan landasan teori yang kuat dan dengan dukungan data atau fakta

empirislah kekuatan suatu penelitian ditentukan., apapun bidang ilmunya. Hasil dari

penelitian demikianlah kita mampu memperoleh pengetahuan baru yang sangat bermanfaat.

Salah satu prasyarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh pengetahuan baru tersebut

adalah digunakannya asumsi asumsi yang tepat.

Dalam mengenali obyek empiris dalam ranah keilmuan kita memerlukan arah dan

landasan analisis yang dikenal sebagai asumsi. Suriasumantri (1983 p.8) menyatakan bahwa

ada tiga asumsi dasar agar pengetahuan baru yang dihasilkan diakui kebenarannya yaitu:

(1) bahwa obyek tertentu memiliki keserupaan satu sama lain.

(2) bahwa suatu benda tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu.

(3) bahwa tiap gejala bukan merupakan suatu kejadian yang bersifat kebetulan.

Asumsi pertama berkaitan dengan metode keilmuan yang paling sederhana yaitu

penerapan konsep klasifikasi. Asumsi ke dua berkaitan dengan konsep kelestarian yang

bersifat relatif artinya suatu benda akan berubah dalam waktu singkat dan ada yang berubah

dalam jangka waktu panjang. Asumsi ke tiga berkaitan dengan konsep determinisme artinya

setiap gejala memiliki pola tertentu yang bersifat tetap dengan urutan kejadian yang sama.

E. Penggunaan Metode atau Teknik

11

Page 12: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

Setelah metode dipilih selanjutnya ditetapkan cara atau teknik apa yang akan

digunakan dalam pengumpulan data, pengolahan dan analisis data penelitian. Metode

induktif misalnya, tidak dapat mengabaikan peranan statistik dalam pengumpulan,

pengolahan dan analisis data. Sampai di sini kita harus dapat membedakan makna metode

dan teknik atau cara penelitian. Overlay atau superimposed peta dapat dipandang sebagai

sebuah teknik analisis dan bukan metode analisis.

Menjadi lebih menarik jika selanjutnya ditelaah tentang pemanfaatan teknologi

informasi yang semakin intens di lingkungan penelitian geografi. Misalnya penggunaan GIS

(sebagai sebuah sistem) atau penggunaan data citra, sebagai upaya untuk memperoleh data

empiris dengan memanfaatkan sarana teknologi satelit. Sementara ini kita sepakat bahwa

ketersediaan sistem dan tekonologi tersebut sangat membantu (mempermudah dan

mempercepat) penelitian geografi dalam kegiatan pengumpulan sampai analisis data hasil

penelitian, sebagaimana kita menggunakan cara statistik.

Jelas kiranya bahwa dalam konteks penelitian geografi, teknologi RS dan GIS

adalah sebuah pilihan cara atau teknik dalam kita mengumpulkan data geografi, mengolah

dan menganalisis data. Pilihannya terletak pada sarana atau alat untuk analisis, yang dinilai

lebih baik dibanding teknik sebelumnya.

Sampai saat ini kita mengetahui bahwa teknologi penginderaan jauh dan teknologi

GIS merupakan produk dari R&D bidang ilmu teknik telekomunikasi, komputer dan

informatika. Bidang geografi lebih berperan dalam melakukan interpretasi secara lebih cepat

(karena memiliki bekal cukup pengetahuan fisik permukaan bumi) atau paling jauh

membuat pemodelan aplikasinya. Teknik teknik interpretasinyapun merupakan hasil

pengembangan para ahli bidang ilmu lain seperti fisika.

Geografi adalah bukan bidang ilmu tentang semua hal yang ada dalam kehidupan

manusia, walaupun ada yang berpendapat bahwa geografi adalah mothers of science atau

ilmu yang bersifat generalis. Sebuah kalimat yang sering diungkapkan adalah bahwa

“semua hal bisa di-geografi-kan sepanjang masih dapat dianalisis secara spasial”.

Kalimat ini sangat sederhana namun mempunyai implikasi yang sangat luas terutama bagi

para geograf yang kritis. Pertanyaan kritis yang kemudian dapat dikemukakan adalah

“apakah dapat dibuktikan bahwa semua hal dapat dianalisis dalam perspektif spasial?”.

12

Page 13: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

Oleh karena begitu banyak hal dapat digeografikan maka muncul usaha usaha

membuat spesialisasi geografi. Upaya untuk memikirkan spesialisasi di bidang ilmu

geografi layak untuk diapresiasi. Namun, cabang atau ranting ilmu yang dirumuskan

hendaknya memenuhi kaidah kaidah yang benar sehingga tidak menyimpang dari pohon

ilmunya. Salah satu contoh adalah pohon ilmu geografi jelas berbeda dengan pohon ilmu

informatika yang fokus dalam rekayasa teknik system pengolahan data menjadi informasi.

Demikian pula pohon ilmu geografi jelas berbeda dengan pohon ilmu psikologi yang fokus

dalam perilaku (behaviour) manusia. Sampai saat ini belum ada yang mampu untuk

mengspasialkan sebuah persepsi dan menyajikan serta menjelaskannya dalam perspektif

keruangan.

2.3 Pengertian Ontologi dalam Ilmu Geografi

A. Pengenalan Awal Konsep Ontologi Dalam Ilmu Geografi

Mengacu pengertian geografi yang telah disampaikan di atas maka dapat dijelaskan

bahwa apa yang ingin diketahui ilmu geografi adalah “berbagai gejala keruangan dari

penduduk, tempat beraktifitas dan lingkungannya baik dalam dimensi fisik maupun dimensi

manusia”. Perbedaan dan persamaan pola keruangan (spatial pattern) dari struktur, proses

dan perkembangannya adalah penjelasan lebih lanjut dari apa yang ingin diketahui bidang

ilmu geografi.

Sebagai salah satu penjelasan lebih rinci, pola keruangan dari gejala yang

berlangsung di muka bumi biasanya disajikan dalam model simbolik (dalam bentuk peta).

Peta region misalnya, menggambarkan informasi keruangan atau informasi geografis dalam

tingkatan kelas (klasifikasi) dari mulai yang paling rendah sampai yang paling tinggi dari

suatu obyek. Di samping informasi kuantitatif, peta tersebut juga dapat memberikan

informasi arah dan laju perubahannya. Fakta spasial suatu gejala tertentu dapat dianalisis

lebih jauh untuk menghasilkan informasi keterkaitannya dengan gejala lainnya.

Obyek material studi geografi meliputi lapisan atmosfer, lapisan litosfer, lapisan

hidrosfer dan lapisan biosfer (pengetahuan ini telah dijadikan bahan ajar geografi di tingkat

SLTP/SLTA). Pengetahuan pengetahuan tersebut sangat diperlukan dalam menjelaskan

berbagai gejala keruangan dari suatu obyek yang diteliti untuk dapat memenuhi sifat

13

Page 14: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

integratif sebagaimana telah didefinisikan di atas. Berikut disampaikan contoh sederhana

elaborasi hasil penelitian yang memperlihatkan sifat integratif.

1. Fakta penelitian yang menunjukkan pola kerusakan bangunan semakin besar jika jarak

lokasi bangunan ke pusat gempa semakin dekat dapat dijelaskan dari pengetahuan

geologi dan fisika yang menyatakan bahwa besaran enersi yang didifusikan semakin kecil

jika semakin jauh dari pusat gempa karena mengalami hambatan struktur batuan yang

dilewatinya sebagai media difusi.

2. Penelitian tentang bentang alam (geomorfologi) di suatu daerah memperlihatkan

hubungannya dengan aktivitas penduduk di mana ada kecenderungan kegiatan penduduk

terkonsentrasi di wilayah dataran alluvial dibanding unit bentang alam lainnya. Hal ini

dapat dijelaskan antara lain berdasarkan teori ekonomi (efisiensi biaya dan aksesibilitas).

Teori pusat (central place theory) Christaller dengan model hexagonalnya yang terkenal

menggunakan salah satu asumsi yaitu hanya berlaku pada daerah yang memiliki bentang

alam homogin.

3. Faktor fisik menentukan perbedaan pola spasial migrasi penduduk, misalnya di daerah

dataran dan di daerah pegunungan, di samping dapat dijelaskan dari teori gravitasi atau

push-pull factor.

Pengetahuan tentang berbagai gejala (fisik maupun sosial) yang berlangsung di

muka bumi yang direpresentasikan sebagai gejala keruangan (spatial phenomena) suatu

obyek tertentu (yang dapat diamati oleh panca indra manusia) merupakan jawaban dari

“apa yang ingin diketahui” ilmu geografi. Persoalan selanjutnya adalah “ bagaimana ilmu

geografi menjawab pertanyaan tersebut”. Berkenaan dengan itu secara singkat akan ditelaah

tentang epistemology ilmu geografi.

B. Ruang Lingkup Ontologi Ilmu Geografi

Ontologi adalah penentuan batas ruang lingkup jati diri (being) dan keberadaan atau

eksistensi (existence) penelaahan obyek (sasaran) keilmuan dan penafsiran tentang hakekat

kenyataan (reality) yang khas serta perubahan (change) dari obyek keilmuan, sedangkan

pendekatan ilmu adalah konsepsi dasar pola kajian atau cara utama untuk memecahkan

masalah dalam batas ruang lingkup suatu bidang ilmu.2

2 Alfandi, Widoyo. 2001. Epistemologi Geografi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

(Hlm:79).

14

Page 15: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

Jadi dalam suatu ilmu dapat dikaji dari definisi, ruang lingkup obyek kajian, konsep-

konsep, prinsip-prinsip, hakekat bidang ilmu pengetahuan. Dalam rangka memperoleh

gambaran identitas atau kekhasan (jati diri) penelitian geografi, berikut secara garis besar

disampaikan aspek-aspek tersebut di atas yang menyangkut bidang ilmu geografi.3

a. Definisi Geografi

Menurut Sandy (1972:11) Definisi Geografi yang baik harus memenuhi kaidah-

kaidah: (a) Syarat definisi, (b) Dapat mencakup semua cabang geografi yang ada.

Sedangkan menurut Ginsburg (1988:615) definisi Geografi perlu memperhatikan adanya

unsur-unsur penduduk, tempat, pola dan proses.4

b. Ruang Lingkup dan Substansi Studi Geografi

Ruang lingkup kajian studi geografi adalah menjawab pertanyaan:

1. Apa (What) dalam arti struktur pola, fungsi dan proses gejala, kenampakan atau

kejadian di permukaan bumi.

2. Dimana (Where) dalam arti situs (site), letak (lokasi) atau penyebaran (spatial

distribution) di permukaan bumi.

3. Berapa panjang (How long) sebuah sungai, jalan, berapa lebar (How wide), berapa luas

(How large) suatu areal atau wilayah, berapa jauh (How far) jarak antar lokasi, berapa

dalam (How deep) suatu perairan (danau, sungai, laut), berapa tinggi (How high) suatu

elevasi, berapa miring (How steep) suatu lereng, berapa lama (durasi) suatu proses

berlangsung (How long), berapa banyak (How many atau much) suatu jumlah.

4. Mengapa (Why) dalam arti korologi atau keruangan dan penjelasan atau deskripsi latar

belakang dan pola hubungan sebab akibat (causal) atau interelasi dan interaksi

serangkaian gejala / kejadian atau motivasi manusia.

5. Bagaimana (How) dalam arti penjelasan suatu struktur pola, fungsi dan proses

gejala/kejadian atau solusi terhadap suatu masalah yang berwujud rumusan saran

kebijakan.

6. Kapan (When) dalam arti waktu lampau (informasi), sekarang dan akan datang

(peramalan/forecasting atau perencanaan).

3 Ibid, Hlm:804 Ibid, Hlm:80

15

Page 16: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

7. Siapa (Who) dalam arti sebagai obyek penelitian atau pelaku (subyek) suatu kejadian

dan sekaligus sebagai subyek yang bertanggung jawab dalam bentuk kelompok

manusia, tidak sebagai individu (terutama dalam bahasan geografi manusia, khususnya

geografi politik) kecuali behavioral geography. 5

Sutanto (2000) berpendapat bahwa ciri khas geografi bukan terletak pada materi

yang dikaji, bukan pula oleh pertanyaannya melainkan pada cara menjawab pertanyan

tersebut, kata tanya apa, dimana, berapa, mengapa, kapan dan siapa dikaitkan dengan: (a)

Pertanyaan teoritis (mengkaji teori yang ada, mengembangkan, atau menyusun yang

baru), (b) Pertanyaan metodikal (cara perolehan data, cara analisis), (c) Pertanyaan

remedial ((pemulihan lahan kritis, pengentasan kemiskinan), (d) Pertanyaan genetikal

(asal mula fenomena), (e) Pertanyaan generik (bersifat umum).6

Secara substansial setiap sudut pandang pola kajian studi geografi berisi unsur-

unsur esensial tertentu yaitu meliputi:

1. Kajian keruangan

a. Lokasi absolut dengan relatif, ukuran (bentuk, batas, luas, arah, jarak dalam arti

dimensi ruang relatif (keterpisahan) morfologi bentang alam fisik.

b. Aksesibilitas (keterjangkauan), distribusi (pembagian sebaran dalam ruang) difusi

(penyebaran dan perluasan), perubahan kepadatan dan pertumbuhan, pola gerakan

orang barang, idea dan aglomerasi jaringan hirarki pusat pelayanan dan potensi

sumber daya di permukaan bumi (konsep hubungan dan sumber daya).

c. Kecenderungan (tren) struktur (pengelompokan dan penyebaran), fungsi (produk

mekanisme interelasi gejala) dan proses (perkembangan gejala dari waktu ke

waktu) perkembangan obyek di permukaan bumi.

d. Relasi, interrelasi, interaksi (arus gerakan, hubungan sebab-akibat) gejala

keruangan antara makhluk hidup dengan lingkungannya (konsep hubungan dan

ketergantungan).

e. Bentuk aplikasinya antara lain: perencanaan pembangunan DAS, perencanaan

kota, penataan ruang.

2. Kajian kompleks wilayah, yang membahas tentang:

5 Ibid, Hlm:826 Ibid, Hlm:83

16

Page 17: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

a. Karakteristik wilayah melalui analisis perbedaan (diferensiasi) dan persamaan

(homogenitas) sifat wilayah atau region konsep wilayah dan ketergantungan.

Proses integrasi, interaksi dan difusi jaringan dan hirarki wilayah modal, dalam

rangka perubahan ruang.

b. Berbagai jenis wilayah, misalnya: formal region, functional region, administrative

region, planning region.

c. Teori pertumbuhan wilayah, teori arus antar wilayah, teori klasifikasi, peramalan

wilayah, perencanaan wilayah.

d. Kajian wilayah sebagai tujuan (objective region) dan wilayah sebagai alat analisis

(subjective region).

3. Kajian ekologi dan kajian sistem yang membahas tentang:

a. Lingkungan (perilaku, gejala), habitat, site, territorial, lingkungan alam fisik

(physic natural environment) lingkungan budaya (cultural environment), persepsi,

sumber daya (resource), kualitas tanah, potensi tanah, konservasi, ekosistem,

equilibrium, efisiensi.

b. Analisis fungsi, pertukaran berbagai sumber daya dan gerakan, aliran, interaksi,

dan interdependensi.

c. Solusi permasalahan keruangan dan pembangunan (konsep pembangunan

berkesinambungan).

d. Geografi SDA, penilaian dampak lingkungan, norma dan kriteria dampak

lingkungan, daya dukung dan daya tampung lingkungan.

e. Kaitan ilmu geografi dengan ilmu-ilmu lain (politik, hankam, linguistik, sosiologi,

antropologi, geologi, sejarah, perencanaan, biologi, meteorologi, ekonomi,

ekonometrik, matematika, teknik, lingkungan hidup, dsb) dalam rangka penelitian

terpadu dan dalam konteks dunia (konsep holistik dan global).

f. Fungsi dan peran serta setiap ilmu dalam pencapaian tujuan suatu penelitian

interdisiplin, multidisiplin dan transdisiplin secara terpadu (integrated surveys).

4. Kajian sejarah (kronologis/historis) yang membahas tentang:

a. Perubahan kegiatan yang berlangsung dalam konteks ruang (yang sama) dan

waktu (yang berbeda).

17

Page 18: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

b. Kecenderungan (trend) hubungan kausal dan dinamika perkembangan, perubahan

gejala, kenampakan dari waktu ke waktu dalam ruangan yang sama atau siklus.

5. Sarana berfikir ilmiah geografi, meliputi:

Model (termasuk peta), sistem informasi geografi, computer, metode analisis

geografi kuantitatif (matematika dan statistika) penafsiran foto udara dan citra

landsat, logika dan bahasa.7

c. Konsep-Konsep Geografi

Konsep-konsep dasar geografi menurut Warman dalam Sumaatmadja (1981)

meliputi: (a) Strata kehidupan (life-layer concept), (b) Dominasi ekologi manusia (man

ecological dominant concept), (c) Globalisasi (globalism concept), (d) Interaksi

keruangan (spatial Interaction Concept), (f) Hubungan wilayah/area (areal relationship

concept), (g) kesamaan wilayah (areal likenesses), (h) Perbedaan wilayah (areal

differenceconcept), (i) Keunikan wilayah (areal uniqueness), (j) Penyebaran areal (areal

distribution), (k) Lokasi relatif (relative location concept), (m) Perubahan abadi

(perpetual transformation concept), (n) Sumber daya budaya yang berbeda (culturally

defined resources concept), (o) Skala (round earth on flat paper concept).

d. Prinsip-prinsip geografi

Yang dimaksud dengan prinsip geografi adalah pokok-pokok pikiran yang

mendasar pola kajian studi geografi. Adapun pokok-pokok pikiran tersebut meliputi: (a)

deskripsi dan klasifikasi, (b) lokasi dan penyebaran, (c) interrelasi dan sistem jaringan,

(d) korologi/keruangan, (e) ukuran dan skala, (f) struktur pola, fungsi, proses.8

e. Obyek dan hakikat geografi

Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, sejak zaman Eratosthenes ( Suharyono,

1990: 31 ) geografi sudah dianggap sebagai induk dari segala ilmu ( the mother of

sciences ), karena banyak bidang ilmu pengetahuan berangkat dari keadaan muka bumi

menuju ke ilmunya masing-masing. James dalam Sumaatmadja ( 1981:32 ) berpendapat

yang sama bahwa geografi adalah induk dari berbagai ilmu pengetahuan, karena berbagi

bidang ilmu memulai kegiatan ilmiahnya dari pengamatan kenyataan dari permukaan

bumi masing-masing.

7 Ibid, Hlm:858 Ibid, Hlm:86

18

Page 19: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

Menurut Haggett ( 1979:601 ) obyek studi geografis meliputi: 1) permukaan

bumi, sebagai lingkungan hidup manusia, 2) organisasi keruangan manusia dan hubungan

ekologis manusia dengan lingkungannya, 3) kekayaan dan keragaman bumi. Di sisi lain

Chisholm ( 1975: 14 ) berpendapat bahwa obyek studi geografi meliputi : 1) pencatatan

dan deskripsi gejala ( yang terdapat dan berrlangsung ) di permukaan bumi, 2) studi

tentang antar hubungan dari gejala di daerah-daerah tertentu, 3) penelitian masalah-

masalah yang berdimensi keruangan, khususnya identifikasi pentingnya ruang sebagai

suatu variabel.

Obyek studi geografis adalah gejala alam ( struktur pola, fungsi, proses ) dan

perilaku serta aktifitas budi daya manusia di permukaan bumi, yang dikaji lokasinya,

integrasinya, persebarannya, perkembangannya, interaksinya, interrelasinya, dalam

lingkup analisis keruangannya, kewilayahan, ekologis, sistem, dan sejarah

perkembangannya, dalam lingkup wilayah penelitian sebagai suatu keseluruhan( holistik)

dan sebagai bagian dari keseluruhan wilayah penelitian secara lebih mendalam, sehingga

dapat diperoleh gambaran tentang perbedaan dan perrsamaan antara daerah yang satu

dengan daerah lainya.9

Menurut Daldjoeni ( 1991: 25-26 ) hakekat geografi sebagai berikut:

a. Sebagai ilmu pengetahuan bio-fisis;

b. Sebagai relasi timbal balik manusia alam;

c. Sebagai ekologi manusia;

d. Sebagai telaah bentang alam;

e. Sebagai telaah sebaran gejala alam atau gejala sosial tertentu;

f. Sebagai teori tentang ruang bumi.

Ginsburg ( 1988 ) berpendapat bahwa hakekat geografi adalah :

a. Sebagai ikhtisar fakta

b. Sebagai Studi tentang pengaruh lingkungan;

c. Sebagai Studi tentang hubungan antara manusia dan alam;

d. Sebagai Studi tentang bentang alam;

e. Sebagai ekologi manusia;

f. Sebagai ilmu distribusi

9 Ibid, Hlm:87

19

Page 20: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

Menurut Lambooy dalam Daldjoeni ( 1982: 27-28 ) dengan memperhatikan

struktur, fungsi, dan proses, yang terdapat dalam berbagi definisi geografis, berpendapat

bahwa hakekat geografi adalah:

1. Suatu telaah tentang perbedaan dan integrasi wuilayah;

2. Bertugas menelaah gejala dalam kaitanya dengan ruang;

3. Beertujuan menemukan pola dan ikatan-ikatan yang azazi ( struktur yang statis,

hubungan antarbagian atau organisasi fungsionalnya dan proses yang dinamis ) dari

berbagai tempat yang bertalian dengan fungsinya;

4. Bertugas menyelidiki objek yang terintegrasi dalam persebaran keruangannya;

5. Ilmu tentang lokasi

6. Menelaah ruang dan relasi keruangan.

Terdapat berbagai persamaan pendapat di antara para pakar geografi, bahwa

geografi: a) berfokus pada permukaan bumi ( ruang bumi ) sebagai lingkungan hidup

manusia (bio-fisi), oleh karena itu termasuk dalam kelompok earth scincences b)

berfokus pada organisasi keruangan manusia dan hubungan ekologis terhadap

lingkungannya (eko manusia), c) mengandung unsur-unsur ukuran dan ilmu distribusi 9

jarak, batas dan luas, waktu, interaksi, gerakan, penyebaran ), d) memperhatikan variasi

kekayaan dan kemiskinan dunia.10

f. Pembagian ilmu pengetahuan dan penelitian geografi

Ilmu pengetahuan oleh Carnap dalam Abler, Adams, dan Gould ( 1972: 25 )

dibagi menjadi pengetahuan formal dan pengetahuan faktual. Pengetahuan formal

merupakan pengetahuan murni yang berupa sistem pemikiran dan bukan pengetahuan

empiris. Pengetahuan ini meliputi logika dan matematika, termasuk geomitri.

Pengetahuan faktual adalh ilmu pengetahuan teoritis maupun terapan yang bersifat

empiris, baik ilmu pengetahuan fisik maupun sosial, yang langsung membicarakan fakta.

Kelompok pengetahuan ini adalah geografi, fisika, antropologi, sejarah, dan biologi.11

Ilmu pengetahuan, menurut Aristoteles dalam Adisusilo ( 1983: 67 ) dan

Soemargono ( 1983:43-44 ), dapat diklasifikasikan menjadi:

a. Ilmu pengetahuan teoritis, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan causal yang

sebenarnya. Ilmu ini dibagi menjadi:

10 Ibid, Hlm:8911 Ibid, Hlm:89

20

Page 21: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

1. Deskriptif ideografis, yang bertujuan mencari kebenaran obyek penelitian dalam

wujud yang nyata, dalam waktu dan tempat tertentu,

2. Eksplikatif nomotetis, yang bertujuan mencari hukum-hukum umum atau

generalisasi substantif dengan cara mengadakan abstraksi dari segala yang nyata

dan menghindarkan diri dari gejala yang satu kali lewat.

b. Ilmu pengetahuan praktis, bertujuan mencari kebenaran hubungan causal, pengertian

dan kebenaran generalisasi substantif, dan menerapkannya ke dalam dunia nyata.

Ilmu ini dibagi menjadi

1. Ilmu praktis normatif-regulatif, bertujuan mencari norma yang berisi larangan dan

keharusan;

2. Ilmu pragmatik-finalistik, bermaksud mencapai tujuan tertentu.

Cri-ciri ilmu teoritis ideografis adalah sebagai berikut:

a. Bersifat eksploratif, deskriftif;

b. Menjawab pertanyaan apa, dimana, berapa, kapan, siapa;

c. Tidak perlu ada hipotesis dan analisis

d. Orientasi obyek pada hal-hal yang bersifat individual atas gejala yang bersifat

khas

e. Tingkat ketelitian tinggi atau detail

f. Hasil akhir penelitian berupa ringkasan yang menjawab masalah

Ciri-ciri ilmu pengetahuan teoritis nomotetis adalah sebagai berikut:

a. Didahului oleh penelitian yang bersifat ideografik

b. Bersifat pengembangan, verifikatif, kuantitatif, analitik, eksplanatoris, prediktif

c. Menjawab pertanyaan utama mengapa dan bagaimana

d. Disertai dengan konsepsi atau teori

e. Menguji hipotesis

f. Menghasilkan dalil yang bersifat universal

g. Dimungkinkan untuk mengadakan prediksi atau peramalan.

g. Sarana berfikir ilmiah dibidang geografi

Menurut Leedy ( 1980: 9) sarana tersebut berupa kepustakaan, statistik, komputer,

pengukuran, dan bahas. Sedangkan Lubis ( 1994: 32 0 dan Suriasumantri ( 1986; 159 )

berpendapat bahwa sarana berfikir ilmiah meliputi : bahasa, logika, matematika, dan

21

Page 22: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

statistika. Untuk disiplin ilmu geografi sarana tersebut meliputi a) kepustakaan, b)

statistika, c) matematika, d) komputer, e) model ( termasuk peta dan foto ), f) pengukuran

atau kuantifikasi gejala, g) logika dan h) bahasa.12

1. Kepustakaan

2. Statistika

3. Matematika

4. Komputer

5. Peta dan model

a. Peta (faktor penting dalam ilmu geografi)

Peta adalah salah satu bentuk model, yang menggambarkan informasi

geografis, yang disajikan dalam alat perga tertentu, yang secara fisik dapat berupa

globe, model fisik, peta skets, foto udara, dan sitra landsat. Peta merupakan sarana

kerja yang paling pokok dan merupakan ciri khas bagi kegiatan penelitian di bidang

ilmu geografi

Kegunaan peta untuk alat berfikir ilmiah dalam suatu penelitian adalah:

a. Sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan informasi geografi

b. Sebagai saran untuk analisa hubungan di antara gejala-gejala kekurangan

c. Sebagai sarana penyampaian pendapat atau perencanaan mengenai ruang

d. Sebagai sarana untuk peramalan gejala geografi, yang mungkin terjadi di

kemudian hari.

Peta sangat banyak ragamnya diliat dari segi skalanya, temanya,

kepentinganya, jenis datanya, sehingga untuk menyebutnya, agar dapat mengerti peta

mana yang dimaksud, perlu ada penyeragaman nama atau perlu klasifikasi jenis-jenis

peta.

Hafid ( 1999: 187-188 ) mengelompokkan jenis peta menjadi tiga kelompok

besar.

1. Peta umum:

a. Peta topografi

b. Peta khorografi

c. Peta dunia

12 Ibid, Hlm:90-92

22

Page 23: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

2. Peta khusus:

a. Peta politik

b. Peta kota

c. Peta komunikasi

d. Peta ekonomi dan statistik

e. Peta pelayaran atau penerbangan

f. Peta kadaster

g. Peta iklim

h. Peta kepadatan penduduk

i. Peta penyebaran penduduk, dll.

3. Peta berdasarkan hal-hal tertentu:

a. Jenis peta berdasarekan skalanya:

1. Peta teknik/kadaster, skalanya 1: 100 s/d 1: 5000

2. Peta berskala besar, 1: 5000 s/d 1: 250.000

3. Peta berskala medium, 1: 250.000 s/d 1; 500.000

4. Peta berskala kecil, 1: 250.000 s/d 1; 1.000.000

b. Jenis peta berdasarkan keadaan obyeknya:

1. Peta dinamik

2. Peta stasioner

3. Peta topografi

4. Peta statistik

5. Peta lainnya, atlas.

R. Bertrand ( 1981: 2-4 ) membuat klasifikasi peta yang disajikan

sebagaimana tersebut di bawah ini.

1. Berdasarkan skala peta:

a. peta skala kecil adalah 1: 1.000.000 dan lebih kecil

b. peta skala sedang adalah 1: 1.000.000 s/d 1: 10.000

c. peta skala besar adalah 1: 10.000 dan lebih besar

2. berdasarkan fungsinya:

a. referensi umum

b. pendidikan

23

Page 24: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

c. turisme dan rekreasi

d. orientasi dan navigasi

e. pekerjaan-pekerjaan teknik

f. ilmu pengetahuan

g. politik

3. berdasarkan temanya:

a. analitik

b. tematik dengan tema tunggal

c. tematik dengan tema ganda

d. tematik sintetik 9 sebagai lawan peta analitik )

4. Berdasar kan criteria teknis pembuatan peta :

a. peta garis (manual)

b. peta foto

c peta cetak (berwwarna atau hitam putih).

Di sisi lain Raisz (1962: 9-10) mengelompokkan peta berdasarkan skala

dan isinya. Penggolongannya adalah sebagi mana tersebut dibawah ini :

1. Peta-peta umum, terdiri atas:

a. peta topografi (skala besar dan sedang)

b. peta planografik

c. peta untuk wilayah yang luas, Negara, benua, dunia (skala sedang dan kecil)

2. Peta-peta khusus, meliputi:

a. Chart navigasi

b. Peta tematik factor tunggal :

1. Kualitatif

2. Peta statistic

3. Kartogram

c. Peta penggunaan tanah

d. Peta kota

e. Peta transportasi

f. Peta politik dan sejarah

g. Peta berbagai ilmu pengetahuan

24

Page 25: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

h. Peta ilustrasi dan advertensi

i. Peta kadastral.

3. Globe (bola dunia) dan model serta meliputi juga grafik dan diagram.

b. Model

Model adalah bentuk penyederhanaan (yang bersifat ideal) dari realitas, yang

dibuat dalam rangka menunjukkan sifat-sifat tertentu yangpenting dari hubungan-

hubungan gejala dan realitas. Model dalam geografi terdiri dari bermacam-macam

bentuk, grafik, rumus, gambar/bagan.13

h. Pengukuran atau kuantifikasi gejala

Pengukuran adalah serangkayan prosedur dan kegiatan untuk menentukan

nilai variable secara empiris dari suatu unsure penelitian. Pengukuran dibedakan

menjadi pengukuran tingkat nominal atau klasifikasi, ordinal atau ranking. Interval

atau cardinal, pembanding atau ratio. Cara yang paling mudah dalam pengukuran

gejal yang bersifat abstrak adalah melalui penggunaan indeks dan skala.14

i. Logika atau penalaran

Logika adalah pengetahuan di bidang ilmu filsafat yang mempelajari secara

teratur azas-azas, hokum-hukum berfikir dan yang benar untuk memperoleh

kebenaran. Logika adalah proses pemikiran untuk memperoleh kesimpulan yang

logis dan benar, berdasarkan bukti-bukti yang relevan.

(1) Logika deduksi

Logika deduksi adalah proses berpikir untuk memperole kesimpulan, yang

beranjak dari pengetahuan yang bersifatumum menuju ke pengetahuan yang

bersifat khusus. Cara yang diperlukan dalam penalaran deduksi adalah silogisme

dan entimem.

(2) Logika induksi

Logika induksi adalah pengambilan kesimpulan, yang bertitik tolak dari

hal-hal yng bersifat khisus menuju perumusan yang bersifat umum. Dengan

logika induksi ini hipotesis diuji secara empiris.

13 Ibid, Hlm:10114 Ibid, Hlm:103

25

Page 26: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

(3) Logika klasifikasi

2.4 Pengertian Aksiologi dalam Ilmu Geografi

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, peta dikatakan sebagai satu satunya

sarana untuk dapat menyajikan fakta geografi yang memenuhi pola berpikir keruangan,

secara cepat dan mudah dipahami. Dari sebuah peta dapat dikenali berbagai elemen ukuran

sebuah gejala seperti titik, garis, area, arah, jarak, luas, kepadatan, kerapatan dan lainnya

sebagai satuan ukuran karena bidang ilmu geografi harus dapat terukur. Dari skala peta dapat

dinilai tingkatan informasinya, dari yang bersifat umum sampai informasi yang lebih rinci

dari sebuah populasi.

Bidang ilmu geografi sampai saat ini masih eksis karena memang memiliki nilai

kegunaan bagi umat manusia baik untuk pengembangan keilmuannya maupun terapannya

untuk peningkatan kesejahteraan. Oleh karena ilmu bersifat netral maka pengetahuan yang

dihasilkan apakah bermanfaat atau bahkan menyebabkan bencana bagi umat manusia pada

dasarnya ditentukan oleh para ilmuwan itu sendiri.

Sebuah peta yang disajikan secara sengaja untuk menyesatkan pihak lain merupakan

sebuah bencana bagi penggunanya karena informasinya tidak tepat, akurat dan lengkap.

Akibatnya, pengguna peta tidak menemukan informasi yang dibutuhkan setelah

menghabiskan sumberdaya yang tidak sedikit. Dalam sebuah peperangan, peta dapat menjadi

senjata andal untuk mengecoh dan mengalahkan musuh karena legenda peta sengaja diubah

sehingga senjata musuh tidak mengenai sasaran.

Dalam kaitan ini suatu kegiatan analisis citra satelit yang dilakukan tanpa ground-

check yang cermat akan menghasilkan peta citra satelit yang menyesatkan. Apalagi jika

secara mentah mentah data citra digital digunakan untuk membuat pemodelan maka akan

dapat diduga informasi hasil interpretasi citra yang dihasilkan sulit dibuktikan kebenarannya.

Oleh karena itu, apapun kelemahan yang ada dengan menggunakan sarana citra satelit perlu

dikemukakan selengkapnya, bukan hanya keunggulannya. Di sini menyangkut dasar

epistemologisnya dimana “jika putih katakan putih” atau “jika ada kelemahan katakan

kelemahannya dengan jujur”.

Esensi dasar axiology ilmu geografi erat kaitannya dengan ontologinya dan karena itu

sebaik-baiknya pengetahuan yang dihasilkan sangat tergantung dari yang memiliki

pengetahuan tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa moral pemilik ilmu tersebut

26

Page 27: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

merupakan factor yang menentukan apa sebenarnya nilai manfaat pengetahuan yang dimiliki

bagi umat manusia.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Dari sudut pandang metode keilmuan, hubungannya dengan ruang muka bumi

merupakan ciri bidang ilmu geografi yang menjadi pembeda dengan bidang ilmu lainnya.

Karena mempelajari berbagai gejala dan hubungannya dengan ruang muka bumi maka

peta merupakan sarana paling efektif untuk analisis.

2. Dalam bahasan struktur geografi, Rumusan spesialisasi di bidang ilmu geografi

(membuat cabang atau ranting) yang ada di lingkungan pendidikan tinggi di Indonesia

masih harus diuji lebih lanjut melalui telaah kritis tiga pertanyaan dasar keilmuan :

ontologi, epistemologi, dan aksiologi, untuk itu didalam makalah ini secara spesifik

akan membahas tiga konsep yang ingin dicapai dalam struktur keilmuan geografi

tersebut.

3. Secara umum Epistemologi diartikan dalam The New Lexion Webster’s Ensyclopedic

Dictionary, didefinisikan sebagai cabang ilmu filsafat yang mempelajari sifat ilmu

pengetahuan, asal mula terjadinya, dasar-dasarnya, batas dan validitasnya. Dalam ilmu

geografi epistemologi adalah suatu cara yang digunakan untuk pengumpulan data dalam

penelitian geografi. Seperti bidang bidang ilmu lainnya, bidang ilmu geografi dapat

menggunakan metode deduktif, metode induktif atau gabungan ke dua metode tersebut,

tergantung persoalan yang ingin di jawab.

4. Dalam geografi Ontologi adalah apa yang ingin diketahui ilmu geografi adalah “berbagai

gejala keruangan dari penduduk, tempat beraktifitas dan lingkungannya baik dalam

27

Page 28: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

dimensi fisik maupun dimensi manusia”. Perbedaan dan persamaan pola keruangan

(spatial pattern) dari struktur, proses dan perkembangannya adalah penjelasan lebih

lanjut dari apa yang ingin diketahui bidang ilmu geografi. Jadi dalam suatu ilmu dapat

dikaji dari definisi, ruang lingkup obyek kajian, konsep-konsep, prinsip-prinsip, hakekat

bidang ilmu pengetahuan. Dalam rangka memperoleh gambaran identitas atau kekhasan

(jati diri) penelitian geografi. Menurut Kattsoft (1986:76) epistemologi adalah cabang

filsafat yang membahas asal-usul, susunan, metode-metode dan sahnya pengetahuan.

Sementara itu Lubis (1994:17) berpendapat bahwa epistemologi adalah cabang filsafat

yang menjelaskan bagaimana cara menyusun pengetahuan yang benar.

5. Aksiologi adalah nilai pengetahuan bagi kita untuk apa pengetahuan tersebut diperoleh.

Nilai pengetahuan tersebut dapat dicermati melalui cara penggunaan atau pemanfaatan

ilmu pengetahuan yaitu terutama sebagai alat untuk mencapai kebaikan dan kebahagiaan

manusia serta lingkungannya. Ilmu-ilmu dasar tersebut dalam aplikasinya dilakukan

melalui penelitian.

28

Page 29: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

DAFTAR RUJUKAN

Sumber buku/literature:

Alfandi, Widoyo. 2001. Epistemologi Geografi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Daldjoeni. 1997. Pengantar Geografi untuk Mahasiswa dan Guru Sekolah. Bandung: PT

Alumni.

Soetrisno dan SR. Hanafie, 2007;”Filsafat Ilmu dan Metode Penelitian” Penerbit Andi Offset,

Yogyakarta.

Sandy, IM, 1973 ; “Esensi Geografi”. Jurusan Geografi FMIPA-UI, Jakarta.

Sumantri, JS, 1983 ;” Ilmu dalam Perspektif” PT Gramedia, Jakarta.

Wattimena, RAA, 2008;”Filsafat dan Sains”Penerbit Grasindo, Jakarta.

Sumber Internet:

Djoko Harmantyo. 2010. Geografi dalam Perspektif Filsafat Ilmu. www google. Com. Di akses

22 Februari 2010.

Hafid Setiadi. 2010. Geografi Sejarah Dan Pemetaan. www google. Com. Di akses 22 Februari

2010.

29

Page 30: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

MAKALAH

MENELUSURI STRUKTUR KEILMUAN GEOGRAFI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Dasar-Dasar Geografi

(AIPS 223)

Dosen Pembimbing:

Mansyur, S.Pd

Kelompok VI:

1. Mahfuzah Hidayati A1A107045

2. Sariatul Fatimah A1A107033

3. Atiyah A1A107024

4. Raihatul Jannah A1A107011

5. Mega Yunawati A1A107009

30

Page 31: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

6. Padliansyah A1A107010

7. Hidayatullah A1A107050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2010

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan penuh rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan judul

“Menelusuri Struktur Keilmuan Geografi” dan menyelesaikannya walaupun sangat sederhana

sekali.

Dalam proses pembuatan makalah ini tidak lepas dari hambatan dan kesalahan. Oleh

karena itu, jika terdapat kejanggalan-kejanggalan yang tidak berkenan di hati para pembaca,

sudilah kiranya memberikan saran dan kritik yang besifat membangun guna perbaikan

selanjutnya dan kesempurnaan makalah ini.

Bersama tersusunnya makalah ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:

1. Mansyur, S.Pd yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan

makalah ini.

2. Teman-teman yang telah bekerjasama dalam penyusunan makalah ini.

3. Semua pihak yang telah memberikan masukan-masukan dalam pembuatan makalah ini.

Dengan tersusunnya makalah ini semoga dapat diambil manfaatnya untuk kita semua.

Amin yaarabbal ‘alamin.

Banjarmasin, -- Februari 2010

31

Page 32: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

Kelompok VI

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................. i

KATA PENGANTAR............................................................................... ii

DAFTAR ISI............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah........................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan................................................................................. 2

1.4 Metode Penulisan................................................................................. 2

BAB II MENELUSURI STRUKTUR KEILMUAN GEOGRAFI

2.1 Pengertian Struktur Keilmuan Geografi dalam Mata Filsafat............. 3

2.2 Pengertian Epistemologi dalam ilmu geografi ................................... 4

2.3 Pengertian Ontologi dalam ilmu geografi .......................................... 13

2.4 Pengertian aksiologi dalam ilmu geografi........................................... 24

BAB III KESIMPULAN........................................................................... 27

3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 27

DAFTAR RUJUKAN

32

ii

Page 33: Makalah Struktur Keilmuan Geo Vi

33

iii