tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf

download tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf

of 19

Transcript of tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf

  • 7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf

    1/19

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pendidikan merupakan bagian kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi oleh

    setiap manusia seperti halnya pangan, sandang, perumahan dan kesehatan.

    Pendidikan adalah bagian dari masalah pokok suatu negara karena dengan

    terbentuknya ssistem pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber tenaga

    manusia unggul dan kompeten.

    Saat ini pendidikan telah merebak hingga dipelosok negeri, namun memang

    tidak semua telah merasakan apa itu pendidikan. Pembangunan infrastruktur

    sekolah yang telah dilakukan oleh pemerintah maupun swasta semakin membantu

    perkembangan pendidikan, bahkan di kota-kota besar semakin banyak

    bermunculan sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta. Pembangunaninfrastruktur yang pesat juga harus diimbangi oleh terpenuhinya kualitas sumber

    daya manusia yang ada. Sumber daya manusia yang dimaksud dapat meliputi

    komponen-komponen pendidikan anatara lain guru, kepala sekolah, tenaga

    administrasi, peserta didik dan lainnya. Peningkatan kualitas sumber daya manusia

    merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif,

    efektif dan efisien dalam proses pembangunan kalau tidak ingin bangsa ini kalah

    bersaing dalam menjalani era globalisasi.

    Pendidikan Indonesia saat ini dihadapkan dengan berbagai masalah pendidikan

    antara lain tuntutan lulusan lembaga pendidikan yang bermutu demi menghadapi

    ketatnya persaingan dalam lapangan kerja. Untuk mengantisipasi perubahan yang

    begitu cepat serta tantangan yang semakin besar dan kompleks, tidak ada jalan lain

    bagi pemerintah, dimana dalam fungsinya sebagai penyelenggara pembangunan di

    bidang pendidikan, selain mengupayakan berbagai cara untuk meningkatkan daya

  • 7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf

    2/19

    2

    saing lulusan serta produk-produk akademik lainnya antara lain dicapai melalui

    peningkatan mutu pendidikan.

    Untuk menjamin mutu dan kualitas pendidikan, diperlukan perhatian yang

    serius, baik oleh penyelenggaran pendidikan, pemerintah maupun masyarakat.

    Sebab, dalam sistem pendidikan nasional sekarang ini, konsentarasi terhadap mutu

    dan kualitas bukan semata-mata tanggungjawab sekolah dan pemerintah, tetapi

    merupakan sinergi antara berbagai komponen termasuk masyarakat atau dalam

    bahasa yang lebih dekat dengan peran serta orang tua. Oleh karena itu, masyarakat

    harus sadar dan berkonsentrasi terhadap peningkatan mutu pendidikan. Untuk

    melaksanakan penjaminan mutu tersebut, diperlukan kegiatan yang sistematis dan

    terencana dalam bentuk manajemen mutu.

    Manajemen mutu dalam pendidikan merupakan cara dalam mengatur semua

    sumber daya pendidikan yang diarahkan agar semua orang yang terlibat di

    dalamnya melaksanakan tugas dengan penuh semangat dan berpartisipasi dalam

    perbaikan pelaksanaan pekerjaan sehingga menghasilkan jasa yang sesuai bahkan

    melebihi harapan pelanggan.

    Perbaikan mutu pendidikan harus segera dilakukan secara terus menerus dengan

    cara memperbaiki manajemen mutu pendidikannya. Organisasi-organisasi

    pendidikan memegang peranan awal dalam proses peningkatan mutu pendidikan

    yang selanjutnya juga harus terus dikawal oleh masyarakat guna memenuhi harapan

    dan target.. Untuk itu kami dalam makalah ini berusaha membahas mengenai mutu

    pendidikan melalui pendekatan manajemen mutu terpadu.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apakah definisi dan karakteristik mutu ?

    2.

    Bagaimanakah pengertian manajemen mutu pendidikan ?

    3. Bagaimanakah pengertian dan aplikasi manajemen mutu terpadu

    (TQM) ?

  • 7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf

    3/19

    3

    C.

    Tujuan

    1. Untuk mengetahui definisi dan karakteristik mutu

    2. Untuk mengetahui pengertian manajemen mutu pendidikan

    3.

    Untuk mengetahui pengertian dan aplikasi manajemen mutu terpadu

    (TQM)

  • 7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf

    4/19

    4

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Definisi dan Karakteristik Mutu

    1. Definisi Mutu

    Beberapa konsep mutu yang diutarakan oleh Prof. Dr. H. Abdul Hadis,

    M.Pd, dan Prof. Dr. Hj. Nurhayati B, M. Pd, dalam bukunya Manajemen Mutu

    Pendidikan (2010:84) menurut para ahli yaitu:1

    1. Menurut Juran (1993), mutu produk ialah kecocokan penggunaan produk

    (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.

    Kecocokan pengguna produk tersebut didasarkan atas lima ciri utama yaitu

    (1) teknologi, yaitu kekuatan; (2) psikologis, yaitu rasa atau status; (3)

    waktu, yaitu kehandalan; (4) kontraktual, yaitu ada jaminan; (5) etika, yaitu

    sopan santun (Juran, 1993).

    2. Menurut Crosby (1979:58) mutu ialah conformance to requirement, yaitu

    sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki

    mutu apabila sesuai dengan standar atau kriteria mutu yang telah ditentukan,

    standar mutu tersebut meliputi bahan baku, proses produksi, dan produk jadi

    (Crosby, 1979:58).

    3. Menurut Deming (1982:176) mutu ialah kesesuaian dengan kebutuhan

    pasar atau konsumen. Perusahaan yang bermutu ialah perusahaan yangmenguasai pangsa pasar karena hasil produksinya sesuai dengan kebutuhan

    konsumen sehingga menimbulkan kepuasan bagi konsumen. Jika konsumen

    merasa puas, mereka akan setia dalam membeli produk perusahaan baik

    berupa barang maupun jasa.

    4. Menurut Feigenbaum (1986:7) mutu adalah kepuasan pelanggan

    sepenuhnya (full customer satisfication). Suatu produk dianggap bermutu

    1Abdul Hadis & Nurhayati,Manajemen Mutu Pendidikan, (Bandung: AlfaBeta, 2010), Hal: 2.

  • 7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf

    5/19

    5

    apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu

    sesuai dengan harapan konsumen atas produk yang dihasilkan.

    5. Garvi dan Davis (1994) menyatakan mutu ialah suatu kondisi yang

    berhubungan dengan produk, tenaga kerja, proses dan tugas serta

    lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan

    Dari beberapa konsep mutu yang diutarakan oleh para ahli, dapat diambil

    kesimpulan bahwa mutu merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan

    kepuasan pelanggan terhadap sebuah produk.

    Menurut Edward sallies mutu dapat dipandang sebagai konsep yang absolut

    dan relatif.

    a. Absolut : idealisme yang tidak dapat dikompromikan (restoran

    mahal. sifat baik, cantik dan benar). Dalam hal ini mutu adalah bagian

    dari standar yang sangat tinggi dan tidak dapat diungguli.

    b. Relatif : sesuatu yang melekat pada sebuah produk yang sesuai

    dengan kebutuhan pelanggan. Dalam hal ini produk yang bermutu tidak

    harus mahal atau eksklusif, tetapi yang memiliki nilai terhadap

    penggunanya.

    2. Karakteristik Mutu

    Menurut Husaini Usman (2009) dalam bukunya Manajemen: Teori, Praktik,

    dan Riset Pendidikan, mengatakan bahwa mutu memiliki 13 karakteristik seperti

    berikut ini:2

    1. Kinerja (performa):berkaitan dengan aspek fungsional sekolah. Misalnya:

    kinerja guru dalam mengajar baik, memberikan penjelasan meyakinkan,

    sehat dan rajin mengajar dan menyiapkan bahan pelajaran lengkap. Pelayanan

    administratif dan edukatif sekolah baik yang ditandai hasil belajar tinggi,

    2

    Usman Husaini,Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,2009), Hal : 512-513.

  • 7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf

    6/19

    6

    lulusannya banyak, putus sekolah sedikit dan yang lulus tepat waktu banyak.

    Akibat kinerja yang baik, sekolah tersebut menjadi sekolah favorit.

    2. Waktu wajar (timeliness): selesai dengan waktu yang wajar. Misalnya:

    memulai dan mengakhiri pelajaran tepat waktu. Waktu ulangan tepat. Batas

    waktu pemberian pekerjaan rumah wajar. Waktu untuk guru naik pangkat

    wajar.

    3.

    Handal (reliability): usia pelayanan prima bertahan lama. Misalnya:

    pelayanan prima yang diberikan sekolah bertahan dari tahun ke tahun, mutu

    sekolah tetap bertahan dari tahun ke tahun. Sebagai sekolah favorit bertahan

    dari tahun ke tahun. Sekolah menjadi juara tertentu bertahan dari tahun ke

    tahun. Guru jarang sakit. Kerja keras guru bertahan dari tahun ke tahun.

    4. Daya tahan (durability), tahan banting. Misalnya: meskipun krisis moneter,

    sekolah masih tetap bertahan, tidak tutup. Siswa dan guru tidak putus asa

    dan selalu sehat

    5. Indah (aestetics). Misalnya: eksterior dan interior sekolah ditata menarik.

    Taman ditanami bunga dan terpelihara dengan baik. Guru-guru membuat

    media pendidikan yang menarik. Warga sekolah berpenampilan rapi.

    6. Hubungan manusiawi (personal interface): menjunjung tinggi nilai-nilai

    moral dan profesionalisme. Misalnya: warga sekolah saling menghormati,

    baik warga intern maupun ektern sekolah, demokratis dan menghargai

    profesionalisme.

    7.

    Mudah penggunaannya (easy of use). Sarana dan prasarana mudah dipakai.

    Misalnya: aturan-aturan sekolah mudah diterapkan. Buku-buku

    perpustakaan mudah dipinjam dan dikembalikan tepat waktu. Penjelasan

    guru di kelas mudah dimengerti siswa. Contoh soal mudah dipahami.

    Demonstrasi praktik mudah diterapkan siswa.

    8. Bentuk khusus (feature): keunggulan tertentu. Misalnya: sekolah unggul

    dengan hampir semua lulusannya diterima di universitas bermutu. Unggul

    dengan bahasa Inggrisnya. Unggul dengan penguasaan teknologi

    informasinya (komputerisasi). Ada yang unggul dengan karya ilmiah,

    kesenian atau olahraga.

  • 7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf

    7/19

    7

    9.

    Standar tertentu (conformance to specification): memenuhi standar tertentu.

    Misalnya: sekolah sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM),

    sekolah sudah memenuhi standar minimal ujian nasional atau sekolah sudah

    memenuhi ISO 9001:2000 atau sekolah sudah memenuhi TOEFL dengan

    skor 650.

    10.Konsistensi (Consistency): keajegan, konstan atau stabil. Misalnya: Mutu

    sekolah dari dahulu sampai sekarang tidak menurun seperti harus mengatrol

    nilai siswa-siswanya. Warga sekolah konsisten antara perkataan dengan

    perbuatan. Apabila berkata tidak berbohong, apabila berjanji ditepati dan

    apabila dipercaya tidak mengkhianati.

    11.Seragam (uniformity): tanpa variasi, tidak tercampur. Misalnya: sekolah

    menyeragamkan pakaian sekolah dan pakaian dinas. Sekolah melaksanakan

    aturan, tidak pandang bulu atau pilih kasih.

    12.Mampu melayani (serviceability): mampu memberikan pelayanan prima..

    Misalnya: sekolah menyediakan kotak saran dan saran-saran yang masuk

    mampu dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Sekolah mampu memberikan

    pelayanan prima kepada pelanggan sekolah sehingga semua pelanggan

    merasa puas.

    13.

    Ketepatan (Accruracy): ketepatan dalam pelayanan. Misalnya: Sekolah

    mampu memberikan pelayanan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan

    sekolah. Guru-guru tidak salah dalam menilai siswa-siswa. Semua warga

    sekolah bekerja dengan teliti. Jam Belajar di sekolah berlangsung tepat

    waktu.

    Mutu meliputi: 1) mutu produk, 2) mutu biaya, 3) mutu penyerahan, 4) mutu

    keselamatan, dan 5) mutu semangat / moril. Secara sederhana mutu memiliki

    karakteristik: 1) spesifikasi, 2) jumlah, 3) harga, dan 4) ketepatan waktu

    penyerahan.

  • 7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf

    8/19

    8

    3.

    Komponen Mutu.

    Komponen mutu merupakan merupakan bagian-bagian yang harus ada dalam

    upaya mewujudkan mutu. Bagian-bagian ini merupakan pendukung dan menjadi

    prasyarat dimilikinya mutu, beberapa komponen mutu yang dimaksud adalah:3

    a. Kepemimpinan yang berorieantasi pada mutu

    Manajer puncak harus mengarahkan upaya pencapaian tujuan secara

    terpadu dengan memberikan, menggunakan alat dan bahan yang

    komunikatif, menggunakan data dan mengidentifikasi orang-orang (SDM).

    Dalam implementasi TQM sebagai kunci proses, manajer puncak berperan

    sebagai penasehat, guru dan pimpinan.

    b. Pendidikan dan pelatihan (diklat)

    Perwujudan mutu didasarkan pada ketrampilan setiap pegawai dalam

    merencanakan, mengorganisasi, mengevaluasi dan mengembangkan

    barang/jasa sebagaimana tuntutan pelanggan. Pemahaman dan ketrampilan

    pegawai menjadi kunci untuk mewujudkan hal ini melalui aplikasi

    pemahaman dan kemampuannya.

    c.

    Struktur pendukung

    Manajer puncak akan memerlukan dukungan untuk melakukan perubahan

    yang dianggap perlu. Dukungan seperti ini dimungkinkan diperoleh dari

    luar melalui konsultan atau tim mutu, akan tetapi akan lebih baik diperoleh

    dari organisasi itu sendiri.

    d.

    Komunikasi

    Komunikasi harus dapat tersampaikan secara efektif dan manajer puncak

    dapat berkomunikasi kepada seluruh pegawai mengenai suatu komitmen

    yang sungguh-sungguh untuk melakukan perubahan dalam peningkatan

    mutu.

    3Tim dosen administrasi pendidikan UPI.Manajemen Pendidikan. (Bandung: Afabeta.

    2009). Hal: 302.

  • 7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf

    9/19

    9

    e.

    Ganjaran dan pengakuan

    Tim/individu yang berhasil menerapkan prinsip mutu dalam proses, harus

    diakui dan diberi ganjaran/apresiasi sebagaimana kemampuan organisasi,

    sehingga pegawai lainnya sebagai anggota organisasi akan mengetahui apa

    yang diharapkan.

    f. Pengukuran

    Evaluasi menjadi sangat penting dalam menetapkan proses manajeman

    mutu. Hasil pengukuran merupakan informasi umpan balik bagi manajer

    puncak mengenai kondisi riil bagaimana gambaran proses mutu yang ada

    dalam organisasi.

    B. Manajemen Mutu dalam Pendidikan

    Manajemen mutu adalah suatu cara dalam mengelola suatu organisasi yang

    bersifat komprehensif dan terintegrasi yang diarahkan dalam rangka memenuhi

    kebutuhan pelanggan secara konsisten dan mencapai peningkatan secara terus

    menerus dalam setiap aspek aktivitas organisasi.4

    Secara sederhana manajeman mutu dapat diartikan sebagai aktivitas

    manajemen untuk mengelola mutu, menurut Gasperz (1997), manajemen

    kualitas/mutu dapat dikatakan sebagai aktivitas dari fungsi manajemen secara

    keseluruhan yang menentukan kebijakan kualitas, tujuan, tanggung jawab serta

    mengimplementasikannya melalui alat-alat manajemen kualitas, seperti

    perencanaan kualitas, pengendalian kualitas, penjaminan kualitas, dan peningkatan

    kualitas.5

    Sasaran yang dituju dari manajemen mutu adalah meningkatkan mutu

    pekerjaan, memperbaiki prodiktivitas dan efisiensi melalui perbaikan kinerja dan

    peningkatan mutu kerja agar menghasilkan produk yang memuaskan atau

    memenuhi kebutuhan pelanggan. Jadi, manajemen mutu bukanlah seperangkat

    4Umiarso & Imam Gojali,Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan,

    (Jogjakarta: IRCiSoD, 2011), Hal: 116.5Arcaro Jerome S.Pendidikan Berbasis Mutu,( Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2006), Hal:132.

  • 7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf

    10/19

    10

    peraturan dan ketentuan yang kaku yang harus diikuti, melainkan seperangkat

    prosedur proses untuk memperbaiki kinerja dan meningkatkan mutu kerja.

    Pendidikan yang bermutu dan berkualitas merupakan harapan dan dambaan

    bagi setiap warga negara. Masyarakat, baik yang terorganisir dalam suatu lembaga

    pendidikan, maupun orang tua/wali murid, sangat berharap agar murid dan anak-

    anak mereka mendapatkan pendidikan yang bermutu agar kelak dapat bersaing

    dalam menjalani kehidupan. Untuk menjawab harapan masyarakat tersebut, setiap

    lembaga pendidikan hendaknya selalu berupaya agar pendidikan yang dikelolanya

    dapat menghasilkan produk yang berkualitas, yaitu produk yang dapat memuaskan

    para pelanggan.

    Praktik penyelenggaraan pendidikan dapat dikiaskan dengan proses

    produksi dalam sebuah perusahaan (industri). Hanya saja, produk yang dihasilkan

    lembaga pendidikan dalam bentuk jasa. Oleh karena itu lembaga pendidikan dapat

    dikatakan sebagai perusahaan jasa.6

    Dari prespektif ini, mutu dan kualitas layanan (jasa) yang dihasilkan

    merupakan ukuran mutu sebuah lembaga pendidikan. Yaitu sejauh mana kepuasaan

    pelanggan terhadap jasa yang dihasilkan.

    Menurut Mulyasa, sebagai industri jasa, mutu lembaga pendidikan dapat

    diukur dari pelayanan yang diberikan oleh pengelola pendidikan beserta seluruh

    karyawan kepada para pelanggan sesuai dengan standar mutu tertentu bukan hanya

    dalam bentuk kualitas lulusannya.7

    Sekolah dikatakan bermutu apabila mampu memberi layanan sesuai atau

    bahkan melebihi harapan guru, karyawan, peserta didik dan pihak-pihak lain yang

    terkait seperti orang tua, penyandang dana, pemerintah atau dunia kerja pengguna

    lulusan.

    Untuk memberikan jaminan terhadap mutu dan kualitas, lembaga

    pendidikan harus mengetahui dengan pasti apa yang dibutuhkan oleh

    pelanggannya. Lembaga pendidikan hendaknya selalu berupaya menyinergikan

    6Muhammad Ali,Penjaminan Mutu Pendidikan/ilmu dan aplikasi pendidikan, (Bandung:

    Pedagogiana press, 2007), Hal: 187.7Mulyasa E,Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

    Cetakan kelima 2005), Hal: 226.

  • 7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf

    11/19

    11

    berbagai komponen untuk melaksanakan manajemen mutu pendidikan yang

    dikelolanya agar dapat menjalankan tugas dan fungsi kependidikan. Untuk itu,

    kerjasama dengan semua komponen sekolah dalam manajemen harus menjadi

    prioritas. Komponen sekolah dimaksud adalah para pendidik, karyawan, peserta

    didik, orang tua/wali maupun masyarakat.8

    Untuk menghasilkan mutu pendidikan yang berkualitas diperlukan

    adanya kesolidan dari para pengajar dengan diterapkannya aturan yang jelas dan

    tegas dengan orientasi menghasilkan output yang berkualitas.

    Penerapan manajemen mutu terpadu dalam pendidikan bukanlah suatu

    proses perubahan jangka pendek, tetapi usaha jangka panjang yang konsisten dan

    terus menerus.

    Kurikulum yang berkualitaspun menjadi faktor penting dalam

    menghasilkan mutu pendidikan yang berkualitas, untuk itu perlu sinergi antara

    pengajar dan yang diajar dalam mengoptimalkan kurikulum agar maksud dari

    kurikulum tersebut dapat tersampaikan.

    Menurut tim dosen administrasi pendidikan UPI dalam bukunya

    Manajemen Pendidikan, Prinsip mutu menurut ISO adalah :9

    1. Customer Focused organization(orientasi pelanggan). Dalam hal ini

    penyedia jasa pendidikan harus memahami kebutuhan dan harapan

    pelanggan, serta sasaran atau tujuan dari lembaga pendidikan harus sejalan

    dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.

    2. Leadership, pemimpin dalam suatu lembaga pendidikan adalah

    komponen yang harus ada, karena ia menentukan kesatuan arah dan tujuan

    organisasi.

    3. Involvement of people, adalah keterlibatan orang-orang (SDM) yang

    dimiliki. Prinsip ini mengandung arti bahwa semua tingkatan merupakan

    esensi organisasi atau lembaga pendidikan dan memiliki kontribusi yang

    besar dalam kemajuan lembaga itu.

    8

    Mohammad Ali, Op.Cit274.9Tim dosen administrasi pendidikan UPI. Op Cit.Hal: 298.

  • 7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf

    12/19

    12

    4. Process approach, maksudnya adalah pengelolaan dalam mutu

    pendidikan harus dikelola dalam suatu proses.

    5. System approach to management, yaitu menggunakan pendekatan

    system pada manajemen.

    6. Continual improvement, yaitu peningkatan/perbaikan secara

    berkelanjutan.

    7. Factual approach to decision making,yaitu menggunakan pendekatan

    factual dalam pembuatan keputusan.

    8. Mutually bebefical supplier relationships, adalah memiliki hubungan

    yang saling menguntungkan dalam supplier.

    C. Manajemen Mutu Terpadu (TQM)

    1. Definisi Manajemen Mutu Pendidikan (TQM)

    Peranan manajemen mutu terpadu sangatlah penting dikaitkan dengan

    pelaksanaan pencapaian mutu di bidang pendidikan. Untuk berkinerja yang

    bermutu orang harus dapat mengidentifikasi siapa pelanggannya kemudian juga

    mengidentifikasi kebutuhan dan harapan pelanggannya. Untuk sebuah instansi

    pendidikan, mutu yang diharapkan adalah kualitas pendidikan yang dapat

    menghantarkan peserta didik mencapai tingkat terbaik dalam dunia pendidikan.

    Beberapa definisi mengenai Manajemen Mutu Terpadu (TQM) Pendidikan

    menurut para ahli yaitu:10

    1.

    Manajemen Mutu Terpadu (TQM) Pendidikan menurut Edward Sallisadalah sebuah filosofi tentang perbaikan secara terus menerus yang dapat

    memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan

    dalam memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan para pelanggannya saat

    ini dan untuk masa yang akan datang.

    10Edward Sallis, Total Quality Management in Edecation: Manajemen Mutu Pendidikan.

    (Yogyakarta: Irchisod, 2006), Hal: 73.

  • 7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf

    13/19

    13

    2.

    Manajemen Mutu Terpadu menurut Fandy Tjiptono & Anastasia Diana

    (1995) ialah suatu pendekatan dalam usaha memaksimalkan daya saing

    melalui perbaikan terus menerus atas jasa, manusia, produk dan lingkungan.

    3.

    Menurut West Burnham (1997) Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan

    ialah semua fungsi dari organisasi sekolah kedalam falsafah holistis yang

    dibangun berdasarkan konsep mutu, kerja tim, produktivitas, dan prestasi

    serta kepuasan pelanggan.

    2. Aplikasi TQM dalam Manajemen Pendidikan

    Dalam ranah pendidikan ada banyak hal yang perlu diperhatikan untuk

    memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan. Keberhasilan yang ditandai

    dengan tercapainya indicator tidak lepas dari kepuasan pelanggan dalam

    pemenuhan kebutuhannya. Ada berbagai cara untuk meningkatkan mutu

    pendidikan, salah satunya ada dengan TQM yaitu total quality manajemen.

    Pendidikan juga merupakan suatu aktifitas yang berfungsi untuk

    memberikan pelayanan jasa. Peserta didik merupakan input yang didalamnya

    mengalami proses belajar untuk menghasilkan output atau lulusan. Untuk

    menghasilkan output yang baik diperlukan cara yang baik pula, dengan demikian

    diperlukan pengelolaan mutu (kualitas) secara total (terpadu).

    Menurut eti rochaeti dkk, konsep dari TQM yang pertama kali dikemukakan

    oleh Nancy Warren mengandung makna every process, every job and every person.

    Pengertian TQM dibedakan menjadi dua aspek, aspek pertama didevinisakan

    sebagai sebuah pendekatan dalam menjalankan usaha yang berupaya

    memaksimumkan daya saing melalui penyempurnaan secara terus menerus atas

    produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan organisasi. Aspek kedua menyangkut

    cara mencapainya dan berkaitan dengan sepuluh karakteristik TQM yaitu:

    a) fokus pada pelanggan (internal dan external),

    b) berorientasi pada kualitas,

  • 7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf

    14/19

    14

    c) menggunakan pendekatan ilmiah,

    d) memiliki komitmen jangka panjang,

    e) kerjasama tim,

    f) menyempurnakan kualitas secara berkesinambungan,

    g) pendidikan dan pelatihan,

    h) menerapkan kebebasan yang terkendali,

    i) memiliki kesatuan tujuan,

    j) melibatkan dan memberdayakan karyawan.11

    Di dalam total quality management terdapat istilah 5 pilar yang didalamnya

    terdiri atas produk, proses, organisasi, pemimpin dan komitmen.

    Menurut creech, produk atau jasa merupakan titik pusat bagi tujuan dan

    prestasi sebuah organisasi. Kualitas produk dan jasa tidak mungkin ada tanpakualitas didalam proses. Kualitas dalam proses situ sendiri tidak mungkin terjadi

    tanpa adanya organisasi yang tepat. Organisasi akan menentukan kesehatan atau

    fitalitas keseluruhan system manajeman karena itu ditempatkan ditengah-tengah

    pilar TQM. Organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa kepemimpinan yang

    memadai. Komitmen yang kuat dari bawah keatas merupakan pilar pendukung bagi

    11

    Ety Rochaety dkk, Sistem Informasi Manajemen Pedidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006).Hal: 97.

    organisasi

    produkProses

    komitmenpemimpin

  • 7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf

    15/19

    15

    pilar-pilar lain.12Singkatnya menurut Azhar Arsyad kelima pilar itu terdiri dari:

    membina tekat yang kuat, perbaikan proses, pemberdayaan dalam organisasi,

    membantu setiap orang agar bekerja dengan baik dan berfokus pada pelanggan.13

    Dikutip dari Eti Rochaety dkk, dalam mempertahankan kualitas pelayanan

    jasa dan lembaga pendidikan menurut Gasperstz yang harus diperhatikan adalah

    atribut perbaikan kualitas jasa yang berkesinambungan.14

    1.

    Ketepatan waktu pelayanan hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan

    dengan lamanya pendidikan dan waktu proses pendidikan.

    2. Akurasi pelayanan berkaitan rehabilitasi pelayanan secara kontinu dan

    menekan kesalahan yang dilakukan dalam pelayanan.

    3. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan, terutama bagi

    mereka yang berinteraksi langsung dengan masyarakat umum, misalnya

    petugas operator telepon, public relation, staf pelayanan administrasi

    pendaftaran siswa/mahasiswa baru, petugas keamanan, dan semua yang

    terlibat padafront office(garis depan).

    4.

    Tanggung jawab berkaitan dengan penerimaan saran, penanganan keluhan

    dari masyarakat umum sebagai pemerhati.

    5. Kelengkapan menyangkut lingkup pelayanan dan ketersadiaan dan

    ketersediaan sarana pendukung, serta sarana pelayanan, yang saling

    menunjukkan dan melengkapi.

    6. Variasi model pelayanan, berkaitan dengan inovasi untuk memberikan pola

    baru dalam pelayanan lembaga pendidikan, misalnya menawarkan waktu

    pembelajaran yang fleksibel bagi mahasiswa yang memiliki peran ganda

    sebagai karyawan diberbagai instansi dan perusahaan.

    7.

    Kemudahan mendapatkan pelayanan, berkaitan dengan banyaknya cabang

    tempat belajar, misalnya untuk perguruan tinggi banyaknya cabang kampus

    yang berada di suatu area yang legal menurut ketentuan yang ditetapkan,

    12Ibid. Hal: 98.13

    Azhar Arsyad,Pokok-Pokok Manajemen, (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2003), Hal: 51.14Ety Rochaety dkk. Opcit.Hal : 109.

  • 7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf

    16/19

    16

    banyaknya tersedianya fasilitas pendukung pembelajaran, atau banyaknya

    staf administrasi yang terampil untuk melayani pelanggan.

    8. Pelayanan pribadi, berkaitan dengan fleksibilitas, penanganan khusus bagi

    sekelompok pelanggan yang meminta penanganan khusus.

    9. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, berkaitan dengan lokasi

    lembaga pendidikan, ruang tempat pelayanan, tempat parkir, ketersediaan

    informasi, petunjuk-petunjuk yang mudah diakses oleh pelanggan.

    10.Atribut pendukung pelayanan lainnya, seperti prasarana lingkungan

    lembaga pendidikan, kebersihan, fasilitas kantin, dan pelayanan kesehatan.

    Manajemen Mutu Terpadu (TQM) dalam bidang pendidikan tujuan

    akhirnya adalah untuk meningkatkan kualitas dan daya saing bagi lulusan dengan

    indikator adanya kompetensi sosial siswa/ lulusan yang tinggi. Untuk mencapai hal

    tersebut, implementasi TQM di dalam organisasi pendidikan sekolah perlu

    dilakukan dengan sungguh sungguh dan dengan sepenuh hati.15

    15Umiarso & Imam Gojali, Opcit Hal: 143.

  • 7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf

    17/19

    17

    BAB III

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Dari beberapa pengertian mutu yang diajukan oleh para pakar, dapat diambil

    kesimpulan bahwa mutu adalah suatu ukuran yang berhubungan dengan kepuasan

    pelanggan terhadap sebuah produk.

    Mutu dapat pula dipandang sebagai suatu yang absolut dan relatif. Mutu

    dipandang absolut jika memiliki standar yang sangat tinggi dan tidak dapat

    diungguli. Sedangkan mutu dipandang sebagai suatu yang relatif jika memiliki nilai

    terhadap penggunanya.

    Menurut Husaini Usman, Karakteristik dari mutu ini meliputi: 1) Kinerja,

    2) Waktu wajar, 3) Handal, 4) Daya tahan, 5) Indah, 6) Hubungan manusiawi, 7)

    Mudah penggunaannya, 8) Bentuk khusus, 9) Memiliki standar tertentu, 10)

    Konsistensi, 11) Seragam, 12) Mampu melayani dan 13) Ketetapan. Secarasederhana mutu memiliki karakteristik: 1) spesifikasi, 2) jumlah, 3) harga, dan 4)

    ketepatan waktu penyerahan.

    Sedangkan komponen yang harus ada dalam suatu upaya mewujudkan mutu

    adalah: 1) Kepemimpinan yang berorientasi pada mutu, 2) Pendidikan dan

    pelatiahan, 3) Struktur pendukung, 4) Komunikasi, 5) Ganjaran dan pengakuan, 6)

    Pengukuran.

    Praktik penyelenggaraan pendidikan dapat dikiaskan dengan proses

    produksi dalam sebuah perusahaan (industri). Hanya saja, produk yang dihasilkan

    lembaga pendidikan dalam bentuk jasa. Oleh karena itu lembaga pendidikan dapat

    dikatakan sebagai perusahaan jasa.

    Sekolah dikatakan bermutu apabila mampu memberi layanan sesuai atau

    bahkan melebihi harapan guru, karyawan, peserta didik, dan pihak-pihak lain yang

  • 7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf

    18/19

    18

    terkait seperti orang tua, penyandang dana, pemerintah atau dunia kerja pengguna

    lulusan.

    Salah satu upaya dalam meningkatkan mutu dalam pendidikan adalah

    Manajemen Mutu Terpadu (TQM) yang mana tujuan akhirnya adalah untuk

    meningkatkan kualitas dan daya saing bagi lulusan dengan indikator adanya

    kompetensi sosial siswa/ lulusan yang tinggi. Untuk mencapai hal tersebut,

    implementasi TQM di dalam organisasi pendidikan sekolah perlu dilakukan dengan

    sungguh sungguh dan dengan sepenuh hati.

  • 7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf

    19/19

    19

    DAFTAR PUSTAKA

    Arsyad Azhar. Pokok-Pokok Manajemen.(Jogjakarta: Pustaka Pelajar. 2003)

    Arcaro, Jerome S.Pendidikan Berbasis Mutu.(Yogyakarta: Pustaka Belajar.

    2006)

    Rochaety Ety, dkk. Sistem Informasi Manajemen Pedidikan. (Jakarta: Bumi

    Aksara. 2006)

    SallisEdward. Total Quality Management in Edecation: Manajemen Mutu

    Pendidikan. (Yogyakarta: Irchisod. 2006)

    Hadis, Abdul & B, Nurhayati.Manajemen Mutu Pendidikan. (Bandung: AlfaBeta.

    2010)

    Husaini, Usman.Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. (Jakarta:

    Bumi Aksara. 2009)

    Umiarso & Imam Gojali.Manajemen Mutu sekolah di era otonomi pendidikan.

    (Jogjakarta: Ircisod. 2011)

    Tim dosen administrasi pendidikan UPI.Manajemen Pendidikan. (Bandung:

    Afabeta, 2009)