tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf
-
Upload
rachmad-hidayat -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf
-
7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf
1/19
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi oleh
setiap manusia seperti halnya pangan, sandang, perumahan dan kesehatan.
Pendidikan adalah bagian dari masalah pokok suatu negara karena dengan
terbentuknya ssistem pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber tenaga
manusia unggul dan kompeten.
Saat ini pendidikan telah merebak hingga dipelosok negeri, namun memang
tidak semua telah merasakan apa itu pendidikan. Pembangunan infrastruktur
sekolah yang telah dilakukan oleh pemerintah maupun swasta semakin membantu
perkembangan pendidikan, bahkan di kota-kota besar semakin banyak
bermunculan sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta. Pembangunaninfrastruktur yang pesat juga harus diimbangi oleh terpenuhinya kualitas sumber
daya manusia yang ada. Sumber daya manusia yang dimaksud dapat meliputi
komponen-komponen pendidikan anatara lain guru, kepala sekolah, tenaga
administrasi, peserta didik dan lainnya. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif,
efektif dan efisien dalam proses pembangunan kalau tidak ingin bangsa ini kalah
bersaing dalam menjalani era globalisasi.
Pendidikan Indonesia saat ini dihadapkan dengan berbagai masalah pendidikan
antara lain tuntutan lulusan lembaga pendidikan yang bermutu demi menghadapi
ketatnya persaingan dalam lapangan kerja. Untuk mengantisipasi perubahan yang
begitu cepat serta tantangan yang semakin besar dan kompleks, tidak ada jalan lain
bagi pemerintah, dimana dalam fungsinya sebagai penyelenggara pembangunan di
bidang pendidikan, selain mengupayakan berbagai cara untuk meningkatkan daya
-
7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf
2/19
2
saing lulusan serta produk-produk akademik lainnya antara lain dicapai melalui
peningkatan mutu pendidikan.
Untuk menjamin mutu dan kualitas pendidikan, diperlukan perhatian yang
serius, baik oleh penyelenggaran pendidikan, pemerintah maupun masyarakat.
Sebab, dalam sistem pendidikan nasional sekarang ini, konsentarasi terhadap mutu
dan kualitas bukan semata-mata tanggungjawab sekolah dan pemerintah, tetapi
merupakan sinergi antara berbagai komponen termasuk masyarakat atau dalam
bahasa yang lebih dekat dengan peran serta orang tua. Oleh karena itu, masyarakat
harus sadar dan berkonsentrasi terhadap peningkatan mutu pendidikan. Untuk
melaksanakan penjaminan mutu tersebut, diperlukan kegiatan yang sistematis dan
terencana dalam bentuk manajemen mutu.
Manajemen mutu dalam pendidikan merupakan cara dalam mengatur semua
sumber daya pendidikan yang diarahkan agar semua orang yang terlibat di
dalamnya melaksanakan tugas dengan penuh semangat dan berpartisipasi dalam
perbaikan pelaksanaan pekerjaan sehingga menghasilkan jasa yang sesuai bahkan
melebihi harapan pelanggan.
Perbaikan mutu pendidikan harus segera dilakukan secara terus menerus dengan
cara memperbaiki manajemen mutu pendidikannya. Organisasi-organisasi
pendidikan memegang peranan awal dalam proses peningkatan mutu pendidikan
yang selanjutnya juga harus terus dikawal oleh masyarakat guna memenuhi harapan
dan target.. Untuk itu kami dalam makalah ini berusaha membahas mengenai mutu
pendidikan melalui pendekatan manajemen mutu terpadu.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dan karakteristik mutu ?
2.
Bagaimanakah pengertian manajemen mutu pendidikan ?
3. Bagaimanakah pengertian dan aplikasi manajemen mutu terpadu
(TQM) ?
-
7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf
3/19
3
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dan karakteristik mutu
2. Untuk mengetahui pengertian manajemen mutu pendidikan
3.
Untuk mengetahui pengertian dan aplikasi manajemen mutu terpadu
(TQM)
-
7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf
4/19
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi dan Karakteristik Mutu
1. Definisi Mutu
Beberapa konsep mutu yang diutarakan oleh Prof. Dr. H. Abdul Hadis,
M.Pd, dan Prof. Dr. Hj. Nurhayati B, M. Pd, dalam bukunya Manajemen Mutu
Pendidikan (2010:84) menurut para ahli yaitu:1
1. Menurut Juran (1993), mutu produk ialah kecocokan penggunaan produk
(fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
Kecocokan pengguna produk tersebut didasarkan atas lima ciri utama yaitu
(1) teknologi, yaitu kekuatan; (2) psikologis, yaitu rasa atau status; (3)
waktu, yaitu kehandalan; (4) kontraktual, yaitu ada jaminan; (5) etika, yaitu
sopan santun (Juran, 1993).
2. Menurut Crosby (1979:58) mutu ialah conformance to requirement, yaitu
sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki
mutu apabila sesuai dengan standar atau kriteria mutu yang telah ditentukan,
standar mutu tersebut meliputi bahan baku, proses produksi, dan produk jadi
(Crosby, 1979:58).
3. Menurut Deming (1982:176) mutu ialah kesesuaian dengan kebutuhan
pasar atau konsumen. Perusahaan yang bermutu ialah perusahaan yangmenguasai pangsa pasar karena hasil produksinya sesuai dengan kebutuhan
konsumen sehingga menimbulkan kepuasan bagi konsumen. Jika konsumen
merasa puas, mereka akan setia dalam membeli produk perusahaan baik
berupa barang maupun jasa.
4. Menurut Feigenbaum (1986:7) mutu adalah kepuasan pelanggan
sepenuhnya (full customer satisfication). Suatu produk dianggap bermutu
1Abdul Hadis & Nurhayati,Manajemen Mutu Pendidikan, (Bandung: AlfaBeta, 2010), Hal: 2.
-
7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf
5/19
5
apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu
sesuai dengan harapan konsumen atas produk yang dihasilkan.
5. Garvi dan Davis (1994) menyatakan mutu ialah suatu kondisi yang
berhubungan dengan produk, tenaga kerja, proses dan tugas serta
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan
Dari beberapa konsep mutu yang diutarakan oleh para ahli, dapat diambil
kesimpulan bahwa mutu merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan
kepuasan pelanggan terhadap sebuah produk.
Menurut Edward sallies mutu dapat dipandang sebagai konsep yang absolut
dan relatif.
a. Absolut : idealisme yang tidak dapat dikompromikan (restoran
mahal. sifat baik, cantik dan benar). Dalam hal ini mutu adalah bagian
dari standar yang sangat tinggi dan tidak dapat diungguli.
b. Relatif : sesuatu yang melekat pada sebuah produk yang sesuai
dengan kebutuhan pelanggan. Dalam hal ini produk yang bermutu tidak
harus mahal atau eksklusif, tetapi yang memiliki nilai terhadap
penggunanya.
2. Karakteristik Mutu
Menurut Husaini Usman (2009) dalam bukunya Manajemen: Teori, Praktik,
dan Riset Pendidikan, mengatakan bahwa mutu memiliki 13 karakteristik seperti
berikut ini:2
1. Kinerja (performa):berkaitan dengan aspek fungsional sekolah. Misalnya:
kinerja guru dalam mengajar baik, memberikan penjelasan meyakinkan,
sehat dan rajin mengajar dan menyiapkan bahan pelajaran lengkap. Pelayanan
administratif dan edukatif sekolah baik yang ditandai hasil belajar tinggi,
2
Usman Husaini,Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,2009), Hal : 512-513.
-
7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf
6/19
6
lulusannya banyak, putus sekolah sedikit dan yang lulus tepat waktu banyak.
Akibat kinerja yang baik, sekolah tersebut menjadi sekolah favorit.
2. Waktu wajar (timeliness): selesai dengan waktu yang wajar. Misalnya:
memulai dan mengakhiri pelajaran tepat waktu. Waktu ulangan tepat. Batas
waktu pemberian pekerjaan rumah wajar. Waktu untuk guru naik pangkat
wajar.
3.
Handal (reliability): usia pelayanan prima bertahan lama. Misalnya:
pelayanan prima yang diberikan sekolah bertahan dari tahun ke tahun, mutu
sekolah tetap bertahan dari tahun ke tahun. Sebagai sekolah favorit bertahan
dari tahun ke tahun. Sekolah menjadi juara tertentu bertahan dari tahun ke
tahun. Guru jarang sakit. Kerja keras guru bertahan dari tahun ke tahun.
4. Daya tahan (durability), tahan banting. Misalnya: meskipun krisis moneter,
sekolah masih tetap bertahan, tidak tutup. Siswa dan guru tidak putus asa
dan selalu sehat
5. Indah (aestetics). Misalnya: eksterior dan interior sekolah ditata menarik.
Taman ditanami bunga dan terpelihara dengan baik. Guru-guru membuat
media pendidikan yang menarik. Warga sekolah berpenampilan rapi.
6. Hubungan manusiawi (personal interface): menjunjung tinggi nilai-nilai
moral dan profesionalisme. Misalnya: warga sekolah saling menghormati,
baik warga intern maupun ektern sekolah, demokratis dan menghargai
profesionalisme.
7.
Mudah penggunaannya (easy of use). Sarana dan prasarana mudah dipakai.
Misalnya: aturan-aturan sekolah mudah diterapkan. Buku-buku
perpustakaan mudah dipinjam dan dikembalikan tepat waktu. Penjelasan
guru di kelas mudah dimengerti siswa. Contoh soal mudah dipahami.
Demonstrasi praktik mudah diterapkan siswa.
8. Bentuk khusus (feature): keunggulan tertentu. Misalnya: sekolah unggul
dengan hampir semua lulusannya diterima di universitas bermutu. Unggul
dengan bahasa Inggrisnya. Unggul dengan penguasaan teknologi
informasinya (komputerisasi). Ada yang unggul dengan karya ilmiah,
kesenian atau olahraga.
-
7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf
7/19
7
9.
Standar tertentu (conformance to specification): memenuhi standar tertentu.
Misalnya: sekolah sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM),
sekolah sudah memenuhi standar minimal ujian nasional atau sekolah sudah
memenuhi ISO 9001:2000 atau sekolah sudah memenuhi TOEFL dengan
skor 650.
10.Konsistensi (Consistency): keajegan, konstan atau stabil. Misalnya: Mutu
sekolah dari dahulu sampai sekarang tidak menurun seperti harus mengatrol
nilai siswa-siswanya. Warga sekolah konsisten antara perkataan dengan
perbuatan. Apabila berkata tidak berbohong, apabila berjanji ditepati dan
apabila dipercaya tidak mengkhianati.
11.Seragam (uniformity): tanpa variasi, tidak tercampur. Misalnya: sekolah
menyeragamkan pakaian sekolah dan pakaian dinas. Sekolah melaksanakan
aturan, tidak pandang bulu atau pilih kasih.
12.Mampu melayani (serviceability): mampu memberikan pelayanan prima..
Misalnya: sekolah menyediakan kotak saran dan saran-saran yang masuk
mampu dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Sekolah mampu memberikan
pelayanan prima kepada pelanggan sekolah sehingga semua pelanggan
merasa puas.
13.
Ketepatan (Accruracy): ketepatan dalam pelayanan. Misalnya: Sekolah
mampu memberikan pelayanan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan
sekolah. Guru-guru tidak salah dalam menilai siswa-siswa. Semua warga
sekolah bekerja dengan teliti. Jam Belajar di sekolah berlangsung tepat
waktu.
Mutu meliputi: 1) mutu produk, 2) mutu biaya, 3) mutu penyerahan, 4) mutu
keselamatan, dan 5) mutu semangat / moril. Secara sederhana mutu memiliki
karakteristik: 1) spesifikasi, 2) jumlah, 3) harga, dan 4) ketepatan waktu
penyerahan.
-
7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf
8/19
8
3.
Komponen Mutu.
Komponen mutu merupakan merupakan bagian-bagian yang harus ada dalam
upaya mewujudkan mutu. Bagian-bagian ini merupakan pendukung dan menjadi
prasyarat dimilikinya mutu, beberapa komponen mutu yang dimaksud adalah:3
a. Kepemimpinan yang berorieantasi pada mutu
Manajer puncak harus mengarahkan upaya pencapaian tujuan secara
terpadu dengan memberikan, menggunakan alat dan bahan yang
komunikatif, menggunakan data dan mengidentifikasi orang-orang (SDM).
Dalam implementasi TQM sebagai kunci proses, manajer puncak berperan
sebagai penasehat, guru dan pimpinan.
b. Pendidikan dan pelatihan (diklat)
Perwujudan mutu didasarkan pada ketrampilan setiap pegawai dalam
merencanakan, mengorganisasi, mengevaluasi dan mengembangkan
barang/jasa sebagaimana tuntutan pelanggan. Pemahaman dan ketrampilan
pegawai menjadi kunci untuk mewujudkan hal ini melalui aplikasi
pemahaman dan kemampuannya.
c.
Struktur pendukung
Manajer puncak akan memerlukan dukungan untuk melakukan perubahan
yang dianggap perlu. Dukungan seperti ini dimungkinkan diperoleh dari
luar melalui konsultan atau tim mutu, akan tetapi akan lebih baik diperoleh
dari organisasi itu sendiri.
d.
Komunikasi
Komunikasi harus dapat tersampaikan secara efektif dan manajer puncak
dapat berkomunikasi kepada seluruh pegawai mengenai suatu komitmen
yang sungguh-sungguh untuk melakukan perubahan dalam peningkatan
mutu.
3Tim dosen administrasi pendidikan UPI.Manajemen Pendidikan. (Bandung: Afabeta.
2009). Hal: 302.
-
7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf
9/19
9
e.
Ganjaran dan pengakuan
Tim/individu yang berhasil menerapkan prinsip mutu dalam proses, harus
diakui dan diberi ganjaran/apresiasi sebagaimana kemampuan organisasi,
sehingga pegawai lainnya sebagai anggota organisasi akan mengetahui apa
yang diharapkan.
f. Pengukuran
Evaluasi menjadi sangat penting dalam menetapkan proses manajeman
mutu. Hasil pengukuran merupakan informasi umpan balik bagi manajer
puncak mengenai kondisi riil bagaimana gambaran proses mutu yang ada
dalam organisasi.
B. Manajemen Mutu dalam Pendidikan
Manajemen mutu adalah suatu cara dalam mengelola suatu organisasi yang
bersifat komprehensif dan terintegrasi yang diarahkan dalam rangka memenuhi
kebutuhan pelanggan secara konsisten dan mencapai peningkatan secara terus
menerus dalam setiap aspek aktivitas organisasi.4
Secara sederhana manajeman mutu dapat diartikan sebagai aktivitas
manajemen untuk mengelola mutu, menurut Gasperz (1997), manajemen
kualitas/mutu dapat dikatakan sebagai aktivitas dari fungsi manajemen secara
keseluruhan yang menentukan kebijakan kualitas, tujuan, tanggung jawab serta
mengimplementasikannya melalui alat-alat manajemen kualitas, seperti
perencanaan kualitas, pengendalian kualitas, penjaminan kualitas, dan peningkatan
kualitas.5
Sasaran yang dituju dari manajemen mutu adalah meningkatkan mutu
pekerjaan, memperbaiki prodiktivitas dan efisiensi melalui perbaikan kinerja dan
peningkatan mutu kerja agar menghasilkan produk yang memuaskan atau
memenuhi kebutuhan pelanggan. Jadi, manajemen mutu bukanlah seperangkat
4Umiarso & Imam Gojali,Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan,
(Jogjakarta: IRCiSoD, 2011), Hal: 116.5Arcaro Jerome S.Pendidikan Berbasis Mutu,( Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2006), Hal:132.
-
7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf
10/19
10
peraturan dan ketentuan yang kaku yang harus diikuti, melainkan seperangkat
prosedur proses untuk memperbaiki kinerja dan meningkatkan mutu kerja.
Pendidikan yang bermutu dan berkualitas merupakan harapan dan dambaan
bagi setiap warga negara. Masyarakat, baik yang terorganisir dalam suatu lembaga
pendidikan, maupun orang tua/wali murid, sangat berharap agar murid dan anak-
anak mereka mendapatkan pendidikan yang bermutu agar kelak dapat bersaing
dalam menjalani kehidupan. Untuk menjawab harapan masyarakat tersebut, setiap
lembaga pendidikan hendaknya selalu berupaya agar pendidikan yang dikelolanya
dapat menghasilkan produk yang berkualitas, yaitu produk yang dapat memuaskan
para pelanggan.
Praktik penyelenggaraan pendidikan dapat dikiaskan dengan proses
produksi dalam sebuah perusahaan (industri). Hanya saja, produk yang dihasilkan
lembaga pendidikan dalam bentuk jasa. Oleh karena itu lembaga pendidikan dapat
dikatakan sebagai perusahaan jasa.6
Dari prespektif ini, mutu dan kualitas layanan (jasa) yang dihasilkan
merupakan ukuran mutu sebuah lembaga pendidikan. Yaitu sejauh mana kepuasaan
pelanggan terhadap jasa yang dihasilkan.
Menurut Mulyasa, sebagai industri jasa, mutu lembaga pendidikan dapat
diukur dari pelayanan yang diberikan oleh pengelola pendidikan beserta seluruh
karyawan kepada para pelanggan sesuai dengan standar mutu tertentu bukan hanya
dalam bentuk kualitas lulusannya.7
Sekolah dikatakan bermutu apabila mampu memberi layanan sesuai atau
bahkan melebihi harapan guru, karyawan, peserta didik dan pihak-pihak lain yang
terkait seperti orang tua, penyandang dana, pemerintah atau dunia kerja pengguna
lulusan.
Untuk memberikan jaminan terhadap mutu dan kualitas, lembaga
pendidikan harus mengetahui dengan pasti apa yang dibutuhkan oleh
pelanggannya. Lembaga pendidikan hendaknya selalu berupaya menyinergikan
6Muhammad Ali,Penjaminan Mutu Pendidikan/ilmu dan aplikasi pendidikan, (Bandung:
Pedagogiana press, 2007), Hal: 187.7Mulyasa E,Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
Cetakan kelima 2005), Hal: 226.
-
7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf
11/19
11
berbagai komponen untuk melaksanakan manajemen mutu pendidikan yang
dikelolanya agar dapat menjalankan tugas dan fungsi kependidikan. Untuk itu,
kerjasama dengan semua komponen sekolah dalam manajemen harus menjadi
prioritas. Komponen sekolah dimaksud adalah para pendidik, karyawan, peserta
didik, orang tua/wali maupun masyarakat.8
Untuk menghasilkan mutu pendidikan yang berkualitas diperlukan
adanya kesolidan dari para pengajar dengan diterapkannya aturan yang jelas dan
tegas dengan orientasi menghasilkan output yang berkualitas.
Penerapan manajemen mutu terpadu dalam pendidikan bukanlah suatu
proses perubahan jangka pendek, tetapi usaha jangka panjang yang konsisten dan
terus menerus.
Kurikulum yang berkualitaspun menjadi faktor penting dalam
menghasilkan mutu pendidikan yang berkualitas, untuk itu perlu sinergi antara
pengajar dan yang diajar dalam mengoptimalkan kurikulum agar maksud dari
kurikulum tersebut dapat tersampaikan.
Menurut tim dosen administrasi pendidikan UPI dalam bukunya
Manajemen Pendidikan, Prinsip mutu menurut ISO adalah :9
1. Customer Focused organization(orientasi pelanggan). Dalam hal ini
penyedia jasa pendidikan harus memahami kebutuhan dan harapan
pelanggan, serta sasaran atau tujuan dari lembaga pendidikan harus sejalan
dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.
2. Leadership, pemimpin dalam suatu lembaga pendidikan adalah
komponen yang harus ada, karena ia menentukan kesatuan arah dan tujuan
organisasi.
3. Involvement of people, adalah keterlibatan orang-orang (SDM) yang
dimiliki. Prinsip ini mengandung arti bahwa semua tingkatan merupakan
esensi organisasi atau lembaga pendidikan dan memiliki kontribusi yang
besar dalam kemajuan lembaga itu.
8
Mohammad Ali, Op.Cit274.9Tim dosen administrasi pendidikan UPI. Op Cit.Hal: 298.
-
7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf
12/19
12
4. Process approach, maksudnya adalah pengelolaan dalam mutu
pendidikan harus dikelola dalam suatu proses.
5. System approach to management, yaitu menggunakan pendekatan
system pada manajemen.
6. Continual improvement, yaitu peningkatan/perbaikan secara
berkelanjutan.
7. Factual approach to decision making,yaitu menggunakan pendekatan
factual dalam pembuatan keputusan.
8. Mutually bebefical supplier relationships, adalah memiliki hubungan
yang saling menguntungkan dalam supplier.
C. Manajemen Mutu Terpadu (TQM)
1. Definisi Manajemen Mutu Pendidikan (TQM)
Peranan manajemen mutu terpadu sangatlah penting dikaitkan dengan
pelaksanaan pencapaian mutu di bidang pendidikan. Untuk berkinerja yang
bermutu orang harus dapat mengidentifikasi siapa pelanggannya kemudian juga
mengidentifikasi kebutuhan dan harapan pelanggannya. Untuk sebuah instansi
pendidikan, mutu yang diharapkan adalah kualitas pendidikan yang dapat
menghantarkan peserta didik mencapai tingkat terbaik dalam dunia pendidikan.
Beberapa definisi mengenai Manajemen Mutu Terpadu (TQM) Pendidikan
menurut para ahli yaitu:10
1.
Manajemen Mutu Terpadu (TQM) Pendidikan menurut Edward Sallisadalah sebuah filosofi tentang perbaikan secara terus menerus yang dapat
memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan
dalam memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan para pelanggannya saat
ini dan untuk masa yang akan datang.
10Edward Sallis, Total Quality Management in Edecation: Manajemen Mutu Pendidikan.
(Yogyakarta: Irchisod, 2006), Hal: 73.
-
7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf
13/19
13
2.
Manajemen Mutu Terpadu menurut Fandy Tjiptono & Anastasia Diana
(1995) ialah suatu pendekatan dalam usaha memaksimalkan daya saing
melalui perbaikan terus menerus atas jasa, manusia, produk dan lingkungan.
3.
Menurut West Burnham (1997) Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan
ialah semua fungsi dari organisasi sekolah kedalam falsafah holistis yang
dibangun berdasarkan konsep mutu, kerja tim, produktivitas, dan prestasi
serta kepuasan pelanggan.
2. Aplikasi TQM dalam Manajemen Pendidikan
Dalam ranah pendidikan ada banyak hal yang perlu diperhatikan untuk
memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan. Keberhasilan yang ditandai
dengan tercapainya indicator tidak lepas dari kepuasan pelanggan dalam
pemenuhan kebutuhannya. Ada berbagai cara untuk meningkatkan mutu
pendidikan, salah satunya ada dengan TQM yaitu total quality manajemen.
Pendidikan juga merupakan suatu aktifitas yang berfungsi untuk
memberikan pelayanan jasa. Peserta didik merupakan input yang didalamnya
mengalami proses belajar untuk menghasilkan output atau lulusan. Untuk
menghasilkan output yang baik diperlukan cara yang baik pula, dengan demikian
diperlukan pengelolaan mutu (kualitas) secara total (terpadu).
Menurut eti rochaeti dkk, konsep dari TQM yang pertama kali dikemukakan
oleh Nancy Warren mengandung makna every process, every job and every person.
Pengertian TQM dibedakan menjadi dua aspek, aspek pertama didevinisakan
sebagai sebuah pendekatan dalam menjalankan usaha yang berupaya
memaksimumkan daya saing melalui penyempurnaan secara terus menerus atas
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan organisasi. Aspek kedua menyangkut
cara mencapainya dan berkaitan dengan sepuluh karakteristik TQM yaitu:
a) fokus pada pelanggan (internal dan external),
b) berorientasi pada kualitas,
-
7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf
14/19
14
c) menggunakan pendekatan ilmiah,
d) memiliki komitmen jangka panjang,
e) kerjasama tim,
f) menyempurnakan kualitas secara berkesinambungan,
g) pendidikan dan pelatihan,
h) menerapkan kebebasan yang terkendali,
i) memiliki kesatuan tujuan,
j) melibatkan dan memberdayakan karyawan.11
Di dalam total quality management terdapat istilah 5 pilar yang didalamnya
terdiri atas produk, proses, organisasi, pemimpin dan komitmen.
Menurut creech, produk atau jasa merupakan titik pusat bagi tujuan dan
prestasi sebuah organisasi. Kualitas produk dan jasa tidak mungkin ada tanpakualitas didalam proses. Kualitas dalam proses situ sendiri tidak mungkin terjadi
tanpa adanya organisasi yang tepat. Organisasi akan menentukan kesehatan atau
fitalitas keseluruhan system manajeman karena itu ditempatkan ditengah-tengah
pilar TQM. Organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa kepemimpinan yang
memadai. Komitmen yang kuat dari bawah keatas merupakan pilar pendukung bagi
11
Ety Rochaety dkk, Sistem Informasi Manajemen Pedidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006).Hal: 97.
organisasi
produkProses
komitmenpemimpin
-
7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf
15/19
15
pilar-pilar lain.12Singkatnya menurut Azhar Arsyad kelima pilar itu terdiri dari:
membina tekat yang kuat, perbaikan proses, pemberdayaan dalam organisasi,
membantu setiap orang agar bekerja dengan baik dan berfokus pada pelanggan.13
Dikutip dari Eti Rochaety dkk, dalam mempertahankan kualitas pelayanan
jasa dan lembaga pendidikan menurut Gasperstz yang harus diperhatikan adalah
atribut perbaikan kualitas jasa yang berkesinambungan.14
1.
Ketepatan waktu pelayanan hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan
dengan lamanya pendidikan dan waktu proses pendidikan.
2. Akurasi pelayanan berkaitan rehabilitasi pelayanan secara kontinu dan
menekan kesalahan yang dilakukan dalam pelayanan.
3. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan, terutama bagi
mereka yang berinteraksi langsung dengan masyarakat umum, misalnya
petugas operator telepon, public relation, staf pelayanan administrasi
pendaftaran siswa/mahasiswa baru, petugas keamanan, dan semua yang
terlibat padafront office(garis depan).
4.
Tanggung jawab berkaitan dengan penerimaan saran, penanganan keluhan
dari masyarakat umum sebagai pemerhati.
5. Kelengkapan menyangkut lingkup pelayanan dan ketersadiaan dan
ketersediaan sarana pendukung, serta sarana pelayanan, yang saling
menunjukkan dan melengkapi.
6. Variasi model pelayanan, berkaitan dengan inovasi untuk memberikan pola
baru dalam pelayanan lembaga pendidikan, misalnya menawarkan waktu
pembelajaran yang fleksibel bagi mahasiswa yang memiliki peran ganda
sebagai karyawan diberbagai instansi dan perusahaan.
7.
Kemudahan mendapatkan pelayanan, berkaitan dengan banyaknya cabang
tempat belajar, misalnya untuk perguruan tinggi banyaknya cabang kampus
yang berada di suatu area yang legal menurut ketentuan yang ditetapkan,
12Ibid. Hal: 98.13
Azhar Arsyad,Pokok-Pokok Manajemen, (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2003), Hal: 51.14Ety Rochaety dkk. Opcit.Hal : 109.
-
7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf
16/19
16
banyaknya tersedianya fasilitas pendukung pembelajaran, atau banyaknya
staf administrasi yang terampil untuk melayani pelanggan.
8. Pelayanan pribadi, berkaitan dengan fleksibilitas, penanganan khusus bagi
sekelompok pelanggan yang meminta penanganan khusus.
9. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, berkaitan dengan lokasi
lembaga pendidikan, ruang tempat pelayanan, tempat parkir, ketersediaan
informasi, petunjuk-petunjuk yang mudah diakses oleh pelanggan.
10.Atribut pendukung pelayanan lainnya, seperti prasarana lingkungan
lembaga pendidikan, kebersihan, fasilitas kantin, dan pelayanan kesehatan.
Manajemen Mutu Terpadu (TQM) dalam bidang pendidikan tujuan
akhirnya adalah untuk meningkatkan kualitas dan daya saing bagi lulusan dengan
indikator adanya kompetensi sosial siswa/ lulusan yang tinggi. Untuk mencapai hal
tersebut, implementasi TQM di dalam organisasi pendidikan sekolah perlu
dilakukan dengan sungguh sungguh dan dengan sepenuh hati.15
15Umiarso & Imam Gojali, Opcit Hal: 143.
-
7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf
17/19
17
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari beberapa pengertian mutu yang diajukan oleh para pakar, dapat diambil
kesimpulan bahwa mutu adalah suatu ukuran yang berhubungan dengan kepuasan
pelanggan terhadap sebuah produk.
Mutu dapat pula dipandang sebagai suatu yang absolut dan relatif. Mutu
dipandang absolut jika memiliki standar yang sangat tinggi dan tidak dapat
diungguli. Sedangkan mutu dipandang sebagai suatu yang relatif jika memiliki nilai
terhadap penggunanya.
Menurut Husaini Usman, Karakteristik dari mutu ini meliputi: 1) Kinerja,
2) Waktu wajar, 3) Handal, 4) Daya tahan, 5) Indah, 6) Hubungan manusiawi, 7)
Mudah penggunaannya, 8) Bentuk khusus, 9) Memiliki standar tertentu, 10)
Konsistensi, 11) Seragam, 12) Mampu melayani dan 13) Ketetapan. Secarasederhana mutu memiliki karakteristik: 1) spesifikasi, 2) jumlah, 3) harga, dan 4)
ketepatan waktu penyerahan.
Sedangkan komponen yang harus ada dalam suatu upaya mewujudkan mutu
adalah: 1) Kepemimpinan yang berorientasi pada mutu, 2) Pendidikan dan
pelatiahan, 3) Struktur pendukung, 4) Komunikasi, 5) Ganjaran dan pengakuan, 6)
Pengukuran.
Praktik penyelenggaraan pendidikan dapat dikiaskan dengan proses
produksi dalam sebuah perusahaan (industri). Hanya saja, produk yang dihasilkan
lembaga pendidikan dalam bentuk jasa. Oleh karena itu lembaga pendidikan dapat
dikatakan sebagai perusahaan jasa.
Sekolah dikatakan bermutu apabila mampu memberi layanan sesuai atau
bahkan melebihi harapan guru, karyawan, peserta didik, dan pihak-pihak lain yang
-
7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf
18/19
18
terkait seperti orang tua, penyandang dana, pemerintah atau dunia kerja pengguna
lulusan.
Salah satu upaya dalam meningkatkan mutu dalam pendidikan adalah
Manajemen Mutu Terpadu (TQM) yang mana tujuan akhirnya adalah untuk
meningkatkan kualitas dan daya saing bagi lulusan dengan indikator adanya
kompetensi sosial siswa/ lulusan yang tinggi. Untuk mencapai hal tersebut,
implementasi TQM di dalam organisasi pendidikan sekolah perlu dilakukan dengan
sungguh sungguh dan dengan sepenuh hati.
-
7/25/2019 tqmmanajemenmututerpadu-141105031425-conversion-gate01.pdf
19/19
19
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad Azhar. Pokok-Pokok Manajemen.(Jogjakarta: Pustaka Pelajar. 2003)
Arcaro, Jerome S.Pendidikan Berbasis Mutu.(Yogyakarta: Pustaka Belajar.
2006)
Rochaety Ety, dkk. Sistem Informasi Manajemen Pedidikan. (Jakarta: Bumi
Aksara. 2006)
SallisEdward. Total Quality Management in Edecation: Manajemen Mutu
Pendidikan. (Yogyakarta: Irchisod. 2006)
Hadis, Abdul & B, Nurhayati.Manajemen Mutu Pendidikan. (Bandung: AlfaBeta.
2010)
Husaini, Usman.Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. (Jakarta:
Bumi Aksara. 2009)
Umiarso & Imam Gojali.Manajemen Mutu sekolah di era otonomi pendidikan.
(Jogjakarta: Ircisod. 2011)
Tim dosen administrasi pendidikan UPI.Manajemen Pendidikan. (Bandung:
Afabeta, 2009)