Tpt Jagung Bab 1,2,3 [Fix]

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia, jagung merupakan bahan pangan pokok kedua setelah beras, terutama banyak dikonsumsi di pedesaan. Jagung banyak diproduksi dan dikonsumsi terutama di daerah marginal, karena mempunyai daya adaptasi yang luas (Widowati, 2012). Pada tahun 1966 konsumsi jagung hanya 26,2 kg per kapita per tahun dan meningkat menjadi 41,0 kg per kapita per tahun pada tahun 1999. Walaupun konsumsi jagung lebih rendah namun 14% dari produksi jagung digunakan untuk diversifikasi bahan pangan seperti industri tepung, minyak, dan juga untuk industri bahan pakan ternak (Pakpahan, 2007). Limbah tanaman jagung juga dapat digunakan sebagai pakan ternak. Sebagai tanaman tropik jagung dapat berproduksi tinggi jika dibudidayakan pada lingkungan yang sesuai, dengan menggunakan teknologi agronomi yang tepat. Tanaman jagung tumbuh baik pada daerah dataran rendah hingga dataran tinggi pada ketinggian sekitar 2200 m dpl, membutuhkan curah hujan sekitar 600 mm – 1200 mm per tahun dengan temperatur rata-rata antara 14-30⁰C. Jenis tanah yang sesuai untuk jagung adalah tanah Alluvial atau

description

teknologi produksi tanaman

Transcript of Tpt Jagung Bab 1,2,3 [Fix]

Page 1: Tpt Jagung Bab 1,2,3 [Fix]

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Di Indonesia, jagung merupakan bahan pangan pokok kedua setelah beras,

terutama banyak dikonsumsi di pedesaan. Jagung banyak diproduksi dan

dikonsumsi terutama di daerah marginal, karena mempunyai daya adaptasi

yang luas (Widowati, 2012). Pada tahun 1966 konsumsi jagung hanya 26,2 kg

per kapita per tahun dan meningkat menjadi 41,0 kg per kapita per tahun pada

tahun 1999. Walaupun konsumsi jagung lebih rendah namun 14% dari

produksi jagung digunakan untuk diversifikasi bahan pangan seperti industri

tepung, minyak, dan juga untuk industri bahan pakan ternak (Pakpahan, 2007).

Limbah tanaman jagung juga dapat digunakan sebagai pakan ternak.

Sebagai tanaman tropik jagung dapat berproduksi tinggi jika

dibudidayakan pada lingkungan yang sesuai, dengan menggunakan teknologi

agronomi yang tepat. Tanaman jagung tumbuh baik pada daerah dataran

rendah hingga dataran tinggi pada ketinggian sekitar 2200 m dpl,

membutuhkan curah hujan sekitar 600 mm – 1200 mm per tahun dengan

temperatur rata-rata antara 14-30⁰C. Jenis tanah yang sesuai untuk jagung

adalah tanah Alluvial atau tanah lempung yang subur dan bebas dari genangan

air (Kartasapoetra, 1988).

Dalam teknologi produksi, penggunaan teknologi agronomi yang tepat

untuk menanam jagung diharapkan dapat meningkatkan produksinya. Salah

satunya yaitu dengan mengunakan perlakuan pengaturan jarak tanam. Jarak

tanam menentukan populasi, semakin rapat jarak tanamnya semakin banyak

populasinya. Menurut Badan Pengendali Bimas (1997) pengaturan jarak

tanam yang tepat dapat memperkecil persaingan antara tanaman dalam hal

pengembalian unsur hara, air, sinar matahari dan ruang tumbuh tanaman.

Selain itu jarak tanam yang tepat juga dapat menekan pertumbuhan gulma,

sehingga persaingan tanaman dengan gulma dapat dihindari (Anonim, 2012b).

Oleh karena itu jarak tanam harus diatur untuk mendapatkan populasi yang

optimum sehingga diperoleh hasil yang maksimum (Febrina, 2012).

Page 2: Tpt Jagung Bab 1,2,3 [Fix]

1.2 Tujuan

Tujuan praktikum teknologi produksi tanaman dalam budidaya komoditas

jagung ini adalah untuk mengoptimalkan hasil budidaya komoditas jagung

dengan menggunakan teknologi produksi seperti penggunaan perlakuan jarak

tanam 70 x 20 cm, ada pun tujuan dari perlakuan jarak tanam 70 x 20 cm ini

adalah untuk mengoptimalkan hasil dengan cara mengurangi kompetisi unsur

hara, air dan cahaya antar tanaman atau dengan gulma.

Page 3: Tpt Jagung Bab 1,2,3 [Fix]

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Produksi Tanaman Jagung di Indonesia

Di Indonesia jagung merupakan bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Di beberapa daerah di Indonesia jagung dijadikan sebagai bahan pangan utama, dan juga sebagai bahan pakan ternak dan industri

Menurut Berita Resmi Stratistik (2015), produksi jagung pada tahun 2013 sebanyak 18.511.853 ton pipilan kering, kemudian naik sebanyak 496.573 ton pada tahun 2014 menjadi 19.008.426 ton. Pada tahun 2015 terjadi peningkatan yang cukup tinggi dengan selisih produksi jagung tahun 2014-2015 sebanyak 1.658.276 ton dengan jumlah produksi mencapai 20.666.702 ton.

Uraian 2013 2014 2015(ARAM I)

Perkembangan2013-2014 2014-2015

Absolut % Absolut %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Luas Panen (ha)- Jawa 1.958.883 1.954.175 1.992.667 -4.708 -0,24 38.492 1,97- Luar Jawa 1.862.621 1.882.844 2.004.832 20.223 1,09 121.988 6,48- Indonesia 3.821.504 3.837.019 3.997.499 15.515 0,41 160.480 4,18

2. Produktivitas (ku/ha)- Jawa 51,54 51,98 54,67 0,44 0,85 2,69 5,18- Luar Jawa 45,19 47,00 48,75 1,81 4,01 1,75 3,72- Indonesia 48,44 49,54 51,70 1,10 2,27 2,16 4,36

3. Produksi (ton)- Jawa 10.095.486 10.158.725 10.892.960 63.239 0,63 734.235 7,23- Luar Jawa 8.416.367 8.849.701 9.773.742 433.334 5,15 924.041 10,44- Indonesia 18.511.853 19.008.426 20.666.702 496.573 2,68 1.658.276 8,72

Keterangan: Kualitas produksi Jagung adalah pipilan kering

Sumber: Berita Resmi Statistik Produksi Jagung 2015

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Jagung Menurut Wilayah, 2013-2015

Dalam rangka meningkatkan Produktivitas Jagung Kementerian Pertanian

menyebutkan dalam Pedoman Teknis GP-PTT Jagung Tahun 2015 bahwa

Page 4: Tpt Jagung Bab 1,2,3 [Fix]

Peningkatan produktivitas dilakukan melalui upaya penerapan pengelolaan

tanaman terpadu (PTT) dengan komponen utama meliputi pemakaian benih

varietas unggul bermutu termasuk jagung hibrida dan jagung komposit,

peningkatan populasi dengan pengaturan jarak tanam 75 cm x 20 cm atau 70

cm x 20 cm, satu biji per lubang atau 75 cm x 40 cm atau 70 cm x 40 cm, dua

biji per lubang, pemupukan berimbang dan pemakaian pupuk organik, pupuk

bio-hayati, pengapuran pada tanah masam dan pengelolaan pengairan. Selain

itu, untuk memastikan PTT diterapkan maka dilakukan pengawalan,

pendampingan agar jika ada masalah di lapangan dapat ditangani lebih dini.

Strategi peningkatan produktivitas terutama dilaksanakan di wilayah yang

sudah tidak memungkinkan dilakukan perluasan areal tanam, sehingga dengan

penerapan teknologi spesifik lokasi produktivitas tanaman diharapkan masih

dapat ditingkatkan.

2.2 Botani tanaman jagung

2.2.1 Klasifikasi

Klasifikasi tanaman jagung menurut Tjitrosoepomo (2005) bahwa :

tanaman jagung termasuk dalam Kingdom Plantae, Divisi Angiospermae,

Kelas Monocotyledoneae, Ordo Poales, Familia Poaceae, Genus Zea, dengan

nama Spesies Zea mays L.

Page 5: Tpt Jagung Bab 1,2,3 [Fix]

2.2.2 Morfologi

Daun

Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang antara

pelepah dan helai daun terdapat ligula. Ligula ini berbulu dan berlemak,

fungsi ligula adalah mencegah air masuk kedalam kelopak daun dan

batang, tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada

yang licin dan ada yang berambut. Panjang daun jagung bermacam sekitar

30-150 cm dan lebar 4-15 dengan tulang daun jagung yang sangat keras.

Tepi helaian daun yaitu halus dan bentuk yang berombak. Jumlah daun

jagung tiap tanaman bermacam sekitar 12-18 helai

Bunga

Tanaman jagung merupakan tanaman berumah satu (monocious)

karena bunga jantan terbentuk pada ujung batang, sedangkan bunga betina

terletak pada pertengahan batang. Dimana pada bunga jantan dan betina

berada pada satu tanaman. Tanaman jagung bersifat protrandy, maka

jagung mempunyai sifat penyerbukan silang.

Batang

Untuk batang jagung beruas-ruas yang jumlah sekitar 10-40 ruas,

umumnya jagung tidak bercabang kecuali ketika muncul dari pangkal

batang, yang terjadi pada jagung manis. Panjang batang sekitar 60-300 cm

tergantung dari tipe jagung dan umur tanaman.

Perakaran

Sistem perakaran jagung bermcam-macam yaitu dari akar seminal

yang tumbuh kebawah pada saat biji berkecambah, kemudian akar koronal

yang tumbuh ke atas dari jaringan batang setelah plumula muncul, dan

akar udara yang tumbuh dari buku-buku di atas permukaan tanah.

Tongkol dan Biji

Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas.

Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelobot. Setiap tongkol terdiri atas

10-16 baris biji yang jumlahnya selalu genap. Biji jagung terletak pada

tongkol yang tersusun memanjang, Pada tongkol tersimpan biji jagung

Page 6: Tpt Jagung Bab 1,2,3 [Fix]

yang menempel erat sedangkan pada buah jagung terdapat rambut yang

memanjang hingga keluar dari pembungkus (Aak,1997).

2.2.3 Stadia pertumbuhan tanaman jagung

Pada proses pertumbuhan tanaman jagung dibedakan dalam dua

stadia pertumbuhan menurut subekti (2007) yaitu :

a. Stadia vegetatif

Pada fase vegetatif ini meliputi fase berkecambah, dilanjutkan

fase pertumbuhan vegetatif; akar, batang dan daun yang sangat cepat,

yang akhirnya pertumbuhan vegetatif menjadi lambat hingga

dimulainya stadia generatif.

b. Stadia generatif

Pada stadia ini dimulai dengan pembentukan primordia, proses

pembungaan yang mencakup peristiwa penyerbukan dan pembuahan.

Proses yang terjadi selama terbentuknya primordia hingga terjadi buah

dimasukkan ke dalam fase reproduksi. Sedangkan proses selanjutnya

termasuk fase masak yang dimulai dari perkembangan biji atau buah

hingga biji atau buah siap dipanen/masak.

2.3 Teknik budidaya tanaman

Tanaman jagung adalah tanaman yang mampu tumbuh dengan segala

macam keadaan baik kering pun tanaman jagung dapat tumbuh hingga panen.

Jagung tidak membutuhkan persyaratan tanah yang berlebihan sehingga

tanaman jagung sangat sesuai di tanam di Indonesia. Berikut tahapan budidaya

jagung:

2.3.1 Penyiapan Lahan

Tujuan kegiatan penyiapan lahan untuk mempersiapkan tanah yang

nantinya akan ditanami oleh benih jagung. Mekanisme penyiapan lahan

sangat bergantung pada fisik tanah seperti tekstur tanah. Tanah dengan

Page 7: Tpt Jagung Bab 1,2,3 [Fix]

bertekstur berat perlu pengolahan yang intensif. Sebaliknya, tanah

bertekstur ringan dapat dilakukan dengan teknik olah tanah konservasi

seperti olah tanah minimum (OTM) atau tanpa olah tanah (TOT). Untuk

lokasi tanaman jagung yang baik tidak tergenang air namun memiliki

kadar air yang cukup. Selain itu pemilihan lokasi untuk tanaman jagung

disesuaikan dengan syarat tumbuh (Rochani, 2007).

2.3.2 Penanaman

Kegiatan penanaman adalah proses transplantasi benih jagung ke

dalam media tanamnya (tanah). Untuk mendapatkan hasil produksi

yang tinggi pada jagung diharapkan disesuaikan jumlah populasi benih

jagung dengan luas tanam. Secara umum, kepadatan tanam anjuran

adalah 66.667 tanaman/ha. Dapat dicapai dengan jarak tanam baris 75

cm, dan 20 cm dalam barisan dengan satu tanaman per lubang, atau

jarak antarbaris 40 cm dengan dua tanaman per lubang.

2.3.3. Pemupukan

Rendahnya ketersediaan unsur hara di dalam tanah berdampak

rendahnya tingkat kesuburan tanah,yang sangat berpengaruh dari hasil

tanaman jagung. Dilakukan penambahan unsur hara sangat diperlukan,

karena unsur hara yang terdapat dalam tanah yang tidak tersedia akan di

tambah dengan dilakukan pemupukan (Tania,2012). Pemupukan adalah

proses pemberian nutrisi dalam tanah yang ditanami tanaman untuk

diserap tanaman sehingga mempengaruhi hasil produksi. Pemupukan

yang baik pada umumnya yaitu dengan pemupukan secara berimbang

untuk meningkatkan produksi jagung. Untuk tumbuh dengan baik pada

tanaman memerlukan unsur hara pada proses pemupukan yaitu unsur

hara esensial yaitu; unsur hara makro, hara mikro serta unsur lainya

yang fungsinya untuk meningkatkan populasi mikroorganisme

(Tania,2012).

Peningkatan pemakaian pupuk buatan pada tanaman maka

berdampak makin kurang efektif dan efisien, serta mengakibatkan

Page 8: Tpt Jagung Bab 1,2,3 [Fix]

dampak yang kurang menguntungkan terhadap kondisi dalam

tanah.Oleh sebab itu makin harus dilakukan pemanfaatan bahan organik

dan pupuk hayati dalam pengelolaan hara tanah (Moelyohadi,2012). Di

dalam tanah biasanya  terdapat unsur P berbentuk organik dan

anorganik. P organik dan P anorganik merupakan sumber utama P bagi

partumbuhan tanama salah satunya untuk tanaman jagung

(Soplanit,2012).

2.3.4 Pengairan

Untuk irigasi yang baik pada tanaman jagung tidak terlalu di

permaslahakan asalkan tanaman mendapatkan air dari irigasi yang

sesuai dengan kebutuhannya. Akan tetapi jika terlalu berlebihan dalam

pemberian maka akan berpengauh produksi jagung bahkan tanaman

jagung menjadi mati karena akarnya mengalami pembusukan.

2.3.5 Pemanenan

Kegiatan panen dilakukan pada saat biji telah masak fisiologis yang

ditandai oleh adanya lapisan hitam pada biji padatanaman jagung.

Tanda-tanda jagung siap panen yang benar yaitu:

a) Umur tanaman mencapai maksimum, yakni setelah pengisian biji

optimal.

b) Daun menguning dan sebagian besar mulai mengering.

c) Klobot sudah kering atau kuning.

d) Bila klobot dibuka, biji terlihat mengkilap dan keras, bila ditekan

dengan kuku tidak membekas pada biji.

e) kadar air biji 25-35%.

2.4 Perlakuan Jarak Tanam Pada Tanaman

Salah satu faktor yang dapat meningkatkan produksi jagung adalah

dengan pengaturan jarak tanam. Pengaturan jarak tanam untuk tanaman

sangat diperlukan agar setiap individu tanaman dapat memanfaatkan semua

faktor lingkungan tumbuhnya dengan optimal, sehingga didapatkan tanaman

yang tumbuh dengan subur dan seragam yang akhirnya produksi dapat

Page 9: Tpt Jagung Bab 1,2,3 [Fix]

dicapai dengan optimal. Jarak tanam mempengaruhi populasi tanaman,

efisiensi penggunaan cahaya, perkembangan hama penyakit dan kompetisi

antara tanaman dalam penggunaan air dan unsur hara.

Untuk mengamati pengaruh perlakuan jarak tanam pada budidaya

jagung, maka dilakukan perlakuan jarak tanam 70 cm x 20 cm pada jagung

yang dibudidayakan pada lahan praktikum. Seperti yang dinyatakan oleh

Barri (2003) bahwa sistem jarak tanam mempengaruhi cahaya, angin serta

unsur hara yang diperoleh tanaman yang pada akhirnya memberikan

pengaruh yang berbeda pada parameter pertumbuhan dan produksi jagung.

Jarak tanam yang sempit akan meningkatkan populasi yang bertujuan agar

memberikan produksi per hektar yang lebih besar. System baris segitiga

memiliki populasi yang lebih besar dibandingkan satu baris serta dua baris.

Walaupun produksi per tanaman lebih besar pada sistim satu baris, ternyata

dengan populasi yang lebih banyak lebih mampu memberikan produksi per

ha yang lebih maksimal.

Page 10: Tpt Jagung Bab 1,2,3 [Fix]

BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan tempat

Kegiatan praktikum teknologi produksi tanaman pada komoditas jagung

dilakukan di kebun percobaan Kepuharjo Fakultas Pertanian Universitas

Brawijaya, Dukuh, Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.

Waktu praktikum teknologi produksi tanaman dimulai sejak hari senin tanggal

28 september 2015 hingga hari senin 9 november 2015. Berikut adalah

kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam praktikum teknologi produksi

tanaman.

NO WAKTU KEGIATAN KEGIATAN

1 SENIN 28 September 2015

Pengolahan lahan Pembuatan border Pemberian pupuk kandang Pemberian agen hayati

2 SENIN, 5 Oktober 2015

Pengukuran jarak tanam Penanaman Pemberian furadan Penyiraman

3 SENIN, 12 Oktober 2015 Pengamatan Penyiangan Pemberian pupuk sp36

4 SENIN, 19 Oktober 2015

Penyiangan gulma Penyulaman pengamatan pemupukan penyiraman

5 SENIN, 26 Oktober 2015 pemeliharaan pengamatan

6 SENIN, 3 November 2015 pemeliharaan pengamatan

7 SENIN, 9 November 2015 pemeliharaan pengamatan

Page 11: Tpt Jagung Bab 1,2,3 [Fix]

3.2 Alat dan bahan

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum antara lain adalah gembor

yang berfungsi untuk menyiram tanaman, cangkil yang berfungsi untuk

mempermudah membersihkan gulma, pengolahan tanah, dan melakukan

pembubunan, knapsack sprayer berfungsi sebagai alat pengaplikasian agen

hayati, meteran berfungsi untuk mengukur bedengan dan tinggi tanaman,

papan label untuk membuat tanda identitas kelompok per komoditas, dan tali

rafia untuk membuat border. Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah

benih jagung manis yang digunakan sebagai komoditas yang akan ditanam,

pupuk kandang, agen hayati, Furadan, pupuk Urea (3 gr per lubang tanam),

pupuk KCL (2 gr per lubang tanam), dan pupuk SP-36 (4 gr per lubang

tanam).

3.3 Cara Kerja

1. Pengolahan lahan

Pengolahan lahan dimulai dengan penggemburan lahan kemudian

dilanjutkan dengan pembuatan bedengan pada lahan yang akan ditanami.

Dilanjutkan dengan pembuatan border pada lahan menggunakan rafia

merah.

2. Pemberian pupuk

Pemberian kandang sebanyak 7,5 kg pada lahan yang akan ditanami.

Selanjutnya pemberian agen hayati dengan menggunakan knapsack

sprayer, aplikasi agen hayati merata pada lahan.

3. Pengukuran jarak tanam

Dilakukan pengukuran Jarak tanam yang digunakan adalah 70 x 20,

kemudian dilanjutkan dengan penanaman, pada setiap lubang ada 2 biji

jagung. Setelah penanaman dilakukan pemberian furadan pada masing-

masing lubang tanaman. Taha terakhir dilakukan penyiraman.

4. Pengamatan

Menghitung jumlah tanaman yang tumbuh pada setiap lubang, dilanjutkan

dengan pemberian pupuk 2 cm di dekat lubang tanam.

Page 12: Tpt Jagung Bab 1,2,3 [Fix]

5. Penyiangan gulma

Gulma atau tanaman liar yang tumbuh dilakukan penyiangan dengan cara

mencabut dan mengolah tanah menggunakan cangkil.

6. Penyulaman

Mengamati tanaman yang tidak tumbuh sehingga perlu dilakukan

penyulaman dengan memasukkan kembali 2 bibit per lubang dan diberi

furadan.

7. Pemupukan

Dimulai dengan membuat larikan lubang berjarak 2 cm dari tanaman dan

diberikan pupuk KCL serta N

8. Pengamatan

Mengambil 5 titik sampel tanaman untuk diamati tinggi dan jumlah

daunnya pada kelima sampel

9. Penyiraman

Menyiram tanaman dengan menggunakan gembor atau ember merata ke

seluruh tanaman.

10. Pemeliharaan

Melihat kondisi indeks penyakit dan hama yang menyerang tanaman,

menganalisis bagian daun yang terserang penyakit.

3.4 Parameter Pengamatan

1. Tinggi tanaman

Tinggi tanaman jagung diukur dengan menggunakan meteran atau

penggaris. Tanaman yang diukur adalah tanaman yang dijadikan sampel

dan berjumlah 5 tanaman. Cara mengukur tinggi tanaman adalah dengan

meletakkan ujung meteran pada permukaan tanah, menariknya ke atas

secara tegak, dan menyejajarkan dengan tinggi tanaman. Mencatat hasil

pengamatan sesuai ukuran yang tertera pada meteran.

2. Jumlah daun

Menghitung jumlah daun dari 5 sampel tanaman. Cara menghitungnya

adalah menghitung secara manual daun yang telah membuka sempurna

dan mencatat hasil pengamatan.

Page 13: Tpt Jagung Bab 1,2,3 [Fix]

3. Jumlah tongkol

Tanaman yang dihitung jumlah tongkolnya adalah 5 sampel tanaman.

Cara menghitungnya adalah menghitung jumlah tongkol yang terdapat

pada setiap tanaman sampel secara manual dan mencatat hasil

pengamatan.

4. Bobot segar buah

Tanaman yang ditimbang bobot segar buahnya adalah 5 sampel tanaman.

Caranya adalah tongkol yang telah diambil dari tanamannya ditimbang

beratnya dan mencatat hasil pengamatan.

3.5 Denah Petak PraktikumDenah petak yang digunakan sebagai lahan praktikum teknologi produksi

tanaman jagung Kelas P Agroekoteknologi ialah sebagai berikut:

Keterangan:Jumlah Populasi = 42

= Tanaman Sampel

}U

}

70 cm

20 cm

295 cm

140 cm

1

2

3

4

5

Page 14: Tpt Jagung Bab 1,2,3 [Fix]

3. Jumlah tongkol

Tanaman yang dihitung jumlah tongkolnya adalah 5 sampel tanaman.

Cara menghitungnya adalah menghitung jumlah tongkol yang terdapat

pada setiap tanaman sampel secara manual dan mencatat hasil

pengamatan.

4. Bobot segar buah

Tanaman yang ditimbang bobot segar buahnya adalah 5 sampel tanaman.

Caranya adalah tongkol yang telah diambil dari tanamannya ditimbang

beratnya dan mencatat hasil pengamatan.

3.5 Denah Petak PraktikumDenah petak yang digunakan sebagai lahan praktikum teknologi produksi

tanaman jagung Kelas P Agroekoteknologi ialah sebagai berikut:

Keterangan:Jumlah Populasi = 42

= Tanaman Sampel

}}

70 cm

20 cm

295 cm

140 cm

U