tpphp acr1

27
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGAWETAN DAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN Oleh: NAMA :VIVI GUSMIATI NIM :A1H009032

Transcript of tpphp acr1

Page 1: tpphp acr1

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK PENGAWETAN DAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

Oleh:

NAMA :VIVI GUSMIATINIM :A1H009032

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO

2012

Page 2: tpphp acr1

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK PENGAWETAN DAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIANSIZE REDUCTION

Oleh:

NAMA :VIVI GUSMIATINIM :A1H009032

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO

2012

Page 3: tpphp acr1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahan pangan merupakan bahan yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan

pangan. Bahan pangan memerlukan adanya pengolahan agar menghasilkan sifat-sifat

yang dikehendaki untuk memudahkan dalam penggunaanya serta dalam

mengkonsumsinya. Produk pangan hasil pertanian sering kali dilakukan pengolahan

untuk mendapatkan butiran-butiran yang lebih halus seperti pembuatan tepung dari

beras, gandum, jagung, dan lain sebagainya.

Kegiatan untuk membuat ukuran bahan-bahan hasil pertanian menjadi lebih

kecil dan seragam disebut sebagai pengecilan ukuran atau size reduction. Pengecilan

ukuran ini dapat menggunakan ayakan secara manual maupun mekanis. Gaya yang

digunakan dalam kegiatan pengecilan ukuran adalah penekanan, pukulan, dan gaya

sobek. Masing-masing gaya tersebut nantinya akan memberikan efek yang berbeda

terhadap bahan.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pengecilan ukuran

serta mendapatkan nilai Fine Modulus (FM), diameter, dan indeks keseragaman dari

suatu bahan dengan analisis ayakan.

Page 4: tpphp acr1

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan dari proses pengayakan ini adalah: [Taggart,1927]

1. Mempersiapkan produk umpan (feed) yang ukurannya sesuai untuk beberapa

proses berikutnya.

2. Mencegah masuknya mineral yang tidak sempurna dalam peremukan (Primary

crushing) atau oversize ke dalam proses pengolahan berikutnya, sehingga dapat

dilakukan kembali proses peremukan tahap berikutnya (secondary crushing).

3. Untuk meningkatkan spesifikasi suatu material sebagai produk akhir.

4. Mencegah masuknya undersize ke permukaan.

Pengayakan biasanya dilakukan dalam keadaan kering untuk material kasar,

dapat optimal sampai dengan ukuran 10 in (10 mesh). Sedangkan pengayakan dalam

keadaan basah biasanya untuk material yang halus mulai dari ukuran 20 in sampai

dengan ukuran 35 in.

Permukaan ayakan yang digunakan pada screen bervariasi, yaitu: [Brown,1950]

1. Plat yang berlubang (punched plate, bahan dapat berupa baja ataupun karet keras.

2. Anyaman kawat (woven wire), bahan dapat berupa baja, nikel, perunggu,

tembaga, atau logam lainnya.

3. Susunan batangan logam, biasanya digunakan batang baja (pararel rods).

Sistem bukaan dari permukaan ayakan juga bervariasi, seperti bentuk lingkaran,

persegi ataupun persegi panjang. Penggunaan bentuk bukaan ini tergantung dari

ukuran, karakteristik material, dan kecepan gerakan screen.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos ukuran

ayakan adalah :

1. Ukuran buhan ayakan

Semakin besar diameter lubang bukaan akan semakin banyak material yang lolos.

Page 5: tpphp acr1

2. Ukuran relatif partikel

Material yang mempunyai diameter yang sama dengan panjangnya akan memiliki

kecepatan dan kesempatan masuk yang berbeda bila posisinya berbeda, yaitu yang

satu melintang dan lainnya membujur.

3. Pantulan dari material

Pada waktu material jatuh ke screen maka material akan membentur kisi-kisi

screen sehingga akan terpental ke atas dan jatuh pada posisi yang tidak teratur.

4. Kandungan air

Kandungan air yang banyak akan sangat membantu tapi bila hanya sedikit akan

menyumbat screen.

Berdasarkan gerak pengayak, alat ayakan dibagi menjadi 2 jenis:

1. Stationary screen

2. Dynamic screen.

Beberapa alat ayakan :

1. Stationary

2. Grizzly

3. Vibrating

4. Oscillating

5. Reciprocating

6. Tromel/Revolving

Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan screen:

1. Kapasitas, kecepatan hasil yang diinginkan.

2. Kisaran ukuran ( size range),

3. Sifat bahan : densitas, kemudahan mengalir (flowability),

4. Unsur bahaya bahan : mudah terbakar, berbahaya, debu yang ditimbulkan.

5. Ayakan kering atau basah.

Efisiensi dari proses pengayakan ini bergantung pada: [Brown,1950]

1. Rasio ukuran minimal partikel yang bisa melewati lubang ayakan, yaitu: 0,17-

1,25 x ukuran lubang ayakan.

Page 6: tpphp acr1

2. Persentase total area ayakan yang terbuka.

3. Teknik pengumpanan dan kecepatan pengumpanan.

4. Keadaan fisik dari material itu sendiri (kekerasan bijih, pola bongkahan bentuk

partikel seperti bulat, gepeng, ataupun jarum, kandungan air).

5. Ada atau tidak adanya penyumbatan lubang screen.

6. Ada atau tidak adanya korosi pada ayakan (kawat).

7. Mekanisme gerakan pengayakan (getaran).

8. Design mekanis dari ayakan tersebut dan Kemiringan ayakan (biasanya 12o-18o).

Tabel Analisis Ayakan

Mesh Ukuran z Analisis ayak, %ft mm Kumulatif Diferensial

8 0.0078 2,37 8,5 97 39 0,0065 1,98 7,1 93 410 0,0054 1,65 5,9 84 912 0,0046 1,40 5,0 74 1014 0,0038 1,16 4,2 61 1316 0,0033 1,01 3,6 48 1329 0,0027 0,82 3,0 35 1324 0,0023 0,70 2,5 25 1028 0,0019 0,58 2,1 17 832 0,0016 0,49 1,8 11 635 0,0014 0,43 1,5 6 542 0,0011 0,34 1,2 4 2

Ukuran yang digunakan bisa dinyatakan dengan mesh maupun mm (metrik).

Yang dimaksud mesh adalah jumlah lubang yang terdapat dalam satu inchi persegi

(square inch), sementara jika dinyatakan dalam mm maka angka yang ditunjukkan

merupakan besar material yang diayak.

Perbandingan antara luas lubang bukaan dengan luas permukaan screen

disebut prosentase opening. Pelolosan material dalam ayakan dipengaruhi oleh

beberapa hal, yaitu :

1. Ukuran material yang sesuai dengan lubang ayakan

Page 7: tpphp acr1

2. Ukuran rata-rata material yang menembus lubang ayakan

3. Sudut yang dibentuk oleh gaya pukulan partikel

4. Komposisi air dalam material yang akan diayak

5. Letak perlapisan material pada permukaan sebelum diayak

Dalam pengayakan melewatkan bahan melalui ayakan seri ( sieve shaker)

yang mempunyai ukuran lubang ayakan semakin kecil. Setiap pemisahan

padatan berdasarkan ukuran diperlukan pengayakan. screen mampu mengukur

partikel dari 76 mm sampai dengan 38 µm. Operasi screening dilakukan dengan

jalan melewatkan material pada suatu permukaan yang banyak lubang atau

openings dengan ukuran yang sesuai.

Ditinjau sebuah ayakan :

Fraksi oversize = fraksi padatan yang tertahan ayakan.

Fraksi undersize = fraksi padatan yang lolos ayakan.

Jika ayakan lebih dari 2 ayakan yang berbeda ukuran lubangnya, maka akan

diperoleh fraksi-fraksi padatan dengan ukuran padatan sesuai dengan ukuran

lubang ayakan. Pengayakan biasanya dilakukan dalam keadaan kering untuk material

kasar, dapat optimal sampai dengan ukuran 10 in (10 mesh). Sedangkan pengayakan

dalam keadaan basah biasanya untuk material yang halus mulai dari ukuran 20 in

sampai dengan ukuran 35 in.

Page 8: tpphp acr1

Abnyaknya lubang pada ayakan dibuat dari rangkaian anyaman kawat atau

dari plat yang dilubangi.

Keterangan : Untuk ukuran lubang yang berbeda, digunakan diameter kawat yang

berbeda pula.

Page 9: tpphp acr1

III.METODOLOGI

A. Alat

1. Mesh (ayakan)

2. Timbangan

B. Bahan

1. Tepung beras

2. Kacang tanah giling

3. Tepung roti

C. Cara Kerja

1. Bahan ditimbang sebanyak 200 g, kemudian bahan dimasukkan dalam ayakan

paling atas (7 mesh).

2. Ayak bahan terus menerus selama 10 menit.

3. Timbang bahan yang tertampung di setiap mesh, kemudian catat hasilnya.

4. Hitung Fine Modulus (FM)

5. Hitung diameter (D), dan indeks keseragaman bahan.

Page 10: tpphp acr1

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel berikut adalah hasil pengayakan bahan kacang dengan berat awl 200 g

Mesh (m) Berat yang

tertahan(g)

Berat yang

tertahan(%)

Dikalikan Hasil

7 45 22,5 4 90

80 153 76,5 3 229,5

100 0,5 0,25 2 0,5

200 - - 1 -

Pan - - 0 -

Jumlah 200 99,25 320

Perhitungan :

FINE MODULUS

FM=% jumlahhasil% jumlahbahan yang tertahan

FM= 320%99,25 %

FM=3,224

INDEKS KESERAGAMAN

kasar=% bahan yang tertahanmesh 710

kasar=22,5 %10

kasar=2,25 %

Page 11: tpphp acr1

sedang=%bahan yang tertahanmesh 80+mesh 10010

sedang=76,5 %+0,25 %10

sedang=7,675 %

halus=%jumlah bahan yang tertahandi mesh 20010

halus=0 %10

halus=0 %

DIAMETER

D= (0,0041 )(2FM )

D= (0,0041 )(23,224)

D=0,038

B. Pembahasan

Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik

berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala

industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.

Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :

-Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).

-Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).

Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran tertentu

dan seragam. Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan

pengayakan. Pada proses pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke

permukaan pengayak. Partikel yang di bawah ukuran atau yang kecil (undersize), atau

Page 12: tpphp acr1

halusan (fines), lulus melewati bukaan ayak, sedang yang di atas ukuran atau yang

besar (oversize), atau buntut (tails) tidak lulus. Pengayakan lebih lazim dalam

keadaan kering .

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengayakan, yaitu:

1. Jenis ayakan

2. Cara pengayakan

3. Kecepatan pengayakan]

4. Ukuran ayakan

5. Waktu pengayakan

6. Sifat bahan yang akan diayak

Mesh : jumlah lubang dalam 1 inchi linear.

Contoh : Ayakan 10 mesh, artinya sepanjang 1 inch terdapat 10 lubang dan

kawatnya.

Maka: Jarak antar pusat kawat yang satu dengan kawat berikutnya = 1/10 =0,1 in.

Aperture = 0,1 – (diameter kawat) in.

Dari table Tyler screen, untuk 10 mesh ternyata diameter kawat = 0,035 in, maka,

Aperture = 0,1 – 0,035 = 0,05 in.

Pengecilan ukuran dapat didefinisikan sebagai penghancuran dan pemotongan

mengurangi ukuran bahan padat dengan kerja mekanis, yaitumembaginya menjadi

partikel-partikel yang lebih kecil. Dalam pengecilan ukuranada usaha penggunaan

alat mekanis tanpa merubah stuktur kimia dari bahan, dankeseragaman ukuran dan

bentuk dari satuan bijian yang diinginkan pada akhir proses, tetapi jarang tercapai.

Operasi pengecilan ukuran ini dapat dibagimenjadi dua kategori utama,

tergantung kepada apakah bahan tersebut bahan cair atau bahan padat. Apabila bahan

padat, operasi pengecilan disebut penghancurandan pemotongan, dan apabila bahan

cair disebut emulsifikasi atau atomisasi.Penghancuran dan pemotongan mengurangi

ukuran bahan padat dengankerja mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-

partikel lebih kecil.

Page 13: tpphp acr1

Penggunaan proses penghancuran yang paling luas di dalam industri pangan

barangkali adalah dalam penggilingan butir-butir gandum menjadi tepung, akan tetapi

penghancuran ini digunakan juga untuk berbagai tujuan, seperti penggilingan jagung

untuk menghasilkan tepung jagung, penggilingan gula dan penggilingan bahan

pangan kering seperti sayuran. Pemotongan dipergunakan untuk memecahkan

potongan besar bahan pangan menjadi potongan-potongan kecil yang sesuai untuk

pengolahan lebih lanjut, seperti dalam penyiapan daging olahan.

Pengecilan ukuran dapat didefinisikan sebagai penghancuran dan pemotongan

mengurangi ukuran bahan padat dengan kerja mekanis, yaitu membaginya menjadi

partikel-partikel yang lebih kecil. Penggunaan proses penghancuran yang paling luas

di dalam industri pangan barangkali adalah dalam penggilingan butir-butir gandum

menjadi tepung, akan tetapi penghancuran inidipergunakan juga untuk beberapa

tujuan, seperti penggilingan jagungmenghasilkan tepung jagung, penggilingan gula,

penggilingan bahan pangankering seperti sayuran (Earle, 1983).

Dalam pengecilan ukuran ada usaha penggunaan alat mekanis tanpamerubah

stuktur kimia dari bahan, dan keseragaman ukuran dan bentuk darisatuan bijian yang

diinginkan pada akhir proses, tetapi jarang tercapai (Hendersondan Perry, 1976).

Pemisahan partikel dan bahan cair secara mekanis biasanya menggunakantenaga yang

dikenakan terhadap partikelnya. Tenaga tersebut dapat secara langsung dikenakan

pada partikelnya seperti pada pengayakan dan penyaringan,atau secara tidak lengsung

seperti pada pengendapan.

Gaya atau tenaga ini dapat berasal dari gaya gravitasi atau kerja sentrifugasi,

yang dapat dikatakan sebagai kekuatan penahanan negatif gerakan relatif partikel

terhadap bahan cairnya.Dengan demikian proses pemisahan tergantung pada karakter

partikel yangsedang dipisahkan dan tenaga yang bekerja pada partikel yang

menyebabkan terjadinya pemisahan (Sutardi, 2001).Kriteria pengecilan ukuran antara

lain (Zhang, 1998) :

1.Memiliki kapasitas yang besar.

2.Menggunakan tenaga input yang kecil per satuan produk.

Page 14: tpphp acr1

3.Tujuannya adalah mengecilkan ukuran suatu produk sesuai dengan yang

diinginkan.

Karakteristik partikel yang penting adalah: ukuran, bentuk, dan densitas.

Sedangkan karakter bahan cair yang penting adalah: viskositas dan densitas.Rekasi

komponen yang berbeda atau gaya yang diberikan akan menimbulkan gerakan relatif

bahan cair dan petikel yang berada di dalamnya, serta antara partikel-partikel yang

berbeda karakternya (Earle, 1983).Separasi dalam suatu operasi filtrasi dilakukan

dengan memberikan gaya pada fluida untuk dapat melewati suatu membran berpori

(Foust dkk, 1980).

Pemisahan padatan dari fluida menyebabkan pembentukan ampas yang melapisi

medium filter sehingga tahanan terhadap aliran fluida yang disaringmakin besar.

Faktor tersebut menggambarkan kecepatan filtrasi. Selanjutnya dapatdikatakan bahwa

kecepatan filtrasi ini tergantung dari beberapa faktor, antaralain :

1.Tekanan yang diberikan diatas medium filter.

2.Luas permukaan penyaringan.

3.Viskositas dari cairan .

4.Tahanan dari bahan ampas filter cake yang tersusun oleh padatan yangdipisahkan

dari cairannya.

5.Tahanan dari medium.(Heldman dan Singh, 1981)

Pengecilan ukuran secara umum digunakan untuk menunjukkan pada suatu

operasi, pembagian atau pemecahan bahan secara mekanis menjadi bagian yang

berukuran kecil (lebih kecil) tanpa diikuti perubahan sifat kimia. Pengecilanukuran

dilakukan untuk menambah permukaan padatan sehingga pada saat penambahan

bahan lain pencampuran dapat dilakukan secara merata (Rifai,2009).

Tujuan Pengecilan Ukuran

1. Mempermudah ekstraksi unsur tertentu dan struktur komposisi.

2. Penyesuayan dengan kebutuhan spesifikasi produk ataumendapatkan bentuk

tertentu.

3. Untuk menambah luas permukaan padatan

Page 15: tpphp acr1

4. Mempermudah pencampuran bahan secara merata

Pengecilan ukuran bahan dibedakan menjadi dua yaitu pengecilan ukuran pada

bahan padat atau disebut dengan pengahcuran dan pemotongan serta pengecilan

ukuran pada bahan cair disebut dengan emulsifikasi atau atomisasi(Dwiari, 2008).

Size reduction (pengecilan ukuran) meliputi :

1. Cutting (pemotongan), contohnya adalah pemotongan pada buah dan sayur untuk

canning.

2. Crushing (penghancuran), contohnya adalah chopping batang jagung untuk

pakan ternak.

3. Grinding (penggilingan), contohnya adalah penggilingan batu kapur untuk

pupuk dan biji-bijian untuk pakan ternak.

4. Milling (penggilingan), contohnya adalah penggilingan biji-bijian untuk

menghasilkan tepung.

Manfaat dari size reduction diantaranya adalah:

1. Meningkatkan rasio luasan permukaan terhadap volume dari bahan

pangansehingga dapat meningkatkan kecepatan pengeringan, pemanasan, atau

pendinginan.

2. Memperbaiki efisiensi dan kecepatan ekstraksi dari komponen

terlarut,contohnya adalah pemotongan buah-buahan dalam pembuatan jus.

3. Menyebabkan pencampuran bahan-bahan lebih sempurna, contohnya adalah

tercampurnya tepung (beras yang telah direduksi) dengan bumbu dalam adonan

mendoan. Selain memberikan manfaat, reduksi pada bahan pangan akan

menimbulkan efek negatif yaitu terjadinya penurunan kualitas makanan akibat

hilangnya enzim-enzim karena adanya rugi panas yang ditimbulkan selama

proses ataupun terjadinya oksidasi akibat perluasan permukaan bahan pangan.

Terdapat berbagai macam alat yang dapat digunakan untuk mereduksiukuran

bahan pangan. Performansi dari alat tersebut ditentukan oleh kapasitas bahan, daya

yang dibutuhkan perunit bahan, ukuran dan bentuk bahan sebelumatau sesudah size

reductionsertarangeukuran dan bentuk.

Page 16: tpphp acr1

Karakteristik ideal dari size reductor adalah:

1.Keseragaman hasil dari bahan yang direduksi.

2.Temperatur minimum selama proses.

3.Memerlukan daya seminimal mungkin.

4.Beroperasi tanpa kendala.Ukuran bahan setelah direduksi tentunya akan

memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan ukuran sebelumnya.

Keseragaman ukuran dari bahanyang telah mengalami size reduction dapat

diketahui dengan melakukan analisisayakan, dari analisis tersebit akan diketahui

fineness modulus (persamaan 1) yangnantinya akan digunakan untuk menghitung

diameter keseragaman (persamaan 2)dari bahan yang telah mengalami reduksi.

FM = % hasil/%bahan tertahan ..........................................persamaan 1

D = 0,0041 x 2FM..................................................................persamaan 2

Berdasarkan persamaan 1 dapat diketahui bahwa fineness modulus

(FM)merupakan perbandingan antara persen hasil (jumlah %bahan tertahan

setelahdikalikan dengan faktor pengali pada masing-masing ukuran dengan

jumlahkeseluruhan dari % bahan tertahan atau bisa disebut dengan derajat kehalusan

bahan.

Pada praktikum pengecilan ukuran digunakan beberapa bahan seperti tepung

beras, tepung roti dan kacang giling. Kelompok kami menggunakan kacang giling

sebagai bahan sampel untuk analisis pengayakan. Pertama-tama kaang yang sudah

digiling kemudian di timbang ssebanyak 200 gram dan ditempatkan diwadah. Ayakan

yang digunakan dalam praktikum ini adalah ayakan yang memiliki beberapa mesh

meliputi 7, 80,100 dan 200.

Bahan dimasukkan kedalam ayakan mesh terbesar yaitu 7 mesh. Setelah itu

diayak selama 10 menit secara terus menerus. Setelah sepuluh menit satupersatu

mesh dibuka dan bahan yang tersisa didalam mesh tersebut ditimbang. Dari

penimbangan didapat bahan yang tertahan di mesh 7 sebanyak 45 g, mesh 80

sebanyak 153 g, mesh 100 sebanyak 0,5 g, dan mesh 200 serta pan tidak tertampung.

Page 17: tpphp acr1

Data-data tersebut kemudian dipresentasikan dan dikalikan dengan koefisien tertentu

sehingga menghasilakn jumlah hasil dalam persen sebanyak 320%.

Nilai FM didapat dari hasil bagi antara % jumlah hsil dengan %jumlah bahan

yang tertahan. Nilai FM untuk kacang yang dihasilkan adalah 3,224. Sementara itu

penrhitungan indeks keseragaman dibagi menjadi tiga ukuran ayitu kasar, sedang dan

halus. Untuk yang kasar didapat angka sebanyak 2,25%.

Indeks keseragaman sedang sebanyak 7,675% dan yang halus tidak ada. Disini

diketahui indeks keseragaman yang paling tinggi adalah sebesar 7,675 yautu dengan

ukuran yang sedang. Beratri dapat dikatakan ukuran partikel kacang relative sedang,

tidak terlalu kasar namun tidak halus. Diameter butiran bahan didapat dengan

perhitungan sesuai rumus seperti pada hasil. Diamerter bahan kacang adalah 0,038.

Diameter tersebut dapat dilihat karena bahan yang tertahan hanya sampai pada mesh

100 dan hanya sebanyak 0,5 g. bahan yang paling banyak tertampung adalah dimesh

ke 80 yaitu sebanyak 153 g.

Page 18: tpphp acr1

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat pada praktikum ini antara lain:

1. Pengecilan ukuran adalah penghancuran dan pemotongan mengurangi ukuran

bahan padat dengan kerja mekanis, yaitumembaginya menjadi partikel-

partikel yang lebih kecil.

2. Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik

berdasarkan perbedaan ukuran partikel.

3. Nilai FM kacang yang telah mengalami pengayakan adalah 3,224.

4. Nilai indeks keseragaman kacang yang telah diayak yang paling besar adalah

ukuran sedang dengan nilai 7,675 %. Sisanya adalah ukuran yang kasar

sebesar 2,25%, sedangkan ukuran halus tidak ada.

5. Nilai diameter kacang setelah pengayakan adalah 0,038.

B. Saran

Sebaikanya peralatan praktikum seperti ayakan untuk lebih diperbanyak lagi

sehingga lebih efisien dalam penggunaan waktu.

Page 19: tpphp acr1

DAFTAR PUSTAKA

Anonym.2009.http://brownharinto.blogspot.com/2009/11/screeningpengayakan.html.distantina.staff.uns.ac.id/files/2009/08/2-screen.pdf

Anonym.2009.www.muthiaelma.zoomshare.com/files/Kelompok_I.ppt.distantina.staff.uns.ac.id/files/2009/.../1-cara-menentukan-ukuran-partikel.pdf

Anonym.2009.http://kuliahd3fatek.blogspot.com/2009/05/bab-iii-pengolahan-bahangalian. html

Anonym.2009.http://kuliahd3fatek.blogspot.com/2009/05/bab-ii-pengolahan-bahan-galian. html

Toledo. T Romeo.1979.Fundamental of Food Process Engineering.AVIPublishing Company. Westport, Connecticut.

Zain,Sudaryanto. 2005.Teknik Penanganan Hasil Pertanian. Bandung : Giratuna.

Suhadi, Ujang. 2005.Karakteristik Bahan Hasil Pertanian. Materi Kuliah MK.Teknik Penanganan Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian UniversitasPadjadjaran.