TPA Laporan Tumbang

download TPA Laporan Tumbang

of 37

description

tumbuh kembang

Transcript of TPA Laporan Tumbang

LAPORAN PEMANTAUAN

LAPORAN PEMANTAUAN

PERKEMBANGAN DENGAN DDST PADA ANAK B

DI TPA RS. BETHESDA YOGYAKARTA

TANGGAL 7 JANUARI 2011

Disusun Oleh :

Brataningrum Mustika Dewi ( 0801028 )

Edy Prasetyo Nugroho

( 0801045 )

Liya Irawati

( 0801078 )

Marita Kumala Dewi

( 0801090 )

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATANSTIKES BETHESDA YAKKUM

YOGYAKARTA

2011LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah disetujui dan disahkan tanggal : Maret 2011

Pembimbing

Ruthy Ngapiyem, S.Kp., M.KesMengetahui,

Ketua STIKES Bethesda Yakkum

Kaprodi D3 Keperawatan

Niken WN Palupi, S.Kp.,M.Kes

I Wayan Sudarta, S.Kep.,Ns.,S.Pd

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya dalam penyusunan laporan dengan judul LAPORAN PEMANTAUAN PERKEMBANGAN DENGAN DDST PADA ANAK B DI TPA RS. BETHESDA YOGYAKARTA TANGGAL 7 JANUARI 2011.

Laporan ini disusun guna memenuhi syarat menyelesaikan tugas mata ajar Keperawatan Anak Program Studi Diploma III Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bethesda YAKKUM Yogyakarta.

Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapat motivasi, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Sugiyanto, Sp.S., M.Kes, Ph.D, selaku direktur RS. Bethesda Yakkum Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk praktik di TPA RS. Bethesda.

2. Ibu Niken WN. Palupi, S.Kp., M.Kes selaku Ketua STIKES Bethesda YAKKUM Yogyakarta.

3. Ibu Ruthy Ngapiyem, S.Kp., M.Kes selaku Dosen Mata Ajar Keperawatan Anak.

4. Ibu Djuminten, APP., S.Pd, selaku pembimbing Akademik STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta dan dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Anak yang telah memberikan bimbingan, masukan, dukungan moril kepada penulis dalam menyelesaikan laporan pemantauan perkembangan dengan Denver Development Screening Test ( DDST ) pada Anak, sebagai penerapan dari teori yang telah diberikan.

5. Staff Pembimbing TPA RS. Bethesda YAKKUM Yogyakarta dan telah memberi bantuan dalam melakukan praktik pengukuran perkembangan dengan DDST.

6. Untuk orang tua yang telah memberi dukungan kepada penulis baik dalam hal moril maupun materiil.

7. Teman-teman angkatan XIII yang sama-sama berjuang.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporran ini.

Dalam pembuatan laporan ini penulis menyadari masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga laporan ini dapat membantu dan bermanfaat bagi kita semua. Tuhan Memberkati.

Yogyakarta, Maret 2011Penulis DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Perkembangan anak

1. Pengertian

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Tumbuh Kembang

3. Prinsip Tumbuh Kembang

4. Prinsip Perkembangan dari Kozier dan Erb

5. Tahap Pertumbuhan Dan Perkembangan Fisik Anak

6. Teori tumbuh kembang Psychoanalisa dari SigmundFreu

7. Tahapan perkembangan menurut Erick Ericson

8. Teori perkembangan Piaget

9. Robert J. Havighurst meyakini ada 6 periode atau tahap dari perkembangan

B. Pemantauan Perkembangan Anak Dengan DDST

1. Pengertian

2. Tujuan DDST

3. Komponen DDST

4. Pelaksanaan5. Hasil6. Faktor-Faktor yang mempengaruhiBAB III PEMANTAUAN PERKEMBANGAN ANAK DENGAN DDST

A. Persiapan

B. Langkah-langkah Pelaksanaan.

C. Hasil

BABIV PEMANTAUAN PERKEMBANGAN ANAK DENGAN DDST

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

Lembar I Formulir hasil Denver Development Screening Test II ( DDST )

Lembar II Hasil gambar anak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangSemua orang menginginkan semua anaknya cerdas, anak pintar yang kelak hidup sukses, anak cerdas adalah anak yang rasional, emosional dan fungsi fungsi motoriknya berjalan dengan baik. Jika hanya salah satu yang berkembang itu akan menghilangkan salah satu bekalnya dalam mengarungi kehidupan dewasa yang lebih keras, sehingga perlu dilakukan pemantauan perkembangan anak. Dengan dilakukannya pemantauan perkembangan anak dapat diketahui proses perkembangan anak dan kelainan sedini mungkin, sehingga akan dapat bermanfaat bagi orang tua untuk bertindak lebih lanjut ke tim kesehatan dalam nenangani pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebagai mahasiswa keperawatan yang akan terjun menjadi perawat, dituntut untuk dapat melayani masyarakat dalam semua lapis kehidupan. Oleh karena itu, dalam keperawatan anak penulis diharapkan mampu untuk menilai perkembangan dan pertumbuhan anak melalui salah satu metode untuk memantau perkembangan anak yaitu DDST. DDST merupakan pemeriksaan perkembangan psikomotor anak yang dilakukan secara berkala sejak lahir sampai 6 tahun.B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah menyelesikan praktek diharapkan mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan pemantauan perkembangan anak dengan DDST.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu menciptakan hubungan saling percaya dengan anak.

b. Dapat melakukan pemeriksaan pertumbuhan dan perkembngan anak dengan DDST.

c. Dapat mengidentifikasi masalah perkembangan yang ada berdasarkan hasil pemeriksaan

d. Mampu melaporkan hasil pemeriksaan kepda anggota yang berkepentingan.

e. Dapat mendokumentasikan hasil pemeriksaan.C. Metode Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan pemantauan anak dengan DDST metode yang digunakan adalah :

1. Wawancara

Yaitu bertanya langsung tentang data diri anak dengan pengasuh TPA untuk memperoleh sata subyektif

2. Observasi

Melakukan tes dan pengamatan tingkah laku anak untuk memperoleh data obyektif.

3. Studi Dokumentasi

Mengambil data untuk mengetahui identitas dan setatus anak.

BAB II

LANDASAN TEORIA. Perkembangan Anak 1. Pengertian PerkembanganPerkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1997).

Perkembangan merupakan perubahan dan perluasan secara bertahap; perkembangan tahap kompleksitas dari yang lebih rendah ke yang lebih tinggi; peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, maturasi serta pembelajaran.

Perkembangan adalah peningkatan kapasitas untuk berfungsi pada tingkat yang lebih tinggi. Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah proses yang dinamik dan berlangsung terus menerus mulai dari masa konsepsi sampai dengan dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua hal yang berbeda yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Tumbuh KembangMenurut Dona L. Wong faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah sebagai berikut :

a. Faktor Herediter

Faktor herediter adalah faktor yang dapat diturunkan dalam mencapai tumbuh kembang anak, faktor tersebut meliputi bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa. Faktor herediter ini dapat diturunkan dengan intensitas dan kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang.

b. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan tercapi dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki. Faktor lingkungan meliputi :

1) Lingkungan Pranatal

Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi sampai lahir yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, posisi janin dalam uterus, penggunaan zat toxin dalam obat-obatan, alkohol, ibu hamil yang merokok, sistem Endokrin, Infeksi Intrauteri (TORCH) serta pengaruh radiasi yng dapat merusak organ otak janin.

2) Lingkungan Post natal

Lingkungan post natal meliputi:

a) Budaya lingkungan

Budaya lingkungan dalam hal ini adalah masyarakat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak dalam memahami atau mempresepsikan pola hidup sehat.

b) Status sosial ekonomi

Anak dengan sosial ekonomi yang tinggi, pemenuhan akan kebutuhan gizi dapat terpenuhi jika dibandingkan dengan anak dengan sosial ekonomi rendah. Dalam hal ini pemenuhan gizi dan pentingnya pelayanan kesehatan yang menunjang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak.

c) Nutrisi

Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang keberlangsungan proses tumbuh kembang anak. Kebutuhan zat gizi tersebut meliputi protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut kurang terpenuhi akan menghambat perkembangan.

d) Iklim dan cuaca

Iklim dan cuaca mempengaruhi mudah atau sulitnya kebutuhan gizi dapat diperoleh. Misalnya saja pada musim kemarau penyediaan air bersih atau sumber makanan sulit untuk didapatkan.

e) Olahraga/ latihan fisik

Peningkatan sirkulasi darah dan suplai oksigen ke seluruh tubuh yang didapat melalui olahraga dan latihan fisik mampu memacu perkembangan anak. Interaksi dengan teman sesuai dengan jenis olahraganya mampu meningkatkan aspek sosial anak.f) Posisi anak dalam keluargaAnak pertama atau tunggal dalam aspek perkembangan secara umum kemampuan intelektualnya lebih menonjol tetapi kadang kemampuan motoriknya terhambat. Sedangkan anak ke dua atau ditengah kemampuan adaptasinya lebih mudah dan cepat, tetapi dalam perkembangan intelektualnya kadang kurang.g) Status kesehatanPercepatan tumbuh kembang anak akan cepat apabila kondisi anak sehat dan sejahtera, begitu pula sebaliknya jika keadaan anak tidak sehat akan mengahmbat perkembangan. Kondisi yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak misalnya adanya cacat fisik (sumbing, juling, kaki bengkok). Adanya kelainan perkembangan saraf (gangguan motorik, wicara, personal sosial, dan retardasi mental). Adanya kelainan perkembangan perilaku seperti hiperaktif, ganguan belajar dan depresi.h) Faktor hormonalHormon glukokortikoid yang mempunyai fungsi menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dan testis untuk memproduksi testosteron dan ovarium untuk memproduksi esterogen yang selanjutnya hormon tersebut akan menstimulasi perkembangan seks anak laki maupun perempuan sesuai dengan peran hormonya.

3. Prinsip Tumbuh Kembanga. Tumbuh kembang terus menerus dan komplek.b. Tumbuh kembang merupakan proses yang teratur dan dapat diprediksi.c. Tumbuh kembang berbeda dan terintegrasi.d. Setiap aspek tumbuh kembang berbeda dalah setiap tahapnya dan dapat dimodifikasi.e. Tahapan tumbang spesifik untuk setiap orang.4. Prinsip Perkembangan dari Kozier dan Erba. Manusia tumbuh secara terus menerus. b. Manusia mengikuti bentuk yang sama dalam pertumbuhan dan perkembangan.c. Manusia berkembang menyebabkan dia mendapatkan proses pembelajaran dan kematangan. d. Masing-masing tahapan perkembangan memiki karakteristik tertentu.e. Selama bayi (infancy) dan balita merupakan saat pembentukan perilaku, gaya hidup, dan bentuk pertumbuhan.5. Tahap Pertumbuhan Dan Perkembangan Fisik Anak

a. Tumbuh kembang infan / bayi umur 0 12 bulan

1) Umur 1 bulan

Fisik : berat badan akan meningkat 150 200 gr/mg, tinggibadan meningkat 2,5 cm per bulan , lingkar kepalla meningkat 1.5 cm per bulan. Besarnya kenaikan oini akan berlangsung sampai bayi umur 6 bulan.

Motorik : bayi akan mulai berusaha untuk menggakat kepaladengan dibantu oleh orang tua, tubuh di tenggungrapkan, kepala menoleh ke kiri atau ke kanan, reflek menghisap, menelan, menggenggam sudah mulai positifSensoris : mata mengikuti sinar ketengah.

Sosialisasi: bayi sudah mulai tersenyum pada orang yang disekitarnya.

2) umur 2 -3 bulan

fisik

: fontanel posterior sudah menutup

motorik : mengengkat kepala, dada dan berusahan untuk menahannya sendirii dengan tangan, memasukkan tangan ke mulut, berusaha untuk meraih benda benda yang menarik yang ada di sekitarnya, bisa didudukkan dengan posisi punggung di sokong, asik bermain main sendiri dengan tangan dan jarinya.Sensoris : sudah dapat mengikuti arah sinar ke tepi, mengikuti koordinasi ke atas dan ke bawah, mulai mendengar suara yang di dengarnya

Sosialisasi : mulai tertawa terhadap seseorang, senang jika tertawa keras, menagis sudah mulai berkurang.

3) umur 4 -5 bulan

fisik : berat badan menjadi 2 kali dari berat badan lahir, ngeces karena tidak ada koordinasi menelan saliva.Motorik : jika didudukkan kepala sudah bisa seimbang dan punggung sudah mulai kuat, bila ditengkurapkan sudah mulai bisa miring dan kepala tegak lurus, reflek primitif sudah mulai hilang, berusaha meraih benda sekitar dengan tangannya.

Sensori : sudah bisa mengenal orang-orang yang sering berada didekatnya, akomodasi mata positif.

Sosialisasi : senang jika berinteraksi dengan orang lain walaupun belum pernah dilihatnya, sudah bisa mengeluarkan suara pertanda tidak senang bila mainan atau benda miliknya diambil oleh orang lain.

4) umur 6-7 bulan

fisik : berat badan meningkat 90-150gr/minggu, tinggi badan meningkat 1,25cm/bulan, lingkar kepala meningkat 0,5cm/bulan, besarnya kenaikan seperti ini akan berlangsung sampai bayi berusia 12 bulan, gigi sudah mulai tumbuh.

Motorik : bayi sudah bisa membalikkan badan sendiri, memindahkan anggota badan dari tangan yang satu ke tangan yang lain, mengambil mainan dengan tangannya, senang memasukkan kaki ke mulut, sudah mulai bisa memasukkan makanan ke mulut sendiri.

Sosialisasi : sudah dapat membedakan orang yang dikenalnya dengan yang tidak dikenal, jika bersama dengan orang yang belum dikenal bayi akan merasa cemas, sudah dapat menyebut atau mengeluarkan suara em...em...em..., bayi biasanya cepat menangis jika terdapat hal-hal yang tidak disenanginya akan cepat tertawa lagi.

5) umur 8-9 bulanfisik : sudah bisa duduk dengan sendirinya, koordinasi tangan ke mulut sangat sering, bayi mulai tengkurap sendiri dan mulai belajar untuk merangkak, sudah bisa mengambil benda dengan menggunakan jari-jarinya.

Sensori : bayi tertarik dengan benda-benda kecil yang ada di sekitarnya.

Sosialisasi : bayi mengalami cemas terhadap hal-hal yang belum dikenalnya (orang asing) sehingga dia akan menangis dan mendorong serta meronta-ronta, merangkul atau memeluk orang yang dicintainya, jika dimarahi dia sudah bisa memberikan reaksi menangis dan tidak senang, mulai mengulang kata-kata dada....dada tetapi belum punya arti.6) umur 10-12 bulan

fisik : berat badan 3 kali berat badan lahir, gigi bagian atas dan bawah sudah tumbuh.

Motorik : sudah mulai belajar berdiri tetapi tidak bertahan lama, belajar berjalan dengan bantuan, sudah bisa berdiri dan duduk sendiri, mulai belajar akan menggunakan sendok akan tetapi lebih senang menggunakan tangan, sudah bisa bermain ci....luk...ba..., mulai senang mencorat-coret kertas.

Sensori : visual aculty 20-50 positif, sudah dapat membedakan bentuk.

Sosialisasi : emosi positif, cemburu, marah, lebih senang pada lingkungan yang sudah diketahui, merasa takut pada situasi yang asing, mulai mengerti akan perintah sederhana, sudah mengerti namanya sendiri, sudah bisa menyebutkan abi,umi.

b. Tumbuh kembang toddler batita( umur 1 3 tahun )

1) umur 15 bulan

motorik kasar : sudah dapat berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain.

Motorik halus : sudah dapat memegang canggkir, memasukkan jari kelubang, membukan kotak, melempar benda,2) umur 18 bulan

motorik kasar : mulai berlari tapi sering jatuh, menarik narik mainan, mulai senang naik tangga tetapi dengan bantuan.

Motorik halus : sudah dapat makan dengan menggunakan sendok, bisa menggunakan buku belajar menyusun balok balok.

3) umur 24 bulan

motorik kasar : berlari sudah baik naik tangga sendiri dengan kedua kaki tiap tahap.Motorik halus : sudah dapat membukan pintu, membuka kunci, menggunting sederhana, minum menggunakan gelas atau canggkir, menggunakan sendok dengan baik.

4) umur 36 bulan

motorik kasar : sudah dapat naik tangga tanpa bantuan, memeakai baju dengan bantuan, mulai bisa naik sepeda roda 3,

motorik halus : bisa menggambar lingkaran, memcuci tangan sendiri, menggosok gigi

c. Tumbuh kembang pra sekolah1) Usia 4 tahun

Motorik Kasar : berjalan berjinjit, melompat, melompat dengan satu kaki, menangkap bola dan melemparkannya dari atas kepala.

Motorik Halus : sudah bisa menggunakan gunting dengan lancar, sudah bisa menggambar kotak, menggambar garis vertikal maupun horizontal, belajar membuka dan memasang kancing baju.

2) Usia 5 tahun

Motorik Kasar : berjalan mundur sambil berjinjit, sudah dapat menangkap dan melemparbola dengan baik, sudah dapat melompat dengan kaki secara bergantian.

Motorik Halus : menulis dengan angka-angka, menulis dengan huruf, menulis dengan kata-kata, belajar menulis nama, belajar mengikat tali sepatu.Sosial Emosional : bermain sendiri mulai berkurang, sering berkumpul dengan teman sebaya, interaksi sosial selama bermain meningkat, sudah siap untuk menggunakan alat-alat bermain.Pertumbuhan Fisik : berat badan meningkat 2,5 kg/tahun, tinggi badan meningkat 6,75-7,5 cm/tahun.

d. Tumbuh kembang usia sekolah

Motorik : lebih mampu menggunakan otot otot kasar dari pada otot otot halus misalmnya loncat tali, batminton, bola voli, pada masa ahkir sekolah motorik halus lebih berkurang anak laki laki lebih aktif dari anank perempuan.

Sosial emosional : mencari lingkungan yang lebih luas, sehingga cenderung sering pergi dari rumah hanya untuk bermain dengan teman saat ini sekolah sangat berperan untuk membentuk pribadi anak, disekolah anak harus berinteraaksi dengan orang lain selain keluarga sehingga peran guru sangatlah besar.

Pertumbuhan fisik : berat badan meninggkat 2 -3 kilo per tahun, tinggi badan meningkat 6 7 pertahun, e. Tumbuh kembang remaja Pertumbuhan fisik : merupakan tahapan pertuymbuhan yang sangat pesat, tinggi badan 2.5%, berat badan 50% semua sistem tubuh berubah yang paling banyak berubah adalah sistem endokrim bagian bagian tubuh memanjang misalnya tangan, kaki, proporsi tubuh memanjangSosial emosional: kemampuan akan sosialisali meningkat, relaksi dengan teman wanita atau pria akan tetapi lebih penting dengan teman yang sejenis, penampilam fisik remaja sangat penting, karena mereka supaya diterima oleh kawan kawaan disamping itu pula persepsi terhadapnya akan mempengaruhi konsep dirinya.6. Teori tumbuh kembang Psychoanalisa dari Sigmund Freuda. Oral (0-18 bulan), kesenangan berpusat pada mulut

b. Anal (8 bulan 4 tahun), kesenaangan pada anal

c. Phallic (3 tahun 7 tahun), tertarik pada perbedaan jenis kelamin

d. Latency (5 tahun 12 tahun)

Meningkat peran sex Proses identifikasi pada orang tua Persiapan berperan sebagai orang dewasa dan menjalin hubungan

e. Genital (12 tahun 20 tahun)

Menjalin hubungan dengan hetero seksual Sexual pressures

7. Tahapan perkembangan menurut Erick EricsonBasic Trust vs Mistrust, (Infancy, 0-1 tahun)

Pada tahap ini bayi mencari kebutuhan dasarnya seperti kehangatan, makanan dan minuman serta kenyamanan dari orang lain dengan keyakinan bahwa setiap dia membutuhkan pasti ada orang yang akan memberikan maka tumbuh pada dirinya sendiri kepercayaan (trust). Mistrust disebabkan karena inkonsistensi, ianadequate atau unsafe care.

Perilaku positif

Kasih sayang

Gratification (kegembiraan, kegiarangan)

Recognition (pengakuan/penghargaan) Autonomy Vs Shame & Doubt (Toddler, 1-3 tahun)

motorik dan bahasa berkembang

mulai belajar makan, berpakaian dan toilet

orang tua yang overprotec atau terlalu tinggi pengaharapan terhadap anak akan menyebabkan anak Shame & Doubt (malu dan ragu)

Perilaku positif: tergantung kepada orang tua tetapi memmandang diri sendiri sebagai seseorang yang merupakan bagain dari orang tua

Initiative Vs Guilt, (Preschool, 4 5 tahun)

kepercayaan diri tumbuh maka anak akan memiliki isisiatif

pengekangan menyebabkan perasaan berdosa

Perilaku positif: menunjukan imajinasi, imitasi orang dewasa, mengetes realitas, anticipates roles (mengharapkan peran)

Industry Vs Inferiority (School age, 6 11 tahun)

anak senang menyelesaikan ssesuatu dan menerima pujian

anak tidak berhasil menyelesaikan tugasnya akan menjadi inferior

perilaku positif: memiliki perasaan untuk bekerja atau melaksanakan tugas, mengembangkan kompetisi sosial dan sekolah, melakukan tugas yang nyata. Identity Vs Role Confusion (Adolesence, 12 20 tahun)

banyak perubahan yang terjadi pada fisik

mencoba berperan dan apabila berhasil maka identitas akan terbangun akan tetapi apabila tidak akan terjadi kebingungan confusion

perilaku positif: percaya pada diri sendiri (self certain), memiliki pengalaman sexual, comitmen terhadap ideologi/kepercayaan

Intimacy Vs Isolation ( Young adulthood 20 40 tahun)

dewasa muda, membangun komitmen sehingga timbulah keintiman

apabila tidak mampu membangun komitmen anak akan mengalami isolasi

perilaku positif: menunjukan kemampuan untuk komitmen terhdap diri sendiri dan orang lain, memmiliki kemampuan untu mencintai dan bekerja

Generativity Vs Stagnantion ( Midle adulthood, 41 65 tahun)

memikirkan keturunan (generasi)

stagnasi disebabkan karena hanya memikirkan diri sendiri

Perilaku positif: produktif dan kreatif untuk diri sendiri dan orang lain

Ego Integrity Vs Despair (Late adulthood, 65 tahun lebih)

apabila orang dewasa tua tidak mampu membangun integritas egonya maka ia akan mengalami putus asa

Perilaku positif; menghargai kejadian masa lalu, sekarang dan yang akan datang, menerima siklus hidup dan gaya hidup, menerima kematian 8. Teori perkembangan Piaget

Jean Piaget lebih menekankan kepada perkembangan kognitif atau intelektual. Piaget menyatakan perkembangan kognitif berkembang dengan proses yang teratur dengan 4 urutan/tahapan melalui proses ini:

a. Assimilasi, adalah proses pada saat manusia ketemu dan berekasi dengan situasi baru dengan mengunakan mekanisme yang sudah ada. Pada tahap ini manusia mendapatkan pengalaman dan keterampilan baru termasuk cara pandang terhadap dirinya dan duania disekitarnya b. Akomodasi, merupakan proses kematangan kognitive untuk memecahkan masalah yang sebelumnya tidak dapat dipecahkan. Tahap ini dapat tercapai karena ada pengetahuan baru yang menyatu. c. Adaptasi, merupakan kemampuan untuk mengantisipasi kebutuhan

Tahapan Perkembangan Piaget

TahapUsiaTingkah laku yang signifikan

Sensorimotor 0 2 tahunPerilaku preverbal, kegiatan motorik sederhana terkoordinasi, dapat mempersepsikan perasaan yang berbeda

Preoperasional3 7 tahunEgoscentrism: dapat menghubungkan konsep suatu benda dengan kenyataan, konsep elaborate (rumit/panjang), mengajukan pertanyaan

Concrete operation7 11 atau 12 tahunPemecahan masalah: mulai mengerti hubungan seperti ukuran, mengetahuai kiri dan kanan, mempunyai penda[at atau sudut pandang

Formal operation11 15 atau 16 tahunHidup dalam sekarang/nyata dan bukan sekarang/ tidak nyata, lebih mempokuskan kepada sesuatu yang mungkin, dapat menggunakan alasan ilmiah, dapat menggunakan logika

9. Robert J. Havighurst meyakini ada 6 periode atau tahap dari perkembangan.

PeriodeTugas

Infancy dan childhoodBelajar berjalan, belajar berbicara, belajar makan makanan cair, belajar mengontrol eleiminasi kotoran dari tubuh, belajar membedakan kelamin, menerima kestabilan psikologi, membentuk konsep sosial dan fisik yang sederhana, belajar berhubungan emosi dengan orang tua, saudara (sibling), dan orang lain, belajar membedakan benar dan salah, mengembangkan nurani

Middle childhoodBelajar keterampilan fisik yang penting dalam permainan, membangun perilaku yang menunjukan diri sendiri sebagai organisme yang berkembang. Belajar mendapatkan teman sebaya, belajar menilai peran feminim dan maskulin, mengembangkan keterampilan dasar membaca, menulis dan menghitung, mengembangkan konsep yang penting dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan nilai perasaan, moral, dan skala, mendapatkan kebebasan individu, mempertahankan perilaku dalam kelompok dan institusi.

AdolesenceMenerrima keadaan fisik dan menerima peran maskulin atau feminim, mengembangkan hebungan dengan jenis kelamin yang berbeda, memiliki ketidak tergantungan emosid engan orang tua dan orang dewasa lain, memiliki jaminan ekonomi sendiri, memilih dan mempersiapkan pekerjaan sendiri, mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep dalam kehidupan sipil, mempersiapkan perkawinan, dan kehidupan berkeluarga, mendapatkan nilai dan sistem etik yang harmoni dalam memandang dunia, memiliki keinginan dan menerima tanggung jawab perilaku sosial.

Early adulthoodMemilih teman hidup, belajar hidup dengan pasangan perkawinan, memulai berkeluarga, memiliki anak, mengatur rumah, mulai mendapatkan pekerjaan, memikirkan kepentingan umum, menemukan grup hobies

Midle ageMenerima peran sivil dan tanggung jawab sosial, membangun dan mempertahankan standar ekonomi kehidupan, membantu remaja memmiliki tanggung jawab, menggunakan waktu luang untuk mengembangkan kedewasaan, menerima dan menilai perubahan psikologis usia pertengahan, mengatur waktu sebagai orang tua

Late maturityMenerima penurunan kekuatan fisik dan kesehatan, menerima pensiun dan penurunan pendapatan, menerima kematian pasangan, membangun hubungan ekplisit dengan kelompok seusia, kegiatan sosial dan melakukan kewajiban sipil, membangun kepuasan kehidupan fisik

B. Pemantauan Perkembangan Anak Dengan DDST

1. Pengertian DDSTDenver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-R). Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ. Test ini mudah dan cepat (15-20menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang baik. Dari beberapa pelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan 85-100% bayi dan anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada follow up selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan disekolah 5-6 tahun kemudian.

DDST adalah metode pemeriksaan perkembangan psikomotor anak yang dilakukan secara berkala sejak lahir sampai 6 tahun. Namun DDST bukan untuk mengukur IQ anak melainkan untuk mengukur perkembangan anak.

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill)dalam struktur dan fungsi yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil proses pematangan. Perkembangan anak berhubungan dengan perubahan kualitatif yang meliputi beberapa dimensi perkembangan anak yaitu perkembangan mental,motorik, bahasa, sosial, emosi dan pekembangan moral. Dalam proses perkembangan terdapat proses deferensiasi dari sel tubuh, jaringan, organ, sistim organ sehingga masing-masing dapat berfungsi dengan baik. Hail ini dapat dicontohkan dengan kemampuan bermain, berbahasa, termasuk juga perkembangan emosi dan tingkah laku sebagai suatu hasil interaksi dengan lingkungan sekitarnya.

2. Tujuan DDSTa. Untuk mengetahui proses perkembangan anak.b. Mengetahui tahap perkembangan yang telah dicapai.c. Mengetahui keterlambatan perkembangan sedini mungkin.d. Mengatasi secara dini kelainan yang ada.e. Meningkatkan kesadaran orang tua/pengasuh untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan perkembangan anak.

3. Komponen DDST

Komponen DDST II terdiri dari 125 item yang dibagi menjadi 4 skor yaitu:

a. Personal sosial (kemampuan bergaul) : 25 item

Kemampuan anak untuk bergaul atau menyesuaikan diri dengan orang lain dan kemampuan mengurus dirinya sendiri.

b. Fine motor adaptive (motorik halus) : 29 item

Kemampuan anak untuk melihat, menggunakan tanganya untuk mengambil obyek dan menggambar.

c. Language (bicara/bahasa) : 39 item

1) Kemampuan mengungkapkan perasaan, keinginan dan pendapat dengan kata-kata.2) Kemampuan mengerti dan memahami perkataan orang lain.3) Kemampuan berfikir

d. Gross motorik (motorik kasar) : 32 item

Kemampuan anak untuk menggunakan dan melibatkan sebagian besar bagian-bagian tubuh dan biasanya membutuhkan tenaga, misalnya duduk dan berjalan.

Masing-masing dari 125 item digambarkan dalam suatu batangan yang diletakkan antara neraca umur, yang menunjukkan dimana 25%, 50%, 75% dan 90% dari anak normal melakukan tes tersebut.

Item dapat dinilai baik bila dengan atau dari laporan orang tua (item dengan tanda L) tetapi akan lebih baik jika pemeriksa melihat sendiri apa sebetulnya yang bisa dilakukan anak.4. Pelaksanaan

1) Persiapan anak dan orang tua

a) Usahakan suasana tenang dan menyenangkan bagi anak agar diperoleh kerja sama yang baik.

b) Terangkan pada orang tua bahwa ini bukan tes IQ, tetapi screening (penyaring) perkembangan anak.

2) Persiapan alat

a) Bola dari benang merah.

b) Kismis, manik-manik.

c) Icik-icik dengan pegangan kecil.

d) Balok-balok kecil.

e) Genta (lonceng) kecil.

Pemakaian alat-alat tersebut disesuaikan dengan usia anak yang akan diukur perkembanagnya.

3) Langkah-langkah pelaksanaan

a) Usahakan suasana tenang, menyenangkan anak, dipangku, atau duduk sendiri.

b) Usahakan hanya alat yang diperlukan berada di atas meja selama pemeriksaan.

c) Kaji identitas anak, nama, umur, tanggal lahir anak.

d)Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak : riwayat prenatal, natal, pos natal, riwayat penyakit, faktor lingkungan keluarga.

e) Buat garis umur

(1) Beri tanda umur pada blangko yang terletak di atas dan bawah formulir DDST sebagai petunjuk.

(2) Tarik suatu garis melalui ke empat skor dari atas ke bawah pada blangko sesuai umur.

f) Identifikasi item-item di sebelah kiri dan yang terpotong menyinggung garis umur pada setiap skor.

g) Mulai lakukan pemeriksaan

(1) Lakukan pemeriksaan mulai dari skor kemampuan bergaul, motorik halus, bahasa, dan motorik kasar.

(2)Mulai item yang ada di sebelah kiri garis umur, teruskan ke kanan.

(3)Pada bentuk short form DDST setiap skor hanya diperiksa tiga item pada item yang terdekat dengan garis umur.

(4)Pada bentuk lengkap (full DDST) semua item yang di sebelah kiri maupun terpotong garis umur semuanya diperiksa.

(5)Memberi sekor atau nilai pada item yang diperiksa, dengan cara :

(a) P/L : Pass/ lulus, bila anak dapat mengerjakan.

(b) F/G : Failure/ gagal, bila anak belum dapat mengerjakan.

(c) R/M : Refusal/ menolak , bila anak menolak mengerjakan.

Bila item yang dinyatakan F/ G dan secara lengkap letaknya disebelah kiri garis umur, dinyatak delay (terlambat) beri arsir pada ujung item tersebut.

Bila item yang diberi sekor F/ G pada ujung item tersebut masih menyentuh garis umur, maka belum dinyatakan delay (terlambat).

(6) Memberi reinforcement (pujian) pada anak.

(7) Lakukan interpretasi hasil pemeriksaan.

(8) Beritahukan hasil pada orang tua.

(9) Bereskan alat.

h) Interpretasi hasil

Hasil pemeriksaan dinyatakan :

(1) Abnormal bila : (a) Terdapat dua skor atau lebih dengan masing-masing mempunyai dua atau lebih delay (terlambat).

(b)Satu skor mempunyai dua atau lebih nilai delay tanpa adanya nilai pass pada item yang terpotong oleh garis umur.

(2) Meragukan (questionable) bila :

(a) Salah satu skor mempunyai dua / lebih nilai delay.

(b) Bila salah satu skor/ lebih mempunyai satu delay tanpa adanya nilai pass pada item yang terpotong oleh garis umur pada skor yang sama.

(3) Normal bila :

(a) Tidak ada nilai terlambat (delay) pada seluruh sekor.

(b) Terdapat satu nilai terlambat (delay) namun terdapat pula nilai pass pada item yang terpotong oleh garis umur pada skor yang sama.

i) Rescreening

(a) Bila hasilnya meragukan atau tidak bisa dilakukan pemeriksaan maka lakukan screening ulang dua atau tiga minggu sesudanya.

(b) Bila sudah discreening ulang hasilnya sama maka dirujuk ke Rumah Sakit atau dokter spesialis anak.

j). Hal-hal yang perlu diperhatikan

(a) Ajarkan anak untuk bermain-main sehingga menimbulakan rasa percaya diri.

(b) Waktu dilakukan tes anak tidak mengantuk atau lelah.

(c) Beri pujian pada anak atas keberhasilanya.

(d) Interpretasi harus benar sebelum memberitahu hasilnya kepada orang tua.

(e) Tidak perlu setiap item dibahas bersama orang tua.

(f) Pada akhir tes tanyakan pada orang tua apakah penampilan anak merupakan kemampuan dan perilaku pada waktu

k). faktor-faktor yang mempengaruhi DDST

Menurut Soetjiningsih, 2007 faktor-faktor yang mempengaruhi anak selama dilakukan tes DDST adalah :

(1) Penyakit

(2) Rasa takut

(3) Hospitalisasi

(4) Pisah dengan orang tua

(5) Hilang penglihatan

(6) Kerusakan susunan saraf pusat

(7) Retardasi mental tidak terdiagnosa

(8) Pola keluarga

BAB III

PEMANTAUAN PERKEMBANGAN ANAK DENGAN DDSTPemantauan perkembangan anak dilakukan di TPA, RS Berthesda Yogyakarta.Pada anak B usia 4 tahun 8 bulanA. Persiapan1. Persiapan Anak

a. Menyiapkan lingkungan (di dalam ruangan)b. Anak dibawa ke taman bermain dipisahkan dari anak lain

c. BHSPd. Menjelaskan maksud dan tujuan2. Persiapan Alat

a. Kubus warna warni

b. Bola plastik berwarna merah 1 buah

c. Donat susun warna warnid. Pensil dan kertas

e. Lembar DDST

B. Langkah-langkah Pelaksanaan.1. Menyiapkan lingkungan yang akan digunakan dan menyenangkan anak

2. Tentukan usia anak

3. Mengkaji identitas anak meliputi nama lengkap, umur, dan tanggal lahir:

Nama

: An. B

Umur

: 4 tahun 8 bulan

Tanggal lahir: 10 Mei 2006

4. Beri garis atau tanda pada usia anak dan tarik garis atas dan bawah pada skala DDST II.5. Memulai melakukan pemeriksaan

a. Melakukan pemeriksaan mulai dari sektor personal sosial, adaptif-motorik halus, bahasa dan motorik kasar.

b. Melakukan pemeriksaan pada semua item yang ada di sebelah kiri maupun yang terpotong garis umur

1) Jumlah item yang di periksa berbeda menurut umur, untuk An M jumlah item yang di gunakan 124 item.

2) Pada kesempatan ini menggunakan full DDST yaitu semua item yang di sebelah kiri maupun yang terpotong garis umur semua diperiksa. c. Melakukan pemeriksaan DDST

d. Memberi skor/nilai pada item yang diperiksa dengan cara :

1) P/L: pass/lulus bila anak dapat mengerjakan atau melakukan nya

2) F/G: failure/gagal bila nak belum dapat mengerjakan

3) R/M: refusal/menolak bila anak menolak mengerjakan

e. Bila item yang dinyatakan F/G dan secara lengkap letaknya di sebelah kiri garis umur, dinyatakan delay (terlambat) maka beri arsiran pada ujung item tersebut.

f. Bila item yang diberi score F/G pad aujung kanan item tersebut masih menyentuh garis umur maka belum dinyatakan terlambat.

6. Lakukan penilaian tingkat pencapaian pada masing-masing komponen (motorik halus, motorik kasar, personal sosial, dan bahasa) pada batasan usia yang ditentukan.7. Tentukan hasil penilaian sebagai berikut :a. Pertumbuhan anak terlambat (abnormal) apabila terdapat 2 keterlambatan/lebih pada 2 sektor atau bila dalam 1 sektor didapat lebih dari 2 keterlambatan ditambah 1 sektor atau lebih terdapat 1 keterlambatan.b. Meragukan apabila dalam 1 sektor terdapat 2 keterlambatan atau lebih atau 1 sektor atau lebih didapat 1 keterlambatan.

c. Dapat juga dengan menentukan ada tidaknya keterlambatan pada masing-masing sektor bila menilai setiap sektor (tidak menyimpulkan gangguan perkembangan secara keseluruhan).

8. Memberi reinforcement positif pada anak

9. Melakukan interpretasi hasil pemeriksaan

10. Membereskan alat

C. Hasil

Hasil pemeriksaan DDST kelompok selama 2 jam adalah sebagai berikut

1. Sektor Personal Sosial anak dari 25 item; anak dapat mengerjakan semua item. 2. Sektor Motorik Halus dari 28 item anak dapat mengerjakan semua item

3. Sektor Bahasa dari 39 item anak dapat mengerjakan semua item

4. Sektor Motorik Kasar dari 32 item anak dapat mengerjakan semua item

Dari hasil pemeriksaan DDST tersebut dapat disimpulkan bahwa anak B normal, karena tidak ada nilai delay. Dan anak dapat mengerjakan semua item. BAB IV

PEMBAHASAN

Pada Bab IV ini penulis akan menguraikan sedikit mengenai pembahasan dimana nantinya akan membandingkan antara teori yang diterima khususnya tumbuh kembang anak, dengan pelaksanaan praktek dilapangan.

Pada pemeriksaan ini, kelompok mendapatkan klien kelolaan dengan nama anak B umur 4,8 tahun. Untuk mengukur tingkat perkembangan anak B, kami menggunakan metode DDST yang terdiri dari 4 sektor yaitu personal-sosial, motorik halus, bahasa, dan motorik kasar, yang semuanya terdapat 125 item.

Hasil pemeriksaan DDST kelompok selama 2 jam adalah sebagai berikut

1. Sektor Personal Sosial anak dari 25 item; Pass : 25 item, False :0 item dengan 0 nilai Delay.

2. Sektor Motorik Halus dari 28 item; .anak dapat melakukan semua item. 3. Sektor Bahasa dari 39 item; Pass : 39 item, anak dapat melakukan semua item4. Sektor Motorik Kasar dari 32 item, anak dapat melakukan semua item. Dari hasil pemeriksaan DDST tersebut dapat disimpulkan bahwa anak B normal, karena tidak ada nilai delay. Dan anak dapat melakukan semua item. BAB IV

PEMBAHASAN

Pada Bab IV ini penulis akan menguraikan sedikit mengenai pembahasan dimana nantinya akan membandingkan antara teori yang diterima khususnya tumbuh kembang anak, dengan pelaksanaan praktek dilapangan.

Pada pemeriksaan ini, kelompok mendapatkan klien kelolaan dengan nama anak B umur 4,8 tahun. Untuk mengukur tingkat perkembangan anak B, kami menggunakan metode DDST yang terdiri dari 4 sektor yaitu personal-sosial, motorik halus, bahasa, dan motorik kasar, yang semuanya terdapat 125 item.

Setelah kelompok melakukan pemeriksaan DDST pada anak B yang berumur 4,8 tahun dan berdasarkan batas garis umur terdapat 124 item yang diperiksa.

Hasil pemeriksaan DDST kelompok selama 2 jam adalah sebagai berikut

1. Sektor Personal Sosial anak dari 25 item; anak dapat mengerjakan semua item2. Sektor Motorik Halus dari 28 item anak dapat mengerjakan semua item

3. Sektor Bahasa dari 39 item anak dapat mengerjakan semua item

4. Sektor Motorik Kasar dari 32 item anak dapat mengerjakan semua item

Dari hasil pemeriksaan DDST tersebut dapat disimpulkan bahwa anak B normal, karena tidak terdapat nilai delay, dan anak dapat melakukan semua item. BAB V

PENUTUPA. KesimpulanDari pemantauan perkembangan anak dengan menggunakan DDST penulis mampu melakukan sesuai dengan langkah-langkah pelaksanaannya. Pada pelaksanaannya anak bersikap bersahabat dengan penulis sehingga anak mau diajak bermain dan bekerjasama. Dari pemeriksaan perkembangan anak yang telah penulis laksanakan maka penulis menyimpulkan sebagai berikut :

1. Anak B termasuk normal karena tidak ada nilai delay. Dengan jumlah item 124. Sektor personal social 25 item, motorik halus 28 item, bahasa 39 item, motorik kasar 32 item.

2. Lingkungan yang ramai dapat mempengaruhi dalam konsentrasi pelaksanaan pemantauan DDST anak.

3. Anak mudah mengalihkan perhatian dari suara-suara yang ditimbulkan disekitarnya.

4. Tenaga untuk pengasuh perlu dibekali dengan ketrampilan khusus dalam memantau perkembangan anak dengan DDST karena untuk pendokumentasian perkembangan anak kurang memadai.B. Saran

1. TPA a. PengasuhSebaiknya status anak dilengkapi dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan perkembangan selama di TPA.b. Untuk anak B yang diasuh di TPA, Mohon ditingkatkan dalam belajar2. STIKES Bethesda Yakkum YogyakartaWaktu praktek di TPA diperpanjang kurang lebih 3 hari agar dapat memantau perkembangan anak dan mengetahui kegiatan yang dilakukan anak.DAFTAR PUSTAKAAlimun, Azis. 2008. Keperawatn anak. Jakarta. EGC

Muscari,Mary. 2005. Keperawatan Pediatrik.jakarta. EGC

Riyadi, Sujono. Asuhan Keperawatan Pada Anak, Yogyakarta.Graha IlmuLAMPIRAN