TOXICITY TEST SUB- Lethal organophosphates · PDF filenamun pada umumnya usaha proteksi...

17
1 UJI TOKSISITAS SUB-LETHAL ORGANOFOSFAT PADA IKAN MAS (cyprinus carpio) TOXICITY TEST SUB- Lethal organophosphates COMMON CARP ( Cyprinus carpio ) Oleh Muhammad Rizki 1 , Tia Rostiana S.M 2 , Bastian Damanik 3 Email : [email protected] Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran, 45363, Indonesia Abstrak Uji toksiistas Sub-Lethal merupakan bagian dari uji kuantitatif yang dilakukan dengan pendedahan larutan bahan kimia atau polutan dalam jangka waktu relative lebih lama dibandingkan Uji toksisitas Akut (bebrapa hari, minggu). Parameter yang diamati dari Uji toksisitas Sub-Lethal pada ikan umumnya gejla fisiologis seperti aktivitas gerak (gerak aktif /pasif , gerak operculum / mulut ikan dalam aktivitas respirasi) dan gejala klinis (produksi lender pada sisik, serta keadaan insang pada ikan akibat dari larutan bahan toksik). Penelitian ini dilakukan di laboratorium MSP FPIK Unpad JAtinangor. Tujuan dari pengamatan ini adalah mahasiswa memahami dan mampu melaksanakan peripan, pemaparan dan pengamatan uji toksisitas sub lethal. Objek yang diamati pada pengamatan ini adalah pengaruh pemberian pestisida jenis organofosfat, karbamat, dan pyretil sintetik terhadap kelangsungan hidup ikan mas. Kata kunci : Pemaparan, Sub-Lethal, Pestisida Abstract Sub - Lethal toksiistas test is part of a quantitative test performed by exposure solution of chemicals or pollutants in a relatively longer period of time than acute toxicity test ( bebrapa days , weeks) . The parameters observed from toxicity test sub - lethal to the fish generally gejla physiological activity of motion ( motion active / passive , motion operculum / mouth of the fish in the activity of respiration ) and clinical symptoms ( production lenders on the scales , as well as the state of the gills in fish as a result of the solution of the material toxic ) . This research was conducted in the laboratory MSP FPIK Jatinangor . The purpose of this observation is a student understands and is able to carry out peripan , exposure and sub- lethal toxicity test observations . Objects that are observed in this observation is the effect of pesticides organophosphates, carbamates and synthetic pyretil on the survival of goldfish . Keywords : Presentation , Sub - Lethal , Pesticides

Transcript of TOXICITY TEST SUB- Lethal organophosphates · PDF filenamun pada umumnya usaha proteksi...

Page 1: TOXICITY TEST SUB- Lethal organophosphates · PDF filenamun pada umumnya usaha proteksi tanaman seringkali dilakukan dengan semata-mata ... Bioindikator Efektifitas Pengeolaan Air

1

UJI TOKSISITAS SUB-LETHAL ORGANOFOSFAT

PADA IKAN MAS (cyprinus carpio)

TOXICITY TEST SUB- Lethal organophosphates

COMMON CARP ( Cyprinus carpio )

Oleh

Muhammad Rizki1, Tia Rostiana S.M

2, Bastian Damanik

3

Email : [email protected]

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran, 45363, Indonesia

Abstrak

Uji toksiistas Sub-Lethal merupakan bagian dari uji kuantitatif yang

dilakukan dengan pendedahan larutan bahan kimia atau polutan dalam jangka

waktu relative lebih lama dibandingkan Uji toksisitas Akut (bebrapa hari,

minggu). Parameter yang diamati dari Uji toksisitas Sub-Lethal pada ikan

umumnya gejla fisiologis seperti aktivitas gerak (gerak aktif /pasif , gerak

operculum / mulut ikan dalam aktivitas respirasi) dan gejala klinis (produksi

lender pada sisik, serta keadaan insang pada ikan akibat dari larutan bahan toksik).

Penelitian ini dilakukan di laboratorium MSP FPIK Unpad JAtinangor. Tujuan

dari pengamatan ini adalah mahasiswa memahami dan mampu melaksanakan

peripan, pemaparan dan pengamatan uji toksisitas sub lethal. Objek yang diamati

pada pengamatan ini adalah pengaruh pemberian pestisida jenis organofosfat,

karbamat, dan pyretil sintetik terhadap kelangsungan hidup ikan mas.

Kata kunci : Pemaparan, Sub-Lethal, Pestisida

Abstract

Sub - Lethal toksiistas test is part of a quantitative test performed by

exposure solution of chemicals or pollutants in a relatively longer period of time

than acute toxicity test ( bebrapa days , weeks) . The parameters observed from

toxicity test sub - lethal to the fish generally gejla physiological activity of motion

( motion active / passive , motion operculum / mouth of the fish in the activity of

respiration ) and clinical symptoms ( production lenders on the scales , as well as

the state of the gills in fish as a result of the solution of the material toxic ) . This

research was conducted in the laboratory MSP FPIK Jatinangor . The purpose of

this observation is a student understands and is able to carry out peripan ,

exposure and sub- lethal toxicity test observations . Objects that are observed in

this observation is the effect of pesticides organophosphates, carbamates and

synthetic pyretil on the survival of goldfish .

Keywords : Presentation , Sub - Lethal , Pesticides

Page 2: TOXICITY TEST SUB- Lethal organophosphates · PDF filenamun pada umumnya usaha proteksi tanaman seringkali dilakukan dengan semata-mata ... Bioindikator Efektifitas Pengeolaan Air

2

PENDAHULUAN

Sampai saat ini, pestisida

merupakan sarana yang sangat

diperlukan. Di bidang pertanian dan

perikanan, penggunaan pestisida

telah dirasakan manfaatnya untuk

meningkatkan produksi. Terutama

digunakan untuk melindungi hasil

produksi dari kerugian yang di

timbulkan oleh berbagai jasad

pengganggu yang terdiri dari

kelompok hama dan penyakit

maupun gulma. Namun demikian

penggunaan pestisida ini juga

memberikan dampak negatif baik

terhadap manusia, biota maupun

lingkungan. Salah satu dampak

negatif dari limbah pestisida adalah

tercemarnya lingkungan perairan.

Menurut Sastrawijaya (2000) dalam

Kesuma et al. (2008), pencemaran

lingkungan adalah perubahan

lingkungan yang tidak

menguntungkan, terjadinya

perubahan dalam suatu tatanan baru

yang lebih buruk, sebagian karena

tindakan manusia secara langsung

atau tidak langsung.

Usaha meningkatkan

produksi pertanian, baik kuantitatif

maupun kualitatif, telah didukung

dengan penggunaan pestisida.

Walaupun konsep “pest

management” atau “integrated pest

control” dilakukan, yaitu pestisida

hendaknya digunakan sesedikit

mungkin dan apabila diperlukan saja,

namun pada umumnya usaha

proteksi tanaman seringkali

dilakukan dengan semata-mata

mempertimbangkan bahwa hama dan

penyakit tanaman harus dapat

diberantas dengan mudah dan cepat ,

sekalipun keadaan ini hanya dicapai

untuk sementara. Oleh karena itu

pemberantasan hama dan penyakit

tanaman hampir senantiasa diartikan

penggunaan pestisida, sehingga

bermacam-macam pestisida banyak

digunakan yang juga menimbulkan

berbagai dampak negatif (Mulyani,

1973). Sifat penting yang dimiliki

pestisida adalah daya racun atau

toksisitas. Meski bahan kimia

tersebut hanya dimaksudkan untuk

mematikan suatu jenis hama tertentu

tetapi pada hakekatnya bersifat racun

untuk semua mahluk hidup. Hampir

semua jenis pestisida tidak bersifat

selektif dan mempunyai spektrum

yang luas sebagai racun sehingga

merupakan sumber pencemaran yang

Page 3: TOXICITY TEST SUB- Lethal organophosphates · PDF filenamun pada umumnya usaha proteksi tanaman seringkali dilakukan dengan semata-mata ... Bioindikator Efektifitas Pengeolaan Air

3

potensial khususnya bagi

sumberdaya dan lingkungan

perairan. Penggunaan pestisida untuk

memberantas hama ternyata

menimbulkan berbagai masalah

lingkungan, antara lain terjadinya

pencemaran lingkungan perairan.

Permasalahan tersebut berkaitan erat

dengan sifat pestisida yang beracun

dan dapat mempengaruhi seluruh

kelompok taksonomi biota, termasuk

biota bukan sasaran (non target).

Selain itu pada umumnya pestisida

memiliki daya tahan yang relative

lama untuk didegradasi di

lingkungan, sehingga dapat

mempengaruhi ekosistim dalam

jangka panjang (Yudha, 1999).

Pestisida yang digunakan pada lahan

pertanian sawah, sebagian atau

bahkan seluruhnya akan jatuh dan

masuk ke dalam air sehingga

mencemari perairan.

Ikan serta biota air lain yang

hidup di lingkungan perairan yang

tercemar pestisida dapat menyerap

bahan aktif pestisida dan akan

tersimpan dalam tubuh. Dari hasil

penelitian menunjukkan bahwa

bioakumulasi pestisida (endosulfan)

semakin meningkat dengan

bertambahnya konsentrasi dan waktu

pemaparan hingga tercapainya

kondisi steady state. Selain itu,

pengaruh lanjut dari bioakumulasi

pestisida secara signifikan dapat

menurunkan laju pertumbuhan dan

berdampak terhadap kondisi

hematologis ikan (Taufik, 2005).

Limbah yang dihasilkan dari

aktivitas pertanian yang paling

berbahaya yaitu pestisida yang

masuk ke badan perairan, apabila

dalam jumlah banyak dapat berifat

toksik bagi biota-biota yang hidup di

perairan tersebut seperti ikan-ikan.

Pestisida sering digunakan sebagai

pilihan utama untuk memberantas

organisme pengganggu tanaman

sebab mempunyai daya bunuh yang

tinggi, penggunaannya mudah dan

hasilnya cepat diketahui.

Djojosumarto (2008) menyatakan

bahwa pekerjaan yang paling sering

menimbulkan kontaminasi adalah

saat mengaplikasikan terutama

menyemprotkan pestisida.

Penggunaan pestisida untuk

membasmi hama baik secara

langsung ataupun tidak langung akan

meggangu kualitas air, sehingga

kelangsungan hidup dan

Page 4: TOXICITY TEST SUB- Lethal organophosphates · PDF filenamun pada umumnya usaha proteksi tanaman seringkali dilakukan dengan semata-mata ... Bioindikator Efektifitas Pengeolaan Air

4

pertumbuhan ikan juga akan

terganggu.

Organofosfat. insektisida ini

merupakan ester asam fosfat atau

asam tiofosfat. Pestisida ini

umumnya merupakan racun

pembasmi serangga yang paling

toksik secara akut terhadap binatang

bertulang belakang seperti ikan,

burung, cicak dan mamalia. Pestisida

ini mempunyai efek, memblokade

penyaluran impuls syaraf dengan

cara mengikat enzim

asetilkolinesterase. Keracunan kronis

pestisida golongan organofosfat

berpotensi karsinogenik.

Ikan mas (Cyprinus carpio)

merupakan ikan air tawar yang

memiliki nilai konsumsi yang tinggi,

sehingga budidaya ikan mas sangat

berkembang oleh karena itu tidak

menutup kemungkinan ikan ini

terpengaruh oleh pestisida terutama

ukuran benih ikan mas tergolong ke

dalam benih yang peka terhadap

perubahan lingkungan. Mengingat

criteria hewan uji untuk uji toksisitas

yaitu benih ikan mas teredia luas,

baik di budidaya di laboraturium,

hatchery maupun alam, dapat

dipelihara secara baik, memiliki

riwayat genetic dan umur kultur

diketahui dengan baik serta yang

paling penting benih ikan mas peka

terhadap racun, maka benih ikan mas

cocok dijadikan sebagai hewan uji.

Berdasarkan uraian di atas

telah dilakuakan pengmatan uji

toksisitas sub lethal pestisida

terhadap benih ikan mas.

Pengamatan ini bertujuan untuk

memahami dan mampu

melaksanakan persiapan, pemaparan,

dan pengamatan Uji Toksisitas Akut

dan mampu mengetahui tingkat

toksisitas pestisida terhadap biota uji.

METODE PENELITIAN

Pengamatan ini dilaksanakan

pada tanggal 11 November 2015 –

18 November 2015 di Lab. MSP

Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan Univeritas Padjadjaran.

Hewan uji yang digunakan dalam

penelitian ini adalah benih ikan mas

(Cyprinus carpio). Jumlah ikan yang

digunakan pada masing-masing

aquarium adalah 5 ekor. Bahan uji

yang digunakan yaitu pestisida

dengan 1 kontrol dan 3 jenis

perlakuan yaitu organofosfat dengan

konsentrasi 0.317 ppm, 0.38 ppm,

Page 5: TOXICITY TEST SUB- Lethal organophosphates · PDF filenamun pada umumnya usaha proteksi tanaman seringkali dilakukan dengan semata-mata ... Bioindikator Efektifitas Pengeolaan Air

5

0.158 ppm, 0.079 ppm, 2,759 ppm,

515 ppm, karbamat, dan pyretroid

sintetik dengan konsentrasi 0.20

ppm, 0.15 ppm, 0.05 ppm, dengan 4

kali ulangan. Ada yang digunakan

dalam pengamatan ini berupa 80 unit

aquarium (satu angkatan) berukuran

40-50 cm3.

Pengamatan ini hanya

dilakuakan 1 tahap karena

pengamatan ini untuk mengetahui

Uji Toksisitas sub lethal 7 hari (1

minggu), uji toksisitas Sub-Lethal

yaitu diambil 80% dari LC50 (0.379

mg/L). Jumlah konsentrasi bahan uji

sebanyak 3 buah ditambah 1 kontrol.

Data mortalitas pada uji ini

diguanakan untuk menghitung nilai

80% dari LC50 (0.379 mg/L) .

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji pengamatan pada kelompok kami dengan perlakuan organofosfat maka data

mortalitas sebagai berikut ;

Tabel 1. Data Pengamatan Mortalitas Hewan Uji per Kelompok

Waktu

Dedah

Gejala Fisiologi Gejala

Klinis

(lendir)

Mortalitas Survival

Rate

(%) Gerak Operculum Aktivitas Gerak

I II III I II III

1 Jam 101 99 105 ++ ++ ++ + 0 100%

1 Hari 41 58 66 + + + +++ 1 80%

2 Hari - - - - - - - 4 0

3 Hari - - - - - - - - -

4 Hari - - - - - - - - -

5 Hari - - - - - - - - -

6 Hari - - - - - - - - -

7 Hari - - - - - - - - -

Rata-

rata

71.0 78.5 85.5

Keterangan : (+) : Kurang Aktif/Sedikit Lendir

(++) : Aktif/Cukup Lendir

(+++) : Sangat Aktif/Banyak Lendir

Rumus pengenceran :

V1 X N1 = V2 X N2

Page 6: TOXICITY TEST SUB- Lethal organophosphates · PDF filenamun pada umumnya usaha proteksi tanaman seringkali dilakukan dengan semata-mata ... Bioindikator Efektifitas Pengeolaan Air

6

Pada tabel di atas dapat

dilihat bahwa dengan perlakuan

organofosfat konsentrasi 0.079 mg/l,

DO 1.7 ppm, pH 7.91 ppm, dan suhu

240C, dapat dilihat gerak operculum,

aktivitas gerak, gejala klinis,

mortalitas, dan survival rate. Dari

kelima ikan yang diuji, dilakukan

pengamatan tiga ikan saja dengan

mengamati gerak operculum,

aktivitas gerak, gejala klinis,

mortalitas, dan survival rate. Pada

pengamatan pertama yaitu dalam

waktu satu jam setelah ikan

dimasukkan ke akurium dan di amati

gerak operculum selama satu menit

pada ketiga ikan di dapatkan 101 kali

pada ikan ke-1, 99 kali pada ikan ke-

2, dan 105 kali pada ikan ke-3,

dengan aktivitas gerak masih normal

(+/ kurang aktif). Gejala klinis pada

ketiga ikan tersebut masih sedikit

(++), dengan tingkat kematian nol

(0), sehingga survival ratenya 100%.

Pada pengamatan kedua yaitu satu

hari setelah ikan dimasukkan ke

akuarium dengan perlakuan yang

sama didapatkan gerak operculum

pada ikan ke-1 41, ikan ke-2 58, dan

ikan ke-3 66, aktivitas gerak mulai

melemah/kurang aktif (+) dengan

gejala klinis mulai banyak lendir

(+++), pada hari ke-1 pun mengalami

kematian (mortalitas) sebanyak 1

ekor dengan sisa yang hidup mulai

lemah dan satu ikan mulai hyperaktif

dengan kondisi renang mulai terbalik

dan selalu mendekati aerasi,

sehingga mengakibatkan survival

rate menjadi 80% dari 100%. Pada

hari ke-2 ikan mengalami kematian

(mortalitas) secara bersamaan yaitu

sisa ikan yang hidup (empat ekor)

sehingga survival ratenya mejadi nol

(0). Kematian pada ikan tersebut bisa

diakibatkan konsetrasi organofosfat

pada perairan tersebut tinggi.

Namun, sebelum mengalami

kematian ikan diberi pakan 1x1

dengan dosis yang sudah ditentukan

sesuai dengan bobot ikan. Dalam

pengamatan kali ini setiap

konsentrasi dilakukan ulangan

sebanyak empat kali dan hasil yang

didapatkan rata-rata aktivitas gerak

menjadi sangat aktif, gejala klinis

(lendir) sangat banyak, dengan

survival rate 0%, dengan rata-rata

suhu tiap pengulangan 240C, dan pH

7 ppm. Sedangkan pada konsentrasi

0.317 ppm gejala klinisnya cukup,

aktifitas gerak normal (aktif), dengan

Page 7: TOXICITY TEST SUB- Lethal organophosphates · PDF filenamun pada umumnya usaha proteksi tanaman seringkali dilakukan dengan semata-mata ... Bioindikator Efektifitas Pengeolaan Air

7

survavel rate pada ulangan ke-3 33%

dan ulangan ke-4 100%. Pada

konsetrasi 0.38 dan 0.158 survavel

rate pada ulangan ke-3 dan ke-4

yaitu 0%, dengan aktivitas gerak

aktif dan kurang aktif, dan gejala

klinisnya sedikit dan sedang.

Pada perlakuan pyretroid

sintetik rata-rata tiap konsentrasi

mengalami kematian (survival rate

0%) kecuali pada perlakuan kontrol.

Dengan gejala klinis cukup dan

aktivitas gerak aktif. Tetapi pada

konsentrasi 0.05 ulangan ke-1 dan

ulangan ke-4 terdapat survival rate

20% dan 60%. Pada perlakuan

karbamat mortalitasnya tidak terlalu

banyak.

Pada pengamatan kali ini

dilakukan terlebih dahulu

perhitungan pengenceran untuk

konsentrasi organifosfat yang akan di

pakai,

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 430.000 = 7000 x 0.079

V1 =

V1 = 0.0013 ml/l x 1000

= 1.286 atau 1.3

Jadi pemberian laritan ke

dalam akuarium yaitu sebesar 1.3

ppm 80% dari LC50 yaitu 0.379.

Setelah di dapatkan hasil

pengenceran maka dilakukan

penimbangan pakan untuk diberikan

1x1 yaitu 3% dari bobot ikan.

6.14 x 5 x

= 0.921 gr/hari

Maka setiap pemberian pakan selama

sehari yaitu sebesar 0.921 gr/hari

selama 7 hari.

Kesimpulan

Setelah melakukan

pengamatan ikan yang telah diberi

pestisida dengan konsentrasi

organofosfat 0.079 ppm ikan

mengalami mortalitas lebih cepat

dibandingkan dengan ikan yang

diberi konsentrasi di bawah 0.079

ppm. Selain itu dilihat dari aktivitas

gerak ikan yang diberi konsentrasi

0.079 ppm mengalami lebih aktif

dari biasanya, dengan gerak

operculum semakin lambat setelah 1

hari ikan dimasukkan pada air yang

diberi perlakuan. Bahkan pada hari

ke-2 ikan sudah mengalami

kematian. Dilihat dari jenis pestisida

yang lain yang lebih berbaha yaitu

Page 8: TOXICITY TEST SUB- Lethal organophosphates · PDF filenamun pada umumnya usaha proteksi tanaman seringkali dilakukan dengan semata-mata ... Bioindikator Efektifitas Pengeolaan Air

8

jenis organofosfat dan pyretrod yang

lebih cepat membunuh.

Daftar pustaka

Kesuma, 2008. Bioindikator Efektifitas

Pengeolaan Air Limbah

Rumah Sakit Umum Daerah

Abdul Moeloeck dengan

Penentuan Lethal

Concentration ( LC50 96 jam

) pada Ikan Nila (Oreochromis

niloticus L). Jurusan Biologi

FMIPA Universitas Lampung.

17–18 November 2008.

Seminar Nasional Sains dan

Teknologi II 2008.

Taufik, I. 2005. Pengaruh lanjut

bioakumulasi insektisida

endosulfan terhadap

pertumbuhan dan kondisi

hematologis ikan mas (Cyprinus

carpio). Tesis. Sekolah

Pascasarjana, Program Studi

Ilmu Perairan, IPB. 83 hal.

Yudha, I.G. 1999. Toksisitas akut dan

pengaruh subletal endosulfan

terhadap pertumbuhan dan

kondisi hematologis ikan lele

dumbo (Clarian gariepinus).

Tesis. Program Pascasarjana

Institut Pertanian Bogor. 60 hal.

Mulyani. 1973. Peraturan pestisida.

Laporan Direktorat Perlindungan

Tanaman, Jakarta. 6 hal.

Page 9: TOXICITY TEST SUB- Lethal organophosphates · PDF filenamun pada umumnya usaha proteksi tanaman seringkali dilakukan dengan semata-mata ... Bioindikator Efektifitas Pengeolaan Air

9

LAMPIRAN

Prosedur kerja

Ikan diaklimisasi selama 3 hari

Cuci akurium dan isi air sebanyak 15

L

Siapkan peralatan aerasi

Buat bahan uji (organofosfat, karbamat,

pyretroid sintetik)

Masukkan 5 ekor ikan ke dalam akuarium

Ambil 3 secara acak dan timbang

Masukkan bahan uji ke akurium

dengan masing-masing konsentrasi

Amati keadaan ikan dan catat hasil

Page 10: TOXICITY TEST SUB- Lethal organophosphates · PDF filenamun pada umumnya usaha proteksi tanaman seringkali dilakukan dengan semata-mata ... Bioindikator Efektifitas Pengeolaan Air

10

Tabel 3. PYRETROID SINTETIK

Kelompok Ulangan konsentrasi Gejala Fisiologis Gejala

Klinis

SR

(%)

T pH DO

GO Rata-Rata AG Rata-

Rata

1 1 0,20 ppm 84 ++ + 0 26 2.5

2 B 60 + + 0 25 7,

83

3 0,10 ppm 60 ++ ++ 0 25 7.82

4 0,05 ppm 89 ++ + 60 26 2.5

5 Kontrol 96 ++ ++ 100 24,5 ;

26

7.99 -

6 2 0,20 ppm 75 ++ ++ 0 26 7.8

7 0,15 ppm 278 + ++ 0 27 7.77

8 0,10 ppm 61 + + 0 28 2.5

9 0,05 ppm 95 ++ + 60 25.5 7.71

10 Kontrol 144 ++ ++ 0 27

11 3 0,2 ppm 78 ++ ++ 0 26 7.86 -

12 0,15 ppm 51 ++ ++ 0 26 2.5

13 0,10 ppm 67 ++ ++ 0 25 7.69 -

14 0,05 ppm 43 ++ ++ 0 27 7.5

15 Kontrol 127 ++ + 80 25.26 7.88 0

16 4 0,2 ppm 79 ++ ++ 0 26 2.5

17 0.15 158 + +++ 0 25

18 0,10 ppm 83 ++ ++ 0 26 7.92

19 0,05 ppm 90 + ++ 20 26 7.96

20 Kontrol 103 ++ ++ 100 26 2.5

Page 11: TOXICITY TEST SUB- Lethal organophosphates · PDF filenamun pada umumnya usaha proteksi tanaman seringkali dilakukan dengan semata-mata ... Bioindikator Efektifitas Pengeolaan Air

11

Tabel 4. KARBAMAT

Kelompok Ulangan konsentrasi Gejala Fisiologis Gejala

Klinis

SR

(%)

T pH DO

GO Rata-Rata AG Rata-

Rata

1 1 A 115 ++ +++ 40% 27 ;

26

9,49 ;

4,62

4,2 ;

2 B 254.3 +++ +++ 0% 25 6.5 2.7

3 C 69.57 ++ + 40% 18:27 7,86 5.2

4 D 153 ++ ++ 40% 27;26 8.17 4,3;

5 Kontrol 104 ++ ++ 100% 20 7.59 6.3

6 2 A 132 ++ +++ 0% 25 9.2 16:48

7 B 130 ++ ++ 0% 26 8.2 6.8

8 C 75 ++ +++ 0% 26 12.36 4.4

9 D 104 + ++ 0% 19 7.69 7.1

10 Kontrol 131,125 + + 60% 25 0:28 1:40

11 3 A 124 +++ +++ 0% 25 9.2 2.7

12 B 230 ++ ++ 0% 26 10.5 4.4

13 C 82 ++ +++ 60% 19;21 7,81 7,3;

14 D 79.9 ++ ++ 0% 25 7.4 8.16

15 Kontrol 114 +++ + 60% 19; 24 8,01 7,3;

16 4 A 69 ++ ++ 0% 27 6.9 4.4

17 B 111 ++ ++ 60% 18;28 7.68 7.8

18 C 97 ++ + 60% 27 9.4 4.8

19 D 104 ++ + 40% 18;24 7.71 7.5

20 Kontrol 137 +++ ++ 100% 25;21 9.6 4.47

Page 12: TOXICITY TEST SUB- Lethal organophosphates · PDF filenamun pada umumnya usaha proteksi tanaman seringkali dilakukan dengan semata-mata ... Bioindikator Efektifitas Pengeolaan Air

12

Tabel 5. ORGANOFOSFAT Kelautan

Kelompok Ulangan konsentrasi Gejala Fisiologis Gejala

Klinis

SR

(%)

T pH DO

GO Rata-

Rata

AG Rata-

Rata

1 1 0.317 62 ++ ++ 0 27 8.62 2

2 0.283 126.3 ++ ++ 0 26 7.74 1.4

3 5.51 103 ++ ++ 0 25 7 1.5

4 D 104.3 ++ ++ 20 27 8.65 2

5 Kontrol 132.3 ++ +++ 0 25 , 26 7.6 1.3

6 2 A 125.25 ++ ++ 0 26 7.75 1.6

7 B 127.1 +++ +++ 20 27 7.83 1.7

8 0.158 116.875 + ++ 100 25 8.66 1.7

9 2.756 129.4 ++ ++ 80 25;26 7.84 1.2

10 Kontrol 122 +++ + 0 27 7.72 1.4

11 3 0.11 139 +++ + 0 27 7 1.7

12 8.3 71 ++ ++ 0 26 8.64 18

13 5.5 107.6 ++ ++ 0 25/25 7 1.3

14 0.238 131.485 ++ ++ 0 26 7.75 1.4

15 Kontrol 114.6 + + 40 24,5;21 7.8 1.3

16 4 0.317 102.3 + + 0 26 8.65 1.5

17 8.3 127.3 ++ +++ 0 25.5 7.97 1.2

18 5.5 137.93 ++ ++ 0 27 7.77 1.4

19 2.756 127.5 ++ ++ 0 25 7.93 1.4

20 Kontrol 69 ++ ++ 60 26 8.95 2.1

Page 13: TOXICITY TEST SUB- Lethal organophosphates · PDF filenamun pada umumnya usaha proteksi tanaman seringkali dilakukan dengan semata-mata ... Bioindikator Efektifitas Pengeolaan Air

13

Table 6. Gerak Operculum Kelompok

Waktu

Dedah

Gejala Fisiologi

Gerak Operculum

I II III

1 Jam 101 99 105

1 Hari 41 58 66

2 Hari - - -

3 Hari - - -

4 Hari - - -

5 Hari - - -

6 Hari - - -

7 Hari - - -

Rata-rata 71.0 78.5 85.5

Gambar 6. Grafik Gerak Operculum Kelompok

101

41

99

58

105

66

0

20

40

60

80

100

120

1 Hari2 Hari3 Hari4 Hari5 Hari6 Hari7 Hari

Ge

rak

Op

erc

ulu

m

Waktu Dedah

Gerak Operculum Kelompok

GERAK OPERCULUMI

GERAK OPERCULUMII

GERAK OPERCULUMIII

Page 14: TOXICITY TEST SUB- Lethal organophosphates · PDF filenamun pada umumnya usaha proteksi tanaman seringkali dilakukan dengan semata-mata ... Bioindikator Efektifitas Pengeolaan Air

14

Table 7. Survival Rate

Waktu

Dedah

Survival

Rate

(%)

1 Jam 100%

1 Hari 80%

2 Hari 0

3 Hari -

4 Hari -

5 Hari -

6 Hari -

7 Hari -

Rata-rata

Gambar 7. Grafik Survival Rate

100%

80%

0 0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

1 J

am

1 H

ari

2 H

ari

3 H

ari

4 H

ari

5 H

ari

6 H

ari

7 H

ari

Su

rviv

al R

ate

Waktu Dedah

Survival Rate (%)

Survival Rate (%)

Page 15: TOXICITY TEST SUB- Lethal organophosphates · PDF filenamun pada umumnya usaha proteksi tanaman seringkali dilakukan dengan semata-mata ... Bioindikator Efektifitas Pengeolaan Air

15

Tabel 8. Gerak operculum dengan Pemaparan Organofosfat

Kelompok Ulangan konsentrasi Gejala Fisiologis

GO Rata-Rata

16 4 0.317 92

17 0.238 89

18 0.158 108

19 0.079 78.33

20 Kontrol 122

Gambar 8. Grafik Gerak Operculum Dengan Pemaparan Organofosfat

92 89 108

78,33

122

0

50

100

150

Ge

rak

Op

erc

ulu

m

Konsentrasi

Gerak Operculum Dengan Pemaparan Organofosfat

GERAK OPERCULUM

Page 16: TOXICITY TEST SUB- Lethal organophosphates · PDF filenamun pada umumnya usaha proteksi tanaman seringkali dilakukan dengan semata-mata ... Bioindikator Efektifitas Pengeolaan Air

16

Tabel 9. Survival; Rate pemaparan Organofosfat

Kelompok Ulangan konsentrasi SR (%)

16 4 0.317 100%

17 0.238 0%

18 0.158 0%

19 0.079 0%

20 Kontrol 20%

Gambar 9. Grafik Survival Rate Pemaparan Organofosfat

100%

0% 0% 0%

20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

0.317 0.238 0.158 0.079 Kontrol

Surv

ival

Rat

e

Konnsentrasi

Survival Rate Pemaparan Organofosfat

Survival Rate

Gambar 1. Bahan Uji Gambar 2. Pengukur DO

Page 17: TOXICITY TEST SUB- Lethal organophosphates · PDF filenamun pada umumnya usaha proteksi tanaman seringkali dilakukan dengan semata-mata ... Bioindikator Efektifitas Pengeolaan Air

17

Gambar 3. Pengambilan

Larutan

Gambar 4. Proses Pemasukan Larutan

Gambar 5. Penimbangan Pakan

Larutan