TOR KendaraanBermotor1

7
PEMERINTAH KOTA DEPOK KERANGKA ACUAN (KAK) Survei Kendaraan Bermotor

description

kak

Transcript of TOR KendaraanBermotor1

Page 1: TOR KendaraanBermotor1

PEMERINTAH KOTA DEPOK

KERANGKA ACUAN(KAK)

Survei Kendaraan Bermotor

Depok, 2009

Page 2: TOR KendaraanBermotor1

A. LATAR BELAKANG

Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, maka Pemerintah Daerah diberikan kewenangan untuk menggali potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) khususnya pajak daerah dan retribusi daerah. Keseriusan untuk mendorong Pemda dalam menggali PAD ditunjukkan dengan telah direvisinya UU Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dengan UU Nomor 34 Tahun 2000 dan aturan pelaksanaannya berupa PP Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah dan PP Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah. Isi pokok perubahan UU No. 34 Tahun 2000 adalah dua hal, yaitu : (a) Perda Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tidak perlu mendapat pengesahan Pemerintah Pusat, dan (b) Pemda diberi kebebasan untuk membuat pajak dan retribusi diluar dari yang secara eksplisit tercantum dalam UU 34 tahun 2000, PP 65 dan PP 66 tahun 2001.

Adapun dalam Pasal 1 pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah, yang di maksud dengan Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Pajak Daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah, diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, untuk meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat. Sebagaimana peraturan yang mengatur tentang Pajak Daerah, dibedakan jenis pajak daerah untuk pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Di tingkat pemerintah provinsi, salah satu diantaranya adalah Pajak Kendaraan Bermotor. Yang dimaksud dengan kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang bergerak.

Saat ini di Kota Depok terdapat tidak kurang dari 100 ribu kendaraan bermotor yang terdiri jenis bus, truk, pribadi, angkutan dan sepada motor. Dari jumlah tersebut diperkirakan sebanyak 30-40 ribu kendaraan pribadi. Jika rata-rata pajak kendaraan pribadi ini sebesar Rp 1 juta per tahun, maka penerimaan pajak tidak kurang dari Rp 30 Milyar.

Page 3: TOR KendaraanBermotor1

Namun demikian, keberadaan kendaraan bermotor jenis kendaraan pribadi tidak sepenuhnya terdaftar sebagai domisili Kota Depok. Dugaan atas banyaknya kendaraan terdaftar pada daerah luar Kota Depok dengan sendirinya akan mengurangi potensi penerimaan pajak dari kendaraan bermotor setiap tahunnya di Kota Depok.

Ada banyak alasan mengapa kendaraan bermotor tersebut tidak didaftarkan sebafgai domisili Kota Depok. Pertama, banyak penduduk pemilik kendaraan bermotor memiliki KTP ganda sehingga mendaftarkan domisili kendaraan di luar Depok (khususnya Kota Jakarta) sementara tempat tinggal di Kota Depok. Kedua, belum mengalihkan kepemilikan nama di dalam BPKB/STNK karena preferensi atau tidak mau terbebani dengan pengurusan pengalihan lokasi kendaraan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan penerimaan pajak daerah dari penerimaan pajak kendaraan bermotor. Sedangkan tujuan kegiatan ini adalah:

Melakukan sensus jumlah kendaraan bermotor yang terdapat di wilayah administrasi Kota Depok.

Melakukan identifikasi permasalahan domisili kendaraan bermotor Melakukan sosialisasi kepemilikan kendaraan bermotor Melakukan penghitungan potensi penerimaan pajak kendaraan bermotor.

C. HASIL YANG DIHARAPKAN

Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah teridentifikasinya potensi pajak kendaraan bermotor di Kota Depok dan berbagai permasalahan kepemilikan kendaraan bermotor. Disamping itu, hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah meningkatnya kesadaran pemilik kendaraan bermotor untuk mengalihkan lokasi kendaraan dari daerah lain ke dalam Kota Depok.

D. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup kegiatan ini meliputi: Studi pendahuluan (literatur dan sumber lainnya) untuk mendapatkan

gambaran umum mengenai kepemilikan kendaraan bermotor. Melakukan survei terhadap rumahtangga untuk mendapatkan keberadaan

kendaraan bermotor yang meliputi jumlah, status kepemilikan dan lokasi STNK.

Melakukan sosialisasi kesadaran kepemilkan kendaraan bermotor.

Page 4: TOR KendaraanBermotor1

Melakukan identifikasi permasalahan kepemilikan kendaraan bermotor Menghitung potensi penerimaan pajak daerah melalui penerimaan pajak

kendaraan bermotor.

E. TENAGA AHLI YANG DIBUTUHKAN

Tenaga ahli yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan ini terdiri dari:1. Ahli Ekonomi, kualifikasi S2 dengan pengalaman profesional minimal

5 tahun. 2. Ahli Manajemen, kualifikasi S2 dengan pengalaman profesional

minimal 5 tahun.3. Ahli Sosiologi, kualifikasi S2 dengan pengalaman profesional

minimal 5 tahun.4. Ahli Kebijakan Publik, kualifikasi S2 dengan pengalaman profesional

minimal 5 tahun. 5. Ahli Statistik, kualifikasi S2 dengan pengalaman profesional minimal

5 tahun.

F. WAKTU PELAKSANAAN

Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah selama 5 (lima) bulan kalender, terhitung sejak penandatanganan surat perintah kerja (SPK).

G. PELAKSANA KEGIATAN

Pelaksana kegiatan ini adalah pihak ketiga, dalam hal ini adalah perusahaan jasa konsultansi yang memiliki pengalaman dan sumberdaya yang memadai, yang dalam pemilihannya dilakukan melalui seleksi umum.

H. PELAPORAN

Pelaksasanaan kegiatan ini dilaporkan dalam tiga tahapan, yaitu laporan pendahuluan, laporan antara dan laporan akhir.

I. PEMBIAYAAN

Pelaksanaan kegiatan ini dalam hal pembiayaannya dibebankan kepada APBD Kota Depok Tahun Anggaran 2009, pada SKPD Dinas Pendapatan.