Tonsilitis

22
Tonsilitis Andreas 1210211131

description

tonsilitis ppt

Transcript of Tonsilitis

  • TonsilitisAndreas 1210211131

  • Fisiologi TonsilTonsil mempunyai dua fungsi utama :menangkap dan mengumpulkan bahan asing dengan efektif dan sebagai organ produksi antibodi dan sensitisasi sel limfosit T dengan antigen spesifik

    Jika tonsil tidak mampu melindungi tubuh,maka akan timbul inflamasi dan akhirnya terjadi infeksi yaitu tonsilitis (tonsillolith).

  • TonsilitisDefinisi :Peradangan pada tonsil palatina yang merupakn bagian dri cincin Waldeyer

  • Ukuran tonsil dibagi menjadi:T0: Post tonsilektomiT1: Tonsil masih terbatas dalam fossa tonsilarisT2: Sudah melewati pilar anterior, belum melewati garis paramedian (pilar posterior)T3: Sudah melewati garis paramedian, belum melewati garis medianT4: Sudah melewati garis median

  • ada permukaan tampak tonsil membengkak dan hiperemis. Permukaannya terkadang diliputi eksudat berwarna putih kekuningan.Penyebab tersering tonsilitis akut viral adalah virus Epstein Barr dan Haemophilus influenzae serta virus Coxschakie.

  • Tonsilitis akibat infeksi Epstein-Barr. Terdapat pembesaran tonsil yang ditutupi eksudat putih keabu-abuan.

  • Tonsilitis virus Coxschakie pada permukaan tonsil, faring posterior dan palatum tampak vesikel ulseratif yang sangat nyeri. BiasanyaTerjadi pada usia di bawah 16 tahun.

  • Nilai 0 atau 1: bukan infeksi GBAS 2: membutuhkan pemeriksaan tambahan, meliputi rapid antigen test 3-4: pemberian antibiotik Tonsilitis bakteri Group A Streptococcus (GABS)Kriteria untuk GABS: Demam melebihi 38 C Tidak terdapat batuk Terdapat eksudat pada tonsil Nyeri tekan pada limfadenopati servikal anterior

  • Tonsil membengkak dan hiperemis, permukaan diliputi eksudat berbentuk bercak putih yang mengisi kripta tonsil yang disebut detritus. Detritus ini terdiri dari leukosit, epitel yang terlepas akibat peradangan dan sisa-sisa makanan yang tersangkut.

  • Bila bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi lakuna (lekukan) pada permukaan tonsil

  • Gejala Klinik

  • Ukuran tonsil dibagi menjadi:T0: Post tonsilektomiT1: Tonsil masih terbatas dalam fossa tonsilarisT2: Sudah melewati pilar anterior, belum melewati garis paramedian (pilar posterior)T3: Sudah melewati garis paramedian, belum melewati garis medianT4: Sudah melewati garis median*Pada permukaan tampak tonsil membengkak dan hiperemis. Permukaannya terkadang diliputi eksudat berwarna putih kekuningan.Penyebab tersering tonsilitis akut viral adalah virus Epstein Barr dan Haemophilus influenzae serta virus Coxschakie.*Tonsilitis akibat infeksi Epstein-Barr. Terdapat pembesaran tonsil yang ditutupi eksudat putih keabu-abuan.*Tonsilitis virus Coxschakie pada permukaan tonsil, faring posterior dan palatum tampak vesikel ulseratif yang sangat nyeri. BiasanyaTerjadi pada usia di bawah 16 tahun.*Tonsilitis bakteri Group A Streptococcus (GABS)Kriteria untuk GABS: Demam melebihi 38 C Tidak terdapat batuk Terdapat eksudat pada tonsil Nyeri tekan pada limfadenopati servikal anterior

    Nilai 0 atau 1: bukan infeksi GBAS 2: membutuhkan pemeriksaan tambahan, meliputi rapid antigen test 3-4: pemberian antibiotik

    *Tonsil membengkak dan hiperemis, permukaan diliputi eksudat berbentuk bercak putih yang mengisi kripta tonsil yang disebut detritus. Detritus ini terdiri dari leukosit, epitel yang terlepas akibat peradangan dan sisa-sisa makanan yang tersangkut.*Bila bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi lakuna (lekukan) pada permukaan tonsil*Merupakan peradangan akut yang disebabkan oleh Corynebacterium diphteriae. Mudah menular dan dapat mengenai saluran nafas atas (tonsilofaringolaringitis difteri), dg tanda khas terbentuknya pseudomembran (membran semu).Biasanya menyerang anak 2-5 tahun, jarang di atas usia 6 tahun dan dewasa. Penularan melalui udara dan kontaminasi melalui benda2 dan makanan. Masa inkubasi kuman 2-7 hari.Gejala umum berupa nyeri tenggorok, malaise, demam subfebris, hingga toksemia berat.Gejala lokal berupa faring dan tonsil membengkak, ditutupi bercak putih kotor yang meluas membentuk pseudomembran yang melekat erat pada dasarnya dan bila diangkat akan timbul perdarahan. Bila membran semu ini telah menutupi laring akan terjadi gangguan jalan nafas berupa suara serak dan stridor inspirasi. Bila sesak semakin hebat, tampak retraksi epigastrium, interkosta, suprasternal, sianosis, bahkan henti nafas (apnea).Gejala lokal lainnya berupa pembesaran kelenjar limfe leher sehingga leher menyerupai leher sapi (bull neck).Gejala akibat eksotoksin pada jaringan tubuh dapat menyebabkan miokarditis, paralisis saraf perifer, komplikasi ke ginjal berupa albuminuria.Kematian disebabkan oleh sumbatan jalan nafas, decompensatio cordis atau komplikasi bronkopneumonia.PenatalaksanaanRawat inap dan diisolasi serta tirah baring untuk menghindari komplikasi yang lebih berat pada jantungLama perawatan 2-3 minggu atau sampai 3 kali hasil usap tenggorok negatifPemberian ADS (Anti difteri serum) harus segera diberikan tanpa menunggu hasil laboratorium, dosis 20.000-100.000 unitPenisilin diberikan untuk mencegah infeksi sekunderKortikosteroid untuk mencegah edema pada laringTrakeostomi bila terjadi obstruksi jalan nafas atasTonsilektomi pada kasus karier*Dijumpai pada pasien immunocompromised yang mendapat terapi antibiotik baik lokal maupun sistemik jangka panjang. Pasien dapat tanpa gejalaatau sedikit rasa tidak enak/nyeri pada tenggorok. Gambaran lokal berupa membran tipis putih multipel pada mukosa faring, palatum, lidah dan mulut. Membran ini mudah diangkat tanpa menimbulkan perdarahan. Pengobatan dengan Nystatin lokal atau sistemik atau dengan pengolesan larutan Gentian violet 1%.*Sifilis primerGambaran lesi ulserasi dg lapisan kotor dan dasar yang keras pada bibir atau mulut, juga tonsil dan pipi.Sifilis sekunderTerjadi pada minggu ke 6-8. Spirochaeta menyebar ke seluruh tubuh dan menyerang mukosa. Timbul rasa nyeri pada tenggorok, pembesaran kelenjar limfe. Pada faucius dan palatum timbul bercak mukus yang simetris dg limfadenitis. Stadium ini sgt infektif.Sifilis tersierLesi khas berupa guma akibat infeksi kronik dari jaringan dg endarteritis dan nekrosis di daerah yang dilalui arteriol yang terkena. Terdapat pembentukan ulkus dan dapat mengenai tulang sehingga menyebabkan perforasi palatum durum.Diagnosis ditegakkan dari pemeriksaan serologi.Terapi: pengobatan kausatif dg penisilin.*Pada infeksi mononukleosis gejala lokal berupa tonsilofaringitis akut serta pembentukan ulkus dan membran. Juga terjadi pembesaran kelenjar limfe secara menyeluruh.Secara lokal dapat diberikan obat2 simptomatik seperti oat kumur, analgetik, dan antiinflamasi.*Faktor predisposisi:Rangsangan menahun dari rokok, beberapa jenis makananHigiene mulut yang burukPengaruh cuacaKelelahan fisikPengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuatPatologiKarena proses radang berulang epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis digantikan oleh jaringan parut dan terjadi pengerutan sehinggakripta melebar dapat diisi oleh detritus. Pada tahap lanjut terjadi perlekatan dg jaringan di sekitar fosa tonsilaris.Pemeriksaan FisikTonsil membesar dg permukaan tidak rata, kriptus melebar, dan beberapa terisi detritus.*Indikasi absolut Pembesaran tonsil yang menyebabkan sumbatan jalan napas atas, disfagia berat, gangguan tidur, atau terdapat komplikasi kardiopulmonal. Abses peritonsiler yang tidak respon terhadap pengobatan medik dan drainase, kecuali jika dilakukan fase akut. Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam Tonsil yang akan dilakukan biopsi untuk pemeriksaan patologi2. Indikasi relatif Terjadi 7 episode atau lebih infeksi tonsil pada tahun sebelumnya, atau 5 episode atau lebih infeksi tonsil tiap tahun pada 2 tahun sebelumnya atau 3 episode atau lebih infeksi tonsil tiap tahun pada 3 tahun sebelumnya dengan terapi antibiotik adekuat.Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak ada respon terhadap pengobatan medik. Tonsilitis kronik atau berulang pada pembawa streptokokus yang tidak membaik dengan pemberian antibiotik kuman resisten terhadap -laktamase.*