makalah tonsilitis

33
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tonsil atau yang lebih sering dikenal dengan amandel adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus didalamnya, bagian organ tubuh yang berbentuk bulat lonjong melekat pada kanan dan kiri tenggorok. Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsil faringal (adenoid), tonsil palatina, dan tonsil faringal yang membentuk lingkaran yang disebut cincin Waldeyer. Tonsil terletak dalam sinus tonsilaris diantara kedua pilar fausium dan berasal dari invaginasi hipoblas di tempat ini. Tonsillitis sendiri adalah inflamasi pada tonsila palatine yang disebabkan oleh infeki virus atau bakteri. Saat bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh melalui hidung atau mulut, tonsil berfungsi sebagai filter/ penyaring menyelimuti organisme yang berbahaya tersebut dengan sel-sel darah putih. Dalam beberapa kasus ditemukan 3 macam tonsillitis, yaitu tonsillitis akut, tonsillitis membranosa, dan tonsillitis kronis. Oleh karena itu penting bagi perawat untuk mempelajari patofisiologi, manifestasi klinis, prosedur diagnostik dan asuhan keperawatan yang komprehensif pada klien tonsilitis beserta keluarganya. Pola penyakit THT (Telinga Hidung Tenggorokan) bervariasi pada tiap-tiap negara. Banyak faktor lingkungan dan sosial diyakini bertanggung jawab terhadap etiologi

Transcript of makalah tonsilitis

Page 1: makalah  tonsilitis

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tonsil atau yang lebih sering dikenal dengan amandel adalah massa yang terdiri

dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus didalamnya,

bagian organ tubuh yang berbentuk bulat lonjong melekat pada kanan dan kiri

tenggorok. Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsil faringal (adenoid), tonsil palatina,

dan tonsil faringal yang membentuk lingkaran yang disebut cincin Waldeyer. Tonsil

terletak dalam sinus tonsilaris diantara kedua pilar fausium dan berasal dari

invaginasi hipoblas di tempat ini.

Tonsillitis sendiri adalah inflamasi pada tonsila palatine yang disebabkan oleh

infeki virus atau bakteri. Saat bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh melalui hidung

atau mulut, tonsil berfungsi sebagai filter/ penyaring menyelimuti organisme yang

berbahaya tersebut dengan sel-sel darah putih. Dalam beberapa kasus ditemukan 3

macam tonsillitis, yaitu tonsillitis akut, tonsillitis membranosa, dan tonsillitis kronis.

Oleh karena itu penting bagi perawat untuk mempelajari patofisiologi, manifestasi

klinis, prosedur diagnostik dan asuhan keperawatan yang komprehensif pada klien

tonsilitis beserta keluarganya.

Pola penyakit THT (Telinga Hidung Tenggorokan) bervariasi pada tiap-tiap negara.

Banyak faktor lingkungan dan sosial diyakini bertanggung jawab terhadap etiologi

Page 2: makalah  tonsilitis

2

infeksi penyakit ini. Penelitian yang dilakukan di Departemen THT Dunia (WHO)

selama 10 tahun (Januari-Desember ) dari 68.488 kunjungan pasien didapati penyakit

Tonsilitis Kronis merupakan penyakit yang paling banyak dijumpai yakni sebanyak

15.067 (22%) penderita. Sementara penelitian yang dilakukan di Malaysia pada poli

THT Rumah Sakit Sarawak selama 1 tahun dijumpai 8.118 kunjungan pasien dan

jumlah penderita penyakit Tonsilitis Kronis menempati urutan keempat yakni

sebanyak 657 (8,1%) (Shah, 2013). Dalam analisa tentang kekambuhan penyakit-

penyakit kronis pada saluran nafas atas dilakukan penelitian terhadap total populasi

lebih dari 3,5 juta jiwa populasi di Amerika Serikat mendapatkan prevalensi penderita

tonsillitis kronis sebesar 15,9/1.000 penduduk. Menurut penelitian di Rusia mengenai

prevalensi dan pencegahan keluarga dengan tonsilitis kronis didapatkan data bahwa

sebanyak 84 (26,3%) dari 307 ibu-ibu usia reproduktif didiagnosa tonsilitis kronis.

(Awan Z,, et al, 2009). Berdasarkan data epidemiologi penyakit THT di 7 provinsi

(Indonesia) , prevalensi tonsilitis kronis 4,6% tertinggi setelah Nasofaringitis Akut

(3,8%)). Sedangkan penelitian di Puskesmas Sukaramai pada tahun 2014 ditemukan

161 pasien tonsilitis kronis atau 6,75% dari seluruh jumlah kunjungan. Data

morbiditas pada anak menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995 pola

penyakit anak laki-laki dan perempuan umur 5-14 tahun yang paling sering terjadi,

tonsilitis kronis menempati urutan kelima (10,5% pada laki-laki, 13,7% pada

perempuan) (Hannaford PC, et al, 2005).

Page 3: makalah  tonsilitis

3

1.2. Rumusan Masalah

a) Apakah yang dimaksud dengan Tonsilitis?

b) Bagaimanakah Etiologi Tonsilitis?

c) Bagaimanakah Manifestasi Tonsilitis?

d) Bagaimanakah patofisiologi Tonsilitis?

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat secara nyata dalam memberikan

asuhan keperawatan pada klien dengan tonsilitis secara komprehensif.

1.3.2. Tujuan khusus

1. Mampu melaksanakan pengkajian secara menyeluruh pada klien tonsilitis

2. Mampu menganalisa dan menentukan masalah keperawatan pada klien

tonsilitis

3. Mampu melakukan intervensi dan implementasi untuk mengatasi masalah

keperawatan yang timbul pada klien tonsilitis

Page 4: makalah  tonsilitis

4

1.4 Manfaat

1. Teoritis :

untuk memahami teori-teori tentang penyakit tonsilitis

2. Praktis:

a) Untuk lebih mengetahui gejala dan tanda pada klien tonsilitis.

b) Untuk mengetahui penyebab terjadinya tonsilitis.

c) Dapat Mengetahui komplikasi dari tonsilitis

Page 5: makalah  tonsilitis

5

BAB II

PEMBAHASAN

LANDASAN TEORITIS PENYAKIT

2.1. PENGERTIAN

Tonsilitis adalah suatu penyakit yang dapat sembuh sendiri berlangsung sekitar

lima hari dengan disertai disfagia dan demam (Megantara, Imam, 2006).

Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus beta

hemolyticus, streptococcus viridons dan streptococcus pygenes, dapat juga

disebabkan oleh virus (Mansjoer, A. 2000).

Page 6: makalah  tonsilitis

6

Tonsilitis kronik merupakan hasil dari serangan tonsillitis akut yang berulang.

Tonsil tidak mampu untuk mengalami resolusi lengkap dari suatu serangan akut

kripta mempertahankan bahan purulenta dan kelenjar regional tetap membesar

akhirnya tonsil memperlihatkan pembesaran permanen dan gambaran karet busa,

bentuk jaringan fibrosa, mencegah pelepasan bahan infeksi (Sacharin, R.M. 1993).

Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A

streptococcus beta hemolitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain

atau oleh infeksi virus (Hembing, 2004).

Tonsilitis adalah suatu peradangan pada hasil tonsil (amandel), yang sangat sering

ditemukan, terutama pada anak-anak (Firman sriyono, 2006, 2006).

Tonsilitis adalah inflamasi dari tonsil yang disebabkan oleh infeksi (Harnawatiaj,

2006).

Tabel Jumlah Pasien Tonsilitis di Puskesmas Sukaramai

Tahun 2014

Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agust Sept

Jumlah 21 20 25 19 17 16 23 11 9

Page 7: makalah  tonsilitis

7

2.2. KLASIFIKASI

Macam-macam tonsillitis menurut Imam Megantara (2006)

1. Tonsillitis akut

Disebabkan oleh streptococcus pada hemoliticus, streptococcus viridians, dan

streptococcus piogynes, dapat juga disebabkan oleh virus.

2. Tonsilitis falikularis

Tonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputi eksudat diliputi bercak

putih yang mengisi kipti tonsil yang disebut detritus.

Detritus ini terdapat leukosit, epitel yang terlepas akibat peradangan dan sisa-sisa

makanan yang tersangkut.

3. Tonsilitis Lakunaris

Bila bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi lacuna (lekuk-lekuk) permukaan

tonsil.

4. Tonsilitis Membranosa (Septis Sore Throat)

Bila eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang membengkak tersebut

menyerupai membran. Membran ini biasanya mudah diangkat atau dibuang dan

berwarna putih kekuning-kuningan.

5. Tonsilitis Kronik

Tonsillitis yang berluang, faktor predisposisi : rangsangan kronik (rokok,

makanan) pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan hygiene

mulut yang buruk.

Page 8: makalah  tonsilitis

8

2.3. ETIOLOGI

Menurut Firman S (2006), penyebabnya adalah infeksi bakteri streptococcus

atau infeksi virus. Tonsil berfungsi membantu menyerang bakteri dan

mikroorganisme lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi. Tonsil bisa

dikalahkan oleh bakteri maupun virus, sehingga membengkak dan meradang,

menyebabkan tonsillitis.

2.4. PATOFISIOLOGI

Bakteri dan virus masuk masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas

akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui

sistem limfa ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil menyebabkan

terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat

menghambat keluar masuknya udara. Infeksi juga dapatmengakibatkan kemerahan

dan edema pada faring serta ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada

tonsil sehingga menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi

bau mulut serta otalgia.

Terjadinya proses radang berulang disebabkan oleh rokok, beberapa jenis

makanan, higiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisik dan pengobatan

tonsilitis yang tidak adekuat (Eviaty, 2001).

Page 9: makalah  tonsilitis

9

Proses keradangan dimulai pada satu atau lebih kripte tonsil. Karena proses

radang berulang, maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis, sehingga pada

proses penyembuhan jaringan limfoid akan diganti oleh jaringan parut. Jaringan ini

akan mengerut sehingga kripte akan melebar (Adam’s, 1997).

Secara klinis kripte ini akan tampak diisi oleh Detritus (akumulasi epitel yang

mati, sel leukosit yang mati dan bakteri yang menutupi kripte berupa eksudat yang

berwarna kekuning-kuningan). Proses ini terus meluas hingga menembus kapsul

sehingga terjadi perlekatan dengan jaringan sekitar fossa tonsillaris. Pada anak-anak,

proses ini akan disertai dengan pembesaran kelenjar submandibula (Ugras, 2008).

Page 10: makalah  tonsilitis

10

2.5 Diagnosis

Tonsil membesar dengan permukaan yang tidak rata, kemudian kripta terlihat

melebar dan beberapa kripta terisi oleh debritus. Terasa ada yang mengganjal di

tenggorokan, kemudian pasien merasa tenggorokan kering dan nafas berbau (Eviaty,

2001, Ugras, 2008).

2.5.1 Diagnosa Banding

Terdapat beberapa diagnosa banding dari tonsilitis kronis adalah sebagai berikut :

Penyakit-penyakit dengan pembentukan Pseudomembran atau adanya membran semu

yang menutupi tonsil (Tonsilitis Membranosa)

a. Tonsilitis Difteri

Disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphteriae. Tidak semua orang

yang terinfeksi oleh kuman ini akan sakit. Keadaan ini tergantung pada titer

antitoksin dalam darah. Titer antitoksin sebesar 0,03 sat/cc darah dapat dianggap

cukup memberikan dasar imunitas. Gejalanya terbagi menjadi tiga golongan besar,

umum, lokal dan gejala akibat eksotoksin. Gejala umum sama seperti gejala infeksi

lain, yaitu demam subfebris, nyeri kepala, tidak nafsu makan, badan lemah, nadi

lambat dan keluhan nyeri menelan. Gejala lokal yang tampak berupa tonsil

membengkak ditutupi bercak putih kotor yang makin lama makin meluas dan

membentuk pseudomembran yang melekat erat pada dasarnya sehingga bila diangkat

Page 11: makalah  tonsilitis

11

akan mudah berdarah. Gejala akibat eksotoksin dapat menimbulkan kerusakan

jaringan tubuh, misalnya pada jantung dapat terjadi miokarditis sampai dekompensasi

kordis, pada saraf kranial dapat menyebabkan kelumpuhan otot palatum dan otot

pernafasan dan pada ginjal dapat menimbulkan albuminuria.

b. Angina Plaut Vincent (Stomatitis Ulseromembranosa)

Gejala yang timbul adalah demam tinggi (39˚C), nyeri di mulut, gigi dan

kepala, sakit tenggorok, badan lemah, gusi mudah berdarah dan hipersalivasi. Pada

pemeriksaan tampak membran putih keabuan di tonsil, uvula, dinding faring, gusi dan

prosesus alveolaris. Mukosa mulut dan faring hiperemis. Mulut yang berbau (foetor

ex ore) dan kelenjar submandibula membesar.

c. Mononukleosis Infeksiosa

Terjadi tonsilofaringitis ulseromembranosa bilateral. Membran semu yang

menutup ulkus mudah diangkat tanpa timbul perdarahan, terdapat pembesaran

kelenjar limfe leher, ketiak dan regio inguinal. Gambaran darah khas, yaitu terdapat

leukosit mononukleosis dalam jumlah besar. Tanda khas yang lain adalah

kesanggupan serum pasien untuk beraglutinasi terhadap sel darah merah domba

(Reaksi Paul Bunnel).

2. Penyakit Kronik Faring Granulomatus

Page 12: makalah  tonsilitis

12

a. Faringitis Tuberkulosa

Merupakan proses sekunder dari TBC paru. Keadaan umum pasien adalah

buruk karena anoreksi dan odinofagi. Pasien juga mengeluh nyeri hebat di tenggorok,

nyeri di telinga (otalgia) dan pembesaran kelenjar limfa leher.

b. Faringitis Luetika

Gambaran klinis tergantung dari stadium penyakit primer, sekunder atau

tersier. Pada penyakit ini dapat terjadi ulserasi superfisial yang sembuh disertai

pembentukan jaringan ikat. Sekuele dari gumma bisa mengakibatkan perforasi

palatum mole dan pilar tonsil.

c. Lepra (Lues)

Penyakit ini dapat menimbulkan nodul atau ulserasi pada faring kemudian

menyembuh dan disertai dengan kehilangan jaringan yang luas dan timbulnya

jaringan ikat.

d. Aktinomikosis Faring

Terjadi akibat pembengkakan mukosa yang tidak luas, tidak nyeri, bisa

mengalami ulseasi dan proses supuratif. Blastomikosis dapat mengakibatkan ulserasi

faring yang ireguler, superfisial, dengan dasar jaringan granulasi yang lunak.

Penyakit-penyakit diatas umumnya memiliki keluhan berhubungan dengan

nyeri tenggorokan (odinofagi) dan kesulitan menelan (disfagi). Diagnosa pasti

Page 13: makalah  tonsilitis

13

berdasarkan pada pemeriksaan serologi, hapusan jaringan atau kultur, foto X-ray dan

biopsi jaringan (Adam’s, 1997, Kasenõmm, 2005).

2.6. Penatalaksanaan

2.6.1. Lokal

Terapi lokal bertujuan pada higiene mulut atau obat hisap yaitu antibiotik dan

analgesik (Eviaty, 2001).

2.6.2. Indikasi Tonsilektomi

Berdasarkan The American Academy of Otolaryngology- Head and Neck Surgery (

AAO-HNS) tahun 1995 indikasi tonsilektomi terbagi menjadi :

1. Indikasi absolut

a) Pembesaran tonsil yang menyebabkan sumbatan jalan napas atas,disfagia

berat,gangguan tidur, atau terdapat komplikasi kardiopulmonal

b) Abses peritonsiler yang tidak respon terhadap pengobatan medik dan drainase,

kecuali jika dilakukan fase akut.

c) Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam

d) Tonsil yang akan dilakukan biopsi untuk pemeriksaan patologi

2. Indikasi relatif

Page 14: makalah  tonsilitis

14

a) Terjadi 3 kali atau lebih infeksi tonsil pertahun, meskipun tidak diberikan

pengobatan medik yang adekuat

b) Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak ada respon terhadap pengobatan

medik

c) Tonsilitis kronik atau berulang pada pembawa streptokokus yang tidak

membaik dengan pemberian antibiotik kuman resisten terhadap β-laktamase.

(AAO-HNS dalam Efiaty, 2001)

2.7. Prognosa

Baik setelah dilakukan tonsilektomi dan sebelum terjadinya komplikasi lebih

lanjut (Shah, 2007).

2.8. MANIFESTASI KINIK

Menurut Megantara, Imam 2006 gejalanya berupa nyeri tenggorokan (yang

semakin parah jika penderita menelan) nyeri seringkali dirasakan ditelinga (karena

tenggorokan dan telinga memiliki persyarafan yang sama).

Gejala lain :

1. Demam

2. Tidak enak badan

3. Sakit kepala

Page 15: makalah  tonsilitis

15

4. Muntah

Menurut Mansjoer, A (1999) gejala tonsilitis antara lain :

1. Pasien mengeluh ada penghalang di tenggorokan

2. Tenggorokan terasa kering

3. Persarafan bau

4. Pada pemeriksaan tonsil membesar dengan permukaan tidak rata, kriptus

membesar dan terisi detritus

5. Tidak nafsu makan

6. Mudah lelah

7. Nyeri abdomen

8. Pucat

9. Letargi

10. Nyeri kepala

11. Disfagia (sakit saat menelan)

12. Mual dan muntah

Gejala pada tonsillitis akut :

1. Rasa gatal / kering di tenggorokan

2. Lesu

3. Nyeri sendi

4. Odinafagia

5. Anoreksia

Page 16: makalah  tonsilitis

16

6. Otalgia

7. Suara serak (bila laring terkena)

8. Tonsil membengkak

Menurut Smelizer, Suzanne (2000)

Gejala yang timbul sakit tenggorokan, demam, ngorok, dan kesulitan menelan.

Menurut Hembing, (2002) :

1. Dimulai dengan sakit tenggorokan yang ringan hingga menjadi parah, sakit saat

menelan, kadang-kadang muntah.

2. Tonsil bengkak, panas, gatal, sakit pada otot dan sendi, nyeri pada seluruh

badan, kedinginan, sakit kepala dan sakit pada telinga.

3. Pada tonsilitis dapat mengakibatkan kekambuhan sakit tenggorokan dan keluar

nanah pada lekukan tonsil.

2.9 PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Tes Laboratorium

Tes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada

dalam tubuh pasien merupkan akteri gru A, karena grup ini disertai dengan

demam renmatik, glomerulnefritis, dan demam jengkering.

2. Pemeriksaan penunjang

Kultur dan uji resistensi bila diperlukan.

4. Terapi

Page 17: makalah  tonsilitis

17

Dengan menggunakan antibiotic spectrum lebar dan sulfonamide, antipiretik,

dan obat kumur yang mengandung desinfektan.

2.10. KOMPLIKASI

Komplikasi dari tonsilitis kronis dapat terjadi secara perkontinuitatum ke

daerah sekitar atau secara hematogen atau limfogen ke organ yang jauh dari tonsil.

Adapun berbagai komplikasi yang kerap ditemui adalah sebagai berikut :

1. Komplikasi sekitar tonsil

a. Peritonsilitis

Peradangan tonsil dan daerah sekitarnya yang berat tanpa adanya trismus dan abses.

b. Abses Peritonsilar (Quinsy)

Kumpulan nanah yang terbentuk di dalam ruang peritonsil. Sumber infeksi berasal

dari penjalaran tonsilitis akut yang mengalami supurasi, menembus kapsul tonsil dan

penjalaran dari infeksi gigi.

c. Abses Parafaringeal

Infeksi dalam ruang parafaring dapat terjadi melalui aliran getah bening atau

pembuluh darah. Infeksi berasal dari daerah tonsil, faring, sinus paranasal, adenoid,

kelenjar limfe faringeal, os mastoid dan os petrosus.

Page 18: makalah  tonsilitis

18

d. Abses Retrofaring

Merupakan pengumpulan pus dalam ruang retrofaring. Biasanya terjadi pada

anak usia 3 bulan sampai 5 tahun karena ruang retrofaring masih berisi kelenjar limfe.

e. Krista Tonsil

Sisa makanan terkumpul dalam kripta mungkin tertutup oleh jaringan fibrosa

dan ini menimbulkan krista berupa tonjolan pada tonsil berwarna putih dan berupa

cekungan, biasanya kecil dan multipel.

f. Tonsilolith (Kalkulus dari tonsil)

Terjadinya deposit kalsium fosfat dan kalsium karbonat dalam jaringan tonsil

yang membentuk bahan keras seperti kapur.

2. Komplikasi Organ jauh

a. Demam rematik dan penyakit jantung rematik

b. Glomerulonefritis

c. Episkleritis, konjungtivitis berulang dan koroiditis

d. Psoriasis, eritema multiforme, kronik urtikaria dan purpura

e. Artritis dan fibrositis

Page 19: makalah  tonsilitis

19

2.11 PENATALAKSANAAN / PENGOBATAN

Menurut Mansjoer, A (1999) penatalaksanan tonsillitis adalah :

1. Penatalaksanaan tonsilitis akut

a. Antibiotik golongan penicilin atau sulfanamid selama 5 hari dan obat kumur

atau obat isap dengan desinfektan, bila alergi dengan diberikan eritromisin atau

klindomisin.

b. Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder, kortikosteroid

untuk mengurangi edema pada laring dan obat simptomatik.

c. Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk menghindari komplikasi

kantung selama 2-3 minggu atau sampai hasil usapan tenggorok 3x negatif.

d. Pemberian antipiretik.

2. Penatalaksanaan tonsilitis kronik

a. Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur / hisap.

b. Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa atau terapi

konservatif tidak berhasil.

Tonsilektomi menurut Firman S (2006), yaitu :

1. Perawatan Prabedah

Diberikan sedasi dan premedikasi, selain itu pasien juga harus dipuasakan,

membebaskan anak dari infeksi pernafasan bagian atas.

2. Perawatan Paska-bedah

Page 20: makalah  tonsilitis

20

a. Berbaring ke samping sampai bangun kemudian posisi mid fowler.

b. Memantau tanda-tanda perdarahan

1) Menelan berulang

2) Muntah darah segar

3) Peningkatan denyut nadi pada saat tidur

c. Diet

i. Memberikan cairan bila muntah telah reda

ii. Mengatasi ketidaknyamanan pada tenggorokan

a) Memberikan anakgesik

b) Melaporkan segera tanda-tanda perdarahan.

c) Minum 2-3 liter/hari sampai bau mulut hilang.

iii. Mengajari pasien mengenal hal berikut

a) Hindari latihan berlebihan, batuk, bersin, berdahak selama 1-2 minggu.

b) Tinja mungkin seperti teh dalam beberapa hari karena darah yang tertelan.

c) Tenggorokan tidak nyaman dapat sedikit bertambah antara hari ke-4 dan ke-8

setelah operasi.

Page 21: makalah  tonsilitis

21

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TONSILITIS

Topik : Tonsilitis

Sub Topik : Pengertian dan Pengobatan Tonsilitis

Hari/Tanggal : Selasa,21 Oktober 2014

Waktu/Jam : 08-08.30 WIB

Tempat : Puskesmas Sukaramai

Peserta : Pasien Puskesmas Sukaramai

A. TUJUAN UMUM

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Pengunjung Puskesmas Sukaramai

mampu mengetahui cara-cara pencegahan dan penanganan tonsillitis serta dapat di

aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

B. TUJUAN KHUSUS

Setelah diberikan penyuluhan Pengunjung Puskesmas Sukaramai mampu :

1. Menjelaskan penegertian Tonsilitis

2. Menjelaskan tentang penyebab Tonsilitis

3. Menjelaskan cara menagani Tonsilitis

4. Menjelaskan Kompikasi Tonsilitis

5. Menjelaskan Diet yang diberikan pada Pasien Tonsilitis

Page 22: makalah  tonsilitis

22

C. MATERI

1. Pengertian Tonsilitis

2. Penyebab Tonsilitis

3. Tanda dan Gejala

4. Pencegahan Tonsilitis

5. Pengobatan Tonsilitis

No Tahapan waktu Kegiatan pembelajaran Kegiatan peserta

1 Pembukaan

(5 menit)

1. Mengucapkan salam

2. Memperkenalkan diri

3. Kontrak waktu

4. Menjelaskan

tujuan pembelajaran

5. Apersepsi konsep

tonsilitis

1. Menjawab salam

2. Mendengarkan dan

memperhatikan

3. Menyetujui

4. Mendengarkan dan

memperhatikan

5. Mendengarkan dan

memperhatikan

2 Kegiatan Inti

( 20 menit )

1. Menjelaskan

tentang pengertian

tonsilitis

2. Menjelaskan

1. Mendengarkan dan

memperhatikan

Page 23: makalah  tonsilitis

23

etiologi dari

tonsilitis

3. Menjelaskan

patofisiologi

tonsilitis

4. Menjelaskan

gejala tonsilitis

5. Menjelaskan

manifestasi klinik

6. Menjelaskan

penatalaksanaan

tonsilitis

2. Mendengarkan dan

memperhatikan

3. Mendengarkan dan

memperhatikan

4. Mendengarkan dan

memperhatikan

5. Mendengarkan dan

memperhatikan

6. Mendengarkan

3 Penutup

5 menit

1. Kesimpulan dari

pembelajaran

2. Salam penutup

1.Mendengarkan

2.Mendengarkan dan

menjawab salam

Page 24: makalah  tonsilitis

24

EVALUASI :

Pertanyaan secara lisan

a. Apa pengertian tonsilitis ?

b. Sebutkan etiologi tonsilitis?

c. Apa saja pengobatan herbal dari tonsilitis?

MATERI PENYULUHAN TONSILITIS

1. PENGERTIAN TONSILITIS

Tonsilitis adalah suatu peradangan pada tonsil (amandel). Tonsillitis merupakan

infeksi dan radang pada amandel yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme

(bakteri dan virus) yang menyerang tenggorokan. Virus yang menyebabkan radang

amandel biasanya berasal dari coxsackie virus, adenovirus atau Epstein-Barr virus,

sedangkan bakteri yang menyebabkan radang amandel biasanya berasal Group A

Streptococcus.

Tonsillitis adalah peradangan pada tonsil. Tonsil berbentuk oval, terletak di

belakang tenggorokan pada masing – masing sisi tenggorokan. Tonsil berfungsi

sebagai pusat pertahanan tubuh dari serangan infeksi bakteri dan virus. Sebagai salah

satu pusat pertahanan tubuh, tonsil seringkali mengalami peradangan dan

Page 25: makalah  tonsilitis

25

pembengkakan yang disebut sebagai tonsillitis. Tonsil dianggap sebagai barisan

pertama sistem pertahanan tubuh terhadap bakteri dan virus yang masuk ke mulut.

Fungsi inilah yang dapat membuat tonsil sangat rentan terhadap infeksi dan

peradangan.

2. PENYEBAB TONSILITIS

Tonsillitis paling sering disebabkan oleh virus flu biasa, tetapi infeksi virus dan

bakteri lainnya dapat juga menjadi penyebabnya. Bakteri yang paling umum yang

menyebabkan tonsillitis adalah:

Streptokokus hemolitikus grup A

Pneumokokus

Stafilokokus

Haemofilus influezae

Tonsillitis merupakan infeksi dan radang pada amandel yang disebabkan oleh

masuknya mikroorganisme (bakteri dan virus) yang menyerang tenggorokan. Virus

yang menyebabkan radang amandel biasanya berasal dari coxsackie virus, adenovirus

atau Epstein-Barr virus, sedangkan bakteri yang menyebabkan radang amandel

biasanya berasal Group A Streptococcus.

3. PATOFISIOLOGI

Menurut Iskandar N (1993), patofisiologi tonsillitis yaitu :

Page 26: makalah  tonsilitis

26

Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel terkikis maka jaringan limfoid

superficial mengadakan reaksi. Terdapat pembendungan radang dengan infiltrasi

leukosit poli morfonuklear. Proses ini secara klinik tampak pada korpus tonsil yang

berisi bercak kuning yang disebut detritus. Detritus merupakan kumpulan leukosit,

bakteri dan epitel yang terlepas, suatu tonsillitis akut dengan detritus disebut

tonsillitis lakunaris, bila bercak detritus berdekatan menjadi satu maka terjadi

tonsillitis lakonaris.

Bila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membran semu

(Pseudomembran), sedangkan pada tonsillitis kronik terjadi karena proses radang

berulang maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis. Sehingga pada proses

penyembuhan, jaringan limfoid diganti jaringan parut. Jaringan ini akan mengkerut

sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang akan diisi oleh detritus,

proses ini meluas sehingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlengkapan

dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini disertai dengan

pembesaran kelenjar limfe submandibula.

Menurut pendapat lain, patofisiologi tonsillitis meliputi:

Terjadinya peradangan pada daerah tonsila akibat virus

Mengakibatkan terjadinya pembentukan eksudat

Terjadi selulitis tonsila dan daerah sekitarnya

Pembentukan abses peritonsilar

Page 27: makalah  tonsilitis

27

Nekrosis jaringan

4. GEJALA TONSILITIS

Menurut Megantara, Imam 2006

Gejalanya berupa nyeri tenggorokan (yang semakin parah jika penderita menelan)

nyeri seringkali dirasakan ditelinga (karena tenggorokan dan telinga memiliki

persyarafan yang sama).

Gejala lain, yaitu :

Demam

Tidak enak badan

Sakit kepala

Muntah

Menurut Mansjoer, A (1999) gejala tonsilitis antara lain :

Pasien mengeluh ada penghalang di tenggorokan

Tenggorokan terasa kering

Persarafan bau

Pada pemeriksaan tonsil membesar dengan permukaan tidak rata, kriptus

membesar dan terisi detritus

Tidak nafsu makan

Mudah lelah

Nyeri abdomen

Page 28: makalah  tonsilitis

28

Pucat

Letargi

Nyeri kepala

Disfagia (sakit saat menelan)

Mual dan muntah

Gejala pada tonsillitis akut :

Rasa gatal / kering di tenggorokan

Lesu

Nyeri sendi

Odinafagia

Anoreksia

Otalgia

Suara serak (bila laring terkena)

Tonsil membengkak

5. PENCEGAHAN TONSILITIS

Kuman yang menyebabkan tonsilitis adalah virus dan bakteri yang sifatnya menular.

Oleh karena itu, pencegahan terbaik adalah dengan mempraktikkan kebersihan yang

baik. Ajarkan keluarga anda semua untuk:

Page 29: makalah  tonsilitis

29

Mencuci tangan dengan bersih dan sering, terutama setelah menggunakan

toilet dan sebelum makan

Hindari berbagi makanan, gelas minum atau barang dengan orang lain

6. CARA PENGOBATAN TONSILITIS

Pengobatan secara herbal, yaitu:

Jus XAMTHONE PLUS (jus kulit dan daging buah manggis).

JUS XAMTHONE PLUS berperan dalam meningkatkan sistem pertahanan tubuh dan

mengandung antibiotik alami untuk membunuh bakteri karena kandungan antioksidan

super yang ada di dalam kulit dan daging buah manggis.

Kunyit

Beberapa batang kunyit diparut, kemudian diperas dan tambahkan air sampai 200 cc.

Minumlah ramuan ini 2 kali sehari.

Mengkudu dan madu

Beberapa buah mengkudu masak dimasak lalu tambahkan madu secukupnya

kemudian diminum sehari 2 kali.

Daun benalu dan adas pulowaras

Ambil daun benalu yang tumbuh di pohon jeruk nipis secukupnya, kemudian

tambahkan adas pulowaras. Kedua bahan di atas ditumbuk hingga halus kemudian

Page 30: makalah  tonsilitis

30

peras dengan menambahkan air secukupnya. Saring dan minumlah ramuan tersebut

dua kali sehari, dan lakukan setiap hari hingga amandel mengempes.

Sambiloto dan daun cocor bebek

Ambil 30 gram sambiloto segar dan 10 lembar daun cocor bebek segar, lalu rebuslah

dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, setelah disaring gunakan airnya untuk

berkumur-kumur 2 kali sehari.

Bila telah dilakukan upaya pertolongan dengan pengobatan herbal selama 3 hari,

namun keluhan menetap atau memburuk, maka sudah saatnya Anda menghubungi

dokter. Dokter biasanya akan memberikan analgesic untuk mengurangi rasa sakit dan

antibiotic untuk mengobati infeksi. Selain perawatan dengan obat-obatan, terkadang

penderita harus menjalani operasi pengangkatan amandel (Tonsillectomy). Operasi

ini dilakukan jika infeksi yang terjadi sudah berulang-ulang atau lebih dari lima kali

dalam setahun serta telah mengganggu aktivitas anda dan waktu tidur anda (karena

sulit bernafas).

Page 31: makalah  tonsilitis

31

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tonsilitis merupakan peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh bakteri

atau kuman streptococcusi beta hemolyticus, streptococcus viridans dan

streptococcus pyogenes dapat juga disebabkan oleh virus, pada tonsilitis ada dua

yaitu :

-Tonsilitis Akut dan

-Tonsilitis Kronik

Tabel Jumlah Pasien Tonsilitis di Puskesmas Sukaramai

Tahun 2014

Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agust Sept

Jumlah 21 20 25 19 17 16 23 11 9

Page 32: makalah  tonsilitis

32

3.2 Saran

Sebaiknya pada pasien yang mengalami radang tonsil diberikan therapi seperti:

1. Diberikan posisi tirah baring

2. Berikan cairan dalam jumlah yang cukup

3. Berikan makanan berisi namun tidak terlalu padat karena bisa merangsang

pada tonsil yang sedang meradang

4. Hindari makanan yang bersifat asam dan tetap menjaga kesehatan tonsil yang

sudah pernah mengalami radang

Page 33: makalah  tonsilitis

33

DAFTAR PUSTAKA

Belden MD. THT : www. emedicine. com. Last Updated 24 Juni 2003.

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. FKUI. Jakarta.

Saten S. Chalazion. Taken From : www. emedicine. com. Last Updated : 5 Juli 2004

Boeis,Adam, 1994, Buku Ajar Penyakit THT, Jakarta: EGC.

Junadi, Purnawan, 1982, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Price, Sylvia Anderson, 1985, Pathofisiologi Konsep klinik proses-proses penyakit,

Jakarta: EGC.