Tone Control

download Tone Control

of 11

description

laporan praktek Audio dan radio "Tone Control" (AGGRIVINA DWIHARZANDIS)

Transcript of Tone Control

FT UNP PADANGWaktu : 3 x 50 menit

JURUSAN : Teknik ElektronikaMata Kuliah : Praktek Audio Radio

PRODI : Pendidikan Teknik ElektronikaTopik : Audio

Kode : 04/Prak-Audio Radio/2014Judul : Tone Control

NAMAAGGRIVINA DWIHARZANDIS

NIM1206201

PRODIPENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

TONE CONTROLA. TUJUANSetelah praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu :1. Merakit rangkaian tone control (Pengatur Nada) dan power Amplifier2. Mengetahui fungsi rangkaian Tone Control pada system audio3. Mengetahui karakteristik kerja rangkaian tone control pada system audio4. Melihat respon frekuensi dan penguatan yang dapat dilakukan oleh rangkaian tone control.

B. ALAT DAN BAHANAlat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum kali ini adalah :1. Osiloskop Dual Beam= 1 set2. Multimeter = 1 set3. AFG= 1 set4. Kit power amplifier+tone control= 1 set5. Loudspeaker = 1 buah6. Kabel listrik= secukupnya7. Audio Player= 1 set

C. TEORI PENDUKUNGRangkaian penguat audio yang baik yaitu rangkaian yang mampu memperkuatkan sinyal pada range frekuensi audio yaitu frekuensi 20 Hz sampai 20 KHz dan pada saat melakukan penguatan tanpa terjadinya cacat dengan nois yang sekecil mungkin. Range frekuensi ini juga tergantung dari kemampuan dari loudspeaker. Jika loudspeaker bekerja pada frekuensi Full Range (20 Hz-20 Khz) ini sangat baik sekali, karena akan di dapat nada yang dinamis pada frekuensi Full Range. Tapi jika hanya frekuensi tertentu saja yang mampu di reproduksi oleh loudspeaker, maka penggunaan tone control memungkinkan untuk membatasi frekuensi tertentu.Tone control merupakan rangkaian pengatur nada yang terdiri dari rangkaian filter, yaitu Low Pass Filter (LPF) dan High Pass Filter (HPF) maupun Band Pass Filter. Sebelum sinyal dikuatkan oleh rangkaian Power Amplifier, rangkaian tone control bekerja dengan mengatur nada yang akan dilewatkan pada rangkaian power amplifier, sehingga akan didapatkan nada sesuai dengan respon frekuensi pada loudspeaker dan akan didapatkan hasil (suara) pada loudspeaker yang sesuai dengan keinginan pengguna.

PENGUAT DAYA(Power Amplifier)FILTER AUDIO(Tone Control)PRE-AMP(Penguat Awal)INPUT(Sumber Suara)Tape/CD/MP3

Gambar 1. Blok Rangkaian Audio Amplifier SederhanaD. LANGKAH KERJA PRAKTIKUM1. Lengkapilah peralatan dan bahan praktikum yang akan digunakan, periksa terlebih dahulu peralatan dan pastikan komponen dalam keadaan baik dan bekerja.2. Rakitlah rangkaian power amplifier dan tone control, sesuaikan dengan skema rangkaian seperti pada gambar dibawah, kemudian berikan tegangan dan hidupkan rangkaian sehingga output power amplifier menghasilkan bunyi saat input disentuh dengan tangan.

3. Atur pengaturan nada volume, Bass dan trable pada posisi tengah4. Hubungkan AFG pada bagian input rangkaian amplifier serta hubungkan ke channel 1 osiloskop dan output pada channel 2 pada osiloskop.5. Atur input AFG pada posisi 1 KHz dengan amplitude sebesar 50 mVp-p, berapa tegangan output yang dihasilkan? .. Vp-p, dan tentukan juga beda fase = (Gambarkan bentul sinyal)6. Atur volume hingga menghasilkan sinyal output yang dapat terbaca dan tidak cacat Vp-p. berapa besar penguatan dari rangkaian yang anda gunakan adalah .dB7. Ulangi langkah 6, aturlah posisi tone control dan ukur tegangan output (volume dan amplitude AFG tidak dirubah). Isilah table pengamatan.

E. HASIL PRAKTIKUM DAN ANALISA1. Tegangan output pada langkah 5 = 500 mV , = 0Gambar sinyal :

2. Gambar Sinyal pada langkah kerja 6 :

3. Gambar Rangkaian pada pcb :

4. Vin = 3,2 x 50 mV = 160 mVp-pVo = 5,4 x 2 = 10,8 Vp-pPenguatan = 20 log = 20 log 67,5= 20 x 1,83= 36,6 dB5. TABEL PENGAMATANa. Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Minimum, High = MinimumFrekuensi Input(Vo = 100 mVp-p)Besar Tegangan output/Vo(Signal Pada Speaker)Keterangan

100 Hz0,5 VCACAT

250 Hz1,1 VTIDAK CACAT

500 Hz2,9 VTIDAK CACAT

750 Hz3,6 VTIDAK CACAT

1000 Hz3,8 VTIDAK CACAT

1500 Hz3,6 VTIDAK CACAT

2000 Hz3,4 VTIDAK CACAT

5000 Hz1,8 VTIDAK CACAT

10000 Hz0,9 VTIDAK CACAT

15000 Hz0,48 VTIDAK CACAT

20000 Hz0,28 VTIDAK CACAT

b. Kondisi Potensio Tone control, Bass = Min, High = TengahFrekuensi Input(Vo = 100 mVp-p)Besar Tegangan output/Vo(Signal Pada Speaker)Keterangan

100 Hz0,4 VCACAT

250 Hz1,5 VTIDAK CACAT

500 Hz3,2 VTIDAK CACAT

750 Hz4,4 VTIDAK CACAT

1000 Hz5,2 VTIDAK CACAT

1500 Hz6,8 VTIDAK CACAT

2000 Hz7,2 VTIDAK CACAT

5000 Hz7,6 VTIDAK CACAT

10000 Hz7,2 VTIDAK CACAT

15000 Hz6 VTIDAK CACAT

20000 Hz5,2 VTIDAK CACAT

c. Kondisi potensio Tone Control, Bass = Tengah, High = Min

Frekuensi Input(Vo = 100 mVp-p)Besar Tegangan output/Vo(Signal Pada Speaker)Keterangan

100 Hz3,4 VCACAT

250 Hz4 VTIDAK CACAT

500 Hz4,4 VTIDAK CACAT

750 Hz4,6 VTIDAK CACAT

1000 Hz4,7 VTIDAK CACAT

1500 Hz4,3 VTIDAK CACAT

2000 Hz3,9 VTIDAK CACAT

5000 Hz3,1 VTIDAK CACAT

10000 Hz2,9 VTIDAK CACAT

15000 Hz1,7 VTIDAK CACAT

20000 Hz1,5 VTIDAK CACAT

d. Kondisi potensio Tone Control, Bass = Tengah, High = tengahFrekuensi Input(Vo = 100 mVp-p)Besar Tegangan output/Vo(Signal Pada Speaker)Keterangan

100 Hz5,8 VCACAT

250 Hz6,6 VTIDAK CACAT

500 Hz7,4 VTIDAK CACAT

750 Hz9,2 VTIDAK CACAT

1000 Hz11,2 VCACAT

1500 Hz11,2 VCACAT

2000 Hz11,2 VCACAT

5000 Hz11,2 VCACAT

10000 Hz11,2 VCACAT

15000 Hz7,2 VTIDAK CACAT

20000 Hz6 VTIDAK CACAT

e. Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Min, High = Max Frekuensi Input(Vo = 100 mVp-p)Besar Tegangan output/Vo(Signal Pada Speaker)Keterangan

100 Hz0,76 VCACAT

250 Hz3 VTIDAK CACAT

500 Hz7,6 VTIDAK CACAT

750 Hz12 VCACAT

1000 Hz11 VCACAT

1500 Hz11 VCACAT

2000 Hz11,5 VCACAT

5000 Hz11,5 VCACAT

10000 Hz11,5 VCACAT

15000 Hz11,5 VCACAT

20000 Hz11,5 VCACAT

f. Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Max, High = MinFrekuensi Input(Vo = 100 mVp-p)Besar Tegangan output/Vo(Signal Pada Speaker)Keterangan

100 Hz12 VCACAT

250 Hz12 VCACAT

500 Hz12 VCACAT

750 Hz12 VCACAT

1000 Hz12 VCACAT

1500 Hz12 VCACAT

2000 Hz8,8 VTIDAK CACAT

5000 Hz3,6 VTIDAK CACAT

10000 Hz1,75 VTIDAK CACAT

15000 Hz1 VTIDAK CACAT

20000 Hz0,6 VTIDAK CACAT

g. Kondisi Potensio Tone Control, Bass=Tengah, High=MaxFrekuensi Input(Vo = 100 mVp-p)Besar Tegangan output/Vo(Signal Pada Speaker)Keterangan

100 Hz6,8 VTIDAK CACAT

250 Hz7,6 VTIDAK CACAT

500 Hz8,8 VTIDAK CACAT

750 Hz11 VTIDAK CACAT

1000 Hz11 V CACAT

1500 Hz11,5 VCACAT

2000 Hz11,5 VCACAT

5000 Hz11,5 VCACAT

10000 Hz11,5 VCACAT

15000 Hz11,5 VCACAT

20000 Hz11,5 VCACAT

h. Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Max, High= TengahFrekuensi Input(Vo = 100 mVp-p)Besar Tegangan output/Vo(Signal Pada Speaker)Keterangan

100 Hz13 VCACAT

250 Hz11,5 VCACAT

500 Hz11,5 VCACAT

750 Hz11,5 VCACAT

1000 Hz11,5 VCACAT

1500 Hz11,5 VCACAT

2000 Hz11,5 VCACAT

5000 Hz11,5 VCACAT

10000 Hz11,5 V CACAT

15000 Hz11 VTIDAK CACAT

20000 Hz9 VTIDAK CACAT

i. Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Max, High = MaxFrekuensi Input(Vo = 100 mVp-p)Besar Tegangan output/Vo(Signal Pada Speaker)Keterangan

100 Hz13 VCACAT

250 Hz11,5 VCACAT

500 Hz11,5 VCACAT

750 Hz11,5 VCACAT

1000 Hz11,5 VCACAT

1500 Hz11,5 VCACAT

2000 Hz11,5 VCACAT

5000 Hz11,5 VCACAT

10000 Hz11,5 VCACAT

15000 Hz11,5 VCACAT

20000 Hz11,5 VCACAT

F. KESIMPULANRangkaian Tone Control merupakan salah satu jenis pengatur suara atau nada aktif pada sistem audio. Pada dasarnya tone control atau pengatur nada berfungsi untuk mengatur penguatan level nada bass dan level nada treble. Nada bass adalah sinyal audio pada frekuensi rendah sedangkan nada treble merupakan sinyal audio pada frekuensi tinggi.Rangkaian Tone Control sederhana memiliki output yang bisa di bilang cukup bagus dan bersih. Sinyal suara yang di hasilkan dari input sebelumnya sudah di atur oleh potensiometer dan kemudian di kuatkan oleh bagian op = amp menggunakan transistor yang kemudian di kopling oleh kapasitor yang outputnya akan di atur lagi pada bagian control.Tone Control yang memiliki 4 transistor terbagi dalam 3 bagian utama yaitu bagian penguat depan, bagian pengatur nada (tone control) dan bagian penguat akhir. Pada bagian depan dapat di bangun menggunakan 2 transistor yang di susun dalam penguat 2 tingkat. Kemudian bagian pengatur nada di bangun menggunakan sistem pengatur nada baxandal yang dapat mengontrol nada rendah atau nada tinggi. Kemudian bagian akhir di gunakan penguat 2 tingkat yang di bangun menggunakan transistor.Rangkaian tone control baxandal merupakan rangkaian penguat dengan jaringan umpan balik (feedback) dan rangkaian filter aktif. Rangkaian baxandal hanya tergantung dari pengaturan potensiometer bass. Batas pengaturan maksimum potensiometer bass merupakan maksimum boost (penguatan maksimal bass) dan batas pengaturan minimum potensiometer bass merupakan maksimum cut (pelemahan maksimum).Pada saat frekuensi nada bass meningkat, maka akan memberikan efek pada resistor samapai kapasitor sehingga tidak lagi memberikan efek atau respon pada rangkaian. Sehingga frekuensi di atas tidak di pengaruhi oleh posisi potensiometer bass pada maksimum boos dan cut atau di biarkan flat. Untuk nada treble, pada akhir frekuensi tinggi audio kapasitor bertindak seakan short circuit. Maka penguatan akan di atur oleh potensiometer treble.