Toksoplasmosis

12
EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN A “TOKSOPLASMOSIS” Dosen Mata Kuliah : Rizki Amalia, SKM,M.Kes Penyusun : Dani Novita Putri D3 – Reguler B P07133114052 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

Transcript of Toksoplasmosis

EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN A

“TOKSOPLASMOSIS”

Dosen Mata Kuliah :

Rizki Amalia, SKM,M.Kes

Penyusun :

Dani Novita Putri

D3 – Reguler B

P07133114052

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

2014

TOKSOPLASMOSIS

A. PENGERTIAN

Toksoplasmosis adalah penyakit / infeksi yang disebabkan oleh protozoa

Toxoplasma gondii, ditularkan oleh kucing kepada manusia, bersifat oportunistik dan

menimbulkan bahaya khususnya bagi wanita hamil. Toksoplasmosis dikategorikan

sebagai penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.

Penyakit oportunistik adalah infeksi yang disebabkan oleh organisme yang

biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh

normal, tetapi dapat menyerang orang dengan system kekebalan tubuh yang buruk.

Toksoplasmosis dikenal masyarakat sebagai penyakit tokso atau toksoplasma

yang menyebabkan kemandulan, cacat bahkan kematian janin. Banyak orang menderita

toksoplasmosis, tetapi kebanyakan penderita tidak menunjukan adanya suatu gejala

klinis, karena adanya system kekebalan tubuh yang mempertahankan diri terhadap parasit

tersebut. Toksoplasmolisis dapat menjadi masalah yang berat jika terjadi pada bayi yang

baru lahir dan orang dengan system kekebalan tubuh yang melemah.

Toksoplasmosis dibagi menjadi dua macam yaitu :

a. Toksoplasmosis Kongenital

Secara umum transmisi toksoplasmosis kongenital muncul ketika infeksi

Toxoplasma gondii didapat selama masa genetasi / kehamilan. Janin juga dapat

terinfeksi Toxoplasma gondii melalui plasenta yang menghubungkan infeksi

maternal (ibu) dan fetus (bayi) dimana Toxoplasma gondii tersebut mencapai

plasenta selama periode tertentu pada ibu yang terinfeksi.

Risiko infeksi toksoplasma terhadap fetus sangat berhubungan dengan waktu

kapan infeksi maternalnya muncul. Jika infeksi toksoplasma terjadi pada bulan-bulan

terakhir dari kehamilan, umumnya parasit tersebut akan ditularkan ke fetus, tetapi

jika ibu hamil terjangkit lebih awal, transmisi ke fetus umumnya lebih jarang. Tetapi

bila terjadi umumnya menghasilkan penyakit yang berat.

b. Toksoplasmosis Akuisita

Toksoplasmosis akuista adalah toksoplasmosis yang didapat selama

hidupnya (bukan didapat dari infeksi ketika dalam kandungan). Infeksi pada orang

dewasa biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala klinis yang paling sering adalah

limfodenopati dan rasa lelah disertai demam dan sakit kepala.

B. GEJALA

Gejala klinik yang muncul pada penderita toksoplasmosis sifatnya berbeda pada

setiap orang. Gejala serius muncul pada bayi yang dilahirkan abortus dan premature atau

lahir dini (1:10 bayi yang terinfeksi), biasanya terjadi infeksi mata, pembesaran hati dan

limpa, kuning pada mata dan kulit, selanjutnya diikuti kematian. Sedangkan pada bayi

yang lahir normal, gejala akan tampak setelah beberapa minggu, bulan, atau tahun setelah

lahir. Sedangkan gejala yang dijumpai setelah usia pubertas diantaranya adanya

gangguan pada mata sampai terjadi kebutaan, kegagalan pada system syaraf, gangguan

pendengaran (bisu-tuli), demam, penyakit kuning akibat gangguan hati, dan gangguan

pernapasan. Pada bentuk laten biasanya berupa kerusakan psikomotor dan pembesaran

kepala (hidrosepalus).

C. AGENT- HOST- ENVIRONMENT PENYAKIT TOKSOPLASMOSIS

1. Faktor Penyebab ( Agent ) Penyakit

Agent penyakit Toksoplasmolisis yaitu Protozoa Toxoplasma gondii dengan

klasifikasi :

Kingdom : Animalia

Sub Kingdom : Protozoa

Filum : Apicomplexa

Kelas : Conoiidasida

Ordo : Eucoocidionida

Familia : Sarcocystidae

Genus : Toxoplasma

Spesies : Toxoplasma gondii

Toxoplasma gondii mempunyai beberapa bentuk kehidupan yaitu :

1. Ookista

Ookista hanya terbentuk dalam usus hospes definitive (bangsa kucing) dan

dikeluarkan melalui faces. Ookista merupakan bentuk yang infektif dan dapat

menular pada manusia atau hewan lain. Seekor kucing dapat mengeluarkan

sampai 10 juta ookista sehari selama 2 minggu. Ookista dapat hidup lama

sampai lebih dari satu tahun di dalam tanah yang lembab dan teduh, sedangkan

di tempat yang terkena sinar matahari langsung dan tanah kering ookista akan

mudah mati.

2. Tropozoid / Tachzoite

Tropozoid berbentuk bulan sabit dengan panjang 2 – 3 µm dan lebar 4 – 8

µm. Bentuk ini terdapat di dalam tubuh hospes perantara seperti burung dan

mamalia termasuk manusia dan kucing sebagal hospes definitif. Tropozoid

ditemukan pada infeksi akut dalam berbagai jaringan tubuh. Misalnya dalam

cairan tubuh manusia (darah, air liur, air susu), ginjal, jantung, otak, dan otot

jantung.

3. Kista / Bradizoit

Kista ini merupakan stadium istirahat dari Toxsoplasma gondii. Kista

banyak terdapat pada daging hewan yang mentah / dimasak kurang matang.

2. Host

Host Definitive (bentuk seksual) : kucing

Host Intermediate (bentuk aseksual) : manusia, burung, anjing, tikus, kelinci,

babi, sapi, dll.

3. Lingkungan ( Environment )

Lingkungan yang mendukung penularan penyakit toksoplasmosis yaitu

lingkungan yang lembab dan teduh dimana terdapat ookista yang berasal dari feses

kucing.

D. INTERAKSI AGENT – HOST – ENVIRONMENT

Interaksi agent dan host dimulai dengan sporozoit yang ada di dalam usus kucing

menembus sel epitel dan tumbuh menjadi tropozoit. Kemudian inti tropozoit membelah

menjadi banyak sehingga terbentuk skizon. Setelah matang skizon akan pecah dan

menghasilkan banyak merozoit / skizogoni. Kemudian Merozoit masuk ke dalam sel

epitel dan membentuk makrogametosit dan mikrogametosit yang menjadi makrogamet

dan mikrogamet (gametogoni). Setelah terjadi pembuahan terbentuk ookista, yang akan

dikeluarkan bersama tinja kucing. Ookista di tanah sangat kuat dan dapat bertahan hidup

di tanah lembab atau pasir selama berbulan-bulan selanjutnya dapat menjadi spora , dan

menular ke hewan lain, termasuk manusia. Dalam usus manusia, toksoplasma

berkembang menjadi kista, yang menyebar ke bagian lain di dalam tubuh melalui aliran

darah dan limfa. Tahap ini berakhir dengan menghasilkan kista dalam otot jantung, ginjal

dan otak. Kebanyakan dari kista tersebut tetap aktif tanpa batas waktu.

E. FAKTOR RESIKO YANG MENINGKATKAN PENYAKIT TOXOPLASMOSIS

Perempuan ( wanita hamil )

Fetus / bayi

kebersihan lingkungan

personal hygiene

transplantasi organ atau transfusi

Menurut Gandahusada dkk (1998) Toxoplasma gondii ditularkan melalui

beberapa cara, diantaranya :

a. Masuknya ookista dari kotoran (faeces) hewan yang menempel pada bulu kucing

dan hinggap di makanan atau minuman.

b. Menghirup debu yang mengandung ookista.

c. Masuknya kista yang berasal dari daging hewan yang dimasak tidak sempurna

(belum matang).

d. Masuknya tropozoit dari ibu hamil yang menginfeksi melalui plasenta lalu

menuju janin (toksoplasmosis congenital).

e. Masuknya tropozoit dari ibu yang terinfeksi melalui ASI menuju bayi.

f. Transfuse darah dari orang yang terinfeksi.

g. Bekerja di laboratorium dengan hewan uji yang terinfeksi.

F. RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

Susceptibility

(Fase Rentan)Presymtomatic Fase Klinis

Fase terminal

(Disability)

a. terjadi

interaksi di

luar tubuh

manusia

antara host

(manusia)

dengan agent

(T.gondii)

b. belum

ditemukan

tanda – tanda

penyakit

a. T.godii mulai

memasuki

tubuh manusia

b. Gejala penyakit

belum muncul

c. Masa inkubasi :

5- 23 hari

a. Pada bayi : infeksi

mata, pembesaran

hati dan limpa,

kuning pada mata

dan kulit

b. Usia dewasa :

gangguan mata,

pendengaran,pernap

asan dan hati,

kegagalan pada

system syaraf, serta

demam.

a. Kematian ( pada

bayi abortus dan

premature )

b. Kecacatan/cacat

mental (pada bayi

lahir normal )

E

H

A

G. MODEL EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TOKSOPLASMOSIS

Penyakit toksoplasmosis dapat diterapkan menggunakan model hubungan sebab

akibat. Dimana manusia sebagai host, Toxoplasma gondii sebagai agen, dan kurang

terjaganya kebersihan hidup kucing sebagai lingkungan pendukung tumbuh-kembangnya

toxoplasma gondii.

Kemampuan agen untuk menginfeksi inang meningkat

Model ini terjadi ketika jumlah agen meningkat. Misalnya jika di lingkungan

sekitar terdapat banyak ookista Toxoplasma gondii (di tinja kucing), maka tidak

menutup kemungkinan banyak pula manusia yang akan terinfeksi penyakit

toksoplasmosis, terutama jika daya tahan tubuhnya berkurang.

Kepekaan inang terhadap agent meningkat

Model ini terjadi bila penyakit toksoplasmolisis diderita oleh host yang

memiliki daya tahan tubuh lemah (rentan) dalam jumlah yang banyak. Misalnya pada

suatu daerah terdapat banyak ibu hamil yang rentan (daya tahan tubhnya lemah) dan

terdapat kucing yang membawa ookista Toxoplasma gondii pada faecesnya, maka

H

E

A

kemungkinan para ibu hamil tersebut terkena penyakit toksoplasmosis akan lebih

besar .

H. PENCEGAHAN PENYAKIT

a. Pencegahan Primer

- Melakukan vaksinasi Toksoid Tetanus (TT) sebelum kehamilan.

- Penyuluhan tentang perlunya meningkatkan kesehatan lingkungan dan personal

hygiene terutama tentang :

a. Mencuci tangan sebelum dan setelah memasak makanan, serta sebelum

makan.

b. Membiasakan mencuci sayur dan buah sebelum dimakan.

c. Menjaga kebersihan makanan terhadap kontaminasi lalat atau binatang.

d. Membakar atau memberikan antiseptic pada tinja hewan peliharaan.

e. Menggunakan sarung tangan saat sedang mengurus hewan peliharaan

(mamalia / burung ).

f. Menjauhi hewan peliharaan selama kehamilan.

g. Tidak memakan daging mentah / kurang masak.

b. Pencegahan Sekunder

- Melakukan pemeriksaan serologis untuk mengidentifikasi wanita yang mendapat infeksi

T. gondii selama kehamilan

- Melakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala

- Memeriksakan hewan pada dokter hewan secara berkala

- Melakukan pengobatan jika terjadi infeksi

c. Pencegahan Tersier

- Menjaga daya tahan tubuh

Daftar Pustaka

Zulkoni Akhsin. 2011. Parasitologi. Yogyakarta : Nuha Medika.

Soedarto. 2009. Penyakit Menular di Indonesia. Jakarta : Sagung Seto .

Internet

http://journal.unair.ac.id.

Diakses 17 Maret 2015

http://veterinaryclinic-drhkoes.blogspot.com/2011/03/toxoplasma.

Diakses 18 Maret 2015