TOF
-
Upload
pradipta-shiva -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
description
Transcript of TOF
A. Pendahuluan
Penyakit jantung kongenital adalah bentuk paling umum dari cacat lahir dan penyebab
utama kematian akibat kelainan lahir pada tahun pertama kehidupan. Kondisi ini
mempengaruhi sekitar 8 dari 1.000 kelahiran hidup, dan sekitar 1 juta orang di Amerika
Serikat memiliki lesi jantung bawaan. Beberapa kelainan yang parah dan memerlukan
perhatian medis segera. Meskipun kelainan jantung bawaan yang hadir pada saat lahir,
kelainan ringan yang mungkin tanpa gejala tetap selama berminggu-minggu, berbulan-bulan,
atau bertahun-tahun, dan tak jarang lolos dari deteksi sampai dewasa[1].
Penyakit jantung kongenital merupakan kelainan struktur atau fungsi dari sistem
kardiovaskuler yang ditemukan pada saat lahir, walaupun dapat ditemukan di kemudian hari.
Jadi penyakit jantung kongenital merupakan “penyakit yang ada sejak lahir”. Penyakit
jantung kongenital dapat dibagi menjadi dua yaitu yang sianotik dan tidak sianotik. Contoh
dari penyakit jantung kongenital yang sianotik itu adalah Tetralogi of Fallot[2].
Tetralogi of Fallot (TOF) merupakan penyakit jantung sianotik yang paling banyak
ditemukan dimana Tetralogi of Fallot menempati urutan keempat penyakit jantung bawaan
pada anak setelah defek septum ventrikel,defek septum atrium dan duktus arteriosus
persisten,atau lebih kurang 10-15 % dari seluruh penyakit jantung bawaan, diantara penyakit
jantung bawaan sianotik Tetralogi fallot merupakan 2/3 nya. Tetralogi fallot merupakan
penyakit jantung bawaan yang paling sering ditemukan yang ditandai dengan sianosis sentral
akibat adanya pirau kanan ke kiri.
B. Definisi
Tetralogi of Fallot adalah cacat jantung bawaan. Penyakit ini merupakan penyakit
dengan masalah struktur jantung yang hadir pada saat lahir. Cacat jantung bawaan mengubah
aliran normal darah melalui jantung. Tetralogi of Fallot sangat langka, cacat jantung yang
kompleks. Ini terjadi pada sekitar 5 dari setiap 10.000 bayi. Cacat ini belum diketahui lebih
sering terjadi pada jenis kelamin mana, namun baru diketahui cacat ini mempengaruhi anak
laki-laki dan perempuan dengan peluang yang sama[3].
Tetralogi of Fallot merupakan hasil dari kelainan perkembangan tunggal: sebuah
kelainan dan perpindahan anterior cephalad bagian infundibular (saluran keluar) dari septum
interventrikular. Tetralogi Fallot melibatkan empat cacat jantung[3,4,7,13]:
Ventricular Septal Defect (VSD)
Pulmonary Stenosis
Right Ventricular Hypertrophy
1
Kelainan pada aorta
Ventrikel Septal Defect
Jantung memiliki dinding bagian dalam yang memisahkan dua ruang di sisi kiri dari
dua ruang pada sisi kanan. Dinding ini disebut septum. Septum mencegah pencampuran
darah di antara kedua sisi jantung.
VSD adalah sebuah lubang di septum antara dua ruang bawah jantung, yaitu lubang
pada dinding ventrikel. Lubang memungkinkan darah yang kaya oksigen dari ventrikel kiri
untuk mencampur darah miskin oksigen dari ventrikel kanan[3].
2
Pulmonary Stenosis
Cacat ini melibatkan penyempitan katup paru dan bagian dari ventrikel kanan ke arteri
pulmonalis. Biasanya, darah dengan kadar oksigen yang sedikit dari ventrikel kanan mengalir
melalui katup pulmonalis dan masuk ke arteri pulmonalis. Dari sana, darah ke paru-paru
untuk mengambil oksigen. Dalam stenosis pulmonal, katup paru tidak bisa sepenuhnya
terbuka. Dengan demikian, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah melalui
katup. Akibatnya, tidak cukup darah mencapai paru-paru[3].
3
Right Ventricular Hypertrophy
Dengan cacat ini, otot ventrikel kanan lebih tebal dari biasanya. Hal ini terjadi karena
jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk memindahkan darah melalui katup
pulmonal yang menyempit[3].
Kelainan pada Aorta
Cacat ini terjadi pada aorta, arteri utama yang membawa darah yang kaya oksigen dari
jantung ke tubuh. Pada jantung yang sehat tanpa kelainan, aorta melekat ke ventrikel kiri. Hal
ini memungkinkan hanya darah yang kaya oksigen mengalir ke tubuh.
Dalam tetralogi Fallot, aorta terletak antara ventrikel kiri dan kanan, langsung di atas
VSD. Akibatnya, darah dengan kadar oksigen yang sedikit dari ventrikel kanan mengalir
langsung ke aorta bukan ke arteri pulmonalis[3].
4
Cacat jantung ini dapat menyebabkan oksigen dalam darah yang mengalir ke seluruh
tubuh menjadi berkurang. Bayi dengan Tetralogy of Fallot dapat memiliki kulit yang tampak
dengan warna kebiruan yang disebut sianosis, karena darah mereka tidak membawa cukup
oksigen. Saat lahir, bayi mungkin kulit tidak tampak biru, tetapi mungkin saat masa
pertumbuhan dan perkembanga berlangsung tiba-tiba kulit bayi tampak kebiruan saat
menangis atau makan. Bayi dengan tetralogy of Fallot atau kondisi lain yang menyebabkan
sianosis dapat memiliki masalah termasuk[4]:
Risiko yang lebih tinggi terkena infeksi pada lapisan jantung, yang disebut
endocarditis.
Risiko lebih tinggi mengalami irama jantung yang tidak teratur, yang disebut
aritmia.
Sering mengalami pusing, pingsan, atau kejang, karena tingkat oksigen yang
rendah dalam darah.
Terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan pada anak.
5
C. Etiologi
Penyebab dari kebanyakan penyakit jantung bawaan (PJB) tidak diketahui, meskipun
penelitian genetik menunjukkan etiologi multifaktorial. Sebuah studi dari Portugal
melaporkan bahwa reduktase methylenetetrahydrofolate (MTHFR) polimorfisme gen dapat
dianggap sebagai gen kerentanan untuk Tetralogi of Fallot[5,6].
Faktor Prenatal terkait dengan insiden yang lebih tinggi dari Tetralogi of Fallot (TOF)
termasuk rubella ibu (atau penyakit virus lainnya) selama kehamilan, kurang gizi saat
prenatal , ibu sebagai pengguna alkohol, usia ibu yang lebih dari 40 tahun, fenilketonuria ibu
(FKU),cacat lahir, dan kencing manis. Anak-anak dengan sindrom Down juga memiliki
insiden yang lebih tinggi dari Tetralogi of Fallot, seperti halnya bayi dengan sindrom
hydantoin janin atau sindrom karbamazepin janin[7].
Sebagai salah satu malformasi conotruncal, Tetralogi of Fallot dapat dikaitkan dengan
spektrum lesi dikenal sebagai CATCH 22 : cardiac defects, abnormal facies, thymic
hypoplasia, cleft palate, hypocalcemia (cacat jantung, fasies abnormal, hipoplasia timus, bibir
sumbing, hipokalsemia). Analisis sitogenetik dapat menunjukkan penghapusan segmen pita
kromosom 22q11 (daerah kritis DiGeorge). Ablasi sel-sel pial neural telah terbukti
mereproduksi malformasi conotruncal[7].
Hemodinamik dari Tetralogi of Fallot tergantung pada derajat right ventrikel (RV)
outflow tract obstruction (RVOTO). Ventrikel septal defect (VSD) biasanya bersifat
membatasi, dan RV dan ventrikel kiri (LV) tekanan yang sama. Jika obstruksi parah, shunt
intracardiac adalah dari kanan ke kiri, dan aliran darah paru dapat nyata berkurang. Dalam hal
ini, aliran darah mungkin tergantung pada patent ductus arteriosus (PDA) atau jaminan
bronkus[7].
D. Epidemiologi
Tetralogi Fallot (TOF) mewakili sekitar 10% dari kasus penyakit jantung bawaan
(PJB), terjadi pada 3-6 bayi untuk setiap 10.000 kelahiran, dan merupakan penyebab paling
umum dari penyakit jantung koroner cyanotic. Gangguan ini menyumbang sepertiga dari
semua PJK pada pasien yang lebih muda dari 15 tahun[7].
Tetralogi of Fallot adalah bentuk paling umum dari penyakit jantung bawaan sianotik
pada bayi, terjadi pada 5 dari 10.000 kelahiran hidup dan sering dikaitkan dengan cacat
jantung lainnya, termasuk lengkungan sisi kanan aorta (25% dari pasien), ASD (10% pasien),
dan sedikit anomali arteri koroner kiri. Sebuah mikrodelesi dalam kromosom 22 (22q11)
6
telah diidentifikasi pada pasien dengan sindrom yang mencakup Tetralogi of Fallot sebagai
salah satu manifestasi kardiovaskular[1].
Di Amerika diperkirakan setiap tahun sekitar 1.660 bayi yang lahir dengan Tetralogy
of Fallot. Dengan kata lain, sekitar 1 dari setiap 2.518 bayi yang lahir di Amerika Serikat
setiap tahun dilahirkan dengan Tetratology Fallot[8].
Dalam kebanyakan kasus, tetralogi Fallot adalah sporadis dan non familial. Insiden
pada saudara kandung dari orang tua yang terkena 1-5%, dan itu terjadi lebih sering pada
laki-laki daripada perempuan. Kelainan ini berhubungan dengan anomali extracardiac seperti
bibir sumbing dan langit-langit, hipospadia, dan kelainan tulang dan kraniofasial[9].
E. Patofisiologi
Pada kehidupan intrauterine mulai akhir minggu ketiga sampai minggu keempat,
trunkus arteriosus terbagi menjadi aorta dan arteri pulmonalis. Nantinya aorta dan arteri
pulmonalis ini terjadi perputaran seperti spiral, dan akhirnya aorta akan berasal dari
posterolateral sedangkan pangkal arteri pulmonalis terletak antero-medial. Septum yang
membagi trunkus menjadi aorta dan arteri pulmonalis kelak akan bersama sama dengan
endokardial cushion serta bagian membrane septum ventrikel, menutup foramen
interventrikel. Pembagian ventrikel tunggal menjadi ventrikel kanan dan kiri terjadi antara
minggu ke 4 dan minggu ke 8[15].
Kesalahan dalam pembagian trunkus dapat berakibat letak aorta yang abnormal (over
riding), timbulnya infundibulum yang berlebihan pada jalan keluar ventrikel kanan, serta
terdapatnya defek septum ventrikel karena septum dari trunkus yang gagal berpartisipasi
dalam penutupan foramen interventrikel. Dengan demikian dalam bentuknya yang klasik,
akan terdapat 4 kelainan, yaitu defek septum ventrikel yang besar, stenosis infundibular,
dekstroposisi pangkal aorta dan hipertrofi ventrikel kanan[15].
Kelainan anatomi ini bervariasi luas, sehingga menyebabkan luasnya variasi
patofisiologi penyakit. Secara anatomis tetralogi fallot terdiri dari septum ventrikel subaortik
yang besar dan stenosis pulmonal infundibular. Terdapatnya dekstroposisi aorta dan
hipertrofi ventrikel kanan adalah akibat dari kedua kelainan terdahulu. Derajat hipertrofi
ventrikel kanan yang timbul bergantung pada derajat stenosis pulmonal. Pada 50% kasus
stenosis pulmonal hanya infundibular, pada 10-25% kasus kombinasi infundibular dan
valvular, dan 10% kasus hanya stenosis valvular. Selebihnya ialah stenosis pulmonal
perifer[13,15].
7
Dekstroposisi pangkal aorta (overriding aorta) bukan merupakan condition sine
qua non untuk penyakit ini. Hubungan letak aorta dan arteri pulmonalis masih di tempat yang
normal, over riding aorta terjadi karena pangkal aorta berpindah kearah anterior mengarah ke
septum. Derajat over riding ini lebih mudah ditentukan secara angiografis daripada waktu
pembedahan atau autopsy. Klasifikasi over riding menurut Kjellberg[14] :
1. Tidak terdapat over riding aorta bila sumbu aorta desenden mengarah ke
belakang ventrikel kiri
2. Pada over riding 25% sumbu aorta ascenden kea rah ventrikel sehingga lebih
kurang 25% orifisium aorta menghadap ke ventrikel kanan
3. Pada over riding 50% sumbu aorta mengarah ke septum sehingga 50%
orifisium aorta menghadap ventrikel kanan
4. Pada over riding 75% sumbu aorta asdenden mengarah ke depan ventrikel
kanan, septum sering berbentuk konveks ke arah ventrikel kiri, aorta sangat
melebar, sedangkan ventrikel kanan berongga sempit
Derajat over riding ini bersama dengan defek septum ventrikel dan derajat stenosis
menentukan besarnya pirau kanan ke kiri. Juga sangat menentukan sikap pada waktu
pembedahan. Arkus aorta yang berada di sebelah kanan disertai knob aorta dan aorta
descenden di kanan terdapat pada 25% kasus. Pada keadaan ini arteria subklavia kiri yang
berpangkal di hemithorax kanan biasanya menyilang di depan esophagus, kadang disertai
arkus ganda. Pada tetralogi fallot dapat terjadi kelainan arteri koronaria. Arteri koronaria
yang letaknya tidak normal ini bila terpotong waktu operasi dapat berakibat fatal. Sirkulasi
kolateral di paru pada tetralogi fallot yang terbentuk tergantung pada kurangnya aliran darah
ke paru. Pembuluh kolateral berasal dari cabang cabang arteria bronkialis. Pada keadaan
tertentu jumlah kolateral sedemikian hebat sehingga menyulitkan tindakan bedah. Pembuluh
kolateral tersebut harus diikat sebelum dilakukan pintasan kardiopulmonal[14].
Pengembalian vena sistemik ke atrium kanan dan ventrikel kanan berlangsung
normal. Ketika ventrikel kanan menguncup, dan menghadapi stenosis pulmonalis, maka
darah akan dipintaskan melewati cacat septum ventrikel tersebut ke dalam aorta. Akibatnya
terjadi ketidak jenuhan darah arteri dan sianosis menetap. Aliran darah paru paru, jika
dibatasi hebat oleh obstruksi aliran keluar ventrikel kanan, dapat memperoleh pertambahan
dari sirkulasi kolateral bronkus dan kadang dari duktus arteriosus menetap[1].
Peningkatan resistensi oleh stenosis pulmonal subvalvular menyebabkan darah
terdeoksigenasi kembali dari vena sistemik dialihkan dari ventrikel kanan melalui VSD, ke
ventrikel kiri, dan masuk ke sirkulasi sistemik, sehingga terjadi hipoksemia sistemik dan
8
sianosis. Besarnya shunt aliran melintasi VSD merupakan fungsi utama dari beratnya stenosis
pulmonal, tetapi perubahan akut pada resistensi vaskuler sistemik dan pembuluh pulmonal
juga dapat mempengaruhi[1,13].
F. Patogenesis
Anak-anak dengan tetralogy of Fallot dan stenosis pulmonal moderat sering memiliki
sianosis ringan, terutama pada bibir, selaput lendir, dan angka. Bayi dengan stenosis paru
yang parah dapat hadir dengan sianosis yang mendalam dalam beberapa hari pertama
kehidupan. Hipoksemia kronis yang disebabkan oleh shunt dari kanan ke kiri biasanya
menyebabkan clubbing dari jari tangan dan kaki[1].
G. Diagnosis
Tetralogi Fallot dapat didiagnosis selama kehamilan atau segera setelah bayi lahir.
Selama kehamilan
Selama kehamilan, ada tes skrining (disebut juga tes prenatal) untuk memeriksa cacat
lahir dan kondisi lainnya. Tetralogi of Fallot dapat dilihat saat USG. Beberapa temuan dari
USG dapat menunjukkan bayi mungkin memiliki Tetralogi of Fallot. Jika demikian, penyedia
layanan kesehatan dapat meminta ekokardiogram janin untuk mengkonfirmasikan diagnosis.
Sebuah ekokardiogram janin merupakan USG dari jantung janin. Tes ini dapat menunjukkan
masalah pada struktur jantung dan bagaimana jantung bekerja dengan kelainan ini[4].
Setelah bayi lahir
Tetralogi Fallot biasanya didiagnosis setelah bayi lahir, sering setelah bayi lahir
menjadi biru saat menangis atau makan (mantra tet). Beberapa temuan pada pemeriksaan
fisik dapat membuat dokter berpikir bayi mungkin memiliki Tetralogi of Fallot, termasuk
kulit yang tampak kebiruan atau murmur jantung ("whooshing" suara disebabkan oleh darah
tidak mengalir dengan baik melalui jantung). Penyedia layanan kesehatan dapat meminta satu
atau lebih tes untuk mengkonfirmasi diagnosis. Tes yang paling umum adalah
ekokardiogram. Ekokardiogram adalah USG jantung yang dapat menunjukkan masalah
dengan struktur jantung dan bagaimana jantung bekerja (atau tidak) dengan kelainan ini.
Ekokardiografi juga berguna untuk membantu dokter mengikuti kesehatan anak dari waktu
ke waktu[4].
Hipertrofi ventrikel kanan dapat diketahui pada pemeriksaan fisik saat palpasi teraba
denyut jantung yang keras di sepanjang perbatasan sternal kiri. S2 tunggal, terdiri dari
9
komponen aorta normal; komponen pulmonal lembut dan biasanya tak terdengar. Ejeksi
sistolik murmur terdengar jelas di perbatasan sternum kiri atas yang dibuat oleh keluarnya
aliran darah turbulen melalui stenosis ventrikel kanan. Biasanya tidak ada murmur yang
berbeda terkait dengan VSD, karena biasanya besar dan menghasilkan sedikit turbulensi[1].
Evaluasi lengkap dari sirkulasi diperlukan pengujian darah untuk kadar oksigen nya.
Kemudian dilakuakn juga tiga tes penunjang diagnosis, seperti ekokardiogram, foto thoraks
dan elektrokardiogram[12].
Radiografi thoraks menunjukkan ventrikel kanan yang prominen dan penurunan
ukuran segmen arteri pulmonalis, memberikan penampilan jantung yang "boot-shaped".
Tanda vaskular pulmonal biasanya berkurang karena penurunan aliran melalui sirkulasi paru.
EKG menunjukkan hipertrofi ventrikel kanan dengan deviasi aksis ke kanan.
Echocardiography menunjukkan gambaran anatomi dari saluran keluar ventrikel kanan, yang
malaligned VSD, hipertrofi ventrikel kanan, dan kelainan lainnya, seperti halnya kateterisasi
jantung[1].
Diagnosis TOF sering ditegakkan pada penilaian ekokardiografi dari empat fitur
utama. Kateterisasi jantung atau gambaran resonansi magnetik jantung biasanya tidak
diperlukan untuk diagnosis tetapi mungkin diperlukan untuk menentukan pembuluh darah
dan anatomi RVOT. TOF juga dapat didiagnosis dengan akurasi yang cukup besar pada
ekokardiogram prenatal. Arahan untuk ekokardiogram janin sering diberikan setelah terdapat
kelainan saat USG, kemungkinan adanya amniosentesis atau karena sejarah PJK pada kerabat
dekat. Terminasi kehamilan pada deteksi janin TOF adalah masalah dan dalam satu seri
dilakukan pada 54% kasus[10].
H. Penatalaksanaan
Dalam beberapa bayi, operasi shunt dapat dilakukan terlebih dahulu untuk
memberikan aliran darah yang cukup ke paru-paru. Ini bukan operasi jantung terbuka dan
tidak memperbaiki jantung bagian dalam. Shunt biasanya merupakan tabung kecil dari bahan
sintetik dijahit antara aorta dan arteri pulmonalis. Shunt ditutup ketika perbaikan lengkap
pada jantung dilakukan kemudian[11].
Perbaikan kelainan dilakukan melalui operasi jantung terbuka. Operasi harus
memperhatikan waktunya dengan memperhatikan perkembangan proses penyakit, ukuran
bayi, dan ukuran berbagai kelainan. Ada prosedur bedah sementara yang dapat
memperpanjang waktu sebelum operasi korektif, sementara bayi tumbuh lebih besar dan
10
lebih kuat. Selama operasi, katup pulmonal melebar, defek septum ventrikel ditutup, dan
perbaikan interim dihapus[12].
Perbaikan lengkap cenderung dilakukan pada awal kehidupan. Ahli bedah menutup
defek septum ventrikel dengan patch dan membuka alur keluar ventrikel kanan dengan
menghilangkan beberapa otot tebal di bawah katup pulmonal, memperbaiki atau
menghilangkan obstruksi katup pulmonal dan jika diperlukan, memperbesar cabang arteri
pulmonalis yang menuju setiap paru[11].
I. Prognosis
Operasi awal tidak diindikasikan untuk semua bayi dengan Tetralogy of Fallot (TOF),
meskipun, tanpa operasi, gangguan perkembangan menunjukkan prognosis buruk. Gangguan
perkembangan tergantung pada tingkat keparahan ventrikel kanan (RV) obstruksi saluran
keluar yang tepat (RVOTO)[7].
Dalam era bedah jantung, anak-anak dengan bentuk sederhana dari Tetralogi Fallot
menikmati kelangsungan hidup jangka panjang yang baik dengan kualitas hidup yang sangat
baik. Hasil data akhir menunjukkan bahwa sebagian besar korban berada di New York Heart
Association (NYHA) klasifikasi I, meskipun kemampuan latihan maksimal berkurang dalam
beberapa aktivitas. Pada penderita yang tidak bergejala, prognosisnya baik. Akan tetapi, pada
mereka ini masih ada bahaya endokarditis infektif yang jarang terjadi sebelum umur 5 tahun.
Dapat juga terjadi gagal jantung dikemudian hari. Gagal jantung pada golongan ini baru
terjadi pada umur di atas 20 tahun[7].
11
J. Perujukan
1. Lilly LS. Pathophysiology of Heart Disease. 5th Edition. 2011.
2. Sudoyo, A. W., 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi VI. Jilid 1. Jakarta:
InternaPublishing.
3. NIH. Tetralogy of Fallot. 2011; Available from:
http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/tof
4. CDC. Congenital Heart Defects. 2013; Available from:
http://www.cdc.gov/ncbddd/heartdefects/tetralogyoffallot.html
5. Marinho C, Alho I, Guerra A, Rego C, Areias J, Bicho M. The methylenetetrahydrofolate reductase gene variant (C677T) as a susceptibility gene for tetralogy of Fallot. Rev Port Cardiol. Jul-Aug 2009;28(7-8):809-12. [Medline].
6. Lee CN, Su YN, Cheng WF, Lin MT, Wang JK, Wu MH, et al. Association of the C677T methylenetetrahydrofolate reductase mutation with congenital heart diseases. Acta Obstet Gynecol Scand. Dec 2005;84(12):1134-40. [Medline].
7. Shabir Bhimji, MD, PhD; Chief Editor: Park W Willis IV M. Tetralogy of Fallot.
2014; Available from: http://emedicine.medscape.com/article/2035949-
overview#aw2aab6b2b3aa
8. Parker SE, Mai CT, Canfield MA, et al; for the National Birth Defects Prevention Network. Updated national birth prevalence estimates for selected birth defects in the United States, 2004-2006. Birth Defects Res A Clin Mol Teratol. 2010;88:1008-16.
9. Rauch R, Hofbeck M, Zweier C, Koch A, Zink S, Trautmann U, et al. Comprehensive genotype-phenotype analysis in 230 patients with tetralogy of Fallot. J Med Genet. May 2010;47(5):321-31.
10. Swaby JM. Familial Inheritance in Congenital Heart Disease : A Focus on
Tetralogy of Fallot by Familial Inheritance in Congenital Heart Disease : A Focus
on Tetralogy of Fallot. 2011.
11. AHA. Tetralogy of Fallot. 2009;1–3. Available from:
https://www.heart.org/idc/groups/heart-public/@wcm/@hcm/documents/
downloadable/ucm_307672.pdf
12. Uretsky S, States U. Tetralogy of Fallot. 2004;5(5).
13. Sommer RJ, Hijazi ZM, Rhodes JF. Pathophysiology of congenital heart disease
in the adult: part III: Complex congenital heart disease. Circulation [Internet].
12
2008 Mar 11 [cited 2015 Mar 17];117(10):1340–50. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18332279
14. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. 2007. Ilmu Kesehatan Anak jilid 2.
Jakarta: Infomedika.
15. Sadler, T.W. 2000. Embriologi Kedokteran Langman. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
K. Penutup
Kombinasi kelainan kongenital yang dikenal sebagai Tetralogi of Fallot antara lain
defek septum ventrikuler, kelainan aorta, stenosis katup pulmoner, dan hipertrofi ventrikel
kanan. Banyak factor yang menyebabkan terjadinya Tetralogi of Fallot. Namun Tetralogi of
Fallot itu sendiri belum diketahui jelas penyebabnya. Kematian bayi akibat kelainan
Tetralogy of Fallot ini berkisar antara 3-6 bayi dari setiap 10.000 kelahiran. Anak dengan
tetralogi fallot umumnya akan mengalami keluhan sesak saat beraktivitas, berat badan bayi
yang tidak bertambah, clubbing fingers, dan sianosis. Tetralogi of Fallot ini dapat didiagnosis
sejak dalam kandungan ibu, bisa juga didiagnosis saat bayi sudah lahir. Pemeriksaan yang
dilakukan antara lain pemeriksaan darah, foto thorax, elektrokardiografi, ekokardiografi.
13