TM 2

download TM 2

of 24

description

dfgd

Transcript of TM 2

Amalia Fatmasari1102011022

LI I. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Vesika Urinaria dan UrethraeLO 1.1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makroskoik Vesika Urinaria dan Urethraea. Vesica Urinaria (Kandung Kemih)Vesica urinaria terletak tepat di belakang pubis di dalam cavitas pelvis. Vesica urinaria cukup baik untuk menyimpan urine. Vesica urinaria mempunyai dinding otot yang kuat. Bentuk dan batas-batasnya sangat bervariasi sesuai dengan jumlah urin di dalamnya. Vesica urinaria yang kosong pada dewasa seluruhnya terletak di dalam pelvis; bila vesica urinaria terisi, dinding atasnya terangkat sampai masuk regio hypogastricum. Pada anak kecil, vesica urinaria yang kosong menonjol di atas apertura pelvis superior; kemudian bila cavitas melebar, vesica urinaria terbenam di dalam pelvis untuk menempati posisi seperti pada orang dewasa.Vesica urinaria yang kosong berbentuk piramid, mempunyai apex, basis, dan sebuah facies superior serta dua buah facies inferolateralis; juga mempunyai collum.Apex vesicae mengarah ke depan dan terletak di belakang pinggir atas symphysis pubica. Apex vesicae dihubungkan dengan umbilicus oleh ligamentum umbilicale medianum (sisa urachus).Basis, atau facies posterior vesicae, menghadap ke posterior dan berbentuk segitiga. Sudut superolateralis merupakan tempat muara ureter, dan sudut inferior merupakan tempat asal urethra. Kedua ductus deferens terletak berdampingan di facies posterior vesicae dan memisahkan vesicula seminalis satu dengan yang lain. Bagian atas facies posterior vesicae diliputi peritoneum, yang membentuk dinding anterior excavatio rectovesicalis. Bagian bawah facies posterior dipisahkan dari rectum oleh ductus deferens, vesicula seminalis, dan fascia rectovesicalis.Facies superior vesicae diliputi peritoneum dan berbatasan dengan lengkung ileum atau colon sigmoideum. Sepanjang pinggir lateral permukaan ini, peritoneum melipat ke dinding lateral pelvis. Bila vesica urinaria terisi, bentuknya menjadi lonjong, facies superiornya membesar dan menonjol ke atas, ke dalam cavitas abdominalis. Peritoneum yang meliputinya terangkat pada bagian bawah dinding anterior abdomen sehingga vesica urinaria berhubungan langsung dengan dinding anterior abdomen.Facies inferolateralis di bagian depan berbatasan dengan bantalan lemak retropubica dan pubis. Lebih ke posterior, facies tersebut berbatasan di atas dengan musculus obturatorius internus dan di bawah dengan musculus levator ani.Collum vesicae berada di inferior dan terletak pada superior prostatae. Di sini, serabut otot polos dinding vesica urinaria dilanjutkan sebagai serabut otot polos prostata. Collum vesicae dipertahankan pada tempatnya oleh ligamentum puboprostaticum pada laki-laki dan ligamentum pubovesicale pada perempuan. Kedua ligamentum ini merupakan penebalan fascia pelvis.Tunica mucosa sebagian besar berlipat-lipat pada vesica urinaria yang kosong dan lipatan-lipatan tersebut akan menghilang bila vesica urinaria terisi penuh. Area tunica mucosa yang meliputi permukaan dalam basis vesica urinaria dinamakan trigonum vesicae Liutaudi. Di sini, tunica mucosa selalu licin, walaupun dalam keadaan kosong karena membrana mucosa pada trigonum ini melekat dengan erat pada lapisan otot yang ada di bawahnya.Trigonum vesicae dibatasi di sebelah atas oleh rigi muscular yang berjalan dari muara ureter yang satu ke muara ureter yang lain dan disebut sebagai plica interureterica. Uvula vesicae merupakan tonjolan kecil yang terletak tepat di belakang ostium urethrae yang disebabkan oleh lobus medius prostatae yang ada di bawahnya.Tunica muscularis vesica urinaria terdiri atas otot polos yang tersusun dalam tiga lapisan yang saling berhubungan yang disebut sebagai musculus detrusor vesicae. Pada collum vesicae, komponen sirkular dari lapisan otot ini menebal membentuk musculus sphincter vesicae.Gambar 1-1. Vesica urinaria dan prostata, dilihat dari ventralVaskularisasi Vesica Urinaria Arteria vesicalis superior dan inferior, cabang arteria iliaca interna. Venae membentuk plexus venosus vesicalis, di bawah berhubungan dengan plexus venosus prostaticus; dan bermuara ke vena iliaca interna.

Persarafan Vesica UrinariaPersarafan vesica urinaria berasal dari plexus hypogastricus inferior. Serabut postganglionik simpatis berasal dari ganglion lumbalis I dan II lalu berjalan turun ke vesica urinaria melalui plexus hypogastricus. Serabut preganglionik parasimpatikus yang muncul sebagai nervi splanchnici pelvici berasal dari nervus sacrales II, III, dan IV, berjalan melalui plexus hypogastricus menuju ke dinding vesica urinaria, di tempat ini serabut tersebut bersinaps dengan neuron postganglionik. Sebagian besar serabut aferen sensorik yang berasal dari vesica urinaria menuju sistem saraf pusat melalui nervi splanchnici pelvici. Sebagian serabut aferen berjalan bersama saraf simpatis melalui plexus hypogastricus dan masuk ke medulla spinalis segmen lumbalis I dan II.Saraf simpatis menghambat kontraksi musculus detrusor vesicae dan merangsang penutupan musculus sphincter vesicae. Saraf parasimpatis merangsang kontraksi musculus detrusor vesicae dan menghambat kerja musculus sphincter vesicae.Gambar 1-2. Vesica urinaria dan prostata, dilihat dari dorsal

b. Urethra Urethra masculinaUrethra masculina panjangnya sekitar 15-20 cm dan terbentang dari collum vesicae urinaria sampai ostium urethra externum pada glans penis. Urethra masculina dibagi menjadi tiga bagian: (1) pars prostatica, (2) pars membranacea, dan (3) pars spongiosa.Urethra pars prostatica panjangnya 3 cm dan berjalan melalui prostat dari basis sampai apexnya. Bagian ini merupakan bagian yang paling lebar dan yang paling dapat dilebarkan dari urethra. Pada bagian ini bermuara ductus ejaculatorius dan saluran keluar kelenjar prostat.Urethra pars membranacea panjangnya sekitar 1,25 cm, terletak di dalam diaphragma urogenitale, dan dikelilingi oleh musculus sphincter urethrae. Bagian ini merupakan bagian urethra yang paling tidak bisa dilebarkan.Gambar 1-3. Urethra masculina; pars prostatica, pars membranacea, pars cavernosa

Urethra pars spongiosa panjangnya sekitar 15,75 cm dan dibungkus di dalam bulbus dan corpus spongiosum penis. Ostium urethrae externum merupakan bagian yang tersempit dari seluruh urethra. Bagian urethra yang terletak di dalam glans penis melebar membentuk fossa navicularis (fossa terminalis). Glandula bulbourethralis bermuara ke dalam urethra pars spongiosa distal dari diaphragma urogenitale. Urethra femininaPanjang urethra feminina + 3,8 cm. Urethra terbentang dari collum vesicae urinaria sampai ostium urethrae externum yang bermuara ke dalam vestibulum sekitar 2,5 cm distal dari clitoris. Urethra menembus musculus sphinter urethrae dan terletak tepat di depan vagina. Di samping ostium urethrae externum, terdapat muara kecil dari ductus glandula paraurethralis. Urethra dapat dilebarkan dengan mudah.Gambar 1-4. Urethra feminina

Vaskularisasi UrethraArteria dorsalis penis dan arteria bulbourethralis yang merupakan cabang dari arteria pudenda interna.

Persarafan UrethraPersarafan urethra diurus oleh nervus dorsalis penis yang merupakan cabang-cabang dari nervus pudendus.

1.2. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Mikroskopik Vesika Urinaria dan Urethraea. Vesica Urinaria (Kandung Kemih)Penampilan irisan kandung kemih mirip ureter. Epitel transisionalnya lebih tebal, terdiri atas 6-8 lapis sel pada kandung kemih kosong, dan hanya setebal 2-3 lapis kandung kemih terisi penuh. Di bawah epitel terdapat muskularis mukosa yang tidak utuh yang dibentuk oleh serat-serat otot kecil yang tidak beraturan, dengan banyak serat saraf. Lamina proprianya tebal dengan lapis luar yang longgar, kadang disebut submukosa, yang memungkinkan mukosa ini berlipat pada kandung kemih kosong.Tebal tunika muskularis sedang saja dan terdiri atas tiga lapisan: (1) lapisan dalam yang longitudinal, (2) lapisan tengah yang sirkular, dan (3) lapisan luar yang longitudinal. Lapisan sirkular tengah paling mencolok dan membentuk sfingter tebal sekitar muara urethra dalam dan tidak begitu tebal sekitar muara ureter. Lapisan adventisia terdiri atas jaringan fibro-elastis, hanya permukaan superior kandung kemih saja yang ditutupi peritoneum secara longgar.

Gambar 1-5. Vesica urinaria; epitel transisional (TE), lapisan otot longitudinal dalam (IL), lapisan otot sirkular tengah (MC), lapisan otot longitudinal luar (OT)

b. Urethra Urethra masculinaPanjang urethra pria antara 15-20 cm dan untuk keperluan deskriptif dibagi dalam tiga bagian (seperti yang telah dijelaskan pada bagian 1.1.a).Epitel pembatas urethra pars prostatica ialah epitel transisional, tetapi pada bagian lain berubah menjadi epitel berlapis/bertingkat silindris, dengan bercak-bercak epitel berlapis gepeng. Ujung urethra bagian penis yang melebar (fossa navicularis) dibatasi epitel berlapis gepeng, terdapat sedikit sel goblet penghasil mukus. Di bawah epitel terdapat lamina propria terdiri atas jaringan ikat fibro-elastis longgar. Membran mukosa tidak beraturan, dengan lekukan atau sumur kecil-kecil yang meluas ke dalam membentuk kelenjar tubular (Littre) yang bercabang. Kelenjar ini lebih banyak pada permukaan dorsal urethra dan tersusun serong dengan bagian dasar tersusun proximal terhadap muaranya. Kelenjar ini dibatasi epitel serupa dengan yang membatasi urethra dan menghasilkan mukus.

Urethra femininaUrethra pada wanita jauh lebih pendek daripada urethra pria. Muskularis terdiri atas dua lapisan otot polos tersusun serupa dengan yang ada pada ureter, tetapi diperkuat sfingter otot pada muaranya. Epitel pembatasnya terutama epitel berlapis gepeng, dengan bercak-bercak epitel bertingkat silindris. Juga terdapat penonjolan berupa kelenjar, serupa kelenjar Littre pada pria. Lamina proprianya merupakan jaringan ikat fibrosa longgar yang ditandai dengan banyaknya sinus venosus mirip jaringan cavernosa.

LI II. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi BerkemihMiksi merupakan suatu kerja refleks yang pada dewasa normal dikendalikan oleh pusat yang lebih tinggi di otak. Refleks ini mulai bila volume urine mencapai + 300 ml. Reseptor regangan di dalam dinding vesica urinaria terangsang dan impuls tersebut diteruskan ke susunan saraf pusat, dan orang itu mempunyai kesadaran untuk miksi. Sebagian besar impuls naik ke atas nervi melalui nervi splanchnici pelvici dan masuk ke medulla spinalis segmen sacralis II, III, dan IV medulla spinalis. Sebagian impuls aferen berjalan bersama dengan saraf simpatis yang membentuk plexus hypogastricus dan masuk segmen lumbalis I dan II medulla spinalis.Impuls eferen parasimpatis meninggalkan medulla spinalis dari segmen sacralis II, III, dan IV lalu berjalan melalui serabut preganglionik parasimpatis dengan perantaraan nervi splanchnici pelvici dan plexus hypogastricus inferior ke dinding vesica urinaria, tempat saraf-saraf tersebut bersinaps dengan neuron postganglionik. Melalui lintasan saraf ini, otot polos dinding vesica urinaria (musculus detrusor vesicae) berkontraksi dan musculus sphincter vesicae dibuat relaksasi. Impuls eferen juga berjalan ke musculus sphincter urethrae melalui nervus pudendus (SII, III, dan IV), dan menyebabkan relaksasi. Bila urine masuk ke urethra, impuls aferen tambahan berjalan ke medulla spinalis dari urethra dan memperkat refleks. Miksi dapat dibantu oleh kontraksi otot abdomen dan meningkatkan tekanan intraabdominal dan tekanan pelvicus sehingga timbul tekanan dari luar oada dinding vesica urinaria.Pada anak kecil, miksi merupakan refleks sederhana dan terjadi bila vesica urinaria mengalami peregangan hebat. Pada orang dewasa, refleks regangan sederhana ini dihambat oleh aktivitas cortex cerebri sampai waktu dan tempat untuk miksi tersedia. Serabut inhibitor berjalan ke bawah bersama tractus corticospinalis menuju segmen sacralis II, III, dan IV medulla spinalis. Kontraksi musculus sphincter urethrae yang menutup urethra dapat dikendalikan secara volunter; dan aktivitas ini dibantu oleh musculus sphinter vesicae yang menekan collum vesicae.Pengendalian miksi secara volunter normalnya berkembang pada tahun pertama dan kedua kehidupan.

Gambar 2-1. Sistem saraf yang mengatur vesica urinaria dan urethraLI III. Memahami dan Menjelaskan Infeksi Saluran Kemih (ISK)LO 3.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Infeksi Saluran KemihInfeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang mempengaruhi setiap bagian dari agen kemih.Dari perspektif mikrobiologis, infeksi saluran kemih (ISK) terjadi ketika mikroorganisme patogen terdeteksi dalam urin, uretra, kandung kemih, ginjal, atau prostat. Dalam kebanyakan kasus, pertumbuhan 105 organisme per mililiter dari sample urin midstream "clean-catch" menunjukkan infeksi. Meski demikian, bakteriuria yang signifikan tidak selalu terlihat pada beberapa kasus ISK. Terutama pada pasien bergejala, bakteri dalam jumlah (102-104/mL) mungkin menandakan infeksi. Dalam spesimen urin yang diperoleh dengan aspirasi suprapubik atau "in-and-out" kateterisasi dan dalam sampel dari pasien dengan kateter, jumlah koloni 102-104/mL umumnya menunjukkan infeksi. Sebaliknya, jumlah koloni > 105/mL urin midstream kadang-kadang karena kontaminasi spesimen, dimana khususnya ketika beberapa spesies bakteri ditemukan. (Harrison, 2008)3.2. Memahami dan Menjelaskan Etiologi Infeksi Saluran KemihBanyak mikroorganisme dapat menginfeksi saluran kencing, tetapi sejauh ini agen yang paling umum adalah basil gram-negatif. Escherichia coli menyebabkan ~ 80% infeksi akut (baik sistitis dan pielonefritis) pada pasien tanpa kateter, kelainan urologi, atau bate. Batang gram negatif lainnya, terutama Proteus dan Klebsiella spp. dan kadang-kadang Enterobacter spp., terhitung untuk sebagian kecil infeksi tanpa komplikasi. Organisme ini, bersama dengan Serratia spp. dan Pseudomonas spp., dianggap sebagai pemegang peranan penting dalam infeksi berulang dan infeksi yang terkait dengan manipulasi urologi, bate, atau obstruksi. Mereka memainkan peran utama dalam infeksi nosokomial terkait kateter. Proteus spp. (melalui produksi urease) dan Klebsiella spp. (melalui produksi lendir ekstraseluler dan polisakarida) merupakan factor predisposisi pembentukan batu dan terisolasi lebih sering dari pasien dengan bate. (Harrison, 2008)Faktor predisposisi dalam perkembangan infeksi saluran kemih dan pielonefritis kronik antara lain: obstruksi aliran urine (misal batu, penyakit prostat) penggunaan kateter perempuan umur yang sudah lanjut kehamilan refluks vesikoureter (VUR) peralatan kedokteran (terutama kateter menetap) kebiasaan menahan kencing kelainan anatomi urethra atau vesica urinaria vesica urinaria neurogenik. penyalahgunaan analgesik secara kronik penyakit ginjal penyakit metabolik (diabetes, gout, batu urine)

Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain: Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih yang kurang efektif Mobilitas menurun Nutrisi yang sering kurang baik Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral Adanya hambatan pada aliran urin Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat

3.3. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Infeksi Saluran KemihPengklasifikasian Infeksi saluran kemih ada beberapa cara,Secara Anatomi:a. Infeksi saluran kemih atas1. Pielonefritis akut (PNA), adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan oleh infeksi bakteri.2. Pielonefritis kronis (PNK), mungkin terjadi akibat lanjut dari infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi saluran kemih serta refluks vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering diikuti pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal yang ditandai pielonefritis kronik yang spesifik.b. Infeksi saluran kemih bawah1. Sistitis, adalah presentasi klinis infeksi saluran kemih disertai bakteriuria bermakna.2. Sindroma uretra akut (SUA), adalah presentasi klinis sistitis tanpa ditemukan mikroorganisme (steril).Secara komplikasi:1. ISK uncomplicated (simple)ISK sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing tak baik, anatomic maupun fungsional normal. ISK ini pada usi lanjut terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih.

2. ISK complicatedSering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock. ISK ini terjadi bila terdapat keadaan-keadaan sebagi berikut: Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflux vesiko uretral obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kencing menetap dan prostatitis. Kelainan faal ginjal: GGA maupun GGK. Gangguan daya tahan tubuh Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen sperti prosteus spp yang memproduksi urease.

3.4. Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Infeksi Saluran KemihGambar 3.4.a. Patofisiologi ISKSaluran kemih merupakan area yang seharusnya bebas dari mikroorganisme atau steril. Infeksi saluran kemih terjadi pada saat mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih dan berkembang biak di dalam media urin. Kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal dari flora normal usus dan hidup secara komensal di introitus vagina, prepusium penis, kulit perineum, dan sekitar anus. Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui 4 cara, yaitu:1. ascending;2. hematogen;3. limfogen;4. langsung dari organ sekitar yang sebelumnya sudah terinfeksi atau eksogen sebagai akibat dari pemakaian instrumen.Dua jalur utama terjadinya ISK adalah ascending dan hematogen. Namun, secara umum, infeksi paling sering terjadi dengan cara ascending, walapupun infeksi secara hematogen dapat terjadi pada anak usia infant.1. Infeksi AscendingInfeksi secara ascending (naik) dapat terjadi melalui 4 tahapan, yaitu:a. Kolonisasi mikroorganisme pada uretra dan daerah introitus vagina;b. masuknya mikroorganisme ke dalam buli-buli;c. multiplikasi dan penempelan mikroorganisme dalam kandung kemih;d. naiknya mikroorganisme dari kandung kemih ke ginjal.Terjadinya infeksi saluran kemih karena adanya gangguan keseimbangan antara mikroorganisme penyebab infeksi (uropatogen) sebagai agent dan epitel saluran kemih sebagai host. Gangguan keseimbangan ini disebabkan oleh pertahanan tubuh dari host yang menurun atau karena virulensi agent yang meningkat.1.1. Faktor hostKemampuan host untuk menahan mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :a. Pertahanan lokal dari host;b. Peranan sistem kekebalan tubuh yang terdiri dari imunitas selular dan humoral.Tabel 2. Pertahanan lokal terhadap infeksi. NoPertahanan lokal tubuh terhadap infeksi

1.Mekanisme pengosongan urin yang teratur dari buli-buli dan gerakan peristaltik ureter (wash out mechanism)

2.Derajat keasaman (pH) urin

3.Osmolaritas urin yang cukup tinggi

4.Panjang uretra pada pria

Pertahanan lokal sistem saluran kemih yang paling baik adalah mekanisme wash out urin, yaitu aliran urin yang mampu membersihkan kuman-kuman yang ada di dalam urin. Gangguan dari sistem ini akan mengakibatkan kuman mudah sekali untuk bereplikasi dan menempel pada urotelium. Mekanisme wash out dapat berjalan dengan baik dengan aliran urin yang adekuat adalah jika:a. Jumlah urin cukup;b. Tidak ada hambatan didalam saluran kemih.Oleh karena itu, kebiasaan jarang minum dan gagal ginjal menghasilkan urin yang tidak adekuat, sehingga memudahkan terjadinya infeksi saluran kemih.Keadaan lain yang dapat mempengaruhi aliran urin dan menghalangi mekanisme wash out adalah adanya:1. Stagnansi atau stasis urin (miksi yang tidak teratur atau sering menahan kencing, obstruksi saluran kemih, adanya kantong-kantong pada saluran kemih yang tidak dapat mengalir dengan baik misalnya pada divertikula, dan adanya dilatasi atau refluks sistem urinaria.2. Didapatkannya benda asing di dalam saluran kemih yang dipakai sebagai tempat persembunyian kuman.1.2. Faktor agent (mikroorganisme)Bakteri dilengkapi dengan pili atau fimbriae yang terdapat di permukaannya. Pili berfungsi untuk menempel pada urotelium melalui reseptor yang ada dipermukaan urotelium. Ditinjau dari jenis pilinya terdapat 2 jenis bakteri yang mempunyai virulensi berbeda, yaitu :a. Tipe pili 1, banyak menimbulkan infeksi pada sistitis.b. Tipe pili P, yang sering menimbulkan infeksi berat pielonefritis akut.Selain itu beberapa bakteri mempunyai sifat dapat membentuk antigen, menghasilkan toksin (hemolisin), dan menghasilkan enzim urease yang dapat merubah suasana urin menjadi basa.2. HematogenInfeksi hematogen kebanyakan terjadi pada anak usia infant, anak dengan daya tahan tubuh yang rendah karena menderita sesuatu penyakit kronis, atau pada anak yang mendapatkan pengobatan imunosupresif. Penyebaran hematogen bisa juga timbul akibat adanya fokus infeksi di tempat lain, misalnya infeksi S. aureus pada ginjal bisa terjadi akibat penyebaran hematogen dari fokus infeksi di tulang, kulit, endotel, atau tempat lain. M. Tuberculosis, Salmonella sp., pseudomonas sp., Candida albicans, dan Proteus sp termasuk jenis bakteri/ jamur yang dapat menyebar secara hematogen. Walaupun jarang terjadi, penyebaran hematogen ini dapat mengakibatkan infeksi ginjal yang berat, misal infeksi Staphylococcus dapat menimbulkan abses pada ginjal .

3.5. Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Infeksi Saluran Kemih1. Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah adalah : Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih Spasme pada area kandung kemih dan suprapubis Hematuria Nyeri punggung dapat terjadi2. Tanda dan gejala ISK bagian atas adalah : Demam Menggigil Nyeri panggul dan pinggang Nyeri ketika berkemih Malaise Pusing Mual dan muntahBerdasarkan bagian saluran kemih yang terinfeksi, tanda dan gejala sebagai berikut: Sistitis : piuria urgensi, frekuensi miksi meningkat perubahan warna dan bau urine, nyeri suprapublik, demam biasanya tidak ada. Uretritis : mungkin mirip dengan sistitis kecuali adanya discharge urethra Prostatitis: serupa dengan sistitis kecuali gejala obstruksi orifisium uretra (cont: hesitansi, aliran lemah). Pielonefritis : demam, menggigil, nyeri punggung atau bokong, mual, muntah, diare. Abses ginjal (intrarenal atau perinefrik); serupa dengan pielonefritis kecuali demam menetap meskipun diobati dengan antibiotik.

3.6. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Infeksi Saluran Kemih3.6.1 Keluhan Pokoka. Disurib. Poliaksuric. Urgensi (terdesak miksi)d. Nyeri supra pubise. Tenesmus (rasa nyeri dan ada keinginan untuk miksi walaupun buli-buli kosong)keluhan tersebut umumnya karena sistisis.f. Stranguri (kencing susah disertai kejang otot punggung)g. Nokturih. Panas, menggigil, muntah-muntah,umumnya karena pielo nefritis.i. Enuresis nocturnal sekunder (pada orang dewasa mengompol)j. Protatismus (sulit memulai miksi, arusnya kurang deras, berhenti ketika sedang bermiksi)k. Hematuria3.6.2.Pemeriksaan fisika. Febrisb. Nyeri tekan suprapubikc. Nyeri ketok sudut kostovertebra. 3.6.3. Laboratoriuma. Lekositosisb. Lekosituriac. Kultur urin (+): bakteriuria > 105/ml urin.3.7. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Banding Infeksi Saluran Kemih3.7.1. Pielonefritis akutPielonefritis (infeksi traktus urinarius atas) merupakan infeksi bakteri pada piala ginjal, tubulus dan jaringan intertisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kemih melalui uretra dan naik ke ginja.Meskipun ginjal menerima 20% sampai 25% curah jantung bakteri jarang mencapai ginjal melalui aliran darah dan kasus penyebaran secara hematogen kurang dari 3 %. Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih secara asendens. Pielonefritis akut biasanya memperihatkan gejala, antara lain: a. Demam b. Menggigil c. Nyeri pinggang d. Disuria Pielonefritis kronik mungkin memperlihatkan gambaran mirip dengan pielonefritis akut, tetapi dapat juga menimbulkan hipertensi dan akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal. Urinalisis a. Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpb sedimen air kemih b. Hematuria 5 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih. c. Proteinuria (1,5-2 g/ 24jam) Bakteriologis a. Mikroskopis: satu bakteri lapangan pandang minyak emersi. b. Biakan bakteri: 102 103 organisme koliform/mL urin plus piuria. c. Tes kimiawi: tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna pada uji carik. 3.7.2. Glomerulonefritis akutGlomerulonefritis merupakan penyakit peradangan ginjal bilateral. Peradangan dimulai dalam glomerulus dan bermanifestasi sebagai proteinuria dan atau hematuria. Meskipun lesi utama pada gromelurus, tetapi seluruh nefron pada akhirnya akan mengalami kerusakan, sehingga terjadi gagal ginjal. Glomerulonefritis akut juga disebut dengan glomerulonefritis akut post sterptokokus (GNAPS) adalah suatu proses radang non-supuratif yang mengenai glomeruli, sebagai akibat infeksi kuman streptokokus beta hemolitikus grup A, tipe nefritogenik di tempat lain. Glomerulonefritis akut paling lazim terjadi pada anak-anak 3 sampai 7 tahun meskipun orang dewasa muda dan remaja dapat juga terserang , perbandingan penyakit ini pada pria dan wanita 2:1.Sebenarnya bukan sterptokokus yang menyebabkan kerusakan pada ginjal. Diduga terdapat suatu antibodi yang ditujukan terhadap suatu antigen khusus yang merupakan unsur membran plasma sterptokokal spesifik. Terbentuk kompleks antigen-antibodi didalam darah dan bersirkulasi kedalam glomerulus tempat kompleks tersebut secara mekanis terperangkap dalam membran basalis.selanjutnya komplomen akan terfiksasi mengakibatkan lesi dan peradangan yang menarik leukosit polimorfonuklear (PMN) dan trombosit menuju tempat lesi. Fagositosis dan pelepasan enzim lisosom juga merusak endothel dan membran basalis glomerulus (IGBM). Sebagai respon terhadap lesi yang terjadi, timbul proliferasi sel-sel endotel yang diikuti sel-sel mesangium dan selanjutnya sel-sel epitel. Semakin meningkatnya kebocoran kapiler gromelurus menyebabkan protein dan sel darah merah dapat keluar ke dalam urine yang sedang dibentuk oleh ginjal, mengakibatkan proteinuria dan hematuriaMenurut penelitian yang dilakukan penyebab infeksi pada glomerulus akibat dari reaksi hipersensivitas tipe III. Kompleks imun (antigen-antibodi yang timbul dari infeksi) mengendap di membran basalis glomerulus. Aktivasi komplemen yang menyebabkan destruksi pada membran basalis glomerulus. Hipotesis lain yang sering disebut adalah neuraminidase yang dihasilkan oleh Streptokokus, merubah IgG menjadi autoantigenic. Akibatnya, terbentuk autoantibodi terhadap IgG yang telah berubah tersebut. Selanjutnya terbentuk komplek imun dalam sirkulasi darah yang kemudian mengendap di ginjal.Gambaran klinis dapat bermacam-macam. Kerusakan pada rumbai kapiler gromelurus mengakibatkan hematuria dan albuminuria, seperti yang telah dikemukakan sebelumnya. Urine mungkin tampak kemerah-merahan atau seperti kopi Kadang-kadang disertai edema ringan yang terbatas di sekitar mata atau di seluruh tubuh. Umumnya edema berat terdapat pada oliguria dan bila ada gagal jantung. Edema yang terjadi berhubungan dengan penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG/GFR) yang mengakibatkan ekskresi air, natrium, zat-zat nitrogen mungkin berkurang, sehingga terjadi edema dan azotemia. Peningkatan aldosteron dapat juga berperan pada retensi air dan natrium. Dipagi hari sering terjadi edema pada wajah terutama edema periorbita, meskipun edema paling nyata dibagian anggota. GFR biasanya menurun (meskipun aliran plasma ginja biasanya normal) akibatnya, ekskresi air, natrium, zat-zat nitrogen mungkin berkurang, sehingga terjadi edema dan azotemia.Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan:a. Hematuria makroskopikb. Proteinuria (0,2-3 g/dl)c. Oliguriad. Ada silinder eritrosit, silinder hialin, silinder berbutire. Kadar urea darah menigkat dan akan kembali normal bila penyakit membaikf. ASTO (+) membuktikan penyebab penyakit adalah bakteri kelompok streptokokus.3.7.3. UreterolithiasisObstruksi saluran kemih adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan dari output urine akibat adanya benda asing yang menghalangi aliran di saluran kemih.7,8a. Batu ginjal terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala.b. Batu di dalam kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat). Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang yang menjalar ke perut, inguinal, testikel atau labia.c. Mual dan muntahd. Demame. Darah di dalam urine (hematuria) baik secara makroskopik (