Tli Ketik Chemical

16
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan menerima berbagai informasi mengenai keadaan sekeliling mengenai beberapa inderanya. Indera tersebut memungkinkan untuk mendeteksi benda-benda pada suatu jarak tertentu. Indera penciuman ikan mampu mengindera bau dari sumber yang cukup jauh dari tempat ikan berada (Ramadhan, 2011). Rangsangan umpan dapat berupa umpan yang menarik ikan melalui penglihatan dan penciuman. Keberhasilan alat tangkap dapat ditingkatkan salah satunya dengan mengetahui respon makan ikan yang diindikasikan dengan ketertarikan terhadap umpan yang digunakan untuk menarik perhatian ikan target (Fitri, 2011). Rangsangan bau pada umpan dapat pula digunakan sebagtai pemikat dalam penangkapan ikan. Misalnya pada alat tangkap pancing. Ikan menyukai umpan berasam amino tinggi. Jadi umpan dengan asam amino tinggi dapat digunakan pada alat tangkap pancing. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum Tingkah laku ikan tentang chemical stimuli adalah agar praktikan dapat mengetahui respon ikan terhadap rangsangan bau dari objek yang berbeda.

description

semoga bermanfaat

Transcript of Tli Ketik Chemical

Page 1: Tli Ketik Chemical

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan menerima berbagai informasi mengenai keadaan sekeliling mengenai

beberapa inderanya. Indera tersebut memungkinkan untuk mendeteksi benda-benda

pada suatu jarak tertentu. Indera penciuman ikan mampu mengindera bau dari

sumber yang cukup jauh dari tempat ikan berada (Ramadhan, 2011).

Rangsangan umpan dapat berupa umpan yang menarik ikan melalui

penglihatan dan penciuman. Keberhasilan alat tangkap dapat ditingkatkan salah

satunya dengan mengetahui respon makan ikan yang diindikasikan dengan

ketertarikan terhadap umpan yang digunakan untuk menarik perhatian ikan target

(Fitri, 2011).

Rangsangan bau pada umpan dapat pula digunakan sebagtai pemikat dalam

penangkapan ikan. Misalnya pada alat tangkap pancing. Ikan menyukai umpan

berasam amino tinggi. Jadi umpan dengan asam amino tinggi dapat digunakan pada

alat tangkap pancing.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum Tingkah laku ikan tentang chemical stimuli adalah

agar praktikan dapat mengetahui respon ikan terhadap rangsangan bau dari objek

yang berbeda.

Tujuan dari praktikum Tingkah laku ikan tentang chemical stimuli adalah agar

mengetahui respon ikan terhadap rangsangan bau yang ditimbulkan suatu obyek

berbeda.

1.3 Waktu dan Tempat

Praktikum lapang Tingkah laku ikan dengan materi respon penciuman ikan

(chemical stimuli) dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 4 Mei 2013 pukul 07.00

WIB – 08.40 WIB, di Laboratorium Penangkapa Ikan gedung D lantai 1 Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.

Page 2: Tli Ketik Chemical

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan

Menurut Fink (1993), klasifikasi ikan piranha yaitu :

Kingdom : Animalia

Klass : Actinopterygii

Ordo : Characiformes

Genus : Pyjocentrus

Species : Pyjocentrus natareri

Menurut Putra (2012), piranha adalah ikan terkecil yang mampu menjelajah

perairan tawar dunia. Mulut piranha kecil dan tajam, giginya segitiga dan dibuat

khusus untuk menususk dan merobek daging mangsanya.

Makanan utamanya adalah serangga, cacing dan ikan. Sedangkan ikan yang

lebih kecil (8-11 cm), aktif pada siang hari. Piranha biasanya hidup berkelompok

dalam skala kecil (Fink, 1993).

2.2 Tingkah Laku Umum dan Khusus Ikan

Ikan Piranha termasuk jenis ikan agresif dan ganas. Biasanya bergerombol

dan apabila sudah mendapat mangsa maka akan tampak seperti gumpalan ikan

sarden atau teri (Pobersonal, 2011).

Piranha memiliki indra penciuman yang baik. Indra penciuman mirip hiu yang

dapat mencium bau darah dari jarak jauh. Namun ada ahli berpendapat bahwa

piranha dapat menemukan mangsa berdasar suara “keripak” dari mangsa yang

berada di dalam air (Julian, 2011).

2.3 Organ Penciuman

Secara umum, olfaktori serupa dengan organ nasal untuk penciuman manusia.

Namun lubang/cuping hidung pada ikan jarang terbuka ke dalam rongga mulut.

Dasar dari lubang hidung dibentuk oleh epithelium penciuman atau mukosa berupa

lipatan ros (Fujaya, 2008).

Page 3: Tli Ketik Chemical

Ikan mendeteksi adanya reseptor pembau dalam bentuk stimuli kimia. Stimuli

tersebut melalui lubang hidung (nostril) dan dirubah dalam bentuk signal elektrik

yang berasal dari gerakan silia yang kemudian melewati olfactory lamella yang

berbentuk rosette (bunga mawar). (Riyanto, 2008)

2.4 Fungsi Allomon dan Feromon

Allomon adalah suatu senyawa kimia yang dilepas oleh organism dan

menimbulkan respon pada individu species lain. Organisme pelepas memperoleh

keuntungan, sedangkan penerimanya dirugikan (Fitri, 2008).

Menurut Stacey, et.al (2010), peranan feromon dalam pengenalan wilayah

dapat dicermati pada tingkah laku salmon yang melakukan pemijahan di sungai

kemudian bermigrasi ke laut dan kembali ke sungai lagi ketika akan meninggal.

Feromon sebagai alarm biasanya digunakan ketika terjadi sesuatu keadaan

bahaya. Dalam hal ini biasanya ikan-ikan mengeluarkan zat berupa lender yang

dikeluarkan melalui permukaan kulit dalam jumlah sedikit (Purbayanto, et. al, 2010).

2.5 Umpan

2.5.1 Umpan Cumi-Cumi

Berdasarkan hasil pengamatan, jenis umpan cumi dan udang menghasilkan

tangkapan terbanyak pada ikan kerapu bebek (Titaley, 2000 dalam Dian, 2008).

Di saat inilah diyakini umpan cumi-cumi akan efektif dibandingkan malam hari

di saat tidak ada lagi sinar matahari dibandingkan saat mulai menggunakan sinar

lampu berdaya listrik. Sehingga umpan yang tertangkap dari kedua jenis ini tidak

terlalu signifikan, karena di saat masih ada cahaya matahari umpan cumi-cumi lebih

efektif.

2.5.2 Umpan Udang

Menurut Dian (2008), bahwa kandungan protein tertinggi terdapat pada

umpan ikan, kandungan lemak tertinggi terdapat pada umpan gonad bulu babai, dan

kandungan air tertinggi terdapat pada umpan udang (777,95 mg/g).

Page 4: Tli Ketik Chemical

Menurut Riyanto (2008), bahwa efektivitas tertinggi yang dimiliki antara

umpan udang, rucah dan bulu babi yaitu tertinggi terdapat pada umpan udang

dengan presentase 71,46%.

2.5.3 Umpan Ayam

Absorbsi protein ikan lebih tinggi dari sapi, ayam, dan lain sebagainya. Karena

daging ikan mempunyai serat-serat protein yang lebih pendek dari pada serat daging

sapi (Sarjogyo, 2000).

Menurut Subani dan Barus (1989) dalam Dian (2008), efektivitas bubu sebagai

alat tangkap pasif akan lebih baik pengoperasiannya menggunakan umpan (ayam,

cumi, udang).

2.6 Kaitan Respon Penciuman dengan Penangkapan

Penggunaan umpan pada pengoperasian suatu alat tangkap berfungsi

mengundang atau merangsang ikan sehingga sistem pengoperasiannya yang

dilakukan akan lebih efektif (Fitri, et. al, 2008).

Penggunaan umpan dalam penangkapan ikan adalah untuk memikat ikan atau

binatang lainnya sebagai suatu mangsa. Umpan merangsang penglihatan, indera

penciuman dan rasa pada ikan akibat gerak, bentuk, aroma dan warna (Van Brant,

1960 dalam Gunarso, 2011)

Page 5: Tli Ketik Chemical

3. METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum Tingkah laku ikan tentang Chemical

stimuli adalah :

1. Akuarium : sebagai wadah percobaan.

2. Aerator : untuk pertukaran oksigen dalam air dan penyebaran bau.

3. Stopwatch : untuk mengukur lama fase

4. Tongkat : Untuk menggantung umpan

5. Penggaris : untuk mengukur peletakan umpan

6. Filter : untuk memfilter air dalam akuarium

7. Serok : Untuk memindahkan ikan.

3.1.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum Tingkah laku ikan tentang Chemical

stimuli adalah :

1. Umpan udang : sebagai umpan.

2. Umpan ayam : sebagai umpan.

3. Umpan cumi : sebagai umpan.

4. Air : sebagai media ikan

5. Benang : untuk mengikat umpan.

Page 6: Tli Ketik Chemical

3.2 Skema Kerja

1. Umpan udang

Disiapkan alat dan bahan

Digiring ikan menuju garis start

Dipasang sekat pada garis start selama 5 menit dihitung menggunakan

stopwatch

Dipasang umpan udang

Diamati dan dicatat tingkah laku ikan pada fase arousal, searching, dan

finding

Dicatat waktu pada tiap fase, dihitung menggunakan stopwatch

2. Umpan cumi-cumi

Disiapkan alat dan bahan

Digiring ikan menuju garis start

Dipasang sekat pada garis start selama 5 menit dihitung menggunakan

stopwatch

Dipasang umpan cumi-cumi

Diamati dan dicatat tingkah laku ikan pada fase arousal, searching, dan

finding

Dicatat waktu pada tiap fase, dihitung menggunakan stopwatch

Umpan cumi-cumi

Hasil

Hasil

Umpan udang

Page 7: Tli Ketik Chemical

3. Umpan ayam

Disiapkan alat dan bahan

Digiring ikan menuju garis start

Dipasang sekat pada garis start selama 5 menit dihitung menggunakan

stopwatch

Dipasang umpan ayam

Diamati dan dicatat tingkah laku ikan pada fase arousal, searching, dan

finding

Dicatat waktu pada tiap fase, dihitung menggunakan stopwatch

Umpan ayam

Hasil

Page 8: Tli Ketik Chemical

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan

Nama Ikan : Ikan Piranha

Nama Latin : Pujosentris naterery

Waktu (menit) dan Tingkah laku ikan

Fase Umpan I (udang) Umpan II (cumi) Umpan III (ayam)

Arousal Ikan piranha

berenang dan

mulai mendeteksi

bau umpan

selama 5 menit 1

detik

Ikan piranha

mencium bau

umpan dan mulai

mendeteksi

selama 47 detik

Ikan piranha mulai

mendeteksi bau

umpan dan

mencium bau

umpan selama 6

menit 30 detik

Searching Ikan mulai

mencari umpan

atau asal bau

umpan selama

38 detik

Ikan piranha

mulai mencari-

cari bau umpan

dan mencari

letak umpan

selama 10 detik

Ikan piranha mulai

mencari umpan

selama 7 menit 30

detik

Finding Ikan menemukan

umpan selama 2

detik

Ikan piranha

tidak melakukan

fase finding

Ikan piranha

menemukan

umpan dengan

membutuhkan

waktu 1 menit

Total waktu 5.41 10.47 15.00

4.2 Analisa Prosedur

Dalam praktikum tingkah laku ikan dengan materi tentang chemical stimuli

pertama – tama yang dilakukan yaitu mempersiapkan alat dan bahannya. Alat-alat

Page 9: Tli Ketik Chemical

yang digunakan adalah akuarium yang berfungsi sebagai media hidup ikan, sekat

yang berfungsi untuk memberi batas start, aerator yang berfungsi untuk memberi

suplai oksigen serta menyebarkan bau umpan, stopwatch yang berfungsi untuk

menghitung waktu tiap fase, tongkat yang berfungsi untuk penggantung umpan,

penggaris yang berfungsi untuk mengukur peletakan umpan, filter yang berfungsi

untuk memfilter atau menyaring air di dalam akuarium, serok yang berfungsi untuk

mengambil atau menyerok ikan atau memindahkan Ikan. Bahan-bahan yang

digunakan yaitu Ikan piranha yang berfungsi sebagai objek yang akan diamati,

umpan udang yang berfungsi indikator respon, umpan cumi-cumi yang berfungsi

indikator respon, umpan ayam yang berfungsi indikator respon, air yang berfungsi

sebagai media hidup ikan, dan benang yang berfungsi untuk mengikat umpan.

Setelah alat dan bahan disiapkan, pertama-tama memindahkan ikan uji dari

bak ke dalam akuarium, membiarkan ikan selama 5 menit, kemudian menggiring

ikan ke start yaitu area untuk persiapan uji, dan dipasang sekat akuarium, kemudian

dipasang umpan (udang, cumi-cumi, ayam) pada jarak 50 cm dari sekat dan 20 cm

dari dasar. Ketiga umpan tersebut diletakkan pada akuarium yang berbeda dengan

satu akuarium satu ikan. Setelah ikan brada pada garis start selama 5 menit sekat

dibuka. Dicatat waktu serta mengamati tingkah laku ikan pada tiap fase ( arousal,

searching, dan finding) terhadap umpan.

4.3 Analisa Data Hasil Pengamatan

Menurut fitri (2008), asam amino merupakan kandungan kimia umpan yang

dapat merangsang organ penciuman sekaligus nafsu makan.

Menurut Baskoro (2011), fase tingkah laku ikan yang diidentifikasi meliputi

arousal, location, near field, ingress, dan escape. Tahapan tersebut disesuaikan

dengan alat tangkap, namun dari praktikum tidak sampai ke fase memakan umpan

atau uptake karena tidak memperhatikan jenis umpan, besar umpan dan bukaan

mulut ikan.

Dari data hasil pengamatan diperoleh bahwa fase arousal, searching dan

finding ikan piranha terhadap umpan udang berturut-turut adalah 5,01 menit, 0,38

menit, dan 0,02 menit. Pada umpan cumi-cumi didapatkan 0,41 menit, 10 menit dan

tidak tidak mengalami fase finding. Sedangkan pada umpan ayam yaitu 6,30 menit,

Page 10: Tli Ketik Chemical

7,30 menit dan 1 menit. Dengan total waktu pada umpan udang 5,41 menit, umpan

cumi-cumi 10,47 menit, dan umpan ayam 15,00 menit. Berdasarkan data di atas,

ikan piranha lebih menyukai udang dibandingkan cumi-cumi dan ayam.

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum tingkah laku ikan tentang chemical stimuli dapat disimpulkan

sebagai berikut :

Ikan piranha dengan nama latin Pygocentrus naterery merupakan family dari

characidae.

Ikan piranha besar makanan utamanya serangga, cacing, dan ikan.

Ikan piranha mendeteksi adanya reseptor pembau dalam bentuk stimuli

kimia.

Alomon senyawa kimia yang dilepas oleh suatu organisme dan menimbulkan

respon pada individu spesies lain.

Feromon dalam pengenalan wilayah dapat dicermati pada tingkah laku ikan

saat akan menuju tempat memijah dan kembali ke tempat asalnya.

Umpan cumi efektif pada siang hari, umpan udang memiliki efektivitas

tertinggi.

Penggunaan umpan pada waktu penangkapan yaitu untuk memikat umpan.

Berdasarkan pengamatan, total waktu ikan piranha terhadap umpan udang

yaitu 5.41 menit, umpan cumi-cumi 10.47 menit, umpan ayam 15.00, dapat

dikatakan bahwa ikan piranha lebih menyukai umpan udang.

5.2 Saran

Praktikum tingkah laku ikan yang dilakukan semakin baik dan lancar, diharapkan

meningkatkan kerjasama antara asisten dan praktikan.

Page 11: Tli Ketik Chemical

DAFTAR PUSTAKA

Adityarini, 2012. Pengaruh Penggunaan perbedaan konstruksi Mata Pancing dan

Jenis Umpan Pada Pancing Ulur. Program Studi Pemanfaatan

Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Universitas Diponegoro.

Baskoro, M.S. 2011. Tingkah laku ikan Hubungannya dengan Ilmu dan Teknologi

Perikanan Tangkap. Lubuk Agung.

Dian. 2008. Respon Penglihatan dan Penciuman Ikan Kerapu Terhadap Umpan

Terkait dengan Efektivitas Penangkapan. IPB. Bogor.

Fink, W.L. 1993. Revision of the Piranha Genus Pygocentrus copeia. Vol.

199(3):665-689.

Fitri, A.D.P. Asriyanto, dan Y. Asmara. 2008. Studi Pendahuluan Pengaruh Umpan

terhadap Tingkah laku ikan Kakap Merah ( Lutjanus argentimaculatus).

Jurusan Perikanan. Universitas Diponegoro. Semarang

Fujaya, Yushinta. 2008. Fisiologi Ikan. Rineka Cipta . Jakarta.

Gunarso, W. 1985. Tingkah laku ikan dalam Hubungannya dengan Alat, Metode,

dan Teknik Penangkapan. Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan.

IPB. Bogor

Julian, W. 2011. Penciuman Ikan. http://JulianFish.blogspot.com . Diakses pada 9

mei 2013 pukul 09.00 WIB

Pobersonai. 2011. Ikan Piranha dan Habitatnya.

http://Pobersonai.blogspot.com/2011/05/08. Diakses pada 8 Mei 2013

pada pukul 16.00 WIB.

Purbayanto, dkk. 2010. Fisiologi dan Tingkah laku ikan pada Perikanan Tangkap. PT

Penerbit IPB. Bogor

Page 12: Tli Ketik Chemical

Putra. 2012. Piranha. http://rezayamanakamandalaputra.blogspot.com . Diakses

pada 9 mei 2013 pukul 13.00 WIB

Ramadhan. 2011. Efektivitas Alat Tangkap Mini Purse Seine Menggunakan Sumber

Cahaya yang Berbeda Terhadap Hasil Tangkapan Ikan Kembung

(Rastadigger sp.). Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan

Walsh, S.J.E. Richard. 2001. Phototaxis in Prophila. A Critical Evaluation Miss

Understanding. Articles Scritis of America. Vol 61 (3):339-345

Wyatt. T. 2010. Pheromones and Signatures Mixtures: Defining Species-Wide

Signals and Variable Cues for Identity in both Invertebrates and

Vertebrates. J Comp Phycial A. 196. 685-700